Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ANALISA FARMASI

SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET DAN VISIBLE

NAMA KELOMPOK :
DESTRI UMMI NADZIRO
ELWIN DWI NOVITASARI
PUTRI INDANA ZULFA
SHELA LAILA PRATIWI

AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG


September, 2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan majunya perkembangan zaman, ilmu pengetahuan saat ini dan bertambah
kompleksnya masalah yang dihadapi khususnya dalam bidang kimia farmasi. Telah didapat
begitu banyak cara untuk mengetahui konsentrasi dari suatu zat, baik itu padatan maupun cairan.
Salah satu metode yang saat ini banyak digunakan adalah metode spektrofotometri.
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai suatu perluasan pemeriksaan visul yang dengan studi
lebih mendalam dari absorbsi energi radiasi oleh macam macam zat kimia memperkenankan
dilakukannya pengukuran ciri ciri serta kuantitatifnya dengan ketelitian lebih besar.
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam analisis yang digunakan untuk
menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada
interaksi pada interaksi antara materi dengan cahaya. Sedangkan peralatan yang digunakan
dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya
visibel, UV dan inframerah. Sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih
berperan adalah elektron yang ada pada atom ataupun molekul yang bersangkutan.
Pada makalah ini, spektrofotometri UV akan lebih detail dibahas, spektrofotometri sinar
tampak (UV-Vis) itu sendiri adalah pengukuran energi cahaya oleh suatu sistem kimia pada
panjang gelombang tertentu. Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang antara 200
400 nm, dan sinar tampak (Visible) mempunyai panjang gelombang 400 750 nm. Pengukuran
spektrofotometri menggunakan alat spektrofotometer yang melibatkan energi eletronik yang
cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV Vis lebih banyak
dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrum UV Vis sangat berguna
untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa ditentukan
dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan hukum
Lambert Beer.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan spektrofotometri?
2. Bagaimana cara pemilihan pelarut?
3. Bagaimana hubungan spektofotometri dengan hukum Lambert-Beer ?
4. Apa yang dimaksud dengan spektrofotometer?
5. Apa sajakah bagian atau komponen dari spektrofotometer
6. Bagaimana prinsip kerja dari spektrofotometer?
7. Bagaimana cara kerja spektrofotometer?
8. Bagaimana cara kalibrasi dari alat spektrofotometer?
9. Bagaimana cara perawatan dari alat spektrofotometer?
10. Apa saja jenis spektrofotometer?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian spektrofotometri.
2. Mengetahui dan memahami pemilihan pelarut yang sesuai.
3. Mengetahui dan memahami hubungan spektofotometri dengan hukum Lambert-Beer ?
4. Mengetahui dan memahami pengertian spektrofotometer.
5. Mengetahui dan memahami bagian atau komponen dari spektrofotometer.
6. Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari spektrofotometer.
7. Mengetahui dan memahami cara kerja spektrofotometer.
8. Mengetahui dan memahami cara kalibrasi dari alat spektrofotometer.
9. Mengetahui dan memahami cara perawatan dari alat spektrofotometer.
10. Mengetahui dan memahami jenis spektrofotometer.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Spektrofometri
Spektrofotometri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif instrumental yang
menggunakan dasar interaksi energi dan materi. Spektrofotometri dapat dipakai untuk
menentukan konsentrasi suatu larutan melalui intensitas serapan pada panjang gelombang
tertentu.
Panjang gelombang yang dipakai adalah panajang gelombang maksimum yang
memberikan absorbansi maksimum. Salah satu prinsip kerja spektrofotometri didasarkan pada
fenomena penyerapan sinar oleh spese kimia tertentu didaerah ultra violet dan sinar tampak
(visible).
Pada spektrofotometer, yang penting untuk diperhatikan ialah perbedaan antara
spektrofotometer sinar tunggal dan spektrofotometer sinar ganda. Spektrofotometer sinar tunggal
biasanya dipakai untuk kawasan spectrum ultraungu dan cahaya yang terlihat. Spektrofotometer
sinar ganda dapat dipergunakan baik dalam kawasan ultraungu dan cahaya yang terlihat maupun
dalam kawasan inframerah.

2.2 Pemilihan Pelarut dan Panjang Gelombang Pada Spektrofotometri


2.2.1 Pemilihan Pelarut
Spektrofotometri UV-Vis dapat digunakan untuk sampel yang berupa larutan, gas atau uap.
Untuk sampel yang berupa larutan perlu diperhatikan beberapa persyaratan pelarut yang dipakai,
antara lain :
1. Pelarut yang dipakai tidak mengandung sistem ikatan rangkap yang terkonjugasi pada
struktur molekulnya dan tidak berwarna.
2. Tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis
3. Kemurnian harus tinggi
Pemilihan pelarut dalam metode spektrofotometri harus diperhatikan karena sangat
berpengaruh terhadap pergeseran spektrum molekul yang dianalisis.
2.2.2 Pemilihan Panjang Gelombang
Pemakaian panjang gelombang maksimal (lamda maks) untuk analisis kuantitatif zat
tunggal maupun zat campur dengan metode spektrofotometri pada prinsipnya harus diusahakan
pengukuran absorbsi pada panjang gelombang maksimum.
1. Pada pengukuran harus dipilih panjang gelombang maksimal (lamda maks) karena pada
panjang gelombang maksimum ini diperoleh kepekaan tertinggi dan bentuk kurva baku akan
tetap harus lurus (memenuhi hukum Beer Lambert)
2. Kurva baku merupakan grafik antara absorbsi dengan berbagai konsentrasi pada sistem
koordinat cartesein pada panjang gelombang maksimum.
3. Panjang gelombang maksimum dapat dicari dengan berbagai panjang gelombang pada
sistem koordinat cartesein pada konsentrasi yang tetap. Panjang gelombang maksimum adalah
panjang gelombang dimana terjadi absorbsi maksimum.

2.3 Hukum Lambert Beer


a. Hukum Beer : Absorbans, radiasi monokromatik berbanding lurus
dengan konsentrasi satu spesies penyerap dalam larutan.
b. Hukum Bouguer (Lambert) : Bayangkan suatu medium penyerap yang homogen dalam
lapisan-lapisan yang sama tebal. Tiap lapisan menyerap radiasi monokromatik yang memasuki
lapisan itu dalam fraksi yang sama seperti lapisan-lapisan lain. Dengan semuanya yang lain
sama, maka absorbans itu berbanding lurus dengan panjang jalan yang melewati medium.
Gabungan Hukum Lambert Beer, sering di tuliskan sebagai:
A = abc atau A = bc

2.3.1 Absorbsi Cahaya


Hukum Lambert - Beer
1. Jumlah relatif panjang gelombang cahaya yang
terabsopsi ketika melewati sampel tergantung pada :
a. Jarak yang ditempuh sinar ketika melewati sampel
(ukuran kuvet - b)
b. Jumlah senyawa kimia dalam sampel yang
mengabsopsi sinar (konsentrasi analit c)
c. Kemepuan sampel mengabsopsi sinar (molar absorptivity - a)

2. Absorban berhubungan dengan konsentrasi analit, panjang kuvet, dan absoptivitas molar
(tetapan serapan).

=
atau
=

Dimana : A = absorbansi (no units)


a = absorptivitas (koefisien extingsi)
= tetapan serapan (L/mole-cm)
b = lebar kuvet (cm)
c = konsentrasi larutan (mol/L)

3. Jumlah relatif cahaya yang melewati sample (I/Io) dikenal dengan istilah transmitan (T)
Dengan rumus :

=
0
Keterangan: P : intensitas radiasi yang masuk
Po : intensitas radiasi yang di teruskan.
Batasan nilai T adalah 0 sampai 1

Sedangkan rumus untuk mencari % transmitan adalah:



