Anda di halaman 1dari 30

1.

INSPEKSI BANGUNAN GEDUNG

RINGKASAN ISI

Seiring dengan semakin meningkatnya pembangunan gedung -gedung bertingkat dan


berkembangnya bermacam-macam sistem konstruksi beton bertulang yang digunakan di
Indonesia, khususnya di kota-kota besar (Jakarta, Surabaya, Bandung, dll.), maka kita harus
dapat mengantisipasi berbagai teknik perbaikan bangunan yang akan diterapkan pada
bangunan struktur beton bertulang yang mengalami suatu perubahan kekuatan atau
bangunan yang mengalami kegagalan, sehingga program pemerintah dalam dunia
konstruksi gedung dapat didukung dengan baik oleh seluruh lapisan masyarakat yang
terlibat didalamnya.

Pengertian / kata kunci


a. Perbaikan (repair) : seluruh aktifitas/kegiatan untuk memulihkan kembali perilaku
komponen/elemen struktur yang rusak ke kondisi asalnya.
b. Perkuatan (strengthening) : Suatu aktifitas/kegiatan untuk meningkatkan perilaku
komponen/elemen struktur menjadi lebih kuat dibandingkan perilaku asalnya.
c. Restorasi (restoration) : Suatu tindakan pada bangunan atau bagian bangunan yng
menungkinkan dapat dilakukan perbaikan (repairing) dan perkuatan (strengthening)
d. Retrofitt : Suatu pernyataan secara umum yang menyangkut kegiatan perbaikan,
perkuatan dan restorasi.

1
1.1 PENGANTAR

Pembangunan konstruksi bangunan di Indonesia telah berkembang dengan pesatnya seiring


dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, terutama di kota-kota besar, seperti
Jakarta, Surabaya, Medan, dan lain-lainnya. Kepadatan penduduk dan semakin
meningkatnya kegiatan/aktifitas penduduk mengakibatkan meningkatnya kebutuhan
terhadap sarana dan prasarana, khususnya bangunan rumah dan gedung, bangunan air,
jalan, dan lain-lain. Pada umumnya sebagian besar sarana dan prasarana (infrastruktur)
yang ada menggunakan konstruksi beton bertulang, dimana teknologinya telah dapat
dikuasai oleh seluruh lapisan masyarakat dari tingkat bawah hingga tingkat atas.

Pada saat ini, khususnya di kota-kota besar, hampir seluruh bangunan tidak bertingkat dan
bangunan bertingkat dibangun dengan menggunakan konstruksi beton bertulang, baik
bangunan lama (sejak jaman penjajahan) maupun bangunan baru. Hal ini disebabkan selain
teknologi pembangunan yang telah terkuasai, material beton bertulang (pasir, kerikil,
semen, baja tulangan) masih dapat memenuhi kebutuhan untuk pembangunan dan secara
keseluruhan konstruksi beton bertulang masih dianggap lebih murah dibandingkan dengan
konstruksi lainnya.

Akhir-akhir ini seringkali terjadi kerusakan pada konstruksi beton bertulang yang dapat
disebabkan oleh berbagai macam cara. Kerusakan ini dapat terjadi pada bangunan lama dan
bangunan baru, dengan jenis kerusakan yang tergantung beban-beban yang bekerja pada
konstruksi tersebut. Pada umumnya tingkat kerusakan bangunan dapat diklasifikasikan
menjadi rusak sangat ringan, ringan, sedang, berat dan runtuh, dimana kerusakannya dapat
diebabkan oleh pengaruh reaksi kimia. bencana alam (gempa, angin, kebakaran, dll.) atau
kerusakan akibat kesalahan perencanaan/pelaksanaan. Berdasarkan klasifikasi kerusakan
tersebut, maka pada bangunan yang rusak perlu dilakukan suatu tindakan berupa
bangunan tersebut dihancurkan/dibongkar (demolished action) dan dibangun kembali atau
bangunan tersebut harus diperbaiki (repairable). Suatu tindakan
penghancuran/pembongkaran merupakan suatu cara yang paling mudah dalam
memecahkan permasalahan kerusakan bangunan, namun hal ini tidaklah sesederhana
dalam pelaksanaannya, karena untuk menentukan pembongkaran atau perbaikan
diperlukan pertimbangan yang tepat dari aspek ekonomi, lingkungan, politik, waktu
perbaikan, dan lain-lainnya. Bangunan-bangunan umum, seperti rumah sakit, sekolah, dll.,
harus selalu dapat difungsikan walaupun telah mengalami kerusakan, dan hal ini diperlukan
suatu tindakan berupa perbaikan agar segala kegaiatan yang ada dalam bangunan tersebut
berjalan secara normal. Demikian pula pada bangunan-bangunan bersejarah, seperti
bangunan kuno dan bangunan monumen, harus dapat dipertahankan nilai budayanya,
sehingga tidak memungkinkan untuk dibongkar dan harus selalu dilakukan perbaikan untuk
melestarikannya.

Dalam rangka meningkatkan kelayakan suatu bangunan diperlukan penilaian seluruh aspek
bangunan, yaitu aspek arsitektural, aspek struktur, aspek utilitas, dan lain-lainnya.
Penilaian/audit bangunan sangat penting untuk dilaksanakan mengingat kebutuhan saat ini
bangunan merupakan bagian aktifitas masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dan
menuntut umur bangunan yang lama.

1.2 KERUSAKAN BANGUNAN STRUKTUR BETON


A. Penyebab kerusakan
Kerusakan pada bangunan dapat disebabkan oleh berbagai macam cara dan terjadi baik
pada bangunan lama maupun bangunan baru. Kondisi kerusakan sangat tergantung kepada
beberapa aspek antara lain

2
1. kondisi geografi,
Bangunan terletak pada daerah yang rawan bencana (gempa, angin, tanah labil,
kebakaran, dll.), dimana memungkinkan terjadinya beban-beban tambahan yang besar
yang dapat merusak bangunan

2. perencanaan struktur,
Pemilihan kualitas bahan bangunan, detail struktur, sistem sambungan, bentuk
bangunan, dll. harus memungkinkan diperolehnya perencanaan yang aman.

3. jenis struktur yang dipilih,


Struktur yang dipilih hasur dapat mempertimbangkan segi ekonomis dan teknis,
sehingga perilaku struktur dalam menerima beban yang terjadi dapat
memerpetahankan kekuatannya.

4. peraturan yang digunakan.


Peraturan harus selalu digunakan untuk menjamin terpenuhinya persyaratan minimal
kekuatan bangunan.

B. Pemeriksaan Bangunan
1. Jenis kerusakan tipikal

Pada umumnya kerusakan bangunan dengan konstruksi beton bertulang


memperlihatkan kerusakan yang serupa, yakni sebagai berikut :

a. Retak pada komponen/elemen struktur


b. Pengelupasan permukaan beton
c. Keruntuhan akibat konstruksi tingkat lemah (soft story)
d. Keruntuhan puntir akibat adanya eksentrisitas antara kekakuan dan massa
bangunan
e. Kerusakan pada pemisah sambungan (separated joint)
f. Keruntuhan geser pada kolom pendek
g. Kerusakan pada sambungan kolom-balok
h. Lendutan komponen struktur yang berlebihan
i. Kualitas beton dan pelaksanaan pembesian yang tidak baik
j. Penurunan pondasi yang tidak sama
k. Kerusakan pada komponen non-struktur
l. Kekuatan beton dan baja tulangan terpasang dibawah kekuatan rencana
m. Kesalahan menghitung beban gempa pada konstruksi pent-house, tower, dll.
n. Kurangnya kekuatan geser dan daktilitas dari kolom
o. dan sebagainya.

2. Metodologi Pemeriksaan Kerusakan

Pemeriksaan kerusakan struktur beton bertulang merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam rangka menentukan tingkat kerusakan yang terjadi. Seluruh data yang
terkumpul harus merupakan suatu rangkaian kegiatan pemeriksaan, dimana antara satu
dengan yang lain harus selalu berkaitan.

Langkah-langkah pemeriksaan kerusakan adalah sebagai berikut :

a. Penjelasan bangunan yang diperiksa, yang menyangkut mengenai :


Nama, lokasi, dan pemilik bangunan,

3
Fungsi Bangunan ; bangunan swasta (perkantoran, hotel, gudang, dll.) atau
bangunan umum (rumah sakit, sekolah, dll. ),
Jumlah lantai
Sistem struktur atas
Sistem pondasi
Kondisi lingkungan sekitarnya ; perbukitan, tepi pantai, dll.
Dokumen perencanaan dan pelaksanaan bangunan yang ada
dan lain sebagainya.

b. Pelaksanaan pengujian lapangan dan laboratorium


Dalam pelaksaanaan pengujian ini, terlebih dahulu harus dilakukan suatu
pengamatan viusal yang dapat memberikan gambaran yang terperinci mengenai
tingkat keparahan kerusakan yang terjadi, dimana ini penting dalam menentukan
titik-titik atau lokasi uji. Tingkat kerusakan dari komponen/elemen struktur dapat
ditentukan dengan melakukan pengujian yang antara lain adalah sebagai berikut :
Pengujian kualitas kekuatan beton yang ada, dimana uji yang dimaksud adalah
uji palu beton dan uji beton inti
Pengujian Selimut beton dan diameter baja tulangan
Pengujian kualitas baja tulangan
Pengujian intensitas retak dan lebar retak serta kedalaman retakan.
Pengujian intensitas korosi pada baja tulangan
Pengujian inklinasi pada seluruh bangunan
Pengujian pembebanan pada komponen struktur
dan lain sebagainya

1.3. KLASIFIKASI DAN INTENSITAS KERUSAKAN BANGUNAN BETON

Dalam melaksanakan retrofit bangunan dengan konstruksi beton bertulang


diperlukan suatu perolehan data yang lengkap, dimana data tersebut akan dipelukan
untuk diklasifikasikan kerusakannya seperti terlihat pada tabel 1.1. berikut :

Tabel 1.1. Klasifikasi Kerusakan Bangunan

Klasifikasi Kerusakan Penjelasan Kerusakan

Runtuh seluruh struktur mengalami kegagalan atau runtuh atau


keruntuhan yang lengkap pada bangunan tidak
bertingkat

Rusak Parah Sebagian besar rangka bangunan mengalami


kerusakan, deformasi permanen pada struktur
mengakibatkan bahaya keruntuhan

Rusak Sedang Terlihatnya kerusakan struktural.


Adanya Deformasi permanen antar tingkat, tetapi
kemungkinan runtuhnya rendah

4
Rusak Ringan Kerusakan struktural yang sedikit, meskipun pada struktur
terlihat adanya kerusakan arsitektural

Rusak Sangat Ringan Tidak terjadi kerusakan struktural dan terlihat adanya .
kerusakan arsitektural

Berikut adalah gambaan mengenai peringkat kerusakan struktural di negara


Jepang untuk struktur beton bertulang :

Tabel 1.2. Peringkat Kerusakan Struktur Beton

Peringkat Komponen Struktur Yang Rusak

I - Terlihatnya retak rambut pada permukaan beton


(lebar retak kurang dari 0,2 mm)

II - Terlihatnya retak pada permukaan beton


(lebar retak antara 0,2 mm - 1,0 mm)

III - Pecah selimut beton secara setempat. Kerusakan sambungan rangka


beton bertulang; atau retak semakin berkembang
- Semakin besar retak (Lebar retak > 1,0 mm)

IV - Terlihatnya beton pecah sehinggan tulangan akan nampak


- Selimut beton terkelupas

V - Tulangan membengkok
- Beton inti hancur
- Memungkinkan terjadinya deformasi vertikal dari kolom/dinding
- Terjadinya penurunan dan atau inklinasi dari lantai

5
1.4. TEKNIK RETROFIT PADA BANGUNAN STRUKTUR BETON

A. Diagram Alur Perencanaan Retrofitting

Mulai

EVALUASI Penyelidikan awal

Analisis

Tidak Cukup Aman atau


Retrofitting tidak perlu di retrofit

PERENCANAAN RETROFIT,
KONSTRUKSI Mulai

Kembangkan kembali
Penyelidikan awal

Studi Kelayakan Konstruksi

Persyaratan Pemilik,
Pemberi tugas
Menentukan Pemilihan
Metode Konstruksi

Eksperimen Ya Uji Laboratrium,


Penyelidikan Penyelidikan Lapangan

Tidak
Detail Konstruksi

Perhitungan
Perencanaan
Analisis, evaluasi

Tidak Tujuan
Tercapai

Ya
Gambar, spesifikasi

Pelaksanaan Perbaikan

Selesai

6
A. Perbaikan (Repair) Beton Bertulang
Dalam pelaksanaan perbaikan bahan beton telah dikenal 2 (dua) metode yang
seringkali dilaksanakan, yaitu :

1. Metode Penyuntikan Epoxi (Epoxy Injection)


Metode ini dipakai pada pelaksanaan perbaikan bagian komponen
beton yang mengalami retakan, dimana lebar retak tidak kurang dari 0,2 - 0,3
mm. Cairan epoxy resi dengan kekentalan yang rendah disuntikan ke dalam
retakan dengan menggunakan tekanan yang tidak besar (rendah). Cairan
epoxiy resin ini akan menembus sela-sela retakan dan juga mengisi sela-sela
yang terjadi sepanjang tulangan, sehingga akan memulihkan kembali ikatan
antara beton dan tulangan.

2. Metode Pengisian Mortar Epoxy (Mortar Filling Epoxy)


Metode ini digunakan untuk menggantikan beton yang pecah atau
terkelupas dengan mortar epoxy, dimana mortar epoxy ini adalah bahan yang
dibuat dengan mencampurkan epoxy dengan agregat yang sangat halus
(micro concrete). Epoxy mortar akan dapat menempel dengan baik pada
beton atau baja. Cara ini dapat dilaksanakan juga pada retakan dengan lebar
retak kurang dar 6,285 mm.
Retakan dan rongga-rongga yang besar dapat diperbaiki dengan epoxy
yang mempunyai kekentalan yang tinggi atau campuran epoxy dengan pasir.
Prosedur perbaikan yang harus dilakukan adalah dengan membersihkan celah
yang retak, memasang nipple untuk penyuntikan dan menutup retakan dengan
lapisan sealent. Berdasarkan hasil pengujian, penyuntikan epoxy resin dapat
meningkatkan juga kekuatan dan daktilitas, dimana ikatan antara beton dan
tulangan dapat dipulihkan lagi.

C. Perbaikan (Strengthening) Struktur Beton Bertulang


Pada bangunan struktur beton bertulang dapat dilakukan perbaikan untuk
meningkatkan kekuatan dan daktilitasnya dengan metode perkuatan seperti yang
digambarkan pada diagram dibawah ini :

7
Tujuan Jenis Elemen Alat Sambung
Perkuatan Teknik Perkuatan
Perkuatan

Panel beton cor


a.Meningkatkan ditempat
kekuatan
Panel Beton
Dinding Pracetak
Pengisi Dowel dengan
Panel baja angker
Retrofitting b. Meningkatkan berusuk berpasak
kekuatan dan Dowel di las pada
daktilitas
Blok Beton
tulangan yang ada

Pengaku Tekan - X Dowel di las secara


c. Meningkatkan
(baja, beton) mekanis pada pelat
daktilitas
angker
Pengaku Tarik X
(baja) Dowel dikaitkan
Pengaku
pada tulangan
Pengaku K
(Baja, Beton)
Baji pengunci
Pengaku - (baja) geser

Pengunci geser
Dinding Penopang beradhesive

Panel Beton Baut


Tanpa alat
Pemasanga Cor di tempat sambung
n Dinding
Sayap Panel Beton

Pracetak

Pengelasan tulangan arah transversal

Pembungkusan dengan baja(bulat,


Penulangan
persegi)
Kolom
Pengikat baja

Baja anyaman

8
2. DIAGNOSA KERUSAKAN BANGUNAN

2.1 Penyebab Kerusakan

Kerusakan bangunan bisa diuraikan sebagai sebuah ketidaksempurnaan, kekurangan atau


kesalahan pada elemen bangunan berpengaruh pada kemampuan fungsi dan tampilan.
Beberapa kerusakan adalah konsekuensi alami dari penuaan dan pengaruh pemakaian
tetapi kerusakan sebelum waktunya dapat di selidiki untuk mengetahui kekurangan
kemampuan dan perawatan. Sebuah study dari BRE menyimpulkan bahwa 90 persen dari
kerusakan bangunan sebagian atau keseluruhannya dapat digambarkan. sebagai hasilnya,
kesalahan dari desain dan konstruksi dapat dilakukan pencegahan dini.

Lebih luasnya, kerusakan terjadi diakibatkan oleh:


1. Kurangnya petunjuk. Seringkali dikatakan bahwa pada beberapa kasus
kerusakan hal ini dimulai pada pengambaran dan langkah awal.Sebagai contoh
penekanan pada biaya yang tidak wajar atau informasi penting yang salah pada
peruntukan/fungsi dari bangunan,Biasanya tidak ada indikasi waktu penggunaan
dan waktu perawatan.

2. Kesalahan Pada Desain.kesalahan ini dapat di kelompokkan menjadi:


a. Kesalahan kriteria pembuatan desain dalam memilih sitem struktur dan
pemilihan material.
b. Ketidakpastian pada pada sifat fisik dasar dari material,contoh kesalahan
dalam batasan untuk perbedaan suhu dan kelembaban pada material yang
digunakan dalam kombinasi.
c. Penggunaan material baru dan bebntuk variasi dari konstruksi yang
sebelumnya belum pernah diuji penggunaannya.hal ini seringkali hasil dari
kurang kritisnya pemahaman terhadap literature yang diambil dalm uji
laboratorium.
d. keputusan yang salah dari pengguna dan penagruh kondisi iklim terhadap
material yang dipergunakan.
e. Kompleksnya detail yang memiliki kemungkinan yang rendah untuk berhasil
dilakukan dalam lokasi bangunan terbuka.
f. Kurangnya Komunikasi antara tim yang mendesain dan tim yang
memlaksanakan.

Kesalahan dapat di selidiki pada bagian yang dibuat. Spesialis sub-kontraktor dan
konsultan harus memiliki kemampuan yang sma dengan perancang utama.
Kesalahan pada desain dapat diatasi dengan melakukan perbaikan pada
komponen atau mungkin mengganti komponen.Sebagai contoh,dengan
memberikan standarisasi dari komponen di dalam menahan variasi beban atau
memberikan akses sehingga komponen dapat dengan mudah di perbaiki dan
dibersihkan.

3. Metode Pelaksanaan, kondisi pelaksanaan biasanya jauh dari kesempurnaan


yang diharapkan,dan beberapa diantaranya dilaksanakan dengan terburu-
terburu akibat ketidakpedulian dan penghematan waktu.Hal ini mempengaruhi
perawatan dan penhematan kerja.Walaupun Penelitian BRE menyebutkan gejala
awal dari bagian kecil kerusakan disebabkan oleh material yang salah dapat
diatasi dengan beberapa perbaikan yang disebut komponen bertehnologi tinggi
yang memiliki kekerasan yang cukup terhadap bangunan atau standar yang tepat

9
terhadap berbagai kondisi.Material yang pada saat di pabrik sempurna dapat
mengalami kerusakan pada saat pemindahan, kondisi dibebani dan tanpa
dibebani, kondisi yang tidak sesuai pada saat penyimpanan dan penempatan
pada posisinya. Beberapa kerusakan dapat dihindari dengan kepedulian yang
baik dan terjamin pada setiap langkah dalam proses.Proses yang benar,dan
pengawasan dari dekat.Untuk mengatasi permasalahan dalam industri konstruksi
dimulai dengan memperkenalkan teknik membangun yang terjamin yang di
industri lain disebut Jaminan Kualitas (QA) Kelompok dan perputaran (QC).Pada
intinya Teknik ini terdiri dari prosedur pengaturan yang tepat dan tingkat
spesifikasi yang dapat di terima dan pengetesan kemampuan karasteristik.

4. Aktivitas Pengguna. Kerusakan dapat juga di sebabkan kesalahan yang di


akibatkan kekurangan informasi dalam penggunaan atau juga kerusakan yang
disengaja. Pemecahannya dengan memberikan informasi yang cukup pada
perencana tentang penggunaannya nantinya lebih baik di banding pencocokan
dan penyempurnaan kondisi penggunaan. Juga, kerusakan dapt disebabkan
perilaku social dan kemampuan keuangan dari pengguna.contohnya,
pengembunan dapat mempengaruhi karena banyak uang yang di habiskan untuk
pemanas dan ventilasi,serta hal yang lain.

5. Perawatan.Identifikasi yang kurang benar sering menyebabkan kerusakan dan


perbaikan yang tidak tepat. Tidak hanya dengan memperbaiki bagian yang
mengalami kerusakan namun efek yang terjadi pada keseluruhan gedung.
contohnya, kurangnya kehati-hatian dalam proses perawatan dan pengawasan
dapat menyebabkan kerusakan pada elemen lain seperti berjalan dengan
membawa material pada saluran atap yang tidak terlindung akan
mengakibatkan material spilt jatuh pada saluran dan akhirnya mengakibatkan
kebocoran atupun penyumbatan. Umur dari elemen dan komponen bangunan
dapt diperpanjang dengan sebuah perencanaan perawatan yang cocok dengan
permasalahan yang di identifikasi lebih awal dan pencegahan awal untuk
mengatasi masalah yang dapat timbul.

3.2 Diagnosa Kerusakan

Secara umum hal yang mendekati untuk memeriksa setiap gejala, dengan
mempertimbangkan penyebab yang mungkin terjadi dengan proses mengidentifikasi
permasalahan dan penyebabnya. Dalam beberapa hal pemeriksaan secara visual yang cukup
dapat dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman untuk memecahkan permasalahan ini
apabila tidak ada alat yang dapat memberikan diagnosa yang tepat. Ada beberapa Alat yang
memungkinkan pendekteksian penyebab kerusakan.

Pengukur kelembaban, Untuk menguji kadar kelembaban dari material.


Tes Ultrasonik, Untuk mengecek kekuatan beton.
Pengukur kedalaman, Mengetahui selimut beton pada beton reinforce. Peralatan ini
dapat juga digunakan pada pipa metal yang terdapat pada beton non-reinforce.
Endoskop, Dimana pipa langsing dengan kaca pembesar dan cahaya yang
dimasukkan pada sebuah lubang untuk memberikan tampilan keadaan bagian dalam
rongga dinding dan bagian lain dari bangunan.

Pada beberapa kasus dimungkinkan untuk memantau tingkat kerusakan bangunan pada
sebuah priode berdasarkan kesalahan yang terjadi. Contohnya pengukuran lebar celah
dengan penggunaan pin dan micrometer, mengecek tingkat kelurusan untuk mengetahui
tingkat penurunan dan mengecek anyelemen vertical dengan menggunakan theodolit.

10
Pada bagian permukaan bukti kerusakan belum dapat memberikan gambaran sebenarnya
dari kerusakan yang ada.Faktanya banyak kerusakan struktur yang terjadi tidak
terlihat.Dengan sebuah survey akan memberikan jaminan. Beberapa penyelidikan akan
memberikan konsekuensi minimal dari kerusakan dan memfasilitasi desain agar dapat
diakses pada bagian yang tidak di jangkau. Contohnya penempatan yang strategis agar
memudahkan menjangkau panel saluran dan langit-langit. Disarankan agar memberikan
perhatian khusus pada kerusakan contohnya stabilitas struktur dan pelayanan serta tes
laboratorium pada tanah dasar atau stabilitas campuran dan kemampuan karasteristik.

Dibawah ini adalah tabel tentang penyebab yang mungkin dapat menyebabkan
kerusakan,informasi yang lebih detail dapat mengacu pada kesimpulan BRE yang relevan.

TABEL 2.1. JENIS DAN PENYEBAB KERUSAKAN

PONDASI DAN BASEMENT

ELEMEN KERUSAKAN PENYEBAB


Pondasi Penurunan yang Kelebihan beban
diakibatkan oleh keretakan a. Desain yang tidak cukup
dinding pendukung b. Penggunaan bangunan tidak sesuai
dengan penggunaan yang telah
direncanakan.
c. Perubahan struktur. Contohnya, formasi
yang lebih besar pada dinding
pendukung sehingga konsentrasi beban
tertumpu pada pondasi yang
berdekatan.
d. Penambahan jumlah tingkat bangunan
tanpa memperhatikan kapasitas pondasi.

Penciutan tanah lempung pada tanah dasar


sepanjang air tanah dikarenakan musim kering
yang berkepanjangan.

Pondasi yang dikelilingi oleh pasir tanah


kemudian terjadi pengikisan.

PONDASI DAN BASEMENT

ELEMEN KERUSAKAN PENYEBAB


Pondasi Penurunan dalam jangka waktu yang lama pada
(lanjutan) tanah

Keruntuhan pada tanah lempung

Adanya lubang yang cukup besar di bawah


pondasi

Adanya penggalian yang baru yang berbatasan


dengan pondasi yang jauh lebih dalam dari
pondasi tersebut

Penambahan pondasi dengan pondasi yang lebih


dangkal dari bangunan utama

11
Getaran akibat alat berat,mesin pemasangan
tiang pancang dsb

Angkatan akibat adanya Membekunya air pada permukaan tanah


pergeseran dan pecahnya
lempeng tanah Meluasnya lapisan tanah lempung sehingga
terjadi penghisapan uap akibat musim hujan
yang berkepanjangan.
Kehancuran beton Serangan sulfat reaksi antara trikalsium
aluminat pada semen dengan sulphat yang
terlarut pada tanah
Basement Rembesan Kerusakan penampungan
a. Kerusakan akibat umur
b. Kurang lancar ; Tidak bekerjanya tiang
penyangga dan beberapa bagian struktur
penetrasi penampungan
c. Kerusakan yang terjadi selama proses
konstruksi

Bukaan pada bagian sambungan sehingga terjadi


penciutan beton

Tekanan air dari dalam meningkatkan volume air


di sepanjang bangunan

12
DINDING DAN LAPISAN LUAR

ELEMEN KERUSAKAN PENYEBAB


Dinding Retak Diagonal di ikuti pada
Penurunan pada pondasi
Bagian arah horizontal dan vertical
luar pada sambungan
Keretakan Horizontal dan Perubahan suhu sehingga elemen memuai
vertical sehingga terjadi pertambahan panjang pada
dinding
Perubahan pada bata setelah terpasang
Pengeseran keluar dinding Pergeseran dinding
diantara bagian bawah dan a. Rendahnya rasio kelangsingan; ketebalan
talang dengan celah pada dinding tidak sesuai dengan ketinggian
bagian dalam antara b. Kurangnya pendukung lateral; dinding
dinding dan tepi lantai atas yang memotong atau lantai tidak
dibangun untuk mencegah pergerakan
c. Kelebihan beban pada struktur
d. Getaran dari alat berat dan mesin.
Pergeseran keluar dinding Lepasnya banyak pendukung horizontal pada
pada bagian atas dinding pendukung
Retakan horizontal pada
bagian dalam rongga
Serangan sulfat akibat pergeseran mortar pada
dinding
sambungan pada bagian luar
Lekukan pada bagian dalam
Kurangnya tulangan geser dinding dan korosi
rongga dinding
yang mengurangi kualitas tulangan

Dinding Kelembaban pada bagian Kondensasi akibat pemanasan dan ventilasi yang
Bagian permuakaan tidak cocok
Dalam Noda horizontal pada Kelembaban penetrasi atas
bagian ground floor a. Tidak adanya dpc
b. Tidak aktifnya dpc
c. Penghubung dpc meningkatkan jatuhnya
mortar pada rongga lantai
Terpisahnya rongga Penetrasi Lateral sepanjang
kelembaban a. Dinding
b. Mortar terjatuh ke bagian rongga dinding

DINDING DAN LAPISAN LUAR

13
ELEMEN KERUSAKAN PENYEBAB
c. Kesalahan pada bukaan
Penetrasi ke bawah sepanjang
a. Cacat pada penutup atap, saluran
b. Hilang atau tidak adanya dpc pada
sandaran atau bagian bawah pada atap
c. Hilang atau tidak adanya dpc pada
cerobong atau saluran
Bukaan Terjadinya keretakan Kesalahan yang disebabkan
a. Ukuran yang tidak sesuai
b. Beton pada bagian bawah dengan
penguatan yang terjadi pada bagian atas
ke bawah
c. Kerusakan kayu pada bagian sebelumnya
Kelembaban yang terjadi Hilangnya penampungan pada bagianatas
pada bagian atas bukaan buakaan atau penampungan terlalu pendek dan
diletakkan hanya pada bagian sudut
Rembesan Hilangnya dpc di bagian vertical pada
persimpangan bagian dalam dan luar atau
jendela/frame pintu terpasang terlalu jauh ke
depan
Kelembaban pada bagian
Kondensasi yang terjadi pada bagian depan kaca
ambang
Lapisan Kurang putih Kristalisasi garam yang terdapat pada bata atau
bagian campuran
luar Spall pada bagian Serangan sulfat Kristalisasi garam pada lapisan
a. Bata permukaan luar pada bata

Pembekuan Masuknya air kemudian membeku

Pengaruh cuaca
Keretakan bata Pergerakan difrensial Penciutan kalsium silikat
pada bata yang di ikuti oleh pertambahan fletton
Membengkoknya bagian Pergerakan difrensial Penyusutan beton dengan
depan bata pada dinding kemungkinan bertambahnya penguapan pada
beton bata

DINDING DAN LAPISAN LUAR

ELEMEN KERUSAKAN PENYEBAB


Noda pada bata Pembuangan dari atap beton atau tangga bagian
luar atau terdapat batu gamping

Rembesan dari saluran, keretakan yang terdapat


pada pipa air hujan atau kelebihan debet akibat
perencanaan yang tidak sesuai

Lapisan Lubang dan bengkokan Meningkatnya Kelembaban Finishing ubin batu


bagian pada batu gamping lebih tinggi dari dinding dpdc atau dimana
luar basement tidak memiliki sambungan dengan
b. Batu dinding dpc dan penampungan
Keruntuhan pada pasir Hilangnya batu gamping dari dinding dibawahnya
Kotoran yang tidak jelas Pembersihan yang tidak sesuai sehingga kotoran
masih ada

14
Delaminasi Lapisan Pemasangan yang tidak teratur
permukaan
Pengaruh sulfat dari garam yang berada pada
mortar
Pengikisan pada bagian
Pengaruh hembusan angina
permukaan
Melepuhnya bagian Polusi udara sulphur dioksida terabsorbsi
permukaan dengan air hujan pada bagian cetakan sehingga
terjadi pelepuhan pada batu
Terdapatnya noda yang
berwarna coklat arau hijau Pengaruh logam
pada bagian permukaan
Pergeseran pada bagian Pengaratan yang terjadi pada bagian tepi dan
batu ujung

Pengaruh sulfat dari garam yang berada pada


mortar

Terjadinya pergerakan pada sambungan


Lapisan Terlepasnya batu dari
Perbedaan suhu sehingga memebuat pergerakan
bagian beton pendukung
batu beton tidak sama.Walaupun sebenarnya
luar
keduanya mendapatkan suhu yang sama,namun
c. Batu
batu warna memiliki koefisien panas yang
warna

DINDING DAN LAPISAN LUAR

ELEMEN KERUSAKAN PENYEBAB


Lebih tinggi dari pada beton
Lapisan Keretakan pada bagian pola Pengeringan yang berbeda antara campuran
bagian semen dan pasir
luar Longgarnya tambalan Adanya elemen yang tidak sesuai dengan bagian
c. render sebelumnya
Retakan horizontal dan Pengaruh sulfat Rembesan air hujan sepanjang
vertical retakan yang telah ada sehingga memepengeruhi
terjadinya sulfat yang terdapat yang terdapat
pada bata

Terjadinya pergerakan dari struktur akibat


penurunan atau suhu atau naiknya tingkat
kelembaban
Retakan yang terjadi pada Pengaruh sulfat - adanya kerusakan pada dpc
render sampai tembok sepanjang penetrasi sehingga air hujan jatuh
rendah pada parapet pada dinding sehingga kemungkinan
terbentuknya sulfat pada bata dan campuran
semen dapat terjadi

Parapet sampai flat atap


Suhu dan kelembaban yang mengakibatkan
bergesr keluar keluara dari
terjadinya pergeseran pada bagian atap
dinding pendukung
Cerobong Kelembaban pada bagian
dan atas dari deretan Kerusakan pada dpc,talang
deretan
Pengasapan Kesalahan pada perancangan cerobong,blpk
parsial pada cerobong tidak cukup tinggi
Kemiringan pada deretan Pengaruh sulfat kaibat ekspansi yang terjadi pada
sambungan mortar
Kelembaban pada bagian Kondensasi yang terjadi akibat gas yang terdapat

15
tambalan dan pelunturan pada cerobong
warna pada bagian
dekorasi pada cerobong
Partisi Keretakan yang terjadi
Pengeringan besar pada blok beton
pada bagian atas dan sisi
Keretakan umum Kesalahan pada pendukung dasar

DINDING DAN LAPISAN LUAR

ELEMEN KERUSAKAN PENYEBAB


Partisi a. Penurunan pada pondasi yang terdapat
pada partisi lantai dasar
b. Defleksi pada pada kasau lantai bagian
atas setelah terjadi pembebanan
c. Partisi yang di bangun pada lantai lama
dengan tegangan yang tidak sesuai

Retakan pada lantai beton

Perbedaan pergerakan antara partisi dan struktur


di sekitarnya

ATAP DAN PENUTUP

ELEMEN KERUSAKAN PENYEBAB


Konstruksi Pelengkungan Dimensi kayu yang terlalu kecil atau frame yang
a. Kayu terpasang tidak sesuai dengan beban yang ada

Lepasnya penyangga utama diikuti oleh


perubahan struktur contohnya terlepasnya
purlin yang berfungsi untuk mengakses loteng
kecil pada atap

Kurangnya penopang longitudinal kasau pada


atap

Terjadinya kelebihan beban pada struktur atap


akibat terjadinya perubahan beban seperti slate
dengan keramik beton yang berat

Korosi yang terjadi pada elemen logam seperti


baut mur dan pengunci
Pembusukan pada struktur Busukan basah yang di sebabkan oleh rembesan
kayu air sepnjang penutup atap yang mengalami
kerusakan atau juga dapat disebabkan oleh
kondensasi

Busukan kering yang di sebabakan oleh


kelembaban kayu yang di sebabkan oleh posisi
kemiringan ventilasi yang lebih dari 20 % atau
dapat juga terdapat pada bagian yang kurang
dapat dijangkau seperti pada sambungan
Pembusukan pada bagian Busukan basah Bagian atas lubang dinding
ujung rusuk yang tidak terlau terlindungi

16
Serangan serangga Biasanay di mulai dari serangga yang berada
pada perabotan dan akihirnya merambat pada
bagian kayu yang berlubang kemudian pada
bagian tersebut kemudian serangga mulai
berkembang.Proses pengerusakan dimulai
dengan pertama kali pada bagian kayu yang tua
kemudian berlanjut pada bagian yang lebih keras

LANTAI DAN FINISHING

ELEMEN KERUSAKAN PENYEBAB


Lantai Penetrasi kelembaban yang Tidak tersedianya membrane pengatur
dasar diikuti oleh terlepasnya kelembaban atau rusak selama proses konstruksi
a. Beton finishing atau tidak tersambung dengan dinding dpc

Air tanah yang terlalu banyak atau tekanan yang


besar pada sisi bawah dari slab dan masuknya
cairan dalam konstruksi

Perubahan suhu jika lantai pada permukaan


lebih dingin dari lantai dibawahnya kelembaban
cenderung akan meningkat dan terkumpul dekat
pada bagian permukaan
Keretakan pada lantai
dengan kemungkinan Ganguan sulfat Terlarutnya sulfat pada bagian
pergeseran yang yang tidak seharusnya ;serpihan batu
berbarengan dinding pertambangan
bagian dalam
Keretakan pada lempengan Pembebanan yang berlebih; penurunan akibat
tidak terpenuhinya konsolidasi pada tanah atau
karena pengaruh cuaca
Lantai Kerusakan yang di
Pembusukan yang di sebabkan kombinasi
dasar timbulkan oleh jamur dan
a. Penggunaan kayu yang tidak sesuai
b. Kayu keretakan dari papan lantai
b. Kelembaban kelembaban pada kayu di
dengan kemungkinan
sarankan tidak lebih dari 20 %
terjadinya retak halus dan
c. Kurangnya ventilasi
bau apak

17
Lantai Atas Defleksi Penggunaan agregat yang dapat menyusut pada
a. Beton campuran beton

Penyusutan dalam lempeng asmetris


Lantai Atas Letakan yang eksesif Hilangnya tiang pengaku
b. Bagian
yang Kasau yang mengedur karena torehan atau
miring lubang yang terdapat pada pipa atau kabel

Pembusukan yang terjadi kasau

18
JENDELA,PINTU DAN KELENGKAPAN

ELEMEN KERUSAKAN PENYEBAB


Pekerjaan Kerusakan pada frame dan Penggunaan kayu yang kurang memiliki
kayu bagian ambang sebagai akibat dari perlindungan alami sehingga terjadi
luar jamur dan terlepasnya pembusukan yang dapat merusak kayu
lapisan cat dan keretakan
dari kayu Lemahnya desain sambungan dan penggunaan
lem yang tidak cocok dengan air hujan

Penyesuaian terhadap cuaca yang tidak sesuai


dengan yang terjadi pada keadaan
sesungguhnya

Pengeringan pada selimut atau bagian kaca


tanpa adanya ruang untuk memuai

Kurangnya perlindungan cat dan pendempulan


sehingga air hujan dapat memauki sambungan
yang terbuka juga di sebabkan oleh keretakan
pada dempul

Kontak antara frame sekunder dengan bata yang


lembab pada bagaianbagaian pemisah dpc atau
kesalahan pada penampungan pada bukaan

Kondensasi yang terjadi pada bagian depan


bawah kaca bagian dalam dan penetrasi balik
dari dempul,kemungkinan ini juga di perburuk
dengan tidak adanya saluran kondensasi

Perawatan utama yang harus di selesaikan


contohnya Sambungan yang kelihatan yang
berda pada bagian depan atau tumpukan pada
lingkungan terbuka
Penetrasi air yang terjadi
pada bagian bawah luar Tidak adanya palang air dan penghalang cuaca
pintu
Pintu yang bergeser Bengkokan yang terlalu kecil dan tidak sesuai
dengan pintu

Penurunan pondasi disebabkan oleh -

JENDELA,PINTU DAN KELENGKAPAN

ELEMEN KERUSAKAN PENYEBAB


Distorsi dari dinding yang ada di sekitarnya
Pekerjaan Terdapatnya lubang pada
Serangga
kayu frame dan bagian kayu lain
bagian Retakan pada frame dan
Busukan basah dan busukan kering
dalam bagian lain
Kerusakan pada papan Penetrasi kelembaban pada bagian ambang pada
pintu jendela akiabat proyeksi yang salah, atau
kurangnya lepasan pada bagian bawah ambang
atau kesalahan desain dpc pada bagian bawah
ambang

19
Kondensasi terutama pada kamar mandi dan
dapur
Celah yang terdapat pada Penciutan yang terjadi pada kasau yang ada pada
bagian bawah lantai, kerusakan pada plat lantai atau
penurunan akibat bebab pada lantai
Tangga Berderak Penciutan pada baji pengaman

Kerusakan pada perekat dan sekrup


Celah yang terdapat pada Penurunan pada akibat menyusutnya komponen
dinding dan plasteran kayu

20
DINDING DAN FINISHING LANGIT LANGIT

ELEMEN KERUSAKAN PENYEBAB


Plasteran Kerusakan pada lapisan
Kekeringan
permukaan
Retak yang besar Pergerakan yang berbeda dari struktur

Penurunan drastic berat beton pemisah

Penurunan pada pondasi

Getaran akibat pengaruh dari luar seperti alat


berat
Retak yang bersambung
pada pertemuan langit Kekeringan
langit dan dinding
Keretakan pada plasteran
Perbedaan kering dari dinding dan ambang
pada bagian atas frame
jendela pada saat proses pengeringan
jendela
Keretakan arah vertical Perbedaan pengeringan ketika proses
pada plasteran dinding pelaksanaan plasteran terhenti pada priode
tertentu atau ketika batu bata pada dinding
terlepas dari kolom beton
Retak yang bentuknya lurus Defleksi beton,pergerakan kasau, atau adanya
panjang sepanjang langit- beban berat pada bagian atap atau pada kasau
langit langit-langit atau sambungan antara papan
plasteran yang tidak rapat
Terlepasnya material
Pekerjaan plasteran yang tidak sempurna
plasteran
Mengelupasnya lapisan Ketidaksesuaian antara lapisan finishing dan
finishing lapisan plasteran
Terlepasnya plasteran dari Material sebelumnya tidak cukup kuat terhadap
bagian belakang pergerakan plasteran

Absorsi berlebihan dari air yang berada di


belakang plasteran

Ketidaksesuaian dengan material yang


sebelumnya seperti beton halus dengan lapisan
film dari tempat kerja

Perbedaan suhu pergerakan antara plasteran dan


material di belakangnya

DINDING DAN FINISHING LANGIT LANGIT

ELEMEN KERUSAKAN PENYEBAB


Pengapuran Campuran yang salah dan pengerasan plasteran
dengan material yang tidak cocok
Bentuk langit langit Plasteran terlepas dari posisinya karena
menjadi tidak beraturan terjadinya getaran atau hal lain

21
dan menggelembung pada
dimensi yang lama
Noda pada pola langit Terdapat perbedaan suhu diantar bagian yang
langit berbeda pada langit-langit.Bagian yang lebih
dingin cenderung ditempeli debu yang lebih
banyak daripada bagian yang panas.Bagian
langit-langit yang berada dibawah kasau
cenderung lebih panas daripada yang ada di
permukaan seperti yang terjadi di daerah titik
lampu
Ubin pada Terlepas dan tidak Pemanasan yang tinggi pada blok, juga dapat
dinding beraturannya ubin pada disebabkan oleh perubahan suhu yang terjadi
blok partisi pada ubin yang karena tidak adanya ruang yang
cukup untuk mengatasi pergerakan ubin

22
DEKORASI

ELEMEN KERUSAKAN PENYEBAB


Lapisan Cat Pelelehan Pewarna atau noda cat atau getah dari
buhul yang mengalami pelelehan pada
lapisan cat
Kelembaban yang terperangkap di dalam
Pelepuhan,Pengelembungan
lapisan cat menguap akibat sinar matahari
Pengapuran Pembubukan yang di sebabkan oleh
hancurnya material yang di akibatkan oleh
cuaca atau rendahnya mutu dari lapisan cat
Keretakan Biasanya disebabkan oleh factor umur yang
biasanya dimulai dari retak rambut samapi
retak kulit buaya
Pengembungan (Penambalan Unsur garam yang berada di strukur
pada endapan cat) belakang terbawa ke permukaan oleh air
Tepi yang mengembung Cetakan bentuk atas yang berubah pada
saat cat basah
Pelapisan Pengangkatan lapisan cat akibat kurangnya
adhesi yang terjadi pada bagian lapis
permukaan
Retakan panjang Kurangnya lapisan tembus cahaya dari cat
sepanjang proses pengeringan pada bagian
permukaan
Pelengkungan Terjadinya pergerakan dari lapisan cat yang
tebal pada saat proses pengeringan
Kecerahan warna yang berbeda Finishing yang yang salah yang
mengakibatkan ketebalan lapisan cat tidak
sama
Pembelahan Terdapatnya noda yang berwarna atau
dapat juga karena pergeseran pada cetakan
beton
Lapisan lainyang tertempel Pengaruh dari alkali akibat garan dari
bagian belakang
Pengerutan Terjadinya pengerutan di sebabkan pada
saat pengeringan terdapat banyak lapisan
cat yang terlalalu tebal

DEKORASI

ELEMEN KERUSAKAN PENYEBAB


Terdapatnya bagian yang Pengaruh garam dari beberapa type batu bata
berwarna coklat yang dan blok batu yang terlepas sepanjang tempelan

23
tersamar setelah proses gypsum
dekorasi pertama

SERVIS

ELEMEN KERUSAKAN PENYEBAB


Sanitasi Aliran yang tidak lancar Ukuran pipa terlalu kecil terjadi perubahan
a. Pipa tanap meinkatkan ukuran pipa

Aliran air yang terlalu kecil

Terjadinya penyumbatan
Semburan Pipa Suplai bawah tanah terlau dekat dengan
permukaan tanah atau ganguan korosi tanah
terhadap pipa baja yang tidak terlindungi

Pipa memiliki hubungan udara luar di bawah


lantai atau terlalu dekat dengan bagaian
atas atau dinding bagian luar

Kesalahan pada sambungan pada saat


pemasangan, ganguan benda keras, atau
pada pipa palstik kaibat pengaruh panas
terjadi kerusakan pada sambungan
Terdapat korosi pipa pada Terjadi elektrotis antara tembaga dan seng
dinding bagian luar pada kontak yang berbeda

Desintifikasi Pada air yang adiktif atau alkali


terdapat klorine yang tinggi pada tekanan
panas yang akan melepaskan seng
Suara Berisik Air yang menyembur karena longgarnya
pengunci pipa

Semburan air panas akibat terhalangnya


aliran dan kembali ke pipa

Suara ribut lain yang di sebakan oleh


longgarnya atau rusaknya pipa dan
sambungan pipa
Sanitasi Semburan air di bagian Kesalahan pemasangan

24
b. Kran atas pemutar
Kerusakan pada pengunci

SERVIS

ELEMEN KERUSAKAN PENYEBAB


Sanitasi Aliran yang terlalu besar Katup tidak dapat menutup dengan baik
c. Katup akibat terdapat kerusakan pada pengunci
Menempelnya katup pada Tidak dipergunakan dalam waktu yang lama
posisi tertutup sehingga berakibatnya tertumpuk kotoran
Aliran yang tidak lancar Penggunaan tekanan tinggi dan tekanan
rendah
Suara mendesir Tekanan tinggi
Sanitasi Teradapatnya karat pada
Terjadinya Elektolic pada besi dari lubang bor
d. penampungan pipa baja
air Korosi Terjadinya bimetalik dengan tembaga atau
elemen lain
Pembelokan insulasi Penyangga yang tidak sesuai
Sanitasi Korosi
e. Silender air Dessintifikasi tembaga
panas
Sistem Pemanas Panas yang tidak cocok Boiler yang terlalu kecil atau tidak sesuai
a.Kemampuan dengan radiator pada permukaan

Udara yang terunci pada system pengaliran


air panas

Lokasi yang tidak cocok


Sistem Pemanas Terhambatnya aliran air Udara yang terkunci akibat
b. Pipa Distribusi panas a. Kesalahan desain
b. Pengaruh gas karena korosi atau
bakteri
c. Air yang masuk ke dalam system
sepanjang pipa akibat tidak
seimbangnya pengisapan pompa
d. Penggunaan pompa dengan tekanan
yang berubah ubah

Derah semburan air


Sistem Pemanas Lubang pada radiator baja
Masuknya udara karena korosi
c. Radiator

SERVIS

ELEMEN KERUSAKAN PENYEBAB


Air yang berwarna yang Tergabungnya sirkulasi primer dan sekunder
berasal dari radiator akibat korosi
Air yang merembes dari
Penyetelan pipa yang salah
pipa radiator
Sistem Noda karat pada
Kebocoran pada sambungan
Pemanas permukaan
d. Boiler Terdapat kebocoran Kerusakan pada sambungan di antara bagian
diantara bagian atau retak pada bagian
Kebocoran pada pipa Kesalahan pemasangan pipa atau rusaknya
pengaman spring utama atau kerusakan sambungan pada
boiler

25
Sistem Suara ribut dan getaran
Pemanas
Pengaruh usia peralatan
d. Pipa
sirkulasi
Ventilasi Suara ribut
a. Aliran Keributan dari fan
udara
Ventilasi Suara ribut dan getaran
Pengaruh usia peralatan
a. Kipas
Kelistrikan: Kegagalan pada tes Kurang kuatnya karet atau kabel yang di
aliran kemampuan pemisah pergunakan
Drainase: Tersumbat Layout yang salah aliran pipa tidak dibuat
Pipa bawah untuk dapat diperbaiki akibat terjadinya
tanah penyumbatan

Kerusakan akibat terjadinya penurunan, alat


berat dan pohon yang roboh

Banyak sampah akibat proses konstruksi yang


berlangsung

Pembuangan material melewati pipa

Buangan sampah dapur


Kegagalan pada tes Tidak sempurnanya sambungan pada
hidrolik dan pneumatic a. Pipa yang terdapat pada tanah
b. Lubang got
c. Pipa

SERVIS

ELEMEN KERUSAKAN PENYEBAB


Keretakan aliran yang ada di atasnya

Retakan yang terjadi pada lubang got

DAFTAR PUSTAKA

BRE digest 170 (1976) Failure Patterns And Implications. London: DOE. HMSO
BRE digest (1974) Building Defects And Maintenance. Lancaster The Construction Press
Eldridge, H.J (1976) Common Defects in Building. London: DOE. HMSO

26
Formulir Inspeksi Bangunan

Diambil dari Pratice in Property Management (DOE, R & D Bulletin, 1970)


No. Bangunan ..

Catatan:
1. Tuliskan S pada kotak jika memuaskan atau jika ada kerusakan kecil yang dapat
diabaikan sampai perbaikan selanjutnya.
2. Jika perbaikan di butuhkan, gambarkan dengan singkat dan disertai estimasi biaya.

LAPORAN INSPEKSI BANGUNAN

Inspektor : Tanggal :

Alamat Periode perbaikan selanjutnya


Tahun ..

Bagian Dalam
1. ATAP
1.1 Pelindung atap
1.2 Pencahayaan dan perlindungan cuaca
1.3 Bagian tepi
1.4 Reng
1.5 Kaso
1.6 Rusuk
2. DINDING DAN CEROBONG
2.1. Bata
2.2. Penempatan
2.3. Lubang Cerobong
2.4. Penjangkauan
2.5. DPC
2.6. Pengamanan
2.7. Dekorasi
3. PINTU DAN JENDELA
3.1 Kayu
3.2 Metal
3.3 Giaz
3.4 Dempul
3.5 Cat

4. PIPA
4.1 Tanah dan pipa pembuangan
4.2 Saluran air
4.3 Pipa saluran
4.4 Pengecatan
5. PELAYANAN
5.1 Dinding pembatas
5.2 Pagar pembatas
5.3 Gerbang
5.4 Akses
5.5 Jalan kecil

27
5.6 Drainase
5.7 Kolam renang
5.8 Septik Tank
5.9 Pencahayaan
5.10 Langit- langit
5.11 Tanki penyimpanan
Bagian Luar
6. ATAP
6.1 Pelindung atap
6.2 Cerobong asap
6.3 Tanki suplai
6.4 Pipa
6.5 Pemisah
6.6 Lantai
7. LANTAI PERTAMA
7.1 Langit - Langit
7.2 Dinding
7.3 Pemadam Kebakaran
7.4 Pintu Dan Jendela
7.5 Dekorasi
7.6 Akses
7.7 Pintu Dan Jendela
7.8 Tangga
7.9 Kamar Kecil
7.10 Lantai
8. LANTAI DASAR
8.1 Langit - langit
8.2 Dinding
8.3 Pemadam Kebakaran
8.4 Pintu Dan Jendela
8.5 Lantai
8.6 Tangga
8.7 Dekorasi
8.8 Pencahayaan
9. UMUM
9.1 Boiler Pemanas
9.2 Sistem pemanas
9.3 Instalasi listrik
9.4 Instalasi Gas
9.5 Item yang tidak tercantum

28
Formulir Klasifikasi Operasi Perbaikan

Diambil dari Pratice in Property Management (DOE, R & D Bulletin, 1970)

KODE PRIMER KODE SEKUNDER


1. Dekorasi bagian dalam
2. Dekorasi bagian Luar
3. Struktur Utama 3.1 Pondasi dan basemen
3.2 Frame
3.3 Dinding bagian luar , cerobong asap (kecuali
cerobong uap)
3.4 Jendela bagian luar dan pintu termasuk
lapisannya
3.5 Struktur atap
3.6 Pelindung Atap
3.7 Lampu pada bagian atas dan cat
3.8 Selokan dan Pipa air hujan
4. Konstruksi Bagian Dalam 4.1 Lantai Dasar ( dimana tidak ada bagian dari
pondasi )
4.2 Lantai Atas
4.3 Tangga dan pijakannya
4.4 Dinding bagian dalam dan pemisah
4.5 Pintu dan tabir termasuk lapisannya
5. Finishing 5.1 Finishing langit-langit
5.2 Finishing Dinding
5.3 Finishing lantai
5.4 Rak termasuk furniture dan aneka pekerjaan
kayu
5.5 Bagian yang memiliki unsur besi
5.6 Tempat mantel dan sejenisnya
6. Pipa dan Sanitasi 6.1 Pipa air dingin,Tangki penampungan, cadangan
air dan katupnya
6.2 Pipa air panas,Tangki penampungan dan
silindernya, pipa uap, katup, pemisah
6.3 Dinding bagian luar , cerobong asap (kecuali
cerobong uap)
6.4 Kelengkapan sanitasi termasuk kran
6.5 Sampah,limbah dan pipa pembuangan
7. Instalasi mesin termasuk 7.1 Ketel uap,pemadam kebakaran,instrumensi dan
pemanas dan ventilasi dan control otomatis serta cerobong
instalasi gas 7.2 Distribusi air panas dan uap termasuk penukar
panas dan alat-alat pemanas
7.3 Alat-alat perbaikan, Alat pengangkat dan alat
peralatan industri khusus
7.4 Suplai air pada bagian dalam, perawatan dan
penyimpanan.
7.5 Lift.
7.6 AC,Ventilasi dan tata udara
7.7 Kelengkapan secara umum
7.8 Instalasi dan peralatan gas (kecuali peralatan
dapur)
8. Instalasi listrik dan 8.1 Generator listrik dan penggerak utama.

29
peralatan dapur (semua 8.2 Transmisi listrik dan pembagiannya
type) 8.3 Instalasi listrik ( jaringan dan alat control )
8.4 Perlatan listrik dan pengamannya (kecuali
peralatan dapur)
8.5 Lampu bagian luar dan lampu taman
8.6 Proteksi lampu,system dan alat ELV
8.7 Peralatan dapur
9. Bagian luar dan pekerjaan 9.1 Jalan,tempat parkir,taman
sipil 9.2 Jalan kecil, temapat bermain, daerah berbatu
secara umum
9.3 Pagar, gerbang dan dinding pembatas
9.4 Saluran air
9.5 Tempat pembuangan
9.6 Tangki penyimpanan air dan resevoir
9.7 Jalan kereta,dermaga,dinding penahan ombak
9.8 Pekerjaan taman
9.9 Beberapa pekerjaan di luar gedung
10. Beberapa pekerjaan 3.1 Adaptasi terhadap pekerjaan baru
tambahan 3.2 Penggantian kerusakan akibat kebakaran
3.3 Pembersihan rutin

30

Anda mungkin juga menyukai