Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perusahaan Jawa Power merupakan perusahaan yang telah berhasil melaksanakan


upaya pengendalian pencemaran lingkungan hidup dan telah mencapai hasil yang sangat
baik/memuaskan. Hal tersebut dibuktikan dengan pemberian penghargaan kepada perusahaan
tersebut oleh menteri lingkungan hidup Prof. Dr. Bathasar Kambuaya kepada PT Jawa Power
pada tanggal 11 Desember 2013. Perusahaan tersebut termasuk kedalam dua belas perusahaan
yang meraih Peringkat Emas dalam pelaksanaan Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) periode 2012-2013 dari total 1.812
perusahaan yang dinilai di Indonesia.
Akibat yang telah ditimbulkan oleh kegiatan PLTU Paiton Unit 5 dan unit 6 Tahap II, telah
dikaji dalam laporan Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL). Metode yang diusulkan untuk
mengurangi dampak negatif tertuang di Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan akhirnya,
kegiatan pemantauan yang perlu dilakukan agar memperlihatkan efektifitas dari RKL serta
perubahan-perubahan yang perlu dilakukan guna meningkatkan kinerja lingkungan.
Sekarang ini PLTU telah beroperasi secara komersial dan secara berkelanjutan melakukan
Pemantauan Lingkungan guna memperlihatkan efektifitas dari RKL serta perubahan-perubahan
yang mungkin dilakukan untuk meningkatkan kinerja linngkungannya. Parameter lingkungan
yang dipantau dan dikelola sesuai dengan analisis dampak lingkungan danrencana pengelolaan
lingkungan yang telah disahkan.
Jawa Power mendukung perlindungan lingkungan dan pencegahan pencemaran
sehingga mendapatkan beberapa penghargaan diantaranya :

Meraih PROPER hijau tujuh kali berturut-turut hingga tahun 2012, dan meraih PROPER Emas
pada tahun 2013.

Meraih sertifikasi ISO 14001 : 1996 yaitu sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan pada
tahun 2001 dari Badan Sertifikasi EAQA (Energy & Environmental Accredited Quality
Assessment) dan telah mendapatkan upgrading ke versi 2004 dari AFAQ-EAQA yang
berlaku sampai dengan Maret 2011, dan saat ini menggunakan Badan Sertifikasi Moody
International. Sistem tersebut bertujuan untuk memberikan mekanisme untuk mencapai
dan menunjukkan kinerja lingkungan yang baik, melalui upaya pengendalian dampak
lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa serta memenuhi persyaratan peraturan
lingkungan hidup dari Pemerintah.

Meraih Sertifikasi ISO 9001 : 2008 (Quality Management System) pada tahun 2009 dari
Badan Sertifikasi Moody Internasional.Meraih Sertifikasi OHSAS 18001 : 2007
(Occupational Safety & Management System) pada tahun 2011 dari Badan Sertifikasi
Moody Internasional.

Meraih penghargaan dari Bupati Prubolinggo pada tahun 2001 atas peran serta dan bantuan
sosial kemasyarakatan.

Meraih penghargaan dari ROSPA (The Royal Society for Prevention of Accident) pada
tahun 2000 2003 atas kepedulian terhadap penanganan kecelakaan kerja di lingkungan
kerja.

Meraih penghargaan atas prestasinya dalam penanganan Kecelakaan (Zero Accident Award) dari
Depnaker pada tahun 2001,2003,2005, 2008 dan 2010.

Meraih sertifikat Audit K3/Occupational Safety and Health Management System pada tahun
2008 dan 2011.

Meraih penghargaan dari Gubernur Jawa Timur pada tahun 2011 Sebagai Perusahaan Pengelola
Pelabuhan Laut Terbaik

1.2 Tujuan

Tujuan dibuat makalah ini adalah untuk mengetahui pengelolaan dan pengendalian
limbah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) paiton unit 5 dan 6, sehingga dampak negatif dari
limbah tersebut dapat dikurangi, serta mengetahui perubahan-perubahan yang perlu dilakukan
untuk meningkatkan kinerja lingkungan
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

PT Jawa Power merupakan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan bahan bakar
batu bara dengan kapasitas 1,220 MW yang berlokasi di Paiton, Jawa Timur. Jawa power
merupakan salah satu industri pembangkit listrik terbesar di Indonesia. Pembangkit ini
menyuplai listrik dan didistribusikan melalui SUTET 500 kilo Volt sistem interkoneksi Jawa-Bali,
yang dioperasikan dan dimiliki oleh Pembangkit Listrik Negara (PLN)sesuai dengan PPA (Power
Purchase Agreement) yang ditandatangani dengan PT. PLN (Persero) pada tanggal 3 April 1995.
Pembangunan PLTU ini dimulai pada tahun 1996 dan memasuki pengoperasian komersil
(Commercial Operation Date/ COD) pada tahun 2000.

Jawa Power dimiliki oleh Siemens dari Jerman (50%), YTL Power International dan
Marubeni Corporation dari Malaysia (35%), dan PT Bumipertiwi Tatapradipta dari Indonesia
(15%).

Jawa Power memiliki kantor pusat yang beralamat di Summitmas Tower II, lantai 20 Jalan
Jenderal Sudirman Kav. 61-62 Jakarta. Sedangkan pembangkit listriknya terletak di pesisir pantai
Paiton Kabupaten Probolinggo, Jawa timur.

Stasiun pembangkit di paiton itu sendiri didesain untuk kapasitas 4,000 MW. Tempat
tersebut menampung delapan unit pembangkit listrik. Unit 1 dan 2 (2x400 MW) dimiliki oleh PT
Pembangkitan Jawa Bali, Unit 3 dan 4 ditempati oleh unit tunggal (800MW) yang dimiliki oleh
Paiton Energy, Unit 5 dan 6 (2x610 MW) dimiliki oleh PT Jawa Power, dan unit 7 dan 8 ( 2x610
MW) dimiliki oleh Paiton Energy.
BAB III
SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH
3.1 Source Reduction
3.1.a Electrostatic Precipitators

Jawa Power memiliki suatu alat yang bernama Electrostatic Precipitators(ESP). Alat
tersebut dipasang pada setiap boiler untuk menangkap partikel debu fly ash yang dihasilkan dari
proses pembakaran batu bara sehingga limbah yang dihasilkan sedikit. Dalam kondisi operasi
normal konsentrasi partikulat yang keluar dari cerobong tidak melampaui 50 mg/ (limit
standar KLH 150 mg/Nm3).

KALOR
Boiler +
BATU BARA Electrostatic
Precipitators
Limbah,partikulat< 50 mg/

Bagan 1 : Source Reduction Pada ESP

3.1.b Sistem Flue Gas Desulphurisation (FGD)

Setelah melalui ESP, gas setelah melewati boiler memasuki FGD dimana Sulfur Dioksida
(SO2) yang dikandungnya dikurangi hingga tingkat yang aman bagi lingkungan. Sistem FGD
didasarkan pada proses scrubbing dengan media air laut serta dirancang untuk mencapai
efisiensi pelepasan SO2 hingga 95%. Dengan FGD tersebut, emisi SOx dari pembangkit dijaga
dalam kondisi operasi normal yaitu pada maksimum 130 mg/ .

KALOR

Batu Bara
Boiler + FGD
Limbah, SOx<130 mg/N

Bagan 2 : Source Reduction pada FGD


Tabel Pengamatan Jumlah Emisi gas yang dikeluarkan oleh PLTU paiton Unit 5 dan 6

Emisi Gas Buang Standar Indonesia th. 2000 Jumlah yang dikeluarkan Perbedaan
NOx 850 mg/N 370 mg/N -56%
SOx 750 mg/N 130 mg/N -83%
Debu partikulat 150 mg/N 50 mg/N -67%

3.2 Waste Treatment


Instalasi Pengolah Limbah Cair (WWTP)

Waste water treatment plant (WWTP) dibuat untuk menampung, mengolah dan
membuang limbah cair yang dihasilkan oleh pembangkit maupun air limpasan dari area
penyimpanan batu bara. Proses pengolahan diantaranya berlangsung melalui tahapan
penambahan zat koagulan dilanjutkan pengadukan secara cepat, pengadukan lambat dan
pengendapan, penyaringan, serta penyesuaian akhir kadar pH. Proses tersebut dilaksanakan
untuk memperoleh mutu limbah cair yang memenuhi peraturan yang berlaku.

Hasil pemantauan suhu air pada inlet dan outlet WWTP pada periode Mei 2013 berturt-
turut menunjukkan 34,2C dan 32,0C. Kondisi suhu air pada inlet maupun outletmemenuhi
Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 45 Tahun 2002, yang mempersyaratkan bahwa suhu air
limbah tidak melebihi 38,0C. Pemantauan pH air pada inlet WWTP pada periode Mei 2013
menunjukkan 8,58 dan pada outlet WWTP 7,46. Kondisi ini telah memenuhi persyaratan KEP-
MEN LH: 364/2008, Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut PT Jawa Power, yang mempersyaratkan
bahwa pH air limbah berada pada kisaran 6 9.

Pemantauan BOD pada inlet dan outlet WWTP pada periode Mei 2013 menunjukkan
berturut-turut 20,8 mg/L dan 8,3 mg/L. Diketahui bahwa rerata BOD pada inlet adalah 108,8
mg/L dan pada outlet adalah 18,6 mg/L. Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi hasil
pengolahan air limbah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, yaitu Keputusan Gubernur
Jawa Timur No. 45 Tahun 2002, yang mempersyaratkan bahwa BOD tidak melebihi 50 mg/L.
Hasil pemantauan COD pada inlet dan outlet WWTP pada periode Mei 2013 menunjukkan
berturut-turut 79,8 mg/L dan 24,2 mg/L. Diketahui bahwa rerata COD pada inlet adalah 276,0
mg/L dan pada outlet adalah 55,9 mg/L. Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi air limbah
memenuhi peraturan yang telah ditentukan, yaitu Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 45
Tahun 2002, yang mempersyaratkan bahwa COD tidak melebihi 100 mg/L.
Hasil pemantauan Total padatan tersuspensi (TSS) menunjukan inlet dan outlet Waste
Water Treatment Plant pada periode mei 2013 yaitu berturut-turut 13,3 mg/L dan 3.3 mg/L.
Kondisi ini menunjukan bahwa TSS telah memenuhi peraturan yang ditentukan yaitu KEP-MEN
LH: 364/2008, Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut PT Jawa Power, yang mempersyaratkan
bahwa TSS tidak melebihi 100 mg/L.

Sedangkan hasil pemantauan Total padatan terlarut (TDS) pemantauan empat periode
terakhir, diketahui bahwa rerata TDS pada inlet adalah 677 mg/L dan pada outlet adalah 576
mg/L. Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi air limbah memenuhi peraturan yang telah
ditentukan, yaitu KEP-MEN LH: 364/2008, Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut PT Jawa Power,
yang mempersyaratkan bahwa. TDS tidak melebihi 2000 mg/L.

PENDINGIN

AIR PENDINGIN Kondensor

LIMBAH CAIR

Limbah yang memenuhipersyaratan Waste water


treatment plant

Bagan3 : Pengolahan Limbah Cair oleh WWTP


3.3 Off Site Recycling
Limbah Abu dari hasil pembakaran batu bara dikumpulkan di sebuah area berukuran 20
hektar untuk dikirim dan dimanfaatkan oleh industri semen dan Ready mix. Saat ini limbah
tersebut sebagian besar (>98%) telah dimanfaatkan oleh industry semen. PFA ( Pulverized Fuel
Ash/Fly ash) langsung dimasukan ke dalam lorry truck untuk dikirim menuju lokasi Industri
semen dan industry ready mix.

KALOR
BATU BARA BOILER

SEMEN REAKTOR Fly Ash TRANSFORTASI


(Industri Semen)

Bagan 4 : Off Site Recycling


BAB IV
KESIMPULAN
PT Jawa Power merupakan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan bahan bakar
batu bara dengan kapasitas 1,220 MW yang berlokasi di Unit 5 dan 6 Paiton, Jawa Timur.

Jawa Power telah melakukan pengelolaan lingkungan untuk aspek kualitas air maupun
udara dengan hasil yang memuaskan. Hal tersebut ditunjukan dengan beberapa perolehan
penghargaan salah satunya yaitu PROPER tingkat emas.

Pengelolaan dan pengendalian limbah yang dilakukan oleh Jawa Power yaitu :

Source Reduction : Electrostatic Precipitators dipasang pada setiap boiler untuk


menangkap partikel debu fly ash yang dihasilkan dari proses pembakaran batu bara
sehingga limbah yang dihasilkan sedikit, Setelah melalui ESP, gas setelah melewati boiler
memasukiFlue Gas Desulphurisation (FGD) dimana Sulfur Dioksida (SO2) yang
dikandungnya dikurangi hingga tingkat yang aman bagi lingkungan.
Waste Treatment : Waste water treatment plant (WWTP) dibuat untuk menampung,
mengolah dan membuang limbah cair yang dihasilkan oleh pembangkit maupun air
limpasan dari area penyimpanan batu bara sehingga limbah cair memenuhi ketetapan
yang berlaku dan tidak mencemari lingkungan.
Off Site Recycling : Limbah Abu dari hasil pembakaran batu bara dikumpulkan di sebuah
area berukuran 20 hektar untuk dikirim dan dimanfaatkan oleh industri semen dan
Ready mix sehingga limbah tersebut dapat diproses kembali untuk menjadi produk lain
yang berguna.
INDUSTRI SEMEN AREA
DAN READY MIX Transportasi PENGUMPULAN
FLY ASH

Batu CEROBONG
BOILER ESP
Bara ASAP

REHEATER

AIR SEA WATER


LAUT KONDENSOR SCUBBER
(FGD)

LAUT
Limbahdibuang WWTP LIMBAH
CAIR

Bagan 5 : Pengelolaan Limbah PT Jawa Power


REFERENSI
http://www.antaranews.com/berita/408963/12-perusahaan-raih-
peringkat-emas-proper-2013 (Tanggal 5 april 2013)
http://www.linkedin.com/company/jawa-power (Tanggal 5 April 2013)
http://www.yellowpages.co.id/directory/jawa-power-pt(Tanggal 5 April
2013)
http://www.jawapower.co.id/ (Tanggal 5 April 2013)
http://www.beritaunik.net/unik-aneh/sejarah-dibalik-indahnya-pltu-
paiton.html (Tanggal 5 April 2013)
Maridjo, 2010, Pembangkit Listrik Tenaga Thermal, Bandung : Depdiknas.
MANAJEMEN LIMBAH
MAKALAH PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN LIMBAH
PT JAWA POWER

Disusun Oleh : Dena Adi Kurnia


NIM : 121711040
Kelas : 2B Teknik Konversi Energi

D3 TEKNIK KONVERSI ENERGI


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014

Anda mungkin juga menyukai