Sistem endokrin Pernahkan Anda memperhatikan perubahan pada diri Anda saat
pertama kali mendapat haid? Saat itu terjadi regulasi hormon yang dikendalikan oleh
hipotalamus terhadap hipofise.
hipofise mempengaruhi ovarium, kemudian lapisan endometrium luruh akibat pengaruh hormon
yang dihasilkan oleh ovarium. Regulasi hormonal ini terjadi karena sistem endokrin.
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar endokrin atau kelenjar buntu yang dapat
memengaruhi organ-organ lain. Sistem ini dilakukan oleh sel endokrin atau sel kelenjar sekretori
yang menyusun kelenjar endokrin. Kelenjar tersebut menghasilkan hormon yang dibawa
langsung ke cairan interstitial, sistem limfoid, atau darah. Hormon sebagai pembawa pesan
kimiawi antar sel atau antar kelompok sel, selanjutnya akan menerjemahkan pesan tersebut
menjadi suatu tindakan.
Kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu atau tanpa saluran yang menyekresi hormon untuk
memengaruhi organ-organ lain. a. Pengertian kelenjar endokrin Hormon yang telah disekresi,
disalurkan melalui darah menuju sel sasaran. Sebagian hormon memiliki satu jenis sel sasaran,
yang lainnya banyak. Sel sasaran tersebut memiliki reseptor untuk mengikat hormon
bersangkutan.
Sistem endokrin terutama mengontrol aktivitas yang lebih memerlukan durasi dari pada
kecepatan, dalam hal:
(1) pengaturan metabolisme organic serta keseimbangan H2O dan elektrolit;
(2) mendorong perubahan-perubahan adaptif untuk menggatasi stress;
(3) meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat sekuensial dan berlangsung
mulus;
(4) mengontrol reproduksi;
(5) mengatur produksi sel darah merah;
(6) bersama dengan sistem saraf otonom, mengontrol dan mengintegrasikan sirkulasi
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin yang tersebar ditubuh. Walaupun kelenjar-
kelenjar endokrin umumnya tidak berhubungan secara anatomis, mereka secara fungsional
dianggap membentuk suatu sistem.
Kelenjar-kelenjar tersebut melaksanakan fungsi mereka dengan menseksresikan hormon, dan di
antara berbagai kelenjar endokrin berlangsung banyak interaksi fungsional. Pada kenyataannya,
fungsi satu-satunya sebagian hormon adalah mengatur produksi dan sekresi hormon lain.
Suatu hormon yang fungsi utamanya mengatur sekresi hormon kelenjar endokrin lain secara
fungsional diklasifikasikan sebagai hormon tropik.
Sebagai contoh, satu-satunya fungsi thyroid stimulating hormon (TSH) dari kelenjar hipofisis
anterior adalah mengatur sekresi hormon tiroid. Hormon nontropik menimbulkan pengaruhnya
terutama pada jaringan sasaran nonendokrin. Contoh: hormon tiroid, yang meningkatkan tingkat
konsumsi O2 serta aktivitas metabolisme hampir semua sel di tubuh.
Kompleksitas sistem endokrin adalah
(1) sebuah kelenjar endokrin menghasilkan banyak hormon, contoh: kelenjar hipofise;
(2) sebuah hormon disekresikan oleh lebih dari satu kelenjar endokrin, contoh: hormon
somatostatin dihasilkan oleh hipotalamus dan pancreas;
(3) sebuah hormon memiliki lebih dari satu jenis sel sasaran, contoh: vasopresin mendorong
reabsorsi H2O oleh tubulus ginjal serta vasokonstriksi arteriol di seluruh tubuh;
(4) Satu sel sasaran dapat dipengaruhi oleh lebih dari satu hormon, contoh sel hati. Insulin
mendorong sel hati merubah glukosa menjadi glikogen. Glukagon meningkatkan penguraian
glikogen menjadi glukosa dalam sel hati;
(5) suatu zat perantara kimiawi dapat berupa hormon atau neurotransmitter, contoh: norepinefrin
disekresikan oleh medulla adrenal sebagai hormon dan dilepaskan sebagai neurotransmitter
oleh serat saraf pascaganglion simpatis;
(6) sebagian organ hanya memiliki fungsi endokrin saja, contoh: hipofise anterior dan kelenjar
tiroid.
Anatomi fisiologi kelenjar endokrin Tubuh manusia memiliki beberapa kelenjar endokrin. Berikut
ini diuraikan secara lebih rinci tentang kelenjar endokrin
a.Hipotalamus
Organ ini merupakan master gland yang terletak di dasar otak. Hipotalamus dihubungkan
dengan hipofisis anterior melalui pembuluh portal, sedangkan ke hipofise posterior
melalui sistem saraf. Kelenjar endokrin ini menghasilkan stimulating hormon realising
faktor dan inhibitory hormon bagi hipofisis.
