Anda di halaman 1dari 4

A.

Mola Hidatidosa
1. Definisi
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal ditandai dengan villi korialis yang
mengalami perubahan hidrofobik membentuk kelompok-kelompok menyerupai buah
anggur. Mola Hidatidosa ( MH ) merupakan salah satu tipe penyakit trofoblas gestasional
(Gestational Trophoblast Disease, GTD), yakni penyakit berasal dari sel yang pada
keadaan normal berkembang menjadi plasenta pada masa kehamilan, meliputi berbagai
penyakit yang berasal dari sel-sel trofoblast yang diklasifikasikan World Health
Organization sebagai mola hidatidosa parsial (Partial Mola Hydatid, PMH), mola
hidatidosa komplit ( Complete Mola Hydatid, CMH), koriokarsinoma, mola invasif, dan
placental site trophoblastic tumors. Mola hidatidosa adalah tipe GTD tersering ditemukan
dan merupakan neoplasma jinak dari sel trophoblast. (Yusni Waty Simbolon. 2013.
Laporan Kasus Mola Hidatidosa. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta)
Mola hidatidosa terbagi menjadi (GABRIELA DA C.M.PEREIRA, S.Ked. 2009. SMF
Obstetri dan Ginekologi RSUD DR. Muhammad Saleh Probolinggo) :
1. Mola Hidatidosa Sempurna
Villi korionik berubah menjadi suatu massa vesikel vesikel jernih. Ukuran vesikel
bervariasi dari yang sulit dilihat, berdiameter sampai beberapa sentimeter dan sering
berkelompok kelompok menggantung pada tangkai kecil. Temuan Histologik
ditandai oleh:
- Degenerasi hidrofobik dan pembengkakan Stroma Vilus
- Tidak adanya pembuluh darah di vilus yang membengkak
- Proliferasi epitel tropoblas dengan derajat bervariasi
- Tidak adanya janin dan amnion.

2. Mola Hidatidosa Parsial

Apabila perubahan hidatidosa bersifat fokal dan kurang berkembang, dan mungkin
tampak sebagai jaringan janin. Terjadi perkembangan hidatidosa yang berlangsung
lambat pada sebagian villi yang biasanya avaskular, sementara villi villi
berpembuluh lainnya dengan sirkulasi janin plasenta yang masih berfungsi tidak
terkena
2. Gejala Klinis (GABRIELA DA C.M.PEREIRA, S.Ked. 2009. SMF Obstetri dan
Ginekologi RSUD DR. Muhammad Saleh Probolinggo)
a. Amenorrhoe dan tanda tanda kehamilan
b. Perdarahan pervaginam dari bercak sampai perdarahan berat. Merupakan gejala utama
dari mola hidatidosa, sifat perdarahan bisa intermiten selama berapa minggu sampai
beberapa bulan sehingga dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.
c. Uterus sering membesar lebih cepat dari biasanya tidak sesuai dengan usia kehamilan.
d. Tidak dirasakan tanda tanda adanya gerakan janin maupun ballottement
e. Hiperemesis,
Pasien dapat mengalami mual dan muntah cuku berat.
f. Preklampsi dan eklampsi sebelum minggu ke 24
g. Keluar jaringan mola seperti buah anggur, yang merupakan diagnosa pasti
h. Tirotoksikosis

3. Pemeriksaan Fisik (GABRIELA DA C.M.PEREIRA, S.Ked. 2009. SMF Obstetri


dan Ginekologi RSUD DR. Muhammad Saleh Probolinggo)
a. Inspeksi :
Muka dan kadang-kadang badan kelihatan kekuningan yang disebut muka mola
(mola face)
b. Palpasi :
Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, teraba lembek
Tidak teraba bagian-bagian janin dan ballotement dan gerakan janin.
c. Auskultasi :
Tidak terdengar bunyi denyut jantung janin
d. Pemeriksaan dalam :
Memastikan besarnya uterus
Uterus terasa lembek
Terdapat perdarahan dalam kanalis servikalis

Pemeriksaan Fisik ditemukan (LeGallo RD, Stelow EB, Ramirez NC, Atkins KA.
Diagnosis of Hydatidiform Moles Using p57 Immunohistochemistry and HER2
Fluorescent In Situ Hybridization. Journal American Society for Clinical Pathologi.
2008. Vol: 749- 755.):
1. Umumnya ukuran uterus pada mola hidatidosa bervariasi, yaitu:
Lebih besar dari usia kehamilan (50%-60%)
Besarnya sama dengan usia kehamilan (20%-25%)
Lebih kecil daripada usia kehamilan (5%-10%)
2. Dijumpai kista lutein yang biasanya lebih besar dari kista lutein biasa
3. Tidak teraba bagian janin
4. Terdapat bentuk asimetris, bagian menonjol yang sedikit padat, biasanya disebut
dengan mola destruen
5. Tak ada ballotement
6. Tidak dijumpai adanya denyut jantung janin, walaupun ukuran kehamilan besar

4. Pemeriksaan Penunjang (GABRIELA DA C.M.PEREIRA, S.Ked. 2009. SMF


Obstetri dan Ginekologi RSUD DR. Muhammad Saleh Probolinggo)
a. Laboratorium
Pengukuran kadar Hormon Karionik Ganadotropin (HCG) yang tinggi
maka uji biologik dan imunologik (Galli Mainini dan Plano test) akan
positif setelah titrasi (pengeceran) :
- Galli Mainini 1/300 (+) maka suspek molahidatidosa

Pemeriksaan Lab (Syafii, Aprianti S, Hardjoeno. Kadar -hCG Penderita Mola


Hidatidosa Sebelum dan Sesudah Kuretase. Journal of Clinical Pathology and Medical
Laboratory. 2006. Hal:1-3. ) :
Beta HCG urin tinggi lebih dari 100.000 IU/ml
Beta HCG serum diatas 40.000 IU/ml.

b. Radiologi
Plain foto abdomen-pelvis : tidak ditemukan tulang janin
USG : ditemukan gambaran snow strom atau gambaran seperti badai salju.

c. Uji Sonde (cara Acosta-sison)


Tidak rutin dikerjakan. Biasanya dilakukan sebagai tindakan awal curretage.

d. Histopatologik
Dari gelembung-gelembung yang keluar, dikirim ke Lab. Patologi Anatomi

e. Pemeriksaan MRI (Syafii, Aprianti S, Hardjoeno. Kadar -hCG Penderita Mola


Hidatidosa Sebelum dan Sesudah Kuretase. Journal of Clinical Pathology and Medical
Laboratory. 2006. Hal:1-3.)
Tidak tampak janin
Jaringan mola terlihat jelas
DAFTAR PUSTAKA

Gabriella DA C.M.Pereira, S.Ked. 2009. SMF Obstetri dan Ginekologi RSUD DR.
Muhammad Saleh Probolinggo

LeGallo RD, Stelow EB, Ramirez NC, Atkins KA. Diagnosis of Hydatidiform Moles Using p57
Immunohistochemistry and HER2 Fluorescent In Situ Hybridization. Journal American Society
for Clinical Pathologi. 2008. Vol: 749- 755.

Syafii, Aprianti S, Hardjoeno. Kadar -hCG Penderita Mola Hidatidosa Sebelum dan Sesudah
Kuretase. Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory. 2006. Hal:1-3.

Yusni Waty Simbolon. 2013. Laporan Kasus Mola Hidatidosa. Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai