Anda di halaman 1dari 4

TUJUAN

1. Mengidentifikasi hubungan sifat koligatif larutan antara tekanan osmosis terhadap


penurunan titik beku.
2. Mengidentifikasi fenomena tekanan osmosis pada umbi kentang.
3. Menentukan massa jenis larutan NaCl berbagai konsentrasi dan larutan isotonik
menggunakan air sebagai pembanding.
4. Menentukan Tf teoritis dan percobaan pada masing-masing larutan NaCl dan larutan
isotonik.
5. Menentukan massa larutan dan pelarut dari tiap konsentrasi larutan NaCl.
6. Menentukan molaritas dari tiap konsentrasi larutan NaCl.
7. Menentukan H pada Tf teoritis terhadap larutan NaCl berbagai konsentrasi.
8. Menentukan nilai pada Tf teoritis dari tiap larutan NaCl berbagai konsentrasi.
9. Menentukan H pada Tf percobaan terhadap larutan NaCl berbagai konsentrasi.
10. Menentukan nilai pada Tf percobaan terhadap larutan NaCl berbagai konsentrasi.
11. Menentukan In V terhadap Tf teoritis dari tiap larutan NaCl berbagai konsentrasi.
12. Menentukan In V terhadap Tf percobaan dari tiap larutan NaCl berbagai konsentrasi.
13. Menentukan tekanan osmotik pada larutan isotonik.
14. Menentukan tekanan osmotik pada larutan NaCl berbagai konsentrasi.
15. Menentukan H pada Tf teoritis dengan faktor koreksi terhadap larutan NaCl berbagai
konsentrasi.
16. Menentukan H pada Tf percobaan dengan faktor koreksi terhadap larutan NaCl
berbagai konsentrasi.
17. Menentukan In V terhadap Tf teoritis dengan faktor koreksi dari tiap larutan NaCl
berbagai konsentrasi.
18. Menentukan In V terhadap Tf percobaan dengan faktor koreksi dari tiap larutan NaCl
berbagai konsentrasi.

PROSEDUR PERCOBAAN
1. Fenomena Tekanan Osmosis
Langkah awal percobaan ini disiapkan alat dengan keadaan steril dan bahan yang
digunakan. Disiapkan larutan NaCl konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15 dan 18% (b/b), larutan
isotonik dan kentang. Masing-masing larutan dimasukan ke dalam 7 spuit yang berbeda
sebanyak volume spuit. Selanjutnya, jarum suntik pada masing-masing spuit ditancapkan
pada kentang yang sudah dipotong tiga bagian dalam keadaaan bersih dan kulit sudah
dikupas sampai menembus bagian kedua dengan posisi tancapan yang berbeda. Kemudian
disiapkan akuades dalam tujuh tabung reaksi berbeda dengan volume yang sama. Masing-
masing suntikan dimasukan ke tabung reaksi berisi akuades sampai jarum suntikan
terendam akuades. Selanjutnya, jarum suntik direndam dan dibiarkan selama kurang dari
24 jam. Kemudian dilakukan pengamatan dengan mencatat perubahan volume yang terjadi.
2. Penurunan Titik Beku
Langkah awal percobaan ini dilakukan tahap preparasi sampel, Disiapkan larutan NaCl
konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15 dan 18% (b/b) dan larutan isotonik. Masing-masing larutan
dibekukan dalam freezer selama satu malam. Kemudian masing-masing padatan es
ditempatkan pada erlenmeyer 250 mL yang berbeda dan dimasukan ke penangas air panas
bersuhu 30C sambil diaduk dengan cara erlenmeyer digoyangkan menggunakan tangan.
Selanjutnya, suhu larutan dicatat pada selang waktu satu menit sampai padatan es mencair
seluruhnya.
3. Pengukuran Massa Jenis Larutan
Pada pengukuran massa jenis larutan digunakan piknometer 25 mL sebagai alat
ukurnya. Piknometer kosong dibersihkan dan ditimbang menggunakan neraca analitik
dalam keadaan kering. Selanjutnya, piknometer diisi akuades samapi memenuhi
volumenya dan ditimbang menggunakan neraca analitik. Kemudian piknometer dibilas dan
diisi larutan isotonik lalu ditimbang menggunakan neraca analitik. Dilakukan juga
penimbangan terhadap larutan NaCl konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15 dan 18% (b/b).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Hubungan sifat koligatif larutan antara tekanan osmosis terhadap penurunan titik beku
ditunjukkan dengan adanya pengaruh jumlah zat terlarut, dimana semakin banyak jumlah
zat terlarut dalam molalitas menyebabkan kenaikan tekanan osmosis dan kenaikan nilai
penurunan titik beku sehingga larutan memiliki nilai tekanan osmosis da penurunan titik
beku yang lebih besar daripada pelarut murninya .
2. Fenomena tekanan osmosis pada umbi kentang dlam spuit yang direndam dalam akuades
terjadi kenaikan volume dimana air akan mengalir dari keadaan hipotonik ke keadaan
hipertonik untuk mencapai keadaan yang isotonik.
3. Massa jenis larutan NaCl dan larutan isotonik menggunakan air sebagai pembanding
yang diperoleh pada larutan NaCl berkonsentrasi 3, 6, 9, 12, 15 dan 18% dan larutan
isotonik secara berurutan yaitu 1,0293 g/mL, 1,0186 /mL, 1,0402 g/mL, 1, 0634 g/mL,
1,0876 g/mL, 1,1088 g/mL daan 1,1320 g/mL.
4. Penurunan titik beku (Tf ) pada masing-masing larutan NaCl berkonsentrasi 3, 6, 9, 12,
15 dan 18% dan larutan isotonik yang diperoleh secara teoritis dan percobaan yaitu :
Larutan Tf teoritis Tf percobaan
NaCl 3% -21 C 1,9295 C
NaCl 6% -15 C 3,8922 C
NaCl 9% -10 C 5,8794 C
NaCl 12% -8 C 7,8860 C
NaCl 15% -14 C 9,9480 C
NaCl 18% -20 C 12,0230 C
Larutan Isotonik -12 C - C

