Anda di halaman 1dari 13

Luqman_mania_bgt@yahoo.

com

BAB I
PENDAHULUAN

Genetika disebut juga ilmu keturunan, berasal dari kata genos (bahasa latin), artinya suku
bangsa-bangsa atau asal-usul. Secara Etimologikata genetika berasal dari kata genos dalam
bahasa latin, yang berarti asal mula kejadian. Namun, genetika bukanlah ilmu tentang asal mula
kejadian meskipun pada batas-batas tertentu memang ada kaitannya dengan hal itu juga. Genitika
adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk alih informasi hayati dari generasi kegenerasi. Oleh
karena cara berlangsungnya alih informasi hayati tersebut mendasari adanya perbedaan dan
persamaan sifat diantara individu organisme, maka dengan singkat dapat pula dikatakan bahwa
genetika adalah ilmu tentang pewarisan sifat .Dalam ilmu ini dipelajari bagaimana sifat
keturunan (hereditas) itu diwariskan kepada anak cucu, serta variasi yang mungkin timbul
didalamnya.
Genetika perlu dipelajari, agar kita dapat mengetahui sifat-sifat keturunan kita sendiri
serta setiap makhuk hidup yang berada dilingkungan kita. kita sebagai manusia tidak hidup
autonom dan terinsolir dari makhuk lain sekitar kita tapi kita menjalin ekosistem dengan mereka.
karena itu selain kita harus mengetahui sifat-sifat menurun dalam tubuh kita, juga pada
tumbuhan dan hewan. Lagi pula prinsip-prinsep genetika itu dapat disebut sama saja bagi seluruh
makluk. Karena manusia sulit dipakai sebagai objek atau bahan percobaan genetis, kita
mempelajari hukum-hukumnya lewat sifat menurun yang terkandung dalam tubuh-tumbuhan dan
hewan sekitar. Genetika bisa sebagai ilmu pengetahuan murni, bisa pula sebagai ilmu
pengetahuan terapan. Sebagai ilmu pengetahuan murni ia harus ditunjang oleh ilmu pengetahuan
dasar lain seperti kimia, fisika dan metematika juga ilmu pengetahuan dasar dalam bidang
biologi sendiri seperti bioselluler, histologi, biokimia, fiosiologi, anatomi, embriologi, taksonomi
dan evolusi. Sebagai ilmu pengetahuan terapan ia menunjang banyak bidang kegiatan ilmiah dan
pelayanan kebutuhan masyarakat.
Rekayasa genetika dalam arti paling luas adalah penerapan genetika untuk kepentingan
manusia. Dengan pengertian ini kegiatan pemuliaaan hewan atau tanaman melalui seleksi dalam
populasi dapat dimasukkan. Demikian pula penerapan mutasi buatan tanpa target dapat pula
dimasukkan. Masyarakat ilmiah sekarang lebih bersepakat dengan batasan yang lebih sempit,
Luqman_mania_bgt@yahoo.com

yaitu penerapan teknik-teknik genetika molekular untuk mengubah susunan genetik dalam
kromosom atau mengubah sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.
Luqman_mania_bgt@yahoo.com

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika merupakan transplantasi atau pencangkokan satu gen ke gen lainnya
dimana dapat bersifat antar gen dan dapat pula lintas gen sehingga mampu menghasilkan produk.
Rekayasa genetika juga diartikan sebagai perpindahan gen.
Teknologi Rekayasa Genetika merupakan inti dari bioteknologi didifinisikan sebagai
teknik in-vitro asam nukleat, termasuk DNA rekombinan dan injeksi langsung DNA ke dalam sel
atau organel; atau fusi sel di luar keluarga taksonomi; yang dapat menembus rintangan
reproduksi dan rekombinasi alami, dan bukan teknik yang digunakan dalam pemuliaan dan
seleksi tradisional.
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan
perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur
DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari
organisme apa saja. Misalnya, gen dari sel pankreas manusia yang kemudian diklon dan
dimasukkan ke dalam sel E. Coli yang bertujuan untuk mendapatkan insulin.

B. Tujuan Rekayasa Genetika

Rekayasa genetika pada tanaman mempunyai target dan tujuan antara lain peningkatan
produksi, peningkatan mutu produk supaya tahan lama dalam penyimpanan pascapanen,
peningkatan kandunagn gizi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit tertentu (serangga,
bakteri, jamur, atau virus), tahan terhadap herbisida, sterilitas dan fertilitas serangga jantan
(untuk produksi benih hibrida), toleransi terhadap pendinginan, penundaan kematangan buah,
kualitas aroma dan nutrisi, perubahan pigmentasi.
Rekayasa Genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja mikroba
tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara, meningkatkan kesuburan
Luqman_mania_bgt@yahoo.com

tanah, mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk
makanan olahan), dan untuk menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika.

C. Tahap Pembuatan Insulin :

- Bakteri yang masih mempunyai plasmid, plasmidnya dipotong dengan menggunakan enzim
Restriksi Endonuklease
- Kemudian gen insulin dari sel pankreas juga dipotong dengan menggunakan enzim restriksi
- Lalu gen insulin ini di sisipkan pada plasmid bakteri dengan menggunakan enzim ligase
sehingga disebut dengan ADN rekombinan
- Setelah itu ADN rekombinan itu dimasukkan ke dalam tubuh bakteri baru
- Bakteri dibiarkan berkembang biak dalam wadah fermentasi sehingga dihasilkan insulin.

D. Penyebab Berkembangnya Rekayasa Genetika

- Ditemukannya enzim pemotong DNA yaitu enzim restriksi endonuklease


- Ditemukannya pengatur ekspresi DNA yang diawali dengan penemuan operon laktosa pada
prokariota
- Ditemukannya perekat biologi yaitu enzim ligase
- Ditemukannya medium untuk memindahkan gen ke dalam sel mikroorganisme
Sejalan dengan penemuan-penemuan penting itu, perkembangan di bidang biostatistika,
bioinformatika dan robotika/automasi memainkan peranan penting dalam kemajuan dan efisiensi
kerja bidang ini.

E. Penerapan Rekayasa Genetika

1. Bidang pertanian dan bahan pangan


- Ditemukannya tomat Flavr Savr yang tahan
Luqman_mania_bgt@yahoo.com

- Ditemukannya sapi dengan produksi susu meningkat 20%


- Ditemukannya kopi super
- Ditemukannya tanaman ber-pestisida
- Ditemukannya vaksin penyakit mulut dan kuku
- Jagung dengan protein tinggi
2. Bidang kesehatan dan farmasi
- Diproduksinya insulin dengan cepat dan murah
- Adanya terapi genetic
- Diproduksinya interferon
- Diproduksinya beberapa hormon pertumbuhan
3. Bidang Industri
- Terciptanya bakteri yang mampu membersihkan lingkungan tercemar
- Bakteri yang dapat mengubah bahan tercemar menjadi bahan tidak berbahaya
- Bateri pembuat aspartanik

F. Dampak Rekayasa Genetika

a. Dampak di bidang sosial ekonomi


Dampak ekonomi yang tampak adalah paten hasil rekayasa, swastanisasi dan kosentrasi
bioteknologi pada kelompok tertentu, memberikan pengaruh yang sangat luas pada masyarakat.
Produk bioteknologi dapat merugikan petanikecil. Penggunakan hormon pertumbuhan sapi dapat
meningkatkan produksi susu sapi sampai 20%, niscaya akan menggusur peternak kecil.

b. Dampak di bidang kesehatan


Produk rekayasa di bidang kesehatan ini memang sudah ada yang menimbulkan masalah
yang serius. Contohnya adalah penggunaan insulin hasil rekayasa menyebabkan 31 orang
meninggal di inggris. Tomat Flavr Savr diketahui mengandung gen resisten terhaap antibiotic.
Susu sapi yang disuntik dengan hormone BGH disinyalir mengandung bahan kimia baru yang
punya potensi berbahaya bagi kesehatan manusia.
Luqman_mania_bgt@yahoo.com

c. Dampak di bidang etika dan moral


Menyisipkan gen makhluk hidup kepada makhluk hidup lain memiliki dampak etika yag
serius. Menyisipkan gen makhluk hidup lain yang tidak berkerabat5 dianggap sebagai
pelanggaran terhadap hukum alam dan sulit diterima manusia. Bahan pangan transgenic yang
tidak berlabel juga membawa konsekuensi bagi penganut agama tertentu. Penerapan hak paten
pada organism hasil rekayasa merupakan pemberian hak pribadi atas organism. Hal ini
bertentangan dengan banyak nilai-nilai budaya yang mengghargai nilai intrinsic makhluk hidup.

d. Mangku Sitepoe
Domba Dolly yang lahir pada 5 Juli 1996 diumumkan pada 23 Februari 1997 oleh
majalah Nature. Pada 4 Januari 2002 di hadapan para wartawan dinyatakan domba itu menderita
radang sendi di kaki belakang kiri di dekat pinggul dan lutut atau menderita arthritis. Kelahiran
domba Dolly berkat kemajuan teknologi rekayasa genetika yang disebut kloning dengan
mentransplantasikan gen dari sel ambing susu domba ke ovum (sel telur domba) dari induknya
sendiri.
Sel telur yang sudah ditransplantasi ditumbuhkembangkan di dalam kandungan domba,
sesudah masa kebuntingan tercapai maka sang domba lahir yang diberi nama Dolly. Sehingga
domba Dolly lahir tanpa kehadiran sang jantan domba, seolah-olah seperti sepotong batang ubi
kayu ditanam di tanah yang kemudian tumbuh disebut mencangkok. Sejak lahir si domba Dolly
tumbuh dan berkembang dalam keadaan sehat tetapi sesudah hampir enam tahun mulai muncul
penyakit arthritis yang dijelaskan di hadapan wartawan.
Domba Dolly dihasilkan dari hasil transplantasi gen atau gen yang satu dipindahkan ke
gen yang lain. Diasosiasikan perpindahan gen. Dapat antarjenis maupun lintas jenis yang
kemudian ditumbuhkembangkan. Jenis penyakit yang ditemukan oleh Prusiner SB, 1986
diklasifikasikan sebagai penyakit prion; pada domba disebut penyakit Scrapie pada tahun 1787,
dapat menular ke sapi yang disebut penyakit Sapi-gila tahun 1986. Penyakit sapi gila dapat
menular ke manusia menjadi penyakit Creutzfeldt-Jakob varian baru (nv CJD) tahun 1996.
Sedangkan CJD tradisional dijumpai pada tahun 1922.
Luqman_mania_bgt@yahoo.com

Ada satu jenis penyakit lagi pada manusia disebut penyakit kuru juga disebabkan oleh
prion, tahun 1957. Penyakit prion juga disebut gangguan dari gen, dapat dicetuskan apabila
adanya kanibalisme.

Kekhawatiran penyakit prion atau penyakit gen sesudah 200 tahun kemudian baru
menjadi kenyataan, Yaitu sejak tahun 1787 sampai 1986. Demikian pun halnya dengan
kekhawatiran penyakit arthritis yang diderita oleh domba Dolly sesudah enam tahun baru
muncul. Masa inkubasi penyakit Scrapie pada domba 1,5 sampai dengan empat tahun, penyakit
sapi gila empat sampai dengan delapan tahun, dan penyakit kuru pada manusia delapan sampai
dengan 20 tahun. Kekhawatiran terhadap penyakit arthritis si domba Dolly disebabkan oleh
penggunaan rekayasa genetika didukung pula oleh beberapa hasil hewan percobaan: Percobaan
Guff B L (1985), penggunaan gen pertumbuhan manusia kepada embrio, diharapkan akan
muncul keadaan yang baik ternyata muncullah yang buta, immunosupresif, arthritis, gangguan
pencernaan, dan lain-lain. Demikian pula penelitian Arfad Putzai (1998) menggunakan kentang
transgenik yang mentah diberikan kepada tikus percobaan memberikan gejala gangguan
pencernaan, imunosupresif, kekerdilan, serta adanya arthritis. Walaupun percobaan Arfad Putzai
ditentang oleh berbagai pakar di seluruh dunia tentang keakuratan penelitian tersebut, tetapi
Perdana Menteri Inggris menyatakan agar meninjau kembali tentang peraturan penggunaan
produk-produk biotehnologi di Inggris. Kedua percobaan tersebut merupakan kenyataan dampak
negatif yang disebabkan oleh penggunaan GMO. Satu-satunya gangguan kesehatan sebagai
dampak negatif atau bentuk nyata penggunaan hasil rekayasa genetika (GMO), pada manusia
yang telah dapat dibuktikan ialah reaksi alergis. Tetapi, baik diketahui bahwa gen tersebut
menimbulkan reaksi alergis maka seketika itu seluruh gen serta produk dari gen tersebut ditarik
dari peredaran, sehingga dikatakan sampai saat ini belum dijumpai lagi adanya dampak negatif
gangguan kesehatan yang ditimbulkan dalam penggunaan GMO pada manusia.
Seperti dikemukakan oleh Wallase, 2000, bahwa tidak seorang pun di muka Bumi ini
ingin menjadi hewan percobaan terhadap penggunaan produk GMO. Sedangkan untuk hewan
dan beberapa hewan percobaan ada pula dijumpai di lapangan seperti adanya penggunaan GMO
pada tanaman yang digunakan sebagai bahan pakan pokok larva kupu-kupu raja menimbulkan
gangguan pencernaan, menjadi kuntet akhirnya larva kupu-kupu mati. Temuan di lapangan
mengenai kasus kematian larva kupu-kupu yang memakan bahan pakan produk GMO dan hasil
Luqman_mania_bgt@yahoo.com

penelitian Arfad Putzai memberikan kekhawatiran terhadap pemberian hasil rekayasa genetika
kepada hewan maupun manusia dalam keadaan mentah. Bentuk nyata lainnya penggunaan hasil
rekayasa genetika yang telah pernah dijumpai ialah adanya gangguan lingkungan berupa
tanaman yang mempergunakan bibit rekayasa genetika menghasilkan pestisida. Sesudah dewasa
tanaman transgenik yang tahan hama tanaman menjadi mati dan berguguran ke tanah. Bakteri
dan jasat renik lainya yang dijumpai pada tanah tanaman tersebut mengalami kematian.
Kenyataan di lapangan bahwa hasil trasngenik akan mematikan jasad renik dalam tanah sehingga
dalam jangka panjang dikhawatirkan akan memberikan gangguan terhadap struktur dan tekstur
tanah.Di khawatirkan pada areal tanaman transgenetik sesudah bertahun-tahun akan
memunculkan gurun pasir. Kenyataan di lapangan adanya sifat GMO yang disebut cross-
polination. Gen tanaman transgenetik dapat ber-cross- polination dengan tumbuhan lainnya
sehingga mengakibatkan munculnya tumbuhan baru yang dapat resisten terhadap gen yang tahan
terhadap hama penyakit. Cross-polination dapat terjadi pada jarak 600 meter sampai satu
kilometer dari areal tanaman transgenic. Sehingga bagi areal tanaman transgenik yang sempit
dan berbatasan dengan gulma maka dikhawatirkan akan munculnya gulma baru yang juga
resisten terhadap hama tanaman tertentu.
Penggunaan bovinesomatotropine hormon yang berasal hasil rekayasa genetika dapat
meningkatkan produksi susu sapi mencapai 40 persen dari produksi biasanya; demikian pula
porcine somatotropin yang dapat meningkatkan produksi daging babi 25 persen dari daily gain
biasanya. Tetapi, kedua ini akan menghasilkan hasil sampingan berupa insulin growth factor I
(IGF I) yang banyak dijumpai di dalam darah maupun di dalam daging, hati, serta di dalam susu.
Mengonsumsi IGF I akan memberikan kekhawatiran risiko munculnya penyakit diabetes,
penyakit AIDS dan resisten terhadap antibiotika pada manusia sedangkan pada sapi akan
memberikan risiko munculnya penyakit sapi-gila serta penyakit radang kelenjar susu (mastitis).
Kekhawatiran munculnya dampak negatif penggunaan GMO terhadap ekonomi
bibit yang dihasilkan dengan rekayasa genetika merupakan final stok bahkan disebut dengan
suicide seed sehingga membuat kekhawatiran akan adanya monopoli. Kekhawatiran terhadap
efesiensi penggunaan GMO, misalnya, di Meksiko penggunaan bovinesomatothropine kepada
sapi meningkatkan produksi susu 25 persen tetapi penggunaan pakan meningkat sehingga tidak
adanya efisiensi. Demikian pula kekhawatiran penanaman kapas Bt di Provinsi Sulawesi Selatan
dapat meningkatkan produksi tiga kali lipat, tetapi bila subsidi supplier ditarik apakah tetap
Luqman_mania_bgt@yahoo.com

efisien? Kekhawatiran akan musnahnya komoditas bersaing apabila minyak kanola diproduksi
dengan rekayasa genetika dapat meningkatkan produksi minyak goreng beratus kali lipat maka
akan punah penanaman tanaman penghasil minyak goreng lainnya seperti kelapa dan kelapa
sawit. Demikian pula dengan teknologi rekayasa genetika telah diproduksi gula dengan derajat
kemanisan beribu kali dari gula biasanya, maka dikekhawatirkan musnahnya tanaman penghasil
gula. Kekhawatiran munculnya dampak negatif penggunaan GMO terhadap sosial bersifat religi,
bagi umat Islam penggunaan gen yang ditransplantasikan ke produk makanan maka akan
menimbulkan kekhawatiran bagi warga Muslim. Penggunaan gen hewan pada bahan makanan
hasil rekayasa genetika yang akan dikonsumsi merupakan kekhawatiran bagi mereka yang
vegetarian.
Kasus Ajinomoto di Indonesia di awal tahun 2001, penyedap rasa Ajinomoto diduga
menggunakan unsur babi di dalam memroses pembuatan salah satu enzimnya. Pembuatan enzim
ini dapat menggunakan teknologi rekayasa genetika menggunakan gen. Seluruh produk
Ajinomoto yang diduga menggunakan unsur babi di dalam proses pembuatan enzimnya ditarik
dari peredaran.
Kloning manusia seutuhnya merupakan kekhawatiran umat manusia yang akan
memusnahkan nilai-nilai kemanusiaan. Gen hewan disilangkan dengan gen manusia yang akan
memberikan turunan sebagai hewan, yang jelas-jelas menurunkan nilai-nilai kemanusiaan.
Kekhawatiran munculnya dampak negatif penggunaan GMO di Indonesia, Indonesia telah
mengimpor berbagai komoditas yang diduga sebagai hasil dari rekayasa genetika maupun yang
tercemar dengan GMO, berasal dari negara-negara yang telah menggunakan teknologi rekayasa
genetika. Mulai dari tanaman, bahan pangan dan pakan, obat-obatan, hormon, bunga, perkayuan,
hasil perkebunan, hasil peternakan dan sebagainya diduga mengandung GMO atau tercemar
GMO. Kebiasaan akan mendorong kekhawatiran munculnya dampak negatif penggunaan hasil
rekayasa genetika

e. Gangguan terhadap lingkungan

Pola tanam produk pertanian di Indonesia areal kecil dikelilingi oleh berbagai gulma,
dengan adanya sifat cross-polination dari GMO maka dikhawatirkan akan bermunculan gulma
baru yang lebih resisten. Tanpa membakar sisa tanaman GMO akan memusnahkan jasad renik
dalam tanah bekas penanaman tanaman GMO akibat sifat dari sisa GMO yang bersifat toksis.
Luqman_mania_bgt@yahoo.com

Jangka panjang akan merubah struktur dan tekstur tanah. Sifat tanaman GMO yang dapat
membunuh larva kupu-kupu, akan memberikan kekhawatiran punahnya kupu-kupu di Sulawesi
Selatan. Seperti diketahui Sulawesi Selatan termasyhur dengan kupu-kupunya.

f. Gangguan terhadap kesehatan

Satu-satunya gangguan kesehatan akibat penggunaan hasil rekayasa genetika ialah reaksi
alergis yang sudah dapat dibuktikan. Kebiasaan mengonsumsi daging, di Indonesia memiliki
kekhususan tersendiri dalam pola konsumsi daging, tidak ada bagian tubuh sapi yang tidak
dikonsumsi. Apabila sapi disuntik dengan bovinesomatotropin, mengakibatkan kadar IGF I
meningkat sangat tinggi dalam darah dan hati. Bagi daerah yang menggunakan darah sebagai
bahan pangan demikian pula mengonsumsi hati (Indonesia mengimpor hati sejumlah lima juta kg
dari negara-negara yang menggunakan GMO) memberikan kekhawatiran munculnya dampak
negatif penggunaan GMO. Kebiasaan di Indonesia mengonsumsi lalapan, mulai dari kol, kacang
panjang, terong, kemangi, dan sebagainya apabila berasal dari tanaman transgenik maka
dikhawatirkan memunculkan dampak negatif seperti larva kupu-kupu. Kebiasaan di Indonesia
menggunakan tauge mentah, kemungkinan dipergunakan kedele impor yang diduga kedele
transgenik, maka dikhawatirkan munculnya dampak negatif seperti percobaan Arfad Putzai.
Kebiasaan pakan ternak, dari gulma, sisa-sisa dari hasil pertanian apabila berasal dari areal
penanaman transgenik kemungkinan telah mengandung transgenik akan memberikan
kekhawatiran seperti percobaan Arfad Putzai.
Pakan ternak Indonesia didominasi bahan impor, baik bungkil kedele maupun jagung
berasal dari negara-negara menggunakan GMO sehingga diduga mengandung bahan GMO.
Penyakit ayam kuntet telah dijumpai di Indonesia, dikhawatirkan akibat dari penggunaan jagung
dan kedelai transgenik seperti percobaan Arfad Putzai.

g. Gangguan terhadap religi dan etika

Penggunaan obat insulin yang diproduksi dari transplantasi sel pancreas babi ke sel
bakteri, serta xenotransplatation yang menggunakan katup jantung babi ditransplantasikan ke
jantung manusia memberikan kekhawatiran terhadap mereka yang beragama Islam.
Indonesia telah mengimpor kedelai dua juta ton dan jagung 1,2 juta ton serta berbagai komoditas
Luqman_mania_bgt@yahoo.com

lainnya pada tahun 2000 yang diduga mengandung GMO, sehingga sudah dapat dipastikan
Indonesia telah mengonsumsi hasil rekayasa genetika. Tetapi, hingga saat ini belum pernah
dilaporkan adanya dampak negatif dari penggunaan GMO. Jangankan mendeteksi dampak
negatif penggunaan GMO, mendeteksi apakah komoditas yang diimpor mengandung GMO saja
belum pernah dilakukan di Indonesia. Justru untuk itulah kami memberanikan diri
mengemukakan dugaan kekhawatiran munculnya dampak negatif penggunaan dari produk
rekayasa genetika di Indonesia
Luqman_mania_bgt@yahoo.com

BAB III
PENUTUP

Rekayasa genetika adalah upaya pencangkokan gen dengan teknik rekombinan DNA
pada mikroorganisme tertentu. Dengan rekayasa genetika, manusia dapat memuat organisme
yang tidak dapat menghasilkan bahan tertentu menjadi mampu menghasilkan bahan tertentu
yang dibutuhkan manusia. Mikroorganisme yang berperan ini disebut makluk transgenic.
Contoh makhluk hidup transgenic adalah bakteri yang mampu menambang tembaga, bakteri
yang mampu membersihkan lingkungan yang tercemar, bakteri yang mampu mengubah bahan
tercemar menjadi bahan lain yang tidak berbahaya, jagung yang memiliki kandungan protein
tinggi, tomat yang tahan lama, dan sebagainya.
Selain produk, dengan bioteknologi modern banyak pula penyakit menurun yang dapat
disembuhkan. Penyembuhan Penyakit menurun ini dilakukan dengan jalan menyisipkan gen
yang kurang pada penderita. Proses ini disebut terapi genetik. Namun masalah muncul ketika
produk rekayasa sudah menimbulkan masalah yang serius. Contohnya adalah penggunaan
insulin hasil rekayasa menyebabkan 31 orang meninggal di inggris. Tomat Flavr Savr diketahui
mengandung gen resisten terhadap antibiotic. Susu sapi yang disuntik dengan hormone BGH
disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya potensi berbahaya bagi kesehatan manusia.
Luqman_mania_bgt@yahoo.com

DAFTAR PUSTAKA

Brown, T.A.. 1993. Genetics A Molecular Approach. Department of Biochemistry And


Applicd Molecular, Umist, Manchester: United Kingdom.

Suryo. 1996. Genetika. Yogyakarta: UGM Press.

Tjan, Kiauw Nio. 1995. Genetika Dasar (Diktat). Bandung: penerbit ITB.

Yatim, wildan. 1986. Genetika. Bandung: Penerbit Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai