Anda di halaman 1dari 15

1

BATANG

PAPER

OLEH :
EDWARD TARIGAN
130301218
AGROTEKNOLOGI

MATA KULIAH ANATOMI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
2

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
Latar Belakang .......................................................................................... 1
Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
Kegunaan Penulisan .................................................................................. 2

BATANG
Tubuh Primer ............................................................................................ 3
Tubuh Sekunder ........................................................................................ 7
Pertautan Pada Okulasi/Eten ..................................................................... 9
Jaringan-jaringan yang terdapat pada Batang ........................................... 10
Anatomi Batang Dikotil ............................................................................ 10
Anatomi batang Monokotil ....................................................................... 11

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
31

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Batang merupakan salah satu bagian dari tubuh tumbuhan. Selain sebagai
tempat pelekatan daun, bunga dan buah, batang juga berfungsi sebagai jalan
pengangkutan air dan zat-zat mineral yang terlarut di dalamnya. Pada beberapa
tumbuhan, batang digunakan sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
Batang tumbuh pada titik tumbuh, yakni pada Meristem Apeks (pucuk).
Dari meristem tersebut dihasilkan pula bakal daun yang mula-mula berbentuk
tonjolan, kemudian berkembang lebih cepat dari ujung batang itu sendiri,
sehingga bakal daun menutupi meristem apeks.
Batang suatu tumbuhan dapat dengan mudah dibedakan dari bagian lain
tubuh tumbuhan, karena sifat-sifat sebagai berikut :
1. Batang terdiri dari Ruas (internode) dan Buku (buku). Buku merupakan tempat
pelekatan daun, sedangkan ruas berada diantara dua buku. Ruas pada batang
dapat panjang atau pendek.
2. Pada umumnya berbentuk bulat panjang (silinder). Dapat pula berbentuk
segitiga atau segi empat, tetapi selalu bersifat Aktinomorf (simetris banyak).
3. Arah tumbuh menuju cahaya (Fototrop/Heliotrop).
4. Memiliki Tunas Aksilar (tunas ketiak) pada setiap ketiak daun tunas ini akan
tumbuh membentuk cabang. Pada Tumbuhan tak bercabang tunas aksilarnya
inaktif.
Selain sifat-sifat di atas, permukaan batang juga memperlihatkan sifat
yang bermacam-macam dan dapat dengan mudah dikenali. Permukaan batang
dapat licin, berambut, bersayap, berduri, dan sebagainya. Pada beberapa
tumbuhan permukaan batang memperlihatkan bekas-bekas daun yang permanen,
sedangkan pada beberapa tumbuhan lainnya tidak.
Bagian aerial tumbuhan terdiri atas batang dengan organ-organ lateral.
Pada umumnya tegak, tetapi bisa juga horizontal atau plagiotrop.Fase vegetative
organ lateral adalah daun (dengan sifat pertumbuhan terbatas, simetris dorsi
ventral, dan bentuk beragam) dan tunas yang pertumbuhannya tak terbatas dan
biasanya simetris radial. Batang dengan daun-daun membentuk tajuk. Pada masa
reproduktif, bunga atau karangan bunga berkembang secara lateral, terminal atau
4
2

keduanya. Bunga berkembang dari meristem lateral atau meristem apeks. Apabila
meristem apeks terus tumbuh, maka sistem tajuk tersebut disebut monopodial.
Apabila meristem apeks tidak terus tumbuh dan pertumbuhan diteruskan oleh
meristem lateral, disebut sympodial.

Tujuan Penulisan
Penulisan paper bertujuan untuk mengetahui tentang anatomi batang
monokotil dan dikotil pada tumbuhan, dan jaringan-jaringan penyusun batang
pada tumbuhan.

Kegunaan Penulisan
Kegunaan penulisan paper ini adalah sebagai salah satu komponen
penilaian di mata kuliah Anatomi Tumbuhan Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan sebagai bahan informasi bagi
pihak yang membutuhkan.
53

BATANG
Batang sebagai bagian dari tunas sudah mulai disusun sejak dari embrio.
Differensiasi sejak dari embrio terjadi bertingkat-tingkat dan berbeda dari satu
tumbuh-tumbuhan ke tumbuh-tumbuhan lain. Embrio yang berkembang baik
terdiri dari poros akar hipokotil yang padanya terdapat pada bagian atas satu atau
lebih cotyl dan primordial tunas dan pada bagian bawah primordial akar.
Perkembangan tunas akan membentuk daun pertama (plumula) dan batangnya
disebut epicotyl. Apabila kita melihat perkembangan dari batang maka akan
terlihatlah pada ujung ujungnya terdapat sel-sel apical yang terus membelah yang
membentuk primordial bagian-bagian lain. Dari sini terlihat bahwa semakin tua
bagian batang semakin lengkap susunannya.

1. Tubuh Primer
Tubuh primer dapat dibagi atas bagian-bagian kulit (dermal), pembuluh
(Vaskular) dan dasar (Fundamental). Variasi-variasi dari batang merupakan
perbandingan dari susunan ketiga bagian ini. Pada tumbuh-tumbuhan berkayu
yang masih rendah dan pada beberapa angiospermae yang tumbuh di air, jaringan
pembuluh merupakan silinder padat di tengah. Kebanyakan jaringan pembuluh
dimasuki oleh jaringan dasar sehingga susunannya menjadi lain. Jaringan-jaringan
ini mungkin teratur seperti silinder yang kosong. Pada penampang-penampang

Gambar.1 : Tubuh Primer Batang


Sumber: www.google.com

ruas jaringan pembuluh ini merupakan cincin, Berkas-berkas yang melingkar dan
berkas-berkas tersebar. Jika jaringan pembuluh merupakan silinder padat maka
jaringan dasar antara epidermis dan jaringan pembuluh disebut korteks sedang
64

apabila jaringan pembuluh merupakan silinder kosong maka jaringan dasar yang
ditengah-tengah disebut empulur dan apabila terdiri dari berkas berkas maka
daerah diantara berkas berkas ini disebut daerah interfasicular dan jaringan
dasarnya disebut jari-jari empulur.

Gambar. 2: struktur anatomi batang monokotil dan dikotil


sumber:www.google.com

a. Jaringan Pembuluh
Dengan pembelahan prokambium akan terbentuk jaringan pembuluh
(xylem dan phloem). Sel dewasa dari phloem disebut protophloem dan dari xylem
disebut protoxylem. Sel-sel ini berbeda dari bentukan-bentukan berikutnya. Baik
dari bentuk dan besarnya maupun dari sifat-sifatnya. Karena terbentuknya pada
awal pertumbuhan maka akan mengalami tekanan-tekanan dari sel sekitarnya dan
dipengaruhi juga oleh pemanjangan organ-organ. Sel-sel baru yang sudah tahan
terhadap regangan ini masing-masing disebut metaphloem dan metaxylem.
Berkas Pembuluh
Berkas pembuluh adalah kelompok-kelompok sel pengangkut yang
biasanya terdiri dari phloem primer dan xylem primer dan kadang kadang juga
terdapat jaringan sekunder. Berdasarkan letak dan susunannya dari xylem dan
phloem, berkas pembuluh dapat dibeda-bedakan atas beberapa type.
1. Berkas pembuluh collateral yaitu berkas-berkas pembuluh yang xylem dan
phloem duduk bersebelahan yang umumnya terdapat pada batang dan daun
angiospermae dan gymnospermae.
75

2. Berkas pembuluh bicollateral. Berkas pembuluh collateral sebenarnya sama


saja dengan berkas pembuluh collateral hanya saja phloem juga terdapat di
sebelah dalam xylem. Berkas pembuluh yang demikian jarang dijumpai, misalnya
pada cucurbitaceae, solanaceae, apocynaceae dan lain-lain.
3. Berkas pembuluh consentris. Berkas ini merupakan lingkaran-lingkaran yang
saling menutupi. Ada 2 type yaitu ectophlois yaitu phloem mengelilingi xylem,
protoxylem terletak di sebelah luar.
4. Berkas pembuluh radial. Pada berkas pembuluh ini, xylem dan phloem
duduknya saling bersebelahan dan dipisahkan oleh parenchym, bentuk jarang
sekali dijumpai pada batang, umum dijumpai pada akar.
Berdasarkan ada tidaknya kambium dapat juga dibedakan berkas
pembuluh terbuka yaitu berkas pembuluh yang mempunyai kambium di antara
phloem dan xylem, sehingga masing-masing akan bertambah besar. Berkas
pembuluh tertutup ialah berkas pembuluh yang tidak mempunyai kambium,
sehingga umumnya berbentuk tetap, dan biasanya berkas ini dikelilingi oleh suatu
sarung (Sheath bundle).
Sistem Stele
Stele merupakan berkas-berkas pembuluh dalam batang sering merupakan
rangka yang susunannya berbeda-beda. Ada beberapa macam tipe stele yaitu
1. Protostele. Type ini terdiri dari suatu bentuk padat dari xylem dan dikelilingi
oleh sarung phloem dan tidak dijumpai empelur. Terdapat pada tumbuh-tumbuhan
rendah dan fosil-fosil. Jika bentuk ini silindris disebut haplostele. Modifikasi dari
type ini adalah yang sekarang dijumpai pada akar tmbuh-tumbuhan yang disebut
actinostele. Bagian tengah dari xylem yang padat dan berbentuk bintang.
Banyaknya sudut-sudutnya bervariasi dari 2 (diarch), 3 (triarch), 4 (tetrarch) dan
seterusnya. Kadang-kadang juga dijumpai yang disebut plectostele yaitu
protostele phloem bercampur baur dengan xylem.
2. Siphonostele (solanostele) yaitu jaringan pembuluh berbentuk silinder kososng
yang tengah-tengahnya berisi empelur (pitch). Phloem dan xylem masing-masing
membentuk lingkaran yang konsentris. Berdasarkan banyaknya phloem tipe ini
dapat dibedakan ectophloic siphonostele dan amphiphloic siphonostele.
68

3.Dictyostele. Pada penampang melintang susunannya sama saja dengan


dityostele, tetapi terpisahnya berkas-berkas pembuluh ini disebabkan oleh celah
daun maupun terdapatnya jaringan interfascicular antara berkas-berkas pembuluh
yang berkembang ke atas secara uniform sehingga bentuk penampang sama saja
pada ketinggian yang berbeda.
4. Atactostele yaitu stele-stele yang susunannya lebih terserak lagi tanpa kelihatan
aturan tertentu. Mengenai perkembangan dari bentuk protostele menjadi
siphonostele terdapat dua teori yaitu teori ekspansi dan teori invansi. Teori
ekspansi mengatakan bahwa terjadinya siphonostele dari protostele adalah
disebabkan tidak berubahnya bagian tengah menjadi pembuluh pengangkut, tetapi
tinggal menjadi empelur dan teori invasi mengatakan bahwa sebenarnya bagian
-bagian kortekslah yang menyebar ke dalam silinder pusat dan menjadi empelur.

b. Endodermis
Endodermis adalah satu lapis sel yang teratur secara kompak karena tidak
mempunyai ruang antar sel. Keistimewaan dari endodermis adalah terdapatnya
pada dinding radial dan dinding transversal suatu penebalan dari lignin dan
suberin. Penebalan ini disebut casparian-strip. Jika penebalan titik-titik disebut
titik caspari. Pada bagian-bagian yang tua sel-sel endodermis sering mengalami
perubahan dengan pembentukan suberin lamella pada permukaan dinding sebelah
dalam. Kemudian dapat pula ditambahkan dinding sekunder dari celllulosa yang
kadang mengalami lignifikasi pula. Endodermis yang nyata terdapat pada batang
tumbuh-tumbuhan berkayu yang masih rendah, sedang pada tumbuh-tumbuhan
berbiji hanya pada batang angiospermae yang herba.

c. Pericycle
Pericycle adalah suatu jaringan yang terdiri dari beberapa lapis sel yang
mengelilingi jaringan pembuluh. Ke bagian dalam berbatasan dengan phloem dan
ke bagian luar endodermis, jika endodermis tidak ada hubungan langsung dengan
korteks. Pericycle ini dianggap sebagai jaringan dari stele bersama sama dengan
empelur dan jari-jari empelur. Pericycle banyak dijumpai pada batang dan akar
tumbuh-tumbuhan rendah.
9
7

d. Cortex
Cortex terdiri dari sel-sel parenchym dengan ruang antar sel yang nyata .
Tebalnya berbeda-beda dari beberapa lapis sel sehingga berpuluh-puluh lapis.
Bagian sebelah luar mengandung khlorofil, sedang bagian dalam tidak berwarna
sering berisi butir-butir padi, tannin dan Kristal-kristal.

e. Empelur
Empelur terdiri dari sel-sel parenkimatis yang tersusun longgar dengan
ruang antar sel yang nyata. Bentuknya bermacam-macam, biasanya isodiametris
atau berbentuk cylinder dengan dinding tipis dari cellulosa. Pada bagian-bagian
yang tua tidak mempunyai chloroplast tetapi sering mempunyai leucoplast. Sering
juga sel-selnya mengalami perubahan-perubahan ada yang berubah menjadi
cadangan makanan yang berubah menjadi sclereid, fiber, dan lain-lain.

2. Tubuh Sekunder
Tubuh sekunder dibentuk dari pertumbuhan sekunder dengan penambahan
jaringan-jaringan sekunder pada tubuh primer. Kambium berasal dari
prokambium yang terus mempertahankan sifat meristematisnya walaupun
pertumbuhan primer sudah berakhir. Kambium-kambium yang terjadi dari
prokambium ini disebut kambium fascicular.

Gambar. 3 : Penampang melintang Monokotil dan Dikotil


Sumber: www.google.com
10
8

a. Pertumbuhan Sekunder
Dalam hal yang umum pada batang gymnospermae dan dicotyledoneae
kambium merupakan suatu silinder diantara xylem primer dan phloem primer dan
mempunyai posisi yang tetap walaupun sudah membentuk xylem sekunder ke
arah dalam dan phloem sekunder kea rah luar. Ada tiga model perkembangan
pembentukan tubuh sekunder yaitu
1. Jaringan pembuluh primer merupakan berkas-berkas tetapi jaringan pembuluh
sekunder merupakan silinder misalnya pada sambucus, salic, prunus, banyak
tumbuh-tumbuhan herba dan dicotyl berkayu.
2. Jaringan pembuluh primer merupakan silinder dan jaringan pembuluh sekunder
juga merupakan silinder. Misalnya pada nicotiana, tilica, dan sebagainya.
3. Jaringan pembuluh primer merupakan berkas-berkas, dan kambium
interfascular hanya membentuk parenchym sehingga jaringan pembuluh sekunder
juga merupakan berkas-berkas.

b. Anomali pada pertumbuhan sekunder


Pada beberapa dicotyl dan gymnospermae kadang-kadang terlihat
pertumbuhan sekunder yang menyimpang dari biasa. Penyimpangan ini
bermacam-macam, misalnya posisi kambium biasa, tetapi jaringan-jaringan yang
terjadi menunjukkan penyimpangan distribusi xylem dan phloem, misalnya
terdapat pada Bignoniaceae. Ada pula penyimpangan lain yang disebabkan oleh
terbentuknya kambium tambahan pada pericycle sehingga terdapat lingkaran
9 11

berlapis-lapis yang masing-masing terdiri dari xylem dan phloem misalnya pada
securidaca lanceolata.

c. Pertumbuhan sekunder pada monocotyl


Umumnya monocotyl tidak melakukan pertumbuhan sekunder, hanya
dengan pertumbuhan primer dapat dibentuk batang yang besar misalnya pada
kelapa sawit. Pembesaran batang ini terjadi oleh suatu meristem yang disebut
meristem penebalan primer. Pembesaran batang ini terjadi oleh suatu meristem
yang disebut meristem penebalan primer. Aktivitas meristem ini menyerupai
pertumbuhan sekunder yang terdapat pada beberapa monocotyl. Apical meristem
hanya membentuk sebagian kecil dari tubuh primernya. Meristem ini terletak di
bawah primordial daun dan menghasilkan lapisan-lapisan sel yang terjadi dari
pembelahan periclinal. Pada beberapa monocotyledoneae misalnya aloe,
sansevieria, yucca, agave, dracaena, terjadi pertumbuhan sekunder. Meristemnya
disebut juga kambium yang mulai berfungsi setelah pertumbuhan memanjang
selesai. Kambium ini berasal dari parenchym di luar berkas pembuluh (Pericycle).
Pembelahan kambium adalah kebanyakan tangensial sehingga sel-sel yang
terbentuk tersusun secara radial. Berkas pembuluh sekunder ini dapat dibedakan
dari berkas pembuluh primer dari sedikitnya phloem dan tidak terdapatnya
protoxylem annular dan spiral.

3. Pertautan pada okulasi atau eten


Pada suatu enten misalnya kita menempelkan suatu mata (scion) dari
tumbuh-tumbuhan tertentu kepada batang tumbuh-tumbuhan lain (stock). Kedua
bagian ini mengalami pelukaan. Maka tumbuh-tumbuhan akan berusaha menutupi
luka dengan callus ( jaringan luka). Sel-sel di bawah luka akan membesar dan
mengisi ruang-ruang yang ada di antara kedua bagian yang ditempelkan.
Kemudian sel-sel ini membelah membentuk callus. Callus mungkin dibentuk oleh
sel-sel zone kambium ataupun sel-sel lain dari kompleks pembuluh asal saja dia
tidak berdingding sekunder. Diantara sel callus yang berdekatan dengan kambium
yang asli akan berubah menjadi kambium (mungkin pengaruh hormon). Kambium
ini akan membentuk berkas-berkas pembuluh yang berhubungan dengan dengan
12
10

berkas pembuluh yang tidak terbuka. Berkas pembuluh ini menghubungkan xylem
dan phloem batang bawah dengan xylem dan phloem scion sehingga terbentuklah
pertautan keduanya.
Pada okulasipun dasarnya sama saja,tetapi disini kita menempelkan
kambium-kambium dari stock dan scion, kambium-kambium ini akan membentuk
callus dan bersatu, dan seterusnya membentuk lapisan kambium yang
berhubungan dengan kambium lainnya, sehingga berkas-berkas pembuluh yang
terbentuk juga berhubungan. Apabila terjadi incompatibility pada enten atau
okulasi, maka akan terjadi disini sebenarnya adalah tidak bersatunya kambium
sehingga tidak membentuk lapisan pertautan tetapi tidak terdapat hubungan berkas
pembuluh ataupun berkas pembuluh tidak terbentuk melainkan hanya parenchym
sehingga pertautannya lemah dan pengangkutan makanan akan lambat sekali.

4. Jaringan yang terdapat pada batang


Jaringan-jaringan yang menyusun batang kemungkinan terdiri dari:
a. Epidermis terdiri dari sel-sel epidermis, stomata, trachoma, emergence.
b. Periderm terdiri dari phellogen, phelloderm, phellem.
c. Cortex terdiri dari parenchym, collenchyma, sclerenchym, endodermis.
d. Stele terdiri dari Phloem ( terdiri dari sel ayak, pembuluh ayak, sel pengiring,
phloem parenchym, laticifier dan lain-lain ) dan Xylem ( terdiri dari Cambium,
vessels, tracheid, fiber, wood parenchym, pericycle, empelur, dan lain-lain)

Anatomi Batang Dikotil


Pada batang dikotil muda terdapat tiga daerah yaitu epidermis, korteks dan
stele. Epidermis terdiri dari selapis sel dan merupakan bagian terluar batang.
Pada epidermis terdapat stoma dan beragam tipe trikoma. Dinding luar menebal
dan mengalami kutinisasi. Sel-sel epidermis rapat dan tidak memiliki ruang antara
sel. Epidermis berperan dalam mencegah transpirasi dan melindungi jaringan
dalam dari kerusakan mekanis dan penyakit. Daerah di sebelah dalam epidermis
adalah korteks, dan pada bagian dalam korteks dibatasi oleh perisikel. Korteks
terbagi menjadi dua daerah yaiatu daerah kolenkim dan daerah parenkim.
Kolenkim menempati posisi di bawah epidermis, dan parenkim di sebelah dalam
13
11

kolenkim. Stele terdiri atas perisikel, berkas vaskuler dan empulur. Berkas
vaskuler tersusun melingkar. Masing-masing berkas terdiri atas xilem, kambium
dan floem. Pada bagian tengah batang dikotil tersusun atas jaringan parenkim
yang memiliki ruang antar sel dan disebut empulur.

Gambar.4 : Batang Dikotil


Sumber: www.google.com

Anatomi Batang Monokotil


Batang monokotil sama dengan batang dikotil, memiliki epidermis,
korteks dan stele. Korteks bisa berkembang baik atau tidak nyata. Struktur dan
susunan berkas vaskuler terutama yang membedakan batang dikotil dan
monokotil. Berkas vaskuler tersebar, termasuk juga pada empulur sehingga tidak
ada batas yang jelas antara korteks dan empulur. Berkas vaskuler monokitil tidak
memiliki kambium, sehingga tidak mengalami penebalan sekunder. Masing-
masing berkas vaskuler diselubungi selubung berkas pengangkut yang tersusun
dari jaringan sklerenkim.

Gambar.5 : Batang Monokotil


Sumber: www.google.com
14

KESIMPULAN
Batang berfungsi sebagai tempat duduk daun, sarana lintasan air,
mineral,dan makanan antar bagian tumbuhan. Pada fase pertumbuhan, batang
menghasilkan daun dan tunas. Sedangkan pada fase reproduksi , batang
menghasilkan bunga. Ujung batang dan daunnya disebut kuncup terminal,
sedangkan kuncup ketiak disebut kuncup aksiler. Jika kuncup suatu batang diiris
membujur maka akan tampak bagian berupa daun muda, jaringan meristem, buku
dan ruas antarbuku.Pada struktur sekunder batang, hanya tumbuhan dikotil yang
memiliki kambium sehingga hanya tumbuhan dikotil yang mengalami
pertumbuhan sekunder. Adapun perbedan batang dikotil dengan batang
monokotil. Pada batang monokotil, batang tidak bercabang-cabang, hipodermis
berupa sklerenkim, pembuluh angkut tersebar, tidak mempunyai jari-jari empulur,
tidak mempunyai kambium vaskular sehingga tidak dapat tumbuh membesar,
empulur tidak dapat dibedakan dengan daerah korteks dan tidak ada kambium
diantara xilem dan floem. Sedangkan pada batang dikotil, batang bercabang-
cabang, hipodermis berupa kolenkim, pembuluh angkut teratur dalam susunan
lingkaran tahunnya berseling radial, jari-jari empulur berupa deretan parenkim
diantara berkas pengangkut, mempunyai kambium faskular sehingga dapat
tumbuh membesar, dapat dibedakan daerah korteks dan empulur, dan ada
kambium diantara xilem dan floem.
15

DAFTAR PUSTAKA
Aldi.2010. Sel dan Jaringan pada Tumbuhan .http://www.tentangbiologi.co.cc
(diakses tanggal 6 Desember 2017).

Arlyulina dkk, 2006. Biologi SMA dan MA. Esis. Jakarta.


Campbell. 2003. Biologi Edisi kelima-jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Napitupulu, J.A. 2013. Pengantar Anatomi Tumbuhan. Medan, Universitas
Sumatera Utara.

Kimball, John. 1993. Biologi Edisi kelima. Jakarta, Erlangga.


Santoso, Woelaningsih. 1987. Anatomi Tumbuhan. Jakarta, Universitas Terbuka.
Sutrian, Yayan. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuhan. Jakarta, PT. Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai