Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian Penggunaan lahan adalah segala campur tangan manusia ,baik
secara permanen maupun secara siklus terhadap suatu kelompok sumberdaya alam
dan sumber daya buatan,yang secara keseluruhan disebut lahan,dengan tujuan
untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhannya baik secara kebendaan maupun
spiritual ataupun kedua-duanya (Malingreau,1977 ).Dalam rangka pembangunan
nasional dan sektoral pengelolaan sumber daya lahan dan aspek pendukungnya
menempati posisi yang semakin penting. Kenyataan ini ditunjukkan dengan makin
tingginya kegiatan pemerintah dan masyarakat yang langsung berhubungan
dengan fungsi lahan.
Penggunaan lahan berubah menurut ruang dan waktu,hal ini disebabkan
karena lahan sebagai salah satu sumber daya alam merupakan unsur yang sangat
penting dalam kehidupan manusia.Bertambahnya jumlah manusia yang mendiami
permukaan bumi diikuti perkembangan kegiatan usaha dan budayanya maka
semakin bertambah pula tuntutan kehidupan yang dikehendaki untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya.Semakin meningkatnya kebutuhan
manusia akan persediaan lahan yang cukup untuk menopang kehidupan manusia
diatasnya,maka diperlukan usaha usaha pengelolaan penggunaan lahan.
Analisis perubahan penggunaan lahan sangat penting karena penggunaan
lahan tersebut bersifat dinamis.Secara berkala cepat atau lambatnya aspek
penggunaan lahan akan dipengaruhi oleh faktor alam dan karakter manusia
didalamya.Pinggiran kota adalah daerah yang mempunyai sifat dualistik,yaitu
mempunyai sifat kekotaan dan sifat kedesaan (Yunus,2001).Pada umumnya
daerah piggiran kota akan mengalami perkembangan fisik cukup signifikan
dibandingkan dengan daerah pedesaan.Perkembangan kota adalah suatu proses
perubahan keadaan perkotaan dari suatu keadaan yang lain dalam waktu yang
berbeda (Yunus,1978).

1
1.2 Perumusan Masalah
Peta penggunaan lahan merupakan salah satu aplikasi data penginderaan
jauh yang sangat penting digunakan dalam perencanaan penggunaan lahan dan
tata guna lahan.Perencanaan penggunaan lahan merupakan dasar bagi
perkembangan suatu daerah.Dengan demikian maka pemetaan penggunaan lahan
pada hakekatnya adalah berusaha untuk menciptakan suatu peta yang dapat
menunjukkan informasi tentang hasil interaksi aktivitas manusia dengan
lingkungannya pada suatu wilayah tertentu dimana informasi tersebut
digambarkan secara konvensional dalam bentuk serta skala peta yang disesuaikan
dengan tujuan tertentu.
Tujuan utama inventarisasi penggunaan lahan dan tata guna lahan adalah
untuk menentukan teknik atau cara agar dalam penyusunan peta penggunaan
lahan dan tata guna lahan dapat dikumpulkan dengan cara yang cepat dan hasil
yang akurat,baik dalam dimensi keruangan maupun dalam dimensi waktu.Apabila
data tersebut telah dikumpulkan dan disajikan dengan benar,aspek terpenting
adalah menjawab sejauh mana data tersebut dapat membantu untuk mengetahui
kondisi lingkungan tersebut secara lebih baik.
Pemetaan penggunaan lahan suatu daerah merupakan usaha untuk
mengumpulkan menganalisa ,dan mengklasifikasi data penggunaan lahan suatu
daerah yang bersangkutan serta menuangkannya dalam bentuk peta dengan
menggunakan metode tertentu agar peta yang dihasilkan dapat dengan mudah
dimengerti,memberikan gambaran yang jelas dan sebenarnya rapidan bersih
(Sandy,I Made,1973).
Pengertian peta penggunaan lahan adalah peta yang menggambarkan hasil
hubungan interaksi manusia dengan lingkungannya .Menurut ICA,peta
dideskripsikan sebagai gambaran konvensional,selektif disesuaikan terhadap skala
,baik untuk menyajikan data yang besifat real ataupun abstrak dalam hubungannya
dengan permukaan bumi.Meskipun bumi kita tidak rata tetapi dimungkinkan
untuk menggambarkannya karena dengan menyajikan garis kontur pada sebuah
peta maka kita dapat mengetahui ketinggian konfigurasi permukan bumi
berdasarkan ketinggian garis kontur tersebut.

