17/418931/PPT/000988 PENDAHULUAN Ketersediaan Fermentasi Asam Laktat pakan -> Konservasi -> Bakteri tinggi dan Silase Asam Laktat pH rendah
Permasalahan
Mikroorganisme Kebusukan pada
Fermentasi Selain Penghasil Silase dan Sekunder Asam Laktat Hilangnya Nutrien Tujuan Untuk mengetahui penyebab fermentasi sekunder pada silase Untuk mengetahui proses fermentasi sekunder pada silase Untuk mengetahui upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah fermentasi sekunder pada silase Tahapan Silase Fase aerob -> selama beberapa jam Fase anaerob -> beberapa hari sampai sekitar 3 minggu Fase stabilisasi Fase fermentasi sekunder Faktor yang Mempengaruhi Ensilase dan Fermentasi Sekunder Jumlah inokulum
(Antaribaba et al., 2009)
Kadar Air Kadar air yang tinggi berpengaruh dalam pembuatan silase. Kadar air yang berlebihan menyebabkan tumbuhnya jamur dan bakteri yang akan menghasilkan asam butirat, sehingga menyebabkan kebusukan. Kadar air yang rendah menyebabkan suhu menjadi lebih tinggi dan pada silo mempunyai resiko yang tinggi terhadap kebakaran. Jumlah substrat Ensilase merupakan proses fermentasi glukosa menjadi laktat, dalam prosesnya dibutuhkan water soluble carbohydrate (WSC). Jumlah minimal kandungan WSC untuk mendukung terjadinya proses fermentasi yang baik dalam pembuatan silase adalah sekitar 3-5% bahan kering. Spesies rumput-rumputan asal tropis jumlah WSC jauh lebih sedikit (Nishino et al., 2011) Jenis Tanaman Silase legum terkadang menghasilkan kadar asam butirat yang lebih tinggi dibandingkan silase rumput, sistem buffering capacity pada legum menyebabkan penurunan pH tidak secepat penurunan pH pada silase rumput Perlakuan Sebelum Ensilase Faktor prekondisi dapat mempengaruhi kualitas silase khususnya perlakuan pelayuan. Cavallarian et al. (2005), menyarankan untuk menurunkan kadar air sekitar 35%. Menurut Oude-Elfrink et al. (2000) proses pelayuan juga dapat mencegah perkembangan bakteri pembusuk seperti Clostridia Mikroorganisme yang Berperan pada Proses Ensilase Mikroorganisme yang diinginkan (BAL) Lactobacillus, Pediococcus, Leuconostoc, Enterococcus, Lactococcus dan Streptococcus Mikroorganisme yang tidak diinginkan Yeast, Enterobacteria, Clostridia, Bakteri asam asetat, Bacilli, Jamur, Listeria Fermentasi Clostridia
Glukosa Asam butirat + 2H2 + 2CO2
2 Asam Laktat Asam butirat + 2H2 + 2CO2 AA Alanin + AA Glisin + 2H2O 3 Asam Asetat + 3 Amonia + CO2 KESIMPULAN Fermentasi sekunder terjadi akibat beberapa faktor, yaitu jumlah BAL, konsentrasi WSC, kadar oksigen di dalam silo, kadar air dan jenis tanaman, serta perlakuan bahan sebelum pembuatan silase. Fermentasi sekunder menyebabkan adanya fermentasi terhadap asam laktat, sehingga meningkatkan pH silase. Pencegahan dilakukan dengan penambahan aditif pada bahan (inokulan BAL, enzim, dan WSC). Kondisi ideal bakteri pada tahapan silase TERIMA KASIH