Kliring merupakan cara perhitungan hutang-piutang dalam bentuk surat-surat berharga atau srt dagang dari
suatu bank yg diselenggarakan oleh BI atau pihak yg ditunjuk. Kliringjuga diartikan sbg pertukaran warkat
atau data keu elektronik antar bank baik atas nama bank maupun nasabah yg hsl perhitungannya diselesaikan
pd waktu ttt.
Pak U mempunyai
tabungan di Bank X
CEK
Bank A CEK
Penyerahan warkat kliring Bank A
(Session I)
2
2
3
BI BANK X
6
CEK Barang
Penerimaan/Penolakan
Bank A
1
Warkat (Session II)
5
CEK
4
Bank A
Penerimaan Warkat
(Pertemuan I/pagi)
BANK A
Pak E mempunyai giro
di Bank A
Peserta Kliring
Adalah bank atau BI yg terdaftar pada penyelenggara untuk mengikuti kliring, dikelompokkan
menjadi:
a. peserta langsung, yaitu peserta yg turut serta dlm pelaksanaan kliring secara langsung
dengan menggunakan identitasnya sendiri, terdiri dari kantor pusat, kantor cabang, ktr cbng
pembantu yg tdk berada dlm wilayah dg kantor induknya.
b. Peserta tidak langsung, yaitu peserta yg turut serta dlm pelaksanaan kliring melalui dan
menggunakan identitas peserta langsung yg menjadi induknya yg merupakan bank yg sama.
Terdiri dari kantor pusat, kantor cabang, ktr cbng pembantu.
Jenis-Jenis Kliring
Kliring umum, adalah : sarana perhitungan warkat-warkat antar bank yang
pelaksanaannya diatur oleh B I.
Kliring lokal, adalah : sarana perhitungan warkat-warkat antar bank yang berada dalam
suatu wilayah kliring (wilayah yang ditentukan).
Kliring antar cabang, adalah : sarana perhitungan warkat antar kantor cabang suatu
bank peserta yang biasanya berada dalam satu wilayah kota. KLiring ini dilakukan
dengan cara mengumpulkan seluruh perhitungan dari sauatu kantor cabang untuk kantor
cabang lainnya yang bersangkutan pada kantor induk yang bersangkutan.
PERTEMUAN KLIRING
Kliring yang dilaksanakan tidak melalui Automated Clearing House, pertemuan kliring
biasanya dilakukan sebanyak dua kali.
Pertama kali bertemu, bank-bank yang terlibat dalam transaksi kliring akan saling
menyerahkan warkat.
Pada pertemuan kedua, bank peserta kliring akan saling mengembalikan warkat apabila
terjadi penolakan.
b. Dokumen kliring, merupakan dokumen sbg alat Bantu dlm proses perhitungan kliring ditempat
penyelenggara.
c. Formulir kliring, digunakan untuk proses perhitungan kliring local dengan system manual.
Contoh a.
1. tgl 1 Maret 2018, Budi nasabah giro Bank BRI Jogja membeli mobil di Jokteng Motor nasabah Bank
Niaga seharga Rp 145.000.000,00, sebagai uang muka Budi menyerahkan 2 lembar cek masing-masing
senilai 50 juta
2. Budi menyerahkan bilyet giro senilai Rp 45.000.000,00 kepada Bank BRI, untuk pelunasan utangnya.
Contoh b.
1. tanggal 5 Juni 2018, Nona Eti adalah nasabah Bank BCA SOLO, menarik cek no. 0142.000.6 senilai Rp
22.000.000,00 dan cek no. 012.000.7 senilai Rp 11.000.000,00 untuk membayar utangnya kepada Adi
nasabah Bank Niaga cabang Solo .
2. pada tgl 12 Juni 2018, Bank Niaga Solo menerima warkat debet masuk untuk beban nasabah giro Titin
sebesar Rp 35.000.000,00. Warkat diterima dari Bank Mandiri Solo melalui lembaga kliring untuk
keuntungan giro Andik.
3. tanggal 15 Juni Salsa nasabah Bank Mandiri Solo menarik selembar cek senilai Rp 15.000.000,00 untuk
membayar pembelian barang kepada Ali nasabah bank BCA Solo.
4. tanggal 21, Bank BCA Solo menerima bilyet giro dari tn Warman seorang nasabah gironya untuk
keuntungan nona Neti nasabah giro Bank Niaga Solo sebesar Rp 25.000.000,00
Contoh c.
Tanggal 5 Agustus 2018 tuan Yuta seorang nasabah Bank BNI Jogja, membeli sebuah mesin pabrik dari Toko
Darmo Surabaya seharga Rp 85.000.000,00. Untuk keperluan pembayaran transaksi tersebut Tn Yuta
menarik selembar Cek senilai Rp 85.000.000,00 dan diserahkan kepada toko Darmo Surabaya. Tanggal 8
Agustus 2018 Tn Kardi pemilik toko Darmo melakukan penyetoran gironya dengan cek tersebut. Dari
lembaga kliring diperoleh informasi bahwa dana terpenuhi.