Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

STUDI KASUS TRAGERI PULAU


THREE MILE ISLAND

Untuk memenuhi tugas


MATA KULIAH ETIKA PROFESI

Disusun oleh :
Ferdyansyah Sultonia 1510631160048
Imanudin Jamil 1510631160063

Program Studi Teknik Elektro


Fakultas Teknik
Universitas Singaperbangsa Karawang
2017
KATA PENGHANTAR
Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas nikmat dan karunia yang
telah diberikan. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah studi kasus tragedi pulau three
mile island. Dan tak lupa semoga solawat senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW. Juga tak lupa kepada rekan-rekan yang telah membantu atas
terselesaikannya makalah ini.
Kami harap makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca. Penulis
menyadarai bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Karawang, 8 November 2017


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
...........................................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah
......................................................................................................................
1.3. Tujuan.......................................................................................................................................
..
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1. Peristiwa Kecelakaan PLTN Three Mile
Island..........................................................................
2.2. Kepemilikan PLTN Three Mile
Island........................................................................................
2.3. Pihak yang Bersangkutan dalam Kecelakaan PLTN Three Mile
Island......................................
2.4. Kronologi Kecelakaan PLTN Three Mile
Island........................................................................
2.5. Dampak Kecelakaan PLTN Three Mile
Island...........................................................................
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................
3.2 Saran .........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah energi merupakan salah satu isu penting yang sedang hangat dibicarakan di
dunia internasional. Semakin berkurangnya sumber energi, penemuan sumber energi baru,
pengembangan energi-energi alternatif, dan dampak penggunaan energi minyak bumi terhadap
lingkungan hidup menjadi tema-tema yang menarik dan banyak didiskusikan belakangan ini.
Pemanasan global yang diyakini sedang terjadi dan akan memasuki tahap yang
mengkhawatirkan disebut-sebut juga merupakan dampak utama dari penggunaan energi
minyak bumi yang merupakan sumber energi utama saat ini.
Dampak lingkungan dan semakin berkurangnya sumber energi minyak bumi memaksa
kita untuk mencari dan mengembangkan sumber energi baru. Salah satu alternatif sumber
energi baru yang potensial datang dari energi nuklir. Meski dampak dan bahaya yang
ditimbulkan sangat besar, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa energi nuklir adalah salah satu
alternatif sumber energi yang layak diperhitungkan kedepannya.
Pembangkit listrik tenaga nuklir adalah stasiun pembangkit listrik thermal dimana
panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. Reaktor
nuklir yang pertama kali adalah stasiun pembangkit percobaan EBR-I pada 20 Desember 1951
di dekat Arco, Idaho, Amerika Serikat. Pada 27 Juni 1954, PLTN pertama dunia yang
menghasilkan listrik untuk jaringan listrik (power grid) mulai beroperasi di Obninsk, Uni
Soviet. PLTN skala komersiil pertama adalah Calder Hall di Inggris yang dibuka pada 17
Oktober 1956.
Isu energi nuklir yang berkembang saat ini memang berkisar tentang penggunaan energi
nuklir dalam bentuk bom nuklir dan bayangan buruk tentang musibah kecelakaan PLTN di
Pulau Three Mile, Amerika Serikat bisa menjadi bahan renungan bagi kita semua. Karena
akibat kecelakaan ini menyebabkan tercemarnya lingkungan oleh zat radioaktif. Komponen
yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta
dan gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu partikel-
partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya.
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya biasanya
akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia yang
merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang.
1.2 Rumusan Masalah
1. Peristiwa apa yang terjadi di Three Mile Island?
2. Bagaimana kronologi peristiwa di Three Mile Island?
3. Pihak mana saja yang bersangkutan dengan peristiwa di Pulau Three Mile?
4. Siapa pemilik PLTN Three Mile?
5. Apa saja dampak dari peristiwa di Three Mile Island?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui peristiwa yang terjadi di Three Mile Island.
2. Mengetahui kronolgi peristiwa di Three Mile Island.
3. Mengetahui pihak-pihak yang bersangkutan dengan peristiwa di Pulau Three Mile.
4. Mengetahui pemilik PLTN Pulau Three Mile.
5. Mengetahui dampak dari peristiwa di Three Mile Island.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Peristiwa Kecelakaan PLTN Pulau Three Mile


Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pulau Three Mile merupakan PLTN yang terletak di
Pulau Three Mile, sebuah pulau buatan yang terletak di Dauphin Country, Pennsylvania, dekat
Harrisburg. Pada 28 Maret 1979 pembangkit listrik tenaga nuklir di Pulau Three Mile
(Pensylvania, Amerika Serikat) mengalami pencairan inti sebagian di Unit 2 (reaktor air
bertekanan yang diproduksi oleh Babcock & Wilcox) dan memberikan kenangan buruk bagi
warga Amerika Serikat khususnya dan dunia pada umumnya.
Sejumlah orang memandang musibah ini sebagai titik balik bagi industri nuklir di
Amerika Serikat. Musibah Pulau Three Mile merupakan yang terpenting dalam sejarah industri
pembangkit nuklir Amerika Serikat sebab mengakibatkan pembebasan lebih dari 481 PBq (13
juta Curie) gas radioaktif, namun kurang dari 740 GBq (20 Curie) iodin-131 yang amat
berbahaya.
Meskipun pada kecelakaan ini tidak terdapat korban jiwa, namun mempunyai arti dan
dampak yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup sekitar. Karena sebelum
kecelakaan tersebut, para ahli nuklir sangat yakin akan keamanan sebuah reaktor nuklir.
Terjadinya kecelakaan ini telah membuka mata masyarakat luas dan para ahli bahwa
kemungkinan terjadinya kecelakaan ternyata lebih besar daripada yang diperkirakan.

2.2 Kepemilikan PLTN Pulau Three Mile


Seperti halnya dengan industri lain, kepemilikan PLTN Three Mile sering berubah
selama kurun waktu beberapa tahun. Pada saat terjadi kecelakaan pada Three Mile Island Unit-
2 bulan Maret 1979, Three mile dimiliki oleh Perusahaan Utilitas Publik Umum (GPU). GPU
adalah perusahaan holding utilitas listrik yang memiliki tiga perusahaan yang sedang
beroperasi diantaranya: JCP & L dioperasikan sepenuhnya di New Jersey, sedangkan Penelec
dan Met-Ed dioperasikan di Pennsylvania pada saat terjadi kecelakaan tersebut. Pada saat
terjadi kecelakaan Three Mile Island Unit 1 dan 2, perusahaan Met-Ed menjadi operator
langsung dari kedua reaktor ini. Sedangkan pada bulan Januari 1982 pengoperasian Three Mile
Island Unit 1 dan 2 diserahkan dari Perusahaan Metropolitan Edison divestasi kepada Utilitas
Publik Umum Nuklir Corporation (GPUN) - sebuah anak perusahaan baru yang dibuat oleh
GPU. GPUN sendiri dibuat dalam rangka mencuci tangan atas kesalahan yang telah dilakukan
oleh Met-Ed akibat kecelakaan yang terjadi pada reaktor nuklir di Three Mile.

Gambar 1
Three Mile-1 pada saat masih berupa konstruksi

Pada bulan Desember 1999, General Public Utilitas menjual Three Mile unit 1 kepada
AmerGen Energi LLC, perusahaan ini merupakan hasil kerjasama antara PECO (sekarang
Exelon) dengan British Energi, Edinburgh, Skotlandia. Dan pada Desember 2003, Exelon
Corporation menjadi pemilik penuh AmerGen. Sedangkan pada tanggal 6 November 2001,
FirstEnergy of Akron Ohio mengambil alih Utilitas Publik Umum Corp (GPU). Maka sejak
saat itu FirstEnergy of Akron Ohio resmi memiliki JCP & L, Penelec, dan Met-Ed yang
merupakan anak perusahaan utilitas listrik. Dan sejak tahun 2004 Three Mile Unit-2
dinonaktifkan dan pasca-defueling terus dipantau penyimpanan yang terjadi. FirstEnergy of
Akron Ohio resmi memiliki PLTN Three Mile tetapi dikelola sepenuhnya oleh Exelon, sebagai
pemilik dan operator dari Three Mile unit-1.

2.3 Pihak yang Bersangkutan dalam Kecelakaan PLTN Pulau Three Mile
Peristiwa yang menimbulkan krisis di PLTN Pulau Three Mile itu terjadi akibat
akumulasi beberapa kegagalan, yaitu kegagalan peralatan kecil dan akibat kesalahan operator.
Musibah Pulau Three Mile banyak dipandang sebagai kegagalan manajemen krisis. Operator
reaktor tidak dilatih untuk menangani keadaan atau situasi yang berbahaya dan Nuclear
Regulatory Commission (NRC) tidak mengadakan komunikasi secara efektif dengan
prasarananya. Apalagi begitu bencana terjadi, jalur otoritas terbukti tak ditetapkan dengan baik.
Berbagai pihak menerima laporan yang saling bertentangan yang menyebabkan kepanikan dan
evakuasi tidak perlu. Kelemahan sistem pengaturan inilah yang menyebabkan berbagai pihak
membuat kesalahan. Sekitar separuh dari inti reaktor Three Mile Island-2 mencair,
membebaskan banyak gas hidrogen ke sistem pendingin reaktor dan ke bangunan
pengurungan. Untunglah, kerusakan serius itu tak menimbulkan jatuhnya korban jiwa,
sebagian besar karena rancangannya yang kuat. Pembersihan TMI-2 terjadi dalam 11 tahun
dan menghabiskan biaya sebanyak US$1 milyar. Operator tidak menyadari bahwa mereka telah
melakukan prosedur yang salah sehingga mengakibatkan reaktor terlalu panas dan akhirnya
meleleh.
Direktur Organisasi Pertahanan Sipil, Les Jackson telah melakukan rencana evakuasi,
tetapi di sekitar tempat kecelakaan terdapat penduduk yang belum dievakuasi. Situasi pada
saat itu sangat kacau karena ditemukan banyaknya radiasi di gedung reactor yang sangat
berbahaya bagi siapa saja. Sedangkan operator Three Mile Island, Exelon mengatakan tidak
ada kontaminasi yang ditemukan di luar reaktor. Walaupun begitu Petugas Federal tetap
melakukan investigasi intensif. Para investigator khusus itu mencoba mencari sumber
penyebab kontaminasi radiologikal di dalam fasilitas nuklir.

2.4 Kronologi Kecelakaan PLTN Pulau Three Mile


Dalam kurung waktu beberapa detik dari dimatikannya reaktor. Terjadi beberapa
kesalahan, dioperasikannya katup buang (PORV) pada sistem pendingin reaktor terbuka telah
bekerja sesuai prosedur. Akan tetapi sekitar 10 detik kemudian seharusnya katup itu sudah
ditutup. Tetapi pada saat terjadinya peristiwa katup tersebut tetap terbuka, bocornya air
pendingin reaktor menjadi penting untuk mengalirkan pendingin menuju reaktor tangki.
Operator beranggapan katup buang menutup karena instrumen menunjukkan telah dikirimnya
sinyal ke katup. Namun, kinerja alat katup tidak menunjukkan posisi sebenarnya.
Menanggapi hilangnya pendingin air pada reaktor, injeksi tekanan tinggi secara
otomatis mendorong penggantian pompa air ke dalam sistem reaktor. Air dan uap keluar
melalui katup buang, air pendingin naik ke pressuriser, meningkatkan tingkat air di dalamnya.
(The pressuriser adalah tangki yang merupakan bagian dari sistem pendingin reaktor utama,
menjaga tekanan yang tepat dalam sistem. Katup buang yang terletak di pressuriser. Dalam
PWR seperti TMI-2, air dalam sistem pendingin primer di sekitar inti terus berada di bawah
tekanan yang sangat tinggi agar tidak mendidih)

Gambar 2
Sketsa reaktor nuklir pada Three Mile 2

Operator mengantisipasi dengan mengurangi aliran air pengganti. Operator


mengatakan kepada mereka bahwa tingkat air pressuriser adalah satu-satunya indikasi
diandalkan jumlah air pendingin dalam sistem. Karena tingkat pressuriser meningkat, mereka
pikir sistem reaktor terlalu penuh air. Operator lalu memerintahkan mereka untuk melakukan
pengurangan dengan membuka katup untuk menjaga pressuriser dipenuhi oleh air. Jika air itu
dipenuhi, mereka tidak bisa mengendalikan tekanan di sistem pendingin dan itu bisa pecah.
Uap kemudian dibentuk dalam sistem pendingin primer reaktor. Memompa campuran
uap dan air, hal ini menyebabkan pompa pendingin reaktor bergetar. Karena getaran yang kuat
dapat merusak pompa dan sehingga nantinya tidak dapat digunakan, maka dari itu operator
mematikan pompa. Ini berakibat memaksa pendinginan reaktor inti bekerja secara maksimal.
(Para operator masih percaya bahwa sistem itu hampir penuh dengan air karena tingkat
pressuriser tetap tinggi). Namun pada kenyataannya pendingin reaktor air mendidih secara
hebat. Reaktor inti bahan bakar itu terlepas dan menjadi lebih panas. Batang bahan bakar yang
rusak dan bahan radioaktif lalu terlepaskan ke air pendingin.
Pada pukul 06:22 operator menutup katup blok antara katup buang dan pressuriser
Tindakan ini menghentikan kehilangan air pendingin melalui katup buang. Namun, uap dan
gas dipanaskan memblokir aliran air melalui inti sistem pendingin.
Sepanjang pagi, operator berusaha untuk memaksa lebih banyak air ke dalam sistem
reactor, gelembung uap mengembun. Mereka percaya untuk menghalangi aliran air pendingin.
Selama sore, operator berusaha untuk mengurangi tekanan dalam sistem reaktor untuk
memungkinkan sistem pendinginan tekanan rendah digunakan dan pasokan air darurat
dialirkan untuk dimasukkan ke dalam sistem.

Alat pendingin dipulihkan


Menjelang sore, tekanan injeksi air ke sistem pendingin reactor mulai meninggi, hal ini
berguna untuk meningkatkan tekanan dan gelembung uap jatuh. Pada pulul 07:50 tanggal 28
Maret, mereka terpaksa menagktifkan pendinginan reaktor inti, ketika mereka memulai
mengaktifkan kembali satu pompa pendingin reaktor. Reaktor telah terkondensasi uap
sehingga pompa dapat berjalan tanpa getaran kuat.
Gas radioaktif dari sistem pendingin reaktor dialirkan ketangki makeup di bangunan
tambahan. Selama bulan Maret 29 dan 30 maret, operator menggunakan sistem pipa dan
kompresor untuk memindahkan gas pembusukan limbah menuju gas tank. Kompresor bocor
dan mengakibatkan gas radioaktif terlepas ke lingkungan.

The Hydrogen Bubble


Ketika inti reaktor itu terlepas pada pagi hari 28 Maret, suhu tinggi reaksi kimia antara
air dan tabung logam zircaloy memegang pelet bahan bakar nuklir telah menciptakan gas
hydrogen. Pada sore hari tanggal 28 Maret, tiba-tiba menjadikan reactor mengalami
peningkatan tekanan yang ditunjukkan oleh instrumen ruang kontrol bahwa gas hidrogen telah
muncul. Gas hidrogen juga berkumpul di bagian atas bejana reaktor.
Dari tanggal 30 Maret sampai 1 April operator menghilangkan gas hidrogen ini
"gelembung" dengan secara berkala membuka katup ventilasi pada sistem pendingin reaktor
pressuriser. Untuk sementara waktu, dalam peraturan (NRC) pekerja percaya gelembung
hidrogen dapat meledak, meskipun secara logika ledakan tidak mungkin terjadi tidak adanya
oksigen dalam sistem.

Alat Pendingin Dimatikan


Pada tanggal 27 April didirikan operator sirkulasi konveksi alam pendingin. Inti reaktor
sedang didinginkan oleh gerakan alami air, bukan oleh pompa mekanik. Dan Alat pendingin
dimatikan.

Perhatian dan Kebingungan Publik


Ketika terjadi kecelakaan di TMI-2, pada hari Jumat dan Sabtu, tanggal 30-31 Maret
terjadi beberapa kejadian yang kompleks. Drama dari kecelakaan TMI-2 menjadi sebuah rasa
takut, stres dan kebingungan pada kurun waktu dua hari tersebut. Di dalam buku "Krisis
Terkandung, Departemen Energi di Three Mile Island," karya Philip L Cantelon dan Robert
C. Williams, 1982. Ini berisi tentang peran Departemen Energi selama kecelakaan di Three
Mile.
"Hari Jumat sepertinya menjadi puncak dari kecelakaan Three Mile karena terjadi dua
peristiwa besar sekaligus. Pertama tiba-tiba terjadi kenaikan tekanan reactor yang ditunjukkan
oleh ruang kontrol instrumen pada Rabu sore (di"bakar hidrogen") yang menyatakan terjadi
sebuah ledakan hidrogen? Nuclear Regulatory Commission mengambil tindakan untuk sengaja
melepaskan gas radioaktif dari pabrik pada Jumat pagi yang menghasilkan 1.200 millirems (12
mSv) tepat di atas tumpukan dari bangunan tambahan.
"Apa yang membuat terjadinya perubahan signifikan ini karena akibat serangkaian
kesalahpahaman yang disebabkan masalah-masalah komunikasi dalam berbagai negara dan
badan-badan federal. Karena bingung percakapan telepon antara orang-orang yang kurang
informasi tentang status pabrik, pejabat menyimpulkan bahwa terjadi kebocoran zat sebanyak
1.200 millirems (12 mSv). Mereka juga percaya bahwa ledakan hidrogen akan kembali terjadi,
maka dari itu Komisi Pengatur Nuklir memerintahkan untuk melakukan evakuasi dan bisa
dibayangkan terjadi kekacauan dan kepanikan dimana-mana

Gambar 3

Dua Anggota A Television News Crew berunding. National and local news coverage
was intense for several days following the accident. Nasional dan lokal liputan berita ini intens
selama beberapa hari setelah kecelakaan.
Gambar 4
Peta evakuasi penduduk sekitar Three Mile

"Komunikasi yang kacau yang berhasil dilaporkan oleh media menimbulkan


perdebatan prihal evakuasi. Apakah dirasa perlu proses evakuasi dalam radius tertentu di Three
Mile. Kepanikan yang terjadi pada hari Jumat perihal rencana evakuasi karena pejabat
pemerintah dan media beranggapan bahwa akan terjadi ledakan susulan di Three Mile
melahirkan sebuah Eksodus yang besar-besaran. Pada hari Jumat itu pula terjadi kebingungan
dalam politik dan komunikasi sehingga menciptakan rasa takut. " (Page 50)

Gambar 5
Dua TMI Radiasi Teknisi memeriksa kecepatan dan arah angin pada saat kecelakaan.
Measurements such as these helped determine the amount of radiation released. Pengukuran
seperti ini membantu menentukan jumlah radiasi dirilis.
Sepanjang buku, Cantelon dan Williams mencatat bahwa ratusan sampel diambil di
lingkungan sekitar TMI selama periode tertentu sejak kecelakaan oleh Departemen Energi
(yang telah memimpin peran sampling) dan Pennsylvania Departemen Sumber Daya
Lingkungan. Tapi tidak ada hasil yang mengejutkan, kecuali terdapatnya gas mulia dan hampir
tidak ada yodium. Pembacaan itu jauh di bawah batas kesehatan. Namun badai politik sedang
berkecamuk didasarkan pada kebingungan dan salah informasi.

2.5 Dampak Kecelakaan PLTN Three Mile Island


Efek Kesehatan
Badan Perlindungan Lingkungan, Departemen Kesehatan, Pendidikan dan
Kesejahteraan (sekarang Health and Human Services), Departemen Energi, dan Negara Bagian
Pa. Beberapa studi independen juga telah dilakukan. Diperkirakan bahwa terdapat dosis rata-
rata sekitar 2 juta orang di daerah itu hanya sekitar 1 millirem. Untuk memasukkan ke dalam
konteks ini, paparan dari dada x-ray adalah sekitar 6 millirem. Dibandingkan dengan latar
belakang radioaktif alam dosis sekitar 100-125 millirem per tahun untuk daerah, dosis kolektif
kepada masyarakat dari kecelakaan itu sangat kecil. Dosis maksimum kepada seseorang di
lokasi batas pasti kurang dari 100 millirem.
Dalam bulan-bulan setelah kecelakaan itu, meskipun dibesarkan pertanyaan mengenai
kemungkinan efek samping dari radiasi pada manusia, hewan, dan tanaman kehidupan di
daerah TMI, tidak ada yang dapat secara langsung berhubungan dengan kecelakaan. Ribuan
sampel lingkungan udara, air, susu, vegetasi, tanah, dan makanan yang dikumpulkan oleh
berbagai kelompok pemantauan daerah. Sangat rendah radionuklida yang dapat dikaitkan
akibat dari kecelakaan tersebut. Namun, penyelidikan komprehensif dan penilaian oleh
beberapa organisasi besar telah menyimpulkan bahwa meskipun kerusakan serius pada reaktor,
dan sebagian besar radiasi terlepastetapi tidak ditemukannya efek pada kesehatan fisik individu
atau lingkungan.

Perubahan Peraturan NRC


Kecelakaan ini disebabkan oleh kombinasi dari kesalahan personel, desain kekurangan,
dan kegagalan komponen. Tidak ada keraguan bahwa kecelakaan di Three Mile Island secara
permanen mengubah tata rancang dan aturan industri nuklir dan NRC. Ketakutan dan
ketidakpercayaan publik meningkat, peraturan dan pengawasan NRC menjadi lebih luas dan
lebih kuat, dan pengelolaan organisasi ini diteliti lebih hati-hati. Masalah-masalah yang
diidentifikasi dari analisis dari setiap kejadian-kejadian menyebabkan perubahan total dalam
peraturan-peraturan yang ditetapkan NRC dalam mengatur para pemegang lisensi. Yang
kedepannya diharapkan dapat mengurangi resiko kecelakaan dan kesehatan serta keselamatan
masyarakat.
Berikut ini adalah beberapa perubahan-perubahan besar yang terjadi pasca kecelakaan:

Upgrade dan penguatan desain dan peralatan pabrik. Persyaratan ini termasuk
perlindungan terhadap kebakaran, sistem pipa, sistem feedwater pembantu, bangunan
penahanan isolasi, keandalan komponen individu (bantuan tekanan katup dan pemutus
rangkaian listrik), dan kemampuan tanaman untuk menutup secara otomatis;
Mengidentifikasi kinerja manusia sebagai bagian penting dari keselamatan tanaman,
revamping pelatihan operator dan persyaratan kepegawaian, diikuti oleh peningkatan
instrumentasi dan kontrol untuk mengoperasikan pabrik, dan pembentukan kebugaran
tugas-untuk-program untuk pekerja pabrik untuk menjaga terhadap alkohol atau
penyalahgunaan narkoba;
Peningkatan instruksi untuk menghindari sinyal-sinyal membingungkan yang
mengganggu operasi selama kecelakaan;
Peningkatan kesiapsiagaan darurat untuk memasukkan pemberitahuan segera NRC
persyaratan untuk kegiatan pabrik dan pusat operasi NRC yang dikelola 24 jam sehari.
Latihan dan rencana respons sekarang diuji oleh pemegang lisensi beberapa kali
setahun, dan negara dan badan-badan lokal berpartisipasi dalam latihan dengan Federal
Emergency Management Agency dan NRC;
Pendirian sebuah program untuk mengintegrasikan NRC pengamatan, temuan, dan
kesimpulan tentang lisensi kinerja dan efektivitas pengelolaan menjadi periodik,
laporan publik;
Analisis reguler tanaman NRC kinerja manajer senior yang mengidentifikasi tanaman
yang membutuhkan perhatian peraturan tambahan;
Perluasan inspektur penduduk NRC's Program - resmi pertama pada tahun 1977 - di
mana setidaknya dua inspektur tinggal berdekatan dan bekerja secara eksklusif pada
setiap pabrik di AS untuk memberikan lisensi pengawasan sehari-hari kepatuhan
terhadap peraturan NRC;
Perluasan yang berorientasi kinerja serta berorientasi inspeksi keselamatan, dan
penggunaan penilaian risiko untuk mengidentifikasi kelemahan dari setiap tanaman
untuk kecelakaan parah;
Penguatan dan penegakan reorganisasi sebagai kantor terpisah dalam NRC;
Pembentukan Institute of Nuclear Power Operasi (inpo), industri itu sendiri
"kepolisian" kelompok, dan pembentukan yang sekarang dikenal sebagai Institut
Energi Nuklir untuk memberikan pendekatan industri terpadu generik masalah regulasi
nuklir, dan interaksi dengan NRC dan pemerintah lainnya lembaga;
Yang menginstal peralatan tambahan oleh pemegang lisensi untuk mengurangi kondisi
kecelakaan, dan memonitor tingkat radiasi dan status tanaman;
Kerja dari inisiatif utama oleh pemegang lisensi dalam identifikasi awal penting
masalah-masalah yang berkaitan dengan keselamatan, dan dalam mengumpulkan data
yang relevan dan menilai pengalaman pelajaran sehingga bisa dibagi dan
ditindaklanjuti dengan cepat dan
Perluasan NRC kegiatan internasional untuk berbagi pengetahuan meningkatkan
keselamatan nuklir dengan negara lain dalam sejumlah bidang teknis penting.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diperlukannya sumber energi yang sangat besar belakangan ini menimbulkan banyak
para ahli melirik PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) sebagai sarana alternatif untuk
menghasilkan energi karena tidak menghasilkan gas rumah kaca. Dan juga mengingat dengan
semakin berkembangnya persoalan pemanasan global dan perubahan iklim maka
ketergantungan terhadap sumber energi listrik alternatif (pengganti minyak dan gas) sudah
terasa semakin mendesak untuk ditemukan.
Namun memilih nuklir sebagai pengganti sumber energi yang tersedia sekarang ini
ternyata masih merupakan suatu perdebatan. Sebagaimana kita bisa mengingat kembali,
kecelakaan kerja yang sempat terjadi pada PLTN Three Mile Island dapat menjadi bahan
renungan bagi kita semua, bahwa PLTNpun juga memiliki resiko yang besar bagi
kelangsungan hidup kita. Pada tanggal 28 Maret 1979, telah terjadi kecelakaan yang relatif
kecil di TMI (Three Mile Island)-AS. Musibah terjadi karena operator tidak menyadari bahwa
mereka telah melakukan prosedur yang salah sehingga mengakibatkan reaktor terlalu panas
dan akhirnya meleleh. Tidak terdapat korban jiwa dalam musibah tersebut.
Namun sebaliknya tetap muncul anggapan positif di balik musibah mengerikan itu.
Kecelakaan ini justru menandai akan permulaan industri nuklir yang baru dan lebih aman.

3.2 Saran
Pembuatan PLTN yang merebak belakangan ini menanadai sebuah era modern yang
berintegrasi dengan kecanggihan teknologi dan lingkungan. Dengan PLTN kita bisa
menghemat biaya bahan bakar dan juga dapat mengurangi dampak pemanasan global karena
PLTN tidak menghasilkan gas rumah kaca dan sedikit sekali menghasilkan limbah padat.
Akan tetapi perlu adanya sistem keamanan dan konstruksi yang kuat karena nuklir dapat
membahayakan makhluk hidup yang ada disekitarnya. Sehingga perlu adanya pemikiran-
pemikiran yang cerdas agar PLTN bisa digunakan secara maksimal tanpa adanya rasa
ketakutan dari kita. sehingga PLTN bisa hidup berdampingan dan selaras dengan kita.
DAFTAR PUSTAKA

1. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pulau Three Mile. www.wikipedia.com

2. Febdian Rusydi. 2009. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.


http://diary.febdian.net/2009/06/19/pembangkit-listrik-tenaga-nuklir

3. Musibah Pulau Three Mile. http://wapedia.mobi/id/Musibah_Pulau_Three_Mile

4. ELEKTRO INDONESIA Edisi ke Empat Belas,1998. Pengalaman Buruk.


http://elektroindonesia.com/elektro/ener14.html

5. Musibah Pulau Three Mile. http://wapedia.mobi/id/Musibah_Pulau_Three_Mile

6. Bayu Sapta Sari. 2009. Energi Nuklir, Pengertian dan Pemanfaatannya.


http://netsains.com/2009/04/energi-nuklir-pengertian-dan-pemanfaatannya/

7. http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.nrc.gov/r
eading-rm/doc-collections/fact-sheets/3mile-
isle.pdf&prev=/search%3Fq%3Dthree%2Bmile%2Bisland%2Bnuclear%26hl%3Did%26clie
nt%3Dfirefox-
a%26channel%3Ds%26sa%3DX&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhinyQYj0
xbECbaw6VOck-Gql9gIeg

8. http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://www.world-
nuclear.org/blog.aspx&prev=/search%3Fq%3Dthree%2Bmile%2Bisland%2Bnuclear%26hl
%3Did%26client%3Dfirefox-
a%26channel%3Ds%26sa%3DX&rurl=translate.google.co.id&twu=1&usg=ALkJrhhs3-
DHwJNsJviw7cGnrtVTpvtxPA

Anda mungkin juga menyukai