Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN I

PRAKTIKUM ANTENA DAN PROPAGASI

OLEH :

MIRROTUL LAILY MAGHFIROH

TEKNIK TELEKOMUNIKASI/3C/17

1531120080

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2017
PERCOBAAN 2

PENGUKURAN GAIN, POLA RADIASI, DAN ISOLASI SILANG

1. Tujuan :
a. Melakukan pengukuran penguatan (gain) antena.
b. Mengetahui pengaruh elemen-elemen antena terhadap penguatan antena.
c. Memahami karakteristik directional dan half-power beamwidth antena.
d. Menggambarkan diagram polar pola radiasi horisontal dan vertikal untuk
antena dari hasil pengukuran yang didapat.
e. Dari diagram polar yang telah diplot, dapat menghitung sidelobe
attenuation dan front-to-back ratio dari antena.

2. Peralatan yang digunakan :


a. 1 Signal Generator
b. 1 Measuring Receiver
c. 2 Antena dipole
d. 1 Antena under test (antena TV VHF-Yagi Uda 9 elemen)
e. 1 Antena Rotater
f. 1 Matching pad (75 50)
g. 1 Konektor BNC-N
h. 1 Konektor male-male BNC
i. 1 Konektor female-female BNC
j. 2 Kabel RF 50 (2,5m)
k. 2 Tiang penyangga

3. Prosedur Percobaan :
Penguatan Gain Antena
Penguatan (Gain) antena diukur dengan membandingkan terhadap sebuah
antena standar. Dalam prakteknya antena standar yang digunakan adalah antena
dipole 0,5 . Jadi dalam hal ini pengukuran gain yang sebenarnya adalah
membandingkan penguatan antena yang diukur/diuji (under test antena) dengan
penguatan antena standar yang diketahui sebesar 2,15 dB.

1
Penguatan G adalah :
G = W1 / W2 = [ V1 / V2 ]2
Dengan,
W1 = daya yang diterima dengan antena yang diuji
W2 = daya yang diterima dengan antena referensi 0,5
V1 = tegangan yang diterima dengan antena yang diuji
V2 = tegangan yang diterima dengan antena yang diuji
Secara teori , dengan menganggap kedua antena macth dan antena 0,5 tanpa
rugi daya (loss less) , gain G0 pada sumber isotropis adalah
G0 = 1,64 G
G0 / G = 2,15 dB
Pengukuran harus dilakukan pada kedua antena berada dalam posisi yang baik.
Untuk pengukuran harus dilakukan pada kedua antena berada dalam posisi yang
baik. Untuk pengukuran pola radiasi biasanya antena yang diukur (antena under
test) dipasang sebagai antena penerima. Antenna pemancaar dipasang tetap
pada satu posisi, sedangkan antena yang diukur diputar 3600 pada sumbu
vertikal. Diagram pola horisontal diukur dengan memutar sumbu antena yang
diukur dengan kedua antena berada dalam posisi horisontal. Sedangkan untuk
mengukur diagram pola radiasi vertikal dilakukan hal yang sama dengan kedua
antena berada dalam posisi vertikal. Level level sinyal yang diukur
dimasukkan (diplot) pada koordinat polar.

Gambar 1. Diagram polar antena

2
Pada pengukuran gain antena dalam percobaan ini, antena dipole pertama
digunakan sebagai antena pemancar, sedangkan antena dipole kedua digunakan
sebagai antena standar (referensi) yang berfungsi sebagai pembanding
(dianggap sebagai antena standar dengan gain= 2,15dB). Antena yang diukur
(under test) adalah antena TV VHF. Antenna ini adalah jenis antena YAGI
UDA ARRAY 9 elemen, yang bekerja pada rentangan frekuensi 174 MHz
sampai 230 MHz.
1. Mengukur tegangan yang diterima oleh antena dipole kedua.
Tentukan panjang kedua antena dipole (/2) dengan menghitung panjang
gelombang pada frekuensi 202 MHz dan tentukan jarak antara antena
dipole 1 (pemancar) dan antena dipole 2 (penerima).
Susunlah diagram pengukuran seperti gambar dibawah pada posisi
horisontal. Atur posisi kedua antena garis jarak garis lurus. Jarak feeder
antena 1 dan antena 2 dugunakan sebagai jarak referensi untuk pengujian
berikutnya.

