METODE PENELITIAN
dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Mei 2016. Tahapan penelitian ini
terdiri dari studi literatur, pengukuran data, pengolahan dan interpretasi data
Informasi topografi dari image satellite belum memberikan adanya tanda tanda
magnetik, resistivitas dan VLF-EM diukur pada lintasan yang sama, sedangkan
untuk metode GPR lintasan pengukuran diukur dengan jarak yang relative jauh
untuk mengkover seluruh areal duagaan yang di curigai sebagai jejak patahan
Sumatera. Untuk memperoleh gambaran yang detil dari lokasi pengukuran metode
resistivitas diukur sebanyak dua lintasan, dengan panjang lintasan yaitu 60 meter
dan jarak antar lintasan 5 meter, begitu pula untuk metode VLF-EM dan
1
magnetik, kedua metode tersebut diukur pada posisi dan panjang lintasan yang
sama dengan resistivity. Sedangkan metode GPR diakuisisi pada 2 profil dengan
panjang lintasan yaitu 50 meter dan jarak antar lintasan 50 meter. Walau demikian
seluruh areal yang diperkirakan terdapat jejak jejak patahan dapat terkover
dengan metode metode geofisika yang diaplikasikan pada penelitian ini. Secara
Areal Persawahan
0 15 30 meter
Keterangan:
Areal
Perumahan/bukit
Lintasan resistivity
Lintasan GPR
Lintasan VLF-EM
dan Magnetik
Jejak Patahan N
Gambar 3.1 Sketsa pengukuran metode geofisika yaitu GPR, magnetik, VLF-
EM dan resistivitas di Desa Lamtamoet, Aceh Besar.
2
menganalisis patahan aktif melalui metode geofisika tersebut, diperoleh peta-
peta lokasi patahan dan prediksi kedalaman patahan sehingga dapat digunakan
bencana gempa bumi, baik untuk para pengambil kebijakan, peneliti maupun
masyarakat.
informasi dan data-data yang akurat yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
dan rekomendasi mitigasi bencana gempa bumi secara tepat di wilayah ini.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah mitigasi bencana gempa bumi
untuk pemerintah, peneliti dan masyarakat. Variabel terikat dalam penelitian ini
Variabel Bebas
Mitigasi Bencana untuk :
Masyarakat
3
3.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang akan digunakan dalam kajian ini berupa data primer dan data
sekunder adalah telaah dan kajiah komprehensif mengenai kebijakan dalam upaya
Pemerintahan Kab Aceh Besar ataupun nasional. Daftar kebutuhan data, format
data yang dibutuhkan dan instansi/lembaga yang akan dituju disajikan dalam
Tabel 3.1.
4
5 Indikator Sendai Frame Work BPBD Aceh Besar 2016
for Action
Sehingga untuk masalah pemantulan gelombang pada GPR ini hampir sama
5
Komponen utama dari gelombang elektromagnetik terdiri dari dua
komponen, yaitu medan listrik (E) dan medan magnet (H). Dan ada dua macam
radar, yaitu pancaran impuls dan pancaran gelombang kontinyu. Kedalaman daya
lokasi. Gelombang radar akan di atenuasi (penyerapan dan penyebaran) oleh sifat-
sifat tertentu dari masing-masing lokasi, dimana yang paling penting adalah
yang portable dengan sistem pengoperasian yang cukup mudah dan sederhana.
Dalam penelitian PPM yang digunakan berjumlah dua buah, satu sebagai rover
dan satunya sebagai base station. PPM dapat digunakan untuk mengukur
6
Anomali medan magnet ini masih berada pada topografi yang tidak rata,
4. Kontinuasi ke Atas
nilai anomali berdasarkan respon magnet regional dan lokal yaitu posisi target
berfrekuensi sangat rendah dalam gelombang radio (15 - 30 kHz). Data yang
diperoleh dari pengukuran metode VLF-EM berupa nilai in-Phase dan out-Phase.
(VLF-EM) dimana terdapat empat jenis koreksi dalam pengolahan data VLF-EM,
yaitu: Koreksi
2. Filter Fraser
Dengan menggunakan filter ini, titik potong dari anomali menjadi optimal
(mencapai puncaknya), maka hasil filter ini akan membuat proses analisis
menempatkan lokasi pengukuran pada (x, y) dan anomali di (z), karena itu
kesulitan untuk menentukan titik perubahan yang tidak terfokus pada satu
titik, selain itu, jika daerah tersebut memiliki banyak bahan konduktif, titik
perubahan akan lebih sulit untuk ditentukan. Setelah dilakukan filter Fraser
yang lebih baik dapat dibantu menggunakan data lain seperti (quadrature,
3. Filter Karous-Hjelt
Karous- Hjelt. Penerapan hasil filter ini berupa distribusi kerapatan arus yang
4. Tilt Angel
8
Tilt angle yaitu sudut utama polarisasi ellip dari horizontal (dalam derajat
Secara matematis dapat diperlihatkan bahwa tilt angle mirip dengan bagian
algoritma least-square saat proses inversi dilakukan. Pada saat proses inversi
ini digunakan untuk memperhalus zona batasan antar material batuan yang
memiliki nilai resistivitas berbeda sehingga hasil yang diperoleh dengan resolusi
yang lebih baik. Hasil inversi ini merupakan model distribusi material batuan
9
bawah permukaan yang disebut dengan pseudosection. Model yang dihasilkan
melaui proses inversi akan memiliki nilat root mean square (RMS) erornya.
(Loke, 2004).
Salah satu keuntungan dari metode ini bahwa faktor redaman dan filter
flatness dapat digunakan untuk tipe data yang berbeda. Program ini dapat
teknim quasi-newton. Teknis ini sepuluh kali lebih cepat dibandingkan dengan
metode umum least-square untuk kumpulan data besar, dan memori yang
dibutuhkan lebih sedikit. Dasar dari metode ini adalah mencoba untuk
10
Geolistrik Harga resistansi dari
Konduktivitas listrik
Resistivitas bumi
bencana. Kajian Selain itu juga diharapkan dapat menjadi masukan terhadap
pemerintah daerah pada khususnya dan pemerintah pusat pada umumnya dalam
Hasil dari analisis dan interpretasi geofisika akan dikaji dalam kajian
bahaya dan peta risiko gempa bumi yang dimiliki oleh pemerintah
11
4. Analisis Data program Mitigasi Struktural dan non struktral yang
12