Sekresi dari hipotalamus berupa lima hormon peptide, yaitu:
(1) Gonadotropin realizing hormon (GnRH) untuk merangsang sekresi foliclle stimulating
hormon (FSH), luteotizing hormon (LH), Luteotropin hormon (LTH);
(2) Tirotropin realizing hormon (TRH),
(3) Corticotropin realizing hormon (CRH),
(4) somatostatin dan
(5) Growth hormon realizing hormon (GHRH).
b. Hipofise
Hipofise terletak di sella tursika pada dasar otak, di dalam fosa hipofisis tulang sfenoid.
Sekresi kelenjar hipofise dikendalikan oleh hipotalamus. Organ ini tersusun atas tiga
lobus, yaitu :
1) Lobus depan disebut Hipofisis anterior (Adenohipofisis) Lobus ini menghasilkan empat
hormon berikut ini.
a) Tirotropin stimulating hormon (TSH) untuk merangsang kelenjar tiroid agar
menghasilkan hormon tiroksin,
b) Growth hormon (GH) untuk merangsang pertumbuhan otak,
c) Gonadotropic hormon yang terdiri-dari:
- follicle stimulating hormon (FSH) untuk merangsang pertumbuhan folikel-folikel pada
ovarium;
- lutenizing hormon (LH) untuk merangsang pembentukan korpus luteum;
- prolactin untuk merangsang kelenjar mammae Anatomi Hipotalamus dan Hipofise
(Sumber: Faller, A. & Schuenke, M. 2004; 549 )
agar menghasilkan air susu ibu (ASI),
- Adrenocorticotropin hormon (ACTH) untuk merangsang kelenjar suprarenal
menghasilkan kortisol.
2) Lobus tengah disebut dengan hipofisis intermediate
Lobus ini terletak di antara lobus posterior dan anterior. Menghasilkan Melanosit
Stimulating Hormon / melanotropin yang berfungsi merangsang melanogenesis untuk
memberi warna gelap pada kulit. Selain itu juga menghasilkan Endorphin untuk
mengendalikan reseptor rasa nyeri.
3) Lobus belakang disebut Hipofisis posterior (neurohipofisis)
Lobus ini menghasilkan dua hormon, yaitu
- (1) antidiuretic hormon (ADH) untuk mengendalikan produksi atau kepekatan
urine;
- (2) oksitosin untuk merangsang kontraksi uterus.
- 3. Badan pineal (epifisis) Organ ini terletak di posterior hipotalamus.
Organ ini mensintesis hormon melatonin saat gelap. Kerja Badan pineal
dihambat oleh cahaya. Koordinasi hormon ini ke target organ melalui sistemik
(gonad), sedangkan ke hipotelamus melalui zalir serebrospinalis.
Hormon melatonin mempengaruhi sekresi GnRH, LH, FSH, dan menghambat
kerja ovarium. Dalam fungsi reproduksi, mempengaruhi siklus seksual dan siklus
haid, pertumbuhan gonad, perkembangan seks sekunder. Gambar 10 Hubungan
hipotalamus-hipofise (sumber: Scanlon & Sander, 2007; 227) Kembali ke :
Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Test Formatif 5
4. Tiroid Organ ini berbentuk seperti kupu-kupu,
terletak di bawah laring yang memiliki berat 15 sampai 60 g. Tiroid terdiri-dari dua
lobus yang dihubungkan oleh isthmus. Setiap lobus tersusun atas folikel-folikel tertutup.
Hormon-hormon tiroid dihasilkan oleh folikel kelenjar tiroid. Menghasilkan hormon
thyroxine (T4), triiodothyronine (T3), dan kalsitonin. Sel parafolikuler atau sel C dalam
interstitium kelenjar tiroid juga menghasilkan kalsitonin. Fungsi kelenjar tyroid adalah
mengatur kegiatan metabolic, merangsang oksidasi, mengatur penggunaan O2 dan
pengeluaran CO2, mempengaruhi perkembangan susunan saraf, dan merangsang
pertumbuhan.
5. Paratiroid Kelenjar ini dalam keadaan normal terdapat 4 buah, dua buah di sisi kiri dan
dua buah di sisi kanan atau dua buah di bagian atas (superior) dan dua buah di bagian
bawah (inferior). Terletak di belakang kelenjar tiroid. Secara histologi, terdiri -dari sel
utama dan sel oksifil. Sel utama sebagai penghasil terbanyak hormon, s e d a n g k a n
sel oksifil m e n g h a s i l k a n sedikit hormon. Sel oksifil tidak ditemukan pada manusia
muda. Me n g h a s i l k a n parathormon yang berfungsi untuk m e t a b o l i s m e
kalsium dan fosfat. Peningkatan sekresi Parathormon Gambar 11 Kelenjar tiroid (Sumber
: Faller, A. & Schuenke, M. 2004; 319 ) Gambar 12 Kelenjar paratiroid (sumber: Scanlon
& Sander, 2007; 235) mengakibatkan absorbsi kalsium di ginjal, intestinum, dan tulang
sehingga terjadi kenaikan kadar kalsium dalam darah.
6. Timus Timus terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum, menghasilkan
hormon timus. Hanya dijumpai pada anak usia di bawah 18 tahun, ukurannya pada bayi
kira-kira 10 gram, bertambah pada masa remaja 30- 40 gram, kemudian berkerut. Fungsi
kelenjar timus adalah mengaktifkan pertumbuhan badan, mengurangi aktivitas kelenjar
kelamin, dan sebagai imunitas tubuh.
7. Pankreas Terletak di belakang lambung, setinggi L2, bermuara pada C-duodenum.
Pankres terdiri-dari 2 jaringan utama, yaitu : (1) Asini, menyekresi getah pencernaan ke
dalam duodenum; (2) Pulau langerhans, yang terdiri-dari (1) Sel alfa yang menyekresi
glucagon, (2) Sel beta yang menyekresi insulin, (3) Sel delta yang menyekresi
somatostatin, dan (4) sel delta menyekresi polipeptida (gastrin). Sekresi dari pulau
langerhans langsung ke darah.
Glukagon yang berfungsi untuk meningkatkan kadar glukosa dalam darah dengan cara
memobilisasi glukosa, asam lemak dan asam amino dari tempat cadangannya ke dalam
darah; Insulin yang berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa darah dengan cara
meningkatkan perubahan glukosa menjadi glikogen yang disimpan di hati; Somatotastin
berfungsi menekan growth hormon, menghambat saluran cerna (pengosongan lambung,
sekresi asam lambung, kontraksi bladder).
8. Suprarenal Kelenjar ini menempel di atas ginjal dan memiliki berat sekitar 5 gram.
Kelenjar ini terdiri-dari medulla adrenal dan korteks adrenal. Medulla adrenal secara
fungsional berhubungan dengan sistem saraf simpatik (sistem saraf Kelenjar Pankreas
otonom). Bagian ini menyekresi hormon epinefrin dan norefineprin.
Fungsinya adalah meningkatkan denyut jantung, menambah tekanan darah,
mempercepat pernapasan, dan meningkatkan produksi gula darah di hati. Korteks
adrenal dibagi menjadi tiga bagian (zona), yaitu zona glomerulus, zona fasiculat, dan
zona retikularis. Bagian ini menghasilkan hormon kortikosteroid. Zona glomerulus
menyekresi aldosteron (mineralokortikoid). Fungsinya adalah merangsang penyerapan
ion Natrium dari tubulus ginjal dan menurunkan penyerapan ion Kalium sehingga
mempertahankan tekanan osmotik darah. Efek primer pada metabolisme air dan mineral.
Zona fasiculat menyekresi kortisol (glukokortikoid). Fungsinya meningkatkan
pembentukan glukosa dari asam amino, antialergi dan inflamasi, menghasilkan energi.
efek primer pada metabolisme protein, lemak, karbohidrat. Zona retikularis menghasilkan
androgen (efek maskulinisasi) dan estrogen, efek primer untuk tanda-tanda seks
sekunder.
9. Gonad a) Testis Testis terletak di dalam skrotum, bentuk oval, warna putih. Ukuran:
panjang 4 cm, lebar 2,5 cm, tebal 3 cm. Berat 1014 g. Tersusun atas 200-300 lobi
masing-masing berisi tubulus seminiferous. Testis diselubungi oleh tunika albiginea dan
tunika vaginalis yang memungkinkan testis bebas bergerak di dalam skrotum. Antar
tubulus dihubungkan oleh sel-sel interstitial (sel leydig) yang menghasilkan hormon
testosterone. Tiga macam sel di testis, yaitu spermatogonia yang menghasilkan
spermatozoa, sel sertoli yang berfungsi memberi nutrisi kepada spermatozoa, dan sel
leydig yang menghasilkan hormon. Kelenjar Testis terletak di bagian interstitial testis.
Kelenjar ini dibentuk oleh sel-sel leydig yang menghasilkan hormon relaksin dan
Testosteron. Hormon relaksin berperan dalam mengatur relaksasi otot-otot yang
berkaitan dengan sifat kelamin. Hormon Testosteron berperan penting dalam pengaturan
pembentukan sperma dan ciri kelamin sekunder pria.
b) Ovarium Keduanya terletak di cavum peritonealis, pada ujung tuba fallopii. Organ kecil
berbentuk buah kenari, berwarna putih, permukaan tidak rata. Ukuran 3 cm x 2 cm x 1
cm. Beratnya 5-8 gram. Ovarium terdiri-dari bagian kortex tempat folikel dan bagian
medulla, tempat pembuluh darah, saraf, dan limfa.
