Anda di halaman 1dari 8

Staff Login

Search

Enter any Key



Home
School of Entrepreneur
Unit Usaha
Artikel
Berita
Kegiatan
Tokoh
Galeri Foto
Tentang Siddhi
Contact

Siddhi
Bisnis
Perencanaan Pajak Melalui Pemilihan Bentuk Usaha

Perencanaan Pajak Melalui Pemilihan


Bentuk Usaha
siddhi
01/02/2010
No Comments
Tags: Bisnis, Pajak, Tjhai Fung Njit, Wirausaha

Kita sering mendengar pertanyaan seperti ini: Apakah saya perlu


mendirikan PT?, Saya mau pakai CV atau PT?, Kalau saya berusaha melalui PT, apakah
pajaknya menjadi rumit?. Sebelum kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut di
atas, kita perlu membahas secara detail satu per satu dari status usaha tersebut. Hal yang perlu
diingatkan adalah pertimbangan pemilihan bentuk usaha yang digunakan tidak boleh hanya
karena aspek perpajakan semata, tetapi juga dari aspek bisnis dan status hukum dari masing-
masing bentuk usaha tersebut. Secara umum, masing-masing bentuk usaha memiliki
keunggulan dan juga kelemahan.

Bentuk Usaha

Pilihan bentuk badan usaha yang tersedia secara umum adalah berbentuk Perseroan Terbatas
(PT), Perseroan Kommanditer (CV) atau Perorangan (Pribadi).

1. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas (PT) menurut undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1995
tentang Perseroan Terbatas, bab 1 pasal 1 ayat 1 adalah badan hukum yang didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam
undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Masing-masing pemegang saham
(Pesero) tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama
PT dan tidak bertanggung jawab atas kerugian PT melebihi nilai saham yang telah
diambilnya.

Atas keuntungan PT dikenakan pajak penghasilan badan dengan tarif pasal 17 undang-
undang Pajak Penghasilan sebagai berikut :

s/d Rp. 50.000.000 Tarif 10%


Di atas Rp. 50.000.000 s/d Rp. 100.000.000 Tarif 15%
Di atas Rp. 100.000.000 Tarif 30%

Pembagian dividen kepada pemegang saham (pesero) tidak bisa dibebankan sebagai
biaya perusahaan, dikenakan pemotongan PPh pasal 23 sebesar 15% dan sebagai kredit
pajak bagi pihak yang dipotong (tidak final). Dengan demikian terdapat double
taxation.

2. Perseroan Kommanditer (CV)

Perseroan Kommmanditer (CV) adalah suatu persekutuan dua orang/lebih sebagai


persero pengusaha (aktif) dan satu orang atau lebih sebagai pesero kommanditer (tidak
aktif) untuk menjalankan suatu perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh laba.

Anggota perseroan kommanditer ada dua golongan :

1. Persero Pengusaha atau pesero aktif/bekerja. Pesero ini selain menyerahkan


modal ke dalam perseroan, jika perseroan jatuh pailit atau bangkrut, pesero
pengusaha bertanggungjawab penuh atas seluruh harta-harta pribadinya
terhadap hutang-hutang perusahaan.
2. Persero Kommanditer atau pesero diam. Pesero ini hanya menyerahkan modal
ke dalam perseroan dan tidak bertanggung jawab tentang jalannya perseroan.
Jika perseroan jatuh pailit/bangkrut, pesero ini hanya bertanggungjawab sebesar
modal penyertaannya.
Atas keuntungan CV dikenakan pajak penghasilan badan dengan tarif pasal 17 undang-
undang Pajak Penghasilan (sama dengan PT). Pembagian keuntungan kepada
pemegang saham (pesero) tidak bisa dibebankan sebagai biaya CV, tidak dipotong PPh
pasal 23 dan bagi yang menerima bukan sebagai obyek pajak. Dengan kata lain, Pajak
penghasilan hanya dikenakan pada Perusahaan (Badan) saja dan tidak ada double
taxation.

3. Perorangan (Pribadi)

Usaha Perorangan adalah perorangan (pribadi) yang menjalankan suatu usaha dengan
tujuan untuk memperoleh laba. Peorangan tersebut bertanggung jawab penuh atas
jalannya usaha. Jika usaha tersebut pailit atau bangkurt, perorang ini bertanggungjawab
penuh atas seluruh harta-harta pribadinya terhadap hutang-hutang usahanya. Ini adalah
bentuk usaha yang paling sederhana dan tidak perlu pembuatan akte pendirian.

Dalam menghitung besarnya pajak penghasilan, usaha perorangan wajib melakukan


pembukuan atau hanya melakukan pencatatan dengan Norma Penghitungan jika
peredaran brutonya kurang dari Rp. 1.800.000.000 (satu miliar delapan ratus juta
rupiah).

Atas pendapatan (keuntungan) usaha perorang tersebut, sesudah dikurangi penghasilan


tidak kena pajak (PTKP), dikenakan pajak penghasilan orang pribadi dengan tarif pasal
17 undang-undang Pajak Penghasilan sebagai berikut:

s/d Rp. 25.000.000 Tarif 5%


Di atas Rp. 25.000.000 s/d Rp. 50.000.000 Tarif 10%
Di atas Rp. 50.000.000 s/d Rp. 100.000.000 Tarif 15%
Di atas Rp. 100.000.000 s/d Rp. 200.000.000 Tarif 25%
Di atas Rp. 200.000.000 Tarif 35%

Perbandingan Beban Pajak Penghasilan

Walaupun masing-masing bentuk usaha tersebut di atas mempunyai karakter yang berbeda-
beda beserta keunggulan dan kelemahannya, penulis akan mencoba memberikan
perbandingan atas beban pajak untuk masing-masing bentuk usaha. Supaya perbandingan
beban pajak ini dapat dilakukan secara obyektif, penulis mencoba memberikan asumsi-
asumsi pendapatan, pembebanan biaya dan pembagian keuntungan yang sama untuk masing-
masing bentuk usaha tersebut, seperti yang ada di tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1: Perbandingan Beban Pajak Penghasilan untuk Penjualan Rp. 1,5 Miliar

Perorangan
Perorangan
Dgn Norma
No. Keterangan PT CV Dgn
Penghitungan
Pembukuan
*1)

1 Penjualan 1,500,000,000 1,500,000,000 1,500,000,000 1,500,000,000

2 Beban Usaha *2) 1,200,000,000 1,200,000,000 1,200,000,000


3 Laba Usaha 300,000,000 300,000,000 300,000,000 450,000,000

4 PTKP *3) 18,000,000 18,000,000


Penghasilan Kena
5 Pajak 300,000,000 300,000,000 282,000,000 432,000,000

6 PPh Terutang 72,500,000 72,500,000 64,950,000 117,450,000


Laba Sesudah
7 PPh 227,500,000 227,500,000 217,050,000 314,550,000
PPh 23 Atas
8 Dividen *4) 34,125,000
Total Beban
9 Pajak 106,625,000 72,500,000 64,950,000 117,450,000

Asumsi:
*1) Norma Penghitungan Untuk Pedagang Eceran 30% dari Peredaran Bruto
*2) Beban Usaha 80% dari Penjualan
*3) PTKP K/3 = Rp. 18.000.000
*4) Semua laba dibagikan dalam bentuk dividen, dipotong PPh Pasal 23 dengan tarif 15%

Dari Tabel 1 di atas, terlibat bahwa total beban pajak terkecil adalah usaha perorangan dengan
pembukuan sebesar Rp. 64.950.000, sedangkan total beban pajak terbesar adalah pada usaha
perorangan dengan Norma penghitungan sebesar Rp. 117.450.000. Hal ini terjadi karena secara
umum Norma Penghitungan menetapkan margin keuntungan usaha yang lebih besar (30%)
daripada keuntungan usaha sebenarnya (20% dengan pembukuan). Pada prakteknya, usaha
perorangan/orang pribadi mengalami dilemma, jika menggunakan Pencatatan peredaran bruto
(yang mudah/sederhana) dengan Norma penghitungan, Persentase keuntungan yang
sebenarnya masih jauh lebih kecil daripada % Keuntungan yang diterapkan dalam Norma
penghitungan. Sebaliknya, jika mau melakukan pembukuan, masih sulit dan membutuhkan
biaya yang cukup besar.

Secara umum (seperti ilustrasi di Tabel 1), total beban pajak PT akan selalu lebih besar dari
CV, karena adanya tambahan PPh pasal 23 yang harus dipotong dari dividen yang dibayarkan
oleh PT, sedangkan pembagian hasil untuk CV tidak dikenakan pajak (bukan obyek pajak).
Maka motivasi sesorang untuk lebih memilih bentuk usaha PT dari pada CV adalah factor-
faktor lain selain factor pajak.

Apakah total beban pajak penghasilan orang pribadi selalu lebih kecil dari pada PT atau CV
seperti yang ada di tabel 1 di atas? Kita coba kaji lebih dalam di Tabel 2 berkut ini:

Tabel 2: Perbandingan Beban Pajak Penghasilan Dengan Penjualan Rp. 3 Miliar


Perorangan
No. Keterangan PT CV Dgn
Pembukuan

1 Penjualan 3,000,000,000 3,000,000,000 3,000,000,000


Beban
2 Usaha *a) 1,200,000,000 1,200,000,000 1,200,000,000

3 Laba Usaha 1,800,000,000 1,800,000,000 1,800,000,000

4 PTKP *b) 18,000,000


Penghasilan
5 Kena Pajak 1,800,000,000 1,800,000,000 1,782,000,000
PPh
6 Terutang 522,500,000 522,500,000 589,950,000
Laba
Sesudah
7 PPh 1,277,500,000 1,277,500,000 1,192,050,000
PPh 23 Atas
8 Dividen *c) 191,625,000
Total
Beban
9 Pajak 714,125,000 522,500,000 589,950,000

Asumsi :
*a) Beban Usaha 80% dari Penjualan
*b) PTKP K/3 = Rp. 18.000.000
*c) Semua laba dibagikan dalam bentuk dividen

Dari Tabel 2 di atas terlihat bahwa total beban pajak penghasilan terkecil adalah CV sebesar
Rp. 522.500.000, diikuti Usaha Perorangan Rp. 589.950.000 dan yang terbesar adalah PT
sebesar Rp. 714.125.000. Dengan demikian perbedaan besarnya total beban pajak yang dibayar
oleh usaha perorangan dan PT/CV tergantung pada besarnya Penghasilan kena pajak (laba).
Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan tariff PPh pasal 17 untuk badan (dengan tariff
maximum 30%) dan orang pribadi (dengan tariff maximum 35%).

PPh pasal 23 yang dipotong oleh PT atas dividen yang dibagikan sebesar 15% adalah tidak
final, sehingga besarnya tariff efektif akan tergantung pada besarnya penghasilan pemegang
saham (sebagai perorangan). Contoh: jika penghasilan kena pajak pemegang saham
(perorangan) diluar dividen ini sudah mencapai Rp. 200.000.000, maka tariff efektif atas
dividen ini menjadi 35% sehingga total beban pajak atas PT menjadi lebih besar lagi.

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pajak bukanlah satu-satunya alasan dalam
pemilihan bentuk usaha, namun pemilihan bentuk usaha yang tepat dapat memberikan
penghematan pajak.

Penulis : Tjhai Fung Njit (Konsultan Pajak dan Dosen Perpajakan)

Incoming search terms:

strategi penghematan pajak melalui pemilihan bentuk usaha


Perencanaan pajak menurut bentuk usaha
perencanaan pajak melalui pemilihan badan usaha
pertanyaan mengenai strategi penghematan pajak melalui pemilihan bentuk usaha
pemilihan bentuk usaha yang tepat dalam sisi perencanaan pajak

Share




Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Name:

Email:

URL:

Comment:

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title="">
<acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime="">
<em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

Social Network

Recent Posts

Grand Final Lomba Cipta Karya Mainan Buddhis Nasional 2016


May 26, 2016, 0 comments

Persembahan Waisak 2016

May 3, 2016, 0 comments

Wawancara dengan Imee Ooi sewaktu berkunjung ke Jakarta

April 15, 2016, 0 comments

Sound Of Wisdom Indonesia

April 1, 2016, 0 comments

Meta Transformational Leadership (MTL)

November 30, 2015, 0 comments

Hubungi Kami

SIDDHI
Jl. Dr. Muwardi 1 No. 7 Grogol, Jakarta Barat 11450 Indonesia
Tel - +62-21-5666-168. Mobile 08119873300
Fax - +62-21-5666-168
Email - sekretariat@siddhi.or.id

Social Media

Copyright Siddhi 2017


https://books.google.co.id/books?id=9nAeg3xbW48C&pg=PA3&lpg=PA3&dq=pemilihan+b
entuk+usaha+dalam+tax+planning&source=bl&ots=Q6McLm0MW7&sig=bp980YKgc6eTC
38-
MzGyW6LbVfQ&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjP26fRu9XWAhXJQpQKHaUPALYQ6AE
IbjAJ#v=onepage&q=pemilihan%20bentuk%20usaha%20dalam%20tax%20planning&f=fals
e

Anda mungkin juga menyukai