Anda di halaman 1dari 32

BAB II

PENYELESAIAN KREDIT MACET BERDASARKAN PERATURAN


PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG PERBANKAN

A. Pengertian Kredit dan Kredit Macet


1. Pengertian kredit

Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya.21. Dari Blacks Law

Dictionary, kredit adalah the ability of a business man to borrow money, or

obtain goods on time, inconsequence of the favourable opinion held by the

particular lender, as to his solvency and reliability22.

Undang-Undang No. 10/1998 (Pasal 21 ayat 11) menjelaskan bahwa

kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

pihak yang lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dari pengertian-

pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kredit adalah penyediaan

uang berdasarkan ketentuan atau perjanjian tertentu yang telah disepakati oleh

pihak Bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk membayar

utangnya pada jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

21
Firdaus Rachmat dan Maya Ariyanti, Manajemen Perkreditan Bank Umum: Teori,
Masalah, Kebijakan dan Aplikasi Lengkap dengan Analisis Kredit, (Bandung: Alfabeta, 2009),
hal. 1.
22
Blacks Law Dictionary.1993; Dalam Djuhaendah Hasan, Lembaga Jaminan
Kebendaan Bagi Tanah dan Benda Lain yang Melekat pada Tanah dalam Konsepsi Penerapan
Asas Horisontal, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1996), hal. 140.

Universitas Sumatera Utara


a. Unsur-unsur kredit

Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit

adalah sebagai berikut:23

1). Adanya badan atau orang yang memiliki uang, barang atau jasa yang bersedia

untuk meminjamkan kepada fihak lain. orang atau badan demikian lazim

disebut kreditur

2). Adanya fihak yang membutuhkan/ meminjam uang, barang atau jasa. Pihak ini

lazim disebut debitur

3). Adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur

4). Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur

5). Adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang, barang

atau jasa oleh kreditur dengan pada saat pembayaran kembali dari debitur

6). Adanya resiko yaitu sebagai akibat dari adanya perbedaan waktu seperti diatas,

dimana masa yang akan datang merupakan suatu yang belum pasti, maka kredit

itu pada dasarnya mengandung resiko, termasuk penurunan nilai uang karena

inflasi dan sebagainya

7). Adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur (walaupun ada

kredit yang tidak berbunga).

Melihat unsur-unsur fasilitas kredit diatas apabila dikaitkan dengan kredit

perbankan adalah bank sebagai pihak yang memiliki uang selanjutnya disebut

dengan kredtiur dan orang atau badan selanjutnya disebut sebagai debitur adalah

pihak yang membutuhkan uang. Adanya kesanggupan dari pihak debitur untuk

23
Ibid., hal. 3

Universitas Sumatera Utara


membayar uang dipinjam dari bank merupakan suatu bentuk kepercayaan bank

yang diberikan kepada debitur. Perjanjian kredit tersebut dilaksanakan dalam

jangka waktu tertentu dimana debitur akan mengembalikan uang yang telah

dipinjam pada waktu tertentu dengan bunga tertentu pula.

b. Tujuan dan fungsi kredit

Kebutuhan manusia selalu beraneka ragam sesuai dengan harkatnya, yang

mana kebutuhan ini akan selalu meningkat tiap waktu. Namun kemampuan untuk

memenuhi kebutuhan tersebut memiliki batasan tertentu, sehingga memaksa

seseorang memperoleh bantuan permodalan untuk pemenuhan hasrat dan cita-

citanya guna peningkatan usaha dan peningkatan daya guna sesuatu barang/jasa.

Fungsi kredit secara umum ialah pemenuhan jasa untuk melayani

kebutuhan masyarakat (to serve the society) dalam rangka mendorong dan

melancarkan perdagangan, produksi, jasa-jasa dan bahkan konsumsi yang

kesemuanya itu pada akhirnya ditujukan untuk menaikan taraf hidup rakyat

banyak.24 Menurut Firdaus dan Ariyanti25 bahwa fungsi-fungsi kredit sebagai

berikut:

1) Kredit dapat memajukan arus tukar menukar barang-barang dan jasa-jasa

Andai kata suatu saat belum tersedia uang sebagai alat pembayaran, maka

dengan adanya kredit, lalu lintas pertukaran barang dan jasa dapat terus

berlangsung.

24
Ibid., hal. 3
25
Ibid., hal. 5.

Universitas Sumatera Utara


2) Kredit dapat mengaktifkan alat pembayaran yang idle

Terjadinya kredit disebabkan oleh adanya golongan yang berlebihan dan

golongan yang kekurangan, maka dari golongan yang berlebihan ini akan

terkumpul sejumlah dana yang tidak digunakan (idle). Dana yang idle tersebut

jika dipindahkan atau lebih tepatnya dipinjamkan kepada golongan yang

kekurangan, maka akan berubah menjadi dana efektif.

3) Kredit dapat menciptakan alat pembayaran baru

Dalam hal ini yang dimaksud adalah salah satu jenis kredit yang diberikan oleh

Bank Umum (commercial bank), yaitu Kredit Rekening Koran. Dalam kredit

R/K, begitu perjanjian kredit ditandatangani dan syarat-syarat kredit telah

terpenuhi, maka pada dasarnya pada saat itu telah beredar uang giral baru

dimasyarakat sejumlah kredit R/K tersebut.

4) Kredit sebagai alat pengendalian harga

Dalam hal ini jika diperlukan adanya perluasan jumlah uang yang beredar pada

masyarakat, maka salah satu caranya ialah dengan jalan mempermudah dan

mempermurah pemberian kredit perbankan kepada masyarakat.

5) Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat/ faedah/ kegunaan


potensi-potensi ekonomi yang ada
Bantuan permodalan yang berupa kredit, maka seorang pengusaha baik

industriawan, petani dan lain sebagainya bisa memproduksi atau meningkatkan

produksi dari potensi-poensi yang dimilikinya.