2
Semakin banyaknya citra satelit dengan resolusi tinggi yang menjamin
kotinuitas ketersediaan data pada suatu wilayah dengan tingkat ketelitian
tinggi,sehingga peluang penggunaannya untuk ekstraksi perubahan penggunaan
lahan cukup besar,dengan demikian ketersediaan data citra satelit tersebut dapat
mempermudah dalam inventarisasi perubahan penggunaan lahan yang kian
meningkat.
Sesuai dengan disiplin ilmu yang diperoleh maka penelitian dititik beratkan
pada kasus untuk mengetahui pola agihan perubahan penggunaan lahan,pada
kenyataannya daerah tersebut merupakan daerah yang mengalami perubahan
fisik(infrastruktur )yang cukup pesat.Penggunaan citra IKONOS sebagian
Kabupaten Bantul tahun 2006 untuk interpretasi perubahan penggunaan lahan
yang difokuskan pada Kecamatan Sewon ini dilakukan dengan
pertimbangan:(i)tingkat keakuratan dan kerincian informasi tentang perubahan
penggunaan lahan yang dapat disadap dari citra IKONOS.(ii)ketersediaan data
yang ada.Terkait ketersediaan data yang berpengaruh terhadap masalah perubahan
penggunaan lahan serta suatu teknologi yang dapat disajikan suatu pemecahan
yang mungkin dilakukan,serta dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut:
1. Seberapa besar manfaat tekonologi penginderaan jauh untuk melakukan
inventarisasi perubahan penggunaan lahan dengan citra IKONOS
2. Dimanakah daerah yang mengalami perubahan fisik lahan yang cukup
banyak di Kecamatan Sewon
3. Faktor apa saja yang sangat berpengaruh terhadap perubahan
penggunaan lahan
Berdasarkan latar belakang diatas ,judul dari penelitian ini adalah Pemetaan
Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul
Tahun 1999-2006 dengan Citra Satelit Ikonos

3
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Memetakan penggunaan lahan multitemporal dengan memanfaatkan Citra
Ikonos
2. Memetakan perubahan penggunaan lahan dengan menerapkan tekhnik
penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis
3. Mengkaji persebaran perubahan penggunaan lahan di Kecamatan Sewon
Kabupaten Bantul

1.4. Kegunaan Penelitian


1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pemerintah daerah untuk
dapat mengambil kebijakan dalam penyusunan Rencana Detil Tata Ruang
(RDTR)
2. Memudahkan seseorang atau instansi untuk mengetahui peta penggunaan
lahan yang baru
3. Bahan masukan untuk penelitian lebih lanjut
4 Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan penelitian
khususnya dibidang Sistem Informasi Geografi dalam aplikasinya

1.5. Tinjauan Pustaka


Pengertian Penggunaan lahan adalah segala campur tangan manusia ,baik
secara permanen maupun secara siklus terhadap suatu kelompok sumberdaya
alam dan sumber daya buatan,yang secara keseluruhan disebut lahan,dengan
tujuan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhannya baik secara kebendaan
maupun spiritual ataupun kedua-duanya ( Malingreau,1977 ). Peta
penggunaan lahan merupakan salah satu aplikasi data penginderaan jauh yang
sangat penting digunakan dalam perencanaan penggunaan lahan dan tata guna
lahan. Pemetaan penggunaan lahan suatu daerah merupakan usaha untuk
mengumpulkan menganalisa ,dan mengklasifikasi data penggunaan lahan
suatu daerah yang bersangkutan serta menuangkannya dalam bentuk peta

