PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan harus dicerna agar menjadi molekul-molekul sederhana yang siap diserap dari
saluran pencernaan ke dalam sistem sirkulasi untuk didistribusikan ke dalam sel. Sistem
pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ
dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi
dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang
tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. (Pearce Evelin C. 2009)
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di
permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.
Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai
macam bau. (Pearce Evelin C. 2009)
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dengan adanya makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam memahami dan mengerti
tentang Fisiologi Sistem Pencernaan.
2. Tujuan Khusus Mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang Fisiologi Sistem
Pencernaan.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan adanya makalah ini dapat menambah bahan untuk pembelajaran
2. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya makalah ini, dapat membantu mahasiswa dalam memahami Fisiologi
Sistem Pencernaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Enzim ialah zat kimia yang menimbulkan perubahan susunan kimia terhadap zat lain
tanpa enzim itu sendiri mengalami suatu perubahan. Untuk dapat bekerja secara baik, berbagai
enzim tergantung adanya garam mineral dan kadar asam atau kadar alkali yang tepat. (Pearce
Evelin C. 2009)
Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan nutrient, air dan elektrolit dari
makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Manusia menggunakan
molekul-molekul organic yang terkandung dalam makanan dan O2 untuk menghasilkan energi.
(Drs. Irianto Kus. 2004)
Makanan harus dicerna agar menjadi molekul-molekul sederhana yang siap diserap dari
saluran pencernaan ke dalam sistem sirkulasi untuk didistribusikan ke dalam sel. (Abadi. 2010)
Secara umum sistem pencernaan melakukan empat proses pencernaan dasar, yaitu:
1. Motilitas
Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran
pencernaan. Otot polos di saluran pencernaan terus menerus berkontraksi dengan kekuatan
rendah yang disebut tonus. Terhadap aktivitas tonus yang terus menerus terdapat dua jenis
dasar motilitas pencernaan: (Abadi. 2010)
a. Gerakan propulsif (mendorong) yaitu gerakan memajukan isi saluran pencernaan ke depan
dengan kecepatan yang berbeda-beda. Kecepatan propulsif bergantung pada fungsi yang
dilaksanakan oleh setiap organ pencernaan.
b. Gerakan mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, mencampur makanan dengan getah
pencernaan. Kedua, mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian isi usus ke
permukaan penyerapan saluran pencernaan.
2. Sekresi
b. Lemak
Protein terdiri dari kombinasi asam amino yang disatukan oleh ikatan peptida. Protein
akan diuraikan menjadi asam amino serta beberapa polipeptida kecil yang dapat diserap dalam
saluran pencernaan.
c. Protein
Sebagian besar lemak dalam makanan berada dalam bentuk trigelsida. Produk akhir
pencernaan lemak adalah monogliserida dan asam lemak.
4. Penyerapan
Terdapat empat faktor yang berperan dalam pengaturan fungsi pencernaan, yaitu:
a. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut
biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan
lengkap yang berakhir di anus. (Abadi. 2010)
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut
dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di
permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.
Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai
macam bau. (Pearce Evelin C. 2009)
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang
(molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar
ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim
pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya
lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan
dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis. (Abadi. 2010)
b. Tenggorokan ( Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa
yunani yaitu Pharynk. Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe
yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. (Drs.
Irianto Kus. 2004)
c. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu
makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui
kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. (Drs.H. Syaifudin.AMK. 2006)
d. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter),
yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya
kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. (Drs. Irianto Kus. 2004)
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat
penting :
1). Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada
lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak
lambung.
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna
memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap
infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri. (Drs. Irianto Kus. 2004)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara
lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat
yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi
usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding
usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. (Drs.H.
Syaifudin.AMK. 2006)
f. Usus besar
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa
bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi
membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam
usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan
terjadilah diare. (Drs. Irianto Kus. 2004)
j. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama
yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin.
Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus
dua belas jari).
