KUANTITATIF
Arti Kesalahan
Kesalahan pengukuran ialah ketidaksesuaian antara nilai hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya
Hasil pegukuran akan mempunyai kesalahan yang besar kalau analis tidak memiliki pengetahuan tentang:
(1) Ketepatan (akurasi) (2) Ketelitian (presisi) (3) Sumber sesatan / kesalahan
(4) Ilmu kimia yang terlibat dalam proses analisis
1. KETEPATAN ( AKURASI )
Ketepatan adalah kesesuaian / kedekatan antara hasil pengukuran ( rata-rata) dengan nilai yang
sebenarnya/seharusnya.
Semakin dekat harga hasil pengukuran ( rata-rata ) dengan harga sebenarnya, ( semakin kecil kesalahan ),
semakin akurat (tepat) metode / proses pengukuran yang digunakan, dan sebaliknya.
Kesalahan absolut (E) : Perbedaan (selisih) antara hasil analisis (x) dengan harga yang sebenarnya
Kesalahan relatif (E rel) : Selisih antara hasil analisis (x) dengan harga sebenarnya() dibandingkan
dengan harga sebenarnya
Contoh:
Zat A yang beratnya 32,60 ditimbang dengan timbangan N beratnya 32,91 gram
Kesalahan absolutnya :
Kesalahan Relatifnya :
Ketelitian adalah kedekatan antara masing-masing nilai dari suatu deret pengukuran (pengukuran yang diulang
beberapa kali).
Ketelitian( Presisi ) dinyatakan dengan besarnya standar deviasi (simpangan baku) hasil pengukuran tersebut
Semakin kecil standar deviasi hasil pengukuran, semakin perbedaan hasil masing-masing pengukuran ( yang
diulang ) , maka semakin teliti proses pengukuran tersebut.
Standar deviasi (simpangan baku) = s , dirumuskan sebagai :
Contoh;
Hitung simpangan baku data di bawah ini yang diperoleh dari analisis nikel yang terdapat dalam bahangalian.
Penentuan dilakukan 5 kali.
X (mg) (xx) ( x x )2
5,0 - 0,2 0,04
5,3 0,1 0,01
5,7 0,5 0,25
4,8 0,4 0,16
5,2 0 0
X = 26,0 0,46
Parameter yang biasa digunakan untuk menentukan ketelitian dinyatakan dengan harga koevisien variasi (KV) (
selain setandar deviasi = simpangan baku )
S = simpangan baku
X = nilai masing-masing pengamatan
N= banyaknya pengamatan
Ketelitian dapat menghasilkan ketepatan, tetapi ketelitian yang tinggi tidak selalu mengandung arti tepat
l
x
x
x
x
xx
X harga sebenarnya xXx
x x xxx
x
(1) AKURASI : JELEK (2) AKURASI : JELEJK
PRESISI : JELEK PRESISI : BAIK
x
x
xxx
x xX x
X x x
x x
x
x
Soal latihan
1. Bandingkan presisi dan akurasi hasil pengukuran 2 mahasiswa ( A dan B ) berikut. Jika harga
sebenarnya adalah 10,0 , tentukan mahasiswa mana yang memperoleh ketelitian dan ketepatan yang
lebih baik
1. Suatu zat Z yang kadar sebenarnya 17,50 % ditentukan dengan dua metode A dan B. sampel yang
sama dianalisis lima kali.
Tentukan: Kesalahan relatif, simpangan baku, koefisien variasi pada masing-masing metode.
Metode mana yang lebih baik?
3, TEORI KESALAHAN
Jenis Kesalahan
MetM
I.Kesalahan tertetapkan
= kesalahan sistemik, kesalahan konstan , determinate error/constant error.
2. Kesalahan tak tertetapkan
= kesalahan aksidental = indeterminate error/accidental error
I. Kesalahan Tertetapkan
-Dapat dihindari
-Besarnya dapat ditetapkan
-Kesalahan yang berulang-ulang ( satu arah ) : selalu lebih kecil / besar
3. Kesalahan Metode
-Pengambilan sampel tidak benar
-Reaksi tidak sempurna
-Pada gravimetri:
- keterlarutan endapan
- Pengotor endapan (kopresipitasi, post presipitasi)
- Penguraian endapan waktu dipijar
-Pada Volumetri
- reaksi tidak sempurna
- reaksi samping (dari zat yang ditetapkan )
- adanya zat asing yang ikut bereaksi
- perbedaan TAT dan titik ekivalen (pemilihan indikator yang kurang tepat)
4. Kesalahan Aditif dan Sebanding (Proporsional)
- Kesalahan makin besar dengan semakin banyaknya zat yang digunakan , dan sebaliknya .
1.Perhatikan angka bermakna dalam setiap hasil, sehingga hanya ada satu angka tidak pasti
Misal: Untuk neraca analisis dengan kepekaan 0,1 mg ditulis empat angka di belakang koma satuan
mg
Penulisan:
2,1346 gram atau 2134,6 mg
1,5670 gram atau 1567,0 mg
Labu ukur (labu takar): 100 mL ditulis 100,0 mL
Pipet volume: 10 mL ditulis 10,0 mL
buret: skala 0,1 ; 2 angka di belakang koma skala sampai 0,01 ; 3 angka di belakang koma
( Jadi : ada tambahan satu bilangan dari jumlah digit di belakang koma )
2. Pembulatan angka
Angka terakhir : <5angka tersebut dibuang / tidak perlu dituliskan
> 5 dibulatkan ke atas
= 5 dibulatkan ke atas jika hasilnya genap
Contoh 4,35 menjadi 4,4
Pembulatan kea rah bilangan genap
4,25 menjadi 4,2