Gambar 2. Diagram Pengukuran Gain Antena


Menghitung panjang gelombang :
= c/f = 148,514851 cm
= 3 x 108 / 202 x 108 /2 = 148,514851 / 2
= 1,48514851 m = 74,257 cm

Jadi, /2 adalah 74,257 cm sehingga tiap lengan memiliki panjang 37,128


cm dari feeder ke ujung antena dengan jarak antara feeder antena dipole 1
dan antena dipole 2 adalah 4 m.

2. Hubungkan terlebih dahulu output Signal Generator dengan memasang


antena dipole yang telah ditentukan panjang gelombangnya.

3
Kemudian on kan Signal Generator pada frekuensi 202 MHz dan level RF
out pada 80dBV. kemudian matikan RF output (OFF).
3. Beri catu daya pada Measuring Receiver sebesar 12V (perhatikan polaritas
positif dan negatifnya).
Atur Measuring Receiver sebagai berikut :
RF ATT : ON
UNITS : dBV
FREQ. : 202 MHz
4. Hidupkan RF output (ON) pda signal generator.
5. Atur arah kedua antena (penerima) tepat mengahadap antena pertama
(antena pemancar) dengan memutar rotator, sehingga input level Measuring
Receiver menunjukkan nilai maksimum dan atur frekuensi Singal Generator
seperti pada table. Catat nilai E1 pada table 1.
Catatan : setiap perubahan frekuensi, tekan tombol CAL pada Measuring
Receiver.
6. Gantilah antena kedua dengan antena under test (antena Yagi). Ulangi
langkah 5 catat nilai ini sebagai nilai E2 pada table 1.
7. Hitunglah Gain antena yang diuji.
G(dB) = E2 - E1 +2,15dB

Pengukuran Pola Radiasi Antena


Prosedur Percobaan :
A. Pola Radiasi Horisontal
1. Susunlah diagram pengukuran seperti dibawah.

Gambar 3. Diagram Pengukuran

4
2. Pasanglah antena dipole pertama pada pemancar, sedangkan antena
kedua adalah antena yagi sebagai antena yang diukur pada bagian
penerima. Kedua antena dipasang pada posisi horisontal.
3. Atur Signal Generator (berfungsi sebagai pemancar) RF output 80
dBV dan frekuensi 202 MHz. nilai frekuensi ini adalah frekuensi
kerja antena yang sudah diset.
4. Matikan RF output dari Signal Generator.
5. Hidupkan Measuring Receiver (berfungsi sebagai penerima), atur :
RF ATT : ON, UNITS : dBV/m dan frekuensi 202 MHz.
6. Atur RF output Signal Generator ON.
7. Pada bagian penerima, arahkan dengan tepat antena penerima ke
antena pemancar sampai level Measuring Receiver menunjukkan
harga maksimum. Aturlah posisi ini rotator control berada pada
posisi 0 (nol) derajat. Catalah nilai maksimum ini pada table A.
8. Putarlah antena penerima (rotator kontrol) searah dengan jarum jam
setiap 10 sampai 360. Catatlah harga level pada meter pada tabel
2.

B. Pola Radiasi Vertikal


9. Ubah posisi kedua antena (pemancar dan penerima) pada posisi
vertikal.
10. Ulangi langkah 3 sampai 8. Catat hasilnya pada table 3.

Pengaruh elemen-elemen pada antena Array (Yagi-Uda)


Prosedur percobaan :
11. Atur kembali kedua antena pada posisi horisontal dengan frekuensi
202 MHz dan susunlah diagram pengukuran seperti langkah 7.
Ulangi langkah 7.
12. Pada langkah berikut, lepas elemen satu persatu sesuai dengan
nomor elemen.

5
13. Mencatat data pengukuran pada tabel 4.

C. Pola Radiasi Horisontal Antena Folded Dipole


14. Gantilah antena uji dengan antena folded dipole dan atur kedua
antena pada posisi horisontal.
15. Ulangi langkah 3 sampai 8 . Catat hasilnya pada tabel 5.

D. Pola Radiasi Horisontal Antena Folded Dipole dan Reflektor


16. Pasang kedua elemen reflector antena penerima seperti pada gamber
berikut.

17. Ulangi langkah 3 sampai 8. Catat hasilnya pada tabel 5.

Pengukuran Isolasi Silang (Cross Isolation)


Pada pengukuran antena yagi, polarisasi horisontal pada tabel A dan
polaradiasi vertikal pada tabel B pada posisi 0o. Catat nilai pola radiasi
horisontal merupakan nilai E1 dan E2 merupakan Nilai pola radiasi vertikal.
Hitung nilai Cross Isolation: ECI = E1 E2.

6
4. Hasil Percobaan :

Tabel 1. Pengukuran Gain Antena


Frequency
E1 (dBuV) E2(dBuV) G(dB)
(MHz)
174 35,4 46,1 12,85
181 47,8 46 0,35
188 46,3 45,8 1,65
192 45,7 48,8 5,25
202 48,1 55,6 9,65
209 52,4 52 1,75
216 50,7 49 0,45
223 47,7 58,9 13,35
230 49,4 51,6 4,35

Kuat Medan Listrik Antena Uji


60

55
Kuat Medan Listrik

50

45

40

35
174 184 194 204 214 224
Frequency

E2 (Yagi) E1(Dipole)

Gambar : Grafik tabel 1 (Kuat medan antena uji)

7
Penguatan Antena Uji
16
14
12
10
8
Gain

6
4
2
0
-2
174 184 194 204 214 224
Frequency

Gambar : Grafik tabel 1 (Penguatan antena uji)

Tabel 2. Hasil Pola Radiasi Direksional Antena Yagi Polarisasi Horisontal


Level Kuat Medan Normalisasi
Sudut Cincin (-3dB )
(dBuV/m) (dBuV) (dBuV/m)
0 58,7 68,8 0 -3
10 58,1 68 -0,6 -3
20 57,2 67,3 -1,5 -3
30 56,1 66,5 -2,6 -3
40 53,9 64,3 -4,8 -3
50 51,3 61,7 -7,4 -3
60 49,6 60,1 -9,1 -3
70 48,6 59,3 -10,1 -3
80 48,9 58,5 -9,8 -3
90 48,7 57,8 -10 -3
100 47,9 57,8 -10,8 -3
110 42,2 51,8 -16,5 -3
120 39,7 46,6 -19 -3
130 25,3 42,2 -33,4 -3
140 43,1 52 -15,6 -3
150 40,8 46,3 -17,9 -3
160 38,9 50 -19,8 -3
170 42,5 51,2 -16,2 -3
180 40,1 48,2 -18,6 -3

8
Level Kuat Medan Normalisasi
Sudut Cincin (-3dB )
(dBuV/m) (dBuV) (dBuV/m)

190 31,6 38,3 -27,1 -3


200 32,6 45,7 -26,1 -3
210 34,7 46 -24 -3
220 27,1 44,6 -31,6 -3
230 32,5 35 -26,2 -3
240 32,2 36 -26,5 -3
250 24,2 40,8 -34,5 -3
260 38,5 50,5 -20,2 -3
270 38,9 47,9 -19,8 -3
280 40 53,2 -18,7 -3
290 46,5 57,1 -12,2 -3
300 47,6 58,3 -11,1 -3
310 49,8 60,3 -8,9 -3
320 46,1 53,1 -12,6 -3
330 50,4 61 -8,3 -3
340 52,2 62,8 -6,5 -3
350 54,5 64,6 -4,2 -3
360 55,1 65,1 -3,6 -3

Pola Radiasi Antena Yagi Polarisasi Horizontal


0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360
0

-5

-10
Normalisasi (dB)

-15

-20

-25

-30

-35
Sudut

Gambar : Grafik tabel 2 (pola radiasi direksional antena yagi polarisasi horisontal)

9
Gambar : Diagram polar pola daya(dB) tabel 2

10
Tabel 3. Hasil Pola Radiasi Direksional Antena Yagi Polarisasi Vertikal

Kuat Kuat
Level Normalisasi Level Normalisasi
Sudut Medan Sudut Medan
(dBuV/m) (dBuV/m) (dBuV/m) (dBuV/m)
(dBuV) (dBuV)

0 53,5 63,2 0 190 41,8 53,4 -11,7


10 52,4 66,5 -1,1 200 44,2 54,2 -9,3
20 51,8 61,5 -1,7 210 44,1 54,1 -9,4
30 49 59 -4,5 220 44,9 55,2 -8,6
40 47,5 59,6 -6 230 45,2 56,1 -8,3
50 45,4 53 -8,1 240 44,4 55,7 -9,1
60 46 54,9 -7,5 250 43,4 54,8 -10,1
70 40,9 50,5 -12,6 260 50,7 61,1 -2,8
80 33,1 48,9 -20,4 270 53,7 63,2 0,2
90 42,3 50,8 -11,2 280 56 63,9 2,5
100 43,6 53,2 -9,9 290 55,5 65,6 2
110 46,3 53,3 -7,2 300 56,3 65,6 2,8
120 42,6 52,4 -10,9 310 56,3 66,7 2,8
130 42,7 55,2 -10,8 320 56,6 66,3 3,1
140 41,8 51 -11,7 330 54,2 66 0,7
150 43,9 54,3 -9,6 340 55,1 66,4 1,6
160 44 53,3 -9,5 350 55,7 66,1 2,2
170 42,7 51,9 -10,8 360 55,2 65 1,7
180 40,6 52 -12,9

Pola Radiasi Antena Yagi Polarisasi Vertikal


0 20 40 60 80 100120140160180200220240260280300320340360
5

0
Normalisasi (dB)

-5

-10

-15

-20

-25
Sudut

Gambar : Grafik tabel 3 (pola radiasi direksional antena yagi polarisasi vertikal)

11
Gambar : Diagram polar pola daya(dB) tabel 3

12
Tabel 4. Melihat Pengaruh Elemen-elemen pada Antena Array (Yagi-Uda)

Level Kuat Medan


No elemen yang dilepas
(dBmV) (dBmV/m)
1 54,2 64,6
1 2 53 62,5
1 2 3 52,6 63
1 2 3 4 52,3 61,3
1 2 3 4 5 52,4 62,8
1 2 3 4 5 6 51,9 61,9
1 2 3 4 5 6 8 9 50 58,7
1 2 3 4 5 6 8 9 48,7 58,5

Tabel 5. Hasil Pola Radiasi Omnidireksional Antena Folded Dipole /2


Polarisasi Horisontal

Level Kuat Medan


Sudut Normalisasi
(dBuV/m) (dBuV)
0 48,4 59,5 0
10 49 59,3 0,6
20 50,1 59,9 1,7
30 48,1 58,5 -0,3
40 51,4 61,5 3
50 50,6 59,9 2,2
60 46,7 55,1 -1,7
70 45 54,6 -3,4
80 41,3 50,7 -7,1
90 46 52 -2,4
100 40,7 50,3 -7,7
110 43,6 51,8 -4,8
120 45,9 56,8 -2,5
130 46,3 57,7 -2,1
140 45,6 58,6 -2,8
150 49,4 60,5 1
160 51,3 61,1 2,9
170 53,7 63,8 5,3
180 54,1 64,3 5,7
190 53 64,6 4,6
200 55,1 65,4 6,7
210 54,4 64,4 6
220 52,4 61,3 4
230 50,3 59,8 1,9

13
240 48 59,6 -0,4
250 46,5 57,1 -1,9
260 46,7 55,8 -1,7
270 44,2 56,6 -4,2
280 44,5 53,3 -3,9
290 46,9 55,4 -1,5
300 47,3 58,5 -1,1
310 50,7 61,3 2,3
320 52,5 61,4 4,1
330 53,2 63,3 4,8
340 53,2 63,2 4,8
350 52,6 63,9 4,2
360 53,4 63,4 5

Pola Radiasi Antena Yagi Polarisasi Vertikal

4
Normalisasi (dB)

-2

-4

-6

-8

-10
Sudut

Gambar : Grafik tabel 5 (pola radiasi omnidireksional antena folded dipole /2


polarisasi horisontal)

14
Gambar : Diagram polar pola daya(dB) tabel 5

15
Tabel 6. Hasil Pola Radiasi Direksional Antena Folded Dipole /2 Polarisasi
Horisontal Dengan Reflektor
Kuat Kuat
Level Normalisasi Level Normalisasi
Sudut Medan Sudut Medan
(dBuV/m) (dBuV/m) (dBuV/m) (dBuV/m)
(dBuV) (dBuV)
0 53,5 37,6 0 190 31,6 38,3 -21,9
10 53,4 36,9 -0,1 200 32,6 45,7 -20,9
20 53,3 37,7 -0,2 210 34,7 46 -18,8
30 52,2 41,3 -1,3 220 27,1 44,6 -26,4
40 50,3 43,6 -3,2 230 32,5 35 -21
50 49 45,5 -4,5 240 32,2 36 -21,3
60 47,1 60,1 -6,4 250 24,2 40,8 -29,3
70 45,2 59,3 -8,3 260 38,5 50,5 -15
80 44,4 58,5 -9,1 270 38,9 47,9 -14,6
90 41,2 57,8 -12,3 280 40 53,2 -13,5
100 47,9 57,8 -5,6 290 46,5 57,1 -7
110 42,2 51,8 -11,3 300 47,6 58,3 -5,9
120 39,7 46,6 -13,8 310 49,8 60,3 -3,7
130 25,3 42,2 -28,2 320 46,1 53,1 -7,4
140 43,1 52 -10,4 330 50,4 61 -3,1
150 40,8 46,3 -12,7 340 52,2 62,8 -1,3
160 38,9 50 -14,6 350 54,5 64,6 1
170 42,5 51,2 -11 360 55,1 65,1 1,6
180 40,1 48,2 -13,4

Pola Radiasi Direksional Antena Folded Dipole


Polarisai Horizontal dengan Reflector
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360
5

-5
Normalisasi (dB)

-10

-15

-20

-25

-30

-35
Sudut

Gambar : Grafik tabel 6 (pola radiasi Direksional antena folded dipole /2


polarisasi horisontal dengan reflektor)

16
Pola Radiasi Direksional Antena Folded Dipole
Polarisai Horizontal dengan Reflector

330
0
350 1 10 40
340 0 20
-1
330 -2 30
-3
-4
320 -5 40
-6
-7
-8
310 -9 50
-10
-11
-12
-13
300 -14 60
-15
-16
-17
-18
290 -19 70
-20
-21
-22
-23
280 -24 80
-25
-26
-27
-28
-29
270 -30 90

260 100

250 110

240 120

230 130

220 140
210 150
200 160
190 170
180

-3dB Ring Pola radiasi

Gambar : Diagram polar pola daya(dB) tabel 6

17
Tabel 7. Front to Back Ratio
Front@0 Back@180
Tabel FB Ratio
(dB) (dB)
2 -34,5 -16,2 2,12962963
3 -20,4 -7,2 2,833333333
5 -7,7 -6,7 1,149253731
6 -29,3 -10,4 2,817307692

*Data front/back diambil berdasarkan nilai normalisasi pada tabel polaradiasi - polaradiasi sebelumnya

Tabel 8. Perhitungan Isolasi Silang

Level Level Isolasi


Sudut Horizontal Vertical Silang
(dBuV/m) (dBuV/m) (dBV/m)
0 58,7 53,5 5,2
10 58,1 52,4 5,7
20 57,2 51,8 5,4
30 56,1 49 7,1
40 53,9 47,5 6,4
50 51,3 45,4 5,9
60 49,6 46 3,6
70 48,6 40,9 7,7
80 48,9 33,1 15,8
90 48,7 42,3 6,4
100 47,9 43,6 4,3
110 42,2 46,3 -4,1
120 39,7 42,6 -2,9
130 25,3 42,7 -17,4
140 43,1 41,8 1,3
150 40,8 43,9 -3,1
160 38,9 44 -5,1
170 42,5 42,7 -0,2
180 40,1 40,6 -0,5
190 31,6 41,8 -10,2
200 32,6 44,2 -11,6
210 34,7 44,1 -9,4
220 27,1 44,9 -17,8
230 32,5 45,2 -12,7
240 32,2 44,4 -12,2
250 24,2 43,4 -19,2
260 38,5 50,7 -12,2

18
270 38,9 53,7 -14,8
280 40 56 -16
290 46,5 55,5 -9
300 47,6 56,3 -8,7
310 49,8 56,3 -6,5
320 46,1 56,6 -10,5
330 50,4 54,2 -3,8
340 52,2 55,1 -2,9
350 54,5 55,7 -1,2
360 55,1 55,2 -0,1

Isolasi Silang

20
15
10
Normalisasi (dB)

5
0
-5
-10
-15
-20
-25
Sudut

Gambar : Grafik isolasi silang

19

Anda mungkin juga menyukai