Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan kepustakaan ini dimulai pada saat mengikuti mata kuliah


Rekayasa Beton kemudian melakukannpersiapan dalam praktikum serta dalam
mempersiapkan pembuatan laporan. Bersamaan dengan itu, konsultasi kepada
dosen selaku pembimbing juga dilakukan untuk mendapatkan datadata, informasi,
serta referensi, guna kesempurnaan tinjauan pustaka itu sendiri. Studi kepustakaan
dibutuhkan untuk mengetahui pengertian-pengertian, sifat-sifat, aturan-aturan,
serta standart-standart yang akan digunakan dalam mix design nanti dengan
menguntip dari berbagai referensi.

2.1 PENGERTIAN DASAR


1. Landasan teori

Beton adalah campuran dari agregat halus dan kasar (pasir,


kerikil, batu pecah atau jenis agregat lain) dengan semen yang
dipersatukan oleh air dalam perbandingan tertentu. Beton juga dapat
di definisikan sebagai bahan bangunan dan konstruksi yang sifat
sifatnya dapat ditentukan terlebih dahulu dengan mengadakan
perencanaan dan pengawasan yang teliti terhadap bahan bahan
yang terpilih. Bahan bahan pilihan itu adalah semen, air, dan
agregat. Aggregat dapat berupa kerikil, batu pecah, sisa bahan
mentah tambang, aggregat ringan buatan, pasir, atau bahan sejenis
lainnya. Aggregat, semen, dan air, dalam perbandingan tertentu
dicampur bersama sama sampai campuran menjadi homogen dan
bersifat plastis sehingga mudah untuk dikerjakan. Karena hidrasi
semen oleh air, adukan tersebut akan mengeras atau membatu, dan
memiliki kekerasan dan kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk
berbagai tujuan.
Dalam adukab beton, camuran air dan semen membentuk
pasta yang disebut pasta semen. Pasta semen ini, kecuali mengisi
pori pori diantara buitiran butiran aggregat halus. Juga berfungsi

Praktikum Beton kelompok 1/2012 II-1


sebagai perekat atau pengikat dalam proses pengerasan sehingga
butiran butiran aggregat saling terikat dengan kuat, dan
terbentuklah suatu massa yang kompak atau padat.
Untuk menjamin agar beton yang dihasilkan memenuhi
persyaratan yang diminta, dianjurkan agar pertama tama menguji
terlebih dahulu agregat yang akan digunakan, kemudian membuat
uji coba beton atau campuran uji beton setelah rancanagan
campuran ( mix desain ) dilakukan
Faktor faktor yang mempengaruhi mutu beton adalah:
1. Mutu bahan batuan
2. Jenis atau mutu semen
3. Faktor air semen
4. Gradasi atau susunan butir bahan batuan
5. Pelaksanaan pembuatan beton
6. Curing (pematangan) beton, yaitu peralatan beton untuk dapat
mencapai kekuatan yang diinginkan.

2. Alat dan bahan yang diguanakn


Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah:
1. Semen
2. Pasir
3. Kerikil
4. Air
5. Sekop
6. Oli
7. Casing/cetakan beton silinder
8. Kuas
9. Timbangan analitis
10. Cawan
11. Gelas ukur
12. Alat perojok
13. Nampan besar
14. Corong dan alas untuk uji slump
15. Penggaris

Praktikum Beton kelompok 1/2012 II-2


3. Prosedur praktikum
1. Rencanakan job mix untuk material yang akan digunakan untuk
bahan praktikum
2. Siapkan semua bahan yang akan digunakan sebagai praktikum
sesuai dengan hasil perhitungan dari job mix
3. Siapkan semua peralatan
4. Bersihkan casing/cetakan beton silinder dan olesi oli
5. Timbang bahan bahan sesuai dengan hasil perhitungan job mix
6. Campur semua bahan di nampan besar menggunakan sekop hingga
rata
7. Lakukan uji slump, ukur menggunakan penggaris berapa hasil uji
slump,biasanya tinggi slump berkisar 0,6-10 cm
8. Jika sudah memenuhi kriteria, maka masukkan campuran beton
kedalam cetakan silinder sambil dirojok secara merata
9. Diamkan beton selama 3 hari
10. Pada hari ke 3, dilakukan pelepasan casing beton untuk memulai
perendaman beton
11. Rendam beton selama 40 hari

Beton
Merupakan campuran antara agregat kasar, agregat halus, air dan semen
sebagai pengikat dan pengisi antara agregat kasar dan halus, serta kadang-
kadang ditambahkan pula admixture bila diperlukan sehingga membentuk
masa padat. Beton yang bermutu baik ialah yang sesuai dengan
perencanaan dan material yang sangat awet serta bebas pemeliharaan
untuk beberapa tahun dan beton dapat dicetak sesuai dengan bentuk yang
dikehendaki.

Pasir
Bahan berupa butiran-butiran yang lolos pada saringan 3/8 inc, hampir
semua lolos saringan no. 4 (4,78 mm).

Praktikum Beton kelompok 1/2012 II-3


Agregat Halus

adalah pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industry pemecah batu dan mempunyai ukuran butir
terbesar 4,75 mm (No.4) (SNI 1969:2008)

Agregat Kasar

adalah kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa
batu pecah yang diperoleh dariindustri pemecah batu dan mempunyai
ukuran butir antara 4,75 mm (No.4) sampai 40 mm (No. 1 inci)
(SNI 1970:2008)

Bahan Pengisi ( Filler )


Adanya hasil dari penggilingan suatu bahan mineral berupa butiran-butiran
halus seperti serbuk, kerang contoh silica fume, fly ash, abu sekam, slag,
dan lain-lain.Agregat halus dapat berupa pasir alam, pasir hasil olahan atau
gabungan dari kedua pasir tersebut.Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai
agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk dari
lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.

Semen Portland
Ialah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker
yang terutama terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis, dan
gips sebagai bahan pembantu. Merupakan bahan ikat yang penting dan
banyak dipakai dalam pembangunan fisik.Semen portland dibuat dari
Carareousseperti batu kapur (Lime Stoneatau Chalk) dan bahan silica atau
Alumunium yang terdapat dalam tanah liat (Clayatau Shale).

Bahan Additive
Adalah suatu bahan yang ditambah pada saat proses pengadukan beton atau
sebelum pengadukan beton atau sebelum pengadukan dimulai untuk
memperbaiki sifat beton sesuai dengan yang dikehendaki.

Praktikum Beton kelompok 1/2012 II-4


Air Resapan
Ialah air yang diserap oleh agregat dari kondisi kering oven untuk mencapai
SSD (% dari berat kering).

Air Kelembaban
Ialah air yang terkandung dalam agregat asli.

Workabilitas
Ialah mudah tidaknya pengerjaan beton dan biasanya diukur dengan
besarnya slum.

Slump
Ialah selisih perbedaan penurunan beton sebelum dan sesudah prisma slum
test diangkat.

Keadaan Jenuh Permukaan Air


Atau Satureted Survace Dry (SSD) adalah butir-butir agregat yang jenuh
air, artinya semua pori-pori yang tembus air terisi penuh oleh air,
sedangkan permukaannya kering.

Faktor Semen
Adalah jumlah zak semen yang digunakan untuk mengisi 1 m3 beton.

Berat Jenis
Adalah perbandingan dari berat isi bahan terhadap berat isi , dalam keadaan
standart tertentu maka berat air adalah 1.

Faktor Air Semen


Adalah perbandingan banyaknya air bebas kecuali yang terserap oleh
agregat, terhadap banyaknya semen dalam adukan beton.Peningkatan
jumlah air akan meningkatkan kemudahan pengerjaan dan pemadatan,
tetapi akan mereduksi kekuatan dan menimbulkan segregasi dan bleeding.

Praktikum Beton kelompok 1/2012 II-5


Pengerjaan Beton
Adalah sifat beton muda yang menetukan sifat pengerjaannya dengan
dikerjakan adalah beton yang ketika di cor tidak menyababkan timbulnya
ruang-ruang udara serta kerangka-kerangka beton, plastis, kohesif, mudah
dicor, dan konsistensi baik.

2.2 Tinjauan Permasahan


2.2.1 Air Resapan Pasir
Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya
0,0625-2 mm. Penggunaannya sebagai mortar atau spesi, biasanya
digunakan sebagai adukan untuk lantai kerja, pemasangan fondasi batu kali,
pemasangan dinding bata, spesi untuk keramik lantai, dinding, batu alam,
plesteran dinding dan lain-lain. Selain itu, pasir digunakan untuk bahan
campuran beton.Biasanya pasir beton berwarna hitam dan butirannya cukup
halus, namun bila dikepal dengan tangan tidak menggumpal dan akan puyar
kembali. Pola silika yang berujung runcing membuat kemampuan pasir
menyerap partikel tidak diinginkan jauh lebih baik ketimbang pasir biasa.
Pola partikel tersebut membuat ikatan pasir pasir dengan semen menjadi
lebih kuat. Oleh karena itu, dilakukan pengujian air resapan pasir sesuai
standar ASTM C 128-93 bertujuan untuk menentukan kadar air resapaan
pasir.

2.2.2 Kelembaban kerikil


Menurut( ASTM C 556-71 ) Untuk standar kelembaban batu pecah
diharapkan tidak lebih dari 65 % . Berdasarkan data dan perhitungan diatas
ternyata besarnya pengembangan volume pasir yang dugunakan dalam
praktikum sebesar 4,232%

2.2.3 Kebersihan kerikil terhadap lumpur


Dalam menentukan persentase kadar lumpur dalam agregat kasar,
kandungan lumpur <1%, merupakan ketentuan dalam peraturan bagi
penggunaan agregat untuk pembuatan beton.Tujuan pengujian ini adalah

Praktikum Beton kelompok 1/2012 II-6


untuk menentukan kadar lumpur yang terkandung di dalam agregat kasar
(split), karena lumpur dapat mengurangi kelekatan agregat dengan pasta semen
yang pada akhirnya mengurangi kekuatan beton. Untuk standar PBBI 1971
NI2 disyaratkan agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%
.
2.2.4 Los Angeles
Cara uji ini sebagai pegangan untuk menentukan ketahanan agregat
kasar terhadap keausan dengan menggunakan mesin abrasi Los
Angeles.Tujuannya untuk mengetahui angka keausan yang dinyatakan
dengan perbandingan antara berat bahan aus lolos saringan No. 12 (1,7
mm) terhadap berat semula, dalam persen. Peralatan yang digunakan
sebagai berikut: mesin Abrasi Los Angeles, saringan No. 12 (1,7 mm),
timbangan, bola-bola baja dan oven.Prosedur pengujian sebagai berikut:
benda uji dan bola baja dimasukkan ke dalam mesin abrasi, putarkan mesin
dengan kecepatan 30 sampai dengan 33 rpm. Setelah selesai pemutaran,
keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring dengan saringan No. 12
(1,7 mm).
SNI 2417: 2008 tentang cara uji aggregate dengan mesin abrasi Los
Angeles. Standart ini adalah refisi dari SNI 03-2417-1991, metode
pengujian keausan agregat kasar dengan ukuran 75 mm sampai dengan
saringan no.8. Pelaksanaan untuk pengujian adalah saringan nomer 12 dan
saringan-saringan lainnya, timbangan dengan ketelitian 0,1 % terhadap
berat. Bola-bola baja, kuas, alat bantu pan, dang pengatur temperature suhu
untuk memanasi sampai dengan 110 5 C. Keausan dilaporkan sebagai
hasil rata-rata dari dua pengujian yang dinyatakan sebagai bilangan bulat
dalam persen.

2.2.5 Job Mix


Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan proporsi beton yang
sempurna memberikan informasi tentang komposis pasir, agregat, air dan
semen. Untuk mendapatkan suatu mutu beton yang memenuhi syarat dan

Praktikum Beton kelompok 1/2012 II-7


ekonomis serta dapat menjadi pedoman dalam pengendalian mutu beton
(quality control) pada pelaksanaan suatu kontruksi beton dilapangan

Praktikum Beton kelompok 1/2012 II-8

Anda mungkin juga menyukai