(Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi mata kuliah Filsafat Pendidikan
jurusan Pendidikan Matematika semester 5 kelas 5B)
Nama Dosen Pengampu: Dr. Syamsul Aripin, MA.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan yang
dibimbing oleh bapak Dr. Syamsul Aripin, MA dengan judul Aliran-Aliran
Pendidikan.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kekurangan. Untuk itu, penulisan mengharapkan kritik dan sran yang bersifat
membangun demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Batasan Masalah ................................................................................ 1
D. Tujuan Penulisan Masalah................................................................. 2
E. Manfaat Penulisan Makalah .............................................................. 2
F. Metode Penulisan Makalah ............................................................... 2
G. Sistematika Penulisan Makalah ......................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aliran Pendidikan............................................................ 4
B. Aliran Klasik dalam Pendidikan ....................................................... 4
C. Aliran Modern dalam Pendidikan ..................................................... 7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
INDEKS
TENTANG PENULIS
DAFTAR NAMA PETUGAS
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki
nuansa berbeda antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga banyak
bermunculan pemikiran-pemikiran yang dianggap sebagai penyesuaian
proses pendidikan dengan kebutuhan yang diperlukan. Karenanya, banyak
teori yang dikemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnya
berbagai aliran Pendidikan. Pemahaman terhadap pemikiran-pemikiran
penting dalam pendidikan akan membekali tenaga kependidikan dengan
wawasan kesejarahan, yakni kemampuan memahami kaitan antara
pengalaman-pengalaman masa lampau, tuntutan dan kebutuhan masa kini,
serta perkiraan atau antisipasi masa dating. Aliran-aliran pendidikan telah
dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu
dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan
pendidikan yang lebih baik dari orangtuanya.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat lita ungkapkan dalam pembahasan ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan aliran-aliran pendidikan?
2. Apa saja macam aliran-aliran pendidikan?
3. Apa pandangan dari setiap aliran pendidikan?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penyusun membatasi
masalah hanya pada penjelasan mengenai macam-macam aliran-aliran
dalam Pendidikan secara umum agar pembahasan masalah makalah ini
lebih terarah dan terfokus.
1
2
1
Prof. Dr. Umar Tirtarahardja, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta), hlm. 195.
4
5
disebabkan oleh adanya kemampuan yang berasal dari dalam diri yang berupa
kecerdasan atau kemauan keras, anak berusaha mendapatkan lingkungan yang
dapat mengembangkan bakat atau kemampuan yang telah ada dalam dirinya.
2. Aliran Nativisme
Aliran nativisme yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga
faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap
perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan
yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap
pendidikan dan perkembangan anak. Hasil pendidikan tergantung pada
pembawaan, Schopenhauer berpendapat bahwa bayi itu lahir sudah dengan
pembawaan baik dan pembawaan buruk2. Oleh karena itu, hasil akhir Pendidikan
ditentukan oleh pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir. Berdasarkan
pandangan ini maka keberhasilan Pendidikan ditentukan oleh anak didik itu
sendiri.
Tedapat suatu pokok pendapat aliran nativisme yang berpengaruh luas
yakni bahwa dalam diri individu terdapat suatu inti pribadi (G. Leibenitz:
Monad) yang mendorong manusia untuk mewujudkan diri, mendorong manusia
dalam menentukan pilihan dan kemauan sendiri, dan yang menempatkan manusia
sebagai makhluk aktif yang mempunyai kemampuan bebas.
3. Aliran Naturalisme
Pandangan yang ada persamaannya dengan nativisme adalah aliran
naturalisme yang dipelopori oleh seorang filsuf Prancis J.J. Rousseau (1917-
1978). Berbeda dengan Schopenhauer, Rousseau berpendapat bahwa semua anak
yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan buruk. Pembawaan baik anak akan
menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan. Rousseau juga berpendapat
bahwa Pendidikan yang diberikan orang dewasa justru dapat merusak pembawaan
anak yang baik itu3. Aliran ini juga disebut negativisme, karena berpendapat
2
Ibid,
3
Ibid, hal 196.
6
bahwa pendidik wajib membiarkan pertumbuhan anak pada alam. Jadi dengan
kata lain Pendidikan tidak diperlukan. Yang dilaksanakan adalah menyerahkan
anak didik ke alam, agar pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak oleh
tangan manusia melalui proses dan kegiatan Pendidikan itu. J.J Rousseau ingin
menjauhkan anak dari segala keburukan masyarkat yang serba dibuat-buat
(artificial) sehingga kebaikan anak-anak yang diperoleh secara alamiah sejak saat
kelahirannya itu dapat tampak secara spontan dan bebas. Ia mengusulkan perlunya
permainan bebas kepada anak didik untuk mengembangkan pembawaannya,
kemampuan-kemampuannya, dan kecenderungan-kecenderungannya. Pendidikan,
harus dijauhkan dalam perkembangan anak karena hal itu berarti dapat
menjauhkan anak dari segala hal yang bersifat dibuat-buat (artificial) dan dapat
membawa anak kembali ke alam untuk mempertahankan segala yang baik. Seperti
diketahui, gagasan naturalisme yang menolak campur tangan pendidikan, sampai
saat ini tidak terbukti justru terbukti sebaliknya: Pendidikan makin lama makin
diperlukan.
4. Aliran Konveregensi
Perintis aliran ini adalah William Steren (1871-1939), seorang ahli
Pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di
dunia sudah disertai bawaan baik maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini
berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan
maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting4.
Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa
adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu.
Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak
yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan
untuk mengembangkan itu. Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak manusia
berbahasa dengan kata-kata, adalah juga hasil konvergensi. Pada anak manusia
ada pembawaan untuk berbicara melalui situasi lingkungannya, anak belajar
berbicara dalam Bahasa tertentu. Lingkunganpun mempengaruhi anak didik
4
Ibid, hal 197.
7
5
Abdul Kadir dkk., Aliran-Aliran Pendidikan, (Amanah Pustaka: Surabaya, 2009), Cet. ke-1, hal
14.
8
2. Aliran Esensialisme
Aliran esensialisme merupakan aliran pendidikan yang didasarkan pada
nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban manusia7.
Esensialisme muncul pada masa Reinassance sekitar abad ke-11-14. Paham
filsafat Idealisme Plato dan paham filsafat Realisme Aristoteles adalah dua
aliran pikiran yang membentuk cara berpikir esensialisme8.
Dasar pijakan aliran pendidikan ini lebih fleksibel dan terbuka untuk
terbuka, toleran, dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.
Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai
yang memiliki kejelasan dan tahan lama, yang memberikan kestabilan dan
nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata nilai yang jelas9. Aliran ini memuncak
pada abad ke-19.
Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk aliran
esensialisme. Dua aliran ini bertemu sebagai pendukung esensialisme, namun
tidak melebur menjadi satu dan melepas karakteristiknya masing-masing.
Demikian timbulnya konsep aliran esensialisme. Realisme modern, yang
menjadi salah satu eksponen esensialisme, titik berat tujuannya adalah
mengenani alam dan dunia fisik. Sedangkan idealisme modern, sebagai
6
Jalaluddin dan Abdullah, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), Cet. ke-5 hal.
86.
7
Ibid., hal. 95.
8
H.B. Hamdani Ali, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Kota Kembang, 1986), Cet. ke-1, hal. 116-117.
9
Zuhairini dalam Jalaluddin dan Abdullah, Op. Cit., hal. 95
9
3. Aliran Perenialisme
Di zaman modern ini, banyak bermunculan krisis di berbagai bidang
kehidupan manusia, terutama dalam bidang pendidikan. Untuk mengembalikan
keadaan krisis ini, perenialisme memberikan jalan keluar, yaitu dengan
mengembalikan pada kebudayaan masa lampau yang cukup ideal yang telah
teruji dan tangguh14.
Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses
mengembalikan keadaan sekarang. Perenialisme memberikan sumbangan
berpengaruh baik teori maupun praktik bagi kebudayaan dan pendidikan zaman
10
Ibid., hal. 96.
11
Lihat Imam Barnadib dalam Jalaluddin dan Abdullah, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2016), Cet. ke-5, hal. 96-97.
12
Loc.cit., hlm. 97.
13
H.B. Hamdani Ali, Op.cit., hal. 118-119.
14
Ibid., hal. 107.
10
4. Aliran Konstruktivisme
Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico, seorang
epistemilog Italia. Ia dipandang sebagai cikal bakal lahirnya konstruktivisme.
Ia mengatakan bahwa Tuhan adalah penciptaan alam semesta dan manusia
adalah tuan dari ciptaan. Mengerti berarti mengetahui sesuatu jika ia
mengetahui. Hanya Tuhan yang mengetahui segala sesuatu karena Dia pencipta
segala sesuatu. Manusia hanya dapat mengetahui sesuatu yang dikonstruksikan
Tuhan. Bagi Vico, pengetahuan dapat menunjuk pada struktur konsep yang
dibentuk. Pengetahuan tidak dapat lepas dari subjek yang mengetahui18.
15
Menurut Muhammad Noor Syam, dalam Jalaluddin dan Abdullah, Filsafat Pendidikan, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2016), Cet. ke-5, hal. 107.
16
Menurut Hamdani Ali dalam Jalaluddin dan Abdullah, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2016), Cet. ke-5, hal. 107.
17
Ibid., hal. 116.
18
Abdul Kadir dkk, Dasar-Dasar Pendidikan, (Surabaya: Amanah Pustaka, 2009), Cet. ke-
1, hal. 7-1.
11
19
Pul Suparno dalam Abdul Kadir dkk, Dasar-Dasar Pendidikan, (Surabaya: Amanah Pustaka,
2009), Cet. ke-1, hal. 7-12.
20
Loc. Cit, hal 96.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, penyusun dapat
menyimpulkan beberapa hal berikut :
1. Aliran klasik dalam Pendidikan itu ada 4, yaitu :
a. Aliran Empirisme, adalah yang mementingkan stimulasi eksternal
dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan
anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak
dipentingkan.
b. Aliran Nativisme, adalah yang menekankan kemampuan dalam diri
anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang
berpengaruh terhadap perkembangan anak.
c. Aliran Naturalisme, adalah semua anak yang baru dilahirkan
mempunayi pembawaan buruk.
d. Aliran Konveregensi, adalah dalam proses perkembangan anak, baik
faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai
peranan yang sangat penting.
2. Aliran-aliran modern dalam pendidikan yaitu:
a. Aliran Progressivisme, yaitu aliran yang berpandangan bahwa manusia
mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi
serta mengatasi masalah-masalah yang bersifat menekan, ataupun
masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya.
b. Aliran Essentialisme, yaitu aliran yang mengacu pada nilai-nilai pokok.
Nilai-nilai pokok yang dimaksud dalam pendidikan adalah yang diberi
ganjaran oleh agama, pendidikan agama penting sekali dan harus
diletakkan pada tempat yang tinggi.
c. Aliran Perenialisme, yaitu aliran yang memandang bahwa kepercayaan-
kepercayaan aksiomatis zaman kuno dan abad pertengahan perlu
dijadikan dasar penyusunan konsep filsafat dan pendidikan zaman
12
13
Abdullah, Jalaluddin. Filsafat Pendidikan. Cet. ke-5. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
Ali, H.B. Hamdani. Filsafat Pendidikan. Cet. ke-1. Yogyakarta: Kota Kembang,
1986.
Kadir, Abdul, dkk. Dasar-Dasar Pendidikan. Cet. ke-1. Surabaya: Amanah
Pustaka, 2009.
Tirtarahardja, Umar. Pengantar Pendidikan.Cetakan ke-2 Jakarta: PT Rineka Cipta,
2012.
GLOSARIUM
A
Aksiomatis 8
B
Belajar 4, 5
D
Dinamis 6
Doktrin 7
E
Empirisme 3, 11,
Esensialisme 6, 7, 8, 11
F
Filosof 3, 4
G
Giambatista Vico 9
J
Jean Piaget 9
John Dewey 6
K
Konstruktivisme 9, 10, 12
Konvergensi 4, 11
N
Nativisme 3, 4, 11
Naturalisme 4, 5, 11
P
Perenialisme 8, 9, 11
Progressivisme 6, 11
TENTANG PENULIS
Alhamdulillah dari lahir saya sudah beragama Islam dan InsyaAllah tidak
akan pindah agama lain. Saya anak kedua dari dua bersaudara, kaka saya
perempuan juga dan sudah menikah memiliki anak 1 lelaki, beda umur saya
dengan kaka saya adalah 13 tahun, namanya Nur Arfiyah. Ayah saya bernama
Hanapi dan ibu saya bernama Muriyah.
Saya mempunyai hobi menari atau dance, yang semacam kegiatan seperti
itu saya suka. Saya waktu kecil sering sekali mengikuti kegiatan menari di
sekolah, sampai sudah besar saya masih sering mengikuti kegiatan menari di
acara 17 Agustus, namun pada saat saya sudah menginjak dewasa, justru saya
yang menjadi guru tari dalam acara 17 Agustus di rumah.
Saya lulus SMP pada tahun 2012, lalu melanjutkan ke menengah atas.
Disini saya sekolah mengambil kejuruan yaitu di SMKN 2 Tangerang Selatan
dengan jurusan Multimedia. Untuk terdaftar sebagai murid di sekolah tersebut
pun sangat rumit langkah-langkah dalam tesnya, karena sangat banyak sekali tes
untuk lolos ke sekolah negeri tersebut. Ada tes lisan, tes tulis, tes kesehatan, tes
fisik dan tes mengaji nya. Walaupun sekolah negeri tetapi diharapkan murid-
murid disitu dapat mengaji.
Saya lulus SMK pada tahun 2015, dan saya niatnya pada saat saya lulus
tidak ingin langsung kuliah, maka dari itu saya tidak mengikuti banyak tes untuk
masuk ke perguruan tinggi. Saya hanya mencoba tes perguruan tinggi di UIN
Jakarta jurusan TI (karena saya berasal dari SMK jurusan Multimedia) dan
Pendidikan Matematika (karena saya menyukai pelajaran matematika). Ternyata
dari hasil keisengan saya yang mengikuti tes mandiri atau SPMB ternyata saya
lolos dan berhasil menjadi mahasiswi.
Saat ini, impian saya adalah agar saya menjadi orang yang berguna bagi
orang banyak. Semoga dengan segala karunia dan kesempatan yang Allah
berikan, kedepannya dapat membawa perubahan yang lebih baik untuk hidup
saya.
Sejak masih duduk di bangku MTs, hobby saya adalah membaca, khususnya
membaca tulisan fiksi. Kemudian saya menjadi tertarik dengan dunia tulis-
menulis. Akhirnya ketika saya duduk di kelas XI MA, saya menjadi salah satu
dewan redaksi Magazine, yang merupakan majalah sekolah yang terbit setiap tiga
bulan sekali.
Nama saya Fadhillah Dwi
Gustika, kalau di rumah saya biasa
dipanggil dila, kalau teman yang
lainnya biasa memanggil dila, namun
karna saat SD dikelas banyak yang
bernama Fadhillah saya sering
dipanggil Dwi. Saya hidup di dunia sudah 20 tahun, lahir pada tanggal 25 April
1997. Dari lahir saya tinggal di rumah orangtua saya yaitu di Jalan Kasturi raya
no 3 komp. Atsiri Permai RT/RW 004/012 Citayam Desa Ragajaya kec. Bojong
Gede kab. Bogor . Alamat email saya adalah dhillahgustika@gmail.com.
Alhamdulillah dari lahir saya sudah beragama Islam dan InsyaAllah tidak
akan pindah agama lain. Saya anak kedua dari tiga bersaudara, kaka saya
perempuan juga dan sudah menikah insya Allah akan segera memiliki anak, beda
umur saya dengan kaka saya adalah 4 tahun, namanya Fatikah Suryani. Lalu adik
saya yang bernama Jihan Firdayanti seorang perempuan yang beda umur dengan
saya hanya 1 tahun. Kami bertiga Bersama kuliah di UIN Jakarta di jurusan yang
sama pula yaitu Pendidikan Matematika . Ayah saya bernama Bambang Agus Y.
P beliau telah meninggal hampir 4 tahun yang lalu dan ibu saya yang menemani
saya sampai sekarang bernama Ika Atikah.
Saya mempunyai hobi menonton dan menyendiri, yang semacam kegiatan
seperti itu saya suka. Sewaktu kecil saya sering mengikuti kegiatan menari, selalu
ikut dalam perlombaan tingkat RT maupun di sekolah. Namun saat dewasa saya
lebih memilih untuk mengikuti kegiatan baris-berbaris, tetapi tidak berlanjut pada
saat saya masuk bangku SMA.
Awal pendidikan saya yaitu TK/RA, yaitu di TK Atsiri Permai, sekolah
yang sangat dekat dengan rumah saya.. Pada saat saya TK, saya sudah banyak
mengikuti kegiatan-kegiatan di sekolah ataupun lomba-lomba, misalnya peragaan
busana yang sering saya lakukan. Kemudian saya melanjutkan sekolah di SDS
Pelita yang tak jauh dari TK saya. Namun hanya 4 tahun saya belajar disana pada
saat kelas 5 saya dipindahkan ke SDN Cipayung 2.
Saya lulus di SDN Cipayung 2 pada tahun 2009 hanya 2 tahun saya
belajar di Sekolah tersebut. Pada saat saya masih duduk di bangku dasar, saya
mendapatkan ranking 10 besar selalu dan pada saat pembagian rapot selalu
dipanggil diatas podium sekolah yang diadakan pada saat pentas seni akhir tahun
ajaran.
Kemudian saya masuk SMP di daerah Depok yang termasuk sekolah
unggulan di kota Depok yaitu SMPN 2 Depok. Masuk di sekolah tersebut sangat
sulit sekali, karena nilai nem yang harus tinggi dan persaingan sangat ketat pada
saat itu nem terendahnya 25. Alhamdulillah nilai UN saya mencukupi mendaftar
dan akhirnya saya masuk ke sekolah tersebut. Pada saat saya duduk di SMP, saya
hanya mengikuti kegiatan ektrakulikuler yaitu paskibra. Di dalam paskibra, saya
menjadi lebih kuat dan berani karena selalu diajarkan disiplin dan mandiri. Saya
menjabat sebagai bendahara dalam kepengurusan paskibra tahun 2013. Sekolah
saya sering mengikuti lomba-lomba paskibraka tingkat kota Depok, tetapi tidak
mendapatkan juara, tapi kami terus mencoba demi nama baik diri sendiri dan
sekolah.
Saya lulus SMP pada tahun 2012, lalu melanjutkan ke menengah atas.
Saya mendaftar di sekolah negeri di Jakarta dan diterima di SMAN 30 Jakarta.
Selama saya bersekolah disana saya tinggal di rumah nenek saya di Cililitan
dekat PGC. Saya bersekolah disana hanya 1 tahun karena pada akhir tahun ajaran
ayah saya meninggal dunia karena penyakit yang telah lama di deritanya dan
mengharuskan saya untuk pindah kembali ke rumah orang tua. Lalu sekolah saya
pun berpindah ke SMAN 6 Depok disana saya tidak mengikuti kegiatan maupun
ekstrakulikuler apapun.
Saya lulus SMA pada tahun 2015, dan saya niatnya pada saat saya lulus
saya ingin mendaftar di jurusan Statistika, maka dari itu saya mengikuti banyak
tes untuk masuk ke perguruan tinggi. Saya mencoba tes perguruan tinggi seperti
SNMPTN, SBMPTN, UTUL(UGM), UMPTKIN. Alhamdulillah saya diterima di
UIN Jakarta jurusan Pendidikan Matematika lewat jalur SBMPTN.
DAFTAR NAMA PETUGAS