Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN PELAKSANAAN

FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA)


KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah peningkatan kualitas proses berkelanjutan
yang dilakukan dalam organisasi kesehatan oleh tim multidisiplin. FMEA merupakan suatu teknik
yang digunakan untuk mengidentifikasi, memprioritaskan, dan mengeliminasi potensial kegagalan
dari sistem, desain atau proses sebelum sampai pada pelanggan. Failure Mode diartikan sebagai
sejenis kegagalan yang mungkin terjadi, baik kegagalan secara spesifikasi maupun kegagalan yang
mempengaruhi konsumen.
Metode ini dikembangkan sekitar tahun 1960-an, ketika gerakan mutu mulai timbul.
Pemakaian secara formal dimulai di industri dirgantara sekitar tahun itu, dimana kepedulian
terhadap keselamatan penerbangan sangat tinggi. Sasaran awal FMEA adalah mencegah terjadinya
kecelakaan yang dapat membahayakan nyawa orang. Sasaran ini juga masih berlaku hingga saat ini.,
hanya sasaran penggunaan FMEA saat ini sudah sangat luas. Namun pada intinya adalah mencegah
terjadinya kegagalan dan dampaknya sebelum terjadi.
Tidak seperti Root Cause Analysis (RCA), yang dilakukan secara retrospektif dalam menanggapi
peristiwa KTD/sentinel, FMEA adalah proses proaktif yang mengakui bahwa kesalahan tidak dapat
dihindari dan dapat diprediksi. Ini mengantisipasi kesalahan dan desain sistem yang akan
meminimalkan dampaknya. FMEA akan mengungkapkan bahwa kesalahan dapat ditoleransi atau
bahwa kesalahan akan dicegah oleh sistem yang merupakan bagian dari sistem perbaikan sistem
kesehatan yang berkualitas. Dalam kasus lain, FMEA mengungkapkan bahwa langkah spesifik harus

1
diberlakukan untuk mengatasi potensi kesalahan dengan kesalahan-dampak yang signifikan yang
terjadi.
FMEA mulai sebagai proses yang agak rumit yang digunakan oleh industri di luar kesehatan
seperti industri mobil dan pesawat terbang. Saat ini, keselamatan pasien merupakan prioritas dalam
perawatan kesehatan. Oleh karena itu teknik ini telah mulai diaplikasikan dalam perawatan
kesehatan. Meskipun FMEA sekarang menjadi persyaratan berdasarkan Standar Keselamatan Pasien
JCAHO (LD.5.2), proses dimodifikasi dan metode kreatif dapat digunakan untuk memeriksa secara
teratur proses yang berpotensi berbahaya dan penggunaan produk medis termasuk obat dan
perangkat.

1.2 Tujuan Disusunnya Buku Panduan Pelaksanaan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Tujuan Umum:
Memberikan informasi dan panduan bagi petugas dalam melaksanakan pemecahan masalah
menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Tujuan Khusus:
1. Sebagai panduan dalam memahami tahapan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) di rumah sakit
2. Sebagai panduan dalam penerapan metode FMEA dalam melaksanakan langkah menuju keselamatan
pasien (patient safety)
3. Sebagai dokumen akreditasi rumah sakit

2
BAB II
FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA)
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

2.1 Persiapan
1. Bentuk tim
Syarat :
1) Multidisiplin
2) Tidak lebih dari 10 orang
3) Memiliki pengetahuan tentang proses yang akan dianalisis & komitmen terhadap
performance improvement
4) Mewakili bidang yang akan dianalisis
5) Melibatkan orang dengan analytical skill
6) Setidaknya ada satu leader (pemimpin)
7) Satu orang yang memiliki critical thinking

2. Cek apakah anggota tim sudah mewakili :


1) Orang dengan masalah yang akan diteliti / dianalisis
2) Orang yang penting untuk penerapan perubahan yang mungkin diperlukan
3) Pemimpin yang memiliki pengetahuan, dipercaya dan dihormati
4) Orang yang memiliki kewenangan memutuskan
5) Orang-orang dengan pengetahuan yang sesuai

2.2 Pelaksanaan
1. Review proses
1) Pilih proses yang berisiko tinggi

2. Brainstorming berbagai bentuk kemungkinan kesalahan atau kegagalan proses


1) Proses brainstorming:
a. Pilih dan tentukan seseorang yang akan memimpin proses brainstorming

3
b. Pemimpin menjelaskan tujuan pelaksanaan brainstorming
c. Pemimpin menjelaskan tatacara pelaksanaan brainstorming kepada anggota tim
d. Brainstorm
e. Pimpinan diskusi menyimpulkan daftar alternatif kemungkinan kesalahan atau kegagalan
yang dapat terjadi dalam proses yang telah dianalisis
2) Susun proses yang akan diidentifikasi
3) Beri nomor pada setiap proses
4) Identifikasi semua subproses untuk setiap proses teridentifikasi
5) Susun subproses yang teridentifikasi

3. Membuat daftar dampak tiap kesalahan


1) Buat daftar failure mode dari komponen, subsistem, sistem, proses, dan lainnya
2) Buat daftar dampak / failure effect dari masing-masing kesalahan
3) Buat daftar penyebab dari masing-masing kesalahan

4. Menilai tingkat dampak (severity) kesalahan


Tentukan nilai dampak (severity) kesalahan (Lihat kriteria Severity)

Tabel 1.1 Modifikasi Kriteria Evaluasi dan Sistem Peringkat untuk dampak
(Severity of Effects) dalam FMEA
Deskripsi Definisi Nilai
Berbahaya a. Kegagalan menyebabkan kematian atau kecacatan 5
b. Kematian atau kerugian permanen terhadap fungsi organ tubuh
(sensorik, motorik, psikologik, atau intelektual), bunuh diri,
pemerkosaan, reaksi transfusi, operasi pada bagian atau pada
pasien yang salah, pemberian bayi pada orang tua yang salah
c. Kematian; atau perawatan 3 pengunjung
d. Kematian; atau perawatan 3 staf
e. Kerusakan sama dengan atau lebih dari $250,000
Tinggi a. Kegagalan menyebabkan kerugian yang lebih besar terhadap 4

4
Deskripsi Definisi Nilai
pasien
b. Kerugian terhadap fungsi organ tubuh (sensorik, motorik,
psikologik, atau intelektual) diperlukan operasi lebih lanjut,
perpanjangan hari rawat untuk 3 pasien, peningkatan level
pelayanan untuk 3 pasien
c. Perawatan untuk 1 atau 2 pengunjung
d. Perawatan 1 atau 2 staf atau 3 atau lebih, dan terjadi kecelakaan
kerja
Sedang a. Kegagalan dapat mempengaruhi proses pelayanan kesehatan tetapi 3
menimbulkan kerugian minor
b. Perpanjangan hari rawat atau perpanjangan kualitas pelayanan
untuk 1 atau 2 pasien
c. Evaluasi dan penanganan untuk 1 atau 2 pengunjung
d. Pengeluaran medis, kehilangan waktu atau ada kecelakaan kerja
untuk 1 atau 2 staf
e. Kerusakan lebih dari $10,000 tetapi kurang dari $100,000
Rendah a. Kegagalan yang tidak disadari oleh pasien dan tidak menimbulkan 2
dampak dalam pelayanan kesehatan
b. Pasien tidak cedera, atau tidak adanya perpanjangan hari rawat
c. Evaluasi dan tidak dibutuhkan penanganan untuk pengunjung
d. Staf hanya penanganan ringan tanpa kerugian waktu atau tidak
menimbulkan kecelakaan kerja
e. Kerusakan kurang dari $10,000 atau tanpa menimbulkan dampak
terhadap pasien
Tidak ada Tidak ada efek 1

5
5. Menilai tingkat kemungkinan terjadinya (occurence) kesalahan
Tentukan nilai kemungkinan terjadinya (occurence) /probabilitas kesalahan

Tabel 1.2 Modifikasi Kriteria Evaluasi dan Sistem Peringkat untuk Occurence (kemungkinan
terjadi) dalam FMEA
Deskripsi Definisi Nilai
Sangat sering : Hampir sering muncul dalam waktu yang relatif singkat 5
Kegagalan hampir tidak (mungkin terjadi setiap bulan)
bisa dihindari
Sering : Kemungkinan akan muncul 4
Kegagalan berulang (dapat terjadi beberapa kali dalam satu tahun )
Sedang : Kemungkinan akan muncul 3
Kegagalan kadang- (dapat terjadi beberapa kali dalam 1 - 2 tahun)
kadang
Jarang : Jarang terjadi 2
Kegagalan jarang (dapat terjadi dalam 2 - 5 tahun)
Sangat jarang : Sangat jarang terjadi 1
Kegagalan hampir tidak (dapat terjadi dalam 5 - 30 tahun)
pernah ada

6. Menilai tingkat kemungkinan deteksi dari tiap kesalahan atau dampaknya


Tentukan nilai tingkat kemungkinan deteksi dari tiap kesalahan atau dampaknya

Tabel 1.3 Modifikasi Kriteria Evaluasi dan Sistem Peringkat untuk Detection dalam FMEA
Deskripsi Definisi Nilai
Hampir tidak terdeteksi Deteksi tidak terjadi (100%) 5
Rendah Sedikit terdeteksi (30%) 4
Sedang Kemungkinan cukup terdeteksi (50%) 3

6
Deskripsi Definisi Nilai
Tinggi Sering terdeteksi (80%) 2
Pasti terdeteksi Selalu terdeteksi langsung (100%) 1

7. Melakukan perhitungan dengan Risk Priority Number (RPN) dari tiap kesalahan dan
dampaknya
1) Hitung Risk Priority Number (RPN) dengan rumus :

RPN = (Nilai Dampak) x (Nilai Kemungkinan) x (Nilai Deteksi)

2) Hitung RPN untuk tiap-tiap kesalahan yang mungkin terjadi


3) Susun prioritas berdasarkan nilai RPN
4) Tentukan cut-off points

8. Mengembangkan action plan


1) Tentukan rekomendasi action atas modus kegagalan
2) Tentukan tindakan yang akan dilakukan
3) Tentukan tindakan dilakukan oleh siapa
4) Tentukan kapan tindakan dilakukan
5) Tentukan berapa waktu yang untuk tindakan
6) Tentukan dimana akan dilakukan
7) Tentukan sumber daya yang dibutuhkan
8) Tentukan bukti penyelesaian
9) Tentukan rencana monitoring & evaluasi

7
9. Melakukan action
Lakukan tindakan sesuai action plan yang telah dibuat

10. Hitung ulang RPN


Hitung ulang RPN atas action yang dilakukan sesuai batas waktu yang telah ditentukan

8
BAB III
PENUTUP

Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di rumah sakit maka
pelaksanaan kegiatan keselamatan pasien rumah sakit sangatlah penting. Melalui kegiatan ini
diharapkan terjadi penekanan / penurunan insiden sehingga dapat lebih meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap Rumah Sakit. Program Keselamatan Pasien merupakan never ending process,
karena itu diperlukan budaya termasuk motivasi yang tinggi untuk bersedia melaksanakan program
keselamatan pasien secara berkesinambungan.

Surabaya, 26 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai