Anda di halaman 1dari 188
SE ee Yee eds Pa aeuseth tay Daftar Isi Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan... ‘Sambutan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kata Pengantar a Nama-nama Yang Terkait Dalam Rangka Pembuatan Buku... BABI PENGANTAR REKAYASA LINGKUNGAN.... Li Pendahuluan nan soeoeee 1.2 Hubungan timbal balik antara manusia dan tingkungannya 1.3 Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan .. 1.4 Penyakit yang berhubungan dengan keadaan lingkungan 1.5 Rekayasa Lingkungan .. BABI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIA. .......... 241 Pendahuluan nc 2.2 Sistem Penyediaan Air Bersih .. BAB HI AIR LIMBAH. 3.1 Pendahuluan 3.2 Karakteristik Air Limbah.. 3.3 Sistem Pengolahan Air Limbah 34 Sistem penyaluran Air Limbah .. 3.5 Pengolahan Air Limbah... 3.6 Operasi dan Pemeliharaan BAB IV DRAINASE AIR HUJAN DAN PERMUKAAN. 4.1 Pengertian dan Tujuan .nessoon eae 4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Drainase permukaan 4.3 Sistem Jaringan Drainase dan Perlengkapannya 91 BAB V__ SISTEM PLAMBING DALAM GEDUNG. ... 5.1 Pendahluan «rrr 5.2 Fungsi dan jenis Peralatan Plambing . 5.3 Sistem Pembuangan dan Ven .enen oS 5.4 Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Plambing . 5.5 Prosedur perencanaan F 5.6 Hitungan Penyediaan Air Bers. BAB VI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT DOMESTIK. 6.1 Pendahuluan 7 6.2 Sumber dan Jenis Limbah Padat ... 6.3 Karakteristik Limbah Padat i 6.4 Sistem Pengelolaan Limbah Padat Domestik BAB VII SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH B3. FTA. Pendahuluan 0. 7.2 Sumber, Jenis dan Karakteristik Limbah B3.. 7.3 Sistem pengelolaan Limbah B3 BAB VIITUSAHA PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA 8.1 Pengertian Dasar Pencemaran Udara 8.2. Pentingnya Penanggulangan Pencemaran Udara 8.3 Klasifikasi Pencemar atau Polutan 84 Usaha penanggulangan pencemaran Udara BAB IX PENGELOLAAN LINGKUNGAN 9.1 Pendahuluan rem shes 9.2 Tujuan dan Komponen Pengelotaan Lingkungan nn 9.3 Pendekatan Rekayasa Lingkungan dalam pengelolaan Lingkungan | 9.4 Perencanaan dalam Rekayasa Lingkungan 9.5. Dampak Pembangunan terhadap Lingkungan DAFTAR PUSTAKA. civiliana civil engineering blog R BAB | PENGANTAR REKAYASA LINGKUNG Bab 1 Pengantar Rekayasa Lingkungan 1.1. PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan tantangan yang dicoba diatasi den; pembangunan dan industaliss. Nemun industalisstdsamping memperecpat re segaia kebutuhan hidup manusia juga memberi dampak negatip terhadap manusia aki terjadinya pencemaran lingkungan Beberapa kasus pencemaran lingkungan seperti pencemaran udara yang menyebabkan| kematian dalam waktu 3 hari terjadi di Meuse River, Belgia. Bencana semacam ini jg terjadi di Amerika, Inggeris, jepang dan lain-lain Negara Pencemaran air yang menimbull cacat bawaan pada bayi-bayi terjadi antara lain di Minamata Bay (Jepang). Keracunan makafa arena limbah industri terjadi di negara-negara maju, sedangkan di negara sedang berkembj seperti Indonesia, Pakistan, Afganistan, dan lainnya baru mulai dilaporkan. Kebocorkn Kebocoran peralatan di industri sering menyebabkan bencana seperti yang terjadi di Bhopal India, Chernobyl, Rusia dan sebagainya. siklus-siklus geobiokimianya, Semua unsur di alam ini mengalami siklus yang dapat ber cepat atau lambat, tergantung dari sifat unsur masing-masing. Banyak penelitian dilakul untuk mempelajari siklus yang terjadi dan hasilnya di manfaatkan sebagai masukan unhul ‘merencanakan aktivitas pengelolaan lingkungan hidup. Dapat dimengerti bahwa ee Atas dasar kejadian-kejadian sejenis tersebut orang mulai mempelajari ekosistem cite ja a Jingkungan ini perlu dilakukan secara terpadu dan multi disiplin, Dengan demikja berkembanglah ilmu lingkungan yang diterapkan diberbagai bidang ilmu seperti ilmu rekaypss Tingkungan, Kesehatan lingkungan dan sebagainya, Pengertian lingkungan hidup dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.4 taflu 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup adalah kesattat rvang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk didalamnya mandsi dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manysi serta makhluk hidup lainnys. Inti permasalahan lingkungan hidup adalah bagaimana kenyataan tentang cara manysiay menempattan di dalam Hngkungan dan bagaimene schavsnya hal it dijlaien ap AB | PENGANTAR RERAYASA LINGRUNGAN B mendukung kesinambungan perikehidupan dan kesehatan manusia dan mahkluk hidup lainnya. {mu tentang hutungan timbal balik makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya disebut Ekologi. 1.2. HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA MANUSIA DAN LINGKUNGANNYA. 1.2.1, Hubungan timbal bali antara manusia dan Atmosfir (udara) Manusia setiap detik, selama hidupnya akan membutuhkan udara, Secara rata-rata manusia tidak dapat mempertahankan hidupnya tanpa udara lebih dari tiga menit. Karena udara berbentuk gas, ia terdapat dimana-mana, sebagai akibatnya manusia tidak pernah memikirkannya ataupun memperhatikannya. Sampai pada tahun 1930 di Belgia terjadi wabah penyakit paru-paru yang disebabkan pencemaran udara, Tahun-tahun berikutnya pencemaran udara menyebabkan terjadinya kematian dan kesakitan dalam proporsi epidemik dibeberapa tempat didunia, Tabel 1, memperlihatkan beberapa bencana akibat pencemaran udara, berdasarkan lokasi, sumber pencemar, serta korban pencemaran. Tabel 1. Beberapa Bencuna pencemaran Udara Yang Terkcnall Lokasi ‘Sumber Jumlah Penderita) | Kelainan Jenis Pencemar | Kematian Meuse Valley Indust baja attr | e0cv600 peradangan jaringan Belgia. 1930 | sor. Fox panepar i | logam, debu, Donora, USA 1949 | Indust: baja dlV/S02| S910 / 20 Keleinan jaringan Kelainanjariazan pemanasan rumah panv-para Pora Ric Kilang Minyah | 320/22 Kelsinan paru-parn Mexico, 1950 susunan sarat pus New York, USA I Industri, Kendaran | Mordibitas London, 1952 Sulfa Tidak diketahui pant-paru | Kelinan paru-paru | | | Indust 4000 i I bermoror nak 165 & jantung, Pemanasan rumah New Orleans Industri gandum — | 200 perhasi/2 Asthma USA. 1958 Yokohama Industri Tak diketahui Asthina Jepang. 1946 Pemanasan rumah emphysema Sumber : Purdom, Walton P,1971 *) Soemirat, Juli 1971 4 [AB I PENGANTAR REKAYASA LINGKUMG Pada tabel 1 diperlihatkan bahwa penyakit yang ditimbulkan kebanyakan tergolpn| saluran pernapasan. Sekalipun demikian, pencemaran udara dapat mengakibat penyakit pada seluruh bagian badan baik karena Kontak langsung maupun tak langstn ‘Tabel 1 itupun menampakkan bahwa ada yang meninggal akibat penyakit jantung dan fir syaraf. Hal ini dapat dimungkinkan karena kerusakan pada jaringan paru-paru mengakibatkan tekanan di dalam paru-paru meningkat, dan jantung yang berfungsi sebbgs pompa di dalam sistem kardio-vaskuler harus bekerja lebih keras untuk mengatasi tek: yang meninggi, Sebagai akibatnya dapat terjadi gagal jantung. Pengaruh udara terhadap keschatan sangat ditentukan oleh komposisi kimia, biofo maupun fisis udara, Pada keadaan normal, sebagian besar udara terdiri atas oxigen nit (90%), tetapi aktivitas manusia dapat merubah Komposisi kimiawi udara sehingga texas pertambahan jumlah spesies, ataupun meningkatkan konsentrasi zat-zat kimia yang si ada, Aktivitas manusia yang menjadi sumber pengotoran/pencemaran udara adalah buat industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran di rumah-rumah dan di ladang-ladang. Zat pencemar kimia yang paling banyak didapat berupa karbonmonoksida, oxida suf oxida nitrogen, hidrokarbon, dan partikulat Zat pencemar fisis yang banyak didapat adalah kebisingan, sinar ultra violet, sinar ipfi merah, gelombang mikro, gelombang elektromagnetik, dan sinar-sinar radioaktif, Selo zat biologis yang banyak didapat di dalam udara bebas adalah virus, dan spora, bakteri vi jamur, dan cacing seringkali didapat di dalam udara tidak bebas. 1.2.2 Hubungan timbal balik antar manusia dan hidrosfir (air) Kualitas air berubah Karena kapasitas untuk membersihkan dirinya telah terlampau. ini disebabkan bertambahnya intensitas aktivitas penduduk yang tidak hanya meningkalka kebutuhan akan air tetapi juga meningkatkan jumlah air buangan, Buangan-buangan inflal yang merupakan sumber sumber pengotoran perairan, Secara ringkas, berbagai sun} pengotoran badan air dapat dilihat pada tabel 2. Diantara zat-zat pengotor air tersebut adflah zat-zat yang persisten, zat radioaktif dan penyebab penyakit. ‘Ada beberapa zat-zat kimia yang sifatnya taktik dan tidak cepat terurai dalam air. Me eee eer eteer meray armen regneicereeer ert yang ada dalm air tersebut Sebagai contoh adalah detergen yang terbuat dari alkil sulfonat yang tidak linier 41a bercabang. Selain itu detergen juga menimbulkan busa di perairan yang secara estetik] ta dapat diterima, dan menimbulkan kesulitan dalam pengelolaan badan air. Contoh lain ad! DDT (dichloo-diphenyl-trichloretan), Akumulasi DDT terdapat tidak hanya pada ikan Ba hewan tetapi juga pada manusia. [BAB 1 PENGANTAR REKAYASA LINGKUNGAN 15 ‘Tabel 2. Sumber-sumber pengotor Air. Sumber Alamiah Udara Mineral terlarut | Tumbuban/Hewan busuk Tumbuhan air ! Air hujan Sumber Petanian Erosi Kotoran hewan Pupuk Pestisida Air irigasi Air Buangan Pemukiman | Industri ! Air hujan kota L Kapal/Perahu, dll Waduk Lumpur Tumbuhan akuatik Lain-tain Industri konstruksi | Pertambahan Zat radioaktif akan menimbulkan efek terhadap kesehatan, tetapi hal ini tidak akan terjadi apabila pengendalian zat radioaktif dilaksanakan dengan sangat ketat. Namun demikian, zat radioaktif, dalam jumlah yang sedikit dapat pula menimbulkan masalah apabila terjadi biomagnefikasi di dalam organisme akuatik, Besar kecilnya masalah ini sangat tergantung, pada kadar magnifikasi, peran organisme tersebut dalam rantai makanan, serta lamanya waktu paruh zat radioaktif. Adanya penyebab penyakit di dalam air (misalnya brallang dysentri), dapat menyebabkan efek langsung terhadap keschatan. Penycbab penyakit yang mungkin ada, dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu (1) penyebab hidup, yang menyebabkan penyakit menular, dan (2) penyebab tak hidup, yang menyebabkan penyakit tidak menular, 1.2.3, Hubungan timbal balik antara manusia dan Litosfir (tanah) Penyakit-penyakit yang disebarkan lewat tanah merupakan gambaran dari bentuk hubungan timbal balik antara manusia dan litosfir. Zat-zat yang terkandung dalam tanah dapat berasal dari tanah itu sendiri maupun berasal dari luar tanah, sebagai akibat pengotoran ataupun pencemaran. Sebagai contoh adalah Penyakit Bakterial Tetanus (menular) disebabkan oleh C. Tetanus dan Penyakit Fluorosis (tidak menular) disebabkan oleh keracunan Flour. 16 BAB 1 PENCANTAR RERAYASA a Seperti juga halnya dengan lingkungan lainnya, manusia memanfaatkan lingkungan urtul kebutuhan sehari-hari, Litosfir digunakan manusia untuk bermukim, untuk melakukan seqal: kegiatan, seperti pertanian, peternakan, industri, dan tempat pembuangan limbah padat ataubu persampahan. Pemanfaatan lahan untuk keperluan tertentu dapat berdampak terhadap kesehqtay masyarakat sebagai gambaran dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini : ‘Fabel 3, Pengaruht Tata Guna Lahon Terhadup Kesehatan Masyarakat Tata Guna Li terbadap masyarakat Kehutahan \ vektor, agent dll | | Taman 7 Lingkungan Rekreasi Ul Bercocok tanam ; Kesehatan makanan, air dll. Tanah berair, danau. | Perkembang-biakan vektor ll. | Rawa, teluk ehh aedtpeeacaacetsoeced cece SaceeiL ‘Tempat Tinggal kes. in Pemukiman Porkotaan Kes, angan Bangunan, persampahan | Industri Kes, Dan keselamatan Ling. Kerja Transportasi Kes. Ling. Transportasi. parawisata | Exploitasi mineral | Kes, dan keselamatan Li Kerja | ingkungan [__Toxikologi Sumber Miller Jr 1975, dalam Soemirat Juli 1994. 1.3. KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor : 23 tahun 1992 tentang kes Bab I pasal 1 bahwa “Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial bat ‘memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis” ee Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan kiat untuk mencegah penyakit, memperpagia harapan hidup, dan meningkatkan kesehatan dan efisiensi masyarakat melalui usaha masy yang terorganisir melalui sanitasi lingkungan, pengendalian penyakit menular, pendi hygiene perseorangan, mengorganisir pelayanan medis dan perawatan, Dengan dipelajatin ilma keschatan masyarakat, maka dapat dilakukan diagnosis dini, pengobatan venceah serta membangun mekanisme sosial, sehingga setiap insan dapat menikmati standar kehiqup} yang baik dan dapat memelihara kesehatan (Maslov, 1920) Definisi ini mengungkapkan bahwa tujuan Kesehatan masyarakat ada tiga. Tujud r hanya dapat dicapai lewat usaha masyarakat yang terorganisir, dan tidak Jain salah safunya adalah Kesehatan Tingkungan. AB 1 PENGADTAR RERAYASS LINGRUNGAY ” 1.3.1. Usaha Kesehatan masyarakat ‘Agar masyarakat dapat meningkatkan kesehatannya paling sedikit diperlukan enam usaha dasar yang dikenal dalam Imu Kesehatan Masyarakat sebagai “The Basic Six” atau enam uusaha dasar. Ada tiga konsep cnam usaha dasar tersebut masing-masing dikemukakan olch American Public Health Association (APHA), Emerson and Luginbuhl (EM), dan World Health Organization (WHO) seperti tampak pada tabel 1. Ketiga konsep tersebut memperlihatkan penggunaan istilah yang berbeda, Perbedaan tersebut tergantung pada kemajuan usaha kesehatan suatu negara. Sebagai contoh, Pemberantasan Penyakit Menular, tidak lagi disebutkan oleh APHA, katena di Amerika Serikat penyakit menular ini sudah tidak lagi merupakan masalah utama, Sebaliknya di Indonesia, frekwensi penyakit ini masih sangat tinggi, sehingga usaha pemberantasannya menjadi sangat penting. Oleh karena itu, pemberantaan penyakit menular masih termasuk di dalam konsep WHO. Untuk berbagai negara, permasalahan kesehatannya akan berbeda, Oleh Karena itu, disamping the basic six ini dapat pula dikembangkan usaha yang khas bagi masing-masing negara, Usaha kesehatan masyarakat di Indonesia, selain terdiri atas “The basic Six", juga ditambahkan dengan usaha-usaha lainnya yang dirasa perlu, sebag: RI. No. 23 th. 1992. Tabel 4 Tiga Buah Konsep “The Basic Six APHA * EMERSON & | WHO * LUGINBUHL Pencatatan dan analisa data Statistika vial | PEMELIHARAAN |. dokumen Kesehatan Peniian Kescatn fenitan | Rohan dliseminasi informasi esehatan | kesehatan’ Seer ere ree eee see Ee Pengawasan, Pengaturan, pelayanan | Kesehatan | Kesehatan kes. Lingkungan lingkungan ! lingkungan Administrasi dan pela Pemberantasan Pemberanttasan Kesehatan Peny. Menular | Peny. Menular Pelayanan keschatan Kesejahteraan | Kesejahteraan Tou dan Anak Ibu dan Anak —+ Koordinasi Sumber days Pengendalian Pelayanan medis, Kesehatan Penyakit | dan Perawatan kronis kesehatan * = American ‘Public Health Association’ ** = World Health Organization Sumber : Laevell, H.R. dan Clarck, E.G. 1958, dalam Soemirat (1994) 18 AAD 1 PENGANTAR REKAYASS LNGKE! Di dalam UU-RL No. 23, 1992, Bab V pasal 11, tertulis bahwa upaya keseh: dilaksanakan melalui 15 kegiatan sebagai berikut : (a) kesehatan keluarga, (b) perbaikan gi (©) pengamanan makanan dan minuman (4) Kesehatan lingkungan, (¢) kesehatan Kerja |( Kesehatan jiwa, (g) pemberantasan penyakit, (h) penyembuhan penyakit dan pemulifa Kesehatan, (1) penyuluhan keschatan masyarakat, G) pengamanan sediaan farmasi dan lat Kesehatan, (k) pengamanan zat aditif, (I) Kesehatan sekolah, (m) Kesehatan olahraga, pengobatan tradisional, dan (o) kesehatan mata. Kesermua ini perlu dilaksanakan secara terp: menyeluruh, dan berkesinambungan agar dapat memecahkan permasalahan kesehatan dihadapi. Mulai dalam PELITA V kegiatan pokok yang tadinya 15 dinaikkan menjadi 18 st Kesejahteraan iba dan anak, keluarga berencana, gizi, Kesehatan lingkungan, pemberantapai penyakit, penyuluhan Kesehatan, pengobatan dan penanggulangan kecelakaan, peraw: a Kesehatan masyarakat usaha kesehatan sekolah, Kesehatan gigi dan mulut, Kesehatan jibra pemeriksan laboratorium sederhana, pencatatan dan pelaporan, Kesehatan mata, kesehgta lah raga, kesehatan pekerja non formal, pembinaan pengobatan tradisional, peningk4ta upaya dana sehat masyarakat. Dari daftar usaha dasar ini semakin jelas diperlukannya kerja multi disiplin dibidpny kesehatan. Misalnya, program untuk Kesehatan lingkungan akan memerlukan ahli Rekay hd dibidang air bersih, limbah, lingkungan kerja, udara dan lain-tain. 1.3.2. Usaha Kesehatan Lingkungan Usaha kesehatanb lingkungan merupakan salah satu usaha dari enam usaha dasar kesehy masyarakat. Dari uraian tentang usaha dasar terlihat bahwa Kesehatan lingkunganpun Pr: seKali hubungannya dengan usaha kesehatan lainnya, Usaha ini merupakan usaha yang pprl didukung oleh ahli rekayasa, khususnya oleh abli rekayasa lingkungan. Usaha keschatan lingkungan mencakup : a. Program/penyediaan ait minunvair bersih b. Pengolahan dan pembuangan limbah cair, gas, dan padat Pencegahan kebisingan dd, Pencegahan kecelakaan e. Pencegahan penyebaran penyakit melalui air, udara, makanan, dan vektor. berbahaya. 2. Pengelolaan keamanan dan sanitasi transportasi, kepariwisataan seperti Hotel, tel, Tempat Makan Umum dan Pelabuhan, {. Pengetolaan kualitas lingkungan : air, udara, makanan, pemukiman, dan " 1.3.3. Hygiene dan Sanitasi. Dalam membicarakan keschatan lingkungan, ada dua Istilah tersebut ialah, hygiene dan sanitasi, Ditinjau dari {stilah ini mempunyai perbedaan-perbedaan stlah yang seringdicampur adulfkah Imu Kesehatan tingkungan FAD | PENGANTAR REKAYASS LINGKUNGAN 19 ‘Yang dimaksud dengan hygiene ialah usaha Kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya mencegah timbulnya penyakit arena pengaruh lingkungan kesehatan tersebut, serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjadi pemeliharaan kesehatan, Ke dalam pengertian ini termasuk pula yapaya upaya melintdungi, memelitara dan mempertinggi derajat keschatan manusia (perseorangan ataupun masyarakat) sedemikian rupa sehingga pelbagai faktor lingkungan yang tidak menguntungkan tersebut dijaga/diatur sedemikian rupa sehingga tidak sampai menimbulkan Sedangkan yang dimaksud dengan istilah sanitasi ialah usaha kesehatan masyarakat yang ‘menitikberatkan pada pengawasan terhadep pelbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi derajat Kesehatan manusia. Jadi lebih mengutamakan usaha pencegahan terhadap pelbagai faktor lingkungan, sedemikian rupa schingga meunculnya penyakit dapat dihindari. 1.4. PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEADAAN LINGKUNGAN 1.4.1. Umum Perkembangan epidemiologi lImu tentang (Penyebaran Penyakit) menggambarkan secara spesifik tentang peran lingkungan dalam terjadinya penyakit dan wabah, Bahwasannya lingkungan berpengaruh pada terjadinya penyakit sudah sejak lama diketahui, sebagai contoh nama “Malaria” yang berarti udara jelek diberikan pada penyakit yang mempunyai gejala demam, menggigil . berkeringat, demam lagi, menggigil lagi dan seterusnya serta didapatkan diamtara kelompok masyarakat yang bertempat tinggal disekitar rawa-rawa, Dengan beberapa kali penelitian diketahui bahwa nyamuk yang bersarang dirawa-rawa sebagai pembawa penyakit, Pada tahun 370 sebelum Masehi penyakit diasosiasikan dengan Dosa dan kekuatan st- pernatural (alam), Kemudian seorang tokoh dunia Kedokteran berpendapat bahwa penyakit ada hubungannya dengan fenomena alam dan lingkungannya, Interaksi antara manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan terjadi sejak manusia lahir sampai meninggal dunia. 1.4.2. Penyakit Menular Penyakit menular disebabkan oleh peran air sebagai media. Peran air ada beberapa ‘macam, — air sebagai penyebar mikroba patogen — air sebagai sarang insektisida jumlah air bersih yang tidak mencukupi sehingga orang tidak dapat membersihkan ditinya dengan baik. (air sebagai sarang hospes sementara penyakit) Penyakit menular yang disebarkan oleh air secara langsung diantara masyarakat seringkali dinyatakan sebagai penyakit bawaan air atau “Water bonrne disease”, 20 Penyakit ini hanya dapat menyebar, apabila mikroba-mikroba penyebabnya dapat af kedalam sumber air yang dipergunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya set hati Sedangkan jenis mikroba yang dapat menyebar lewat [BAP | PENGANTAR REKAYASA LING macamnya, mulai dari Virus, bakteri, protozoa, metazoa. ada tabel 1.1 berikut menyajikan beberapa contoh penyakit “Water Borne” yang banyal terdpat di Indonesia. Dilihat dari segi epidemiologi beberapa penyakit yang tertera dalam tabel 1.1 masih samjeah penting di Indonesia. sangat bervariasi dan banal} Tabel 1.1. Beberapa Penyakit Bawaan Ait dan Agentnya, AGENT PENYAKIT Virus Rotavirus Diare pada anak Virus hepatitis A Virus Poliomyeslitis Hepatitis A Polio (myelitis anterior acuta) Bakteri Vobrio Colerae Escherichia coli enteropatogenik Salmonella typhi Salmonell paratyphi Shigella dysenteria Cholera Diare/Dysenteria Typhus abdominalis Paratyphus Dysenteri Protozoa Entamoeba histolytica Balantidia coli Giardia Lambia Dyesenteri amoeba Balantidiasis Giardiasis Beberapa Penyakit Menular = Cholera Penyakt ni dlsebabkan oleh Vibrio Cholera, teas dari India, Cholera adalah PenyBkif usus halus yang akut dan beret, sering mewabah yang mengakibatkan banyak kemathar Gejala utamanya muntaber, dehidrasi dan kolaps dapat terjadi dengan cepat. ‘Angka kematian berkisar 50% dan kasus Klasik wabah Colera terjadi tahun 1854 db Broad Street London. Lebih dari 500 orang meninggal. [AB 1 PENGANTAR REKATASA LINGKUNGAN a Typhus Abdominalis ‘Typhus juga menyerang usus halus penyebabnya adalah Salmonella typhi, angka kematian berkisar antara 10% sebelum penemuan anti biotika dan menurun sampai 2% - 3% setelahnya Gejala utamanya panas yang terus menerus dengan taraf kesadaran yang menurun terjadi 1 sfd 3 minggu setelah infeksi. Hepatitis A Disebabkan oleh Virus Hepatitis A, gelaja utama demam dan akut dengan perasaan mual dan muntah, hati membengkak, dan mata menjadi kuning, gejala penyakit ini timbul setelah 1-2 bulan sctelah terjadi infeksi, angka kematian kurang dari 1%. — Poliomyelitis (Polio) Disebabkan oleh virus polio. Gejala polio sangat bervariasi dapat sangat ringan menyerupai penyakit influenza sampai pada keadaan kelumpuhan ringan, parah dan Kematian, angka kematian 2-10%, = Dysentrie Amoeba Disebabkan oleh E. Histolytica, gejala utama tinja tercampur darah dan lendir tidak menyebabkan dehidrasi (pengurangan cairan). Apabila tidak diobati dapat menimbulkan berbagai Komplikasi seperti abses hati, radang otak dan perforasi usus. — Air sebagai sarang vektor penyakit Air dapat berperan sebagi sarang insekta yang menyebarkan penyakit pada masyarakat Insekta demikian disebut sebagai Vektor Penyakit sebagai contoh Vektor Anopheles sp membawa Protozoa (Plasmodium) yang menyebabkan Malaria, = Filariasis (Kaki Gajah) Penyebabnya adalah cacing bulat kecil (Filaria), dengan Reservoir manusia penderita Larva cacing (Mikrofilaria) aktif pada jam 20.00 s/d jam 02.00. Apabila penderita digigit ayamuk maka Mikrofilaria masuk kedalam tubuh nyamuk dan menembus dinding ususnya, masuk kedalam otot dadanya, menjadi larva infektifitas. Apabila nyamuk menggigit orang berikuinya, maka dapat menularkan penyakit kepada orang berikutnye, = Demam Berdarah (Dengue Haemorhagic Fever) Penyebabnya adalah virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. gejalanya demam dan perdarahan, angka kematian 5 % ‘Tempat-tempat yang dapat dijadikan sarang nyamuk Aedes adalah genangan air hujan dan air bersih. - Malaria Penyebabnya adalah protozoa (Plasmodium Malariae) yang ditularkan melalui Nyamuk Anopheles, gejalanya berupa bergantinya perasaan panas dingin, yang terdiri dari 3 gejala yaitu menggigil, panas dan berkeringat. Angka kematian 10%. 2 [4B | PENGANTAR REKAYASA LINGKU 1.4.3 Mekanisme penularan oleh Vektor Penyakit secara langsung (direct transmission) dan transmisi tidak langsung (indirect transmissio} Mekanisme penularan penyakit dapat dikelompokkan menjadi 2 cara yaitu trans! ‘Transmisi langsung ‘Transmisi Jangusng adalah pemindahan penyebab penyakit infeksi secara langsung. fy segeta dari scorang penderita kepada orang lain melalui pintu infeksi (porte d’en| sehingga terjadilah infeksi pada orang tersebut Hal ini bisa terjadi dengan Kontak langsung (direct contact) seperti dengan cara re ail2) hhubungan sex atau dengan semburan titik ludah dalam jarak dekat (1 meter atau Kur ‘Transmisi tak langsung ‘Transmisi tak Jangsung dapat terselenggara dengan cara : a. Vehicleborne Yaitu barang-barang yang terkontaminasi seperti mainan kanak-kanak, sapu tan; pakaian, alat-alat bedah, air, makanan, susu, produk-produk biologis seperti se dan plasma atau bahan lain berperan sebagai perantara penyebab penyakit inf infeksi yang sesuai, Cara penularan penyakit melalui barang-barang (Vehicle) se tersebut diatas dinamakan Vehicleborne, sehingga masuk kedalam tubuh penjamu yang rentan (susceptible) melalui He b. Vectorbome Vektor adalzh Arthropoda atau invertebrata lain yang memindahkan infectious a baik secara mekanik maupun secara biologik kepada penjamu (host) yang Transmisi tak langsung melalui vektor dinamakan Vectorborne. Transmisi ini dapat berlangsung dalam dua cara yaitu = Secara mekanis, antinya penyebab infeksi dipindabkan oleh vektor baik kath 1 menempel pada kaki maupun melalui saluran alat cerna(tidak memerl perkembangbiakan organisme). = Secara biologis, artinya dalam tubuh vektor, mikroorganisme memerl petkembangbiakan atau komnbinasi keduanya (Cyclopropagation) sebelum vet dapat memindahkan bentuk-bentuk yang infektif kepada seseorang, Pemindahan agent bisa melalui kelenjar ludah pada waktu vektor menggi ‘dengan memuntahkan kuman-kuman kemudian masuk melalui Iuka gigitan luka karena digaruk. Airborne pintu infeksi saluran pernapasan. Aerosol mikrobial adalah suspensi dalam uy dari partikel-partikel yang terdiri atas mikroorganisme. Partikel antara 1 - 5 mil sangat mudah masuk ke dalam paru-paru dan tubuh di sana, Penyebaran infectious agent dengan aerosol ke dalam tubuh penjamu biasanya meh ja ro} a si an] in} hs | lea} AD | PENGANTAR RERAYASA LINGRUNGAW 23 1.4.4 Pengendalian Vektor Penyakit Ada 4 cara pengendalian vektor penyakit, yait a, Pengendalian Vektor Penyakit Diperlukan karena |. Ada beberapa jenis penyakit yang belum ada obatnya, seperti hampir semua penyakit yang disebabkan oleh virus 2, Bila ada obat ataupun vaksinnya sudah ada, tetapi kerja obat tadi belum efektif, terutama untuk penyakit parasiter. 3. Ada beberapa jenis penyakit di dapat pada banyak hewan selain manusia, sehingga sulit dikendalikan, 4. Sering menimbulkan cacat, seperti Filiriasis dan malaria Ada beberapa penyakit yang cepat menjalar, karena vektornya dapat bergerak seperti insekta yang bersayap, Pengendalian Kimiawi Pengendalian selama 30-40 tahun terakhir ini dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan secara insektisida, Hasil yang dicapai cukup memadai, tetapi karena Pemberantasan tersebut terputus-putus akibat masalah dana, maka terjadi resistensi vektor terhadap insektisida, Selain itu, insektisida yang digunakan bersifat persisten (DDT) sehingga terjadi pencemaran lingkungan. Karenanya dibutuhkan jenis insektisida yang baru lagi mudah terurai. Jadi pemberantasan kimiawi ini menjadi semakin mahal, Selain itu pertumbuhan penduduk yang cepat membutuhkan lebih banyak lahan untuk bercocok tanam, bermukim dan berkarya, sehingga terjadi insekta baru, terutama di daerah kumuh dan persawahan, persampahan dan drainase. Dengan demikian penyakit bawaan vektor tidak berkurang. Karena itu orang mencari strategi baru dalam pengendalian vektor penyakit yang dilakukan secara terpadu antara pengendalian rekayasa biologis , fisis, kimiawi dan genetis. Pengendalian Vektor Terpadu. Strategi ini dilaksanakan atas dasar ekologi vektor sehingga diketahui berbagai karakteristik vektor seperti habitat, usia hidup, probabilitas terjadi infeksi pada vektor dan manusia, kKepekaan vektor terhadap penyakit dan lain-lainnya, Atas dasar ini, dapat dibuat strategi pengendalian yang menyeluruh dengan meningkatkan partisipasi masyarakat, kerjasama sektoral dan lain-lainnya, Pengendalian Rekayasa Pengendalian secara rekayasa pada hakekatnya ditujukan untuk mengurangi sarang insekta (breeding places) dengan melakukan pengelolaan lingkungan, yakni melakukan manipulasi dan modifikasi lingkungan. Manipulasi adalah tindakan semeniara sehingea terjadi keadaan yang tidak menunjang kehidupan vektor. Sebagai contoh adalah perubahan niveau air atau membuat pintu air sehingga salinitas air dapat diatur. Modifikasi adalah tindakan ‘untuk memperbaiki kualitas lingkungan secara permanen, seperti pengeringan, penimbunan genangan, perbaikan tempat pembuangan sampah sementara maupun akhir (TPS, TPA), Pa AM | PENGANPAR RERATASA LINGKLIIO ddan konstruksi serta pemelifiaran saluran drainase. Pada hakekatnya pengelolaan ini bergifaf lebih permanen (jangka panjang) dibanding dengan cara kimiawi, tetapi memerluka ‘modal awal yang cukup tinggi. sehingga dinegara berkembang pengendalian vektor sear rekayasa sering kali menjadi terbelakang. Saat ini pengendalian vektor sebaiknya mena suatu program kerja yang terpadu dalam semua proyek pembangunan, mengingat bahw pembangunan dapat menimbulkan sarang insekta, sehingga satu fihak diinginkay peningkatan kesejahteraan ataupun pencegahan penyakit (penyakit diare denga memberikan penyediaan air bersih). tetapi dilain fihak proyek tadi menimbulkan penypki baru, bawaan vektor (genangan air buangan, bak mandi sebagai sarang nyamuk A¢de penyebar DHF). pengendalian rekayasa apabila terdapat keadaan gawat darurat saja, yakni, apabila s Pengendalian seeara kimiawi sekarang ini masih digunakan, yakni sebagai nf etika didapat kejadian Ivar biasa, ataupun kepadatan insekta meningkat. 4d. Pengendalian Biologis Pengendalian secara biologis dilakukan dengan dua cara yakni (i) Memelihara musuh alaminya Musuh alami insekta dapat berupa pemangsanya ataupun mikroba penyqbal penyakitnya, Untuk ini perlu diteliti Jebih lanjut pemangsa dan penyebab per mana yang paling efektif dan efisien mengurangi populasi insekta, Untuk ini Fy juga dicari bagaimana cara untuk melakukan pengendalian pertumbuhan per dan penyebab penyakit ini apabila populasi vektor sudah terkendali jumlahny: Gi) mengurangi fertilitas insekta Untuk cara kedua ini pernah dilakukan dengan mediasi insekta jantan sehingga $i dan menyebarkannya diantara insekta betina. Dengan demikian telur yang dibpal tidak dapat menetas. Cara kedua ini dianggap masih terlalu mahal, dan efisiepr masih perlu dikaji 1.5. REKAYASA LINGKUNGAN Rekayasa Lingkungan adalah upaya sadar manusia untuk merekayasa hubungan tif balik antara manusia dengan lingkungan dengan tujuan untuk mencapai kesehatan masyel dan keschatan lingkungan disamping membuat perangkat Undang-undang_menggny Lingkungan Hidup. Beberapa aktifitas yang dilakukan dapat dibagi menjadi tiga kelor sebagai berikut 1.5.1, Usaha Rekayasa pencemaran Atmosfir (udara) Rekayasa pencemaran atmosfir diupayakan dengan rekayasa bb. = Pengendalian Vektor Penyakit (Bab 1) = Pengelolaan pencemaran udara (Bab II) Berbagai alat pembersih gas buang sudah banyak tersedia, pemilihan dilakukan| at}s dasar ofisiensi peayisihan emisi yang dikehendaki, sifatfisis kimiawi pencemar, dan lainy BAB 1 PENGANTAR REKAYASA LINGRUNGAW 25 Alat-alat yang ada dapat dikelompokkan menjadi filter, electrostatic precipitators, eyclones, kolektor mekanis, scrubbers, adsorbers, pembakar atau after burners, dan lainnya. Secara singkat, filter bekerja sebagai penyaring, dapat terbuat dari bahan serat tumbuhan, Jogam, dan lain media porous; electrostatic presipitaros, electrostatic precipitators menggunakan ‘medan listrik untuk pengendapan pada permukaan kolektor. Cyclone adalah alat di mana gas buang yang masuk akan mengiikuti gerak vertex yang mengarahkan gerak partikel ke arah penampungan. Yang dimaksud dengan kolektor mekanis adalah settling chambers, baffled chambers, dan lain-lainnya, tidak termasuk cyclones. Scrubbers adalah alat yang memberi Kesempatan pada gas buang untuk berkontak dengan cairan, dan mengalami presipitasi, sedangkan adsorbers tidak berbeda dengan adsorbers yang digunakan dalam pengolahan air. After burnes adalah peralatan yang digunakan untuk mengurangi emisi dengan membakar gas buang. Peralatan ini dapat digunakan tersendiri ataupun dalam kombinasi tergantung pada Keperluan, Dalam proses pemilihan peralatan selain efisiensi perlu juga dipikitkan biaya Pemasangan, alat dan pemeliharaan, Akhirnya perlu juga diperhatikan hasil atau produk yang terbentuk karena penggunaan peralatan, Karena kebanyakan akan menyaring, mengendapkan gas dan/atau partikulat, schingga terjadi penumpukn zat padat yang masih harus dipikirkan pembuangannya Pengendalian atau rekayasa kebersihan udara dengan usaha-usaha tersebut diatas tidaklah sederhana. Dapat dimengerti bahwa agar dapat melaksanakan pengendalian tersebut diperlukan berbagai fasilitas, misalaya suatu badanfjawatan khusus yang menangani pencemaran udara, tenaga ahli kerekayasaan yang dapat memberi konsultasi tentang perubahan atau pemilihan bahan dan proses industri, peralatan pembersih udara, dan disamping itu diperlukan aturan- ‘aturan yang mengatur pengendalian pencemaran udara secara jelas dan tegas. 1.5.2, Usaha Rekayasa pencemaran Hidrosfir (Air) Untuk Rekayasa pencemaran Hidrosfir diupayakan dengan Rekayasa sbb = Pengendalian Vektor Penyakit (Bab 1) = Penyediaan Air Bersih (Bab 1) System Pengelolaan Air Limbah (Bab III) ~ Drainase Air Hujan dan Air Pembuangan (Bab IV) = System Plumbing (Bab V) Karena air tidak bertambah ataupun berkurang, maka dengan meningkatnya pemanfaatan air, kualitasnyalah yang dapat berubah. Hal ini terjadi apabila kemampuan air untuk membersihkan dirinya secara alamiah sudah terlampau. Oleh karena itu, diperlukan tindakan untuk mencegah terjadinya pencemaran air. Dengan demikian pengelolaan hidrosfir dilakukan dengan mengelola pemanfaatan sumber daya air. Tiga aspek yang peerlu diperhatikan adalah (1) penghematan dan konservasi (2) minimisasi pengotoran dan pencemaran, dan (3) memakai malkan usaha daur ulang dan pemanfaatan kembali 26 [BAB | PENGANTAR REKAYAS4 LINGKUYGA Sama halnya dengan udara, pengendalian ini juga memerlukan pengaturan iklim keri. Hal ini dimungkinkan karena adanya perundangan, 1.5.3. Usaha Rekayasa Pencemaran Litosfir (tanah) Untuk Rekayasa Pencemaran Litosfir diupayakan dengan rekayasa sbb. = Pengendalian Vektor Penyakit (Bab 1) — Pengelolaan Limbah Padat Domestik (Bab VI) — System Pengolahan B3 (Bab VID Dalam litosfir masalah yang kami bahas adalah sampah, Teknik pembuangan sanipa} dapat dilihat mulai dari sumber sampah sampai pada tempat pembuangan akhir (TPA). U} ch pertama adalah mengurangi sumber sampah, baik dari segi kuantitas maupun kualitas det mengurangi sumber sampah, baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas de cara (i) Meningkatkan pemeliharaan dan kualitas barang sehingga tidak cepat menjadi samp (ii) Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku (ii) meningkatkan penggunaan bahan yang dapat terurai secara alamiah, misafn) pembungkus plastik diganti dengan pembungkus kertas. Semua usaha ini memerl pk: kkesadaran masyarakat serta peran sertanya. Selanjumya, pengelolaan ditunjukan pada pengumputan sampab mula das prodhssp sampai pada (empat pembuangan akhir (TPA) dengan membuat tempat penampungan sarpp: sementara (TPS), transportasi yang sesuai lingkungan, dan pengelolaan pada TPA Sebelum dimusnahkan,sampeh dapat pula dobah dahulo, baik untuk memperkeil vo ume, untuk daur ulang atau dimanfaatkan kembali. Pengolahan dapat disederhanakan sepeiti pemilihan, sampai pada pembakaran atau instinerasi Al 2 SISTEM PENVEDLGLY AUR BERSIE 7 Bab 2 Sistem Penyediaan Air Bersih 2.1. PENDAHULUAN 2.4.1, Umum Air merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Manusia, binatang, dan tumbuhan memerlukan air untuk kehidupannya. Air dapat pula digunakan sebagai pelarut, pembersih dan keperluan Tain seperti rumah-tangga, industri maupun usaha-usaha lainnya. Untuk keperluan industri air berfungsi sebagai pendingin mesin, baban baku maupun pembersih atau penggelontor Timbah, Di samping itu air juga berfungsi untuk usaha-usaha pertanian, perikanan, olah raga, rekreasi, pemadam kebakaran dan lain sebagainya. Dalam dunia kesehatan khususnya kesehatan lingkungan, perhatian air dikaitkan sebagai faktor perpindahary/penularan penyebab penyakit (agent). Air membawa penyebab penyakit dari kotoran (faeces) penderita, kemudian sampai ke tubuh orang lain melalui makanan, susu dan minuman, Air juga berperan untuk membawa penyebab penyakit non mikrobial seperti bahan-bahan toxic yang dikandungnya. Penyakit-penyakit infeksi yang biasanya ditularkan melalui air adalah typus abdominalis, cholera, dysentri baciller dan lain-lain. Peracunan Jogam juga dapat terjadi melalui media air. Saat ini masalah penyediaan air bersih menjadi perhatian khusus baik bagi negara-negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Indonesia sebagai halnya pula negara berkembang lainnya, tidak luput dari permasalahan penyediaan air bersih bagi masyarakatnya. Salah satu masalah pokok yang dihadapi adalah kurang tersedianya sumber air yang bersih, belum meratanya pelayanan penyediaan air bersih terutama pada daerah perdesaan dan sumber air bersih yang ada belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Bahkan pada beberapa tempat di kota-kota besar, sumber ait bersih yang telah dimanfaatkan oleh PDAM telah tercemari oleh limba indusri dan limbah domestik, schingga beban dalam segi pengelolaan air bersibnya semakin meningkat. Bertitik tolak dari hal tersebut, maka dalam rangka penyediaan kebutuban air bersih yang. memenuhi syarat kesehatan, Pemerintah RI mencanangkan program peningkatan penyediaan air bersih pada daerah perkotaan (urban) dan daerah perdesaan (rural urban) melalui pipanisasi dan pemanfaatan sumber air yang ada secara optimal. 28 (BAB 2 SISTEM PENYEDIAAN AIR mst Merupakan tantangan bagi kita semua bagaimana memperlakukan air agar diperple| daya guna yang sebesar-besamya dan menekan kerusakan pada sumber daya air sekgcil kecilnya, Dengan demikian maka akan tereapai pemenuhan penyediaan air bersih. yan] ‘memenuhi syarat kualitas, kuantitas, Kontinuitas dan harga yang terjangkau oleh masyar 2.1.2. Pengertian Air Bersih Dan Minum A, Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjad} af minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yan] ‘memenuhi peryaratan bagi sistem penyediaan air minum, dimana persyaratan yang dimal}su adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis |da} radiologis, sehingga apabila dikonsomsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan Urpu Permenkes No. 416/MenkevPER/IX/1990), Persyaratan tersebut juga mempethatikan pengamanan terhadap sistem distribusi air b4rsi dari instalasi air bersih sampai pada konsumen. B. Air Minum Pengertian air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehbtal yang dapat diminum. Alasan keschatan dan teknis yang mendasari penentuan standar “ta air minum adalah efek-efek dari setiap parameter jika melebihi dosis yang telah ditetapkat Pengertian dari standar kualitas air minum adalah batas operasional dari kriteria kualitap aft dengan memasukkan pertimbangan non teknis, misalnya kondisi sosial-ckonomi, target hta} singkat kualitas produksi, tingkat kesehatan yang ada dan teknologi yang tersedia. Sedangkal kriteria kualitas air merupakan putusan ilmiah yang mengekspresikan hubungan dosis| da} respon efek, yang diperkirakan terjadi kapan dan dimana saja unsur-unsur pengotor sn i atau melebihi bates maksimum yang ditetapkan, dalam waktu tertentu. Dengan demifia, maka kriteria kualitas air merupakan referensi dari standar kualitas air. Berdasarkan Permepkes No416/Menkes/Per/IX/1990, yang membedakan antara kualitas air bersih dan ait miu adalah standar kualitas setiap parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis maksimum Yan} diperbolehkan. 2.1.3. Persyaratan Dalam Penyediaan Air Bersih Ada beberapa persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam sistem penyediaan air befsil Persyaratan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut 1. Persyaratan kualitatif Persyaratan kuantitatit Persyaratan kor (a4 2 SISTEM PEXYEDINAN AUR RExSHE 29 Persyaratan kualitatif Persyaratan kualitatif menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air bersih. Peryaratan ini meliputi persyaratan fisik, kimia, biologis dan radiologis. Syarat-syarat tersebut dapat dilihat berdasarkan Peraturan Menteri Keschatan No. 416/Menkes/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air yang akan ditunjukkan pada lampiran. wrat-syarat fisik Secara fisik air minum harus jemnib, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa (tawar). Waa dipersyaratkan dalam air minum untuk masyarakat Karena pertimbangan estetika. ‘Ada 2 (dua) macam warna pads air yaitu apparent color dan true color. Apparent color ditimbulkan karena adanya benda-benda zat tersuspensi dari bahan organik. Hal ini lebih ‘mudah diatasi dibanding dengan jenis true color. True color adalah warna yang ditimbulkan oleh zat-zat bukan zat organik Rasa seperti asin, manis. pahit dan asam dan sebagainya tidak boleh terdapat dalam air ‘minum untuk masyarakat, Bau yang bisa terdapat dalam air adalah bau busuk, amis, dan sebagainya, Bau dan rasa biasanya terdapat bersama-sama dalam air. Selain bau, warna dan rasa, syarat lain yang harus dipenuhi secara fisik adalah suhu. Suhu sebaiknya sama dengan subu udara atau kurang lebih 25°C, dan bila terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan adalah 25°C # 3°C. b. Syarar-syarat Kimia Air minum tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia tersebut antara lain — pH pH merupakan faktor penting bagi air minum, karena mempengaruhi proses korosi pada perpipaan, khususnya pada pH < 6,5 dan > 9,5 akan mempercepat terjadinya teaksi korosi pada pipa distribusi air minum. Selain itu, nilai pH jumlah mikroorganisme patogen semakin banyak dan ini sangat membahayakan bagi kesehatan manusia, = Zat padat total (total solid). Total solid merupakan bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan pengeringan pada suhu 103 - 105°C. — Zat organik sebagai KMn0, Zat organik dalam ait berasal dari LAlam : tumbuh-tumbuhan, alkohol, sellulosa, gula dan pati 2.Simtesa + proses-proses industri 3.Fermentasi ; alkohol, asam, dan akibat kegiatan mikroorganisme. Zat atau bahan organik yang berlebihan dalam air akan mengakibatkan timbulnya bau yang tidak sedap, Am 2 SISTEM PENYEDIAAW AIR ESA CO, agresif. CO, yang terdapat dalam air berasal dari udara dan dari hasil dekomposisi zat orgaqik. Menurut bentuknya CO, dapat dibedakan dalam : 1. CO, bebas : banyaknya CO, yang larut dalam air, 2. CO, kesetimbangan : CO, yang dalam air setimbang dengan HCO,, 3. CO, agresif : yaitu CO, yang dapat merusak bangunan, perpipaan dalam distr air minum. Kesadahan total (total hardness). Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion (kation) lo} valensi, giislanya Ca2+Mg2+, Fe+, dan Mnt, Kesadaran total adalah kesadal | yang disebabkan oleh adanya ion-ion Ca2+ dan Mg2+ secara bersama-sama. sadah menyebabkan pemborosan pemakaian sabun pencuci dan mempunyai tht didity yang lebih tinggi dibandingkan air biasa. Kalsium (Ca). Kalsium dalam air minum dalam batas-batas tertentu diperlukan untuk pertumbukant tulang dan gigi. Nilai Ca lebih dari 200 mg/1 dapat menyebabkan korosi dalam pi Besi dan Mangan. Zat-zat lain yang selalu ads dalam air adalah besi dan mangan. Besi merupafat Jogam yang menghambat proses desinfeksi. Hal ini disebabkan karena daya pengi Klor (DPC) selain digunakan untuk mengikat zat organik, juga digunakan w mengikat besi dan mangan, sehingga sisa klor menjadi lebih sedikit dan hal lis mmemerlukan desinfektan yang semakin besar pada proses pengolahan si. Selaiafit] besi dan mangan menyebabkan warna air menjadi keruh. Tembaga (Cu) Pada kadar yang lebih besar dari 1 mg/1 akan menyebabkan rasa tidak enak pada, lidah dan dapat menimbulkan kerusakan pada hati Seng (Zn) Kelebihan kadar Zn > 5 mg/1 dalam air minum menyebabkan rasa pahit Chlorida (Cl) Kadar chlor yang melebihi 250 mg/1 akan menyebabkan rasa asin dan korosit phd logam. AD 2 SISTEM PENVEDIAAN AB HERSIME 31 — Niteit Kelemahan nitrit dapat menyebabkan methamoglobinemia terutama pada bayi yang mendapatkan konsumsi air minum yang mengandung nitrit. = Fluorida (F) Kadar F < 1 mg/l menyebabkan kerusakan gigi atau carries gigi. Sebaiknya bila terlalu banyak akan menyebabkan gigi berwara kecoklatan, ~ Logam-logam berat (Pb, As, Se, Cd, Cr, Hg, CN) Adanya logam-logam berat dalam air akan menyebabkan gangguan pada jaringan syaraf, pencernaan, metabolisme oksigen, dan kanker. © Syarat-syarat batteriologis atau mikrobiologis. Air minum tidak boleh mengandung kuman-kuman patogen dan parasitik seperti kuman-kuman thypus, kolera, dysentri dan gastroenteritis. Karena apabila bakteri patogen dijumpai pada air minum maka akan mengganggu kesehatan atau timbul Penyakit. Untuk mengetahui adanya bakteri patogen dapat dilakukan dengan Pengamatan terhadap ada tidaknya bakteri E. Coli yang merupakan bakteri indikator pencemar air. 4. Syarat-syarat radiologis. Air minum tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan yang ‘mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta dan. gamma, d. Persyaratan Kuantitatif, Persyaratan kuantitatif dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya air baku yang tersedia. Artinya, air baku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jumlah penduduk yang akan dilayani. Selain itu jumlah air yang dibutuhkan sangat tergantung pada tingkat kemajuan teknologi dan sosial ekonomi masyarakat setempat. Sebagai contoh, negara-negara yang telah maju memerlukan air bersih yang lebih banyak dibandingkan dengan masyarakat di negara-negara sedang berkembang. Persyaratan Kontinuitas, Persyaratan kontinuitas untuk penyedisan air bersih sangat erat hubungannya dengan kuantitas air yang tersedia yaitu air baku yang ada di alam, Arti kontinuitas disini adalah bahwa air baku untuk air bersih tersebut dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan. 32 (ane 2 SISTEM PENYEDIAAW ATR Bes 2.2. SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH 2.2.2.1 Sumber/Asal Air Baku Utama Dalam memilih sumber air baku air bersih, maka harus diperhatikan persyaratan utamadya| yang meliputi kualitas, kuantitas, kontinuitas dan biaya yang murah dalam proses pengambifan} sampai pada proses pengolahannya, il Beberapa sumber air baku yang dapat digunakan untuk penyediaan air ber 60 m) Mata Air Relatif Sedikit Tidak dapat Murah bik diambil 2.2.2, Sistem Individual dan Komunal Klasifikasi sistem pelayanan air bersih. yang meliputi sistem infividual dan sistem komyna| Sistem individual dan sistem komunal dalam penyediaan air bersih masih dapat dijurppd pada masyarakat perdesaan (rural urban) maupun masyarakat perkotaan (urban). Untuk menentukan sistem penyediaan air bersih pada masyarakat, maka perlu temp Sistem individual dititikberatkan pada pengusahaan pemenuhan kebutuhan air beksif secara individu atau perorangan sedangkan sistem komunal, pemenuhanaya dilakukan sebar terorganisasi melalui sistem pipanisas Beberapa sarana penyediaan air bersih secara individual adalah sebagai berikut 1. Sumur a, Sumur gali (Dug well) ‘Sumur ini dibuat dengan penggalian tanah sampai kedalaman tertentu maksimurp 2 meter, umumaya tidak terlalu dalam sehingea hanya mencapai air tanah di la «tas, Oleh karena itu air yang diperoleh sering berkurang aimya pada musim kemarai, schingga secara kuantitatif sulit untuk menjamin Kontinuitasnya. , Sumur Pompa Tangan Dalam (Drilled Well) Adalah sumur yang dibuat dengan kedalaman pipa 30 meter, kedalaman mukq ait lebih dari 7 meter dan dapat dipergunakan untuk melayani kebutuhan bebefa [Al SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIE 35 keluarga, Kontaminasi air sumur dapat berasal dari sumber pencemaran di sekitarnya dan dari permukaan tanah dimana batang pompa ditanam. c. Sumur Bor (Bored Well) ‘Sumur bor adalah sumur yang dibuat dengan bantuan auger. Kedalaman minimum 100 meter, 4. Sumur Pompa Tangan Dangkal Adalah sumur yang dibuat dengan kedalaman pipa maksimum 18 meter dan sesuai untuk Kedalaman muka air lebih k ecil dari 7 meter. 2. Bak penampungan air hujan Pada daerah-daerah tertentu yang tidak atau sedikit memiliki sumber air, air hujan dimanfaatkan untuk persediaan air bersih untuk keperluan air minum dan keperluan schari- hari yang Iain terutama pada musim hujan, di samping juga untuk persediaan air pada waktu musim kemarau. Untuk menyimpannya air hujan ditampung dalam suatu bejana atau bak Penampungan Air Hujan (PAH). Bak penampungan air hujan ini juga dapat digunakan untuk penyediaan air bersih secara komunal Secara umum dis berikut : it penyediaan air bersih secara komunal dapat digambarkan sebagai Sumber Salorin Tosa ain ee Peja mae = Jaringan Discribusi Al Bersih Beberapa sistem penyediaan air bersih secara komunal adalah sebagai berikut 1. Melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) PDAM adlah merupakan organisasi pengelola air pada daerah tingkat II yang melayani air melalui sistem perpipaan yang telah mengalami pengolahan dan distribusikan pada ‘masyarakat yang berminat dan mampu membayar sambungan. HIPPAM (Himpunan Petani Pemakai Air) HIPPAM merupakan organisasi pengelola air di daerah perdesaan dimana HIPPAM biasanya akan memanfeatkan sumber mata air yang ada diwilayah masing-masing melalui pembinaan dari Departemen Pekerjaan Umum Cipta Karya Sub Teknik Penyehatan dan Lingkungan, terutama untuk masalah teknis pembuatan bangunan pengolahan. Sehingga 36 (eu SISTEM PRNVEDIAAW A BERS dengan demikian, maka pengelolaan selanjutnya merupakan tanggung jawab masyarakal desa dan aparat penggclola telah ditetapkan olch Kepala Daerah Tingkat 1 masipg- masing. Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan melalui HIPPAM akary dikenakan iuran bulanan sesuai dengan ketentuan masing-masing pengelola HIPP. HIPPAM ini nantinya dapat menjadi embrio dari PDAM setelah melalui serangkafat studi kelayakan terutama kelayakan sumber ait baku dan kelayakan dari segi ekonomisrfyal 3. Pembangunan Hidran Umum, Kran umum dan Terminal air Program pembangunan ini terutama ditujukan untuk mengantisipasi semakin ral harga air relatif terhadap tingkat penghasilan masyarakat dan juga untuk daerah-da kumub dan terpencil yang rawan air. 4. Perlindungan mata air (PMA), sumber mata air. Cakupan pelayanan maksimum PMA adalah 500 jiwa. Umumnya P! digunakan untuk wilayah atau daerah perdesaan dimana masih dijumpai adanya su mata air Perlindungan mata air merupakan sistem penyediaan air bersih dengan cit 2.2.3. Kebutuhan air bersih A. Macam kebutuhan air bersih. Manusia dan makluk hidup lain di alam ini memerlukan air untuk proses-proses psikoldgi yang. dibedakan antara lain a. Kebutuhan domestik, adalah kebutuhan air bersih untuk pemenuhan Kegiatan sehpri hari atau rumah tangga seperti : untuk minum, memasak, kesehatan individu (mabdi cuci dan sebagainya, menyiram tanaman, halaman, pengangkutan air buanbay (buangan dapur dan toilet). b. Kebutuhan Non Domestik, adalah kebutuhan air bersih yang digunakan untuk beberpp: Kegiatan seperti : = Kebutuhan institusional Adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan perkantoran dan tempat pendidika atau sekolah — Kebutuhan komersial dan industri. ‘Adalah kebutuhan air bersih untuk kegiatan hotel, pasar, pertokoan, restofan| Sedangkan kebutuhan air bersih untuk industri biasanya digunakan untuk Pendingin, air pada boiler untuk pemanas, bahan baku proses. = Kebutuhan fasilitas umum, Adalah kebutuhan air bersih untuk Kegiatan tempat-tempat ibadah, rekrepsil terminal, [aN 2 SISTEM PENYEDIAN AIR BSE 37 B. Penentuan Kebutuhan Air Bersih. Perhitungan proyeksi penduduk. Beberapa metode proyeksi penduduk yang digunakan dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih adalah sebagai berikut : a Metode Rata-rata Aritmatik Pt= Po + (Pntl -Pn) t dimana, Po = jumlah penduduk tahun ke 0 Pasi pn = rata-rata pertumbuhan penduduk t= periode perencanaan pn, jumfah penduduk pada tahun ke n Phe = jumlah penduduk pada tahun ke n+ Metode Geometrik Metode ini banyak dipakai karena mudah dan mendekati kebenaran, Pr=Po(i +9" dimana, Pt = jumlah penduduk tahun proyeksi Po r jumlab penduduk tahun yang diketahui = prosen pertambahan penduduk tiap tahun n= tahun proyeksi Metode pertumbuhan seragam Metode ini mengasumsi bahwa prosen pertumbuhan penduduk dari dekade ke dekade adalah konstan dan perhitungan didasarkan pada proses pertumbuhan rata-rata. Metode ini hanya cocok bagi Kota yang relatif muda dengan pertumbuhan penduduk yang cepat. Metode selisih pertumbuhan Yaitu jumlah penduduk saat ini ditambah dengan rata-rata pertambahan penduduk dalam sepuluh tahun dan rata-rata selisih pertambahan, Metode grafis (rentang grafis populasi) Proyeksi penduduk dihitung dengan menggunakan kurva, plotting antara waktw (tahun) dengan populasi. Dari data yang dikumpulkan dan terbentuk kurva, kemudian direntangkan ke depan sesuai dengan bentuk nature kurva, akan diperoleh populasi dari tahun yang diinginkan, 38 G [ai 2 SISTEM PENFEDIAAN AIR Bt Penentuan Fluktuasi Debit Air Yang dibutuhkan. Pada umumnya kebutuhan air di masyarakat tidaklah konstan, tetapi berfluktuasi dena adanya perubahan musim dan aktivitas masyarakat. Pada hari tertentu di setiap minggu} bulan atau tahun akan terdapat pemakaian air yang lebih besar dari pada kebutuhan ra rata pethari. Pemakaian air tersebut disebut “pemakaian hari maksimum”. Demiia pada jam-jam tertentu di dalam satu hari, pagi atau sore, pemakaian air akan memunal lebih besar dari pada kebutuhan air rata-rata perhari. Pemakaian air tersebut disdbu “pemakaian jam puncak”. Besarnya pemakaian air hari maksimum dan jam punqak} dapat ditentukan dengan mengalikan pemakaian air dari rata-rata perhari dengan fakto pemakai hari maksimum dan jam puncak. Banyak faktor yang mempengaruhi flukes pemakaian air jam perjam, Untuk mendapatkan data fluktuasi pemakaian air jam per}an secara tepat untuk keperluan perencanaan bangunan pengolahan air bersih, maka dar yang ditempuh umumnya adalah dengan membandingkan kota (daerah) yang direncanakat dengan kota (daerah) yang telah direncanakan (telah mempunyai data fluktuasi pemakgia air jam per jam). Tentunya dalam hal ini dicari kota-kota yang sedikit mungkin berbed kondisinya (aktivitas masyarakatnya). Misalnya kota Malang dengan kota Bandung. M banyak penduduk dan aktivitas yang dilayani, maka makin kecil faktor hari maksit atau jam puncaknya, karena aktivitas penduduk yang sepanjang hari akan cenderpn; membutuhkan air bersih mendekati rata-rata, Untuk di Indonesia (perkotaan) nila ta faktor hari maksimum dan jam puncak yang berlaku bisa berbeda-beda, tergantung far perencanaan (master plan) kota dna perkembangannya. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Perhitungan kebutuhan air bersih adalah didasarkan pada jumlah penduduk yang aka dilayani dan rata-rata kebutuhan air bersih pada setiap orang. Seperti telah dijelaskat sebelumnya bahwa kebutuhan air bersih akan digunakan untuk perhitungan kapasfta pengolahan, kapasitas distribusi dan kapasitas produksi. Untuk mengetahui kebutupai hari maksimum dan kebutuhan jam puncak adalah nilai faktor hari maksimum dan ria faktor jam maksimum. Nilai faktor hari maksimum, (F1) umumnya adalah 1 sana dengan 1,5, Sedangkan faktor jam puncak (F2) umumnya adalah 1,5 sampai dengan P.5} Dari uraian di atas, dapat disimputkan bahwa debit (kapasitas) pengolahan bisa berberftul = Q hari maksimum, untuk perencanaan distribusi = Q rata-rata, untuk pereneanana distribusi = Q jam puncak, untuk perencanaan distribusi Dalam menghitung kapasitas produksi, maka selain kapasitas pengoiahan (akibat sebsga Kebutuhan air minum) perlu juga diperbitungkan hal-hal lain mempengaruhi, yait 1, Kebutuhan air untuk instalasi, misalnya untuk pencucian filter tals ‘melarutkan bahan kimia, keperluan kantor dan lain-lain, Umumnya kebutuhan|ai untuk instalasi ini sekitar 10% dari kapasitas pengolahan 2. Kehilangan air di sistem distribusi. Misalnya pada saat pemasangan, penggan dan penambahan pipa distribusi, kebocoran teknis (Karena sambungan liar dan | iar S- AB 2 SISTEM PEXYEDIAAN Aik BERSIY 39 fain), keperluan pemadam kebakarn, menyiram tanaman dan lain-lain, Umumnya Kehilangan air ini sekitar 30% dari kepasitas pengolahan, Dengan mengetahui kapasitas Pengolahan kebutuhan air untuk instalasi dan kehilangan air, maka dapat dihitung kkapasitas produksi (debit) yang diperlukan. Gambar Fluktuasi Kebutuhan Air Bersih Berdasa Jam Puncak van ls Tenn an wera geo nn Contoh perhitungan proyeksi penduduk dan kebutuhan air bersih Jumlah penduduk kote A adalah 100.000 pada tahun 1995, Tingkat pertumbuhan penduduk Kebutuhan air bersih = jumlah penduduk x kebutuhan air rata-rata Kebutuhan air bersih = 110.463 jiwa x 100 Lorang/hari 11.046.300 hari 127,85 Wat 2.2.4, Bangunan Pengambilan Dan Sistem Transmisi Air Bersih A penangkap air atau intake, Kapasitas intake ini dibuat sesuai dengan debit yang diper tintuk pengolahan, Fungsi tama bangunan intake adalah untuk menangkap air dari s air untuk diolah dalam instalasi pengolahan air bersih. 1 [BAB 2 SISTEM PENYEDIAAN AIR 0 Kapasitas pengolahan (kebutuhan hari maksimum) : Kebutuhan air bersif x faktor hari maksimam_ 127.85 Wat x LS 191,775 Wat Kapasitas distribusi (kebutuhan jam puncak) Kebutuhan air bersih x faktor jam puncak = 127,85 Udt x 1.75 = 223,74 Lat Intake Bangunan pengambilan air baku untuk penyediaan air bersih disebut dengan ban Ditinjau dari air baku yang akan diambil maka intake dibedakan = Air baku dari air permukaan tke adalah intake untuk menyadap air baku yang berasal dari sungai atau danau. a. River i b. Direct Intake Direct intake dipakai bila muka muka air dari air baku sangat dalam Benth lebih mahal biayanya bila dibandingkan dengan tipe Jainnya. Tipe intake ini} da dipakai dalam kondisi — Sumber air dalam misal sungai dan danau — Tanggul sangat resisten terhadap erosi dan sedimentasi cc. Canal Intake Dipakai bila air baku disadap dari kanal, Suatu bak memiliki bukaan dibangu satu sisi dari tanggud Kanal, yang dilengkapi saringan kasar. Dari bak air dipli melalui pipa yang memiliki ujung berbentuk bell mouth yang tertutup sain berbentuk parabola, d. Reservoir Intake (dam) (beton), Bangunan ini dilengkapi dengan beberapa inlet dengan ketinggia ervariasi untuk mengatasi adanya fluktuasi muka air. Dapat juga dibuat Digunakan untuk air baku yang diambil dari danau, baik yang alamiah atau fs re intake yang terpisah dengan dam pada bagian upstream. Jika air di reservoiy d ni at an (SISTEM PENYEDIAAN AIR RERSIE 4i mengalir secara gravitasi ke pengolahan, maka tidak diperlukan pemompaan dari River Intake Canal Intake Direct. Intake a ans 2 SISTEM PENYEDIAAW AIR es Gambar 4, Reservoir Intake Air baku dari Mata Air Spring Intake (Bround captering) Digunaken untuk air yang diambil dari mata air, Dalam pengumpulan mata air, hendany dijaga supaya kondisi tanah tidak terganggu, {EAB 2 SISTEM PENYEDIAAN AIR AERSIH a3 preven b. Sistem Transmisi Air Bersih Sistem transmisi air bersih adalah sistem perpipaan dari bangunan pengambilan air baku ke bangunan pengolahan air bersih. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan sistem transmisi adalah Tipe pengaliran jaringan pipa transmisi yang meliputi sistem perpompaan, sistem gravitasi dan sistem gabungan perpompaan dan gravitasi. Sistem pemompaan

Anda mungkin juga menyukai