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon
ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan
lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh
dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung. (Drs. Irianto Kus. 2004)
k. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki
berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.Organ ini memainkan
peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk
penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. (Drs. Irianto Kus. 2004)
D. Proses Pencernaan
Proses pencernaan dimulai ketika makanan masuk ke dalam organ pencernaan dan
berakhir sampai sisa-sisa zat makanan dikeluarkan dari organ pencernaan melalui proses
defekasi. Makanan masuk melalui rongga oral (mulut). Langkah awal adalah proses mestikasi
(mengunyah). Terjadi proses pemotongan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran
makanan yang dilakukan oleh gigi. (Drs.H. Syaifudin.AMK. 2006)
e. Penyangga bikarbonat di air liur menetralkan asam di makanan serta asam yang dihasilkan
bakteri di mulut sehingga membantu mencegah karies.
a. Tahap orofaring: berlangsung sekitar satu detik. Pada tahap ini bolusdiarahkan ke dalam
esofagus dan dicegah untuk masuk ke saluran lain yang berhubungan dengan faring.
b. Tahap esofagus: pada tahap ini, pusat menelan memulai gerakan peristaltik primer yang
mendorong bolus menuju lambung. Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5-9 detik untuk
mencapai ujung esofagus.
a. Pengisian lambung (gastric filling): volume lambung kosong adalah 50 ml sedangkan lambung
dapat mengembang hingga kapasitasnya 1 liter
b. Penyimpanan lambung (gastric storage): pada bagian fundus dan korpus lambung, makanan
yang masuk tersimpan relatif tenang tanpa adanya pencampuran. Makanan secara bertahap
akan disalurkan dari korpus ke antrum.
c. Pencampuran lambung (gastric mixing): kontraksi peristaltik yang kuat merupakan penyebab
makanan bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Dengan gerakan
retropulsi menyebankan kimus bercampur dengan rata di antrum. Gelombang peristaltik di
antrum akan mendorong kimus menuju sfingter pilorus.
d. Pengosongan lambung (gastric emptying): kontraksi peristaltik antrum menyebabkan juga gaya
pendorong untuk mengosongkan lambung. (Drs.H. Syaifudin.AMK. 2006)
Selain melaksanakan proses motilitas, lambung juga mensekresi getah lambung. Beberapa
sekret lambung diantaranya:
1) HCL: sel-sel partikel secara aktif mengeluarkan HCL ke dalam lumen lambung. Fungsi HCL
dalam proses pencernaan adalah (1) mengaktifkan prekusor enzim pepsinogen menjadi pepsin
dan membentuk lingkungan asam untuk aktivitas pepsin; (2) membantu penguraian serat otot
dan jaringan ikat; (3) bersama dengan lisozim bertugas mematikan mikroorganisme dalam
makanan.
3) Sekresi mukus: Mukus berfungsi sebagai sawar protektif untuk mengatasi beberapa cedera
pada mukosa lambung.
4) Faktor intrinsik: faktor intrinsik sangat penting dalam penyerapan vitamin B12. vitamin B12
penting dalam pembentukan eritrosit. Apabila tidak ada faktor intrinsik, maka vitamin B12 tidak
dapat diserap.
5) Sekresi Gastrin: Di daerah kelenjar pilorus (PGA) lambung terdapat sel G yang mensekresikan
gastrin. (Drs.H. Syaifudin.AMK. 2006)
Aliran sekresi getah lambung akan dihentikan secara bertahap seiring dengan
mengalirnya makanan ke dalam usus. Di dalam lambung telah terjadi pencernaan karbohidrat
dan mulai tejadi pencernaan protein. Makanan tidak diserap di lambung. Zat yang diserap di
lambung adalah etil alkohol dan aspirin. (Pearce Evelin C. 2009)
a. Duodenum (20 cm/ 8 inci): pencernaan di lumen duodenum di bantu oleh enzim-enzim
pankreas. Garam-garam empedu mempermudah pencernaan dan penyerapan lemak.
