PPK DM-2
PPK DM-2
Nama Anggota:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2017
BAB I
A. IDENTITAS
I. KEPALA KELUARGA II. PASANGAN
PROFIL KELUARGA
GENOGRAM
Keterangan
= Ibu pasien (nenek) = pasien risiko DM
C. EKONOMI KELUARGA
1. Rumah (permanen, semi Permanen
permanen, rumah sangat
sederhana)
2. Barang mewah (TV, Video, AC, TV, Setrika Listrik, Megic jar
Kulkas, Setrika listrik, dll)
4. Lain-lain
Penghasilan keluarga
perbulan
Pengeluaran keluarga
perbulan
D. PERILAKU KESEHATAN KELUARGA
1. Pelayanan promotif dan Rutin datang ke puskesmas apabila
preventif bayi dan balita diadakan penyluhan
G. LINGKUNGAN
1. Lingkungan fisik rumah asal
Sumur
PEMERIKSAAAN FISIK
Tinggi badan 156 cm
Berat badan 55 kg
Nadi 78
Nafas 20
Suhu 36,5C
Tekanan darah 120 / 80
Keadaan umum Compos mentis
Status gizi BMI = 55/(1,56)2 = 22 Normal
Mata Konjungtiva tidak anemis
PEMBAHASAN
Selain itu, pemeriksaan urin juga penting untuk mengetahui apakah ada
glukosa dalam urin. Hasil pemeriksaan urin rutin adalah KJ/1.20/6.0/Glu +3
yang artinya warna urin kuning jernih, berat jenis 1.20, pH 6.0, dan glukosa +3.
Nilai normal pemeriksaan urin rutin antara lain warna kekuning-kuningan atau
kuning, berat jenis 1,001-1,035, pH 4,5-8,5, dan glukosa negatif. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa terdapat glukosa dalam urin dan berat jenis meningkat
yang mengindikasikan diabetes melitus. Pemeriksaan sedimen didapatkan hasil
0-2/0-2/0-1 yang artinya leukosit 0-2/LPB, eritrosit 0-2/LPB, dan epitel 0-1.
Nilai normal pemeriksaan sedimen urin antara lain leukosit 0-5/LPB, eritrosit
0-3/LPB, dan epitel 0-2/LPB sehingga hasil tersebut masih dalam batas normal
(Kemenkes, 2011).
D. Analisis diagnosis
Tujuan dari TGM adalah untuk mencapai dan memelihara kadar glukosa
darah dalam batas normal atau mendekati normal seaman mungkin, mencapai
dan memelihara kadar profil lipid dan lipoprotein untuk mengurangi risiko
penyakit vaskular, serta mempertahankan tekanan darah dalam batas normal atau
mendekati normal seaman mungkin.
Terapi gizi medis juga bertujuan untuk mencegah, memperlambat laju
perkembangan komplikasi kronis dari diabetes dengan memodifikasi asupan zat
gizi, gaya hidup, dan untuk memenuhi kebutuhan gizi individu, dengan tetap
mempertimbangkan preferensi pribadi atau kebiasaan budaya setempat, serta
mempertahankan kenikmatan dalam mengonsumsi makanan
A. Protein
American Diabetes Association pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi
10% sampai 20% energy dari protein total. 0,8 gr/kg berat badan yang berasal
dari sumber protein berkualitas baik (protein yang dapat dicerna dan
mengandung Sembilan jenis asam amino esensial). Contohnya adalah daging,
unggas, ikan, telur, susu, keju, dan kedelai. Sumber protein yang tidak dalam
kategori "baik" misalnya sereal, bijibijian, kacang-kacangan, dan sayuran
B. Lemak
Asupan lemak dianjurkan 7lt;7% energy dari lemak jenuh dan tidak jennuh
10% dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan selebihnya dari lemak tidak jenuh
tunggal. Anjuran asupan lemak di Indonesia adalah 20-25% energy.
Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah
untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Oleh karena itu < 7% asupan
energy sehari seharusnya dari lemak jenuh dan asupan kolesterol makanan
hendaknya dibatasi tidak lebih dari 300 mg perhari.
C. Karbohidrat
Rekomendari ADA lebih memfokuskan pada jumlah total karbohidrat
daripada jenisnya. Buah dan susu sudah terbukti mempunyai respon glikemik
yang lebih rendah dari pada sebagian besar tepung-tepungan. Anjuran konsumsi
karbohidrat untuk orang dengan diabetes di Indonesia adalah 45-65% energy.
D. Serat
Rekomendasi asupan serat untuk orang dengan diabetes sama dengan untuk
orang yang tidak diabetes yaitu dianjurkan mengkonsumsi 20-35 gr serat
makanan dari berbagai sumber bahan makanan. Di Indonesia anjurannya adalah
kira-kira 25 gr/1000 kalori/ hari dengan mengutamakan serat larut.
E. Natrium
Anjuran asupan untuk orang dengan diabetes sama dengan pasien biasa
yaitu kurang dari 3000 mg, sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan
sampai sedang, dianjurkan 2400 mg natrium perhari.
Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan orang
dengan diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan berdasarkan
kebutuhankalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal, ditambah dan
dikurangi bergantung pada beberapa factor yaitu jenis kelamin, umur, aktivitas,
kehamilan/laktasi, adanya komplikasi dan berat badan. Selian itu pada DM
dianjurkan memiliki berat badan ideal dengan rumus Brocca yang dimodifikasi
adalah sebagai berikut : Berat badan idaman = 90% x (TB dalam cm- 100 cm) x 1
kg. Sedangkan menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) = berat badan (kg)/ Tinggi
badan (m2).
E.2 Terapi Fisik
Selama latihan denyut nadi harus mencapai zona latihan. Zona latihan yaitu
denyut nadi yang harus dicapai selama latihan. Hal ini dapat digunakan untuk
menandai bahwa latihan yang dilakukan balk atau belum. Cara menghitung
denyut nadi yaitu dengan meraba pergelangan tangan search ibu jari. Cara
mengetahui latihan yang dilakukan telah mencapai zona latihan atau belum
dapat dilakukan mmelalui rumus berikut. Zona latihan = 70 - 85% denyut nadi
maksimal Denyut nadi maksimal = 220 umur. Untuk Latihan aerobik yang
cocok dilakukan oleh penderita diabetes yaitu berlari santai atau jogging,
berjalan kaki, bersepeda, dan berenang
F. Analisis prognosis
A. KESIMPULAN
Diabetes melitus adalah suatu penyakit metabolik ditandai dengan
hiperglikemia yang disebabkan kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
keduanya. Gejala klasik DM antara lain poliuria (banyak kencing), polidipsi
(banyak minum), polifagi (banyak makan), dan berat badan menurun tanpa
sebab yang jelas. Kriteria diagnosis diabetes melitus yaitu apabila
ditemukan gejala klasik DM dan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL atau
gejala klasik DM dan glukosa plasma puasa >126 mg/dL atau glukosa
plasma 2 jam pada TTGO >200 mg/dL (Perkeni, 2015 dan Sudoyo, 2009).
Neuropati adalah adanya gejala dan tau tanda disfungsi saraf perifer
penderita diabetes tanpa ada penyebab lain selain diabetes. Gejala pada
neuropati meliputi mati rasa, kesemutan, hiperestesi berat, dan nyeri.
Penegakan diagnosis neuropati dapat dilakukan dengan pemeriksaan
symptom scoring dengan sistem skor Diabetic Neurophaty Symptom (DNS)
dan satu gejala dinilai skor 1 dan dapat dikatakan positif neuropati diabetik
apabila jumlah skor 1 atau lebih (Asad et al, 2010 dan Isselbacher dkk,
2012).
B. SARAN
A. Pasien
Selalu kontrol ke puskesmas setiap satu bulan sekali
Selalu mengonsumsi obat penurun gula darah dan vitamin B dengan rutin
Menghindari makanan yang terlalu banyak mengandung kalori. Makan
dengan porsi sedikit dengan intensitas yang banyak.
Melakukan aktifitas fisik sesuai dengan latihan jasmani
Melakukan senam kaki untuk mencegah risiko neuropati
B. Untuk Puskesmas
Melakukan pemeriksaan TTGO dan HbA1C
DAFTAR PUSTAKA
Adams H.P., et al., 2003. Guidlines for The Early Management of Patients with
Ischemic. Journal of The American Heart Association. 34:1056-83 Available
from: http://stroke.ahajournals.org/content/34/4/1056.full
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Interpretasi Data Klinik. Diakses pada 28 Mei 2017
dari http://researchgate.net
Sudoyo AW, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5, Jilid II. Jakarta:
Balai Penerbit FK UI
Yayasan Spiritia. 2014. Lembar Info Neuropati Perifer. Jakarta: Yayasan Spiritia
LAMPIRAN