Universitas Sumatera Utara


Sedangkan menurut Budi Untung26 kredit mempunyai fungsi sebagai

berikut:

1). Meningkatkan daya guna uang

Daya guna uang dapat ditingkatkan dengan cara pemilik uang atau modal

dengan meminjamkan uang atau modalnya tersebut kepada pihak yang

kekurangan uang atau modal melalui lembaga perbankan khususnya

2). Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Peredaran dan lalu lintas uang dapat terlaksana jika kredit disalurkan melalui

pinjaman yang dilakukan oleh bank seperti contoh rekening giro bank, dengan

rekening giro bank dapat menimbulkan uang ginal

3). Meningkatkan daya guna dan peredaran barang

Daya guna dan peredaran bank dapat meningkat dikarenakan pengusaha dapat

memproduksi barang dan bahan atau pengusaha dapat menjual barang dengan

kredit

4). Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi

Stabilitas ekonomi dapat terlaksana dengan pemberian kredit yang seletif,

terarah dan berdasarkan prioritas sehingga jumlah uang yang beredar dapat

diatur melalui tingkat bunga dan rasio kas bank

5). Meningktkan kegairahan berusaha

Perusahaan yang memperoleh kredit dan bank dapat meningkatkan usahanya

dan pada gilirannya meningkatkan produktivitas dan akhirnya meningkatkan

laba

26
Budi Untung, Kredit Perbankan di Indonesia, (Yogyakart: Penerbit Andi, 2000), hal..4.

Universitas Sumatera Utara


6). Meningkatkan pemerataan pendapatan

Peningkatan kesempatan berusaha dengan penambahan proyek-proyek baru

yang berasal dari kredit akan membutuhkan tambahan tenaga kerja. Secara

tidak langsung menyebabkan semakin banyak tenaga kerja kerja yang

memperoleh pendapatan. Di samping itu para penabung akan memperoleh

bunga atas tabungannya

7). Meningkatkan hubungan internasional

Negara maju cenderung mempunyai tabungan yang tinggi dengan demikian

dapat memberi pinjaman kepada negara-negara yang sedang berkembang

2. Pengertian kredit macet

Di Indonesia dikenal dua golongan kredit bank, yaitu kredit lancar dan

kredit bermasalah. Di mana kredit bermasalah digolongkan menjadi tiga, yaitu

kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet. Kredit macet inilah yang

sangat dikhawatirkan oleh setiap bank, karena akan mengganggu kondisi

keuangan bank, bahkan dapat mengakibatkan berhentinya kegiatan usaha bank.

Kredit macet atau loan problem adalah kredit yang mengalami kesulitan

pelunasan akibat adanya faktor-faktor atau unsur kesengajaan atau karena kondisi

di luar kemampuan debitur.27

Menurut, suatu kredit digolongkan ke dalam kredit macet bilamana:28

a. Tidak dapat memenuhi kriteria kredit lancar, kredit kurang lancar dan
kredit diragukan; atau

27
Dahlan Siamat, Manajemen Bank Umum, (Jakarta: Intermedia,1993), hal.220.
28
Siswanto Sutojo, Menangani Kredit Bermasalah: Konsep, teknik dan kasus, (Jakarta:
PT. Pustaka Binaman Pressindo, 1997), hal.331.

Universitas Sumatera Utara


b. Dapat memenuhi kriteria kredit diragukan, tetapi setelah jangka waktu 21
bulan semenjak masa penggolongan kredit diragukan, belum terjadi
pelunasan pinjaman, atau usaha penyelamatan kredit; atau
c. Penyelesaian pembayaran kembali kredit yang bersangkutan, telah
diserahkan kepada pengadilan negeri atau Badan Urusan Piutang Negara
(BUPN), atau telah diajukan permintaan ganti rugi kepada perusahaan
asuransi kredit.

Sedangkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor

31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998, kredit macet adalah kredit yang

pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami

penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah

diperjanjikan

Berdasarkan SE Bank Indonesia Nomor: 09/PJ.42/1999, yang

menggolongkan kredit, yaitu; "Lancar", "Perhatian Khusus", "Kurang Lancar",

"Diragukan", dan "Macet" dengan pengertian dibawah ini, yaitu:

a. Kredit digolongkan sebagai kredit "Lancar", apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut:

1). Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu

2). Memiliki mutasi rekening yang aktif

3). Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral).

b. Kredit digolongkan sebagai kredit dalam "Perhatian Khusus", apabila

memenuhi kriteria sebagai berikut:'

1). Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang belum melampaui

90 (sembilan puluh) hari

2). Kadang-kadang terjadi cerukan

3). Mutasi rekening relatif aktif

Universitas Sumatera Utara


4). Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan

5). Didukung oleh pinjaman baru.

c. Kredit digolongkan sebagai kredit "Kurang Lancar", apabila memenuhi kriteria

sebagai berikut:

1). Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui

90 (sembilan puluh) hari

2). Sering terjadi cerukan

3). Mutasi rekening relatif rendah

4). Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90

(sembilan puluh) hari

5). Terdapat likuidasi masalah keuangan yang dihadapi debitur

6). Dokumentasi pinjaman lemah

d. Kredit digolongkan sebagai kredit "Diragukan", apabila memenuhi kriteria

sebagai berikut:

1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui

180 (seratus delapan puluh) hari

2) Terjadi cerukan yang bersifat permanen

3) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 (seratus delapan puluh) hari

4) Terjadi kapitalisasi bunga

5) Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun

peningkatan jaminan

Universitas Sumatera Utara


e. Kredit digolongkan sebagai kredit "Macet", apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut:

1) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui

270 (dua ratus tujuh puluh) hari

2) Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru

3) Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada

nilai wajar

B. Pengertian Kredit Bermasalah

As. Mahmoeddin29 dalam bukunya Melacak Kredit Bermasalah,

mengatakan

Kredit bermasalah ialah kredit yang tidak lancar atau kredit dimana
debiturnya tidak bisa memenuhi persyaratan yang diperjanjikan, misalnya
persyaratan pembayaran bunga, pengambilan pokok pinjaman,
peningkatan margin deposit, pengikatan dan peningkatan agunan, dan
sebagainya.

Kategori kolektibilitas kredit berdasarkan ketentuan yang dibuat Bank

Indonesia berdasarkan surat keputusan direksi bank Indonesia nomor

31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 adalah sebagai berikut :30

1. Kredit lancar, adalah kredit yang tidak mengalami penundaan pengembalian

pokok pinjaman dan pembayaran bunga.

2. Kredit kurang lancar, adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan

pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama tiga bulan dari

waktu yang diperjanjikan.

29
As Mahmoeddin, Melacak Kredit Bermasalah, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,2004),
hal.2.
30
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan,edisi kedua, (Jakarta: Ghalia,2003),
hal.85.

Universitas Sumatera Utara


3. Kredit diragukan, adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan

pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 6 bulan atau dua

kali dari jadwal yang telah diperjanjikan.

4. Kredit macet, adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan

pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak

jatuh tempo menurut jadwal yang telah diperjanjikan.

C. Penyebab Terjadinya Kredit Macet


1. Faktor internal bank

Terjadinya kredit macet disebabkan oleh, yaitu:31

a. Keteledoran bank mematuhi peraturan pemberian kredit yang telah digariskan


b. Terlalu mudah memberikan kredit, yang disebabkan karena tidak ada patokan
yang jelas mengenai dasar pemberian kredit
c. Kurangnya jumlah eksekutif dan staf bagian kredit yang berpengalaman
d. Lemahnya bimbingan dan pengawasan pimpinan kepada para eksekutif dan
staf bagian kredit.
e. Jumlah pemberian kredit yang melampaui batas kemampuan bank.
f. Lemahnya kemampuan bank mendeteksi kemungkinan kredit bermasalah,
termasuk mendeteksi arah perkembangan arus kas (cash flow) debitur lama
g. Tidak mampu bersaing, sehingga menerima debitur yang kurang bermutu.

2. Faktor eksternal bank

Di samping sebab-sebab di pihak kreditur, sebagian besar kredit

bermasalah timbul karena hal-hal yang terjadi pada pihak debitur, antara lain:32

a. Menurunnya kondisi usaha bisnis perusahaan yang disebabkan merosotnya


kondisi ekonomi umum dan/atau bidang usaha dimana mereka beroperasi
b. Adanya salah urus dalam pengelolaan usaha bisnis perusahaan, atau karena
kurang berpengalaman dalam bidang usaha yang mereka tangani.
c. Problem keluarga, misalnya perceraian, kematian, sakit yang berkepanjangan,
atau pemborosan dana oleh satu atau beberapa orang anggota keluarga debitur.
d. Kegagalan debitur pada bidang usaha atau perusahaan mereka yang lain.

31
Siswanto Sutojo. Op.Cit, hal. 216
32
Lukman Dendawijaya. Op.Cit., hal.333-334.

Universitas Sumatera Utara


e. Kesulitan likuiditas keuangan yang serius.
f. Munculnya kejadian di luar kekuasaan debitur, seperti perang dan bencana
alam.
g. Watak buruk debitur (yang telah merencanakan tidak mengembalikan kredit).

Kredit bermasalah akan berdampak negatif baik bagi kelangsungan hidup

bank itu sendiri maupun bagi perekonomian negara. Berikut ini diuraikan dampak

kredit bermasalah terhadap bank, yaitu:33

a. Likuiditas

Jika kredit yang jatuh tempo atau mulai diwajibkan membayar angsuran namun

tidak mampu mengangsur karena kredit tidak lancar atau bermasalah, maka

bank terancam menjadi tidak likuid. Tidak likuid memiliki arti bank tidak dapat

menjalankan kewajibannya terutama kewajiban dana jangka pendek

b. Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untukbmelunasi seluruh hutangnya

dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Adanya kredit bermasalah

dapat menimbulkan kerugian bagi bank sehingga bank menjadi tidak likuid dan

kemudian mencairkan aktiva tetapnya guna memenuhi segala kewajibannya

kepada pihak ketiga. Jika bank tidak mampu memenuhi kewajibannya, maka

berarti solvabilitas bank tersebut juga menjadi berkurang

c. Rentabilitas

Rentabilitas adalah kemampuan bank untuk memperoleh penghasilan dari

bunga kredit. Jika kredit bermasalah atau tidak lancar maka penghasilan bank

dari bunga kredit akan berkurang

33
As. Mahmoedin. Op.Cit., hal. 111-114.

Universitas Sumatera Utara


d. Biaya-biaya tambahan

Biaya tambahan adalah adanya biaya tertentu karena adanya kredit bermasalah,

antara lain:

1) Legal cost, yaitu biaya yang timbul karena penanganan kredit bermasalah

dari aspek-aspek hukumnya

2) Administrative cost, yaitu biaya penanganan kredit bermasalah dalam hal

pemeliharaan administrasi agar dapat dikerjakan secara rapi, teliti, dan

sistematis guna memperlancar setiap usaha penyelamatan kredit.

3) Opportunity cost, ialah biaya yang diperhitungkan karena aktiva yang

seharusnya produktif menjadi tidak produktif karena tertanam dalam kredit

macet

4) Carrying cost, ialah biaya yang timbul karena adanya kredit yang

dihapuskan

5) Management cost, ialah biaya untuk penanganan kredit bermasalah karena

memerlukan manajemen yang efektif dengan cara kerja yang terpadu dan

terarah pada sasaran utama demi penyelamatan asset bank

6) Intangible cost, ialah biaya yang perlu diperhitungkan karena rusaknya

citra bank, dan ini tidak terukur.

e. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan. Jika

kredit tidak lancar maka profitabilitas bank menjadi kecil.

f. Bonafiditas

Bonafiditas adalah kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada bank.

Universitas Sumatera Utara


g. Tingkat kesehatan bank

Bank yang dilanda kredit bermasalah bisa menurunkan tingkat kesehatannya,

dan pada gilirannya bank dapat dikenakan sanksi, bahkan bisa menghadapi

likuidasi.

h. Modal bank

Besar kecilnya ekspansi usaha sangat ditentukan dengan perkembangan kredit.

Jika kredit tidak tumbuh dengan baik, maka modal bank juga tidak dapat

berkembang dengan baik.

D. Penyelesaian Kredit Macet dalam Peraturan Perundang -


undangan Perbankan

1. Penyelesaian melalui resktrukturasi utang


Penyelesaian kredit macet ada dua cara, yaitu melalui jalur hukum dan

jalur non hukum. Salah satu upaya penyelesaian kredit macet melalui jalur non

hukum adalah restrukturisasi. Dasar hukum restrukturisasi adalah Surat Direksi

Bank Indonesia nomor 31/150/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 tentang

Restrukturisasi Kredit. Restrukturisasi kredit merupakan upaya yang dilakukan

bank dalam rangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan kewajibannya,

antara lain melalui:

a. Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perbuatan jadwal pembayaran

kewajiban nasabah atau jangka waktunya. Penjadwalan kembali dapat

dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

1) Perpanjangan jangka waktu pelunasan hutang

2) Perpanjangan jangka waktu pelunasan tunggakan bunga

Universitas Sumatera Utara


3) Perpanjangan jangk waktu pelunasan hutang pokok dan tunggakan

angsuran kredit sesuai dengan dana yang mengalir

4) Perpanjangan jangka waktu pelunasan hutang pokok dan atau tunggakan

angsuran, tunggakan angsuran, tunggakan bunga, serta perubahan jumlah

angsuran

5) Perpanjangan jangka waktu pelunasan hutang pokok, tunggakan angsuran

dan tunggakan bunga kredit sesuai dengan dana yang mengalir

6) Perpanjangan jangka waktu pelunasan hutang pokok dan tunggakan bunga

kredit sesuai aliran dana yang mengalir

7) Pergeseran atau perpanjangan grace period dan pergeseran rencana

pelunasan

8) Pergeseran grace period dan perpanjangan jangka waktu kredit

9) Kombinasi bentuk-bentuk rescheduling di atas

Tindakan rescheduling dapat diberikan kepada debitur yang masih

menunjukkan itikad bak untuk melunasi kewajibannya. Faktor-faktor yang

mendukung diberikannya tindakan rescheduling misalkan: pemasaran dari produk

debitur masih baik, yang dihasilkan oleh mesin/pabrik/proses produksi yang

masih berjalan normal. Dari sisi manajemen, usaha debitur dikelola oleh tenaga

yang profesional dan cukup terampil.

Bahan baku untuk keperluan produksi debitur cukup tersedia di pasar,

sedangkan proses produksinya menggunakan metode teknologi yang memadai

(tidak usang/belum out of date). Disamping itu, peraturan pemerintah dan kondisi

global cukup mendukung. Tindakan rescheduling ini dilakukan karena terjadi

Universitas Sumatera Utara


kelebihan pembiayaan terhadap objek kredit (over finance). Agunan yang dikuasai

bank cukup mengatasi dan memenuhi syarat yuridis.

b. Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagai atau seluruh

persyaratan pembiayaan antara lain perubahan jadwal pembayran, jumlah

angsuran, jangka waktu dan/ pemberian potongan sepanjang tidak menambah

sisa kewajiban nasabah yang harus dibayarkan kepada bank. Persyaratan

kembali dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu

1) Perubahan tingkat suku bunga

2) Perubahan tata cara perhitungan bunga

3) Pemberian keringanan tunggakan bunga

4) Pemberian keringanan denda

5) Pemberian keringanan ongkos/biaya

6) Bank ikut dalam penyertaan modal sebagaimana diatur dalam pasal 10

ayat 2 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.31/147/KEP/DIR

tanggal 12-11-1998

7) Perubahan kepengurusan perusahaan debitur biasanya bank ikut

memberikan pendapat dalam pembentukan susunan pengurus tersebut

8) Perubahan syarat-syarat kredit

9) Perubahan syarat-syarat lain

10) Penambahan agunan

11) Perubahan bentuk hukum dari CV ke PT, sehingga menambah modal

efektif disetor

12) Kombinasi antara bentuk-bentuk reconditioning di atas

Universitas Sumatera Utara


Tindakan reconditioning dapat diberikan kepada debitur yang masih itikad

baik untuk melunasi kewajibannya, yang berdasarkan pembuktian secara

kuantitatif merupakan alternatif yang terbaik. Mesin/pabrik/proses produksi masih

berfungsi baik dan terawat, kapasitas masih dapat ditingkatkan. Usaha debitur

dikelola oleh manajemen yang profesional dan menggunakan tenaga kerja yang

cukup terampil. Untuk kelangsungan produksinya, debitur tidak mengalami

kesulitan untuk mendapatkan bahan baku dan berproduksi dengan memakai

teknologi yang memadai. Peraturan pemerintah dan kondisi ekonomi secara

global cukup mendukung. Tindakan reconditioning ini dilakukan karena debitur

mengalami kekurangan modal kerja. Agunan yang dikuasai bank cukup mengatasi

dan memenuhi syarat yuridis.

c. Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan persyaratan pembiayaan

tidak terbatas pada rescheduling atau reconditioning, antara lain meliputi

1) Penurunan suku bunga kredit

Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan

suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari

uang pinjaman tersebut. Jumlah pinjaman tersbut disebut pokok utang.

Dengan adanya penurunan suku bunga kredit akan memberikan

keringanan kepada debitor dalam melakukan pengembalian hutang

2) Pengurangan tunggakan bunga kredit

Penurunan tunggakan bunga adalah penurunan tunggakan

dari bunga kredit atau balas jasa lainnya, baik kredit angsuranmaupun

tanpa angsuran yang telah jatuh tempo

Universitas Sumatera Utara


3) Pengurangan tunggakan pokok kredit

Pengurangan tunggakan angsuran pokok kredit adalah penurunan

angsuran pokok dari suatu kredit dengan angsuran yang setelah tanggal

jatuh tempo masa angsurannya belum dibayar; kredit anuitas angsuran

pokok terdiri atas pokok dan bunga.

4) Perpanjangan jangka waktu kredit

Perpanjangan jangka waktu adalah perpanjangan jangka waktu jatuh

tempo pinjaman atau tabungan yang ditunjukkan dalam bulan, jatuh tempo

pinjaman atau investasi jangka pendek biasanya di bawah satu tahun

5) Penambahan fasilitas kredit

Penambahan fasilitas kredit bank adalah penambahan sejumlah uang yang

diciptakan oleh bank dalam bentuk kredit dan cerukan melalui sarana

kredit dari diskonto yang diberikan dengan atau tanpa kolateral atau

tanpa agunan (collateral); jumlah yang dicairkan diawasi oleh bank

sentral.

6) Pengembilalihan agunan atau aset debitur

Pengambilalihan agunan atau aset dilakukan ketika debitur tidak mampu

untuk memenuhi kewajibannya, dengan cara pengambilalihan ini

diupayakan akan dapat mengembalikan pinjaman yang diberikan kepada

debitur dengan cara menguasai agunan atau aset debitur.

7) Jaminan kredit dibeli oleh bank

Bank membeli jaminan yang dijadikan diagunkan oleh kreditur dalam hal

mencari jalan keluar pelunasan utang debitur

Universitas Sumatera Utara


8) Konversi kredit menjadi modal sementara dan pemilikan saham

Konversi kredit menjadi modal adalah seluruh atau sebagian tunggakan

bunga menjadi pokok kredit baru

9) Alih manajemen

Alih manajemen adalah pengalihan manajemen antar perusahaan atau

badan hukum (dari kreditur kepada perusahaan debitur) baik secara

keseluruhan atau sebagian dalam hal perbaikan manajemen perusahaan

agar mendapatkan keuntungan sehingga akan menghasilkan keuntungan

yang pada akhirnya dapat melakukan pembayaran utang kepada kreditur

10) Pengambilalihan pengelola proyek

Pengambilalihan pengelola proyek adalah pengambilalihan suatu kegiatan

yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya

terbatas, untuk melaksanakan suatu tugas yang telah digariskan

11) Pembaruan hutang

Novasi atau pembaruan utang merupakan salah satu penyebab hapusnya

perikatan. Novasi dapat diartikan sebagai perjanjian yang menggantikan

perikatan yang lama dengan perikatan yang baru. Penggatian tersebut

dapat terjadi pada kreditur, debitur maupun obyek perikatan.

12) Subrogasi

Subrogasi adalah pengalihan kreditur kepada pihak lain yang telah

melakukan pembayaran atas utang debitur sehingga pihak lain tersebut

menggantikan kedudukan sebagai kreditur; dengan demikian, segala hak

dan kewajiban debitur beralih kepadanya

Universitas Sumatera Utara


13) Cessie

Cessie adalah pengalihan hak atas kebendaan tak bertubuh (intangible

goods) kepada pihak ketiga. Kebendaan tak bertubuh di sini biasa

berbentuk piutang atas nama

14) Debitur menjual sendiri barang-barang jaminan dibawah tangan

Debitur menjual barang-barang jaminannya kepada orang lain bertujuan

untuk melunasi segala utangnya

15) Penghapusan piutang

Pengahapusan piutang adalah cara yang dilakukan oleh kreditur sebagai

upaya untuk mengurangi beban dari debitur

Restrukturisasi kredit hanya dapat dilakukan atas dasar permohonan secara

tertulis dari nasabah. Restrukturisasi kredit hanya dapat dilakukan untuk nasabah

yang memenuhi kriteria sebagai berikut:34

a. Nasabah mengalami penurunan kemampuan pembayaran

b. Nasabah memiliki prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi kewajiban

setelah restrukturisasi

Restrukturisasi kredit hanya dapat dilakukan untuk kredit dengan kualitas

kurang lancar, diragukan dan macet. Restrukturisasi kredit wajib didukung dengan

analisis dan bukti-bukti yang memadai serta terdokumentasi dengan baik.

Restrukturisasi kredit dapat dilakukan paling banyak tiga kali dalam jangka waktu

34
Budi Untung, Kredit Perbankan di Indonesia, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2000),
hal.147

Universitas Sumatera Utara


perjanjian kredit. Restrukturisasi kredit kedia dan ketiga dapat dilakukan paling

cepat enam bulan setelah restrukturisasi kredit sebelumnya.35

2. Penyelesaian melalui eksekusi agunan

Di Indonesia, dikenal beberapa eksekusi agunan, yaitu:

a. Eksekusi hak tanggungan

b. Eksekusi fidusia

c. Eksekusi hipotek

d. Eksekusi gadai

e. Eksekusi perorangan

1) Eksekusi hak tanggungan

Terdapat 2 (dua) cara yang dapat dilakukan dalam eksekusi hak tangungan

ini yaitu melalui penjualan di bawah tangan dan melalui proses lelang.

a) Penjualan di bawah tangan

Penjualan dibawah tangan memiliki arti bahwa penjualan atas tanah yang

dijadikan sebagai jaminan dan dibebani dengan hak tanggungan oleh kreditur

sendiri secara langsung kepada orang lain atau pihak lain yang berminat, tetapi

dibantu juga oleh pemilik tanah dan bangunan. Namun ada beberapa hal yang

harus diperhatikan dalam pelaksanaannya, karena ditakutkan merugikan pihak-

pihak yang tidak terlibat. Oleh karena itu ada baiknya harus didahului dengan

pemberitahuan kepada pihak-pihak terkait dan diumumkan dalam 2 (dua) surat

35
Ibid

Universitas Sumatera Utara


kabar yang terbit di daerah tempat lokasi tanah dan bangunan berada.36 Hal ini

dilakukan minimal 1 (satu) bulan sebelum penjualan dilakukan, serta tidak ada

sanggahan dari pihak mana pun. Apabila tidak dilakukan, penjualan batal demi

hukum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 20 UUHT, yaitu:

(1)Apabila debitor cidera janji, maka berdasarkan:


(a) hak pemegang Hak Tanggungan pertama untuk menjual obyek Hak
Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, atau
(b) titel eksekutorial yang terdapat dalam sertipikat Hak Tanggungan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2), obyek Hak Tanggungan
dijual melalui pelelangan umum menurut tata cara yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan untuk pelunasan piutang pemegang Hak
Tanggungan dengan hak mendahulu dari pada kreditor-kreditor lainnya.
(2)Atas kesepakatan pemberi dan pemegang Hak Tanggungan, penjualan obyek
Hak Tanggungan dapat dilaksanakan di bawah tangan jika dengan demikian itu
akan dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan semua pihak
(3)Pelaksanaan penjualan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat
dilakukan setelah lewat waktu 1 (satu) bulan sejak diberitahukan secara tertulis
oleh pemberi dan/atau pemegang Hak Tanggungan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dan diumumkan sedikit-dikitnya dalam 2 (dua) surat kabar
yang beredar di daerah yang bersangkutan dan/atau media massa setempat,
serta tidak ada pihak yang menyatakan keberatan
(4)Setiap janji untuk melaksanakan eksekusi Hak Tanggungan dengan cara yang
bertentangan dengan ketentuan pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) batal demi
hukum.
(5)Sampai saat pengumuman untuk lelang dikeluarkan, penjualan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dihindarkan dengan pelunasan utang yang
dijamin dengan Hak Tanggungan itu beserta biaya-biaya eksekusi yang telah
dikeluarkan.

