Anda di halaman 1dari 10

KERAJAAN SANGAT JAUH

Tokoh :

Mawla Barvez : Sebagai Putri Alfan


Dzaki Abdillah Farhan : Sebagai Panglima
Zaki Armansyah : Sebagai Pangeran Suko
M.Farizal Shatra : Sebagai Putri Silla
Farel Febriananda : Sebagai Raja

Narator:
Suatu hari hari di negri yang sangat-sangat jauh, berdiri kerajaan yang
sangat luas bernama Sangat Jauh. Kerajaan dipimpin oleh raja yang arif,
bijaksana, dan adil. Raja memiliki dua orang putri bernama Putri Silla
dan Putri Alfan. Suatu hari raja mendapati seorang tamu dari kerajaan
seberang. Tamu itu adalah Pangeran Suko.

Dzaki : Yang mulia seseorang ingin bertemu dengan anda.


Farel : Suruh dia masuk.
Zaki : Yang Mulia Raja, kedatangan saya kemari tidak lain adalah untuk
mempersunting salah seorang dari putri paduka.
Farel : Siapakah kamu.
Zaki : Kasih tau nggak ya?
Farel : Kalau nggak di kasih tau ntar saya pukul kamu.
Zaki : Just Kid Paduka, saya Pangeran Suko dari negri seberang.
Farel : Ohh.....
Zaki : Jadi gimana Paduka?
Farel : Ok. Ismail!!
Dzaki : Iya paduka.
Farel : Perkenalkan ini Pangeran Suko, Pangeran Suko ini Ismail
panglima setia kerajaan. Panglima tolong panggilkan tuan putri.
Ismail : Baik yang mulia.

Narator:
Panglima memanggil Tuan Putri.
Dzaki : Tuan putri yang cantik, raja memanggil kalian.
Fariz : Mengapa raja memanggil kami
DzakI : Mana saya tau tuan putri, emang saya bapaknya.
Fariz : Kurang ajar kamu.
Mawla : Sudah sudah jangan bertengkar, nanti raja marah lagi kalau
menunggu lama.
Dzaki : Maaf Tuan Putri.
(Mereka bertiga berjalan menuju aula istana.)
Farel : pangeran?
Zaki : Sabar paduka, saya juga belum mengenal tuan putri. Ijinkan saya
tinggal beberapa saat di istana yang megah ini, agar dapat saling
mengenal dengan tuan putri.
Farel : Baiklah Kau. Kau kuijinkan.
Dzaki : Silahkan pangeran, ikuti saya, saya akan mengantar anda ke
kamar.(Panglima mengantarkan pangeran ke kamarnya.)

Narator:
Saat makan malam tiba seluruh anggota kerajaan menuju ruang makan.
Putri, pangeran, serta panglima sudah duduk di meja makan sambil
menunggu paduka raja.
(Paduka Raja memasuki ruang makan)
Dzaki : Yang mulia silahkan duduk.
Farel : Terima kasih panglima. Aku akan mengumumkan pewaris tahta
kerajaan.
Fariz : Pastinya aku yang akan jadi Ratu. Aku kan anak pertama.
Farel : Sebenarnya adikmulah yang akan menjadi Ratu.
Fariz : Whaaat !!!! kok dia sih. Kan aku yang anak pertama kenapa dia
yang jadi Ratunya.
Mawla : Iya ayah kenapa aku yang jadi Ratunya. Bukankah kakak yang
lebih berhak jadi Ratunya. Lagi pula aku juga tak mengharapkan
posisi itu. Biar kakak saja yang jadi Ratunya.
Farel : Aku lihat adikmu lebih pantas menjadi Ratu. Dia lebih adil dan
tenang dalam menghadapi masalah.
Fariz : Aku tak terima ini!!! (sambil menggebrak meja dan meninggalkan
ruang makan)

Narator:
Suasana menjadi kacau, seluruh anggota kerajaan meninggalkan ruang makan.
Raja dan Mawla masuk ke kamarnya begitu juga pangeran. Panglima
berkeliling kerajaan untuk memeriksa keadaan. Secara tidak sengaja saat
melewati kamar pangeran, Panglima mendengar percakapan pangeran di
telefon.

