Tes Glukosa pada pasien DM merupakan tes saring, tes diagnostik, dan tes pengendalian.
Sample:
Darah: plasma vena atau serum
Darah Kapiler: whole blood
Jenis Tes:
1. Gula darah puasa
2. Gula darah 2 jam post prandial
3. Gula darah sewaktu
Metode:
Darah :
Kimia: ortho toluidin
Enzimatik: glucose oxidase/ hexokinase
Urin :
Tes carik celup (glukose oxidase/ hexokinase)
Tes Konvensional (Benedict)
Persiapan sample:
Sample lebih baik diambil pagi hari dibandingkan sore hari karena adanya variasi
diurnal.
Bila sampel dari plasma stabil selama kurang dari 1 jam, bila lebih dari 1 jam
konsentrasi glukosa turun karena adanya glikolisis ex vivo.
Prinsip:
Metode Enzimatik:
Penetapan adanya glukosa dalam urin dapat dilakukan dengan berbagai cara yang berbeda beda
asasnya.
Cara yang tak spesifik adalah menggunakan sifat glukosa sebagai zat pereduksi.
Tes Benedict dan Fehling adalah berdasarkan reduksi kupri sulfat. Umumnya zat reduksi
lain dalam urin tidak banyak mengganggu tes ini. Protein bila dalam jumlah banyak dalam urin
dapat dihilangkan dengan cara pemanasan, kemudian disaring.
Cara spesifik untuk penetapan glukosaria, yaitu dengan menggunakan enzim glukosa oxidase
yang membuat reaksi, sehingga terjadi perubahan warna.
Metode Benedict
Tujuan: mengetahui adanya Glukosa dalam urin
Prinsip: Glukosa merupakan zat yang mereduksi tembaga sulfat menjadi tembaga
oksida yang berwarna merah dan tidak larut air.
Reagen: Reagen benedict terdiri dari:
a. CuSO4 17,3 gr dalam 100g aquadest
b. Na Carbonat anhydrous 100g
c. Na Sitrat 173g
Tambahkan aqua dest sampai volume 1000ml.
Alat:
1. Rak Tabung
2. Lampu Bunsen
3. Pipet Tetes
4. Penjepit
Cara Kerja:
Benedict 5ml + urine 8 tetes panaskan (dg bunsen 1 2 menit) or (dg penangas air 100oC 5 menit)
dinginkan/ biarkan di suhu ruangan baca hasilnya
Prosedur:
1. Masukkan 5 ml reagen Benedict ke dalam tabung reaksi
2. Teteskan 0,5 ml (8 tetes) urin ke dalam tabung dan campurkan
3. Letakkan dalam penangas air mendidih selama 5 menit
4. Angkat tabung dan langsung baca
Hasil:
Dengan kemajuan IPTEK di bidang diagnostik, orang telah berhasil menciptakan metode analisis
terhadap urin dengan menggunakan reagen kering yang disebut reagen strips.
Prinsip:
Dengan menggunakan batang yang mempunyai indikator dapat dilihat perubahan warna setelah
dicelupkan ke dalam urine untuk dapat mengetahui berbagai/ salah satu parameter.
Tujuan:
Untuk mengetahui:
1. Berat Jenis
2. Nitrit
3. pH
4. Protein
5. Glukosa
6. Keton
7. Urobilinogen
8. Bilirubin
9. Leukosit
10. Blood
Alat:
1. Tabung Reaksi
2. Multi Stick human test
3. Single stick human test untuk glukosa
Cara Kerja:
1. Isi tabung dengan 5ml urin
2. Celupkan multistick sampai seluruh indikator terkena urin
3. Angkat multi stick, tunggu 5 detik sampai berubah warna
4. Baca hasilnya dan bandingkan dengan standar
Rothera
Tujuan: untuk mengetahui adanya benda keton dalam urin
Prinsip: Natrium nitroprusid (oksidator kuat) bereaksi dengan asam asetoasetat dna aseton dalam
suasana basa, akan membentuk senyawa berwarna ungu.
Reagen:
- Larutan 5% natrium nitroprusid dalam air
- Ammonium sulfat jenuh, dicampur dengan menggerusnya dalam mortir dan disimpan dalam
botol berwarna coklat tertutup rapat
- Larutan NH4OH (amonia) pekat
Alat:
- Tabung reaksi
- Pipet pasteur
Cara kerja:
1. Masukkan 5 ml urin ke dalam tabung reaksi, lalu tambahkan 5 ml amonium sulfat dan
tambahkan 2 3 tetes larutan natrium nitroprusid, kocok hingga serbuk larut
2. Tambahkan 5ml larutan NH4OH (amonia) pekat
3. Lihat perubahan warna yg terjadi
Pemeriksaan ini sangat sensitif dan dapat positif (+) pada orang kelaparan
Bagan:
5ml urin + 5ml (NH4)2SO4 + 2 3 tetes larutan nitroprusid tambah 5 ml NH4OH cincin
lembayung (+)