Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Manusia dikatakan sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual yang unik (holistic).
Untuk mencapai suatu keadaan yang sehat maka keseimbangan antara unsur bio-psiko-sosial-
spiritual dengan lingkungan perlu dijaga. Apabila gagal dalam mencapai keseimbangan unsur
tersebut maka manusia berada dalam keadaan yang disebut sakit. Seseorang yang sakit akan
mengalami tekanan fisik dan mental yang berasal dari dalam diri sendiri, keluarga, orang
disekitar maupun dari lingkungannya baik saat perawatan di rumah sakit maupun perawatan
di rumah. Tekanan tanpa koping yang kurang efektif yang dialami seseorang dapat
menimbutkan stress dan dapat mempengaruhi konsep dirinya baik dari segi perasaan,
kepercayaan, nilai maupun hubungan sosial dengan orang lain. Semakin tinggi tingkat stress
yang dialami sesorang maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap konsep diri.
Konsep diri pada individu berkembang secara bertahap dan dimulai saat undividu dapat
mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain. Konsep diri terdiri dari beberapa
komponen yaitu gambaran diri, ideal diri, haraga diri, penampilan peran dan identitas.
Peran diri adalah serangkaian prilaku yang di harapkan oleh masyarakat yang sesuai
dengan fungsi yang ada dalam masyarakat atau suatu pola atau sikap,prilaku,nilai dan tujuan
yang di harapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Alimul,A.2007).
Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil.
Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu.
(Kozier Barbara, 1995:21) Gangguan penampilan peran adalah berubah atau terhenti fungsi
peran yang disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari peran ?
2. Apa saja pembagian peran tersebut ?
3. Bagaimana masa transisi peran ?
4. Apa saja yang menyebabkan gangguan peran?
5. Bagaimana cara pembuatan askep teoritis dari gangguan penampilan peran ?

1.3 Tujuan penulisan


1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami gangguan konsep diri: gangguan penampilan peran.
2. Tujuan Khusus
1
Diharapkam mahasiswa mampu :
a. Memahami konsep dasar gangguan penampilan peran
b. Menjelaskan pengkajian keperawatan pada klien dengan gangguan penampilan peran
c. Menjelaskan diagnosa keperawatan dengan gangguan penampilan peran
d. Menjelaskan perencanaan keperawatan dengan gangguan penampilan peran
e. Menjelaskan intervensi keperawatan dengan gangguan penampilan peran
f. Menjelaskan evaluasi keperawatan dengan gangguan penampilan peran

1.1 Sistematika penulisan


Penulisan makalah ini terdiri dari empat bab yang terdiri dari: BAB I Pendahuluan yang
terdiri dari: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teori yang terdiri dari: konsep dasar dan asuhan keperawatan teoritis. BAB
III Askep Teoritis yang terdiri dari: pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi dan
implementasi. BAB III Penutup yang terdiri dari : kesimpulan dan saran

BAB II
DASAR TEORITIS

2.1 Definisi Peran


Peran diri adalah serangkaian prilaku yang di harapkan oleh masyarakat yang sesuai
dengan fungsi yang ada dalam masyarakat atau suatu pola atau sikap,prilaku,nilai dan tujuan
yang di harapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Alimul,A.2007)
Peran diri adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkannya dari seseorang

2
berdasarkan dan posisinya di masyarakat (Keliat, 1992). Peran diri adalah seperangkat
tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya
dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar
dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada
situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21) Gangguan penampilan peran adalah
berubah atau terhenti fungsi peran yang disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus
sekolah, putus hubungan kerja

2.2 Pembagian Peran


Peran terbagi menjadi 2 macam :
a. Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak punya pilihan.
Ex : peran tugas ,kita sebagai perawat karena tidak ada tim kesehtan lain ,kita harus selalu
siap
b. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu.
Ex : Peran sebagai perawat ,itu yang kita pilih.

2.3 Transisi Peran


Sepanjang kehidupan individu sering menghadapi perubahan-perubahan peran, baik yang
sifatnya menetap atau sementara yang sifatnya dapat karena situasional. Hal ini, biasanya
disebut dengan transisi peran.
Transisi peran tersebut dapat di kategorikan menjadi beberapa bagian, seperti berikut :
a. Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan
ertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau
keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk penyesuaian diri.
Ex :sewaktu anak anak begini peran/tugasny a. remaja begini .dewasa begini perannya
b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga
melalui kelahiran atau kematian.
Ex :yesman anak bermain,belajar lahir adik kita, otomatis bertambah peran kita seperti
mengasuh adik kita.
Ex: kerja kita hanya bljr ,tapi karena tua kita telah meninggal kerja orng tua kita yang
mengerjakan.
3
c. Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit.
Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk,
penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan

2.4 Penyebab gangguan peran


Pada klien yang sedang dirawat di rumah sakit otomatis peran sosial klien berubah
menjadi peran sakit. Peran klien yang berubah adalah :
1) Peran dalam keluarga
2) Peran dalam pekerjaan/sekolah
3) Peran dalam berbagai kelompok
Klien tidak dapat melakukan peran yang biasa dilakukan selama dirawat dirumah sakit.
Atau setelah kembali dari rumah sakit, klien tidak mungkin melakukan perannya yang biasa.
Menurut Stuart dan Sundeen ada 5 ( lima ) factor yang mempengaruhi penyesuaian diri
dengan peran :
a) Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran
b) Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran individu
Ex :sesuai tanggapan orang tua Peran kita sbgi prwt ..
c) Keseimbangan dan kesesuaian antara peran yang dilakukan
d) Keselarasan harapan dan kebudayaan dengan peran
e) Kesesuaian situasi/keadaan yang dapat mendukung pelaksanaan peran

Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan gangguan peran sebagai berikut :


- Konflik peran interpersonal
Individu dan lingkungan tidak mempunyai harapan peran yang selaras/sesuai.
Contoh: peran yang tidak adekuat/memadai
- Kehilangan hubungan yang penting
- Perubahan peran seksual
- Keragu-raguan peran
- Perubahan kemampuan fisik untuk menampilkan peran sehubungan dengan proses
menua
- Kurangnya kejelasan peran atau pengertian tentang peran
4
- Ketergantungan obat
- Kurangnya keterampilan social
- Perbedaan budaya
- Harga diri rendah
- Konflik antar peran yang sekaligus di perankan.

BAB III

ASKEP TEORITIS

3.1 PENGKAJIAN

Di dalam pengkajian, hal yang perlu dikaji adalah :

1. Faktor Predisposisi, terdiri dari :


a. Transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan dan keadaan sehat sakit.

5
b. Ketergantungan peran, ketika individu menghadapi 2 peran yang bertentangan secara
terus menerus.
c. Keraguan peran, ketika individu kurang pengetahuannya tentang harapan peran yang
spesifik dan bingung tentang tingkah laku peran yang sesuai.
d. Peran yang terlalu banyak.

2. Faktor Presipitasi

A. Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari luar
individu ( internal or eksternal sources ), yang dibagi 5 ( lima ) kategori :

a. Ketegangan peran, adalah stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami
individu dalam peran atau posisi yang diharapkan.

b. Konflik peran : ketidaksesuaian peran antar yang dijalankan dengan yang


diinginkan

c. Peran yang tidak jelas: kurangnya pengetahuan individu tentang peran yang
dilakukannya

d. Peran berlebihan : kurang sumber yang adekuat untuk menampilkan seperangkat


peran yang kompleks

e. Perkembangan transisi, yaitu perubahan norma yang berkaitan dengan nilai untuk
menyesuaikan diri

B. Situasi transisi peran, adalah bertambah atau berkurangnya orang penting dalam
kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian orang yang berarti.

C. Transisi peran sehat sakit, yaitu peran yang diakibatkan oleh keadaan sehat atau
keadaan sakit. Transisi ini dapat disebabkan :

a. Kehilangan bagian tubuh

b. Perubahan ukuran dan bentuk, penampilan atau fungsi tubuh

c. Perubahan fisik yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan

6
d. Prosedur pengobatan dan perawatan

D. Ancaman fisik seperti pemakaian oksigen, kelelahan, ketidakseimbangan bio


kimia, gangguan penggunaan obat, alcohol dan zat.

Trauma emosi : penganiayaan fisik, seksual, psikologi pada masa anak-anak, merasa
terancam kehisupannya, menyaksikan kejadian berupa kejahatan.

a. Ketegangan peran

b. Perkembangan transisi

c. Situasi transisi peran

d. Transisi peran sehat-sakit

e. Faktor psikologis

f. Faktor sosiologis

g. Faktor fisiologis

h. Persepsi klien terhadap ancaman

3. Perilaku

Prilaku yang berhubungan dengan depresi :

a. Afektif
Marah, anxietas, apatis, perasaan dendam, perasaan bersalah, putus asa, kesepian,
harga diri rendah, kesedihan.

b. Fisiologis
Nyeri perut, anorexia, nyeri dada, konstipasi, pusing, insomnia, perubahan
menstruasi, berat badan menurun.

7
c. Kognitif
Ambivalen, bingung, konsentrasi berkurang motivasi menurun, menyalahkan diri,
ide merusak diri, pesimis, raguragu.

d. Prilaku
Agitasi, ketergantungan, isolasi sosial, menarik diri.

4. Mekanisme Koping

Reaksi berduka yang tertunda mencerminkan penggunaan eksagregasi dari mekanisme


pertahanan penyangkal (denial) dan supresi yang berlebihan dalam upayanya untuk
menghindari distress hebat yang berhubungan dengan berduka. Depresi adalah suatu
perasaan berduka abortif yang menggunakan mekanisme represi, supresi, denial dan
disosiasi.

3.2 DIAGNOSA

a. Perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah

b. Gangguan konsep diri: peran diri berhubungan dengan menerima peran dan pekerjaan
baru di masyarakat.

3.3 INTERVENSI

Rencana Tindakan Keperawatan pada :

Diagnosa : Perubahan penampilan peran berhubungan dengan harga diri rendah

Tujuan Umum ( TUM ) :

Klien dapat melanjutkan peran sesuai dengan tanggung jawabnya

Tujuan Khusus (TUK) :


8
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat dilakukan.

d. Klien dapat menetapkan ( merencanakan ) kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki.

e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai dengan kondisi sakit dan kemampuan.

f. Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada

Tindakan Keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya .

b. Salam terapeutik.

c. Perkenalkan diri.

d. Jelaskan tujuan interaksi.

e. Ciptakan lingkungan yang tenang.

f. Buat kontrak yang jelas (apa yang akan dilakukan/dibicarakan, waktu)

g. Beri kesemapatan untuk mengungkapkan perasaannya tentang penyakit yang diderita.

h. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.

i. Katakan pada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab
serta mampu menolong dirinya sendiri.

j. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien. Dapat dimulai dari bagian
tubuh yang masih berfungsi dengan baik, kemampuan lain yang dimiliki oleh klien, aspek
positif ( keluarga, lingkungan ) yang dimiliki klien. Jika klien tidak mampu
mengidentifikasi, maka dimulai oleh perawat memberi reinforcement ( pujian
terhadap aspek positif klien.

9
k. Setiap bertemu klien, hindarkan memberi penilaian negative. Utamakan memberi pujian
yang realistic.

l. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
Misalnya : penampilan klien dalam self-care, latihan fisik dan ambulasi secara aspek
asuhan terkait dengan gangguan fisik yang dialami klien.

m. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan pengguanaannya setelah pulang


sesuai dengan kondisi sakit klien.

n. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap kemampuan : kegiatan
mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagian, kegiatan yang membutuhkan bantuan total.

o. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.

p. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan ( sering klien takut
melaksanakannya ).

q. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.

r. Beri pujian atas keberhasilan klien.

s. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah.

t. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien harga diri
rendah.

u. Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.

v. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

3.4 IMPLEMENTASI

Pelaksanaan keperawatan adalah tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana


keperawatan yang telah disusun. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan ada 3
pendekatan yang dilakukan : tindakan mandiri yang dilakukan oleh perawat ( independen),

10
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya ( interdependen ) dan menerima tindakan
delegasi ( dependen )

3.5 EVALUASI

Hasil Yang Diharapkan :

1. Klien mengungkapkan perasaannya terhadap penyakit yang diderita

2. Klien menyebutkan aspek positif dan kemampuan dirinya ( fisik, intelektual, system
pendukung )

3. Klien berperan serta dalam perawatan dirinya

4. Percaya diri klien dengan menetapkan keinginan atau tujuan yang realistis

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Peran diri adalah serangkaian perilaku yang di harapkan oleh masyarakat yang sesuai
dengan fungsi yang ada dalam masyarakat atau suatu pola atau sikap,pe rilaku,nilai dan
tujuan yang di harapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. Peran
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran
adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu.

11
Gangguan penampilan peran adalah berubah atau terhenti fungsi peran yang disebabkan oleh
penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja

4.2 SARAN
Adapun saran yang ingin disampaikan penulis bagi pembaca diantaranya, pembaca
dapat memahami peran diri di masyarakat, hal yang dapat mempengaruhi peran serta
gangguan penampilan peran sehingga pembaca dapat menjalankan peran berdasarkan
posisinya di masyarakat.

Daftar Pustaka

Riyadi,Sujono.2009.Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta:Graha Ilmu

Wahyu.2012. Proses Keperwatan Gangguan Konsep Diri.

worldhealth-bokepzz.blogspot.com/2012/03/pengertian-gangguan-penampilan-peran.html,

diakses pada tanggal 20 Mei 2013

12
Putri.2012. Askep Gangguan Konsep Diri. putricutik.blogspot.com/2012/01/askep-gangguan-

konsep-diri-peran.html, diakses pada tanggal 19 Mei 2013.

13

Anda mungkin juga menyukai