Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Media massa merupakan salah satu bentuk kemajuan teknologi dalam
bidang informasi dan komunikasi. Pengaruh media massa berbeda-beda
terhadap setiap individu. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pola
pikir, perbedaan sifat yang berdampak pada pengambilan sikap, hubungan
sosial sehari-hari, dan perbedaan budaya. Perubahan sosial dimasyarakat
berorientasi pada upaya untuk meninggalkan unsur-unsur yang mesti
ditinggalkan, berorientasi pada pembentukan unsur baru, serta berorientasi
pada nilai-nilai yang telah ada pada massa lampau.
Tanpa sadar media massa telah membawa masyarakat masuk kepada pola
budaya yang baru dan mulai menentukan pola pikir serta perilaku masyarakat.
Perubahan pola tingkah laku yang paling terasa ialah dari aspek gaya hidup dan
aspek ini paling kelihatan dalam lingkungan generasi muda. Dampak yang
ditimbulkan media massa beraneka ragam, diantaranya: terjadinya perilaku
menyimpang dari norma-norma sosial dan nilai-nilai budaya yang mana
perilaku menyimpang tersebut dianggap sebagai bagian dari trend masa kini.
Dampak lainnya yaitu kecenderungan makin meningkatnya pola hidup
konsumerisme yang menuntut gaya hidup serba instant serta membuat
menurunnya minat belajar dikalangan generasi muda.
Akses informasi melalui media massa ini sejalan dengan asas demokrasi,
dimana adanya tranformasi secara menyeluruh dan terbuka yang mutlak bagi
negara yang menganut paham demokrasi, sehingga ada persebaran informasi
yang merata. Namun, pada pelaksanaannya, banyak faktor yang menghambat
proses komunikasi ini, terutama disebabkan oleh keterbatasan media massa
dalam menjangkau lokasi-lokasi pedalaman. Keberadaan radio komunitas
adalah salah satu jawaban dari pencarian solusi akan permasalahan penyebaran
akses dan sarana komunikasi yang menjadi perkerjaan media massa umum.

1
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan diatas dapat diambil rumusan masalah yaitu bagaiman
Mengetahui Tanggung Jawab Media Terhadap Berita Rakyat?

C. Tujuan Masalah
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Megetahui Pengertian Media Massa
2. Mengetahui Tanggung Jawab Media Terhadap Berita Rakyat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Media Massa


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pers adalah alat cetak untuk
mencetak buku/surat kabar, alat untuk mnjepit, surat kabar/majalah berisi
berita dan orang yang bekerja di bidang persurat kabaran. Pengertian menurut
UU No 11 tahun 1966 tentang ketentuan-ketentuan pokok pers. Menyatakan
bahwa pers adalah lembaga kemasyarakatan alat revolusi yang mempunyai
karya sebagai salah satu media komunikasi massa yang bersifat umum.1
Menurut J.C.T Simorangkir. Pers memiliki 2 arti :
1. Arti sempit : hanya terbatas pada surat kabar, majalah dan tabloid.
2. Arti luas : bukan hanya dalam arti sempit, namun mencakup juga radio,
televisi, film dll.

B. Tanggung Jawab Media terhadap berita rakyat


Jika ditelusuri lebih jauh konsep tanggung jawab sosial media massa,
asumsi dasarnya dikerangkai atau didefnisikan dari pemikiran rasionalisme
tentang manusia. Manusia adalah zoon logon echon menurut Aristoteles,
yakni mahluk hidup yang mempunyai logos, sebagai sarana mencari dasar
kenyataan (kebenaran). Selanjutnya Thomas Aquinas menyebutkan manusia
sebagai Animale Rationale, mahluk yang berfikir. Segala sesuatu yang
bersifat manusiawi hanya dapat disebut manusiawi sejauh yang dihasilkan oleh
dirinya berdasarkan fikiran.
Melalui fikirannya manusia dapat mengatur hidupnya selaras dengan
kaidah-kaidah yang keahliannya dapat diuji sendiri (self evident). Melalui dasar
rasio manusia akan mengetahui dirinya sendiri serta dunianya. Dari akar
filsafat resionalisme tersebut akhirnya dapat dikembangkan dalam menuntun

1
Khamenei, Ayatullah Al-Uzhman Sayyid Ali, Karakteristik dan Strategi Media
Terpacaya, (Perspektif, Islam, 2005)h.54

3
tanggung jawab perilaku komunikasi manusia, dari lingkungan terkecil sampai
terbesar seperti negara. Termasuk dalam hal ini upaya mengembangkan sistem
komunikasi. Melalui kemampuan rasionya itu manusi akan berfikir tentang
perbuatan dan akibat, hak dan kewajiban, serta pemilihan peran dan tanggung
jawabnya.
Dengan berbekal rasionya, manusia akan mengembangkan persepsi
untuk membedakan mana hal yang bermanfaat dan mana yang tidak
bermanfaat. Dengan demikian, bekal rasio yang dimilikinya akan bertanggung
jawab atas segala tindakan dan perbuatannya.Dalam membangun sistem
komunikasi manusia bertanggung jawab atas perilaku, kelembagaan, kebijakan
komunikasnya. Oleh karena itu self regulation dan self censorship sebagai
upaya self controlled atas komunikasi yang dilakukan juga berlaku dalam
pengelolaan media.
Konsep tanggung jawab media atau media responsibility selalu
digandengkan dengan social, sehingga menjadi social responsibility media,
khususnya yang telah melahirkan empat sistem pers, Four Theories of the Press
yang dikembangkan Siebert, Peterson, dan Schramm.
Menurut Severin and Tankard, Empat Teori Sistem Pers tersebut
merupakan teori normatif (normative theory). Normatif teori adalah teori yang
dikembangkan berdasarkan hasil observasi dari para peneliti, tanpa melakukan
pengujian atau eksperimen tarhadap teori yang dikembangkan. Keempat teori
normatif tersebut adalah; Authoritarian Theory, Libertarian Theory, Social
Responsibility Theory, dan Soviet-Totalitarian Theory.
Dalam sudut pandang keempat teori tersebut, media massa atau pers
memiliki beban tanggung jawab dan fungsi pelayanan yang berbeda-beda.
Keempat teori tersebut menggambarkan tarik menarik di antara kepentingan
pihak penguasa terhadap pers/media dengan kepentingan pers atau media itu
sendiri. Teori Otoriter yang berkembang pada abad 16-17 di kerajaan Inggris,
merupakan sistem pengendalian media atau pers oleh kerajaan. Pers harus
mengabdi kepada kepentingan kerajaan dan bertanggung jawab pada kerajaan

4
atau pemerintahan. Oleh karena itu media massa tidak dibenarkan untuk
melakukan kritik terhadap mesin-mesin politik atau pemilik kekuasaan.2
Sementara itu di pihak lain, media massa yang memiliki kebebasan
untuk mengekspresikan kepentingannya muncul dalam Teori Libertarian yang
berkembang di Amerika Serikat dan sekitarnya. Media massa memiliki hak-
hak yang luas dan berperan sebagai kelompok dengan keleluasaan yang
istimewa dalam menjalankan peran sebagai ponyampai informasi, penghibur,
dan yang ebih penting lagi melakukan kontrol terhadap kepentingan atau
kebijakan pemerintah.
Media menurut teori ini hanya bertanggung jawab kepada pasar atau
market, karena mereka hidup dan dihidupi oleh pasar. Namun demikian media
tetap mengabdi kepada nilai-nilai kebenaran dan kejujuran yang juga
merupakan bentuk upaya kontrol secara mandiri atau self-righting process of
truth. Selanjutnya dalam tanggung jawab media menurut Teori Soviet
Totalitarian adalah mengabdi kepada keberhasilan dan keberlanjutan sistem
sosialis Soviet terutama pada kepentingan partai politik komunis. Sistem ini
berkembang di negara Uni Soviet sebelum pecah, dan negara-negara komunis
baik di Asia maupun Eropa Timur. Media menjadi abdi atau anggota loyal dan
ortodoks dari partai komunis.
Sedangkan sistem pers yang sebenarnya menunjukkan konsep tanggung
jawab media terdapat dalam sistem pers atau sietam media Tanggung Jawab
Sosial (Social Responsibility). Konsep tanggung jawab media atau pers
senantiasa digandengkan dengan kata sosial yang berupaya menunjukkan pada
suatu konsep tentang kewajiban media untuk mengabdi terhadap kepentingan
masyarakat.
Menurut Siebert, Peterson dan Schramm dalam Severin and Tankard,
1992), perbedaan esensial media dalam konsep atau teori tanggung jawab
sosial adalah, media must assume obligation of social responsibility; and if
they do not, someone must see they do. Selanjutnya mereka menyatakan
bahwa, media diawasi oleh opini komunitas, tindakan konsumen (consumer

