Universitas Tadulako
Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia Globalisasi merupakan hal yang sudah tak asing lagi buat kita semua. Dunia
globalisasi telah masuk kesemua Negara tak heran globalisasi membawa hal yang
baik dan buruknya. Globalisasi juga telah berkembang merambat kedunia
perekonomian biasanya berupa penanaman modal pada suatu sektor
industri. Setiap individu pada dasarnya memerlukan investasi, karena dengan
investasi setiap orang dapat mempertahankan dan memperluas basis kekayaannya
yang dapat digunakan sebagai jaminan sosial di masa depannya. Seseorang sering
tidak menyadari dirinya telah melakukan investasi, misalnya dengan menabung dan
sebagainya. Agar tak terjebak melakukan investasi ke dalam portofolio sampah,
atau bahkan ditipu oleh pihak yang tak bertanggung jawab dengan iming-iming
menarik, Anda harus mengedepankan rasionalitas dan memahami betul resiko-
resiko yang dihadapi dalam berinvestasi. Karena banyak sekali jenis dari investasi
tersebut .Jangan sampai terbuai dengan iming-iming menarik yang tinggi, tapi uang
Anda habis sia-sia. Invejstasi pun banyak jenis dan macamnya jadi harus pandai
melihat ke sektor mana kita akan menanamkan saham kita. Peran penting sekali
dari beberapa pihak baik dari pemerintah dan tiap individu . peran individu
sangatlah penting dalam berperan aktif karena dapat mencegahnya harga barang
yang tak terkontrol. Pemerintah sebaiknya mengatur beberapa aturan tentang
peraturan penanaman modal, karena, sejak pelaksanaan otonomi daerah,
pemerintah pusat terpaksa mengeluarkan kepres khusus mengenai penanaman
modal karena banyaknya kendala yang dihadapi oleh para investor yang ingin
membuka usaha di daerah, khususnya yang berkaitan dengan proses pengurusan
izin usaha. Investor seringkali dibebani oleh urusan birokrasi yang berbelit-belit
sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dan disertai dengan biaya
tambahan yang cukup besar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Risk dan Return?
2. Bagaimana cara menganalisis portofolio ?
3. Apa itu diversifikasi?
4. Bagaimana cara mengestimasi return dan resiko portofolio?
BAB II
PEMBAHASAN
Return S1 S2
Jika S1 yang berlaku maka Ri (A) > Ri (B), sebaliknya jika S2 yang berlaku
maka Ri (A) < Ri (B).
Jika Expecterd return (A) = 15%, maka resikonya berkisar antara 10% s/d
20%, begitupun dengan Ri (B). Analisis efesiensi rata-rata varian
menunjukan kepada kita bahwa R(A) = R (B) dalam hal resiko. Jadi terserah
kepada kita mau menerima salah satu atau menilak keduanya.
Jika keragaman dari investasi ini digabungkan, dengan cara membagi
investasi kita setengah untuk A dan setengah lagi untuk B, maka return nya
R (P) = 0.5 R (A) + 0.5 R (B). Mungkin hasil expected return gabungan
tidak lagi sama namun kemungkinan resiko yang ditimbulkan juga tidak lagi
sama. Artinya, jika kita seharusnya juga bisa membagi resiko yang ada
dalam investasi kita (do not putting all your egg in one basket).
Contoh diatas adalah contoh ideal dari skenario portofolio dan
beberapa hal poin penting yang dapat diambil adalah:
1. Ketidakpastian investasi adalah satu dengan keragaman aliran kas yang
kemungkinannya tidak dapat diukur.
2. Resiko investasi adalah satu dengan keragaman dari aliran kas yang
mana merupakan kemungkinan subjektif.
3. Pengembalian yang diharapkan diasumsikan sebagai sebuah
karakteristik dengan distribusi normal
4. Fungsi kepadatan kemungkinan dari return didefinisikan dengan rata-
rata varian dari distribusi mereka
5. Pilihan yang efisien antara investasi individu yang
memaksimalkan discounted return dari aliran kas yang diantisipasi
mereka dan meminimumkan standar deviasi dari pengembalian.
Dari Markowitz diatas, ada beberapa poin penting yang dapat disimpulkan:
1. Kita dapat membuat resiko investasi berkurang bahkan lebih (tidak ada
resiko sama sekali) dengan metode portofolio jangan masukan telur
dalam satu keranjang.
2. Sebuah portofolio dari investasi mungkin disukai oleh semua pihak,
terlepas dari sikap investor atas resiko. Tidak ada satupun investor
rasional yang akan menahan investasinya ekslusif untuk satu kegiatan,
karena dengan meragamkan investasi, mereka dapat mendapatkan hasil
yang sama dengan resiko yang lebih rendah.
a. Analisis pada isolasi, investasi individu yang bersifat risk-
return adalah kriteria yang cukup untuk mendapatkan nilai yang
sebenarnya dari suatu investasi.
2. Resiko Kombinasi dari Dua Investasi
Ada beberapa rumus yang dipakai untuk model ini, yaitu:
1. Kasus dua aset dengan rumus = R (P) = x R (A) + (1 x0 R (B)
2. Resiko atas dua aset investasi dengan rumus = VAR (P) = x2VAR (A)
+ (1 x)2 VAR (B) + 2x(1 x) COV (A, B)
3. Persentase resiko dengan standar deviasi porotofolio, dengan rumus =
(P) = VAR (P) = [x2VAR(A) + (1-x)2 VAR (B) + 2x(1-x)
COV(A,B].
Tidak seperti resiko dengan variable single, varian dari standar deviasi
portofolio dua asset memiliki 3 karakteristik, yaitu:
Resiko dengan unsur investasi diukur dengan variasi respektifnya
Porporsi dari dana investasi yang ada di kas
Hubungan antara unsur yang diukur dengan dua covarian
DIVERSIFIKASI
Diversifikasi adalah pembentukan portofolio melalui pemilihan kombinasi
sejumlah aset tertentu sedemikian rupa hingga risiko dapat diminimalkan
tanpa mengurangi besaran return yang diharapkan.
Permasalahan diversifikasi adalah penentuan atau pemilihan sejumlah aset-
aset spesifik tertentu dan penentuan proporsi dana yang akan diinvestasikan
untuk masing-masing aset tersebut dalam portofolio.
KOEFISIEN KORELASI
Dalam konteks diversifikasi, korelasi menunjukkan sejauh mana return dari suatu
sekuritas terkait satu dengan lainnya:
jika ri,j = +1,0; berarti korelasi positif sempurna
jika ri,j = -1,0; berarti korelasi negatif sempurna
jika ri,j = 0,0; berarti tidak ada korelasi
Ri = ai + i . RM
Keterangan :
ai = i + ei
Ri = i + i . RM + ei
Keterangan :
Model indeks tunggal membagi return dari suatu sekuritas ke dalam dua
komponen, yaitu sebagai berikut ini :
1. Komponen return yang unik diwakili oleh iyang independen terhadap
return pasar.
2. Komponen return yang berhubungan dengan return pasar yang diwakili oleh
i . RM
Bagian return yang unik (i) hanya berhubungan dengan peristiwa mikro
(micro event) yang mempengaruhi perusahaan begitu saja, tetapi tidak
mempengaruhi semua perusahaan secara umum. Contoh dari peristiwa
mikro misalnya adalah pemogokan karyawan, kebakaran, penemuan-
penemuan penelitian, dsb. Bagian return yang berhubungan dengan return
pasar ditunjukkan oleh Beta (i) yang merupakan sensitivitas return suatu
sekuritas terhadap return dari pasar. Secara konsensus, return pasar
mempunyai Beta bernilai 1. Suatu sekuritasyang mempunyai Beta 1,5
misalnya mempunyai artibahwa perubahan return pasar sebesar 1% akan
mengakibatkan perubahan return dari sekuritas tersebut dengan arah yang
sama sebesar 1,5%.
Model indeks tunggal dapat juga dinyatakan dalam bentuk return ekspektasi
(expected return). Return ekspektasi dari model ini dapat diderivasi dari
model sebagai berikut :
Dari properti ke-2 diketahui bahwa nilai ekspektasi dari suatu konstanta
adalah bernilai konstanta itu sendiri, maka E(i) = i dan (i.RM) =
i.E(RM) dan secara konstruktif nilai E(ei) = 0, maka return ekspektasi
model indeks tunggal dapat dinyatakan sebagai :
E(Ri) = i + i . E(RM)
DAFTAR PUSTAKA
Indrawati, Cahyani. Teori dan Konsep Invertasi. 15 Mei 2016.
http://caramenulisbuku.com/cara-menulis-daftar-pustaka-dari-internet/cara-
menulis-daftar-pustaka-internet.htm
Fajri, Julrahmatiyal. Keputusan Portofolio : Resiko dan Analisis Portofolio 22
desember 2014
https://julrahmatiyalfajri.wordpress.com/2014/12/22/keputusan-portofolio-resiko-
dan-analisis-portofolio/
Avanti, Annisa. Konsep Dasar Investasi 11 Juni 2010.
https://annisaavianti.wordpress.com/2010/06/11/konsep-dasar-investasi/