Anda di halaman 1dari 26

Pendidikan Paradigmatik/Aliran-Aliran Dalam Pendidikan

(Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi mata kuliah Filsafat Pendidikan
jurusan Pendidikan Matematika semester 5 kelas 5B)
Nama Dosen Pengampu: Dr. Syamsul Aripin, MA.

Disusun oleh: Kelompok 10

Nama : Fadhillah Dwi Gustika (11150170000043)


Nama : Hesti Maisalimah (11150170000061)
Nama : Trisha Salsabila (11160170000022)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
ABSTRAK
Pendidikan Paradigmatik/Aliran-aliran dalam Pendidikan
Oleh:
Fadhillah Dwi Gustika 11150170000043
Hesti Maisalimah 11150170000061
Trisha Salsabila 11160170000022

Makalah ini berisikan tentang aliran-aliran filsafat pendidikan yang mengkaji


fenomena atau gejala dan eksistensi manusia dalam pengembangan hidup dan
kehidupannya dalam lingkungannya. Adapun aliran tersebut berawal dari beberapa
aliran diantaranya Empirisme, Nativisme, Naturalisme, dan Konvergensi. Banyaknya
tokoh pemikir di bidang pendidikan dan filsafat membuat aliran-aliran pendidikan
berkembang menjadi beberapa aliran, meliputi, Progresivisme, Esensialisme,
Perenialisme, dan Konstruktivisme. Setiap aliran-aliran dalam filsafat pendidikan
memiliki pandangan dan karakteristiknya sendiri, tentunya bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan pendidikan.

Kata Kunci: Aliran-aliran pendidikan, aliran pendidikan klasik, aliran pendidikan


moder

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan yang
dibimbing oleh bapak Dr. Syamsul Aripin, MA dengan judul Aliran-Aliran
Pendidikan.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kekurangan. Untuk itu, penulisan mengharapkan kritik dan sran yang bersifat
membangun demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca.

Ciputat, 17 November 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
C. Batasan Masalah ................................................................................ 1
D. Tujuan Penulisan Masalah................................................................. 2
E. Manfaat Penulisan Makalah .............................................................. 2
F. Metode Penulisan Makalah ............................................................... 2
G. Sistematika Penulisan Makalah ......................................................... 2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Aliran Pendidikan............................................................ 4
B. Aliran Klasik dalam Pendidikan ....................................................... 4
C. Aliran Modern dalam Pendidikan ..................................................... 7
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
INDEKS
TENTANG PENULIS
DAFTAR NAMA PETUGAS

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki
nuansa berbeda antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga banyak
bermunculan pemikiran-pemikiran yang dianggap sebagai penyesuaian
proses pendidikan dengan kebutuhan yang diperlukan. Karenanya, banyak
teori yang dikemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnya
berbagai aliran Pendidikan. Pemahaman terhadap pemikiran-pemikiran
penting dalam pendidikan akan membekali tenaga kependidikan dengan
wawasan kesejarahan, yakni kemampuan memahami kaitan antara
pengalaman-pengalaman masa lampau, tuntutan dan kebutuhan masa kini,
serta perkiraan atau antisipasi masa dating. Aliran-aliran pendidikan telah
dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu
dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan
pendidikan yang lebih baik dari orangtuanya.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat lita ungkapkan dalam pembahasan ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan aliran-aliran pendidikan?
2. Apa saja macam aliran-aliran pendidikan?
3. Apa pandangan dari setiap aliran pendidikan?

C. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penyusun membatasi
masalah hanya pada penjelasan mengenai macam-macam aliran-aliran
dalam Pendidikan secara umum agar pembahasan masalah makalah ini
lebih terarah dan terfokus.

1
2

D. Tujuan Penulisan Makalah


Dilihat dari rumusan masalah yang telah diuraikan oleh penulis, maka
tujuan penyusunan makalah adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Aliran Pendidikan
2. Untuk mengetahui perbedaan dari aliran-aliran klasik dalam
Pendidikan.
3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam aliran modern atau
gerakan baru dalam Pendidikan.
4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat dan Ilmu Pendidikan.

E. Manfaat Penulisan Makalah


Manfaat dari penulisan makalah ini ialah:
1. Memenuhi tugas mata kuliah Filsafat dan Ilmu Pendidikan.
2. Memberikan pemahaman lebih kepada penyusun makalah mengenai
apa yang dimaksud Pendidikan paradigmatik/Aliran-aliran dalam
Pendidikan, dan mengetahui macam macam aliran yang termasuk
kedalam aliran Pendidikan, sehingga dapat memberikan pembekalan
sebagai calon pendidik.
3. Memberikan pengetahuan kepada para pembaca mengenai
Pendidikan paradigmatik/Aliran-aliran dalam Pendidikan.

F. Metode Penulisan Makalah


Metode penulisan makalah yang digunakan oleh penyusun makalah
yaitu dengan mengumpulkan data-data yang terkait dengan Pendidikan
paradigmatik/Aliran-aliran dalam Pendidikan dari beberapa sumber buku
yang ada dalam perpustakaan, sehingga bersifat studi pustaka yang dikenal
dengan library searching.

G. Sistematika Penulisan Makalah


Sistematika yang digunakan oleh penyusun dalam menyusun makalah
3

ini adalah sebagai berikut:


BAB I Pendahuluan, meliputi : Latar belakang masalah, rumusan masalah,
batasan masalah, manfaat penulisan makalah, metode penulisan
makalah dan sistematika penulisan makalah.
BAB II Pembahasan, meliputi : Aliran klasik dalam Pendidikan, aliran
pendidikan modern dan gerakan baru di Indonesia, dan dua aliran
pokok Pendidikan di Indonesia.
BAB III Penutup, meliputi : Simpulan dan saran.
BAB II
ALIRAN-ALIRAN DALAM PENDIDIKAN

A. Pengertian Aliran Pendidikan


Seperti yang kita ketahui, bahwa pendidikan akan mengalami perkembangan
seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan iptek.
Perkembangan pendidikan tersebut akan memunculkan berbagai aliran-aliran
pendidikan. Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa
pembaharuan dalam dunia pendidikan. Kemudian, pemikiran-pemikiran tersebut
akan ditanggapi dengan pro ataupun kontra oleh pemikir-pemikir berikutnya, dan
dari tanggapan tersebut akan muncul lagi pemikiran-pemikiran baru dan
seterusnya.

B. Aliran Klasik dalam Pendidikan


1. Aliran Empirisme
Aliran empirisme yang mementingkan stimulasi eksternal dalam
perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung
kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang
diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari di dapat dari dunia sekitarnya yang
berupa stimulan. Stimulasi ini berasal dari alam bebas ataupun diciptakan oleh
orang dewasa dalam bentuk program Pendidikan. Menurut pandangan empirisme
(biasa pula disebut environmentalisme) pendidik memegang peranan yang sangat
penting sebab pendidik dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak
dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman-pengalaman1. Pengalaman-
pengalaman itu tentunya yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah sebab hanya mementingkan
peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan
dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan, menurut
kenyataan dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karena
berbakat, meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung. Keberhasilan ini

1
Prof. Dr. Umar Tirtarahardja, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta), hlm. 195.

4
5

disebabkan oleh adanya kemampuan yang berasal dari dalam diri yang berupa
kecerdasan atau kemauan keras, anak berusaha mendapatkan lingkungan yang
dapat mengembangkan bakat atau kemampuan yang telah ada dalam dirinya.

2. Aliran Nativisme
Aliran nativisme yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga
faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap
perkembangan anak. Hasil perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan
yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap
pendidikan dan perkembangan anak. Hasil pendidikan tergantung pada
pembawaan, Schopenhauer berpendapat bahwa bayi itu lahir sudah dengan
pembawaan baik dan pembawaan buruk2. Oleh karena itu, hasil akhir Pendidikan
ditentukan oleh pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir. Berdasarkan
pandangan ini maka keberhasilan Pendidikan ditentukan oleh anak didik itu
sendiri.
Tedapat suatu pokok pendapat aliran nativisme yang berpengaruh luas
yakni bahwa dalam diri individu terdapat suatu inti pribadi (G. Leibenitz:
Monad) yang mendorong manusia untuk mewujudkan diri, mendorong manusia
dalam menentukan pilihan dan kemauan sendiri, dan yang menempatkan manusia
sebagai makhluk aktif yang mempunyai kemampuan bebas.

3. Aliran Naturalisme
Pandangan yang ada persamaannya dengan nativisme adalah aliran
naturalisme yang dipelopori oleh seorang filsuf Prancis J.J. Rousseau (1917-
1978). Berbeda dengan Schopenhauer, Rousseau berpendapat bahwa semua anak
yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan buruk. Pembawaan baik anak akan
menjadi rusak karena dipengaruhi oleh lingkungan. Rousseau juga berpendapat
bahwa Pendidikan yang diberikan orang dewasa justru dapat merusak pembawaan
anak yang baik itu3. Aliran ini juga disebut negativisme, karena berpendapat

2
Ibid,
3
Ibid, hal 196.
6

bahwa pendidik wajib membiarkan pertumbuhan anak pada alam. Jadi dengan
kata lain Pendidikan tidak diperlukan. Yang dilaksanakan adalah menyerahkan
anak didik ke alam, agar pembawaan yang baik itu tidak menjadi rusak oleh
tangan manusia melalui proses dan kegiatan Pendidikan itu. J.J Rousseau ingin
menjauhkan anak dari segala keburukan masyarkat yang serba dibuat-buat
(artificial) sehingga kebaikan anak-anak yang diperoleh secara alamiah sejak saat
kelahirannya itu dapat tampak secara spontan dan bebas. Ia mengusulkan perlunya
permainan bebas kepada anak didik untuk mengembangkan pembawaannya,
kemampuan-kemampuannya, dan kecenderungan-kecenderungannya. Pendidikan,
harus dijauhkan dalam perkembangan anak karena hal itu berarti dapat
menjauhkan anak dari segala hal yang bersifat dibuat-buat (artificial) dan dapat
membawa anak kembali ke alam untuk mempertahankan segala yang baik. Seperti
diketahui, gagasan naturalisme yang menolak campur tangan pendidikan, sampai
saat ini tidak terbukti justru terbukti sebaliknya: Pendidikan makin lama makin
diperlukan.

4. Aliran Konveregensi
Perintis aliran ini adalah William Steren (1871-1939), seorang ahli
Pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di
dunia sudah disertai bawaan baik maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini
berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan
maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting4.
Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa
adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu.
Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak
yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan
untuk mengembangkan itu. Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak manusia
berbahasa dengan kata-kata, adalah juga hasil konvergensi. Pada anak manusia
ada pembawaan untuk berbicara melalui situasi lingkungannya, anak belajar
berbicara dalam Bahasa tertentu. Lingkunganpun mempengaruhi anak didik

4
Ibid, hal 197.
7

dalam mengembangkan pembawaan bahasanya. Karena itu, tiap anak manusia


mula-mula menggunakan Bahasa lingkungannya, misalnya Bahasa Jawa, Bahasa
Sunda, Bahasa Inggris, dan sebagainya.
Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai
pendangan yang tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia. Meskipun
demikian, terdapat variasi pendapat tentang faktor-faktor mana yang paling
penting dalam menentukan tumbuh kembang itu. Seperti telah dikemukakan
bahwa variasi-variasi itu tercermin antara lain dalam perbedaan pandangan
tentang strategi yang tepat untuk memahami perilaku manusia, seperti strategi
disposisional/konstitusional, strategi phenomenologis/humanistic, strategi
behavioral, strategi psikodinamik/psiko-analitik, dan sebagainya. Demikian pula
halnya dalam belajar mengajar, variasi pendapat itu telah menyebabkan
munculnya berbagai pendapat tentang model-model mengajar seperti rumpun
model behavioral (umpama model belajar tuntas, model belajar control diri
sendiri, model belajar stimulasi, dan model belajar asertif), rumpun model
pemrosesan informasi (model mengajar inquiry, model prensentase kerangka
dasar atau advance organizer, dan model pengembangan berpikir), dan lain-lain.

C. Macam-Macam Aliran Modern dalam Pendidikan


1. Aliran Progresivisme
Tokoh aliran Progresivisme adalah John Dewey. Aliran ini berpendapat bahwa
manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi
serta mengatasi masalah-masalah yang bersifat menekan, ataupun masalah-
masalah yang bersifat mengancam dirinya5. Tujuan dari progresivisme yaitu agar
menjadikan anak didik memiliki kualitas sebagai generasi yang akan menghadapi
tantangan zaman peradaban baru. Filsafat progresivisme mempunyai konsep
bahwa anak didik mempunyai akal dan kecerdasan. Akal dan kecerdasan
merupakan potensi kelebihan manusia dibanding dengan makhluk lain.
Dengan potensi yang kreatif dan dinamis tersebut, anak didik mempunyai

5
Abdul Kadir dkk., Aliran-Aliran Pendidikan, (Amanah Pustaka: Surabaya, 2009), Cet. ke-1, hal
14.
8

bekal untuk menghadapi dan memecahkan problema-problemanya6. Peningkatan


kecerdasan menjadi tugas utama pendidik, yang secara teori mengerti karakter
peserta didiknya. Di samping itu, peserta didik harus diberi kebebasan untuk
bersikap dan berbuat sesuai dengan cara dan kemampuannya masing-masing. Hal
ini ditunjukan untuk meningkatkan kecerdasan dan daya kreasi anak. Dengan kata
lain, prinsip yang digunakan adalah kebebasan perilaku anak didik sebagai subjek
pendidikan, sedangkan guru sebagai fasilitator. Jadi, aliran progresivisme adalah
aliran pendidikan yang mengutamakan penyelenggaran berpusat pada anak.

2. Aliran Esensialisme
Aliran esensialisme merupakan aliran pendidikan yang didasarkan pada
nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban manusia7.
Esensialisme muncul pada masa Reinassance sekitar abad ke-11-14. Paham
filsafat Idealisme Plato dan paham filsafat Realisme Aristoteles adalah dua
aliran pikiran yang membentuk cara berpikir esensialisme8.
Dasar pijakan aliran pendidikan ini lebih fleksibel dan terbuka untuk
terbuka, toleran, dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu.
Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai
yang memiliki kejelasan dan tahan lama, yang memberikan kestabilan dan
nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata nilai yang jelas9. Aliran ini memuncak
pada abad ke-19.
Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk aliran
esensialisme. Dua aliran ini bertemu sebagai pendukung esensialisme, namun
tidak melebur menjadi satu dan melepas karakteristiknya masing-masing.
Demikian timbulnya konsep aliran esensialisme. Realisme modern, yang
menjadi salah satu eksponen esensialisme, titik berat tujuannya adalah
mengenani alam dan dunia fisik. Sedangkan idealisme modern, sebagai

6
Jalaluddin dan Abdullah, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), Cet. ke-5 hal.
86.
7
Ibid., hal. 95.
8
H.B. Hamdani Ali, Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Kota Kembang, 1986), Cet. ke-1, hal. 116-117.
9
Zuhairini dalam Jalaluddin dan Abdullah, Op. Cit., hal. 95
9

eksponen yang lain, pandangan-pandangannya bersifat spiritual10.


Idealisme modern memiliki pandangan bahwa realita adalah sama dengan
substansi ide-ide. Di balik dunia fenomenal ini ada jiwa yang tidak terbatas,
yaitu Tuhan yang menciptakan kosmos. Manusia sebagai makhluk yang
berpikir berada dalam lingkungan kekuasaan Tuhan. Tuhan yang menguji dan
menyelediki ide-ide manusia sehingga manusia dapat mencapai kebenaran,
yang sumbernya adalah Tuhan sendiri11.
Dengan demikian, idealisme modern adalah suatu ide manusia sebagai
makhluk yang berpikir, dan semua ide yang dihasilkan diuji dengan sumber
yang ada pada Tuhan yang menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi dan di
langit. Dengan menguji dan menyelidiki semua ide manusia, maka manusia kan
mencapai suatu kebenaran yang berdasarkan kepada sumber yang ada pada
Allah SWT12.
Aliran esensialisme mengacu pada nilai-nilai pokok. Dari penjelasan
diatas, menurut pandangan dari kebanyakan orang-orang esensialis. Nilai-nilai
pokok yang dimaksud dalam pendidikan adalah yang diberi ganjaran oleh
agama, pendidikan agama penting sekali dan harus diletakkan pada tempat
yang tinggi13.

3. Aliran Perenialisme
Di zaman modern ini, banyak bermunculan krisis di berbagai bidang
kehidupan manusia, terutama dalam bidang pendidikan. Untuk mengembalikan
keadaan krisis ini, perenialisme memberikan jalan keluar, yaitu dengan
mengembalikan pada kebudayaan masa lampau yang cukup ideal yang telah
teruji dan tangguh14.
Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses
mengembalikan keadaan sekarang. Perenialisme memberikan sumbangan
berpengaruh baik teori maupun praktik bagi kebudayaan dan pendidikan zaman

10
Ibid., hal. 96.
11
Lihat Imam Barnadib dalam Jalaluddin dan Abdullah, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2016), Cet. ke-5, hal. 96-97.
12
Loc.cit., hlm. 97.
13
H.B. Hamdani Ali, Op.cit., hal. 118-119.
14
Ibid., hal. 107.
10

sekarang15. Perenialisme berpendapat bahwa mencari dan menentukan arah


tujuan yang jelas merupakan tugas utama dari filsafat, khususnya filsafat
pendidikan. Pendiri utama aliran filsafat ini adalah Aristoteles dan st. Thomas
Aquinas yang menjadi pembaru utama di abad ke-1316.
Perenialisme memandang bahwa kepercayaan-kepercayaan aksiomatis
zaman kuno dan abad pertengahan perlu dijadikan dasar penyusunan konsep
filsafat dan pendidikan zaman sekarang. Ini bukan berarti nostalgia, melainkan
kepercayaan-kepercayaan masa lalu itu berguna bagi abad sekarang. Oleh
karena itu, asas-asas filsafat parenialisme bersumber pada dua filsafat
kebudayaan, yaitu parenialisme teologi yang ada di bawah supermasi gerreja
Katholik, khususnya menurut ajaran dan interpretasi Thomas Aquinas, dan
perenialisme sekuler yang berpegang pada ide dan cita filosofis Plato dan
Aristoteles.
Tujuan pendidikan pada pandangan aliran ini untuk mewujudkan anak
didik dapat hidup bahagia demi kebaikan hidupnya sendiri. Jadi, dengan
mengembangkan akalnya maka akan dapat mempertinggi kemampuan
akalnya17.

4. Aliran Konstruktivisme
Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico, seorang
epistemilog Italia. Ia dipandang sebagai cikal bakal lahirnya konstruktivisme.
Ia mengatakan bahwa Tuhan adalah penciptaan alam semesta dan manusia
adalah tuan dari ciptaan. Mengerti berarti mengetahui sesuatu jika ia
mengetahui. Hanya Tuhan yang mengetahui segala sesuatu karena Dia pencipta
segala sesuatu. Manusia hanya dapat mengetahui sesuatu yang dikonstruksikan
Tuhan. Bagi Vico, pengetahuan dapat menunjuk pada struktur konsep yang
dibentuk. Pengetahuan tidak dapat lepas dari subjek yang mengetahui18.

15
Menurut Muhammad Noor Syam, dalam Jalaluddin dan Abdullah, Filsafat Pendidikan, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2016), Cet. ke-5, hal. 107.
16
Menurut Hamdani Ali dalam Jalaluddin dan Abdullah, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2016), Cet. ke-5, hal. 107.
17
Ibid., hal. 116.
18
Abdul Kadir dkk, Dasar-Dasar Pendidikan, (Surabaya: Amanah Pustaka, 2009), Cet. ke-
1, hal. 7-1.
11

Aliran ini dikembangkan oleh Jean Piaget, melalui teori perkembangan


kognitif, Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan interaksi
kontinu antara individu dengan lingkungannya. Pengetahuan merupakan suatu
proses, bukan suatu barang. Menurut Piaget, mengerti adalah proses adaptasi
intelektual antara pengalaman dan ide baru dengan pengetahuan yang telah
dimilikinya, sehingga dapat terbentuk pengertian baru19.
Aliran konstruktivisme ini menegaskan bahwa pengetahuan mutlak
diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dalam diri seseorang, melalui
pengalaman yang diterima lewat pancaindera yaitu, pengelihatan, pendengaran,
peraba, penciuman, dan perasaan20.

19
Pul Suparno dalam Abdul Kadir dkk, Dasar-Dasar Pendidikan, (Surabaya: Amanah Pustaka,
2009), Cet. ke-1, hal. 7-12.
20
Loc. Cit, hal 96.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, penyusun dapat
menyimpulkan beberapa hal berikut :
1. Aliran klasik dalam Pendidikan itu ada 4, yaitu :
a. Aliran Empirisme, adalah yang mementingkan stimulasi eksternal
dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan
anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak
dipentingkan.
b. Aliran Nativisme, adalah yang menekankan kemampuan dalam diri
anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk faktor pendidikan, kurang
berpengaruh terhadap perkembangan anak.
c. Aliran Naturalisme, adalah semua anak yang baru dilahirkan
mempunayi pembawaan buruk.
d. Aliran Konveregensi, adalah dalam proses perkembangan anak, baik
faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai
peranan yang sangat penting.
2. Aliran-aliran modern dalam pendidikan yaitu:
a. Aliran Progressivisme, yaitu aliran yang berpandangan bahwa manusia
mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi
serta mengatasi masalah-masalah yang bersifat menekan, ataupun
masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya.
b. Aliran Essentialisme, yaitu aliran yang mengacu pada nilai-nilai pokok.
Nilai-nilai pokok yang dimaksud dalam pendidikan adalah yang diberi
ganjaran oleh agama, pendidikan agama penting sekali dan harus
diletakkan pada tempat yang tinggi.
c. Aliran Perenialisme, yaitu aliran yang memandang bahwa kepercayaan-
kepercayaan aksiomatis zaman kuno dan abad pertengahan perlu
dijadikan dasar penyusunan konsep filsafat dan pendidikan zaman

12
13

sekarang. Tujuan pendidikan pada pandangan aliran ini untuk


mewujudkan anak didik dapat hidup bahagia demi kebaikan hidupnya
sendiri.
d. Aliran Konstruktivisme, yaitu aliran yang menegaskan bahwa
pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil konstruksi kognitif dalam
diri seseorang, melalui pengalaman yang diterima lewat pancaindera.
B. Saran
Dari kesimpulan yang telah dipaparkan, penyusun akan menyampaikan saran-
saran sebagai berikut :
1. Bagi calon pendidik dan orang-orang yang bergerak dalam bidang
Pendidikan hendaknya dapat mengetahui paradigma Pendidikan.
2. Bagi calon pendidik dan orang-orang yang bergerak dalam bidang
Pendidikan hendaknya dapat mengembangkan paradigm Pendidikan
maupun aliran-aliran dalam Pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Jalaluddin. Filsafat Pendidikan. Cet. ke-5. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
Ali, H.B. Hamdani. Filsafat Pendidikan. Cet. ke-1. Yogyakarta: Kota Kembang,
1986.
Kadir, Abdul, dkk. Dasar-Dasar Pendidikan. Cet. ke-1. Surabaya: Amanah
Pustaka, 2009.
Tirtarahardja, Umar. Pengantar Pendidikan.Cetakan ke-2 Jakarta: PT Rineka Cipta,
2012.
GLOSARIUM

Aksiomatis : Dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian.


Dinamis : Sesuatu yang terus berubah dan berkembang secara aktif.
Empirisme : Suatu aliran pendidikan yang berpendapat bahwa factor
keturunan tidak dapat berpengaruh terhadap perkembangan
anak.
Epistemilog : Segala macam bentuk aktivitas dan pemikiran manusia
yang selalu mempertanyakan darimana asal muasal ilmu
pengetahuan itu diperoleh.
Fasilitator : Orang yang menyediakan fasilitas, di dalam konsep
belajar mandiri, guru dan sekolah tidak lagi menjadi titik
pusat kegiatan, tetapi lebih bersifat sebagai pendukung.
Idealisme : Aliran ilmu filsafat yang menggap pikiran cita-citA
sebagai satu satunya hal yang benar yang dapat dicamkan
dan dipahami.
Interaksi sosial : Hubungan sosial yang dinamis antara orang perse-
orangan dan orang perseorangan, antara perseorangan
dan kelompok, dan antara kelompok dan kelompok.
Kosmos : Jagat raya atau alam semesta.
Naturalisme : Suatu aliran pendidikan yang berpandangan bahwa setiap
anak yang lahir di dunia mempunyai pembawaan baik.
Namun, pembawaan tersebut akan menjadi rusak karena
pengaruh lingkungan.
Negativisme : Aliran yang meragukan pendidikan untuk perkembangan
seseorang karena ia dilahirkan dengan pembawaan yang
baik.
Pelopor :Pasukan perintis (yang terdepan) gerak
pembaharuan(tanpa memperhitungkan risiko yang
mungkin dialami).
Realisme : Kepatuhan kepada fakta, kepada apa yang terjadi, jadi bukan
kepada apa yang diharapkan.
Reinassance : Masa kelahiran kembali budaya klasik terutama budaya
Yunani kuno dan Romawi kuno.
INDEKS

A
Aksiomatis 8
B
Belajar 4, 5
D
Dinamis 6
Doktrin 7
E
Empirisme 3, 11,
Esensialisme 6, 7, 8, 11
F
Filosof 3, 4
G
Giambatista Vico 9
J
Jean Piaget 9
John Dewey 6
K
Konstruktivisme 9, 10, 12
Konvergensi 4, 11
N
Nativisme 3, 4, 11
Naturalisme 4, 5, 11
P
Perenialisme 8, 9, 11
Progressivisme 6, 11
TENTANG PENULIS

Nama saya Hesti Maisalimah,


kalau di rumah saya biasa dipanggil ale
dan diikuti oleh teman SMK saya, kalau
teman yang lainnya biasa memanggil
Hesti. Saya hidup di dunia sudah 20
tahun, lahir pada tanggal 10 Mei 1997.
Dari lahir saya tinggal di
rumah orangtua saya yaitu di Jalan Wisma Tajur, Gang Mulya No.01 RT.004
RW.02 Kelurahan Tajur, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Provinsi Banten
15152. Alamat email saya adalah maisalimah16@gmail.com.

Alhamdulillah dari lahir saya sudah beragama Islam dan InsyaAllah tidak
akan pindah agama lain. Saya anak kedua dari dua bersaudara, kaka saya
perempuan juga dan sudah menikah memiliki anak 1 lelaki, beda umur saya
dengan kaka saya adalah 13 tahun, namanya Nur Arfiyah. Ayah saya bernama
Hanapi dan ibu saya bernama Muriyah.

Saya mempunyai hobi menari atau dance, yang semacam kegiatan seperti
itu saya suka. Saya waktu kecil sering sekali mengikuti kegiatan menari di
sekolah, sampai sudah besar saya masih sering mengikuti kegiatan menari di
acara 17 Agustus, namun pada saat saya sudah menginjak dewasa, justru saya
yang menjadi guru tari dalam acara 17 Agustus di rumah.

Awal pendidikan saya yaitu TK/RA, yaitu di RA Jamiatul Khair, sekolah


itu termasuk sekolah yayasan.. Pada saat saya TK, saya sudah banyak mengikuti
kegiatan-kegiatan di sekolah ataupun lomba-lomba, misalnya menari yang sering
saya lakukan. Kemudian saya melanjutkan Sekolah Dasar di yayasan yang sama.

Pada saat saya duduk di bangku dasar, saya melanjutkan sekolah di MI


Jamiatul Khair, saya lulus MI pada tahun 2009. Pada saat saya masih duduk di
bangku dasar, saya mendapatkan beasiswa dari sekolah karna selalu mendapat
peringkat di angkatan, dan alhasil saya sekolah MI gratis SPP selama 4 tahun.
Kemudian saya sering mengikuti lomba pidato antar sekolah se-Kota.
Kemudian saya masuk SMP di daerah Ciledug yang termasuk sekolah
unggulan di kota Tangerang yaitu SMPN 3 Tangerang. Masuk di sekolah tersebut
sangat sulit sekali, karena nilai nem yang harus tinggi dan persaingan sangat
ketat. Alhamdulillah saya bisa mengikuti tes tes yang ditetapkan dan akhirnya
saya masuk ke sekolah tersebut. Pada saat saya duduk di SMP, saya hanya
mengikuti kegiatan ektrakulikuler yaitu pramuka. Di dalam pramuka, saya jadi
tau bagaimana kehidupan bermasyarakat yang sebenarnya. Dan pernah mengikuti
lomba tingkat kota Tangerang, tetapi tidak mendapatkan juara, tapi kami terus
mencoba demi nama baik diri sendiri dan sekolah.

Saya lulus SMP pada tahun 2012, lalu melanjutkan ke menengah atas.
Disini saya sekolah mengambil kejuruan yaitu di SMKN 2 Tangerang Selatan
dengan jurusan Multimedia. Untuk terdaftar sebagai murid di sekolah tersebut
pun sangat rumit langkah-langkah dalam tesnya, karena sangat banyak sekali tes
untuk lolos ke sekolah negeri tersebut. Ada tes lisan, tes tulis, tes kesehatan, tes
fisik dan tes mengaji nya. Walaupun sekolah negeri tetapi diharapkan murid-
murid disitu dapat mengaji.

Saya lulus SMK pada tahun 2015, dan saya niatnya pada saat saya lulus
tidak ingin langsung kuliah, maka dari itu saya tidak mengikuti banyak tes untuk
masuk ke perguruan tinggi. Saya hanya mencoba tes perguruan tinggi di UIN
Jakarta jurusan TI (karena saya berasal dari SMK jurusan Multimedia) dan
Pendidikan Matematika (karena saya menyukai pelajaran matematika). Ternyata
dari hasil keisengan saya yang mengikuti tes mandiri atau SPMB ternyata saya
lolos dan berhasil menjadi mahasiswi.

Di kuliah, saya mengikuti kegiatan organisasi jurusan atau biasa disebut


HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) sebagai Departement Public Relation.
Hanya mengikuti sekali recruitment saya diterima dari hasil wawancara tersebut.
Dan saya mencoba menjalankan tugas dengan melakukan tanggung jawab yang
sudah ditetapkan. Walaupun banyak kegiatan yang lain saya menjadi bagian
panitia dari acara-acara lainnya yang dilaksanakan oleh HMJ Pendidikan
Matematika, saya harus tetap dapat memngatur waktu dengan kuliah saya
Tidak hanya aktif di dalam perkuliahan saja, tetapi saya juga aktif di
dalam Karang Taruna. Di dalam karang taruna saya terpilih menjadi Sekretaris II.
Mulai aktif di dalam karang taruna pada tahun 2017 awal tahun, mulai merasakan
teman kecil menjadi teman besar dalam satu organisasi di lingkungan rumah.

Saat ini, impian saya adalah agar saya menjadi orang yang berguna bagi
orang banyak. Semoga dengan segala karunia dan kesempatan yang Allah
berikan, kedepannya dapat membawa perubahan yang lebih baik untuk hidup
saya.

Nama saya Trisha


Salsabila, lahir di Kota Hujan,
Bogor pada tanggal 29 Januari
1998. Saya anak ke-3 dari lima
bersaudara. Saya adalah orang
Bogor tulen, artinya saya tidak
punya darah campuran dari daerah
manapun. Ayah saya asli Bogor,
begitu pun Ibu saya. Alamat yang
tertera di
KTP saya adalah di Kp. Kaum RT 02/02, Desa Puraseda, Kecamatan Leuwiliang,
Kabupaten Bogor. Dari kecil saya tinggal di sana, sampai akhirnya kurang lebih
satu tahun lalu, saya harus tinggal di sebuah kamar kost yang beralamat di Jl.
Pepaya, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur.

Saya mengenyam pendidikan mulai dari TK Hidayatul Fallah pada tahun


2003, dan diwisuda pada tahun 2004. Kemudian dilanjutkan di SDN Puraseda,
lulus tahun 2010. Setelah itu saya melanjutkan studi di MTs dan MA
Muallimien Muhammadiyah Leuwiliang selama 6 tahun dan lulus pada tahun
2016. Saat ini, status saya adalah sebagai mahasiswi semester 3 Pendidikan
Matematika di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sejak masih duduk di bangku MTs, hobby saya adalah membaca, khususnya
membaca tulisan fiksi. Kemudian saya menjadi tertarik dengan dunia tulis-
menulis. Akhirnya ketika saya duduk di kelas XI MA, saya menjadi salah satu
dewan redaksi Magazine, yang merupakan majalah sekolah yang terbit setiap tiga
bulan sekali.
Nama saya Fadhillah Dwi
Gustika, kalau di rumah saya biasa
dipanggil dila, kalau teman yang
lainnya biasa memanggil dila, namun
karna saat SD dikelas banyak yang
bernama Fadhillah saya sering
dipanggil Dwi. Saya hidup di dunia sudah 20 tahun, lahir pada tanggal 25 April
1997. Dari lahir saya tinggal di rumah orangtua saya yaitu di Jalan Kasturi raya
no 3 komp. Atsiri Permai RT/RW 004/012 Citayam Desa Ragajaya kec. Bojong
Gede kab. Bogor . Alamat email saya adalah dhillahgustika@gmail.com.
Alhamdulillah dari lahir saya sudah beragama Islam dan InsyaAllah tidak
akan pindah agama lain. Saya anak kedua dari tiga bersaudara, kaka saya
perempuan juga dan sudah menikah insya Allah akan segera memiliki anak, beda
umur saya dengan kaka saya adalah 4 tahun, namanya Fatikah Suryani. Lalu adik
saya yang bernama Jihan Firdayanti seorang perempuan yang beda umur dengan
saya hanya 1 tahun. Kami bertiga Bersama kuliah di UIN Jakarta di jurusan yang
sama pula yaitu Pendidikan Matematika . Ayah saya bernama Bambang Agus Y.
P beliau telah meninggal hampir 4 tahun yang lalu dan ibu saya yang menemani
saya sampai sekarang bernama Ika Atikah.
Saya mempunyai hobi menonton dan menyendiri, yang semacam kegiatan
seperti itu saya suka. Sewaktu kecil saya sering mengikuti kegiatan menari, selalu
ikut dalam perlombaan tingkat RT maupun di sekolah. Namun saat dewasa saya
lebih memilih untuk mengikuti kegiatan baris-berbaris, tetapi tidak berlanjut pada
saat saya masuk bangku SMA.
Awal pendidikan saya yaitu TK/RA, yaitu di TK Atsiri Permai, sekolah
yang sangat dekat dengan rumah saya.. Pada saat saya TK, saya sudah banyak
mengikuti kegiatan-kegiatan di sekolah ataupun lomba-lomba, misalnya peragaan
busana yang sering saya lakukan. Kemudian saya melanjutkan sekolah di SDS
Pelita yang tak jauh dari TK saya. Namun hanya 4 tahun saya belajar disana pada
saat kelas 5 saya dipindahkan ke SDN Cipayung 2.
Saya lulus di SDN Cipayung 2 pada tahun 2009 hanya 2 tahun saya
belajar di Sekolah tersebut. Pada saat saya masih duduk di bangku dasar, saya
mendapatkan ranking 10 besar selalu dan pada saat pembagian rapot selalu
dipanggil diatas podium sekolah yang diadakan pada saat pentas seni akhir tahun
ajaran.
Kemudian saya masuk SMP di daerah Depok yang termasuk sekolah
unggulan di kota Depok yaitu SMPN 2 Depok. Masuk di sekolah tersebut sangat
sulit sekali, karena nilai nem yang harus tinggi dan persaingan sangat ketat pada
saat itu nem terendahnya 25. Alhamdulillah nilai UN saya mencukupi mendaftar
dan akhirnya saya masuk ke sekolah tersebut. Pada saat saya duduk di SMP, saya
hanya mengikuti kegiatan ektrakulikuler yaitu paskibra. Di dalam paskibra, saya
menjadi lebih kuat dan berani karena selalu diajarkan disiplin dan mandiri. Saya
menjabat sebagai bendahara dalam kepengurusan paskibra tahun 2013. Sekolah
saya sering mengikuti lomba-lomba paskibraka tingkat kota Depok, tetapi tidak
mendapatkan juara, tapi kami terus mencoba demi nama baik diri sendiri dan
sekolah.
Saya lulus SMP pada tahun 2012, lalu melanjutkan ke menengah atas.
Saya mendaftar di sekolah negeri di Jakarta dan diterima di SMAN 30 Jakarta.
Selama saya bersekolah disana saya tinggal di rumah nenek saya di Cililitan
dekat PGC. Saya bersekolah disana hanya 1 tahun karena pada akhir tahun ajaran
ayah saya meninggal dunia karena penyakit yang telah lama di deritanya dan
mengharuskan saya untuk pindah kembali ke rumah orang tua. Lalu sekolah saya
pun berpindah ke SMAN 6 Depok disana saya tidak mengikuti kegiatan maupun
ekstrakulikuler apapun.
Saya lulus SMA pada tahun 2015, dan saya niatnya pada saat saya lulus
saya ingin mendaftar di jurusan Statistika, maka dari itu saya mengikuti banyak
tes untuk masuk ke perguruan tinggi. Saya mencoba tes perguruan tinggi seperti
SNMPTN, SBMPTN, UTUL(UGM), UMPTKIN. Alhamdulillah saya diterima di
UIN Jakarta jurusan Pendidikan Matematika lewat jalur SBMPTN.
DAFTAR NAMA PETUGAS

Moderator : Risma Arsida P


Nama Pemakalah:
1. Fadhillah Dwi Gustika
2. Hesti Maisalimah
3. Trisha Salsabila
Nama Penanya:
1. Sasqia Nafrada Sari
2. Rachmawati Fadlil Choeria
3. Tias Eka Risti
4. Aghnia Eri H
5. Kalis W
Nama Komentator:
1. Adinda Salsabila
2. Diana Ratmawati
3. Nurul Syafriah

Anda mungkin juga menyukai