03 2017
Sukmawati dan Pasaribu (2017)
Kartika Sukmawati
(tika_sukmawati@staff.gunadarma.ac.id)
Rowland Bismark Fernando Pasaribu
(rowland_pasaribu@staff.gunadarma.ac.id)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara mekanisme Good Corporate
Governance (GCG) yang diproxykan dengan jumlah Dewan Komisaris, proporsi
Dewan Komisaris Independen dan proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap
fenomena underpricing yang diproxykan dengan nilai Initial Return (IR) pada
perusahaan yang terdaftar di BUI dan melakukan Initial Public Offering (IPO) sekaligus
mengalami underpricing selama tahun 2010-2014). Penelitian ini didasarkan pada teori
sinyal (signaling theory) yang menyatakan bahwa mekanisme GCG yang baik akan
memberikan sinyal kualitas perusahaan yang baik pula sehingga akan direfleksikan
harga saham pada IPO akan tinggi, sehingga akan menghindari terjadinya
underpricing. Pengujian Hipotesis dilakukan dengan menggunakan model regresi
berganda dengan sampel 39 perusahaan yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian
memberikan bukti empiris bahwa ternyata hanya jumlah Dewan Komisaris saja yang
berpengaruh terhadap terjadinya underpricing.
PENDAHULUAN
Dalam menjalankan usaha, terkadang sebuah perusahaan memerlukan dana yang
jumlahnya cukup besar, sementara seorang manajer keuangan perlu memutuskan
suatu keputusan pendanaan dimana manajer keuangan harus menentukan struktur
modal yang tepat, sehingga tingkat pengembalian dan risiko usaha berada pada posisi
optimal. Sumber dana yang berasal dari internal perusahaan sangat terbatas
jumlahnya, sehingga saat perusahaan memerlukan sumber dana yang cukup besarnya,
perusahaan lebih memilih untuk mendapatkannya dari eksternal perusahaan. Tidak
jarang perusahaan melakukan penerbitan saham baru untuk memperoleh sumber dana
yang diperlukan. Perusahaan yang menjual sahamnya (go public) umumnya bertujuan
untuk memperbaiki struktur modal, meningkatkan kapasitas produk, memperluas
pemasaran dan hubungan bisnis dan meningkatkan kualitas manajemen (Samsul,
2006).
Tempat untuk penjualan saham yang pertama kali diperdagangkan disebut
dengan pasar perdana atau dikenal dengan Initial Public Offering (IPO). Setelah saham
dipasarkan pada pasar perdana, maka selanjutnya saham diperjual belikan pada pasar
UG Jurnal Vol.11 No.03 Sukmawati dan Pasaribu 2017, Halaman 2
peluncuran saham perdana (IPO), harga yang ditetapkan perusahaan dan harga yang
dapat diterima pihak investor potensial akan tinggi sehingga mengurangi underpricing.
Hasil penelitian terdahulu menemukan adanya pengaruh signifikan antara
board independence dan underpricing (Mnif, 2010) bahkan penelitian Auliya dan Januarti
(2015) dan Lin dan Chuang (2011) juga menunjukkan hal yang sama pada pasar di
Taiwan. Sementara penelitian dari Sasongko dan Juliarto (2014), Rahmida (2012) dan
Yatim (2011) menunjukkan hasil yang sebaliknya, dimana tidak adanya pengaruh
antara proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap underpricing. Berdasarkan
uraian diatas, hipotesis kedua dapat dirumuskan sebagai berikut :
Hipotesis 2 : Jumlah Dewan Komisaris (DK) berpengaruh terhadap underpricing
METODE PENELITIAN :
Prosedur Pemilihan Sampel
Prosedur penetapan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik
purposive sampling di mana sample diambil dari perusahaan-perusahaan yang tedaftar
di BEI sebanyak 124 perusahaan, dimana perusahaan tersebut melakukan IPO
sekaligus mengalami fenomena underpricing selama periode 2010-2014 yang pada
akhirnya diperoleh sampel sebanyak 39 perusahaan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
UG Jurnal Vol.11 No.03 Sukmawati dan Pasaribu 2017, Halaman 5
a. Fenomena Underpicing (UP) dengan menghitung nilai Initial Return (IR) dengan
membandingkan antara harga saham pada penawaran perdana (IPO) dan harga
penutupan pada hari pertama di pasar sekunder yang diperoleh dari
b. Jumlah Dewan Komisaris (DK), Proporsi Dewan Komisaris Independen (DKI)
dan Proporsi Kepemilikan Manajerial (KM) dihitung dengan menjumlah dewan
komisaris yang ada dalam sebuah perusahaan diperoleh dari laporan tahunan
emiten melalui website dari perusahaan yang bersangkutan.
Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Tabel 1 : Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Rumus
Penelitian Variabel Pengukuran
Underpricing Selisih positif antara harga saham pada hari 1 0
= 100%
pertama penutupan (closing price) pada 0
pasar sekunder dibagi dengan harga IR : initial return
penawaran perdana / IPO (offering price) Pt0 : harga penawaran perdana
yang dihitung melalui besaran Initial Pt1: harga penutupan (closing
Return price) pada hari pertama di
secondary market
Dewan Komisaris (X2) Jumlah dewan komisaris yang ada dalam
sebuah perusahaan yang melakukan IPO
(Vafeas, 2000) dalam (Rahmida, 2012).
Dewan Komisaris Jumlah dewan komisaris independen pada
Independen(X1) struktur organisasi sebuah perusahaan yang
melakukan IPO (Rahmida, 2012) dalam
(Purwanto et al, 2015).
Kepemilikan Persentase kepemilika saham oleh pihak
Manajerial (X3) manajemen yang terlibat secara aktif dalam
pengambilan keputusan perusahaan
dibanding total seluruh saham yang beredar
di pasar.
(Kurniasih dan Santoso, 2008).
Teknik Analisis
Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan aplikasi
SPSS Versi 20,00untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen.
Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi klasik untuk memastikan model regresi layak untuk digunakan. Pengujian
data dalam penelitan ini menggunakan software SPSS versi 20.0.
UG Jurnal Vol.11 No.03 Sukmawati dan Pasaribu 2017, Halaman 6
Hasil uji hipotesis penelitian ini diperoleh seperti pada tabel 5 dan 6 di bawah ini :
Dari tabel 7 di atas menunjukkan bahwa hanya sekitar 20,6% variasi fonemana
underpricing dipengaruhi oleh variabel jumlah Dewan Komisaris (DK), proporsi
Dewan Komisaris Independen (DKI) dan proporsi Kepemilikan Manajerial (KM),
sementara sebesar 79,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ditiliti dalam dalam
penelitian ini seperti komite audit, ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas dan
reputasi underwriter.
PEMBAHASAN
Pengaruh Jumlah Dewan Komisaris terhadap Fenomena Underpricing
Hasil perhitungan empiris dalam penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah Dewan
Komisaris berpengaruh terhadap underpricing yang ditandai dengan semakin besar
jumlah dewan komisaris dalam sebuah perusahaan maka akan menurunkan tingkat
underpricing saat perusahaan tersebut melakukan IPO.Keberadaan dewan komisaris
dalam jumlah yang optimal dalam perusahaan dapat meningkatkan pengawasan yang
lebih efektifterhadap kinerja perusahaan sehingga dapat mengurangi agency problem
serta asimetri informasi antara manajemen dengan pemegang saham.
Jumlah Dewan komisaris yang optimal juga dapat dijadikan sinyal calon
investor potensial menilai perusahaan telah dikelola dengan baik melalui pengawasan
yang lebih efektif dimana perusahaan akan bertindak adil untuk kepentingan prinsipal
dan bukan hanya semata untuk kepentingannya sendiri. Selain itu Dewan Komisaris
akan menurunkan munculnya bubble information atau informasi-informasi yang
berlebihan, sehingga hal ini akan memancing reaksi pasar yang positif dimana pasar
UG Jurnal Vol.11 No.03 Sukmawati dan Pasaribu 2017, Halaman 9
saham perdana pada saat RUPS. Sehingga hanya pihak yang memiliki porsi saham
yang tinggi yang memiliki kekuatan untuk memasukkan kepentingannya serta dapat
mempengaruhi kebijakan pengambilan keputusan penetapan harga penawaran saham
perdana, kondisi tersebut menunjukan bahwa kepemilikan manajerial tidak dapat
mempengaruhi undepricingpada saat perusahaan melakukan IPO.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Kurniasih dan
Santoso (2008), Sasongko dan Juliarto (2014), serta hasil penelitian Auliya dan
Januarti (2015) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
terhadap underpricing. Namun, hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian
yang dilakukan oleh Kurniasih dan Arif (2008) yang berpengaruh tetapi tidak
signifikan dan Agulina (2014) bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap
underpricing.
KESIMPULAN :
Dari hasil perhitungan empiris 39 emiten terdaftar di BEI yang melakukan IPO
sekaligus mengalami underpricing, dapat disimpulkan bahwa ternyata hanya jumlah
Dewan Komisaris yang mempengaruhi variansi fenomena underpricing. Sehingga jika
perusahaan melakukan IPO untuk mencari sumber-sumber dana yang sangat
dibutuhkan untuk ekspansi usaha maka agar dana yang dapat dikumpulkan optimal
maka disarankan untuk tidak meremehkan jumlah Dewan Komisaris yang dimiliki,
sementara proporsi Dewan Komisaris Independen dan proporsi Kepemilikan
Manajerial cukup hanya pada ukuran yang ditetapkan regulasi agar dipenuhi.
Sementara itu juga faktor lain masih bisa dipertimbangkan seperti komite audit,
ukuran perusahaan, profitabilitas dan reputasi underwriter karena underwriter adalah
salah satu pihak penentu penetapan harga saham saat IPO.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Shoviyah Nur. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada
Perusahaan IPO di BEI Periode 2007-2011. Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol.1, No. 1, Hal.
89.
Ali Syaiful, Hartono dan Jogiyanto. 2003. Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi terhadap
Tingkat UnderpricingSaham Perdana. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 6: 41-53.
Auliya, R., dan Januarti, I., 2015, Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap
Tingkat Underpricing IPO. Studi Empiris Pada Perusahaan yang IPO di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2009-2014). Thesis, Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Coles, J. L., Daniel, N. D. and Naveen, L. 2008. Boards: Does one size fit all? Journal of
Financial Economics, 87, 329-356.
Darmadi, S., and Gunawan, R, 2012. Underpricing, Board Structure, and Ownership : An
Empirical Examination of Indonesian IPO firm. SSRN Electronic Journal, pp. 1-36
Dalton, D.R., Daily, C.M., Ellstrand, A.E. and Johnson, J.L. 1999. Number of directors and
Financial performance: a meta-analysis, The Academy of Management Journal, Vol. 42 No.
6,pp. 674-686.
Handayani, Sri Retno. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing pada
Penawaran Umum Perdana. Tesis. Program Pascasarjana Magister Manajemen.
Universitas Diponegoro
UG Jurnal Vol.11 No.03 Sukmawati dan Pasaribu 2017, Halaman 11
Handono, Dora Bunga Roostarica. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Underpricing Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Pasundan.
Bandung.
Jensen, M., and Meckling, W. 1976. Theory of The Firm : Managerial Behavior, Agency Cost
and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol. 3(4). pp. 350-360
Johnson, 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Underpricing Harga Saham IPO
Perusahaan yang Terdaftar di BEI, Skripsi
Kurniasih, Lulus dan Arif. L.S. 2008. Bukti Empiris Fenomena Underpricing dan Pengaruh
Mekanisme Corporate Governance. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, Vol. 8, No. 1,
Hal.115
Leland, H.E., and Pyle, D.H. 1997. Informational Asymmetries, Financial Structure, and
Financial Intermediation, The Journal of Finance, Vol. XXXII(2). Pp. 371-387
Lin C.P., and Chuang, C.M, 2011. Principal-pricipal Confilcts and IPO Pricing in an
Emerging Economy. Corporate Governance: An International Review , Vol. 19(6), pp. 585-
600.
Mnif Anis, 2010. Broad of Directors and The Pricing of Initial Public Offerings : Does The
Exixtence of A Properly Structure Board Matter? Evidence From France. France : La
place de la dimension europenne dans la Comptabilit Contrle Audit, Strasbourg
Prastiwi, A., dan Kusuma, 2001. Analisis Kinerja Surat Berharga setelah Penawaran Perdana
(IPO) di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 16(2). pp 177-187
Purwanto, Sri Wahyu Agustiningsih, Salman Faris Insani, dan Budi Wahyono. 2015.
Fenomena Underpricing pada Perusahaan yang Go Public di Indonesia. Ekonomi Bisnis &
Kewirausahaan, 3 (1): hal. 22-43.
Rahmida, A.R. 2012. Pengaruh Karateristik Dewan Komisaris, Keberadaan Komite Audit,
Kualitas Auditor Eksternal, dan Monitoring Bank terhadap Underpricing saat Initial
Public Offering. Tesis Magister Manajemen Universitas Indonesia. Hal 1-11.
Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.
Sari, Ardhini Yuma. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing pada
Penawaran Umum Perdana. Skripsi. Program Sarjana Fakultas Ekonomi.Universitas
Diponegoro
Sasongko, Bangkit. 2014. Analisis Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Tingkat
Underpricing Penawaran Umum Perdana Saham. Diponegoro Journal of Accounting,
Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 1-1.
Suyatmi dan Sujadi, 2006. Faktor-Faktor yang MempengaruhiUnderpricing pada Penawaran
Umum Perdana di Bursa Efek Jakarta. Benefit, Vol. 10, No.1.
Williamson, O.E. 1985. The Economic Institutions of Capitalism, The Free Press, New York,
NY.
Yatim, 2011. Underpricing and Board Structures : An Investigation of Malaysian Initial
Public Offering (IPOs). Asian Academi of Management Journal of Accounting and Finance,
Vol. 7(1), pp. 73-93