Pelaksanaan penjualan dibawah tangan ini dapat dilakukan ketika pemilik

tanah yang dibebani hak tanggungan masih kooperatif. Dia bersedia pula untuk

hadir guna membuat dan menandatangani akta-akta atau dokumen-dokumen

36
Irma Devita Purnamasari. Kiat-Kiat Cerdas, Mudah Dan Bijak Memahami Hukum
Jaminan Perbankan, (Bandung: Mizan Pustaka, 2011), hal. 62

Universitas Sumatera Utara


berkaitan dengan penjualan tanah yang dijadikan objek hak tanggungan. Adapun

alternatif lainnya adalah:37

a. Pemilik jaminan melaksanakan jual beli di hadapan pejabat pembuat akta tanah

yang berwenang. Pemilik jaminan tersebut akan langsung berhadapan dengan

calon pembeli dan langsung menandatangani akta jual beli atas tanah yang

berkenaan. Dalam kondisi demikian, biasanya pemilik jaminan sendiri yang

mencari pembeli untuk mendapatkan harga tertinggi, sehingga dia masih tetap

memperoleh sisa dari harga penjualan jaminan dimaksud setelah sebagian

dipotong kreditur untuk membayar atau melunasi utang-utangnya.

b. Pemilik jaminan hadir guna membuat dan menandatangani akta penyerahan

jaminan sekaligus akta kuasa menjual kepada orang yang ditunjuk oleh

kreditur. Ketika sewaktu-waktu kreditur menemukan pembeli atas jaminan

yang berkenaan, dia dapat melaksanakan akta jual beli dengan menggunakan

akta kuasa menjual tersebut.

b) Penjualan jaminan melalui proses lelang

Lelang adalah penjualan barang di muka umum dengan cara penawaran

harga secara lisan dan atau tertulis melalui usaha pengumpulan peminat atau calon

pembeli. Dasar hukum lelang dapat dilihat sebagai berikut:

(1) Vendu Reglement, Ordonantie 28 Februari 1908 Staatsblad 1908:189

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Staatsblad 1941:3

(2) Instruksi Lelang (Vendu Instructie, Staatsblad 1908:190 sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan Staatsblad 1930:85)

37
Ibid., hal. 62.

Universitas Sumatera Utara


(3) Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 40/PMK.07/2006 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Lelang

(4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 41/PMK.07/2006 tentang Pejabat

lelang Kelas I

(5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 118/PMK.07/2005 tentang Balai

Lelang

(6) Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 119/PMK.07/2005 tentang Pejabat

lelang Kelas II

(7) Keputusan Direktur Jenderal Piutang dan Lelang Negara Nomor : KEP-

02/PL/2006 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lelang

(8) Keputusan Direktur Jenderal Piutang dan Lelang Negara Nomor : KEP-

01/PL/2006 tentang Pedoman Administrasi Perkantoran dan Pelaporan

Kantor Pejabat Lelang Kelas II

Dalam pelaksanaannya, lelang dilakukan dengan 2 (dua)cara, yaitu:38

(1) Lelang terbuka

Lelang yang dilaksanakan dengan cara; penawaran langsung oleh peserta

lelang dengan sistem harga naik-naik, yakni penawaran pertama dilemparkan

oleh juru lelang dengan standar harga terbatas dan pemenangnya adalah

penawar harta tertinggi. Biasanya yang umum diketahui oleh masyarakat awam

adalah lelang yang dilaksanakan dengan cara seperti ini

38
Ibid.,hal. 63.

Universitas Sumatera Utara


(2) Lelang tertutup

Lelang yang dilaksanakan dengan cara penawaran para peserta lelang

dimasukkan ke dalam amplop tertutup dan diserahkan langsung kepada juru

lelang berlangsung. Setelah semua penawaran disetorkan, juru lelang akan

membuka amplop tersebut di hadapan para peserta lelang dan langsung

membacakan. Pemenangnya adalah penawar harga tertinggi.

Adapun untuk proses lelang itu sendiri, pelaksanaannya dapat dilakukan

melalui 2 (dua) cara, yaitu:

a. Proses lelang secara langsung melalui balai lelang

Proses lelang langsung ini hanya dapat dilaksanakan jika tidak ada

kemungkinan bertahan dari pemilik asset dan barang yang akan dilelang

tersebut sudah dikuasai oleh pemohon lelang. Dengan kata lain, kondisi

demikian termasuk ke dalam kategori lelang secara sukarela. Untuk proses

lelang tersebut, pemohon lelang dapat mengajukan permohonan lelang kepada

balai lelang swasta atau pemerintah. Namun jka melalui balai lelang swasta,

harus mendapat bantuan dari Kantor Lelang Negara selaku pelaksana (juru

lelang). Adapun dasar hukum menggunakan Balai Lelang Swasta adalah

Keputusan Menteri Keuangan No. 147/KMK/01/1996 jo Keputusan Kepala

Badan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) No. 1/PN/1996. Adapun

peraturan yang mengatur tentang perizinan, kegiatan usaha dan pelaksanaan

lelang Balai Lelang Swasta diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor

118/PMK.07/2005 tanggal 30 November 2005 tentang Balai Lelang. Dalam

Pasal 10 ayat (2) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.07/2005

Universitas Sumatera Utara


ditegaskan bahwasanya kegiatan usaha Balai Lelang meliputi Jasa Pralelang,

Jasa Pelaksanaan Lelang dengan Pejabat Lelang Kelas II, dan Jasa Pascalelang

terhadap jenis lelang :

1) Lelang Non Eksekusi Sukarela

2) Lelang aset BUMN/ D berbentuk persero, dan

3) Lelang aset milik bank dalam likuidasi berdasarkan Peraturan Pemerintah

No. 25 Tahun 1999 tentang Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran dan

Likuidasi Bank.

b. Proses lelang melalui penetapan pengadilan

Proses lelang melalui pengadilan dilakukan apabila jaminan atau barang yang

akan dilelang dalam kondisi:

1) Masih dikuasai oleh pemilik jaminan atau pemilik barang

2) Adanya indikasi perlawanan dari pemilik jaminan atau pemilik barang

Berdasarkan Pasal 1 poin 4 Peraturan Menteri Keuangan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor: 93/PMK.06/2010 tanggal 23 April 2010 disebutkan bahwa

lelang untuk melaksanakan putusan dan atau penetapan pengadilan, dokumen-

dokumen lain yang dipersamakan dengan itu, dan/atau melaksanakan ketentuan

dalam peraturan perundang-undangan. Di dalam suatu perkara perdata, pengadilan

dapat melakukan penetapan yang amarnya menyatakan barang yang disita

jaminan dijual secara lelang.

2) Eksekusi jaminan fidusia

Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan

fidusia disebutkan bahwa:

Universitas Sumatera Utara


Jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud
maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan
yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap
berada dalam penguasaan Pemberi Fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan
utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada
penerima fidusia terhadap kreditor lainnya.

Terkait dengan eksekusi jaminan fidusia, Pasal 29 Undang-Undang Nomor

42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, menentukan:

(a) Apabila debitor atau Pemberi Fidusia cidera janji, eksekusi terhadap Benda
yang menjadi objek Jaminan Fidusia dapat dilakukan dengan cara:
(1) pelaksanaan titel eksekutorial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat
(2) oleh Penerima Fidusia
(2) penjualan Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia atas kekuasaan
Penerima Fidusia sendiri melalui pelelangan umum serta mengambil
pelunasan piutangnya dari hasil penjualan
(3) penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan
Pemberi dan Penerima Fidusia jika dengan cara demikian dapat diperoleh
harga tertinggi yang menguntungkan para pihak.
(b)Pelaksanaan penjualan sebagaimana dimaksud dalama ayat (1) huruf c
dilakukan setelah lewat waktu 1 (satu) bulan sejak diberitahukan secara tertulis
oleh Pemberi dan atau Penerima Fidusia kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dan diumumkan sedikitnya dalam 2 (dua) surat kabar yang
tersebar di daerah yang bersangkutan

Dalam prakteknya, eksekusi jaminan fidusia selalu mengalami kendala

ketika eksekusi dilakukan oleh perusahaan leasing. Adanya perlawanan dari pihak

pemberi jaminan fidusia membuat proses eksekusi ini berjalan tidak lancar,

apalagi terkadang kekerasan terjadi dan sebagai akibatnya jatuh korban. Demi

pengamanan dalam pelaksanaan eksekusi jaminan fidusia ini, maka POLRI

menerbitkan Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pengamanan

Eksekusi Terhadap Obyek Jaminan Fidusia yang berlaku sejak 22 Juni 2011.

Adapun tujuan diterbitkannya peraturan ini adalah agar penyelenggaraan

pelaksanaan eksekusi jaminan fidusia berjalan dengan aman, lancar, dan dapat

Universitas Sumatera Utara


dipertanggung jawabkan; melindungi keselamatan penerima jaminan fidusia,

pemberi jaminan fidusia dan atau masyarkat dari perbuatan yang dapat

menimbulkan kerugian harta benda dan atau keselamatan jiwa.

Proses pengajuan untuk dilaksanakannya eksekusi atas objek jaminan

fidusia ini adalah sebagai berikut:

(a) Ada permintaan dari pemohon

(b)Objek ersebut memiliki akta jaminan fidusia

(c) Objek jaminan fidusia terdaftar pada kantor pendaftaran fidusia

(d)Objek jaminan fidusia memiliki sertifikat jaminan fidusia

(e) Jaminan fidusia berada di wilayah negara indonesia

Objek yang dapat dieksekusi atas jaminan fidusia ini adalah benda yang

berwujud dan benda bergerak yang tidak berwujud khususnya bangunan yang

tidak dapat dibebani hak tanggungan.39 Sesuai dengan ketentuan peraturan

Kapolri, adanya pengamanan dalam eksekusi atas objek jaminan fidusia harus

dilakukan permohonan terlebih dahulu yaiu dengan cara mengajukan permohonan

pengamanan eksekusi secara tertulis oleh penerima jaminan fidusia atau kuasa

hukumnya kepada Kapolda atau Kaplores tempat eksekusi dilaksanakan.

Pemohon wajib melampirkan surat kuasa dari penerima jaminan fidusia, apabila

permohonan diajukan oleh kuasa hukm penerima jaminan fidusia.40

Hal-hal apa saja yang harus dilengkapi dalam mengajukan permohonan

pengamanan eksekusi adalah sebagai berikut:

(a) Salinan akta jaminan fidusia

39
Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
40
Irma Devita Purnamasari Op. Cit., hal.105

Universitas Sumatera Utara


(b)Salinan sertifikat jaminan fidusia

(c) Surat peringatan kepada debitur untuk memenuhi kewajibannya. Dalam hal ini

telah diberikan kepada debitur sebanyak 2 (dua) kali yang dibuktikan dengan

tanda terima

(d)Identitas pelaksana eksekusi

(e) Surat tugas pelaksanaan eksekusi

3) Eksekusi hipotek

Hipotek memliki arti pembebanan, sedangkan dalam bahasa Belanda yang

terjemahannya adalah onderzetting.41 Baik dalam bahasa Indonesia ataupun

Belanda, hipotek telah diambil alih untuk menunjukkan salah satu bentuk jaminan

hak ayas tanah.42 Di dalam Pasal 1162 KUHPerdata, hipotek adalah suatu hak

kebendaan atas benda-benda tidak bergerak, untuk mengambil penggantian dari

padanya bagi pelunasan dari perikatan. Objek hipotek dapat berupa tanah yang

diatur di dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan,

kapal yang diatur di dalam Pasal 314 ayat 3 Kitab Undang-Undang Hukum

Dagang (KUHD) dan Konvensi Internasional tentang Piutang Maritim dan

Mortgage 1993 yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden RI No. 44 tahun 2005

tentang Pengesahan Internasional Convention on Maritime Liens and Mortgages,

Permenhub RI No. PM 13/2012. Dan yang terakhir adalah objek pesawat udara

yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 15 tahun 1992 tentang Penerbangan

