Anda di halaman 1dari 9

3.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Elemen Pengambilan Keputusan

Contoh Kasus
Bila mengendarai kendaraan bermotor (mobil) telah diketahui bahwa pemakaian bensin
(BBM) pada kecepatan rendah lebih irirt ketimbang kecepatan tinggi
Permsalahannya, pada kecepatan berapa mengemudikan mobil tersebut agar pemakain
bensin sehemat mungkin
Untuk memecahkan persoalan di atas lihat Gamabar 2.1
mil/galon bensin

0 45 kecepatan (mph)

Gambar 2.1
Pada gambar tersebut, dapat dilihat bahwa setiap penambahan kecepatan antara 0 45
mph (mil per jam) pemakaian bensin yang paling hemat, misalnya :
pd 20 mph kehematannya 16 mil/gal
pd 45 mph kehematannya 20 mil/gal
di atas 45 mph kehematannya berkurang (pemakaian bensin boros).

Persoalan tersebut dikatakan selesai yaitu kecepatan yang dipilih adalah 45 mph dengan
tingkat kehematannya 23 mil/gallon, bila diteliti persoalan tersebut belum selesai karena kita
tidak mungkin mengemudikan tetap pada kecepatan 45 mph, karena kecepatan mobil sangat
dipengaruhi oleh keadaan lalu lintas, tikungan, tanjakkan, cuaca dsb.

Dari gambar grafik tersebut dapat dilihat pergeseran kecepatan pada 45 mph nilai
kehematannya tidak jauh berbeda dari angka maksimum paling banyak 5 % lebih boros atau
selama kecepatan berada pada 35 50 mph tetap secara ekonomis masih hemat bensin.
Tujuan kita adalah mencari kecepatan maksimum. Pada kenyataannya tidak mustahil sering
dipenuhi rambu lalu lintas yang membatasi kecepatan misalnya :
Kecepatan tidak boleh melebihi 25 mph
Kecepatan harus berada 50 65 mph

6
Maka untuk hal ini kita masih dimungkinkan untuk melakukan penghematan karena
kecepatan 25 mph atau 50 mph masih berada pada batas yang diperbolehkan (lihat Gambar
2.2 dan 2.3)

mil/galon bensin

kecepatan (mph)
0 25
Gambar 2.2
mil/galon bensin

50

Gambar 2.3

Pada kasus-kasus tertentu hal tersebut di atas tidak bisa diterapkan, maka pemecahannya
adalah ambil jalan Tengah. Misalnya dalam keadaan tertentu kita harus berkecepatan 65
mph dan bila kecepatan 50 mph akan terlambat maka ambil jalan Tengah yaitu 58 mph.
Dari kasus tersebut maka pengambilan keputusan dalam pemecahan suatu masalah kita
berhadapan dengan TUJUAN, PEMBATAS DAN PEMILIHAN ALTERNATIF.

B. Empat Elemen Pengambilan Keputusan


1. Model adalah penggambaran suatu masalah secara kuantitatif, pada contoh di atas
adalah Gambar 2.1.

7
2. Kiteria adalah tujuan yang hendak dicapai dari pengambilan keputusan. Pada contoh di
atas adalah kehematan bensin dan sampai secepatnya.
3. Pembatas adalah faktor tambahan yang harus diperhatikan dalam memecahkan suatu
masalah. Contoh di atas adalah rambu lalu lintas.
4. Optimasi adalah mencari alternatif pemecahan masalah yang terbaik atau yang optimum.

3.2 A l g o r i t m a
Definisi :
Algoritma adalah suatu catatan atau daftar langkah-langkah yang dapat diambil untuk
memecahkan suatu masalah.

a. Algoritma Untuk Mencari Rata-Rata


Algoritma yang sederhana adalah algoritma untuk mencari harga rata-rata dari hasil suatu
pengukuran adalah sebagai berikut :
1. Jumlahkan harga-harga hasil pengukuran.
2. Hitung banyaknya pengukuran.
3. Bagilah jawaban (1) dengan jawaban (2).