4
dengan menggunakan metode tertentu agar peta yang dihasilkan dapat dengan
mudah dimengerti,memberikan gambaran yang jelas dan sebenarnya rapi dan
bersih (Sandy,I Made,1973).Sesuai dengan disiplin ilmu yang diperoleh maka
penelitian dititik beratkan pada kasus untuk mengetahui pola agihan
perubahan penggunaan lahan
Menurut Fauzi A(1994) daerah pinggiran kota mempunyai kemungkinan
lebih banyak untuk berkembang menjadi daerah perkotaan dibandingkan
dengan daerah yang jauh dari kota.Perubahan lahan terkait dengan letak suatu
lahan dan kemudahannya dijangkau.Aksesibilitas dari suatu lahan terhadap
fasilitas perkotaan dianggap memberi keuntungan dengan anggapan semakin
mudah dijangkau atau semakin strategis suatu lahan maka permintaan akan
lahan meningkat.Sarana dan prasarana perhubungan merupakan media yang
sangat penting untuk mengembangkan sektor kehidupan disuautu
wilayah.Adanya fasilitas perdagangan dan pendidikan merupakan salah satu
indikator kegiatan sosial ekonomi disuatu wilayah.
Penginderaan jauh ialah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi
tentang obyek, daerah atau gejala dengan cara menganalisis data yang
diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek,
daerah atau gejala yang dikaji (Lillesand dan Kiefer dalam Sutanto, 1986 ).
Di dalam penginderaan jauh, sensor merekam tenaga yang dipantulkan
atau dipancarkan oleh obyek permukaan bumi. Rekaman tenaga ini setelah
diproses membutuhkan data penginderaan jauh. Data penginderaan jauh dapat
berupa data digital atau data numerik untuk dianalisis dengan menggunakan
komputer. Ia juga dapat berupa data visual yang pada umumnya dianalisis
secara manual. Data visual dibedakan lebih jauh atas data citra dan non-citra.
Data citra berupa gambaran yang mirip dengan wujud aslinya atau paling tidak
berupa gambarab planimetrik. Data non-citra pada umumnya berupa garis atau
grafik sebagai contoh data non-citra ialah grafik yang mencerminkan beda
suhu yang direkam disepanjang daerah penginderaan. Di dalam penginderaan
jauh yang tidak menggunakan tenaga elektromagnetik, contoh data non-citra

5
antara lain berupa grafik yang menggambarkan gravitasi maupun daya
magnetik disepanjang daerah penginderaan ( Sutanto, 1986 ).

Sistem penginderaan jauh yang ideal atau sempurna sekarang sedang


terus-menerus mengalami perkembangan. Selain itu, kondisi medan benar-
benar kompleks dan tidak mungkin bisa direkam dengan baik dengan
memanfaatkan alat-alat penginderaan jauh yang relatif sederhana dengan
segala keterbatasannya seperti keterbatasan pada resolusi spasial, spektral,
temporal dan resolusi radiometrik. Dengan demikian, kesalahan mungkin saja
terjadi pada proses perolehan datanya dan dapat menurunkan kualitas data
yang dikumpulkan. Kesalahan-kesalahan ini mempunyai pengaruh pada
tingkat akurasi analisis yang akan dilakukan. Oleh karena itu, biasanya perlu
dilakukan pra-pemrosesan pada data penginderaan jauh tersebutsebelum
menganalisisnya dengan tujuan untk menhilangkan kesalahan-kesalahan ini (
Jensen, 1986 ).
Sistem Penginderaan jauh mempunyai empat komponen
penting,yaitu;sumber tenaga,atmosfer,interaksi tenaga dengan obyek serta
keluaran(Sutanto,1992).Masing-masing komponen tersebut saling melengkapi
dan tidak dapat dipisahkan dalam penggunaannya .

1.1.1. Sumber Tenaga


Dalam penginderaan jauh harus ada sumber tenaga ,baik sumber tenaga
alamiah maupun sumber tenaga buatan .Tenaga ini mengenai obyek
dipermukaan bumi kemudian dipantulkan ke sensor.Ia juga dapat berupa
tenaga dari obyek yang dipancarkan ke sensor.Jumlah tenaga matahari yang
mencapai bumi dipengaruhi oleh waktu(jam,musim),lokasi,dan kondisi
cuaca.Jumlah tenaga yang diterima pada siang hari lebih banyak bila
dibandingkan dengan jumlah tenaga yang diterima pada pagi hari atau sore
hari.Kedudukan matahari terhadap tempat di bumi berubah sesuai dengan
perubahan musim.Pada musim saat matahari berada tegak lurus disuatu
tempat,jumlah tenaga lebih besar bila dibaningkan dengan musim dengan
musim lain saat matahari kedudukannya condong terhadap tempat

6
tersebut.disamping itu ,jumlah tenaga yang diterima juga juga dipengaruhi
oleh letak tempat dipermukaan bumi.Tempat-tempat di ekuator menerima
tenaga lebih banyak bila dibandingkan dengan terhadap tempat-tempat di
lintang tinggi.Untuk waktu dan letak yang sama ,julah sinar matahari yang
mencapai bumi dapat berbeda dilihat dari kondisi cuaca yang berbeda
.Semakin banyak penutupan oleh kabut ,asap,dan awan maka akan semakin
sedikit tenaga yang mencapai bumi .Jumlah tenaga yang dapat mencapai bumi
dapat disajikan dalam formula sebagai berikut:
E = f (w,l,c)
E = tenaga yang mencapai bumi
f = fungsi
w = waktu ,yaitu jam atau musim pemotretan
l = letak
c kondisi cuaca
Tenaga yang diterima oleh sensor dapat berupa tenaga pantulan maupun
tenaga pancaran yang berasal dari obyek dipermukaan bumi .Jumlah tenaga
yang diterima oleh sensor tersebut tergantung pula karakteristik obyeknya
.Bagi tenaga pantulan ,jumlah tenaga yang oleh sensor sebesar % pantulan
dikalikan tenaga yang mengenai obyek.Bila tenaga yang mengenai obyek
sebesar 100 unit ,daya pantul obyeknya 30%,maka tenaga yang dapat
mencapai sensor bergantung atas suhu dan daya mancar obyek.Semakin
banyak tenaga yang diterima oleh sensor akan semakin cerah wujud obyeknya
pada citra.Daya pantul obyek ,suhu,obyek,dan daya mancar obyek merupakan
karakteristik spektral obyek.

1.1.2. Atmosfer
Atmosfer merupakan medium bagi gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan dari sensor ke obyek kemudian kembali lagi ke sensor.Atmosfer
ini pengaruhnya terhadap panjang gelombang bersifat selektif,sehingga timbul
istilah jendela atmosfer,seperti ditunjukkan pada gambar 1.1.

7
Gambar 1.1. jendela atmosfer dan panjang gelomabang (Lillesand &
Kiefer,1979)
Atmosfer mambatasi bagian spektrum elektromagnetik yang dapat digunakan
dalam penginderaan jauh .Pengaruh atmosfer merupakan fungsi panjang
gelombang,karena pengaruh yang slektif inilah maka timbul istilah ndela
atmosfer yaitu bagian spketrum elektromagnetik yang dapat mencapai
permukaan bumi.Dalam jendela atmosfir ada hambatan atmosfer yaitu kendala
yang disebabkan oleh hamburan pada spektrum tampakdan serapan yang
terjadi pada spektrum inframerah termal.

1.1.3 Interaksi antara tenaga dengan obyek


Tiap obyek mempunyai karakteristik tertentu dalam memantulakn
atau memancarkan tenaga sensor.Pengenalan obyek pada dasarnya dilakukan
menyidik(trecing)karakteristikspektral pada obyek yang tergambar pada
citra.Obyek yang banyak memantulkan atau memancarkan tenaga akan
tampak cerah pada citra,sedang obyek yang pantulannya/pancarannya sedikit
tampak gelap.Meskipun demikian,pada kenyataannya tidak sederhana ini .Ada
obyek yang berlainan tetapi mempunyai karakteristik spektral sama atau
serupa sehingga menyulitkan perbedaannya dan pengenalannya pada citra.Hal
ini dapat diatasi dengan menyidik karakteristik lain selain karakteristik
spektral,seperti misalnya bentu,usuran dan pola.

8
Gambar 1.2 Hubungan Antara obyek dengan panjang gelombang(Lillesand &
Kiefer,1979)

Tiap obyek dipermukaan bumi ini mempunyai karakteristik tertentu dalam


memantulkan atau memancarkan gelombang ke sensor.Gambar
2.3.menunjukkan interaksi antara radiasi gelombang elektromagnetik dengan
obyek.Interaksi tersebut berupa pantulan
(reflected),penyerapan(absorbed),penerusan(transmitted),pancaran(scattered)
dan pembauran(emitted)

1.1.4 Keluaran
Perolehan data dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara
interpretasisecara visualdan dapat pula dilakukan dengan cara numerik atau
dengan cara digital dengan menggunakan komputer.Foto udara pada
umumnya diinterpretasi secara manual sedang data hasil penginderaan jauh
secara elektrik dapat diinterpretasi secara manual maupun secara
numerik.Keluaran sistem penginderaan jauh berupa citra satelit.Keluaran
tersebut bisa dalam bentuk digital maupun analog tergantung cara
perekamannya.Pada citra satelit keluaran berupadigital,Namun bisa juga
dicetak (hard copy) berupa data analog.
Keberhasilan aplikasi penginderaan jauh terletak pada ketelitian hasil dan
dapat diterima atau tidaknya hasil penginderaan jauh itu oleh para pengguna

9
data,jadi pengguna data merupakan komponen yang penting dalam
penginderaan jauh.Dalam hal ini data hasil interpretasi fotoudara telah hampir
seabad dimanfaatkan oleh pengguna data dalam rangka pengelolaan
sumberdaya dan lingkungan,sedang penginderaan jauh yang baru ini masih
dalam experimental atau sei operasional.
Data penginderaan jauh yang berupa data citra dibedakan atas citra foto
udara (photographic image) atau citra non-foto(non-photographic image)atau
citra satelit.Foto udara maupun citra satelit merupakan salah satu hasil dari
sistem penyadapan data dimana penginderaan jauh merupakan penyaji data
atau informasi yang cepat serta dapat pula dilihat pola keruangan dari
penggunaan lahan.

1.1.5 Penginderaaan Jauh Sistem Satelit


Penginderaan jauh sistem satelit merupakan suatu sistem
penginderaan jauh yang menggunakan wahana satelit dan tenaga
elektromagnetik pada spektrum tampak ,spektrum inframerah termal dan
spekltrum gelombang mikro.Citra satelit (satellite/spaceborn image) yaitu
citra yang dibuat dari antariksa atau luar angkasa.

Satelit dibedakan menjadi 4 jenis yaitu satelit sumberdaya bumi,satelit


cuaca,satelit militer dan satelit kelautan (Sutanto,1986).Satelit sumberdaya
bumi adalah merupakan salah satu satelit yangyang dewasa ini mengalami
perkembangan yang sangat signifikan.

10
1.1.6. Batasan Istilah
Lahan merupakan suatu atribut dipermukaan bumi dan didekat permukaan
bumi yang sangat penting bagi kehidupan manusia ( Mabbut dalam
Sutanto, 1986)

Penggunaan lahan adalah segala campur tangan manusia ,baik secara menetap
maupun berpindah-pindah terhadap suatu kelompok sumberdaya alam
dan sumber daya buatan,yang secara keseluruhan disebut lahan,dengan
tujuan untuk mencukupi kebutuhan baik material maupun kedua-
duanya (Malingreau,1978 ).

Sistem informasi geografis adalah seperangkat sistem pengolahan data yang


dapat digunakan untuk pengumpulan, penyimpanan, mendapatkan
kembali, dan menampilkan suatu data untuk tujuan tertentu (
Burrough, 1986 ).

Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang
suatu obyek, daerah dan fenomena melalui analisis data yang diperoleh
dengan atau tanpa suatu alat tanpa kontak langsung dengan obyek,
daerah dan fenomena yang dikaji ( Lillesand dan Kieffer, dalam
Sutanto, 1987 ).

Citra adalah gambaran visual tenaga yang direkam dengan menggunakan


piranti penginderaan jauh ( Ford, 1977, dalam Sutanto, 1986 ).

Interpretasi citra merupakan perbuatan mengamati citra dengan maksud untuk


identifikasi obyek dan menilai pentingnya obyek
tersebut(Estes,J.H.&Simonett,D.S;1975).
Klasifikasi penetapan obyek-obyek kenampakan atau unit-unit menjadi
kumpulan didalam suatu sistem pengelompokan yang dibedakan
berdasarkan sifat-sifat khusus berdasarkan kandungan isinya
(Malingreau,1978)

11
Pinggiran kota adalah daerah yang mempunyai sifat dualistik,yaitu
mempunyai sifat kekotaan dan sifat kedesaan (Yunus,2001).
Perkembangan kota adalah suatu proses perubahan keadaan perkotaan
dari suatu keadaan yang lain dalam waktu yang berbeda (Yunus,1978).

12

Anda mungkin juga menyukai