JOURNAL NERS
AND MIDWIFERY INDONESIA
Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia
1, 2, 3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta
Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul Yogyakarta
Abstrak
Posyandu lansia adalah salah satu cara untuk mengantisipasi perubahan degeneratif yang terjadi pada lansia.
Jumlah kunjungan ke posyandu lansia di Dusun Karangkulon 2010, rata-rata 60 lansia dari 160 lansia yang
terdaftar. Penelitian observasional dengan disain cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang
berpengaruh terhadap pemanfaatan posyandu lansia. Sampel diambil dengan teknik total sampling pada 160
populasi lansia di Dusun Karangkulon. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Analisis
menggunakan uji chi square dan regresi logistik. Hasil uji chi square menujukkan variabel jenis kelamin (0,000),
status perkawinan (p=0,018), persepsi sehat sakit (p=0,000), persepsi kualitas pelayanan (p=0,000)
ada pengaruh terhadap pemanfaatan posyandu lansia. Sedangkan variabel umur (0,774), pendidikan
(p=0,059), pekerjaan (p=1), dukungan refrence group (0,865) tidak ada pengaruh terhadap
pemanfaatan posyandu lansia. Hasil uji Regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang paling
dominan (p=0,025) berpengaruh terhadap pemanfaatan posyandu lansia adalah persepsi kualitas
pelayanan posyandu. Kesimpulan: Ada pengaruh signifi kan jenis kelamin, status perkawinan, persepsi
sehat sakit dan persepsi kualitas pelayanan terhadap pemanfaatan posyandu lansia. Disarankan kader
dan petugas kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan penyuluhan posyandu lansia.
Info Artikel:
Artikel dikirim pada 19 Agustus 2013
Artikel diterima pada 19 Agustus 2013
76 Purwadi, Hadi & Hasan, 2013. JNKI, Vol. 1, No. 3, Tahun 2013, 76-81
meliputi kegiatan preventif,promotif, kuratif dan (pendidikan dan pekerjaan), persepsi sehat sakit
rehabilitatif. Kegiatan tersebut yaitu penyuluhan dan persepsi tentang kualitas pelayanan posyandu
kesehatan, pengukuran tekanan darah, pemeriksaan lansia dan dukungan refrence group. Perolehan data
fisik kesehatan lansia, pengobatan dan kesegaran menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas
jasmani (Departemen Kesehatan RI, 2003). dan reliabelitas.Jenis data yang digunakan dalam
Pentingnya penelitian ini dilakukan karena penelitian ini adalah data primer. Sedangkan variabel
belum dimanfaatkannya posyandu lansia yang ada dependen (terikat) adalah pemanfaatan posyandu
secara optimal. Beberapa faktor yang berpengruh lansia. Perolehan data menggunakan data skunder
terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan menurut yang terdiri dari data kehadiran lansia ke posyandu
Notoatmodjo (2003) antara lain adalah persepsi atau lansia dan senam lansia. Data yang diperoleh kemudian
konsep masyarakat tentang sehat dan sakit, persepi dilakukan analisis menggunakan uji chi square dan uji
maysarakat tentang kualitas pelayanan, struktur regresi logistik dengan bantuan SPSS 16.0.
