Anda di halaman 1dari 7

PERILAKU KEPEMIMPINAN EFEKTIF YANG

BERGANTUNG PADA FAKTOR BUDAYA


&
MANAJEMEN DALAM KEPEMIMPINAN YANG
EFEKTIF

BY
BELLA/08/FRI6.30
KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF

Hall dan Quinn (1991) menyebutkan lima model keefektifan organisasi yaitu : model
sistem sumber daya, model tujuan, model kepuasan partisipan, model fungsi sosial, dan
model kontradiksi.

1. Menurut model sistem sumber daya, keefektifan organisasi adalah kemampuan untuk
mengeksploitasi dan menggunakan sumber daya lingkungan untuk menjaga kelangsungan
fungsi organisasi (dari Seashore dan Yuchtman, 1967). Pemimpin organisasi mempunyai
tanggungjawab mengeksploitasi dan menggunakan sumber daya lingkungan untuk menjaga
kelangsungan fungsi organisasinya. Pemimpin yang efektif seharusnya bisa menunjukkan
kemampuannya untuk itu.

2. Menurut model tujuan, terdapat dua model tujuan yaitu model sederhana dan komplek.
Model sederhana mendefinisikan keefektifan sebagai tingkat kemampuan organisasi
merealisasikan tujuannya (Etzioni, 1964). Sedangkan model komplek terjadi bilamana
organisasi memiliki tujuan yang banyak, beragam, dan berbeda-beda, bahkan bertentangan.
Pemimpin yang efektif, dapat mencapai tujuan organisasi betapapun kompleknya tujuan.
Pemimpin juga dapat menunjukkan kemampuannya untuk membuat yang komplek menjadi
sederhana, dan menentukan tujuan-tujuan yang bebas konflik.

3. Menurut model kepuasan partisipan, organisasi yang efektif adalah organisasi yang dapat
memenuhi kebutuhan anggotanya. Oleh karena itu, pemimpin yang efektif adalah pemimpin
yang mampu mengatur dan mengusahakan sumber daya organisasi sehingga dapat memenuhi
kebutuhan anggotanya.

4. Menurut model fungsi sosial, organisasi yang efektif adalah organisasi yang dapat melakukan
sesuatu atau lebih hal bagi masyarakat. Tarcot Parsons yang melihat organisasi sebagai
sistem menyatakan bahwa semua sistem sosial harus memecahkan empat masalah dasar yaitu
: adaptasi, pencapaian tujuan, integrasi, dan latensi.

5. Menurut model kontradiksi yang dikemukakan oleh John Rohrbaugh, organisasi memiliki
atau menghadapi lingkungan, tujuan, anggota dan pilihan waktu yang bersifat plural dan
mengandung potensi konflik. Pemimpin yang efektif mempunyai kemampuan untuk
menghadapi dan mengatasi organisasi yang memiliki unsur-unsur yang plural dan tidak bebas
konflik itu. Pluralitas di dalam organisasi harus dilihat sebagai kekayaan, keindahan, dan oleh
karena itu setiap unsur yang ada di dalam organisasi harus dijaga dan dimanfaatkan untuk
kepentingan organisasi. Setiap perbedaan dan konflik sangat mungkin terjadi, tetapi
pemimpin yang efektif harus mampu mengelola perbedaan, jangan sampai menjadi sumber
konflik yang menghancurkan organisasi.
Pengertian Kepemimpinan yang Efektif
Melihat kelima model keefektifan organisasi tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa
setiap pemimpin harus melakukan satu atau lebih hal, kegiatan untuk menjaga dan mencapai
predikat pemimpin dan organisasi yang efektif. Berdasarkan kelima model tersebut maka
dapat dikatakan bahwa pemimpin dan organisasi yang efektif memiliki ciri-ciri :

- Mampu mengeksploitasi dan menggunakan sumberdaya lingkungan untuk menjaga


kelangsungan fungsi organisasi.

- Mampu mencapai/merealisasikan tujuan organisasi yang mungkin banyak, beragam,


berbeda-beda dan bahkan bertentangan.

- Mampu memenuhi kebutuhan individu atau kelompok.

- Mampu melakukan penyesuaian tuntutan lingkungan

- Mampu merumuskan tujuan dan memobilisasi sumber daya untuk mencapainya

- Mampu melakukan integrasi (mengorganisir, mengkoordinir, menyatukan) anggota-


anggota yang saling berhubungan

- Mampu memelihara dan menjaga keberlanjutan pola kultural dan motivasi organisasi

- Mampu menghadapi lingkungan, tujuan, anggota, pilihan waktu yang bersifat plural dan
berpotensi konflik.

Harmon dan Mayer (1986, 40) mengatakan bahwa dalam konteks organisasi,
keefektifan (efektivitas, effectiveness) mempunyai focus pada dua hal, yaitu mendapatkan
suatu pekerjaan yang dilakukan, dan pelaksanaan pekerjaan tersebut mempunyai dampak
yang sesuai bagi sasaran dan tujuan organisasi. Mendasarkan pada pengertian ini, maka dapat
dikatakan bahwa keefektifan kepemimpinan mempunyai dua aspek yang tidak dapat
dipisahkan yaitu pelaksanaan pekerjaan dan dampaknya pada sasaran atau tujuan organisasi.

Pemimpin suatu organisasi mempunyai tanggungjawab untuk melaksanakan tugas


kepemimpinan dan mencapai sasaran atau tujuan organisasional. Kepemimpinan yang efektif
berkenaan dengan pelaksanaan tugas kepemimpinan dan dampaknya pada sasaran atau tujuan
organisasional. Kepemimpinan yang efektif berarti pemimpin menunjukkan kemampuannya
dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan sehingga orang-orang (pengikutnya) mau
melaksanakan pekerjaan yang mempunyai dampak baik pada sasaran dan tujuan organisasi.
Perilaku kepemimpinan efektif yang bergantung pada faktor budaya ?

Setiap organisasi sebenarnya memiliki budaya. Memang pada umumnya orang-orang


dalam sebuah organisasi mudah menyetujui bahwa organisasi mereka memiliki budaya dan
budaya itu sangat penting. Tetapi biasanya mereka akan menghadapi kesulitan kalau diminta
untuk memberikan definisi budaya organisasi itu.

Beberapa ahli mengatakan bahwa budaya sebenarnya merupakan konsep yang


dipinjam oleh para pakar teori organisasi dari disiplin ilmu antropologi (Luthans, 1988;
Gordon, 1991). Sebaliknya Schein (1985) mengajukan konsep budaya yang menurutnya
lebih berakar pada teori dinamika kelompok dan pertumbuhan kelompok daripada sekedar
pada teori antropologi.

Berdasarkan pengamatan orang lain dan pengamatannya sendiri, Schein (1985)


mengemukakan bahwa ada beberapa pengertian yang sama yang berkaitan dengan budaya
antara lain:
1. Keteraturan perilaku yang diamati (observed behavioral regularities) ketika orang-orang
berinteraksi, misalnya bahasa yang digunakan dan upacara yang dilakukan sehubungan
dengan rasa hormat dan cara bertindak/bersikap.
2. Norma yang berkembang dalam kelompok kerja.
3. Nilai dominan yang didukung oleh sebuah organisasi, seperti mutu produk dan sebagainya.
4. Falsafah yang menjadi landasan kebijaksanaan organisasi yang berkaitan dengan karyawan
dan atau pelanggan.
5. Peraturan pergaulan dalam organisasi, cara-cara/seluk-beluk untuk diterima sebagai warga
organisasi.
6. Rasa atau iklim yang disampaikan dalam sebuah organisasi oleh tata letak fisik dan cara
interaksi para warga organisasi dengan para pelanggan atau orang luar yang lain.

Secara umum, setiap individu dilatarbelakangi oleh budaya yang mempengaruhi


perilaku mereka. Budaya menuntut individu untuk berperilaku dan memberi petunjuk
mengenai apa saja yang harus diikuti dan dipelajari. Kondisi tersebut juga berlaku dalam
organisasi tentang bagaimana pegawai berperilaku dan apa seharusnya yang harus dilakukan.
Harvey (1996:333-334) mengemukakan, budaya organisasi mencakup: nilai-nilai,
kepercayaan, bentuk perilaku dari anggotanya pada suatu organisasi tertentu. Budaya
organisasi mengarah pada suatu sistem nilai bersama yang dipegang oleh anggotanya yang
membedakan suatu organisasi dengan organisasi yang lainnya.
Karakteristik yang menggambarkan suatu budaya organisasi adalah:
- otonomi individu: persetujuan akan tanggung jawab, kebebasan, dan kesempatan untuk
berinisiatif bagi anggota organisasi
- struktur: persetujuan akan aturan, perubahan peraturan, kuantitas penggunaan langsung
suvervisi untuk mengontrol perilaku anggota
- pemberian insentif: persetujuan dalam pemberian insentif (misalnya kenaikan gaji, promosi)
didasarkan atas prestasi anggota
- perilaku yang merugikan: persetujuan untuk anggota didorong untuk agresif, inovatif dan
pencarian yang penuh resiko. Kombinasi dari setiap karakteristik tersebut merupakan
gambaran dari budaya organisasi yang dibentuk oleh organisasi tersebut

Definisi tersebut menggambarkan bahwa budaya organisasi sesungguhnya tumbuh


karena diciptakan dan dikembangkan oleh individu yang bekerja dalam suatu organisasi, dan
diterima sebagai nilai-nilai yang harus dipertahankan dan diturunkan kepada setiap anggota
baru. Nilai-nilai tersebut digunakan sebagai pedoman bagi setiap anggota selama mereka
berada dalam lingkungan organisasi tersebut, dan dapat dianggap sebagai ciri khas yang
membedakan antara satu organisasi dengan organisasi lainya .

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa budaya organisasi merupakan sesuatu yang
sungguh kompleks. Akan tetapi, kita harus memiliki kemampuan mengalisis budaya
organisasi secara akurat apabila kita sungguh-sungguh mau mengerti mengapa organisasi
melakukan hal-hal tertentu dan mengapa para pemimpin organisasi itu dapat menghadapi
kesulitan dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya.
MANAJEMEN DALAM KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF

Manajemen adalah bagian integral dari kepemimpinan. Sesungguhnya, dapatlah


dikatakan bahwa manajemen tidak bisa dipisahkan dari kepemimpinan, dan sebaliknya.
Dalam kaitan ini, berbicara tentang manajemen berarti berbicara tentang kepemimpinan,
karena pada saat pemimpin melaksanakan upaya memimpin, ia memanejemeni

kepemimpinan sebagai alat manajemen. Dalam konteks organisasi, kepemimpinan


dipandang sebagai alat yang digunakan oleh para manajer, pemimpin, kepala, ketua, direktur,
dan apapun sebutannya bagi pejabat yang bertanggungjawab mengelola suatu unit kerja atau
satuan organisasi. Alat untuk apa? Dalam hal ini kepemimpinan dimengerti sebagai alat
untuk mempengaruhi orang-orang lain atau pegawai..

Kepemimpinan adalah salah satu bagian penting dari manajemen, khususnya


dalam fungsi pengarahan.
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk dapat mengarahkan
dan mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah
ditetapkan.

Kepemimpinan dan manajemen seringkali disamakan pengertiannya oleh banyak


orang, padahal jelas bahwa kepemimpinan adalah tidak sama dengan manajemen. Dalam
manajemen, kepemimpinan adalah merupakan salah satu bagian dari manajemen untuk
mengarahkan dan mempengaruhi anggota-anggotanya dalam usahanya untuk mencapai
tujuan organisasi. Jadi manajemen selalu berkaitan dengan organisasi apapun bentuknya
apakah organisasi pemerintah, usaha, sosial, dan kemasyarakatan.
Kepemimpinan atau leadership tidak hanya ada dalam lingkungan organisasi tetapi dapat
muncul dan ada dimana saja dan kapan saja, sepanjang ada seseorang yang berusaha
mengarahkan dan mempengaruhi perilaku orang lain untuk mencapai tujuan tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Chung, Kae H., Leon C. Megginson, Organizational Behavior, Developing Managerial Skills, Harper
& Row Publishers, New York, 1981

Fleet, James K. Van, 25 Langkah untuk Memiliki Pengaruh dan Kekuasaan Atas Orang Lain,
Terjemahan, Spektrum, Mitra Utama, Jakarta, 1994

Harmon, Michael M., Richard T. Mayer, Organization Theory for Public Administration, Little,
Brown And Company, Canada, 1986

Hall, Richard H., Robert E. Quinn, Organizational Theory and Public Policy, Sage Publications,
Beverly Hills, California, USA, 1991

Lowney, Chris, Heroic Leadership, Terjemahan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005

Reddin, William J., Managerial Effectiveness, Mac Graw Hill, Kogakhusha Ltd., 1970

Tannenbaum, Robbert & Warren H Schmidt, How to Choose a Leadership Pattern, dalam
Huneryager & Heckman (Ed.), Human Relation In Management, South-Western Publishing Co., 1967

Anda mungkin juga menyukai