Contoh :
Suatu hasil pengukuran di lab. mendapatkan harga-harga 2, 8 dan 21. Maka algoritma
untuk mendapatkan harga rata-ratanya adalah sebagai berikut :
(1). Jumlahnya = - 2 + 8 + 21 = 27
(2). Banyaknya pengukuran 3
(3). Rata-ratanya = 27/3 = 9
b. Algoritma Untuk Persoalan Keputusan
Contoh Kasus Persoalan Keputusan :
Seorang polisi yang akan melakukan patroli atau ada seorang tukang koran dan tukang
pengantar surat harus mencari jalan terpendek (tersingkat) dalam melakukan patroli atau
menyampaikan barang-barangnya kepada langganan.
Untuk memecahkan persoalan tersebut adakah suatu cara pemecahan persoalan di atas ?
Dalam kasus tersebut dianggap bentuk (pola jalur lalu lintas) seperti pada Gambar 2.4

8
A

D
C

Peta Konigsberg

Gambar 2.4

Pada gambar 2.4 tersebut ada sebuah sungai, daratan, dam jembatan. Setiap jembatan
menghubungkan daratan, misalnya A B, A C, B C dst.
Bila disederhanakan Gambar 2.4 dapat dilihat Gambar 2.5
A A (4)

B D B (3) D (3)
C C (6)
GAMBAR 2.5 GAMBAR 2.6

A A

B B D
D
C C

GAMBAR 2.7 GAMBAR 2.8

Jika setiap titik disebut vertex, maka ada 4 vertex dan 7 pos.
Dapatkah kita melintasi semua pos satu kali yang mulai dari satu daratan ke daratan yang
lain.

Ketentuan :
1. Bila setiap vertex merupakan titik pertemuan dari garis-garis yang jumlahnya genap kita
dapat melintasi semua garis.
2. Bila terdapat dua vertex yang merupakan titik pertemuan garis-garis berjumlah ganjil,
maka dapat melintasi semua garis dengan memulai dari satu vertex dan berakhir di vertex
yang lain.

9
Dari persoalan di atas maka, pada A bertemu 3 garis, B bertemu 3 garis, C bertemu 5 garis,
D bertemu 3 garis.
Dari ke semua vertex itu berjumlah ganjil sehingga tidak mungkin dilalui satu kali.
Tetapi bila ditambahkan ebuah garis lain seperti terlihat pada gambar 2.6. yang mana titik A =
4 buah, B = 3 bh, C = 6 buah dan D = 3 buah.
Maka Algoritmanya :
Lintasi garis B A D
Buatlah gambar baru dengan garis terputus-putus (Gambar 2.7)
Dari setiap vertex buatlah lintasan tertutup B C B.
Buatlah garis putus-putus B C B. (Gambar 2.8)
Lanjutkan sampai semua lintasan telah dilalui A C D C A.

Sehingga lintasan menjadi : B C B A C D C A B, maka kita telah melintasi


semua garis satu kali.

c. Algoritma Lorong

B
D

C
GAMBAR 2.11

Gambar 2.11 menggambarkan lorong dalam suatu bangunan sekolah. Lorong-lorong ini akan
penuh murid-murid pada jam pergantian pelajaran dan ruangan kelas. Untuk melancarkan
jalannya peristiwa ini maka pimpinan sekolah tersebut menetapkan bahwa setiap lorong
hanya boleh dilalui satu arah, kecuali lorong A dan C.

Masalah aloritma lorong adalah bagaimana menempatkan orang sehingga semua titik dapat
diawasi, yang tujuannya adalah untuk mencari jumlah minimum dari orang yang dibutuhkan.

Untuk hal tersebut dapat dibahas sebagai berikut :


Untuk mengawasi titik A perlu ditempatkan pengawas di (A + C) artinya bisa menempatkan
pengawas di titik A atau di C (tanda + artinya atau), demikian juga untuk titik B bisa
ditempatkan pengawas di (A + B) jadi di titik A dan B adalah AB = artinya bisa ditempatkan di
(A + C). (A + B). Titik disini menggambarkan 2 titik sekaligus (A & B) seperti notasi aljabar

10
BOOLE. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa kita dapat mengawasi A dan B.
Dengan menempatkan orang di titik A atau B sehingga (A + C) (A + B) = A + AB + AC + BC.
Berarti A = bahwa seorang di A dapat mengawasi A (dari A + C) dan seorang di A dapat
mengawasi B (dari A + B). CB berarti bahwa orang di C dapat mengawasi B. Dengan lain
perkotaan, perkalian antara (A + C) (A + B) menyatakan semua penempatan yang mungkin
dapat mengawasi A dan B.
Selanjutnya untuk mengawasi 3 titik kita dapat membuat pernyataan :
(A + C) (A + B) (A + B + C)

Bila kita kalikan maka kita dapatkan suku pangkat tiga A3 yang terdiri dari hanya satu huruf.
Dengan perkataan lain hanya ada satu tempat A dimana dapat ditempatkan seorang yang
dapat mengawasi ketiga titik. Lihat Gambar 2.11

11
12
Programa Dinamis
Definisi :
Programa dinamis adalah suatu pendekatan terhadap masalah-masalah pengambilan
keputusan dengan jalan menetapkan urutan-urutan keputusan.

Prinsip programa dinamis : sekali kita telah mengetahui suatu jalam terbaik dari suatu titik
tertentu ke titik akhir (tujuan), ikutilah jalan ini tanpa mempedulikan bagaimana cara kita
sampai pada titik tertentu itu.
Contoh kasus adalah pemilihan route bila suatu pabrik yang akan memasang listrik dengan
kabel tanam dari titik-titik A ke B.

K 7 F 8 C 10 B (Pabrik)

5 3 7 11 Gambar di samping ini memperlihatkan sebagian


U L G D E rute jalan di suatu Kota, jika Sdr. dihadapkan
4 9 7 pada permasalahan harus memasang kabel
9 10 5 9 listrik dari sumber listrik di titik A ke pabrik di
M H I J titik B dengan pertimbangan :
8 8 12 a. Pemasangan kabel listrik harus ditanam di
8 7 10 7 dalam tanah.
b. Pemasangan kabel listrik ke arah Utara dan
A 8 N 9 O 4 P Timur
Sumber Listrik T c. Dianggap pemasangan kabel listrik di suatu
jalan cukup dengan membongkar tanah
seperlunya, tetapi di jalan lain harus
membongkar bangunan, sehingga biaya
menjadi mahal (angka pada garis
menunjukkan biaya ).
Pertanyaan : Kemana rute dan berapa biaya
minimum pemasangan kabel
listrik tersebut
Penyelesaian :
Lihat titik pada gambar satu persatu.
Kerjakan terlebih dahulu dari titik yang terdekat ke titik B (ditarik mundur).
Di titik K, F dan C berdasarkan Ketetapan hanya ada satu route ke titik B yaitu ke timur,
demikian juga titik E, J dan P hanya ada satu route yaitu ke utara, kemudian tulislah
angka I pada route jalan tersebut. Lihat Gambar 2.15.
Perhatikan titik D, ada dua route menuju B, yaitu lewat C atau E. Maka tuliskan angka 2
dekat titik D. Begitu juga titik G ada tiga route yaitu F B, D C atau D E, demikian
seterusnya untuk titik-titik yang lain sampai pada titik A lihat Gambar 2.16.
Sekarang kita hitung biaya yang dibutuhkan untuk setiap route. Seperti juga di atas
menghitungnya mundur dari tirtik B, dengan syarat memilih harga terendah (lihat Gambar

13
2.17). Misalkan untuk titik D mempunyai 2 kemungkinan yaitu DCB & DEB dengan
masing-masing biaya $ 17 dan $ 18, maka cukup tuliskan angka $ 17 (harga terendah).
Demikian untuk titik yang lainnya, sehingga diperoleh route yang singkat dengan harga
terendah (lihat Gambar 2.18). Yang mana route dengan biaya minimum adalah A M L
K F C B.

14

Anda mungkin juga menyukai