PT. Surya Pratista Hutama (SUPRAMA), merintis usaha dengan sederhana sebagai
perusahaan kecil yang dikelola keluarga bernama PT. Sampindo yang berdiri pada tahun 1972
di Sidoarjo, Jawa Timur.
Dalam era globalisasi, PT. Sampindo melakukan kerjasama internasional dengan HJ.
Heinz di tahun 1997, menjadi PT. Heinz Suprama dan memulai ekspansi produk di pasar
internasional. Manajemen dan integritas organisasi, produk kualitas dan efisiensiensi teknologi
semakin ditingkatkan untuk memperluas cakupan produk di pasar lokal dan internasional
dalam masa kerjasama ini. Tahun 2006, PT. Heinz Suprama, sekarang PT. Suprama, kembali
sebagai bisnis keluarga, sedangkan HJ Heinz kembali berfokus pada bisnis industri utamanya.
Sampai saat ini, PT. Suprama terus memposisikan diri sebagai produsen produk mi dan snack
terpercaya yang berkualitas dan berkomitmen tinggi.
Produk Perusahaan
Produk yang dihasilkan PT. Suprama berupa 2 varian yaitu Mi Kering dan Mi
Instan dengan memiliki 2 bentuk yaitu mi kriting dan mie gepeng kriting
1.1 Mi Kering
Mi Kering adalah mi yang biasanya dikemas dan dijual dalam kondisi kering tanpa
bumbu. Sejak awal kemunculannya pada 1972, Burung Dara terus mengembangkan sayapnya
dan memiliki beberapa merek dibawahnya seperti:
1.2 Mi Instan
Mi Instan adalah mi yang terbuat dari tepung terigu dan biasanya dikemas dan dijual lengkap
dengan bumbu (minyak sayur, bumbu bubuk atau pasta, kecap dan bawang goreng). Produk mi
instan tersebut jarang dipasarkan di pasar lokal, melainkan diekspor. Beberapa produk mie instan
yang dijual:
Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Indonesia sejak 30 tahun lalu (hingga kini)
dalam melaksanakan kegiatan O&P adalah keterbatasan dana. Keterbatasan ini mengakibatkan
penurunan fungsi prasarana SDA karena mengurangi umur teknis dan unjuk kerja bangunan
tersebut. Akibatnya kemampuan mensuplai air guna memenuhi tuntutan berbagai sektor
pemanfaat (pertanian, domestik, industri, dan lingkungan) ikut menurun.
Untuk menjawab persoalan di atas, digagas pendirian suatu "badan usaha" yang memiliki
tugas pokok mengeIola wilayah sungai beserta prasarana SDA yang telah dibangun, sehingga
pemenuhan kebutuhan air untuk berbagai sektor dapat tersedia secara akuntabel.
Ide pendirian badan usaha ini muncul sejak tahun 1970-an, setelah selesainya dua
bendungan besar di Wilayah Sungai Brantas.Setelah melakukan studi banding ke beberapa
lembaga pengelolaan air dan/ atau prasarana SDA di Amerika, Australia, Inggris, Jepang dan
Perancis pada awal tahun 1980-an, diputuskan untuk mengkaji viabilitas dari pendirian suatu
lembaga pengelolaan serupa di Indonesia
Dengan peralatan telemeter yang mempunyai Pusat Pengendali (Master Control Station)
di Kantor Pusat (Malang), curah hujan dan debit air sungai seluruh wilayah Kali Brantas(12.000
km2) dapat dipantau setiap jam. Data ini digunakan untuk menghitung/ memprediksi banjir,
distribusi banjir dan peringatan dini banjir ke sepanjang Kali Brantas (320 km).
Menggunakan sistem pengukuran jarak jauh (telemeter) untuk water level dan rainfall
yang dikontrol dari Master Station. Sistem telemeter yang dikembangkan berfungsi sebagai
sistem peringatan dini dan dari data tersebut juga dapat digunakan sebagai peramalan banjir.
Sistem telemeter diaplikasikan sejak tahun 1989 menggunakan radio frekuensi sebagai
media pengiriman data dan sej6 tahun tahun 2008 telah dikembangkan menggunakan sistem
GSM.
Instrumentasi ini berfungsi memberikan informasi dini kepada warga akan potensi terjadinya
banjir.
LAPORAN HASIL FIELDTRIP
Disusun oleh :
Kelas : 3C
2016