Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
RINGKASAN ISI
1
1.1 PENGANTAR
Pada saat ini, khususnya di kota-kota besar, hampir seluruh bangunan tidak bertingkat dan
bangunan bertingkat dibangun dengan menggunakan konstruksi beton bertulang, baik
bangunan lama (sejak jaman penjajahan) maupun bangunan baru. Hal ini disebabkan selain
teknologi pembangunan yang telah terkuasai, material beton bertulang (pasir, kerikil,
semen, baja tulangan) masih dapat memenuhi kebutuhan untuk pembangunan dan secara
keseluruhan konstruksi beton bertulang masih dianggap lebih murah dibandingkan dengan
konstruksi lainnya.
Akhir-akhir ini seringkali terjadi kerusakan pada konstruksi beton bertulang yang dapat
disebabkan oleh berbagai macam cara. Kerusakan ini dapat terjadi pada bangunan lama dan
bangunan baru, dengan jenis kerusakan yang tergantung beban-beban yang bekerja pada
konstruksi tersebut. Pada umumnya tingkat kerusakan bangunan dapat diklasifikasikan
menjadi rusak sangat ringan, ringan, sedang, berat dan runtuh, dimana kerusakannya dapat
diebabkan oleh pengaruh reaksi kimia. bencana alam (gempa, angin, kebakaran, dll.) atau
kerusakan akibat kesalahan perencanaan/pelaksanaan. Berdasarkan klasifikasi kerusakan
tersebut, maka pada bangunan yang rusak perlu dilakukan suatu tindakan berupa
bangunan tersebut dihancurkan/dibongkar (demolished action) dan dibangun kembali atau
bangunan tersebut harus diperbaiki (repairable). Suatu tindakan
penghancuran/pembongkaran merupakan suatu cara yang paling mudah dalam
memecahkan permasalahan kerusakan bangunan, namun hal ini tidaklah sesederhana
dalam pelaksanaannya, karena untuk menentukan pembongkaran atau perbaikan
diperlukan pertimbangan yang tepat dari aspek ekonomi, lingkungan, politik, waktu
perbaikan, dan lain-lainnya. Bangunan-bangunan umum, seperti rumah sakit, sekolah, dll.,
harus selalu dapat difungsikan walaupun telah mengalami kerusakan, dan hal ini diperlukan
suatu tindakan berupa perbaikan agar segala kegaiatan yang ada dalam bangunan tersebut
berjalan secara normal. Demikian pula pada bangunan-bangunan bersejarah, seperti
bangunan kuno dan bangunan monumen, harus dapat dipertahankan nilai budayanya,
sehingga tidak memungkinkan untuk dibongkar dan harus selalu dilakukan perbaikan untuk
melestarikannya.
Dalam rangka meningkatkan kelayakan suatu bangunan diperlukan penilaian seluruh aspek
bangunan, yaitu aspek arsitektural, aspek struktur, aspek utilitas, dan lain-lainnya.
Penilaian/audit bangunan sangat penting untuk dilaksanakan mengingat kebutuhan saat ini
bangunan merupakan bagian aktifitas masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dan
menuntut umur bangunan yang lama.
2
1. kondisi geografi,
Bangunan terletak pada daerah yang rawan bencana (gempa, angin, tanah labil,
kebakaran, dll.), dimana memungkinkan terjadinya beban-beban tambahan yang besar
yang dapat merusak bangunan
2. perencanaan struktur,
Pemilihan kualitas bahan bangunan, detail struktur, sistem sambungan, bentuk
bangunan, dll. harus memungkinkan diperolehnya perencanaan yang aman.
B. Pemeriksaan Bangunan
1. Jenis kerusakan tipikal
Pemeriksaan kerusakan struktur beton bertulang merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam rangka menentukan tingkat kerusakan yang terjadi. Seluruh data yang
terkumpul harus merupakan suatu rangkaian kegiatan pemeriksaan, dimana antara satu
dengan yang lain harus selalu berkaitan.
3
Fungsi Bangunan ; bangunan swasta (perkantoran, hotel, gudang, dll.) atau
bangunan umum (rumah sakit, sekolah, dll. ),
Jumlah lantai
Sistem struktur atas
Sistem pondasi
Kondisi lingkungan sekitarnya ; perbukitan, tepi pantai, dll.
Dokumen perencanaan dan pelaksanaan bangunan yang ada
dan lain sebagainya.