sosial dan juga adanya masyarakat sebagai referensi
(refrence group). HASIL DAN BAHASAN
Jumlah lansia yang terdata di posyandu lansia
Dusun Karangkulon selama tahun 2010 adalah Hasil Penelitian
160 orang yang terdiri dari 65 lansia laki-laki dan Hasil uji statsistik menggunakan uji chi square
95 lansia perempuan Dari 160 lansia yang terdata didapatkan bahwa karakteristik demografi yang terdiri
tersebut, hanya sekitar 60 orang yang rutin datang dari umur, jenis kalmin dan status perkawainan. Umur
ke posyandu lansia setiap bulannya dan didominasi lansia tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan
oleh lansia perempuan. Berdasarkan hasil studi posyandu lansia. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
pendahuluan diketahui bahwa beberapa lansia tidak p=0,774. Sedangkan untuk jenis kelamin diketahui
memanfaatkan posyandu lansia karena tidak dapat bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan
meninggalkan pekerjaan, kegiatan yang tidak menarik pemanfaatan posyandu lansia. Hal tersebut dapat
dan kurangnya informasi dari pemerintah setempat dilihat dari nilai p=0,000. Status perkawinan juga
serta beberapa lansia yang mengganggap dirinya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
tidak sakit.Berdasarkan permasalahan diatas penliti pemanfaatan posyandu lansia dengan nilai p= 0,018.
tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang Variabel independen selanjutnya adalah status sosial
mempengaruhi pemanfaatan posyandu lansia di yang terdiri dari pendidikan dan pekerjaan diketahui
Dusun Karang Kulon Imogiri Bantul. bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendidikan dan pekerjaan dengan pemanfaatan
pengaruh demografi, struktur sosial, dukungan posyandu lansia hal itu dapat dilihat dari nilai p value
refrence group, persepsi sehat sakit dan persepsi untuk pendidikan adalah 0,059 dan pekerjaan adalah
kualitas pelayanan posyandu terhadap pemanfaatan 1. Dukungan Refrence group tidak berpengaruh
posyandu di Dusun Karangkulon. secara signifikan dengan pemanfaatan posyandu
lansia sedangkan persepsi sehat sakit dan persepsi
BAHAN DAN METODE tentang kualitas pelayanan posyandu mempunyai
pengaruh yang signifikan dengan nilai p value masing-
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif masing adalah 0,000.
analitik dengan rancangan crossectional.Subjek Analisis multivariat dilakukan untuk menentukan
penelitiannya adalah seluruh lansia yang terdata di variabel yang dominan dalam pola hubungan antara
posyandu lansia Dusun Karangkulon yang berjumlah variabel bebas terhadap variabel terikat dengan
160 orang. Pengambilan sampel menggunakan menggunakan uji regresi logistik.Untuk menentukan
tekhnik total sampling. Jumlah responden yang variabel yang dominan terhadap pemanfaatan
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak posyandu lansia.
127 orang. Kirteria sampel adalah pria dan wanita Setelah dilakukan analisis didapatkan 2 variabel
60 tahun keatas, mampu berkomunikasi, tidak yang mempunyai nilai p value <0,05 yaitu persepsi
mengalami demensia dan terdata di posyandu lansia kualitas pelayanan posyandu (p=0,025) dan persepsi
Dusun Karangkulon. Penelitian ini dilaksanakan pada tentang sehat dan sakit (p=0,049). Sedangkan faktor
bulan Februari 2011 bertempat di Dusun Karang yang paling berpengaruh adalah persepsi kualitas
Kulon Bantul. pelayanan posyandu dengan nilai p=0,025.
Variabel independen (bebas) dalam penelitian Berdasarkan pada tabel tersebut dapat dibuat
ini adalah terdiri dari data demografi (usia, jenis sebuah model atau rumus untuk memprediksi variabel
kelamin dan status perkawainan), status sosial terikat yaitu sebagai berikut:
Tabel 2 Uji Regresi Logistic Faktor-Faktor Yang Mempangruhi Pemanfaatan Posyandu Lansia
78 Purwadi, Hadi & Hasan, 2013. JNKI, Vol. 1, No. 3, Tahun 2013, 76-81
Tabel 3 Probabilitas Lansia Tidak Memanfaatkan informasi untuk dapat meningkatkan pengetahuan
Posyanndu Lansia misalnya radio, tv, kader maupun refrence group. Jika
Persepi Kualitas dilihat dari data yang ada bahwa mayoritas pekerjaan
Persepsi lansia adalah tani dan membatik.Pekerjaan tersebut
No Pelayanan Probabilitas
Sehat-Sakit
posyandu bersifat tidak mengikat seperti guru, pegawai atau
1 Baik Baik 25,44% pedagang yang memerlukan waktu kerja pagi sampai
2 Baik Buruk 45,72% siang hari.Terutama membatik, bisa dikerjakan pada
3 Buruk Baik 49,95% kapan saja sehingga lansia mempunyai waktu luang
4 Buruk Buruk 78,12% untuk memanfaatkan posyandu lansia.
Dukungan refrence group tidak berpengaruh
Bahasan terhadap pemanfaatan posyandu lansia Hal ini
dimungkinkan karena sebagian besar lansia yang
Berdasarkan hasil penelitain menunjukkan memanfaatkan posyandu adalah karena kesadaran
bahwa lansia yang terbanyak adalah umur 60-74 tahun pribadi tanpa ada paksaan ataupun intervensi atau
(71,7%) dengan rata-rata umur responden adalah dukungan dari refrence gruop. Hal ini bertentangan
70,7 tahun. Tingginya rata-rata umur responden ini dengan pendapat WHO (1984) seperti yang dikutip oleh
menggambarkan tingginya usia harapan hidup pada Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa perilaku
penduduk di Dusun Karangkulon. Menurut Dinas seseorang sedikit banyak dipengaruhi oleh orang-orang
Kesehatan DIY (2008) menyatakan bahwa tingginya yang dianggap penting. Apabila seseorang dianggap
usia harapan hidup di daerah DIY merupakan penting untuknya maka apa yang ia katakan atau
representasi perbaikan dari banyak faktor antara lain perbuat cendrung untuk dicontoh.
ekonomi, pelayanan kesehatan, kualitas lingkungan Persepsi sehat sakit mempunyai pengaruh
dan sosiokulural masyarakat. Berdasarkan hasil terhadap pemanfaaatan posyandu lansia. Hasil
analisis bivariat dengan chi square menujukkan penelitian ini konsisten dengan apa yang diungkapkan
bahwa umur tidak mempunyai pengaruh signifikan Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa persepsi
terhadap pemanfaatan posyandu lansia meskipun sehat sakit mempengaruhi seseorang memanfaatkan
ada kencendrungan bahwa lansia yang tergolong pelayanan kesehatan, jika persepsi masyarakat sama
elderly lebih banyak memanfaatkan posyandu lansia dengan persepsi penyedia pelayanan kesehatan
dibandingakan dengan kelompok old dan very old. Hal maka masyarakat akan cendrung memanfaatkan
berbeda ditemukan oleh peneliti pada lansia di Dusun pelayanan kesehatan, begitu juga sebaliknya.
Karangkulon dimana sebagian besar penduduk lansia Umumnya lansia yang memanfaatkan posyandu
lebih dari 70 tahun relative tidak mengalami gangguan adalah lansia yang mempunyai persepsi baik
fisik bahkan masih produktive dan letak posyandu terhadap kualitas posyandu lansia. Hasil penelitian ini
yang strategis serta mudah dijangkau sehingga lansia menunjukkan bahwa kualitas pelayanan merupakan
dengan umur berapapun cendrung memanfaatkan suatu hal yang penting karena seseorang yang merasa
posyandu lansia. puas akan mau memanfaatkan pelayanan kesehatan
Jenis kelamin berepengaruh terhadap kembali. Hasil ini juga sesuai dengan pendapat Pohan
pemanfaatan posyandu lansa dimana responden (2007) yang menyatakan pandangan masyarakat
dengan jenis kelamin perempuan lebih memanfaatkan mengenai kualitas pelayanan merupakan hal yang
posyandu lansia Hal tersebut disebabkan karena penting. Menurut Walgito (2002) menyatakan bahwa
perempuan lebih peka dan sensitif terhadap masalah persepsi terjadi melalui beberapa sub proses yaitu
kesehatan yang dideritanya sehingga perempuan objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai
lebih sering menggunakan fasilitas-fasilitas kesehatan alat indra atau reseptor. Stimulus yang diterima oleh
untuk menjaga kesehatannya (Heniwati, 2006). Hal alat indra diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak
ini menyebabkan derajat kesehatan perempuan lebih yang disebut sebagai proses fisiologis. Kemudian
bagus dari pada laki-laki yang akhirnya berpengaruh terjadilah proses diotak sehingga individu menyadari
terhadap usia harapan hidup. Usia harapan hidup apa yang dilihat, didengar atau diraba. Proses ini
perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki. disebut sebagai proses psikologis. Jadi proses akhir
Berdasarkan struktur sosial diketahui bahwa dari terjadinya persepsi adalah individu menyadari
pendidikan dan pekerjaan tidak berpengaruh tentang adanya stimulus yang diterima melalui alat
terhadap pemanfaatan posyandu lansia.Hal tersebut indra dan merupakan proses dari hasil persepsi yang
menujukkan bahwa pengetahuan dan informasi sebenarnya. Setelah itu individu akan memberikan
tentang kesehatan tidak selalu didapatkan dari respon dari persepsi dari berbagai respon yang
pendidikan formal. Terdapat berbagai macam sumber diterima dalam berbagai bentuk.
80 Purwadi, Hadi & Hasan, 2013. JNKI, Vol. 1, No. 3, Tahun 2013, 76-81
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Ritonga. 2007 Umur Harapan Hidup Penduduk
Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta Global dalam http://ritonga.blogspot.com
Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian tanggal Akses 9 Desember 2010, Pukul 09:00
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. WIB.
Nugroho, W. 2000.Keperawatan Gerontik edisi Noviana, Uki. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
2.Jakarta : EGC. Keluarga Dalam Pengambilan Keputusan
Ozi. 2010. Indonesia Targetkan UHH 72 Tahun Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Puskesmas Di
dalam http://www.globalfmlombok.com/content/ kabupaten Sleman Yogyakarta Skripsi Mahasiswi
indonesia-targetkan-uhh-capai-72-tahun. Tanggal Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.
Akses 15 Desember, Pukul 11:30 Walgito. 2002. Psikologi Sosial Suatu Pengantar Edisi
Pohan, I. 2007. Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan. Revisi. Yogyakarta: Andi Offset.
EGC : Jakarta , 2010. Sensus Penduduk Indonesia 2010 dalam
Pujiono. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan http://id.wikipedia.org/wiki/Sensus_Penduduk_
dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Indonesia_2010. Tanggal Akses 10 Desember
Desa Jetis Kecamatan Karanganyar Kabupaten 2010, Pukul 19:30 WIB.
G r o b o g a n Te s i s M a h a s i s w a P r o g r a m , 2010. Jumlah Penduduk DIY Berdasarkan Hasil
Pascasarjana Promosi Kesehatan Universitas Sensus 2010 dalam www.bps.go.id/diy . Tanggal
Diponogoro. Akses 10 Desember 2010, Pukul 20:00 WIB.
Saryono. 2009. Metodologi Penelitian Kesehatan. ,2009. Jumlah Lansia Di Indonesia Meningkat 11,34%
Yogykarta: Mitra Cendikia. dalam http://bataviase.co.id/detailberita-10423665.
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: html. Tanggal Akses 9 Desember 2010, pukul
Alfabeta. 10:20 WIB.
Rahayu, S. 2006 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi , 2009. Usia Harapan Hidup Penduduk
Ketidaktifan Lansia ke Posyandu Lansia di Indonesia dalam http://data.menkokesra.go.id/
Puskesmas Cebongan Salatiga.UGM. Tidak content/usia-harapan-hidup-penduduk-indonesia
Diterbitkan. . Tanggal Akses 15 Desember 2010, Pukul 10:45
WIB