5. Massa larutan dan pelarut dari tiap konsentrasi larutan NaCl yang diperoleh yaitu ;
Larutan Massa pelarut (gram) Massa Larutan (gram)
NaCl 3% 98,86 101,86
NaCl 6% 98,02 104,02
NaCl 9% 97,34 106,34
NaCl 12% 96,76 108,34
NaCl 15% 95,88 110,88
NaCl 18% 95,20 113,20

6. Molalitas dari tiap konsentrasi larutan NaCl pada konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15 dan 18%
yang diperoleh secara berurutan yaitu 0,5187 molal, 1,0463 molal, 1,5805 molal, 2,1199
molal, 2,6742 molal dan 3,2320 molal.
7. H pada Tf teoritis yang diperoleh terhadap larutan NaCl pada konsentrasi 3, 6, 9, 12,
15 dan 18% secara berurutan yaitu 2,4380 Kj/mol, 4,8078 Kj/mol, 7,2377 Kj/mol, 9,7285
Kj/mol, 12,1055 Kj/mol dan 14,4241 Kj/mol.
8. Nilai pada Tf teoritis yang diperoleh terhadap larutan NaCl pada konsentrasi 3, 6, 9, 12,
15 dan 18% secara berurutan yaitu 1,8726C, 3,6676C, 5,3818C, 7,0159C, 8,6022C,
dan 10,1111C.
9. H pada Tf percobaan yang diperoleh terhadap larutan NaCl pada konsentrasi 3, 6, 9,
12, 15 dan 18% secara berurutan yaitu -26,5348 Kj/mol, -18,7924 Kj/mol, -12,4413
Kj/mol, -9,8938 Kj/mol, -17,1566 Kj/mol dan -24,3357 Kj/mol.
10. Nilai pada Tf percobaan yang diperoleh terhadap larutan NaCl pada konsentrasi 3, 6,
9, 12, 15 dan 18% secara berurutan yaitu -20,3815C, -14,1347C, -9,1536C, -
7,1173C, -12,1060C dan 16,8197C.
11. In V terhadap Tf teoritis yang diperoleh terhadap larutan NaCl pada konsentrasi 3, 6,
9, 12, 15 dan 18% secara berurutan yaitu 0,9926C.m, 4,0029C.m, 9,0751C.m,
16,2294C.m, 25,5913C.m dan 37,1156C.m.
12. In V terhadap Tf percobaan yang diperoleh terhadap larutan NaCl pada konsentrasi 3,
6, 9, 12, 15 dan 18% secara berurutan yaitu -10,8041C.m, -15,4346C.m, -15,4355C.m,
-16,4640C.m, -36,0151C.m dan -61,7410C.m.
13. Tekanan osmotik pada larutan isotonik yang diperoleh yaitu 0,75101 atm.
14. Tekanan osmotik pada larutan NaCl pada konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15 dan 18% yang
diperoleh secara berurutan yaitu 25,2461 atm, 50,4923 atm, 75,7384 atm, 100,9846 atm,
126,2307 atm dan 151,4769 atm.
15. H pada Tf teoritis dengan faktor koreksi yang diperoleh terhadap larutan NaCl pada
konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15 dan 18% secara berurutan yaitu 2,4396 Kj/mol, 4,8028 Kj/mol,
7,2356 Kj/mol, 9,7259 Kj/mol, 12,1125 Kj/mol dan 14,4279 Kj/mol.
16. H pada Tf percobaan dengan faktor koreksi yang diperoleh terhadap larutan NaCl
pada konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15 dan 18% secara berurutan yaitu -26,5332 Kj/mol, -
18,7974 Kj/mol, -12,4434 Kj/mol, -9,8864 Kj/mol, 17,1496 Kj/mol dan -24,3319 Kj/mol.
17. In V terhadap Tf teoritis dengan faktor koreksi yang diperoleh terhadap larutan NaCl
pada konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15 dan 18% secara berurutan yaitu 0,9942C.m, 3,9999C.m,
9,0730C.m, 16,2368C.m, 25,5983C.m dan 37,1194C.m.
18. In V terhadap Tf percobaan dengan faktor koreksi yang diperoleh terhadap larutan
NaCl pada konsentrasi 3, 6, 9, 12, 15 dan 18% secara berurutan yaitu -10,8025C.m, -
15,4396C.m, -15,4376C.m, -16,4566C.m, -36,0081C.m dan -61,7372C.m.

Anda mungkin juga menyukai