Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

HIL (HERNIA INGUINALIS )

DISUSUN OLEH :

ARI YANTI PUA JIWA.,S.Kep

016.02.0554

PROGRAM STUDI PENDIDIKAAN PROFESI NERS ANGKATAN XII B

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM

MATARAM

2017
LAPORAN PENDAHULUAN
HERNIA INGUINALIS

A. Pengertian
Hernia Inguinalis Adalah suatu benjolan/penonjolan isi perut dari rongga
normal melalui lubang kongenital atau didapat.
Hernia Inguinalis Adalah penonjolan usus melalui lubang abdomen atau
lemahnya area dinding abdomen.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hernia adalah penonjolan dari
isi perut dalam rongga normal melalui lubang yang kongenital ataupun didapat.

B. Klasifikasi hernia
Ditinjau dari letaknya, hernia dibagi menjadi 2 golongan :
1. Hernia eksterna.
Hernia yang tonjolannya tampak dari luar yaitu hernia inguinalis lateralis
(indirek), hernia inguinalis medialias (direk), hernia femoralis, hernia
umbilikalis, hernia supra umbilikalis, hernia sikatrikalis, dan lain lain.
2. Hernia interna
Hernia yang tonjolannya tidak tampak dari luar, yaitu hernia obturatorika, hernia
diafragmatika, hernia foramen Winslowi dan hernia ligamen treitz.
Hernia inguinalis lateralis inakserata merupakan hernia yang sering atau paling
banyak didapat terutama pada laki laki, dengan bentuknya bulat lonjong.
Disebut inkaserata karena hernia yang isi kantongnya tidak dapat kembali ke
dalam rongga perut disertai gangguan passage dan atau vaskularisasi.
C. Penyebab
Penyebab terjadinya hernia ada dua yaitu :
1. Kongenital
Terjadi sejak lahir.
2. Didapat (acquired)
Terjadi setelah dewasa atau pada usia lanjut. Disebabkan adanya tekanan
intraabdominal yang meningkat dan dalam waktu yang lama misalnya batuk

2
kronis, konstipasi kronis, gangguan proses kencing (hipertropi prostat, striktur
uretra), ascites dan sebagainya.
D. Patologi Anatomi
Hernia terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritoneum,
isi hernia yang biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi organ
intraperitoneal lain atau organ ekstraperitoneal seperti ovarium, apendiks divertikel
dan buli buli. Unsur terakhir adalah struktur yang menutupi kantong hernia yang
dapat berupa kulit (skrotum) umbilikus atau organ - organ lain misalnya paru dan
sebagainya.
Pada hernia inguinal lateralis (indirek) lengkung usus keluar melalui kanalis
inguinalis dan mengikuti kora spermatikus (pria) atau ligamen sekitar (wanita).Ini
diakibatkan gagalnya prosesus vaginalis untuk menutup testis turun ke dalam
skrotum atau fiksasi ovarium.
Pada pertumbuhan janin (+ 3 minggu) testis yang mula mula terletak di
atas mengalami penurunan (desensus) menuju ke skrotum. Pada waktu testis turun
melewati inguinal sampai skrotum prossesus vaginalis peritoneal yang terbuka dan
berhubungan dengan rongga peritoneum mengalami obliterasi dan setelah testis
sampai pada skrotum, prossesus vaginalis peritoneal seluruhnya tertutup (obliterasi).
Bila ada gangguan obliterasi maka seluruh prossesus vaginalis peritoneal terbuka,
terjadilah hernia inguinalis lateralis.Hernia inguinalis lateralis lebih sering
didapatkan dibagian kanan (+ 60 %). Hal ini disebabkan karena proses desensus dan
testis kanan lebih lambat dibandingkan dengan yang kiri.

E. Nursing Pathways

3
F. Tanda dan gejala
Umumnya penderita menyatakan turun berok, burut atau kelingsir atau
menyatakan adanya benjolan di selakanganya/kemaluan.bnjolan itu bisa mengecil
atau menghilang, dan bila menangis mengejan waktu defekasi/miksi, mengangkat
benda berat akan timbul kembali. Dapat pula ditemukan rasa nyeri pada benjolan
atau gejala muntah dan mual bila telah ada komplikasi
Pasien mengeluh benjolan pada lipat paha atau perut di bagian
bawah.Benjolan dapat keluar dan masuk di daerah kemaluan, kadang kadang
terasa kemeng.Bisa terjadi obstruksi usus seperti bising usus nada tinggi sampai tak
ada, mual dan muntah.
G. Penatalaksanaan
1. Manajemen medis
Setiap penderita hernia inguinalis lateralis selalu harus diobati dengan jalan
pembedahan.Pembedahan secepat mungkin setelah diagnosa ditegakkan.

4
Adapun prinsip pembedahan hernia inguinalis lateralis adalah :
a. Herniotomy : membuang kantong hernia, ini terutama pada anakanak
karena dasarnya adalah kongenital tanpa adanya kelemahan dinding perut.
b. Herniorrhaphy : membuang kantong hernia disertai tindakan bedah plastik
untuk memperkuat dinding perut bagian bawah di belakang kanalis
inguinalis.
Pada pasien yang didapatkan kontraindikasi pembedahan atau menolak
dilakukan pembedahan, dapat dianjurkan untuk memakai sabuk hernia
(truss).Sabuk itu dipakai waktu pagi dimana penderita aktif dan dilepas pada
waktu istirahat (malam).
2. Manajemen keperawatan
a. Pre operasi :
Pengkajian : ditujukan pada nyeri, ada tonjolan (pembengkakan) di daerah
inguinal, cemas, tingkat pengetahuan pasien tentang hernia dan
penanganannya. Pengkajian juga ditujukan pada riwayat.
Diagnosa keperawatan : masalah keperawatan yang bisa muncul adalah
gangguan kenyamanan, kecemasan, kurang pengetahuan dan resiko tinggi
terjadi reinkarserata.
Intervensi keperawatan (secara umum) ; beri posisi kepala tempat tidur
ditinggikan, bila hernia turun/menonjol dimasukan kembali secara
manual, anjurkan menggunakan sabuk hernia, beri analgesik sesuai advis,
hindari manuever yang bisa meningkatkan tekanan intraabdominal : batuk
kronik, angkat berat, mengedan secara kuat dan anjurkan untuk kompres
dingin pada daerah yang bengkak.
b. Post operasi :
Dihubungkan dengan pembedahan umum lainnya seperti masalah resiko
tinggi infeksi, masalah gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan luka
operasi, dan pendidikan pasien untuk perencanaan pulang.
H. Komplikasi
1. Hernia akreta: ada perlakuan isi dengan kantong hernia, tidak ada gangguan
pasase.
2. Hernia inkarserasi: ada perlekatan yang disertai dengan gangguan pasase.

5
3. Hernia strangulasi: nekrosis, gangren, abses lokal, fistel, peritonitis.

I. Konsep Asuhan Keperawatan Hernia Inguinalis


1. Pengkajian
a) Aktifitas/istirahat:
Gejala: riwayat pekerjaan yang perlu: mengangkat benda berat, tidak
mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan. Tanda: benjolan di
lipat paha yang timbul hilang. Muncul saat penderita berdiri, batuk, bersin,
mengedan atau mengangkat barang berat dan menghilang saat penderita
berbaring.
b) Integritas ego:
Gejala: ketakutan/ansietas masalah pekerjaan
Tanda: tampak cemas, depresi, menghindari dari keluarga/orang terdekat .
c) Eliminasi:
Gejala: mengalami kesulitan dalam defekasi
Adanya inkontinensia/retensi urine.
d) Makanan/cairan:
Gejala: mual, muntah, anoreksia.
e) Neurosensori:
Tanda: spasme otot sekitar daerah inguinale
f) Nyeri/kenyamanan:
Gejala: nyeri seperti tertusuk, yang akan semakin memburuk dengan
adanya
batuk, bersin, membengkokkan badan, mengangkat .
g) Pemeriksaan diagnostik:
Laboratorium: pemeriksaan leukosit: > 10.000 mm3
2. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri berhubungan dengan spasme otot ditandai dengan :


Data Objektif:
- Nyeri pada palpasi
- Wajah tampak meringis

6
Data Subjektif:
- Nyeri seperti tertusuk, yang akan semakin memburuk dengan adanya
batuk, bersin, membengkokkan badan, mengangkat, defekasi.

2) Intoleransi berhubungan dengan nyeri ditandai dengan:


Data Objektif:
- Perubahan jalan berjalan, berjalan dengan terpincang-pincang.
- Adanya benjolan di lipat paha yang timbul hilang muncul saat berdiri,
batuk, bersin, mengedan atau mengangkat barang berat
Data Subjektif:
- Keluhan tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.

3) Kurang pengetahuan :Potensial komplikasi GI yang berkenaan dengan adanya


hernia dan tindakan yang dapat mencegah kekambuhan.

7
3. Intervensi dan Rasional

Diagnosa Rencana Keperawatan


Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Nyeri Nyeri hilang/terkontrol Kaji adanya keluhan nyeri, Membantu menentukan pilihan
berhubungan dalam 1 x 24 jam setelah catat lokasi, lamanya intervensi dan memberikan dasar
dengan spasme diberi tindakan serangan, faktor untuk membandingkan dan evaluasi
otot ditandai keperawatan dengan pencetus/yang memperberat. terhadap terapi.
dengan kriteria:
Data Objektif: -Wajah tampak ceria Minta pasien untuk
- Nyeri pada - Mendemonstrasikan menetapkan pada skala Menurunkan resiko peregangan saat
palpasi penggunaan intervensi 0-10 meraih
- Wajah tampak terapeutik (misalnya:
meringis keterampilan relaksasi, Letakkan semua kebutuhan,
Data Subjektif: modifikasi perilaku) untuk termasuk bel panggil dalam
- Nyeri seperti menghilangkan nyeri. batas yang mudah Memfokuskan perhatian pasien,
tertusuk, yang dijangkau/diraih oleh pasien. membantu menurunkan tegangan otot
akan semakin dan meningkatkan proses
memburuk Instruksikan pasien untuk penyembuhan.
dengan adanya melakukan teknik relaksasi.
batuk, bersin,

8
membengkokkan Instruksikan untuk Menghilangkan/mengurangi stress
badan, melakukan mekanika pada otot dan mencegah trauma lebih
mengangkat, tubuh/gerakan yang tepat. lanjut.
defekasi.
Berikan kesempatan untuk Membantu untuk menurunkan faktor-
berbicara/ mendengarkan faktor stress selama dalam keadaan
masalah pasien sakit dan dirawat.

Kolaborasi
Berikan obat sesuai Kesempatan untuk memberikan
kebutuhan informasi/membetulkan informasi
a. Relaksan otot yang kurang tepat
b. Analgesik a. Merelaksasikan otot dan
menurunkan nyeri,
b. Untuk menghilangkan nyeri sedang
sampai berat.
Intoleransi Tujuan: Catat respon-respon Immobilitas yang dipaksakan dapat
berhubungan Klien dapat melakukan emosi/perilaku pada memperbesar kegelisahan.
dengan nyeri aktivitas dengan kriteria: mobilisasi. Berikan aktivitas
ditandai dengan: Dalam 1 x 24 jam setelah yang disesuaikan dengan Aktivitas pengalihan membantu dalam

9
Data Objektif: diberi tindakan klien mampu pasien. memfokuskan kembali perhatian
- Perubahan melakukan aktivitas pasien dan meningkatkan koping
jalan berjalan, seperti biasa. dengan keterbatasan tersebut.
berjalan dengan Partisipasi pasien akan meningkatkan
terpincang- Anjurkan pasien untuk tetap kemandirian pasien dan
pincang. ikut berperan serta dalam Perasaan kontrol terhadap diri.
- Adanya aktivitas sehari-hari dan
benjolan di lipat keterbatasan individu
paha yang timbul
hilang muncul
saat berdiri, Bantu pasien dalam Keterbatasan aktivitas bergantung
batuk, bersin, melakukan aktivitas ambulasi pada kondisi yang khusus
mengedan atau progresif Tetapi biasanya berkembang dengan
mengangkat lambat sesuai toleransi.
barang berat
Data Subjektif:
- Keluhan tidak
mampu
melakukan
aktivitas yang

10
biasanya
dilakukan.
Kurang Setelah instruksi, pasien Ajarkan pasien untuk Nyeri berat, menetap, mual dan
pengetahuan : mengungkapkan waspada dan melaporkan muntah, demam dan distensi abdomen
potensial pengetahuan tentang tanda nyeri berat, menetap, mual dapat memperberat awitan
komplikasi GI dan gejala komplikasi GI dan muntah, demam dan inkarserasi/strangulasi usus.
yang berkenaan dan menjalankan tindakan distensi abdomen
dengan adanya yang diprogramkan oleh
hernia dan pencegahan Dorong pasien untuk
tindakan yang mengikuti regumen medis Penggunaan dekker atau penyokong
dapat mencegah lainnya dan menghindari mengejan
kekambuhan meregang, konstipasi dan mengangkat
benda yang berat.

Anjurkan pasien untuk Untuk meningkatkan konsistensi feses


mengkonsumsi diit tinggi lunak
residu atau menggunakan
suplement diet serat untuk Menghindari resiko terjadinya cedera
mencegah konstipasi

11
Beritahu pasien mekanika
tubuh yang tepat untuk
bergerak dan mengangkat

12
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, J, L (1999). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan Edisi 2.


Jakarta: ECG

Engrand, Barbara (1999), Keperawatan Medikal Bedah, volume 4. Jakarta: EGC

http://medicastore.com/penyakit_subkategori/19/index.html

http://medicastore.com/penyakit_subkategori/18/index.html

13

Anda mungkin juga menyukai