PNEUMOMEDIASTINUM
Oleh :
Muh. Fadhil A.R
111 2016 2118
Pembimbing Supervisor:
dr. Rahmayanti Arief, Sp.Rad.
Mengetahui,
Supervisor
PENDAHULUAN
Gejala klinis yang timbul bervariasi dari ringan sampai berat, diantaranya
nyeri dada, sesak nafas, nyeri tenggorokan, disfagia, dan demam. Gejala tersebut
bersifat tidak spesifik, sehingga pneumomediastinum kadangkala terlewatkan
pada saat penegakan diagnosis.
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
B. ANATOMI
Toraks (dada) adalah daerah tubuh yang terletak diantara leher dan
abdomen. Toraks terdiri dari dinding toraks dan kavum toraks (rongga dada).
Dinding toraks tersusun dari tulang dan jaringan lunak. Tulang yang membentuk
dinding toraks adalah kosta, kolumna vertebralis torakalis, sternum, klavikula dan
skapula. Jaringan lunak yang membentuk dinding toraks adalah otot serta
pembuluh darah, terutama pembuluh darah interkostalis dan thorakalis interna
(gambar 1).3,4
Gambar 1. Anatomi toraks. a. Dinding toraks dibentuk oleh tulang kosta, sternum, clavikula,
scapula dan columna vertebralis. Gambar b. Tampak mediastinum merupakan ruang yang berada
di antara kedua paru-paru.
Dasar toraks dibentuk oleh otot-otot diafragma yang dipersarafi nervus
frenikus. Diafragma mempunyai lubang untuk tempat berjalannya aorta, vena
kava inferior serta esophagus. Diafragma bagian muskuler perifer berasal dari
bagian bawah kosta ke-enam dan kartilago kosta, dari vertebra lumbalis dan dari
lengkung lumbosacral, bagian muskuler melengkung membentuk tendo sentral.4
Kavum toraks dibagi menjadi 3 rongga utama yaitu : rongga dada kanan
(kavum pleura kanan), rongga dada kiri (kavum pleura kiri) dan rongga dada
tengah (mediastinum). Rongga dada kanan dan kiri berisi paru-paru, dimana paru
kanan terdiri dari tiga lobus (superior, medius dan inferior) dan paru kiri terdiri
dari dua lobus (superior dan inferior). Rongga ini dibatasi oleh pleura viseralis
yaitu selaput paru yang melekat pada paru-paru, dan pleura parietalis yaitu selaput
paru yang melekat pada dinding dada. Pleura viseralis dan parietalis kemudian
bersatu membentuk suatu rongga yang disebut rongga pleura (kavum pleura).3,4
C. EPIDEMIOLOGI
D. PATOFISIOLOGI
Efek Macklin pertama kali diterangkan pada tahun 1939, merupakan suatu
kondisi yang bisa menjelaskan terjadinya berbagai kasus pneumomediastinum.
Proses ini dimulai dengan trauma tumpul dada, kemudian terjadi ruptur alveolar,
setelah itu udara akan menjalar sepanjang cabang bronkovaskular dan akhirnya
akan mencapai mediastinum.8,9
Jalur udara ini tak hanya terjadi pada mediastinum, udara tersebut juga dapat
menyebar ke jaringan lain dan menyebabkan pneumoperitoneum dan
pneumoretroperitoneum jika berlanjut ke peritoneum, pneumoperikardium jika
berlanjut ke perikardium, pneumotoraks jika udara tersebut ke kavum pleura dan
emphysema subkutan, jika udara tersebut masuk kedalam subkutis.9,10
E. DIAGNOSIS
1) Gejala Klinis dan Pemeriksaan Fisik
2) Pemeriksaan Radilogi
Pneumomediastinum pada foto toraks terlihat sebagai garis lusensi multipel yang
memberikan batas pada struktur mediastinum. Garis lusensi ini dapat meluas
menggambarkan udara yang terjebak di jaringan leher dan dinding dada. Berikut
adalah gambaran pneumomediastinum yang terlihat melalui pemeriksaan foto
toraks.
Gambar 3. a. CXR neonatus menunjukkan Spinnaker sign, tampak thymus dibatasi oleh udara
pada mediastinum, lobus thymus bergeser ke arah lateral. Gambar b. Gambaran thymus
neonatus normal.
Gambar 5. Foto toraks AP menunjukkan udara disepanjang permukaan dalam pleura mediastinal,
yang menunjukkan aortic knob, batas kiri jantung (panah hitam) dan Vena cava superior (kepala
panah hitam). Tampak udara mengelilingi pembuluh darah brachiocephalica membentuk
gambaran tubular vessel sign.