4
Rusak Ringan Kerusakan struktural yang sedikit, meskipun pada struktur
terlihat adanya kerusakan arsitektural
Rusak Sangat Ringan Tidak terjadi kerusakan struktural dan terlihat adanya .
kerusakan arsitektural
V - Tulangan membengkok
- Beton inti hancur
- Memungkinkan terjadinya deformasi vertikal dari kolom/dinding
- Terjadinya penurunan dan atau inklinasi dari lantai
5
1.4. TEKNIK RETROFIT PADA BANGUNAN STRUKTUR BETON
Mulai
Analisis
PERENCANAAN RETROFIT,
KONSTRUKSI Mulai
Kembangkan kembali
Penyelidikan awal
Persyaratan Pemilik,
Pemberi tugas
Menentukan Pemilihan
Metode Konstruksi
Tidak
Detail Konstruksi
Perhitungan
Perencanaan
Analisis, evaluasi
Tidak Tujuan
Tercapai
Ya
Gambar, spesifikasi
Pelaksanaan Perbaikan
Selesai
6
A. Perbaikan (Repair) Beton Bertulang
Dalam pelaksanaan perbaikan bahan beton telah dikenal 2 (dua) metode yang
seringkali dilaksanakan, yaitu :
7
Tujuan Jenis Elemen Alat Sambung
Perkuatan Teknik Perkuatan
Perkuatan
Pengunci geser
Dinding Penopang beradhesive
Pracetak
Baja anyaman
8
2. DIAGNOSA KERUSAKAN BANGUNAN
Kesalahan dapat di selidiki pada bagian yang dibuat. Spesialis sub-kontraktor dan
konsultan harus memiliki kemampuan yang sma dengan perancang utama.
Kesalahan pada desain dapat diatasi dengan melakukan perbaikan pada
komponen atau mungkin mengganti komponen.Sebagai contoh,dengan
memberikan standarisasi dari komponen di dalam menahan variasi beban atau
memberikan akses sehingga komponen dapat dengan mudah di perbaiki dan
dibersihkan.
9
terhadap berbagai kondisi.Material yang pada saat di pabrik sempurna dapat
mengalami kerusakan pada saat pemindahan, kondisi dibebani dan tanpa
dibebani, kondisi yang tidak sesuai pada saat penyimpanan dan penempatan
pada posisinya. Beberapa kerusakan dapat dihindari dengan kepedulian yang
baik dan terjamin pada setiap langkah dalam proses.Proses yang benar,dan
pengawasan dari dekat.Untuk mengatasi permasalahan dalam industri konstruksi
dimulai dengan memperkenalkan teknik membangun yang terjamin yang di
industri lain disebut Jaminan Kualitas (QA) Kelompok dan perputaran (QC).Pada
intinya Teknik ini terdiri dari prosedur pengaturan yang tepat dan tingkat
spesifikasi yang dapat di terima dan pengetesan kemampuan karasteristik.
Secara umum hal yang mendekati untuk memeriksa setiap gejala, dengan
mempertimbangkan penyebab yang mungkin terjadi dengan proses mengidentifikasi
permasalahan dan penyebabnya. Dalam beberapa hal pemeriksaan secara visual yang cukup
dapat dilakukan oleh tenaga ahli yang berpengalaman untuk memecahkan permasalahan ini
apabila tidak ada alat yang dapat memberikan diagnosa yang tepat. Ada beberapa Alat yang
memungkinkan pendekteksian penyebab kerusakan.
Pada beberapa kasus dimungkinkan untuk memantau tingkat kerusakan bangunan pada
sebuah priode berdasarkan kesalahan yang terjadi. Contohnya pengukuran lebar celah
dengan penggunaan pin dan micrometer, mengecek tingkat kelurusan untuk mengetahui
tingkat penurunan dan mengecek anyelemen vertical dengan menggunakan theodolit.
10
Pada bagian permukaan bukti kerusakan belum dapat memberikan gambaran sebenarnya
dari kerusakan yang ada.Faktanya banyak kerusakan struktur yang terjadi tidak
terlihat.Dengan sebuah survey akan memberikan jaminan. Beberapa penyelidikan akan
memberikan konsekuensi minimal dari kerusakan dan memfasilitasi desain agar dapat
diakses pada bagian yang tidak di jangkau. Contohnya penempatan yang strategis agar
memudahkan menjangkau panel saluran dan langit-langit. Disarankan agar memberikan
perhatian khusus pada kerusakan contohnya stabilitas struktur dan pelayanan serta tes
laboratorium pada tanah dasar atau stabilitas campuran dan kemampuan karasteristik.
Dibawah ini adalah tabel tentang penyebab yang mungkin dapat menyebabkan
kerusakan,informasi yang lebih detail dapat mengacu pada kesimpulan BRE yang relevan.
11
Getaran akibat alat berat,mesin pemasangan
tiang pancang dsb
12
DINDING DAN LAPISAN LUAR
Dinding Kelembaban pada bagian Kondensasi akibat pemanasan dan ventilasi yang
Bagian permuakaan tidak cocok
Dalam Noda horizontal pada Kelembaban penetrasi atas
bagian ground floor a. Tidak adanya dpc
b. Tidak aktifnya dpc
c. Penghubung dpc meningkatkan jatuhnya
mortar pada rongga lantai
Terpisahnya rongga Penetrasi Lateral sepanjang
kelembaban a. Dinding
b. Mortar terjatuh ke bagian rongga dinding
13
ELEMEN KERUSAKAN PENYEBAB
c. Kesalahan pada bukaan
Penetrasi ke bawah sepanjang
a. Cacat pada penutup atap, saluran
b. Hilang atau tidak adanya dpc pada
sandaran atau bagian bawah pada atap
c. Hilang atau tidak adanya dpc pada
cerobong atau saluran
Bukaan Terjadinya keretakan Kesalahan yang disebabkan
a. Ukuran yang tidak sesuai
b. Beton pada bagian bawah dengan
penguatan yang terjadi pada bagian atas
ke bawah
c. Kerusakan kayu pada bagian sebelumnya
Kelembaban yang terjadi Hilangnya penampungan pada bagianatas
pada bagian atas bukaan buakaan atau penampungan terlalu pendek dan
diletakkan hanya pada bagian sudut
Rembesan Hilangnya dpc di bagian vertical pada
persimpangan bagian dalam dan luar atau
jendela/frame pintu terpasang terlalu jauh ke
depan
Kelembaban pada bagian
Kondensasi yang terjadi pada bagian depan kaca
ambang
Lapisan Kurang putih Kristalisasi garam yang terdapat pada bata atau
bagian campuran
luar Spall pada bagian Serangan sulfat Kristalisasi garam pada lapisan
a. Bata permukaan luar pada bata
Pengaruh cuaca
Keretakan bata Pergerakan difrensial Penciutan kalsium silikat
pada bata yang di ikuti oleh pertambahan fletton
Membengkoknya bagian Pergerakan difrensial Penyusutan beton dengan
depan bata pada dinding kemungkinan bertambahnya penguapan pada
beton bata
14
Delaminasi Lapisan Pemasangan yang tidak teratur
permukaan
Pengaruh sulfat dari garam yang berada pada
mortar
Pengikisan pada bagian
Pengaruh hembusan angina
permukaan
Melepuhnya bagian Polusi udara sulphur dioksida terabsorbsi
permukaan dengan air hujan pada bagian cetakan sehingga
terjadi pelepuhan pada batu
Terdapatnya noda yang
berwarna coklat arau hijau Pengaruh logam
pada bagian permukaan
Pergeseran pada bagian Pengaratan yang terjadi pada bagian tepi dan
batu ujung
15
tambalan dan pelunturan pada cerobong
warna pada bagian
dekorasi pada cerobong
Partisi Keretakan yang terjadi
Pengeringan besar pada blok beton
pada bagian atas dan sisi
Keretakan umum Kesalahan pada pendukung dasar
16
Serangan serangga Biasanay di mulai dari serangga yang berada
pada perabotan dan akihirnya merambat pada
bagian kayu yang berlubang kemudian pada
bagian tersebut kemudian serangga mulai
berkembang.Proses pengerusakan dimulai
dengan pertama kali pada bagian kayu yang tua
kemudian berlanjut pada bagian yang lebih keras
17
Lantai Atas Defleksi Penggunaan agregat yang dapat menyusut pada
a. Beton campuran beton
18
JENDELA,PINTU DAN KELENGKAPAN
19
Kondensasi terutama pada kamar mandi dan
dapur
Celah yang terdapat pada Penciutan yang terjadi pada kasau yang ada pada
bagian bawah lantai, kerusakan pada plat lantai atau
penurunan akibat bebab pada lantai
Tangga Berderak Penciutan pada baji pengaman
20
DINDING DAN FINISHING LANGIT LANGIT
21
dan menggelembung pada
dimensi yang lama
Noda pada pola langit Terdapat perbedaan suhu diantar bagian yang
langit berbeda pada langit-langit.Bagian yang lebih
dingin cenderung ditempeli debu yang lebih
banyak daripada bagian yang panas.Bagian
langit-langit yang berada dibawah kasau
cenderung lebih panas daripada yang ada di
permukaan seperti yang terjadi di daerah titik
lampu
Ubin pada Terlepas dan tidak Pemanasan yang tinggi pada blok, juga dapat
dinding beraturannya ubin pada disebabkan oleh perubahan suhu yang terjadi
blok partisi pada ubin yang karena tidak adanya ruang yang
cukup untuk mengatasi pergerakan ubin
22
DEKORASI
DEKORASI
23
tersamar setelah proses gypsum
dekorasi pertama
SERVIS
Terjadinya penyumbatan
Semburan Pipa Suplai bawah tanah terlau dekat dengan
permukaan tanah atau ganguan korosi tanah
terhadap pipa baja yang tidak terlindungi
24
b. Kran atas pemutar
Kerusakan pada pengunci
SERVIS
SERVIS
25
Sistem Suara ribut dan getaran
Pemanas
Pengaruh usia peralatan
d. Pipa
sirkulasi
Ventilasi Suara ribut
a. Aliran Keributan dari fan
udara
Ventilasi Suara ribut dan getaran
Pengaruh usia peralatan
a. Kipas
Kelistrikan: Kegagalan pada tes Kurang kuatnya karet atau kabel yang di
aliran kemampuan pemisah pergunakan
Drainase: Tersumbat Layout yang salah aliran pipa tidak dibuat
Pipa bawah untuk dapat diperbaiki akibat terjadinya
tanah penyumbatan
SERVIS
DAFTAR PUSTAKA
BRE digest 170 (1976) Failure Patterns And Implications. London: DOE. HMSO
BRE digest (1974) Building Defects And Maintenance. Lancaster The Construction Press
Eldridge, H.J (1976) Common Defects in Building. London: DOE. HMSO
26
Formulir Inspeksi Bangunan
Catatan:
1. Tuliskan S pada kotak jika memuaskan atau jika ada kerusakan kecil yang dapat
diabaikan sampai perbaikan selanjutnya.
2. Jika perbaikan di butuhkan, gambarkan dengan singkat dan disertai estimasi biaya.
Inspektor : Tanggal :
Bagian Dalam
1. ATAP
1.1 Pelindung atap
1.2 Pencahayaan dan perlindungan cuaca
1.3 Bagian tepi
1.4 Reng
1.5 Kaso
1.6 Rusuk
2. DINDING DAN CEROBONG
2.1. Bata
2.2. Penempatan
2.3. Lubang Cerobong
2.4. Penjangkauan
2.5. DPC
2.6. Pengamanan
2.7. Dekorasi
3. PINTU DAN JENDELA
3.1 Kayu
3.2 Metal
3.3 Giaz
3.4 Dempul
3.5 Cat
4. PIPA
4.1 Tanah dan pipa pembuangan
4.2 Saluran air
4.3 Pipa saluran
4.4 Pengecatan
5. PELAYANAN
5.1 Dinding pembatas
5.2 Pagar pembatas
5.3 Gerbang
5.4 Akses
5.5 Jalan kecil
27
5.6 Drainase
5.7 Kolam renang
5.8 Septik Tank
5.9 Pencahayaan
5.10 Langit- langit
5.11 Tanki penyimpanan
Bagian Luar
6. ATAP
6.1 Pelindung atap
6.2 Cerobong asap
6.3 Tanki suplai
6.4 Pipa
6.5 Pemisah
6.6 Lantai
7. LANTAI PERTAMA
7.1 Langit - Langit
7.2 Dinding
7.3 Pemadam Kebakaran
7.4 Pintu Dan Jendela
7.5 Dekorasi
7.6 Akses
7.7 Pintu Dan Jendela
7.8 Tangga
7.9 Kamar Kecil
7.10 Lantai
8. LANTAI DASAR
8.1 Langit - langit
8.2 Dinding
8.3 Pemadam Kebakaran
8.4 Pintu Dan Jendela
8.5 Lantai
8.6 Tangga
8.7 Dekorasi
8.8 Pencahayaan
9. UMUM
9.1 Boiler Pemanas
9.2 Sistem pemanas
9.3 Instalasi listrik
9.4 Instalasi Gas
9.5 Item yang tidak tercantum
28
Formulir Klasifikasi Operasi Perbaikan
29
peralatan dapur (semua 8.2 Transmisi listrik dan pembagiannya
type) 8.3 Instalasi listrik ( jaringan dan alat control )
8.4 Perlatan listrik dan pengamannya (kecuali
peralatan dapur)
8.5 Lampu bagian luar dan lampu taman
8.6 Proteksi lampu,system dan alat ELV
8.7 Peralatan dapur
9. Bagian luar dan pekerjaan 9.1 Jalan,tempat parkir,taman
sipil 9.2 Jalan kecil, temapat bermain, daerah berbatu
secara umum
9.3 Pagar, gerbang dan dinding pembatas
9.4 Saluran air
9.5 Tempat pembuangan
9.6 Tangki penyimpanan air dan resevoir
9.7 Jalan kereta,dermaga,dinding penahan ombak
9.8 Pekerjaan taman
9.9 Beberapa pekerjaan di luar gedung
10. Beberapa pekerjaan 3.1 Adaptasi terhadap pekerjaan baru
tambahan 3.2 Penggantian kerusakan akibat kebakaran
3.3 Pembersihan rutin
30