41
Mariam Darus Badrulzaman, Bab-bab Tentang Hipotek, Jakarta: PT. Citra Aditya
Bakti, 1991), hal 15
42
Ibid hal. 15

Universitas Sumatera Utara


a) Grosse akta hipotek punya kekuatan ekskutorial

Dalam setiap pemberian jaminan berupa hipotek atas kapal, setelah

hipotek tersebut didaftarkan, akan diterbitkan grosse akta hipotek kapal

berdasarkan Pasal 224 HIR. Grosse tersebut punya status yang sama dengan

putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Oleh karena itu, dengan

menggunakan grosse akta hipotek kapal dimaksud, pemegang hipotek dapat

meminta bantuan pengadilan untuk melakukan kekuatan eksekusi atas kapal yang

dibebani hipotek tersebut.

b) Pemegang hipotek punya hak menjual sendiri kapal yang dibebani


hipotek dimaksud

Hal ini sebagaimana termaktub dalam Pasal 1198 dalam Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata, yaitu kreditur yang memegang hipotek yang telah

terdaftar, dapat menuntut haknya atas barang tak bergerak yang terkait itu, biar di

tangan siapa pun barang itu berada, untuk diberi urutan tingkat dan untuk dibayar

menurut urutan pendaftarannya.

c) Eksekusi terhadap kapal yang berada diluar wilayah Indonesia

Untuk semua kapal yang berada di luara wilayah Indonesia, kreditor dapat

mengajukan gugatan atau permohnan eksekusi terhadapnya di pengadilan tempat

kapal tersebut berada. Cara lain, dengan mengajukan permohonan ke pengadilan

Indonesia untuk memerintahkan debitur mengembalikan kapal tersebut ke

Indonesia.

Universitas Sumatera Utara


4) Eksekusi terhadap jaminan gadai

Berdasarkan Pasal 1150 KUHPerdata, gadai adalah suatu hak yang

diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan

kepadanya oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan kekauasaan

kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tsb secara

didahulukan dari pada orang-orang berpiutang lainnya dengan kekecualian. Objek

gadai adalah benda bergerak baik bertubuh maupun tidak bertubuh. Gadai diatur

di dalam Pasal 1150 - Pasal 1160 KUHPerdata.

Pada dasarnya jaminan gadai memberikan hak preference (hak keutamaan

di antara para kreditur diantara para kreditur lainnya) kepada penerima gadai,

untuk mendapatkan pelunasan utang debitur dengan cara menjual barang yang

digadaikan melalui lelang di muka umum. Dalam hal debitur wanprestasi, maka

tanpa memerlukan persetujuan terlebih dahulu dari pemberi gadai, penerima gadai

(kreditor) dapat menjual secara lelang barang yang digadaikan. Demikian halnya

terhadap saham-saham.

Berdasarkan perjanjian gadai saham yang dibuat antara pemberi gadai dan

kreditor selaku penerima gadai, kreditor berhak menjual keseluruhan objek gadai

yang telah digadaikan secara privat atau secara tidak di muka umum. Penjualan

tersebut dapat dilakukan berdasarkan perjanjian gadai dan kuasa yang tercantum

dalam perjanjian gadai tersebut. Namun setelah melakukan penjualan dengan cara

demikian, kreditor harus tetap meminta penetapan dari pengadilan agar penjualan

tersebut sah (Pasal 1156 KUHPerdata).43 Apabila objek gadai hendak dijual di

43
Irma Devita Purnamasari Op.Cit., hal. 138

Universitas Sumatera Utara


muka umum, maka dapat diminta bantukan melalui kantor lelang negara. Dengan

demikian apabila para pihak telah menyepakati bahwa kreditur diberikan hak

untuk mengeksekusi tanpa perantaraan pengadilan, kreditur dapat langsung

meminta bantuan kantor lelang negara untuk menjual benda Gadai. Hal ini untuk

memenuhi ketentuan menjual barangnya gadai di muka umum dalam Pasal

1155 KUHPerdata.

5) Jaminan perseorangan

Jaminan perorangan atau jaminan pribadi adalah jaminan seorang pihak

ketiga yang bertindak untuk menjamin dipenuhinya kewajiban-kewajiban dari

debitor.44 Jaminan perserorang dalam praktek perbankan hanyalah bersifat

jaminan tambahan dan lebih mengacu kepada kewajiban moral (obligator

overeenkomst). Ini karena pada prakteknya, eksekusi terhadap jaminan

perseroangan masih sangat sulit dan mengambang serta masih terdapat berbagai

macam persepsi berbeda mengenai masalah eksekusi personal guarantee atau

company guarantee tersebut dari para praktisi hukum. Berbeda dengan jaminan

kebendaan yang menetapkan suatu benda tertentu sebagai jaminan (tanah, rumah,

mobil dan lain-lain) yang memberikan hak preference kepada kreditor pemegang

jaminan kebendaan tersebut. Jika debitur wanprestasi (macet), kreditor dapat

menjalankan haknya dengan cara mengeksekusi benda tersebut terlebih dahulu

dari pada kreditor lainnya.45

44
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group), hal. 74
45
Irma Devita Purnamasari Op. Cit., hal, 151.

Universitas Sumatera Utara


Dalam jaminan perseroangan tidak demikian karena tidak ada satu bagian

tertentu dari harta kekayaan penjamin yang ditetapkan sebagai jaminan. Hal inilah

yang menyebabkan kreditor berada dalam kedudukan konkuren. Artinya dalam

hal debitur punya kewajiban terhadap beberapa kreditor, maka para kreditor

tersebut punya kedudukan yang setara. Dengan demikian, pemenuhan kewajiban

dari penjamin dilakukan dalam jumlah yang proporsional sesuai dengan utang

debitor kepada setiap kreditor tersebut.46

46
Irma Devita Purnamasari Op. Cit. Hal, 156

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai