Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian studi geofisika struktur dangkal pada segmen Seulimum di Desa

Lamtamoet, Kabupaten Aceh Besar untuk mendukung mitigasi gempa bumi

dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Mei 2016. Tahapan penelitian ini

terdiri dari studi literatur, pengukuran data, pengolahan dan interpretasi data

sebagai upaya mitigasi bencana gempa bumi.

Kegiatan pengukuran data dilakukan di Desa lamtamoet, Aceh Besar.

Informasi topografi dari image satellite belum memberikan adanya tanda tanda

patahan di Desa lamtamoet. Namun sepanjang persawahan masyarakat terdapat

beberapa singkapan yang diperkirakan sebagai jejak jejak patahan Sumatera

segmen Seulimum. oleh demikian ke empat metode geofisika diukur memotongi

areal yang diperkirakan sebagai lokasi patahan.

Untuk memudahkan dalam interpretasi data, ketiga metode geofisika yaitu

magnetik, resistivitas dan VLF-EM diukur pada lintasan yang sama, sedangkan

untuk metode GPR lintasan pengukuran diukur dengan jarak yang relative jauh

untuk mengkover seluruh areal duagaan yang di curigai sebagai jejak patahan

Sumatera. Untuk memperoleh gambaran yang detil dari lokasi pengukuran metode

resistivitas diukur sebanyak dua lintasan, dengan panjang lintasan yaitu 60 meter

dan jarak antar lintasan 5 meter, begitu pula untuk metode VLF-EM dan

1
magnetik, kedua metode tersebut diukur pada posisi dan panjang lintasan yang

sama dengan resistivity. Sedangkan metode GPR diakuisisi pada 2 profil dengan

panjang lintasan yaitu 50 meter dan jarak antar lintasan 50 meter. Walau demikian

seluruh areal yang diperkirakan terdapat jejak jejak patahan dapat terkover

dengan metode metode geofisika yang diaplikasikan pada penelitian ini. Secara

detil gambaran akuisisi data lapangan ditunjukan oleh Gambar 3.1

Areal Persawahan

0 15 30 meter

Keterangan:

Areal
Perumahan/bukit

Lintasan resistivity

Lintasan GPR
Lintasan VLF-EM
dan Magnetik
Jejak Patahan N

Gambar 3.1 Sketsa pengukuran metode geofisika yaitu GPR, magnetik, VLF-
EM dan resistivitas di Desa Lamtamoet, Aceh Besar.

Penelitian ini berusaha mengumpulkan informasi pendugaan adanya

patahan aktiv melalui metode geofisika di Segmen Seulimuem. Dengan

2
menganalisis patahan aktif melalui metode geofisika tersebut, diperoleh peta-

peta lokasi patahan dan prediksi kedalaman patahan sehingga dapat digunakan

untuk menentukan langkah-langkah/upaya kebijakan dalam pengurangan risiko

bencana gempa bumi, baik untuk para pengambil kebijakan, peneliti maupun

masyarakat.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.

Pendektan penelitian kuantitatif dilakukan dengan melakukan survey geofisika

struktur dangkal dengan melakukan pengamatan di lapangan untuk memperoleh

informasi dan data-data yang akurat yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Sedangkan penelitian kualitatif, akan dilakukan studi kepustakaan dan analisis

dokumen dokumen kebijakan pemerintah untuk mengkaji upaya penanganann

dan rekomendasi mitigasi bencana gempa bumi secara tepat di wilayah ini.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah mitigasi bencana gempa bumi

untuk pemerintah, peneliti dan masyarakat. Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah metode -metode geofisika.

Variabel Bebas
Mitigasi Bencana untuk :

Variabel Terikat Pemerintah


Metode metode Geofisika
Peneliti

Masyarakat

Gambar 3.2 Variabel Penelitian

3
3.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang akan digunakan dalam kajian ini berupa data primer dan data

sekunder. Data primer berupa hasil pengukuran metode geofisika yang

mengidentifikasi adanya patahan aktiv di wilayah tersebut. Sedangkan data

sekunder adalah telaah dan kajiah komprehensif mengenai kebijakan dalam upaya

mitigasi bencana di wilayah tersebut.

Data untuk komponen penguatan mitigasi bencana sebagaimana telah

dijelaskan pada Bab II, diperoleh dari instansi/lembaga/instansi vertikal dalam

Pemerintahan Kab Aceh Besar ataupun nasional. Daftar kebutuhan data, format

data yang dibutuhkan dan instansi/lembaga yang akan dituju disajikan dalam

Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Data yang Dibutuhkan dan Sumbernya

No Data dan Informasi Sumber Data Tahun

1 Data pengukuran patahan di FMIPA Unsyiah 2015


segmen Seulimuem
meggunakan metode geofisika

2 Data Geologi Segmen FMIPA Unsyiah


Seulimuem dan Distamben
Aceh

3 Riwayat Kejadian gempa bumi BMKG, USGS 1900-2015


di Segmen Seulimuem

4 Data demografi penduduk BPS Aceh Besar 2015

4
5 Indikator Sendai Frame Work BPBD Aceh Besar 2016
for Action

6 Data program Mitigasi BPBD Aceh Besar, 2010-2016


Struktural dan non struktral BPBA dan BNPB
yang pernah dilakukan (Aturan
kelembagaan dan dokumen
kebijakan penanggulangan
bencana, penguatan riset,
pembangunan fisik, dan
penguatan kapasitas masyarakat
dll)

7 Dokumen RTRW Aceh dan Bappeda 2012-2033


Kab Aceh Besar

3.3. Prosedur Penelitian

3.3.1. Pengukuran Metode Geofisika

Penelitian ini menggunakan beberapa metode geofisika yaitu GPR,

magnetik, resistivitas dan VLF-EM. Data GPR di akuisisi menggunakan peralatan

IDS dengan frekuensi 80 MHz. Prinsip GPR adalah menembakkan gelombang

elektromagnetik ke dalam permukan bumi. Sehingga setelah gelombang

ditembakkan, maka gelombang elektromagnetik akan mengalami refraksi dan

refleksi, gelombang yang di refleksikan itu yang diterima oleh receivernya.

Sehingga untuk masalah pemantulan gelombang pada GPR ini hampir sama

dengan gelombang seismic.

5
Komponen utama dari gelombang elektromagnetik terdiri dari dua

komponen, yaitu medan listrik (E) dan medan magnet (H). Dan ada dua macam

teknologi pancaran radiasi elektromagnetik yang bisa dipakai untuk membuat

radar, yaitu pancaran impuls dan pancaran gelombang kontinyu. Kedalaman daya

tembus (penetrasi) gelombang radar tergantung kepada keadaan masing-masing

lokasi. Gelombang radar akan di atenuasi (penyerapan dan penyebaran) oleh sifat-

sifat tertentu dari masing-masing lokasi, dimana yang paling penting adalah

konduktifitas kelistrikan dari material.

Metode magnetik diukur menggunakan peralatan proton precission

magnetometer (PPM) Geometrics model G-856. Instrument ini merupakan alat

yang portable dengan sistem pengoperasian yang cukup mudah dan sederhana.

Dalam penelitian PPM yang digunakan berjumlah dua buah, satu sebagai rover

dan satunya sebagai base station. PPM dapat digunakan untuk mengukur

intensitas medan magnet total.

Dari data yang didapatkan di lapangan, masih perlu dilakukan langkah-

langkah pengolahan data sebelum dilakukan interpretasi lebih lanjut. metode

pengolahan data ini meliputi :

1. Koreksi IGRF, Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh dari

medan magnet utama.

2. Koreksi Variasi Harian

Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh medan magnet luar

agar didapatkan anomali medan magnet dari titik pengukuran.

3. Reduksi ke Bidang Datar

6
Anomali medan magnet ini masih berada pada topografi yang tidak rata,

sehingga data anomali perlu diproyeksikan ke bidang datar yang memiliki

ketinggian yang sama.

4. Kontinuasi ke Atas

Kontinuasi ke atas dilakukan terhadap data anomali medan magnet total di

bidang datar. Kontinuasi ini digunakan sebagai filter untuk menghilangkan

pengaruh lokal maupun pengaruh regional.

Interpretasi data dilakukan secara kualitatif. hasil yang diperoleh berupa

nilai anomali berdasarkan respon magnet regional dan lokal yaitu posisi target

berupa struktur sesar.

Metode VLF-EM diukur menggunakan peralatan yang sama dengan

magnetik namun menggunakan sensor yang berbeda. Peralatan ini berfungsi

sebagai penerima (receiver) sedangkan pemancar (transmitter) berasal dari

frekuensi yang dibangkitkan untuk komunikasi kapal selam yang tersebar di

seluruh dunia. Pemancar yang digunakan yaitu gelombang elektromagnetik

berfrekuensi sangat rendah dalam gelombang radio (15 - 30 kHz). Data yang

diperoleh dari pengukuran metode VLF-EM berupa nilai in-Phase dan out-Phase.

Data tersebut dapat menjelaskan tentang perubahan vertikal yang diperkirakan

sebagai posisi patahan dibawah permukaan.

Pengolahan data dalam metode Very Low Frequency Elektromagnetic

(VLF-EM) dimana terdapat empat jenis koreksi dalam pengolahan data VLF-EM,

yaitu: Koreksi

1. Moving Average Filter


7
Dengan asumsi gelombang yang diterima oleh VLF-EM adalah frekuensi

rendah dan noise eksternal juga mempengaruhi pengukuran, maka filter

moving average digunakan untuk menghilangkan noise frekuensi tinggi. Oleh

karena itu, sinyal yang disaring benar-benar merupakan anomali bahan

konduktif di bawah permukaan.

2. Filter Fraser

Dengan menggunakan filter ini, titik potong dari anomali menjadi optimal

(mencapai puncaknya), maka hasil filter ini akan membuat proses analisis

lebih mudah. Filter Fraser diaplikasikan untuk setiap lintasan dengan

menempatkan lokasi pengukuran pada (x, y) dan anomali di (z), karena itu

kontur dapat dibuat. Kontur menunjukkan anomali tersebar di suatu daerah.

Interpretasi menggunakan data sebelum filter Fraser akan sulit, karena

kesulitan untuk menentukan titik perubahan yang tidak terfokus pada satu

titik, selain itu, jika daerah tersebut memiliki banyak bahan konduktif, titik

perubahan akan lebih sulit untuk ditentukan. Setelah dilakukan filter Fraser

anomali menjadi lebih jelas. Namun untuk mendapatkan hasil interpretasi

yang lebih baik dapat dibantu menggunakan data lain seperti (quadrature,

titlt-angle, atau total-field

3. Filter Karous-Hjelt

Interpretasi kualitatif VLF-EM dapat dilakukan dengan menggunakan filter

Karous- Hjelt. Penerapan hasil filter ini berupa distribusi kerapatan arus yang

dapat memberi informasi mengenai daerah konduktif.

4. Tilt Angel

8
Tilt angle yaitu sudut utama polarisasi ellip dari horizontal (dalam derajat

atau persen), dan eliptisitas adalah perbandingan antara sumbu kecil

terhadap sumbu besarnya (dalam persen). Tilt angle dan eliptisitas ,

berkaitan dengan komponen medan magnetik horizontal, vertikal dan fasanya

Secara matematis dapat diperlihatkan bahwa tilt angle mirip dengan bagian

in phase (komponen real) dari komponen vertikal dan eliptisitas mirip

dengan bagian quadrature (komponen imaginer) dari komponen vertikal.

Pengukuran resistivitas menggunakan peralatan ARES dengan susunan

Elektoda Wenner-Schlumberger. Lintasan pengukuran diukur memotong daerah

dugaan patahan. Hasil yang didapat pada pengukuran geolistrik kemudian

ditransfer ke komputer dalam bentuk notepad. Proses pengolahan data dan

pemodelan dilakukan menggunakan Software Res2Dinv

Proses pengolahan data dan pemodelan dilakukan menggunakan komputer

dan software Res2Dinv, dimana nilai resistivitas seharusnya () dapat diperoleh

dengan menggunakan proses perhitungan nilai resistivitas semu (a). Proses

perhitungan ini menggunakan proses inversi. Di dalam software Res2Dinv, inversi

merupakan proses permodelan nilai resistivitas sebenarnya.

Software res2Dinv merupakan suatu program yang menggunakan

algoritma least-square saat proses inversi dilakukan. Pada saat proses inversi

dijalankan akan digunakan metode smoothness-constrained least-square. Metode

ini digunakan untuk memperhalus zona batasan antar material batuan yang

memiliki nilai resistivitas berbeda sehingga hasil yang diperoleh dengan resolusi

yang lebih baik. Hasil inversi ini merupakan model distribusi material batuan

9
bawah permukaan yang disebut dengan pseudosection. Model yang dihasilkan

melaui proses inversi akan memiliki nilat root mean square (RMS) erornya.

(Loke, 2004).

Salah satu keuntungan dari metode ini bahwa faktor redaman dan filter

flatness dapat digunakan untuk tipe data yang berbeda. Program ini dapat

digunakan untuk metode smoothness-constrained least-square yang didasari pada

teknim quasi-newton. Teknis ini sepuluh kali lebih cepat dibandingkan dengan

metode umum least-square untuk kumpulan data besar, dan memori yang

dibutuhkan lebih sedikit. Dasar dari metode ini adalah mencoba untuk

menghilangkan perbedaan diantara nilai resistivitas semu perhitungan dan

pengukuran dengan mengatur resistivitas dari model blok-blok (Loke, 2004).

Secara ringkas keseluruhan metode dan peralatan penelitian yang digunakan

untuk akuisisi data ditunjukkan oleh Tabel 3.1

Tabel 3.1 Peralatan penelitian

Parameter Yang Korelasi


Metode Sifat Fisis Yang Diukur
Diukur Kebutuhan

Densitas dan modulus

Perambatan gelombang elastisitas yang


GPR
Radio menentukan kecepatan

rambat gelombang seismic Identifikasi

Variasi harga intensitas Patahan Aktif


Suseptibilitas atau
Magnetik medan magnetik pada untuk mitigasi
remanen magnetik
posisi yang berbeda bencana

10
Geolistrik Harga resistansi dari
Konduktivitas listrik
Resistivitas bumi

Respon terhadap radiasi Konduktivitas atau


VLF
elektromagnetik Induktansi listrik

3.3.2. Kajian Mitigasi Penanggulangan Bencana

Studi Geofisika diharapkan dapat memberikan informasi gambaran bawah

permukaan disekitar patahan Lamtamot Segmen Seulimeum untuk mitigasi

bencana. Kajian Selain itu juga diharapkan dapat menjadi masukan terhadap

pemerintah daerah pada khususnya dan pemerintah pusat pada umumnya dalam

pembangunan di wilayah sekitar patahan Lamtamot. Selain itu juga dapat

memberikan informasi terhadap masyarakat akan bencana gempa bumi di sekitar

wilayah patahan Lamtamot.

Hasil dari analisis dan interpretasi geofisika akan dikaji dalam kajian

kebencanaan dengan menelaah dan mengukur beberapa dokumen

1. Korelasi patahan aktif Segmen Seulimuem dengan ketersediaan peta

bahaya dan peta risiko gempa bumi yang dimiliki oleh pemerintah

2. Aspek pengembangan tata ruang yang responsif bencana di wilayah

Lamtamot dan sekitanya

3. Analisis tingkat ketangguhan daerah Aceh Besar dalam menghadapi

bencana dengan menggunakan Sendai Frame Work

11
4. Analisis Data program Mitigasi Struktural dan non struktral yang

pernah dilakukan (Aturan kelembagaan dan dokumen kebijakan

penanggulangan bencana, penguatan riset, sistem peringatan dini

pembangunan fisik, dan penguatan kapasitas masyarakat dan sejumlah

program relevan lainnya) yang pernah dan yang akan dilakukan di

Kabupaten Aceh Besar terutama di wilayah penelitian.

Hasil dari analisis ini akan menghasilkan rekomendasi dan program

prioritas mitigasi bencana gempa bumi di wilayah penelitian baik untuk

pemerintah, peneliti maupun masyarakat. Harapannya penelitian ini akan

memberikan, dorongan untuk memiliki semangat melindungi, mamfaat dan

fleksibelitas dalam penanggulangan bencana di wilayah ini

12

Anda mungkin juga menyukai