2
Ibid.h.56

5
action), etika profesional, dan, dalam kasus media siaran oleh badan pengawas
pemerintah karena keterbatasan teknis dalam jumlah saluran dan ketersediaan
frekuensi.
Namun demikian, tanggung jawab media dalam teori tanggung jawab
sosial sulit untuk dioperasionalkan, akibat rumitnya tarik ulur antara
kepentingan pemerintah dan pemilik atau para jurnalis yang bergerak dalam
media bersangkutan. Oleh karena itu, sistem ini berada di ambang kesemuan
antara sistem otoriter dan libertarian. Maksudnya, jika pemerintah ikut campur
dalam merumuskan fungsi, tugas dan wewenang media sebagai ekspresi
tanggung jawabnya, maka sistem ini menyerupai otoritarian. Sebaliknya, jika
para jurnalis dan media itu sendiri yang merumuskannya secara mandiri, maka
sistem itu bergerak ke arah liberatarian.
Kerangka teoritis pengertian tanggung jawab untuk media, merupakan
perkawinan dari konsep-konsep tentang; prinsip kebebasan dan pilihan
individual, prinsip kebebasan media, dan prinsip kewajiban media terhadap
masyarakat. Nampaknya sulit untuk menerapkan tarik-menarik kepentingan
yang harus dijalankan sebagai tanggung jawab media, tetapi secara teoritis,
Teori ini memiliki dua kerangka, yakni;
1. Pengembangan lembaga publik, tetapi mandiri, untuk mengelola siaran,
pengembangan mana pada gilirannya akan sangat berpengaruh terhadap
peningkatan cakupan dan kekuatan politis dari tanggung jawab sosial.
2. Pengembangan profesionalisme lebih lanjut sebagai sarana untuk
mencapai standar prestasi yang lebih tinggi, pada saat yang sama
mempertahankan pengaturan oleh media sendiri. Menurut Smith dalam Mc
Quail (1991), wujud pengembangan profesionalisme dalam sebuh negara
diperlihatkan dari adanya instrumen pengawasan lembaga independen dan
aturan yang berlaku ajeg dan adil seperti; kode etik jurnalistik, pengaturan
periklanan, peraturan antimonopoli, pembentukan dewan pers, tinjauan
berkala oleh komisi pengkajian, pengkajian perlementer, dan sistem
subsidi pers.

6
Dalam kerangka teori tanggung jawab sosial, menurut Denis McQuail (1991)
makna tanggung jawab media massa di batasi pada:3
1. Media menerima dan memenuhi kewajiban tertentu kepada masyarakat.
2. Kewajiban media terutama dipenuhi dengan menetapkan standar yang
tinggi atau profesional tentang keinformasian, kebenaran, ketepatan,
objektivitas, dan keseimbangan.
3. Dalam menerima dan menerapkan kewajiban tersebut, media seyogyanya
dapat mengatur diri sendiri di dalam kerangka hukum dan lembaga yang
ada.
4. Media seyogyanya menghindari segala sesuatu yang mungkin
menimbulkan kejahatan, kerusakan atau ketidaktertiban umum atau
penghinaan terhadap minoritas etnik atau agama.
5. Media secara keseluruhan hendaknya bersifat pluralis dan mencerminkan
kebhinekaan masyarakatnya, dengan membe-rikan kesempatan yang sama
untuk mengungkapkan berbagai sudut pandang dan hak untuk menjawab.
6. Masyarakat dan publik, berdasarkan prinsip yang disebut pertama,
memiliki hak untuk mengharapkan standar prestasi yang tinggi dan
intervensi dapat dibenarkan untuk mengamankan kepentingan umum.
7. Wartawan dan media profesional seyogyanya bertanggung jawab terhadap
masyarakat dan juga kepada majikan serta pasar.
Dalam menjelaskan tanggung jawab media salah satu sudut pandang yang
dikemukakan oleh pembaharu intelektual muslim pada era reformasi Islam di
Iran, menyatakan bahwa media massa pada negara-negara Islam yang sedang
berkembang memiliki tanggung jawab berbeda dengan negara-negara Barat
pada umumnya.tanggung jawab sosial media di samping membangun
masyarakatnya juga memerangi propaganda-propaganda pers barat. Tanggung
jawab utama media massa adalah mengatur dan memberi petunjuk pemikiran,
kebudayaan, akhlak dan tingkah laku kepada masyarakat guna membenahi dan
menjauhkan pemikiran, kebudayaan, dan akhlak mereka dari pencemaran.

3
Littlejoh, Stephen W.Theories of Human Communication, (California: Wadsworth, 1989)h.77

7
Tujuan sebuah media massa yang memiliki komitmen dan tanggung
jawab, sangat berbeda dengan tujuan sebuah media yang tugasnya mendukung
kepentingan illegal pemiliknya. Media sebaliknya harus mampu meningkatkan
taraf pengetahuan dan pandangan agama masyarakat, menguatkan akar
keyakinan keagamaan, serta menyelamatkan opini umum dari pengaruh
serangan budaya musuh yang merusak.
Dari rangkuman tanggung jawab media tersebut, dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Media massa, dengan cara dan berbagai metode persuasi yang positif,
harus aktif membina dan menghidupkan nilai-nilai mulia pada pribadi-
pribadi masyarakat, seperti perhatian pada etika, senang bekerja, rasa
tanggung jawab, rasa percaya diri, serta keberanian jiwa dan raga.
2. Media harus mampu mendukung penguasaan pada ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan akan meningkatkan tekhnologi,
dan hal ini dengan sendiri akan memajukan taraf hidup manusia sekaligus
memberikan kebaikan kepada negara. Konsekwensinya, di dalam negeri,
terdapat berbagai aktivitas yang positif. Karena itu, kemajuan dan
maraknya Ilmu pengetahuan juga menjadi salah satu tanggung jawab
terpenting media-media massa ini.
3. Selanjutnya media bertanggung jawab dalam menciptakan tempat-tempat
atau wahana rekreasi dan permainan penting bagi masyarakat. sebuah
media massa yang baik haruslah dapat menciptakan kegairahan dan
kegembiraan yang sehat dalam masyarakat.
4. Keadilan sosial juga merupakan point-point yang harus digarap oleh media
massa untuk membangun komitmen dan menjunjung peradaban. Media
harus mengajarkan kepada orang miskin untuk meraih sifat mulia dan
menghilangkan perasaan rendah diri.
5. Dalam membangun perhatian masyarakat, media harus melakukannya
secara konstruktif dan positif. Misalnya tidak melakukan paksaan.
6. Meyakinkan khalayak bahwa pesan yang disajikan bersifat ilmiah atau
mengedepankan rasio/logikan dan tidak membodohi mereka. Oleh karena

8
itu riset adalah pekerjaan yang sangat penting dalam penyajian pesan oleh
media. Pekerjaan yang didahului oleh riset atau dikerjakan atas dasar ilmu
pengetahuan selalu memiliki kelebihan dan sisi menarik.
7. Media tidak menyajikan program atau pesan yang seolah-olah
mengedepankan seni, namun di lain pihak merendahkan martabat
kemanusiaanya itu sendiri. Seni dalam media harus disajikan secara agung
dan tidak menipu khalayak.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perbandingan kondisi yang ada tentang media massa di Indonesia dan
kajian konseptual, menunjukkan sebuah kesenjangan yang nyata. Pers dan
media Indonesia belum mampu menunjukkan profesionalisme peran dan
tanggung jawabnya. Hal ini bisa dibuktikan dengan komentar atau suara dari
parlemen dan komentar masyarakat.
Namun demikian tidak sepenuhnya pihak media massa atau pers
sendiri yang disudutkan. Kondisi demikian di antaranya dipicu oleh kondisi
internal pers atau media itu sendiri. Salah satu hal yang dibicarakan misalnya
rendahnya tingkat pendidikan SDM media khususnya wartawan, rendahnya
ngkat pendapatan atau gaji wartawan atau awak media, yang menyebabkan
mereka tidak mampu menghadapi tuntutan kebutuhan dasar mereka.
Selanjutnya lemahnya pengawasan dan kontrol masyarakat atas isi media,
seolah-olah apa yang disajikan oleh media adalah benar atau bisa diterima.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat menambah
pengetahuan, wawasan serta bermanfaat bagi kita semua. Saya menyadari
akan ketidak sempurnaan makalah ini, untuk itu kritik dan saran dari teman-
teman yang membangun sangat bermanfaat untuk memperbaiki makalah
selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Khamenei, Ayatullah Al-Uzhman Sayyid Ali, Karakteristik dan Strategi Media


Terpacaya, Perspektif, Islam, 2005.
Littlejoh, Stephen W., Theories of Human Communication, California:
Wadsworth, 1989.
McQuail, Denis, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: Erlangga, 1991.
Severin, Werner J., dan James W. Tankard Jr., Communication Theories: Origins,
Methodes, and Uses in the Mass Media, New York: Longman, 1991.

11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................


DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan Masalah ...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Media ................................................................................
B. Tanggung Jawab Media Terhadap Berita Rakyat .............................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................................
B. Saran ...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii 12
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah, Puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
mampu menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini berisikan tentang penjelasan Tanggung Jawab Media Terhadap
Berita Rakyat
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini .
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir . Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita . Amin .

Sungai Penuh, November 2017

i
13
TANGGUNG JAWAB MEDIA TERHADAP BERITA RAKYAT
MAKALAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur dalam Mata Kuliah
Civic Education

Disusun Oleh:
Yosi Daswita

Dosen Pembimbing:
ALDIA RESKA,M.Pd

JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) KERINCI
T.A.2017/2018

14

Anda mungkin juga menyukai