NOTULEN HPK

Semua dokumen harus mengacu pada UU 44 tahun 2009

Panduan tidak perlu daftar isi dan absensi
Lampirkan 18 butir HAK dan 8 butir Kewajiban
Perbedaan General consent dan inform consent :
General consent diberikan untuk tidakan misal pemasangan infuse, pemasangan NGT, pemasangan
cateter.
Sedangkan inform consent diberikan saat 4 tindakan ( tidakan beresiko tinggi, tindakan infangi,
pemberian darah dan produk darah, serta anastesi ).
Setiap pasien rawat jalan diberikan General Consent 1 kali saja, sedangkan pada pasien rawat inap
diberikan setiap kali.

HPK 1
1. Alur pemberian kerohanian pada pasien :
Saat pendaftaran pasien dijelaskan tentang bimbingan rohani
Petugas memastikan agama yang dianut oleh pasien
Setelah pasien menyetujui, pasien menulis pada general consent
Petugas pendaftaran menghubungi petugas kerohanian untuk penjadwalan bimbingan
kerohanian
Jika pasien non muslim, petugas pendaftaran menghubungi FKUB untuk meminta dijadwalkan
bimbingan kerohanian.
Nama-nama yang memberikan bimbingan kerohanian harus tercantum.
Bila terdapat pasien kritis di RANAP langsung perawat RANAP menghubungi petugas
pendaftaran untuk memanggil petugas kerohanian agar memberikan bimbingan kerohanian.
2. Form tentang penitipan barang berharga pasien harus ada serah terima dan dijadikan satu dengan
form penitipan.
Harus ada nama dan tanda tangan petugas, pasien dan yang menerima.
Pihak Rumah Sakit harus membatasi dan menjelaskan resiko bahwa tidak boleh membawa
barang berharga kemudian pasien menyutujui di general consent.
Kata-kata saya tidak yang tertulis pada general consent perlu diperbaiki dengan saya sudah
memahami bahwa jika ada kehilangan membawa barang berharga tidak tanggung jawab
Rumah Sakit.
3. Kekerasan fisik pada pasien
Kata-kata yang tertera pada SPO perlu diperbaiki dengan pastikan bahwa setiap pengunjung
mendapatkan kalung pengunjung diluar jam kunjung
Pengunjung hanya melewati satu pintu depan
Security menanyakan tujuan pengunjung dan
Meminta identitas pengunjung dan memberikan kelung pengujung
Security mengantarkan pengunjung ketempat tujuan
Ketika sudah selesai pengunjung kembali mengambil identitas dan menyerahkan kalung
pengunjung ke security.
Jika pengunjung tidak membawa identitas, peraturan sesuai kebijakan Rumah Sakit.
Apakah diperbolehkan berkunjung dengan memastikan bahwa pengunjung benar keluarga
pasien atau tidak diperbolehkan berkunjung harus ada pada SPO.
4. Melindungi Resiko Bayi Hilang :
Security memonitor secara 2 jam
Security memastikan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk
5. Lokasi Terpencil
Pihak Rumah Sakit harus menetapkan Ruang Terpencil agar tidak terjadi kekerasan fisik
Harus ada elemen yang jelas mana yang dianggap terisolir dan terpencil
Bagaimana cara memonitornya? Harus ada langkah-langkah penetapannya.
6. Sumpah Jabatan
Semua petugas di Rumah Sakit yang belum disumpah jabatan harus melakukan sumpah jabatan
untuk menjaga kerahasiaan pasien. Misal pada petugas Rekam Medis, petugas Administrasi,
petugas keuangan, petugas SIR.
Nama dan instansi daftar petugas di Rumah Sakit belum terlampir.
Tentang kerahasiaan pasien yang mengisi harus pasien sendiri. Jika pasien tidak kompeten (usia
<18 tahun, pasien yang terlihat tidak kompeten).
Jika pasien masih di IGD yang menanyakan dan menjelaskan kerahasiaan pasien adalah petugas
IGD.

HPK 2
Second Opinion :
- Boleh idlakukan dari dalam ataupun luar Rumah Sakit.
- Syarat dokter harus memiliki SIP (belum tercantum di SPO)

Setiap pelatihan harus ada file nya (TOR, Undangan, Sensi, Materi Pelatihan, dan Sertifikat)
Terdapat lembaran yang hilang pada panduan kebijakan pasien dalam pelayanan.
Form pemberian edukasi harus diisi sesuai apa yang sudah dijelaskan pada pasien. Apapun
yang telah dijelaskan dan siapapun yang sudah menjelaskan pada pasien harus dituliskan pada
form pemberian edukasi dan integrasi.
Form rencana pelayanan obat dan tindakan belum tercantum di SPO dan Panduan. Sebelum
dilaksanakan pemberian pelayanan harus ada persetujuan dari pasien.
Terdapat kekeliruan pada pengetikan form Penolakan TIndakan.
Siapa yang menjelaskan tentang hasil pelayanan yang tidak terduga harus diatur dipanduan
dan SPO lalu di tulis di inform consent.
Materi pelayanan yang tidak terduga dicantumkan di leaflet tentang 10 penyakit serta
diedukasikan pada pasien.
Hak paien untuk menolak : untuk tidak melanjutkan pengobatan, namun resiko dan alternatif
juga harus dijelaskan pada pasien, alternatif pengobatan juga harus dijelaskan pada pasien.
Penolakan Resusitasi :pada SPO harus diisi form penolakan resusitasi, kemudian DPJP membuat
perintah untuk tidak memberikan resusitasi ( harus ada 2 form yaitu form penolakan dari
pasien dan surat perintah dari DPJP untuk tidak memberikan Resusitasi).
Rumah Sakit harus meminimalisir rasa nyeri pada pasien
Harus dicantumkan cara penilaian
salah kurang konsisten)
Harus ada leaflet
SPO nya kurang bahwa penyampaian hak melalui leaflet dan jika pasien tidak bisa membaca
dan menulis petugas harus membacakan.
HPK 6
Harus ada penetapan staff dan pelatihan tentang inform consent (SPO dijelaskan oleh siapa)
Daftar DPJP belum terlampir
 Tentang pemberian persetujuan kerahasiaan pasien diisikan oleh orang lain ( bila pasien belum
dewasa <18 tahun, orang yang terlihat tidak kompeten, siapa yang berhak diberikan inform
consent, bukan 16 tahun atau pernah menikah).
Panduan General Consent perlu diperbarui

REKAM MEDIS
General consent dilakukan untuk tindakan seperti pemasangan infuse, pemasangan NGT
Inform consent dilakukan jika ada tindakan beresiko tinggi, tindakan infangi, pemberian darah
dan produk darah dan anastesi.
Assesement medis harus dilakukan sebelum rencana pelayanan diberikan.
Form penolakan penolakan pengobatan belum ada
Form edukasi dan terintegrasi belum seluruhnya diterapkan.
Evaluasi keperawatan harus lengkap
Penulisan tanggal/jam harus jelas saat penulisan
Nutrisi form penulisan harus dilampirkan
Reconsidasi obat harus dicantumkan dan dikaji
Rencana kepulangan pasien harus lengkap
Edukasi pasien saat hendak dirujuk ditulis di edukasi dan terintegrasi
Serta bukti rujukan harus terlampir
Assesement awal dilakukan oleh DPJP yang dilakukan 1x24 jam.

Kesimpulannya : masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki dan ditindaklanjuti. Serta
masih banyak yang harus dilengkapi pada laporan.