Korteks ovarium merupakan bagian fungsional ovarium, sebagai tempat perkembangan
folikel ovarium. Ovarium menyekresi hormon seks yaitu estrogen, progesteron, dan
androgen.
10. Pengaruh kelenjar endokrin terhadap proses reproduksi Fungsi reproduksi sangat
dipengaruhi oleh kelenjar endokrin. Salah satu proses reproduksi yang terjadi adalah
proses menstruasi (haid). Haid adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus
disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Peristiwa ini merupakan koordinasi
antara hipotalamus-hipofise-ovarium-endometrium (uterus). Hipotalamus menyekresi
gonadotropin realizing factor (GnRF) untuk merangsang hipofise anterior menyekresi
FSH dan LH sesuai umpan balik dari estrogen maupun progesteron yang dihasilkan oleh
ovarium. Hormon estrogen maupun progesterone mempengaruhi penebalan
endometrium. Perubahan-perubahan kadar hormon sepanjang siklus haid disebabkan
oleh mekanisme umpan balik (feed back) antara hormon steroid dan hormon
gonadotropin. Estrogen menyebabkan umpan balik negative terhadap FSH, demikian
juga umpan balik negative terhadap LH jika kadar estrogen rendah. Jika kadar estrogen
tinggi, akan memberi umpan balik positif terhadap LH. Panjangnya siklus haid adalah
jarak antara tanggal mulainya (Sumber : Faller, A. & Schuenke, M. 2004; 475) Gambar
15. Tubulus Seminiferus
haid yang lalu sampai mulainya haid berikutnya. Siklus haid yang normal 21-35 hari.
Lama haid normal 3-5 hari. Siklus haid dibagi menjadi 3 fase, yaitu
a. Fase folikuler Fase folikuler dini terjadi tidak lama setelah haid dimulai. Beberapa
folikel berkembang di bawah pengaruh FSH yang meningkat. Hal ini disebabkan oleh
korpus luteum mengalami regresi, sehingga hormon progesterone berkurang. Dengan
berkembangnya folikel (Perkembangan dimulai dari folikel primordial menjadi folikel
sekunder kemudian folikel de graff), produksi estrogen meningkat dan ini menekan
sekresi FSH. Folikel de graff (folikel dominan) akan bertahan, sedangkan yang lainnya
mengalami atresia.
Saat ini estrogen memberikan umpan balik positif ke hipofise anterior sehingga terjadi
sekresi LH. Adanya LH menyebabkan folikel semakin banyak menyekresi estrogen.
Semakin tinggi kadar estrogen menyebabkan kadar FSH semakin rendah. Folikel
semakin masak dan mendekati dinding ovarium. Dinding endometrium pada fase ini
mengalami proliferasi sehingga mulai menebal. Penebalannya diikuti dengan
peningkatan vaskularisasi pada endometrium.
b. Fase / saat ovulasi Saat fase ini terjadi lonjakan LH (LH surge) pada pertengahan
siklus, mengakibatkan terjadinya ovulasi. Pecahnya folikel terjadi 16-24 jam setelah
lonjakan LH. Peristiwa ini terjadi karena kolagen pada dinding folikel mengalami
degenerative sehingga menjadi tipis. Diduga, degenerative dinding folikel tersebut
karena peranan prostaglandin F2. Kadar LH yang tinggi ini menetap kira-kira 24 jam dan
menurun pada fase luteal. Beberapa saat setelah ovulasi, estrogen menurun secara
cepat sehingga LH juga menurun.