Zaki : Iya, tenang bro, gue bakal segera menguasai kerajaan ini dan menjadi
Raja paling paling berkuasa di seluruh negeri. (berbicara dalam telefon)
(Panglima mendengar)
Dzaki : Apa yang dia bicarakan. Dia sangat mencurigakan. Aku akan
mengawasinya, dia sepertinya merencanakan hal yang buruk.

Narator:
Kesokan harinya semua orang berkumpul di aula kerajaan. Pangeran
akan menyampaikan siapa yang akan dipilihnya.

Farel : Pangeran siapakah yang akan kamu pilih.


Zaki : Aku memilih Putri Alfan.
(Putri Silla terlihat kecewa atas keputusan pangeran)
Zaki : Bagaimana Putri apakah kamu menerimanya??
Mawla : Akan kupikirkan dulu ayah. Aku tak yakin ayah.
Farel : Baiklah pertimbangkanlah. Besok katakan keputusanmu.
Fariz : Hahhh!!! (Berjalan meniggalkan aula)

Narator:
Waktu makan malam hampir tiba. Pangeran Suko datang lebih awal. Dia
mengendap-endap ke dapur dan menaruh suatu cairan kemakanan raja.
Kemudian kemeja makan mengikuti lainnya duduk untuk makan
bersama.

Farel : Ayo kita makan.


(Raja memakan makanannya)
Farel : Ahrrggg... (sambil terjatuh)
Fariz&Mawla: Ayaaaaah !!!! (kaget)
Dzaki
Zaki : Kenapa ini bisa terjadi ?!
Mawla : Aku tidak tahu, setelah Ayah makan tiba-tiba Ayah langsung tak
sadarkan diri !
Dzaki : Kita harus segera mengobati Raja sebelum terlambat.

Narator:
Hingga beberapa minggu Raja masih dalam keadaan tak sadarkan diri.
Pangeran Suko pun mulai melakukan rencana buruknya.

Mawla : Gawat !!! keadaan rakyat saat ini sangat memprihatinkan, banyak
terjadi kekacauan ditambah lagi masalah ekonomi di kerajaan.
Panglima bagaimana ini ? kau yang dari dulu juga sebagai
penasihat Kerajaan ini seharusnya dapat mengatasinya.
Dzaki : Tuan putri saran saya...(belum selesai panglima bicara pangeran
langsung memotong ucapanya)
Zaki :Sebaiknya segera mengganti raja baru untuk memimpin kerajaan
kembali dan mengatasi semua kekacauan.
Dzaki : Tuan Putri Alfan ini saatnya anda menggantikan raja.
Fariz : Ha !! tidak bisa. Kepimpinan Raja akan diganti jika Ayah sudah
memutuskanya.
Dzaki : Heh bilang saja kalau Putri Silla tidak terima jika Putri Alfan
menjadi ratu.
Zaki : Diam kau panglima menyebalkan, a a aku hanya khawatir jika
adikku nanti tidak mampu mengatasi kerajaan saat ini
Dzaki : Memangnya putri Silla mampu mengatasi masalah ? Bermain
dakon saja selalu kalah
Fariz : diam !
Mawla : Bagaimana jika Pangeran Suko saja yang menggantikan ayah ?
Dzaki : Tidak bisa ! alangkah baiknya jika tuan Putri saja yang
menggantikanya. Lagi pula dia orang luar yang tidak ada sangkut
pautnya dengan kerajaan kita.
Mawla : Aku percaya padanya. Dia adalah sosok raja yang kita cari.
Sementara itu aku akan pergi mencari obat untuk penyembuhan
ayah.
Fariz : Kau akan pergi kemana ?
Mawla : Ke Jonggol. Ya ke hutan lah.
Dzaki : Tidak tuan putri terlalu bahaya jika anda pergi kesana, aku akan
menemani mu
Mawla : Tak apa, biar aku saja yang pergi. Aku akan segera kembali.
Zaki : Biar aku temani Tuan Putri.
Dzaki : Apa tidak sebaiknya aku saja yang menemani Tuan Putri.
Mawla : Tidak. Biar Pangeran saja yang menemaniku.

Narator:
Putri Alfan segera berkemas untuk perjalanan ke hutan di temani
Pangeran Suko. Panglima tidak tinggal diam, Panglima berencana
mengikuti mereka karena tidak yakin dengan keselamatan Putri Alfan.

Zaki : Ayo Tuan Putri kita segera berangkat.


Mawla : Baiklah.
(setelah pangeran dan putri tidak terlihat panglima mulai berjalan mengikuti
mereka)

Narator:
Akhirnya mereka berdua sampai di hutan.

Zaki : Akhirnya tinggal kita berdua.


Mawla : Apa yang kau maksud Pangeran?
Zaki : Aku akan segera membunuhmu.
Mawla : Apa yang kau inginkan Pangeran. Apa salahku padamu.
Zaki : Kau tidak punya salah kepadaku, hanya saja itu udah takdir kamu
untuk masuk jebakanku.
Mawla : Mengapa Pangeran ??? Mengapa ???
Zaki : Aku aka membunuhmu, kemudian kukatakan pada kerajaan kalau
kau diserang binatang buas di hutan. Lalu aku akan menikah
dengan Putri Silla. Aku akan membunuhnya seperti aku meracuni
raja. Lalu aku akan menjadi Raja dari kerajaan Sangat Jauh.
Mawla : Jadi kamu yang telah membuat raja sakit. BIADAB Kau
Pangeran.
Zaki : Matilah Kau. (menebas pedang ke Putri Alfan)
Dzaki : Tidak secepat itu (sambil menangkis pedang Pangeran Suko)
Mawla : Panglima.
Dzaki : Aku mengikuti kalian. Ternyata benar kau memiliki niat buruk.
Rasakan ini. (menebas kaki Pangeran Suko)
Zaki : Ahhrrrgg. (sambil menjatuhkan pedang dan memegang kakinya
yang terluka)
Dzaki : Kau tidak apa-apa Tuan Putri?
Mawla : Aku tidak apa-apa. Terima kasih Panglima. Kau memang
pahlawanku.
Dzaki : Itu sudah kewajiban saya. Kubawa Kau ke penjara. (sambil
menyeret Pangeran)

Narator:
Merekapun kembali kekerajaan dan mendapati raja telah meninggal.
Pangeran dipenjara dan menjadi aib yang besar bagi kerajaan negri
sebrang.

Mawla : Ayah... kenapa kau pergi meniggalkan kami.


Fariz : Apa yang sebenarnya terjadi. Gimana sih kalian raja meninggal
malah keluyuran. Gak guna banget loe jadi Panglima.
Dzaki : Ya Sorry to. Begini Putri, Pangeran Suko telah membuat scenario
pembunuhan raja dan ingin menguasai kerajaan.
Zaki : Ya iyalah buat scenario inikan drama.
Fariz : Ohhh Pantes aja gue dah curiga dari dulu. Gak heran gue.
Gara-gara kamu ayah jadi meniggal. Hukum dia penjara seumur
hidup.

Narator:
Kerajaan kembali tentram. Putri Silla sadar dan mengakui Putri Alfan
sebagai Ratu. Panglima naik pangkat dan menjabat juga sebagai
penasehat kerajaan. Seluruhnya berakhir indah dan hidup bahagia
selama..lama..lama..lamanya

THE END

Anda mungkin juga menyukai