% = 100 ( )
0
Batasan nilai %T adalah 0 sampai 100 %

4. Absorban (A) adalah jumlah relatif cahaya terabsopsi oleh sampel dan berhubungan
dengan transmitan (T)
%
= ( ) = () = ( )
0 100
2.3.2 Aspek Kualitatif dan Kuantitatif Spektrofotometri Uv-Visible
Spektra Uv-Vis dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan sekaligus dapat
digunakan untuk analisis kuantitatif.
1. Aspek kualitatif
Data spektra Uv-Vis secara tersendiri tidak dapat digunakan unutk identifikasi kualitatif
suatu senyawa. Akan tetapi jika digabung dengan cara lain seperti spektroskopi inframerah,
resonansi magnet inti dan spektroskopi masa, maka dapat digunakan untuk maksud identifikasi
atau analisis kualitatif suatu senyawa tersebut.
2. Aspek kuantitatif
Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan sampel)
dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang diserap oleh cuplikan
ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang
diserap jika tidak ada spesies menyerap lainnya. Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya
sebanging dengan jumlah foton yang melalui satu satuan luas penampang per detik. Serapan
dapat terjadi jika foton atau radiasi yang mengenai cuplikan memiliki energy yang sama dengan
energy yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya perubahan tenaga. Intensitas juga
mengalami penurunan dengan adanya pengaburan dan pemantulan cahaya, akan tetapi
penurunan hal ini sangat kecil dibandingkan dengan proses penyerapan.
Secara matematis, persamaan yang digunakan dalam analisis kuantitatif spektrofotometri Uv-Vis
adalah:
A= abc atau A= . b. c
Dimana : A = adsorben
a = adsorptivitas
b = tebal kuvet
c = konsentrasi

persamaan ini dikenal dengan hokum Lambert-Beer. Kuantitas spektroskopi yang diukur
biasanya adalah transmitans (T) = I/Io, dan Absorbansi (A), yang mana A = log 1/T. beberapa
batasan dalam hukum Lambert-Beer antara lain :
a. Sinar yang digunakan dianggap manokromatis
b. Penyerapan terjadi dalam suatu volume ang mempunyai penampang luas yang sama
c. Senyawa yag menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang lain dalam
larutan tersebut.
d. Tidak terjadi peristiwa flouresensi atau fosforisensi
e. Indeks bias tidak teergantng pada konsentrasi larutan.

2.4 Spektrofotometer
Spektrofotometer : instrumen yang digunakan untuk mengukur jumlah cahaya yang diserap
atau intensitas warna yang sesuai dengan panjang gelombang

2.4.1 Bagian Atau Komponen Spektrofotometer

Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari :


a. Sumber Cahaya
Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi yang
stabil dan intensitasnya tinggi.
Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah ultraviolet (UV) adalah lampu deterium
atau heavi hidrogen. Sedangkan untuk daerah visible (VIS) adalah lampu tungstren yang biasa
disebut lampu wolfram. Dan untuk daerah UV VIS menggunakan photodiode yang telah
dilengkapi monokromator. Daerah panjang gelombang (l ) adalah 350 2200 nanometer (nm).
b. Monokromator
Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis
menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang bebeda
(terdispersi).
c. Cuvet
Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau
cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic
dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di
daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai
sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di
daerah sinar tampak (visible).
d. Detektor
Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai
panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya
akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital.
Dengan mengukur transmitans larutan sampel, dimungkinkan untuk menentukan
konsentrasinya dengan menggunakan hukum Lambert-Beer. Spektrofotometer akan mengukur
intensitas cahaya melewati sampel (I), dan membandingkan ke intensitas cahaya sebelum
melewati sampel (Io). Rasio disebut transmittance, dan biasanya dinyatakan dalam persentase
(% T) sehingga bisa dihitung besar absorban (A) dengan rumus A = -log %T.
e. Read out
Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya isyarat listrik yang
berasal dari detektor.

2.4.2 Prinsip Kerja


Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun
campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan,
sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang
diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi
sampel.
Prisinp kerja dari spektrofotometer dapat di gambarkan sebagai berikut :

2.4.3 Cara Kerja Sperktrofotometer


Sinar berasal dari dua lampu yang berbeda, yaitu lampu wolfram untuk sinar Visible
(sinar tampak = 38 780nm) dan lampu deuterium untuk sinar Ultra Violet (180-380nm) pada
video lampu yang besar. Pilih panjang gelombang yang diinginkan/diperlukan. Kuvet, ada dua
karena alat yang dipakai tipe double beam, disanalah kita menyimpan sample dan yang satu lagi
untuk blanko. Detektor atau pembaca cahaya yang diteruskan oleh sampel, disini terjadi
pengubahan data sinar menjadi angka yang akan ditampilkan pada reader.
Yang harus dihindari adanya cahaya yang masuk ke dalam alat, biasanya pada saat
menutup tenpat kuvet, karena bila ada cahaya lain otomatis jumlah cahaya yang diukur menjadi
bertambah.

2.4.4 Kalibrasi Alat Spektrofotometer


Kalibrasi yang dimaksud ini adalah men-seting blank alat spektrofotometer, sebelum
digunakan untuk analisis. Secara umum sbb:
1. Nyalakan alat spektrofotometer
2. Isi kuvet dengan larutan blanko (aquades)
3. Diseting/diatur panjang gelombang untuk kalibrasi.
->keterangan: 0%T itu diukur saat kuvet dalam keadaan kosong. 100%T itu diukur saat
kuvet dalam keadaan terisi larutan.
4. Kuvet berisi larutan blanko dimasukkan ke spektrofotometer
5. lalu tekan tombol 0 ABS 100%T, tunggu sampai keluar kondisi setting blank (dalam
bentuk teks)

2.4.5 Cara Perawatan Spektrofotometer


Cara Perawatan dan Penyimpanan Alat :
1. Sebelum digunakan, biarkan mesin warming-up selama 15-20 menit.
2. Spektrofotometer sebisa mungkin tidak terpapar sinar matahari langsung, karena cahaya
dari matahari akan dapat mengganggu pengukuran.
3. Simpan spektrofotometer di dalam ruangan yang suhunya stabil dan diatas meja yang
permanen.
4. Pastikan kompartemen sampel bersih dari bekas sampel.
5. Saat memasukkan kuvet, pastikan kuvet kering.
6. Lakukan kalibrasi panjang gelombang dan absorban secara teratur.

Hal-hal yang harus diperhatikan :


a. Larutan yang dianalisis merupakan larutan berwarna
Apabila larutan yang akan dianalisis merupakan larutan yang tidak berwarna, maka
larutan tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi larutan yang berwarna. Kecuali apabila
diukur dengan menggunakan lampu UV.
b. Panjang gelombang maksimum
Panjang gelombang yang digunakan adalah panjang gelombang yang mempunyai
absorbansi maksimal. Hal ini dikarenakan pada panajgn gelombang maksimal, kepekaannya juga
maksimal karena pada panjang gelombang tersebut, perubahan absorbansi untuk tiap satuan
konsentrasi adalah yang paling besar. Selain itu disekitar panjang gelombang maksimal, akan
terbentuk kurva absorbansi yang datar sehingga hukum Lambert-Beer dapat terpenuhi. Dan
apabila dilakukan pengukuran ulang, tingkat kesalahannya akan kecil sekali.
c. Kalibrasi Panjang gelombang dan Absorban
Spektrofotometer digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang dipancarkan dan
cahaya yang diabsorbsi. Hal ini bergantung pada spektrum elektromagnetik yang diabsorb oleh
benda. Tiap media akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada
senyawa yang terbentuk. Oleh karena itu perlu dilakukan kalibrasi panjang gelombang dan
absorban pada spektrofotometer agar pengukuran yang di dapatkan lebih teliti.

2.4.6 Jenis Jenis Spektrofotometer


Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasar sumber cahaya yang digunakan.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Spektrofotometri Visible (Spektro Vis)
Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi adalah cahaya
tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh
mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga semua
sinar yang dapat dilihat oleh kita, entah itu putih, merah, biru, hijau, apapun.. selama ia dapat
dilihat oleh mata, maka sinar tersebut termasuk ke dalam sinar tampak (visible).
Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu
Tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan unsur kimia dengan
simbol W dan no atom 74. Tungsten mempunyai titik didih yang tertinggi (3422 C) dibanding
logam lainnya. karena sifat inilah maka ia digunakan sebagai sumber lampu. Sample yang dapat
dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memilii warna. Hal ini menjadi kelemahan
tersendiri dari metode spektrofotometri visible. Oleh karena itu, untuk sample yang tidak
memiliki warna harus terlebih dulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagent spesifik yang
akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya
bereaksi dengan analat yang akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna yang
dihasilkan harus benar-benar stabil.
Salah satu contohnya adalah pada analisa kadar protein terlarut (soluble protein). Protein
terlarut dalam larutan tidak memiliki warna. Oleh karena itu, larutan ini harus dibuat berwarna
agar dapat dianalisa. Reagent yang biasa digunakan adalah reagent Folin.
Saat protein terlarut direaksikan dengan Folin dalam suasana sedikit basa, ikatan peptide
pada protein akan membentuk senyawa kompleks yang berwarna biru yang dapat dideteksi pada
panjang gelombang sekitar 578 nm. Semakin tinggi intensitas warna biru menandakan
banyaknya senyawa kompleks yang terbentuk yang berarti semakin besar konsentrasi protein
terlarut dalam sample.

2. Spektrofotometri UV (ultraviolet)
Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV berdasarkan
interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai
sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia
merupakan isotop hidrogen yang stabil yang terdapat berlimpah di laut dan daratan. Inti atom
deuterium mempunyai satu proton dan satu neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu
proton dan tidak memiliki neutron. Nama deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteros, yang
berarti dua, mengacu pada intinya yang memiliki dua pertikel. Karena sinar UV tidak dapat
dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan
senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan transparan.
Oleh karena itu, sample tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan
reagent tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Namun
perlu diingat, sample keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. Prinsip
dasar pada spektrofotometri adalah sample harus jernih dan larut sempurna.
Tidak ada partikel koloid apalagi suspensi. Sebagai contoh pada analisa protein terlarut
(soluble protein). Jika menggunakan spektrofotometri visible, sample terlebih dulu dibuat
berwarna dengan reagent Folin, maka bila menggunakan spektrofotometri UV, sample dapat
langsung dianalisa. Ikatan peptide pada protein terlarut akan menyerap sinar UV pada panjang
gelombang sekitar 280 nm. Sehingga semakin banyak sinar yang diserap sample (Absorbansi
tinggi), maka konsentrasi protein terlarut semakin besar. Spektrofotometri UV memang lebih
simple dan mudah dibanding spektrofotometri visible, terutama pada bagian preparasi sample.
Namun harus hati-hati juga, karena banyak kemungkinan terjadi interferensi dari
senyawa lain selain analat yang juga menyerap pada panjang gelombang UV. Hal ini berpotensi
menimbulkan bias pada hasil analisa.
3. Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible.
Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible.
Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai
sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator. Untuk sistem
spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer digunakan. Kemudahan
metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sample berwarna juga untuk sample tak berwarna.
4. Spektrofotometri IR (Infra Red)
Dari namanya sudah bisa dimengerti bahwa spektrofotometri ini berdasar pada
penyerapan panjang gelombang infra merah. Cahaya infra merah terbagi menjadi infra merah
dekat, pertengahan, dan jauh. Infra merah pada spektrofotometri adalah infra merah jauh dan
pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 2.5-1000 m. Pada spektro IR meskipun bisa
digunakan untuk analisa kuantitatif, namun biasanya lebih kepada analisa kualitatif. Umumnya
spektro IR digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsi pada suatu senyawa, terutama
senyawa organik. Setiap serapan pada panjang gelombang tertentu menggambarkan adanya suatu
gugus fungsi spesifik.
Hasil analisa biasanya berupa signal kromatogram hubungan intensitas IR terhadap
panjang gelombang. Untuk identifikasi, signal sample akan dibandingkan dengan signal
standard. Perlu juga diketahui bahwa sample untuk metode ini harus dalam bentuk murni.
Karena bila tidak, gangguan dari gugus fungsi kontaminan akan mengganggu signal kurva yang
diperoleh. Terdapat juga satu jenis spektrofotometri IR lainnya yang berdasar pada penyerapan
sinar IR pendek. Spektrofotometri ini di sebut Near Infrared Spectropgotometry (NIR). Aplikasi
NIR banyak digunakan pada industri pakan dan pangan guna analisa bahan baku yang bersifat
rutin dan cepat.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2009. Spektrofotometri. (Online) http://spektrofotometer.com, diakses pada tanggal


23 september 2017.
Underwood,A.I.And Day R.A.1983. Analisa Kimia Kuantitatif 5th edition. Diterjemahkan oleh
R.Soendoro.Jakarta:Erlangga.
Kurniawan, Adelya desi, STP., MP., M.Sc. 2017.http://adelyadesi.lecture.ub.ac.id/files/2017/03/
SPEKTROFOTOMETRI.pdf. Download 23 September 2017 Jam 13.55 WIB.

Anda mungkin juga menyukai