c. Fase luteal. Fase ini berlangsung 10- 12 hari pasca ovulasi. Pada fase ini, sel-sel
granulosa membesar, membentuk vakuola bertumpuk pigmen kuning (lutein), folikel
menjadi korpus luteum. Vaskularisasi dalam lapisan granulosa juga bertambah dan
mencapai puncaknya pada 8-9 hari setelah ovulasi. Luteinisasi terjadi pada sel granulosa
dan sel teka pada korpus luteum. Luteinisasi sel granulosa pada korpus luteum
menyebabkan sekresi progesterone yang banyak, sedangkan luteinisasi pada sel teka
menghasilkan estrogen yang banyak juga. Lapisan endometrium pada fase ini terjadi
peningkatan vaskularisasi sehingga e n d o m e t r i u m semakin tebal, berkelok-kelok,
dan bersekresi. Pada saat ini endometrium kaya glikogen yang berguna untuk nutrisi
bagi hasil konsepsi. Dengan demikian, endometrium pada fase sekresi ini siap menerima
hasil konsepsi. Bila terjadi konsepsi, korpus luteum yang ada di ovarium dipertahankan
oleh hormon human chorionic gonadotropin (HCG) yang dihasilkan oleh trofoblast
sampai terbentuknya plasenta ( 16 minggu). Bila tidak terjadi konsepsi, fungsi korpus
luteum berkurang sehingga hormon progesterone menurun juga. Akibatnya adalah
endometrium mengalami nekrotis, kemudian terlepas dari dinding uterus dan luruh
bersama-sama disertai perdarahan yang dikenal dengan haid. Penurunan fungsi ovarium
menyebabkan menurunnya produksi hormon estrogen dan progesterone. Penurunan
estrogen menyebabkan berbagai kelainan, seperti atropi vagina, osteoporosis, gangguan
haid, dll. Gambar 16 Hubungan hipofise-ovarium-endometrium (Sumber : Scanlon &
Sander, 2007; 469 ) Kembali ke :
Kelenjar endokrin (endocrine gland) terdiri dan (1) kelenjar hipofise atau pituitari
(hypophysis or pituitary gland) yang terletak di dalam rongga kepala dekat dasar otak; (2)
kelenjar tiroid (thyroid gland) atau kelenjar gondok yang terletak di leher bagian depan; (3)
kelenjar paratiroid (parathyroid gland) dekat kelenjar tiroid; (4) kelenjar suprarenal
(suprarenal gland) yang terletak di kutub atas ginjal kiri-kanan; (5) pulau Langerhans (islets
of langerhans) di dalam jaringan kelenjar pankreas; (6) kelenjar kelamin (gonad) laki di testis
dan indung telur pada wanita. Placenta dapat juga dikategorikan sebagai kelenjar
endokrin karena menghasilkan hormon.
a. Kelenjar Endokrin
Kelenjar hipofisa
Kelenjar tiroid
Kelenjar paratiroid
Pulau-pulau pankreas
Kelenjar adrenal
Buah zakar
Indung telur.
Selama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin. Hipotalamus
melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa; beberapa diantaranya memicu
pelepasan hormon hipofisa dan yang lainnya menekan pelepasan hormon hipofisa.
Kelenjar hipofisa kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisa mengkoordinasikan
berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormon hipofisa memiliki efek
langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon
oleh organ lainnya.
Hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan
balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada
hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya.
Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa diantaranya
memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap konsentrasi zat-zat di
dalam darah:
Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan asam
lemak
Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat
Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap
perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis.
Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya tidak
disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat yang
hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya
ke dalam aliran darah.
Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama terbatas pada sistem
saraf.
b. Hormon
Kata hormone berasal dari kata Yunanai hormone yang artinya membuiat gerakan atau
membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur
kehidupan. Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu
kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian
besar hormone merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan
panjang yang berbeda beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang
merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu
respon tubuh yang sangat luas.
Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan
antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah fungsi sel.
Pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara keseluruhan:
TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid.
hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi sel-sel
di seluruh tubuh.
Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula,
protein, serta lemak di seluruh tubuh.
2.3. Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan
mDalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid,
paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.
a. Hipofisis
Hypofisis cerebri atau glandula pituitari adalah struktur lonjong kecil yang melekat pada
permukaan bawah otak melalui infundibulum. Lokasinya sangat terlindungi baik yaitu
terletak pada sella turcica ossis sphenoidalis. Disebut master endocrine gland karena hormon
yang dihasilkan kelenjar ini banyak mempengaruhi kelenjar endokrin lainya.
hipofisa merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam struktur
bertulang (sela tursika) di dasar otak.
sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil untuk
mengembang.
jika hipofisa membesar, akan cenderung mendorong ke atas, seringkali menekan daerah otak
yang membawa sinyal dari mata dan mungkin akan menyebabkan sakit kepala atau gangguan
penglihatan.
hipofisa mengendalikan fungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin lainnya. hipofisa
dikendalikan oleh hipotalamus, yaitu bagian otak yang terletak tepat diatas hipofisa.
hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus posterior
(belakang).
hipotalamus mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa) dengan cara melepaskan faktor
atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah yang secara langsung
menghubungkan keduanya. pengendalian lobus posterior (neurohipofisa) dilakukan melalui
impuls saraf.
Adeno hypophysis
1. Pars distalis
Bagian utama dari kelenjar hypofisis krn meliputi 75% dari seluruh kelenjar
Dengan sedian yang diberi pewarnaan HE dapat dibedakan menjadi 2 macam sel :
2. Pars intermedia
Bagian hypophysis ini pada manusia mengalami rudimenter, dan tersusun dari suatu lapisan
sel tipis yang berupa lempengan lempengan yang tidak teratur dan gelembung yang
berisi koloid. Pada manusia diduga membentuk melanocyte stimulating hormon ( MSH )
yang akan merangsang kerja sel melanocyte untuk membentuk pigmen lbh bnyk. Tetapi
hal ini masih dlm penelitian lbh lanjut.
Ciri khas yang terdapat dalam neuro hipophyse ini adalah adanya suatu struktur yang
disebut herrings bodies yang merupakan neurosekret dari neuro-secretory cell dari
hypotalamus yang kemudian dialirkan melalui axon dan ditimbun dalam neuro hypophyse
sebagai granul. Hormon hormon yang dihasilkan oleh bagian ini adalah : ADH (
vasopressin ), oxytocin.
Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu
panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras
untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme
sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak
mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh
kerdil dan idiot. Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan
menambahkan garam iodium di dalam makanan.
Tumor paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak di dalam darah. Hal ini
mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium dalam tulang, sehingga urin banyak
mengandung kapur dan fosfor. Pada orang yang terserang penyakit ini tulang mudah sekali
patah. Penyakit ini disebut von Recklinghousen.
Tubuh kita memiliki empat kelenjar paratiroid kecil, satu terletak di setiap sudut kelenjar
tiroid. Tanggung jawab mereka adalah untuk menghasilkan jumlah yang benar dari hormon
paratiroid (PTH), yang bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan yang benar dari
fosfor dan kalsium dalam tubuh Anda. Bila keseimbangan ini terganggu, dapat memiliki efek
ringan sampai serius pada kesehatan Anda.
Hiperparatiroidisme
* Batu ginjal
* Mulas
* Tekanan darah tinggi
* Peningkatan haus dan buang air kecil
* Peptikum ulkus
* Mual
* Osteoporosis
* Miskin memori
Hipoparatiroidisme terjadi ketika PCH terlalu sedikit yang dihasilkan, sehingga kadar
kalsium darah sangat rendah dan tingkat fosfor darah sangat tinggi. Gejala
Hipoparatiroidisme meliputi:
* Berlebihan kegugupan
* Sakit kepala
* Otot kram
* Kontraksi otot yang tidak diinginkan sehingga berkedut tak terkendali dan kejang
* Kejan
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat
satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian
tengah (medula).
Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai
berikut: timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntahmuntah, terasa sakit di
dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin
meningkat sehingga denyut jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak.
Gejala lainnya adalah melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata
terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.
Hampir semua orang mengetahui bahwa ada dua ginjal dan bahwa keduanya sangat penting,
tetapi kebanyakan orang tak mengetahui bahwa ada dua potong jaringan kecil yang beratnya
masing-masing 5-6 gram di atas kedua ginjal yang juga amat penting.
Saat kita mengamati kelenjar-kelenjar ini, yang dikenal dengan nama kelenjar adrenal,
masing-masing adalah sebuah laboratorium yang terpisah. Yang pertama adalah bagian luar
kelenjar adrenal (korteks adarenal), yang menghasilkan tiga hormon; yang kedua adalah
bagian dalam kelenjar adrenal (medulla adrenal), yang menghasilkan dua hormon. Hormon-
hormon yang dihasilkan oleh kedua kelenjar ini sangat penting sehingga pelepasan terlalu
banyak atau terlalu sedikit hormon-hormon itu akan menyebabkan kematian.
Adrenalin segera dilepaskan di dalam tubuh seorang pilot yang pesawatnya mengalami
kerusakan. Cairan ini mengirimkan lebih banyak gula dan darah ke otak, membuat pilot itu
lebih siaga. Tekanan darah dan detak jantungnya meningkat, membuatnya lebih
waspada. Ini hanyalah beberapa perubahan yang dihasilkan adrenalin pada tubuh pilot.
Daya tampung sistem pernapasannya naik sehingga ia mampu menggunakan lebih banyak
oksigen (dan lebih banyak darah yang dapat mengalir ke sel-sel otak dan ototnya). Otot dan
anggota badannya menjadi lebih sangat terpusat dan peningkatan kadar gula darahnya
memberinya tenaga tambahan yang dibutuhkannya.
Adrenalin (epinefrin) dihasilkan dan disimpan dalam medulla adrenal bagian dalam
kelenjar adrenal. Setiap orang memiliki hormon ini di dalam dirinya sepanjang hidupnya
Di dalam kelenjar adrenal, ada dua laboratorium terpisah yang menghasilkan hormon-hormon
yang amat penting. Yang pertama korteks adrenal; yang lainnya medula adrenal. Hormon-
hormon yang dihasilkan di kedua laboratorium ini penting bagi kehidupan manusia.
Saat ada bahaya, tombol peringatan di dalam tubuh ditekan, dan otak mengirimkan perintah
secepat kilat ke kelenjar adrenal. Sel-sel di bagian dalam kelenjar adrenal lalu beralih ke
keadaan siaga dan melepaskan hormon adrenalin untuk menghadapi keadaan darurat.
Molekul-molekul adrenalin bercampur dengan darah dan menyebar ke seluruh bagian tubuh.
Molekul-molekul adrenalin memiliki fungsi khusus dalam pembuluh vena dan arteri yang
memastikan bahwa organ-organ penting menerima lebih banyak aliran darah di saat bahaya,
dan karena itu, molekul-molekul ini melebarkan pembuluh darah menuju jantung, otak, dan
otot. Sel-sel yang mengelilingi pembuluh mematuhi adrenalin dan mengalirkan lebih banyak
darah yang dibutuhkan jantung. Dengan cara ini, darah tambahan yang dibutuhkan oleh otak,
otot, dan jantung dapat dipasok.
Korteks adrenal berperan penting mengurangi ketegangan (stres) pada tubuh. Saat tubuh
mengalami ketegangan yang parah, hipotalamus mengirimkan perintah ke kelenjar pituitari agar
melepaskan ACTH (hormon adrenokortikotropis). Di sisi lainn, ACTH merangsang korteks
adrenal, mendorong pembuatan kortikosteroid. Kortikosteroid ini memastikan produksi glukosa
dari molekul-molekul seperti protein, yang tak mengandung karbohidrat. Akibatnya, tubuh
menerima tenaga tambahan dan tekanan pun berkurang.
Dalam keadaan bahaya, tubuh disiagakan karena adanya hubungan antara otak dan kelenjar
adrenal.
Bagi setiap organ tubuh, kerja adrenalin berbeda; ketika menuju pembuluh darah, molekul
adrenalin menyebabkan pembuluh melebar; ketika menuju jantung, molekul mempercepat
penegangan sel-sel jantung. Ini membuat jantung berdetak lebih cepat dan menyalurkan tenaga
tambahan yang dibutuhkan otot.
Ketika molekul adrenalin mencapai sel-sel otot, otot dapat menegang jauh lebih kuat. Molekul
adrenalin yang masuk ke hati memerintahkan sel-sel yang ada di sana agar mencampur gula
dengan darah. Ini menyebabkan jumlah gula darah meningkat dan mengalirkan bahan bakar
tambahan yang dibutuhkan otot.
e. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama:
menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas
terletak di retroperitoneal rongga abdomen atas pada bagian posterior perut dan berhubungan
erat dengan duodenum (usus dua belas jari), panjang sekitar 10-20 cm. Mendapat pasokan
darah dari arteri mesenterika superior dan splenikus.
Pankreas berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya sebagai organ endokrin
didukung oleh pulau-pulau langerhans. Pulau pulau langerhans terdiri dari tiga jenis sel
yaitu; sel alpha yang menghasilkan plukagon; sel beta yang menghasilkan insulin, dan sel
deltha yang menghasilkan somastotastin namun fungsinya belum jelas diketahui.
Organ sasaran kedua hormone ini adalah hepar, otot dan jaringan lemak. Gliklagon dan
insulin memegang peranan penting dalam metabolisem karbohoidrat, protein dan lemak.
Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat dipengaruhi oleh kedua hormone ini.
Fungsi kedua hormone ini saling bertolak belakang. Kalau secara umum, insulin
menurunkan kadar gula darah sebaliknya untuk glukagon meningkatkan kadar gula darah.
Perangsangan glucagon bial gula darah rendah, dan asam amino mkmeningkat. Efek
glukagon ini juga sama denga efek kartisol, GH dan epinefrin.
Dala penurunan kadar gula darah, insulin sebagi hormon anabolic terutama akan
meningkatkan difusi glukosa melalui membrane sel di jaringan. Efek anabolik penting
lainya dari hormone insulin adal;ah sebgai beerikut :
f. Ovarium
Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur, ovarium
juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan ovarium yaitu sebagai
berikut.
1. Estrogen
Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH.
Fungsi estrogen ialah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada
wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita
dengan pria tanpa melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul dan payudara pada
wanita dan kulit menjadi bertambah halus.
2. Progesteron
Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya dirangsang oleh LH dan
berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.
g. Testis
Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria. Selain menghasilkan
sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen,
yaitu testosterone diperlukan untuk untuk mempertahankan spermatogenesis. Testosteron
berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder.
Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.
2.3. Pengendalian Endokrin
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa
menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan fungsi
endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh
perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit
hormon.
Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa
kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar
target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus
dankelenjar hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka
berhenti melepaskan hormon. Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada
dibawah kendali hipofisa.
Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi yang memiliki
jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH
dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada
indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap bulannya.
Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmik ini
masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon terhadap
semacam jam biologis.
Sel-sel penghasil insulin pada pankreas memberikan respon terhadap gula dan asam
lemak
Sel-sel paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat.
Medulla adrenal (bagian dari kelenjar adrenal) memberikan
respon terhadap perangsangan langsung dari sistem saraf parasimpatis.
Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon, tetapi biasanya tidak
disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa organ ini menghasilkan zat-zat yang
hanya beraksi di tempat pelepasannya, sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya
ke dalam aliran darah. Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya
terutama terbatas pada sistem saraf.
Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas. Kadar kortikosteroid
dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada pagi hari dan terendah pada senja hari.
Alasan terjadinya hal ini belum sepenuhnya dimengerti.
a. Hormon Utama
Yang
Hormon menghasilkan Fungsi
Renin dan
angiotensin Ginjal Mengendalikan tekanan darah
TSH
(tyroid-stimulating Kelenjar Merangsang pembentukan dan pelepasan hormon oleh
hormone) hipofisa kelenjar tiroid
Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon yang lainnya
mempengaruhi seluruh tubuh.
Misalnya, TSH dihasilkan oleh kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid.
Sedangkan hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini mempengaruhi
sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau pankreas dan mempengaruhi
metabolisme gula, protein serta lemak di seluruh tubuh.
Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada dibawah kendali
hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan apakah tubuh memerlukan lebih
banyak atau lebih sedikit hormon. Misalnya kadar insulin meningkat segera setelah makan
karena tubuh harus mengolah gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula
darah akan turun sampai sangat rendah.
Sistem endokrin
Sistem endokrin-sistem komunikasi lainnya di tubuh terdiri dari kelenjar endokrin
yang memproduksi hormon, zat kimia yang dilepaskan ke dalam aliran darah untuk
membimbing proses seperti metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan seksual.
Hormon juga terlibat dalam mengatur kehidupan emosional.
The Thyroid Gland
Kelenjar tiroid mengeluarkan tiroksin, suatu hormon yang dapat mengurangi
konsentrasi dan mengakibatkan lekas marah ketika tiroid yang terlalu aktif, dan
menyebabkan kantuk dan metabolisme yang lambat ketika tiroid berada di bawah
aktif.
The paratiroid Kelenjar
Dalam tiroid empat organ berbentuk kacang polong kecil, yang parathyroids, yang
parathormon mengeluarkan untuk mengontrol dan menyeimbangkan tingkat kalsium
dan fosfat dalam darah dan cairan jaringan. Hal ini, pada gilirannya, mempengaruhi
rangsangan sistem saraf.
Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal adalah kelenjar seukuran kacang polong yang tampaknya menanggapi
paparan cahaya dan mengatur tingkat aktivitas sepanjang hari.
The Pankreas
Pankreas terletak pada kurva antara perut dan usus kecil dan mengendalikan tingkat
gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin dan glukagon.
Kelenjar hipofisis
Kelenjar pituitari menghasilkan jumlah terbesar hormon yang berbeda dan karenanya
memiliki jangkauan terluas efek pada fungsi tubuh. Hipofisis posterior dikontrol oleh
sistem saraf. Ini menghasilkan dua hormon: vasopressin, yang menyebabkan tekanan
darah meningkat dan mengatur jumlah air dalam sel-sel tubuh, dan oxytocin, yang
menyebabkan rahim berkontraksi selama persalinan dan menyusui untuk memulai.
Hipofisis anterior, sering disebut kelenjar master, menanggapi pesan-pesan kimiawi
dari aliran darah untuk menghasilkan berbagai hormon yang memicu aksi dari
kelenjar endokrin lainnya.
The Gonad
Kelenjar ini reproduksi-testis pada pria dan ovarium pada wanita, dan, pada tingkat
yang lebih rendah, glandssecrete androgen adrenal (termasuk testosteron) dan
estrogen.
The adrenal Kelenjar
Kedua kelenjar adrenal terletak di atas ginjal. Masing-masing memiliki dua bagian:
penutup luar, korteks adrenal, dan inti, medulla adrenal. Kedua pengaruh respon
tubuh terhadap stres. Misalnya, dalam respon terhadap situasi stres, kelenjar pituitari
dapat melepaskan endorfin beta dan ACTH, yang, pada gilirannya, prompt korteks
adrenal untuk melepaskan hormon. Sementara itu, sistem saraf otonom menstimulasi
medula adrenal untuk mensekresikan hormon seperti epinefrin ke dalam aliran darah.