Gambar 6. Radiografi toraks lateral menunjukkan udara yang mengelilingi pembuluh darah
brachiosepalica (kepala panah hitam). Garis lusen terlihat juga di jaringan lunak prespinal (panah
putih). Tampak juga gambaran ring around the artery sign (kepala panah putih).
Gambar 7. Gambar axial CT Scan menunjukkan udara mengelilingi aorta desenden (kepala panah
hitam), vena azygos (panah putih), esofagus (panah hitam), dan bagian depan tulang belakang (dua
panah hitam).
4. Double bronchial wall sign
Double bronchial wall sign adalah adanya udara pada medistinum di daerah
sekitar bronkus, sehingga memperjelas dan menegaskan kedua sisi dari bronkus
(gambar 8).10
Gambar 8. Pasien 35thn dengan status asmatikus, pada foto AP terlihat adanya udara di
mediastinum dan main bronkus kiri, yang tervisualisasi dengan terlihatnya kedua sisi dari
dinding bronkus.
6. Extrapleural sign
Extrapleural sign adalah adanya udara pada mediastinum yang
menyebabkan area lusensi pada daerah diluar pleura, biasanya pada tepi lateral
aorta descenden (gambar 10).5
Extrapleural sign juga dapat membentuk kantong radiolusen yang
merupakan tanda adanya udara bebas pada pleura parietal dan diafragma serta
bagian posterior ke kubah hemidifragma. Pada keadaan-keadaan seperti ini, udara
tersebut dapat menghilang spontan dalam 10 hari.18
Gambar 10. Pasien wanita 26 thn dengan ruptur esofagus. Pada proyeksi AP terlihat area
lusensi linier paralel dari aorta desenden yang memperlihatkan adanya udara pada
mediastinum. (panah hitam). Udara tersebut kemungkinan berada pada ligamen pulmo.
Disini juga terlihat adanya udara pada pleura kiri (panah putih).
7. Naclerios V sign
Naclerios V sign dapat terlihat pada foto toraks frontal membentuk
gambaran lusensi udara berbentuk huruf 'V' di daerah kiri bawah mediastinum.
Tanda ini dibentuk oleh udara di mediastinum yang memberi batas batas lateral
kiri bawah mediastinum dan dibentuk oleh udara yang ada di pleura paietal dan
bagian medial hemidiafragma kiri. Biasanya tanda ini terdapat pada kasus ruptur
esofagus, dimana udara masuk ke mediastinum dari esofagus yang pecah.
Adanya tanda Naclerios V sign pada foto thorak (gambar 11) dapat
memberikan petunjuk sebagai tanda awal dari adanya ruptur esophagus. Tanda ini
juga bisa merupakan komplikasi pada pemeriksaan endoskopik, dimana hal
tersebut terdapat pada 1 dari 1000 kasus pasien dengan pemeriksaan endoskopik.19
Gambar 11. Gambar CXR menunjukkan pneumomediastinum membentuk gambaran Naclerios V
sign (panah). Menggunakan bahan kontras Iopamidol tampak jelas extra pasase kontras
F. PENATALAKSANAAN DAN PROGNOSIS
Gambar 12. Pneumotoraks luas di sisi kanan toraks, muncul dari adanya ruptur bleb subpleural.
Gambar 13. Pneumopericardium tampak sebagai garis lengkung lusen yang memberikan
gambaran batas jantung yang jelas. Udara tersebut tidak menyebar diantara pembuluh darah besar,
namun terperangkap di kantung pericardum.
Gambar 14. Garis lusen tipis di batas bawah jantung menunjukkan adanya suatu
pneumopericardium.
Gambar 15. Pneumopericardium pada pasien dengan respiratory distress syndrome. A. Pada foto
AP menunjukkan adanya gambaran broad band yang mengelilingi jantung (hallo sign) dan
membentuk dome shape antara pericardium dan aorta asenden, arteri pulmonalis dan vena cava
superior. B. Diagram hubungan batas atas pneumopericardium dengan pembuluh darah besar.
Gambar 16. Mach band terlihat jelas memberikan batas kanan jantung (tanda panah).
BAB III
SIMPULAN
7. Hansell DM, Lynch DA, McAdam P. Imaging Disease of the Chest. 5th
edition. USA: Mosby; 2010. pp 939-41.
13. Bejvan SM, Godwin JD. Pneumomediastinum: Old signs and New Signs.
AJR. 1996; 166: 1041-8.
14. Sudoyo, Aru, Setiyohadi W, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jilid II, Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006. pp 1063.
15. Sahn SA, Heffner JE. Spontaneous pneumothorax. N Engl J Med. Mar 23
2000;342(12):868-74.
17. Agarwal PP. The Ring around the Artery Sign. Radiology RSNA. 2006;
241(3): 943-4.