RETINOPATI DIABETIK
Oleh:
Nurul Aini
Pembimbing:
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
bisa menyelesaikan CSS ini yang berjudul Retinopati Diabetikum. Shalawat dan
salam untuk junjungan mulia Rasulullah SAW dan para sahabat beliau.
kepaniteraan klinik senior di bagian Ilmu Kesehatan Mata RSUP. Dr. M. Djamil
kepada Dr. dr. Hendriati, Sp.M (K) selaku pembimbing dalam kepanitraan klinik
senior ini beserta seluruh jajarannya dan semua pihak yang telah membantu dalam
Penulis menyadari bahawa CSS ini jauh dari sempurna, maka dari itu
sangat diperlukan saran dan kritik untuk kesempurnaan CSS ini. Semoga makalah
Penulis
DAFTAR ISI Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI i
BAB I. PENDAHULUAN
2.2.1 Definisi 7
2.2.2 Epidemiologi 8
2.2.6 Klasifikasi 10
2.2.7 Diagnosis 13
2.2.9 Tatalaksana 15
2.2.10 Komplikasi 21
2.2.11 Prognosis 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
retinopati DM akan meningkat dari 100,8 juta pada tahun 2010 menjadi 154,9
juta pada tahun 2030 dengan 30% diantaranya terancam mengalami kebutaan.
The DiabCare Asia 2008 Study melibatkan 1785 penderita DM pada 18 pusat
merupakan salah satu penyebab kebutaan yang sering ditemukan dan merupakan
penyebab kebutaan terbanyak pada usia dewasa. Diperkirakan pada tahun 2002,
tersebut dilaksanakan dengan baik, maka risiko kebutaan akan menurun hingga
TINJAUAN PUSTAKA
multilapis yang melapisi bagian dalam duapertiga posterior dinding bola mata.
Retina membentang ke depan hampir sama jauhnya dengan korpus siliare, dan
Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung reseptor
yang menerima rangsangan cahaya. Retina berbatasan dengan koroid dan sel
epitel pigmen retina. Retina terdiri atas 2 lapisan utama yaitu lapisan luar
berpigmen dan lapisan dalam yang merupakan lapisan dalam saraf. Lapisan saraf
memiliki 2 jenis sel fotoreseptor yaitu sel batang yang berguna untuk melihat
cahaya dengan intensitas rendah, tidak dapat melihat warna, untuk penglihatan
perifer dan orientasi ruangan sedangkan sel kerucut berguna untuk melihat
warna, cahaya dengan intensitas tinggi dan penglihatan sentral. Retina memiliki
banyak pembuluh darah yang menyuplai nutrien dan oksigen pada sel retina1,5,6
batang.
6. Lapisan nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar , sel horizontal, dan
sel Muller. Lapisan ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral.
8. Lapisan sel ganglion yang merupakan lapisan badan sel dari neuron
kedua.
badan kaca.
Gambar 1. Lapisan-lapisan Retina
a. Vaskularisasi retina
Retina menerima darah dari dua sumber, yaitu arteri retina sentralis yang
merupakan cabang dari arteri oftalmika dan khoriokapilari yang berada tepat
diluar membrana bruch. Arteri retina sentralis memvaskularisasi dua per tiga
sebelah dalam dari lapisan retina (membran limitans interna sampai lapisan inti
dalam), sedangkan sepertiga bagian luar dari lapisan retina (lapisan plexiform
luar sampai epitel pigmen retina) mendapat nutrisi dari pembuluh darah di
koroid. Arteri retina sentralis masuk ke retina melalui nervus optik dan
ini merupakan arteri terminalis tanpa anastomose. Lapisan retina bagian luar
nutrisinya diperoleh malalui difusi yang secara primer berasal dari lapisan yang
b. Neurosensori Retina
Daerah ini ditetapkan oleh ahli anatomi sebagai area centralis, yang secara
histologis merupakan bagian retina yang ketebalan lapisan sel ganglionnya lebih
dari satu lapis. Makula lutea secara anatomis didefinisikan sebagai daerah
zona avaskular retina pada angiografi fluoresens yang berdiameter 1,5 mm.
berdiameter 0,25 mm. Foveola merupakan bagian retina yang paling tipis dan
hanya mengandung sel kerucut. Foveola merupakan bagian retina yang
2.2.1 Definisi
mikrovaskuler akibat Diabetes Mellitus (DM) yang pada stadium awal bersifat
yang paling awal dapat terlihat berupa adanya mikroaneurisma dan perdarahan
2.2.2 Epidemiologi
yang sering ditemukan dan merupakan penyebab kebutaan terbanyak pada usia
dewasa. Hampir 86% penyandang DM tipe 1 dan 40% DM tipe 2 yang memiliki
tiga kali kipat pada tahun 2050 dari 5,5 juta pada tahun 2005 hingga 16 juta
penyandang dan 1,2 juta VTDR menjadi 3,4 juta orang. Durasi dari DM
20 tahun mengalami diabetes, hampir seluruh penderita DM tipe I dan 60% dari
retinopati setelah 10 tahun dan angka ini meningkat menjadi 80% setelah
15 tahun.2,11
2. Hereditas. Diabetes diturunkan sebagai gen resesif. Efek hereditas tampak
terjadinya retinopati vaskular masih belum jelas. Saat ini dipercaya bahwa
paparan terhadap kondisi hiperglikemia dalam periode waktu yang lama akan
factors).13
lambat sehingga terjadi penumpukan sorbitol di dalam sel. Kondisi ini akan
Namun, pada tahap lanjut, dengan terjadinya perdarahan vitreous dan terkenanya
makula maka pasien dapat mengalami berbagai gejala yang meliputi pandangan
2.2.6 Klasifikasi
diabetikum proliferatif.9
Retinopathy)
diabetes mellitus dimana lesi retina yang ditemukan masih sebatas perubahan
vena pada retina. Secara klinis, lesi yang menjadi patokan untuk NPDR ini
pembuluh darah retina akibat gangguan perfusi dan iskemi jaringan retina.
yang ditandai dengan peningkatan perdarahan dan eksudat pada retina.9 Tanda
klinis ini dapat menjadi patokan dalam mengukur tingkat keparahan dari NPDR
NPDR Sedang Terdapat salah satu dari tanda di bawah tanpa ada
tanda PDR
NPDR Sangat Parah Terdapat dua atau lebih tanda NPDR Parah tanpa
Neovaskularisasi
Perdarahan preretina/Vitreous
pembuluh darah baru ini, proliferasi jaringan fibrovaskular ini dapat membentuk
2.2.7 Diagnosis
1 Anamnesis
Anamnesis yang perlu digali adalah penurunan visus pada mata tenang
2 Pemeriksaan oftamologi9
penglihatan
cahaya negatif
menentukan prognosis serta luas dan penempatan terapi laser. Mata dengan
edema makula dan iskemia yang bermakna mempunyai prognosis yang
lebih buruk, dengan atau tanpa terapi laser, dibandingkan dengan mata
a. Retinopati hipertensi
b. Retinopati radiasi
yang ketat dari gula darah secara signifikan akan mengurangi resiko jangka
lanjut.
berhenti merokok, serta mengontrol kadar gula darah, tekanan darah, kadar
Obat ini bekerja dengan menghambat substansi yang dikenal sebagai faktor
Setelah pupil dilebarkan dan mata mati rasa dengan anestesi, obat ini
Obat ini dapat diberikan sekali atau sebagai serangkaian pengobatan secara
Pada bedah laser, laser akan melewati kornea, lensa dan vitreous tanpa
pembengkakan makula7.
duduk didepan alat yang disebut mikroskop slit-lamp. Beberapa metode bedah
laser :
panretinal atau PP. Hal ini menyebabkan pembuluh baru yang abnormal
dengan kemunduran visus yang cepat atau retinopati diabetik resiko tinggi dan
nantinya pada saraf optikus dan pada permukaan retina atau pada sudut bilik
keseluruhan7,8.
2. Focal/Grid Laser
tengah fovea. Teknik ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan edema
macula8.
Grid photocoagulation merupakan teknik penggunaan sinar laser dimana
pembakaran dengan bentuk kisi-kisi diarahkan pada daerah edema yang difus.
c. Operasi vitrectomy
atau yang mengalami fibrovaskular. Selain itu vitrektomi juga diindikasikan bagi
bedah digunakan untuk menghilangkan darah dan jaringan parut yang menyertai
penyakit :
Pasien dengan pemeriksaan retina normal atau NPDR minimal hanya perlu
dievaluasi setahun sekali, karena dalam waktu 1 tahun 5% sampai 10% dari
eksudat keras harus dievaluasi ulang dalam waktu 6 sampai 12 bulan. Pasien
diabetes tipe 1 menunjukkan bahwa sekitar 16% dari pasien dengan retinopati
ringan akan maju ke tahap proliferatif dalam waktu 4 tahun. Operasi laser dan
dan OCT dari makula terkadang dapat membantu sebagai dasar untuk
Pasien dengan edema makula yang tidak signifikan secara klinis harus
dievaluasi ulang dalam waktu 3 sampai 4 bulan, karena mereka berada pada
memberikan pengobatan yang lebih efektif untuk CSME yang melibatkan pusat
makula daripada monoterapi dengan Laser surgery. Obat anti-VEGF yang dapat
rutin antibiotik tetes mata tidak dianjurkan sebelum atau setelah prosedur injeksi
pengembangan penyakit proliferatif yang tinggi. Oleh karena itu, pasien ini
dengan NPDR ringan atau sedang, namun ketika retinopathy lebih parah,
ketika sudah mencapai stadium proliferatif dengan resiko tinggi. Penderita harus
Risiko tinggi kehilangan penglihatan pada pasien dengan PDR resiko tinggi
panretinal tetap menjadi pilihan pertama untuk pengelolaan PDR. Untuk pasien
PDR berisiko tinggi yang disertai edema makula, dikombinasikan terapi anti-
VEGF dan fotokoagulasi panretinal pada sesi pengobatan pertama1,7.
Pada pasien dengan PDR yang sebelumnya tidak diobati dan memiliki
diindikasikan pada pasien dengan ablasi retina akibat traksi yang mengancam
dan rubeosis iridis juga harus dipertimbangkan untuk vitrectomy cepat dan
2.2.10 Komplikasi
adanya hipoksia dan iskemia retina akibat berbagai penyakit, baik pada mata
Neovaskularisasi iris pada awalnya terjadi pada tepi pupil, selanjutnya tumbuh
sampai ke sudut, meluas dari akar iris melewati ciliary body dan sclera spur
mencapai jaring trabekula sehingga menghambat pembuangan aquous dengan
akibat intra ocular pressure meningkat dan keadaan sudut masih terbuka. Suatu
saat membrane fibrovaskular kontraksi dan menarik iris perifer sehingga terjadi
sinekia anterior perifer (PAS) sehingga sudut bilik mata depan tertutup dan
tekanan intra intra okular meningkat sangat tinggi sehingga timbul reaksi radang
intra okuler1.
2. Perdarahan vitreus
hingga ke rongga vitreus. Pembuluh darah baru yang tidak mempunyai struktur
3. Ablasio retina
lapisan pigmen epithelium. Ablasio retina tidak menimbulkan nyeri, tetapi bisa
2.2.11 Prognosis
Pada mata yang mengalami edema makular dan iskemik yang bermakna
akan memiliki prognosa yang lebih jelek dengan atau tanpa terapi laser, dari
341
www.aao.org/ppp
3. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi kelima. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI. 2015.
HYPERLINK: http://www.who.int/
proliferative-nonproliferative-
Edisi IV. Jakarta: Penerbit Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Press; 2008.
10. Albert DM, Miller JW, Azar DT, Blodi BA, Cohan JE, Perkins T. Albert &
11. Jogi R. The Retina. Dalam Basic Opthalmology 4th edition. Hal. 310-50
13. Lindbergh, Eye care patients with diabetes mellitus. USA. AAO; 2015
14. Wiggs JL dkk. Yanoff & Duker Ophthalmology. Edisi kedua. Mosby