Komplek motilitas migratif: jika sebagian makanan sudah diserap maka proses segmentasi
akan berhenti dan digantikan oleh komplek motilitas migratif yang akan menyapu bersih
usus diantara waktu makan. (Abadi. 2010)
2) Usus halus mensekresikan 1,5 liter larutan garam dan mukus cair yang disebut sukus enterikus
ke dalam lumen yang fungsinya adalah (1) mukus menghasilkan proteksi dan limbrikasi; (2)
sekresi encer ini menghasilkan H2O untuk ikut serta dalam pencernaan makanan secara
enzimatik. Proses pencernaan di usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pankreas. Dalam
keadaan normal, semua produk pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian besar
elektrolit, vitamin, dan air diserap oleh usus halus. Sebagian besar penyerapan terjadi di
duodenum dan jejenum.
Organ pencernaan yang terakhir adalah usus besar yang terdiri dari kolon, sekum,
apendiks, dan rektum. Dalam keadaan normal kolon menerima 500 ml kimus dari usus halus
setiap hari. Isi usus yang disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tidak dapat
dicerna, komponen empedu yang tidak diserap, dan sisa cairan. Zat-zat yang tersisa untuk
dieliminasi merupakan feses. Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan feses sebelum
defekasi. (Drs.H. Syaifudin.AMK. 2006)
Feses akan dikeluarkan oleh refleks defekasi yang disebabkan oleh sfingter anus
internus (terdiri dari otot polos) untuk melemas dan rektum serta kolon sigmoid untuk
berkontraksi lebih kuat. Apabila sfingter anus eksternus (terdiri dari otot rangka) juga melemas
maka akan terjadi defekasi. Peregangan awal di dinding rektum menimbulkan rasa ingin buang
air besar. Ketika terjaid defekasi biasanya dibantu oleh mengejan volunter yang melibatkan
kontraksi simultan otot-otot abdomen dan ekspirasi paksa dengan glotis dalam posisi tertutup
sehingga meningkatkan tekanan intra-abdomen yang membantu pengeluaran feses. (Abadi.
2010)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Proses pencernaan dimulai ketika makanan masuk ke dalam organ pencernaan dan
berakhir sampai sisa-sisa zat makanan dikeluarkan dari organ pencernaan melalui proses
defekasi. Makanan masuk melalui rongga oral (mulut). Langkah awal adalah proses mestikasi
(mengunyah). Terjadi proses pemotongan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran
makanan yang dilakukan oleh gigi.
B. Saran
b) . Bagi Institusi Pendidikan
Diaharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah literature materi tentang
Fisiologi Sistem Pencernaan.
DAFTAR PUSTAKA
Pearce Evelin C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gremedia
Pustaka Utama
Abadi. 2010.http://blogs.unpad.ac.id/haqsbageur/2010/03/26/anatomi-dan-fisiologi-sistem-
pencernaan-manusia. Di akses tanggal 29 feb 2012
Drs. Irianto Kus. 2004. Struktur dan fungsi tubuh manusia. Jakarta : Yrama Widia
http://ismed-s.blogspot.co.id/2012/04/makalah-pencernaan.html
Met. Zat Gizi ; pencernaan dan penyerapan makanan di dalam tubuh serta
beberapa gangguannya
A. Pencernaan
Pencernaan makanan terjadi di dalam saluran cerna yang panjangnya 8 9 meter pada orang
dewasa. Saluran cerna dimulai dari mulut, melalui esofagus, lambung, usus halus, usus besar,
rektum, dan berakhir di anus (Almatsier ; 2009). Saluran cerna dapat dikatakan berada di luar
tubuh. Zat zat gizi yang berasal dari makanan harus melewati dinding saluran cerna agar
dapat diabsorpsi ke dalam aliran darah.
Saluran cerna merupakan sistem yang sangat kompleks yang melakukan berbagai fungsi faali
: menerima, menghaluskan, dan transportasi bahan bahan yang dimakan; sekresi enzim cerna,
asam, mukus, empedu, dan bahan lain; pencernaan bahan bahan yang dimakan; absorpsi dan
transportasi produk hasil cerna; serta transpor, penyimpanan dan ekskresi produk produk sisa.
Pencernaan dilakikan melalui perubahan mekanis dan kimiawi. Secara mekanis, makanan
dihancurkan melalui proses mengunyah dan proses peristaltik. Proses mengunyah memperluas
permukaan makanan sehingga enzim pencernaan dapat bekerja lebih baik. Proses perisaltik
yaitu proses mengaduk dan mendorong makanan yyang dimungkinkan oleh gerakan kontraksi
dan relaksasi dinding saluran cerna sehingga makanan terdorong ke bawah, menambah
penghancuran makanan dalam bentuk lebih kecil dan mengaduknya dengan sekresi
pencernaan.
Secara kimiawi makanan dihancurkan oleh enzim enzim pencernaan. Enzim enzim ini
dikluarkan melalui air ludah ke mulut, melalui cairan lambung ke dalam lambung dan melalui
cairan usus halus ke dalam usus halus. Di samping itu cairan empedu yang dikeluarkan oleh
kantong empedu membantu pencernaan dan absorpsi di dalam sel sel usus halus. Asam
klorida di dalam lambung juga membantu pencernaan.
1. Anatomi saluran cerna (almatsier; 2009)
a. Mulut
Proses pencernaan dimulai dari mulut. Saat terjadi proses pengunyahan makanan, gigi
memecah makanan menjadi bagian bagian yang lebih kecil, dan makanan tersebut bercampur
dengan air ludah untuk mempermudah proses penelanan. Saat ditelan, makanan melewati
epiglotis, suatu katup yang mencegah makanan masuk melalui trakea menuju paru paru.
Makanan yang ditelan disebut dengan bolus.
b. Esofagus ke lambung
Dari mulut, bolus melalui pipa esofagus masuk ke lambung. Dinding lambung mengeluarkan
sekresi untuk keperluan pencernaan makanan. Pada pintu lambung ada sfingter kardiak yang
menutup setelah bolus masuk, sehingga makanan tidak kembali masuk ke esofagus. Bolus
dalam lambung bercampur dengan cairan lambung dan digiling halus menjadi cairan yang
dinamakan kimus (chyme). Lambung kemudian sedikit demi sedikit menyalurkan kimus
melalui sfingter pilorus ke dalam usus halus, setelah sfingter pilorus menutup.
c. Usus halus
Pada bagian atas usus halus, kimus melewati lubang saluran empedu. Cairan empedu dapat
menetes dari dua alat, yaitu kantong empedu dan pankreas. Kimus kemudian melalui tiga
bagian dari usus halus: duodenum (usus dua belas jari, jejunum (bagian usus halus sesudah
duodenum sampai ke ileum), dan ileum (ujung usus halus), yang panjangnya kurang lebih 6
meter. Sebagian besar pencernaan diselesaikan di doudenum; jejunum dan ileum terutama
berfungsi mengabsorpsi zat zat gizi.
d. Usus besar
Kimus melalui sfingter lain, yaitu katup ileosekal yang berada pada awal usus besar di bagian
kanan perut. Kimus kemudian melewati lubang lain yang menuju ke apendiks (usus buntu) dan
berjalan melalui usus besar naik (ascending colon), ke usus besar melintang (transverse colon)
dan ke usus besar turun (descending colon) ke dalam rektum.
e. Rektum
Saat kimus melalui usus besar dan menuju ke rektum, air dikeluarkan dari kimus sehingga
terdapat sisa yang semi-padat. Otot otot rektum menahan sisa makanan ini hingga saatnya
untuk dikeluarkan dari tubuh. Pada saat itu, otot rektum mengendor dan sisa makanan keluar
melalui sfingter terakhir, yaitu terbukanya anus.
2. Proses pencernaan
a. Peristaltik
Bolus dari ujung esofagus bergerak dengan gerakan peristaltik, yaitu gerakan bergelombang
yang disebabkan oleh kontraksi otot pada dinding saluran cerna yang mendorong makanan di
sepanjang saluran cerna. Gerakan gerakan ini dilakukan oleh otot otot yang melingkar dan
yang memanjang. Saat otot melingkar berkontraksi, otot memanjang akan relaksasi, dan
saluran mengecil. Sedangkan, pada kondisi yang berlawanan, saluran akan membesar.
b. Proses di dalam lambung
Lambung memiliki dinding paling tebal dan otot paling kuat dibandingkan dengan bagian
pencernaan lainnya. Lambung juga memiliki lapisan otot diagonal yang secara bergantian
melakukan kontraksi dan relaksasi. Saat ketiga otot tersebut menekan kimus ke bawah, sfingter
pilorus tetap tertutup rapat untuk mencegah kimus masuk ke doudenum. Hal ini berakibat
kimus diaduk dan ditekan ke bawah, mengenai sfingter pirolus, tetapi tetap berada di lambung.
c. Segmentasi
Alat pencernaan tidak saja mendorong, akan tetapi secara periodik juga memeras isisnya
sepanjang saluran, sehingga memungkinkan getah pencernaan dan sel sel dinding usus
bersentuhan baik dengan saluran cerna.
d. Kontraksi sfingter
Ada empat jenis otot sfingter yang membagi saluran cerna ke dalam bagian bagian utama.
Otot otot ini mencegah terjadinya arus balik isi saluran cerna. Sfingter kardiak mencegah isi
lambung kembali ke esofagus. Sfingter pirolus mencegah isi usus kembali ke lambung dan
menjaga agar bolus tinggal cukup lama di dalam lambung untuk memungkinkan pencampuran
yang baik dengan getah lambung dan menjadikannya lebih halus. Pada ujung usus halus ada
sfingter ileosekal yang berfungsi mengosongkan isi usus halus ke dalam usus besar.
B. Absorpsi
1. Anatomi sistem absorpsi
Absorpsi zat zat gizi terutama terjadi pada permukaan usus halus. Usus halus yang
panjangnya kurang lebih enam meter dan diameter kurang lebih 2,5 cm, mempunyai luas
permukaan 200 m2. Usus halus berbentuk lipatan lipatan. Tiap lipatan memiliki ribuan jonjot
jonjot yang dinamakan vili. Sebuah vili terdiri atas ratusan sel yang masing masing
mempunyai bulu yang sangat halus, dinamakan mikrovili. Di dalam celah celah antar vili
terdapat kripta kripta berupa kelenjar yang mengeluarkan getah getah usus ke dalam saluran
usus halus.
2. Sistem absorpsi
Vili secara terus menerus dalam keadaan bergerak. Tiap vilus dilapisi oleh lapisan otot yang
sangat tipis. Tiap molekul zat gizi yang ukurannya cukup kecil untuk diserap, terjadi di dalam
mikrovili dan diserap ke dalam sel. Pada tiap vili terdapat pembuluh pembuluh darah dan
pembuluh pembuluh limfe yang berasal dari sistem peredaran darah dan sistem limfe, yang
merupakan sistem transportasi zat zat gizi.
Saluran cerna bekerja secara selektif. Bahan yang dibutuhkan tubuh dipecah dalam bentuk yang
dapat diserap dan diangkut ke seluruh tubuh, dan bahan yang tidak digunakan dikeluarkan dari
tubuh.
3. Cara absorpsi
Absorpsi merupakan proses yang sangat kompleks dan menggunakan empat cara : pasif,
fasilitatif, aktif, dan fagositotis.
Absorpsi pasif trejadi bila zat gizi diabsorpsi tanpa menggunakan alat angkut atau energi.
Absorpsi fasilitatif menggunakan alat angkut protein untuk memindahkan zat gizi dari saluran
cerna ke sel yang mengabsorpsi. Absorpsi aktif menggunakan alat angkut protein dan energi.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Anderson, Clifford R. 2001. Petunjuk Modern Kepada Kesehatan. Bandung: Indonesia
Publishing House.
http://apriliaitp.blogspot.co.id/2012/08/pencernaan-dan-penyerapan-makanan-di.html