OLEH :
TEKNIK TELEKOMUNIKASI/3C/17
1531120080
1. Tujuan :
a. Melakukan pengukuran penguatan (gain) antena.
b. Mengetahui pengaruh elemen-elemen antena terhadap penguatan antena.
c. Memahami karakteristik directional dan half-power beamwidth antena.
d. Menggambarkan diagram polar pola radiasi horisontal dan vertikal untuk
antena dari hasil pengukuran yang didapat.
e. Dari diagram polar yang telah diplot, dapat menghitung sidelobe
attenuation dan front-to-back ratio dari antena.
3. Prosedur Percobaan :
Penguatan Gain Antena
Penguatan (Gain) antena diukur dengan membandingkan terhadap sebuah
antena standar. Dalam prakteknya antena standar yang digunakan adalah antena
dipole 0,5 . Jadi dalam hal ini pengukuran gain yang sebenarnya adalah
membandingkan penguatan antena yang diukur/diuji (under test antena) dengan
penguatan antena standar yang diketahui sebesar 2,15 dB.
1
Penguatan G adalah :
G = W1 / W2 = [ V1 / V2 ]2
Dengan,
W1 = daya yang diterima dengan antena yang diuji
W2 = daya yang diterima dengan antena referensi 0,5
V1 = tegangan yang diterima dengan antena yang diuji
V2 = tegangan yang diterima dengan antena yang diuji
Secara teori , dengan menganggap kedua antena macth dan antena 0,5 tanpa
rugi daya (loss less) , gain G0 pada sumber isotropis adalah
G0 = 1,64 G
G0 / G = 2,15 dB
Pengukuran harus dilakukan pada kedua antena berada dalam posisi yang baik.
Untuk pengukuran harus dilakukan pada kedua antena berada dalam posisi yang
baik. Untuk pengukuran pola radiasi biasanya antena yang diukur (antena under
test) dipasang sebagai antena penerima. Antenna pemancaar dipasang tetap
pada satu posisi, sedangkan antena yang diukur diputar 3600 pada sumbu
vertikal. Diagram pola horisontal diukur dengan memutar sumbu antena yang
diukur dengan kedua antena berada dalam posisi horisontal. Sedangkan untuk
mengukur diagram pola radiasi vertikal dilakukan hal yang sama dengan kedua
antena berada dalam posisi vertikal. Level level sinyal yang diukur
dimasukkan (diplot) pada koordinat polar.
2
Pada pengukuran gain antena dalam percobaan ini, antena dipole pertama
digunakan sebagai antena pemancar, sedangkan antena dipole kedua digunakan
sebagai antena standar (referensi) yang berfungsi sebagai pembanding
(dianggap sebagai antena standar dengan gain= 2,15dB). Antena yang diukur
(under test) adalah antena TV VHF. Antenna ini adalah jenis antena YAGI
UDA ARRAY 9 elemen, yang bekerja pada rentangan frekuensi 174 MHz
sampai 230 MHz.
1. Mengukur tegangan yang diterima oleh antena dipole kedua.
Tentukan panjang kedua antena dipole (/2) dengan menghitung panjang
gelombang pada frekuensi 202 MHz dan tentukan jarak antara antena
dipole 1 (pemancar) dan antena dipole 2 (penerima).
Susunlah diagram pengukuran seperti gambar dibawah pada posisi
horisontal. Atur posisi kedua antena garis jarak garis lurus. Jarak feeder
antena 1 dan antena 2 dugunakan sebagai jarak referensi untuk pengujian
berikutnya.
3
Kemudian on kan Signal Generator pada frekuensi 202 MHz dan level RF
out pada 80dBV. kemudian matikan RF output (OFF).
3. Beri catu daya pada Measuring Receiver sebesar 12V (perhatikan polaritas
positif dan negatifnya).
Atur Measuring Receiver sebagai berikut :
RF ATT : ON
UNITS : dBV
FREQ. : 202 MHz
4. Hidupkan RF output (ON) pda signal generator.
5. Atur arah kedua antena (penerima) tepat mengahadap antena pertama
(antena pemancar) dengan memutar rotator, sehingga input level Measuring
Receiver menunjukkan nilai maksimum dan atur frekuensi Singal Generator
seperti pada table. Catat nilai E1 pada table 1.
Catatan : setiap perubahan frekuensi, tekan tombol CAL pada Measuring
Receiver.
6. Gantilah antena kedua dengan antena under test (antena Yagi). Ulangi
langkah 5 catat nilai ini sebagai nilai E2 pada table 1.
7. Hitunglah Gain antena yang diuji.
G(dB) = E2 - E1 +2,15dB
4
2. Pasanglah antena dipole pertama pada pemancar, sedangkan antena
kedua adalah antena yagi sebagai antena yang diukur pada bagian
penerima. Kedua antena dipasang pada posisi horisontal.
3. Atur Signal Generator (berfungsi sebagai pemancar) RF output 80
dBV dan frekuensi 202 MHz. nilai frekuensi ini adalah frekuensi
kerja antena yang sudah diset.
4. Matikan RF output dari Signal Generator.
5. Hidupkan Measuring Receiver (berfungsi sebagai penerima), atur :
RF ATT : ON, UNITS : dBV/m dan frekuensi 202 MHz.
6. Atur RF output Signal Generator ON.
7. Pada bagian penerima, arahkan dengan tepat antena penerima ke
antena pemancar sampai level Measuring Receiver menunjukkan
harga maksimum. Aturlah posisi ini rotator control berada pada
posisi 0 (nol) derajat. Catalah nilai maksimum ini pada table A.
8. Putarlah antena penerima (rotator kontrol) searah dengan jarum jam
setiap 10 sampai 360. Catatlah harga level pada meter pada tabel
2.
5
13. Mencatat data pengukuran pada tabel 4.
6
4. Hasil Percobaan :
55
Kuat Medan Listrik
50
45
40
35
174 184 194 204 214 224
Frequency
E2 (Yagi) E1(Dipole)
7
Penguatan Antena Uji
16
14
12
10
8
Gain
6
4
2
0
-2
174 184 194 204 214 224
Frequency
8
Level Kuat Medan Normalisasi
Sudut Cincin (-3dB )
(dBuV/m) (dBuV) (dBuV/m)
-5
-10
Normalisasi (dB)
-15
-20
-25
-30
-35
Sudut
Gambar : Grafik tabel 2 (pola radiasi direksional antena yagi polarisasi horisontal)
9
Gambar : Diagram polar pola daya(dB) tabel 2
10
Tabel 3. Hasil Pola Radiasi Direksional Antena Yagi Polarisasi Vertikal
Kuat Kuat
Level Normalisasi Level Normalisasi
Sudut Medan Sudut Medan
(dBuV/m) (dBuV/m) (dBuV/m) (dBuV/m)
(dBuV) (dBuV)
0
Normalisasi (dB)
-5
-10
-15
-20
-25
Sudut
Gambar : Grafik tabel 3 (pola radiasi direksional antena yagi polarisasi vertikal)
11
Gambar : Diagram polar pola daya(dB) tabel 3
12
Tabel 4. Melihat Pengaruh Elemen-elemen pada Antena Array (Yagi-Uda)
13
240 48 59,6 -0,4
250 46,5 57,1 -1,9
260 46,7 55,8 -1,7
270 44,2 56,6 -4,2
280 44,5 53,3 -3,9
290 46,9 55,4 -1,5
300 47,3 58,5 -1,1
310 50,7 61,3 2,3
320 52,5 61,4 4,1
330 53,2 63,3 4,8
340 53,2 63,2 4,8
350 52,6 63,9 4,2
360 53,4 63,4 5
4
Normalisasi (dB)
-2
-4
-6
-8
-10
Sudut
14
Gambar : Diagram polar pola daya(dB) tabel 5
15
Tabel 6. Hasil Pola Radiasi Direksional Antena Folded Dipole /2 Polarisasi
Horisontal Dengan Reflektor
Kuat Kuat
Level Normalisasi Level Normalisasi
Sudut Medan Sudut Medan
(dBuV/m) (dBuV/m) (dBuV/m) (dBuV/m)
(dBuV) (dBuV)
0 53,5 37,6 0 190 31,6 38,3 -21,9
10 53,4 36,9 -0,1 200 32,6 45,7 -20,9
20 53,3 37,7 -0,2 210 34,7 46 -18,8
30 52,2 41,3 -1,3 220 27,1 44,6 -26,4
40 50,3 43,6 -3,2 230 32,5 35 -21
50 49 45,5 -4,5 240 32,2 36 -21,3
60 47,1 60,1 -6,4 250 24,2 40,8 -29,3
70 45,2 59,3 -8,3 260 38,5 50,5 -15
80 44,4 58,5 -9,1 270 38,9 47,9 -14,6
90 41,2 57,8 -12,3 280 40 53,2 -13,5
100 47,9 57,8 -5,6 290 46,5 57,1 -7
110 42,2 51,8 -11,3 300 47,6 58,3 -5,9
120 39,7 46,6 -13,8 310 49,8 60,3 -3,7
130 25,3 42,2 -28,2 320 46,1 53,1 -7,4
140 43,1 52 -10,4 330 50,4 61 -3,1
150 40,8 46,3 -12,7 340 52,2 62,8 -1,3
160 38,9 50 -14,6 350 54,5 64,6 1
170 42,5 51,2 -11 360 55,1 65,1 1,6
180 40,1 48,2 -13,4
-5
Normalisasi (dB)
-10
-15
-20
-25
-30
-35
Sudut
16
Pola Radiasi Direksional Antena Folded Dipole
Polarisai Horizontal dengan Reflector
330
0
350 1 10 40
340 0 20
-1
330 -2 30
-3
-4
320 -5 40
-6
-7
-8
310 -9 50
-10
-11
-12
-13
300 -14 60
-15
-16
-17
-18
290 -19 70
-20
-21
-22
-23
280 -24 80
-25
-26
-27
-28
-29
270 -30 90
260 100
250 110
240 120
230 130
220 140
210 150
200 160
190 170
180
17
Tabel 7. Front to Back Ratio
Front@0 Back@180
Tabel FB Ratio
(dB) (dB)
2 -34,5 -16,2 2,12962963
3 -20,4 -7,2 2,833333333
5 -7,7 -6,7 1,149253731
6 -29,3 -10,4 2,817307692
*Data front/back diambil berdasarkan nilai normalisasi pada tabel polaradiasi - polaradiasi sebelumnya
18
270 38,9 53,7 -14,8
280 40 56 -16
290 46,5 55,5 -9
300 47,6 56,3 -8,7
310 49,8 56,3 -6,5
320 46,1 56,6 -10,5
330 50,4 54,2 -3,8
340 52,2 55,1 -2,9
350 54,5 55,7 -1,2
360 55,1 55,2 -0,1
Isolasi Silang
20
15
10
Normalisasi (dB)
5
0
-5
-10
-15
-20
-25
Sudut
19