Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Menulis merupakan suatu aktivitas yang tidak bisa dipisahkan dari


kehidupan manusia. Melalui tulisan, seseorang dapat menyampaikan gagasan,
ide, pengetahuan dan informasi seperti halnya menulis laporan ilmiah. Suatu
gagasan atau ide yang tidak ditulis akan mudah lenyap dan sia-sia karena daya
ingat kita terbatas kemampuannya. Menulis laporan ilmiah adalah pekerjaan
yang tidak dapat dihindari oleh dosen, mahasiswa, peneliti, dan peserta lomba
penulisan ilmiah. Dalam hal ini, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar merupakan hal yang sangat penting. Bagi penulis ahli yang sudah
berpengalaman, penggunaan bahasa tidak menjadi masalah. Akan tetapi, bagi
penulis pemula, hal ini menjadi permasalahan besar yang kadang-kadang
dapat menyurutkan niatnya untuk menulis laporan ilmiah. Seperti halnya
penyampaian gagasan melalui tulisan bukanlah perkara yang gampang bagi
penulis pemula. Kalaupun dipaksakan hasilnya kurang memuaskan, logikanya
kacau, tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku. Bahkan, masih
banyak juga dijumpai pada tulisan peneliti senior.
Laporan merupakan suatu wahana atau suatu alat penyampaian berita,
informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain.
Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang
disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi
serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan
ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan
kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas
masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk
disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan laporan ilmiah?
2. Apa saja macam-macam dari laporan ilmiah?
3. Apa ciri-ciri laporan ilmiah?
4. Bagaimana persyaratan bagi pembuat laporan?
5. Bagaimana unsur-unsur kerangka laporan ilmiah?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian laporan ilmiah.
2. Untuk mengetahui macam-macam laporan ilmiah.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri laporan ilmiah.
4. Untuk mengetahui syarat penulisan laporan ilmiah.
5. Untuk mengetahu unsur-unsur kerangka laporan ilmiah.
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Laporan ilmiah

Laporan ilmiah adalah pemecahan suatu problem atau jawaban suatu


pertanyaan, yang didukung oleh fakta yang diperoleh dari atau yang dibuktikan
benarnya oleh penulisnya. Laporan itu adalah bentuk prosa ilmiah yang
dikembangkan untuk keperluan sains, kria, dan usaha, dan biasanya ditulis atas
permintaan, perintah, atau jasa komisi, walaupun kadang-kadang laporan itu
diterbitkan atas kehendak dan biaya penulisnya sendiri. Laporan ilmiah harus
memuat data yang tepat dan benar serta objektif dan sistematis sehingga dapat
dadikan ukuran untuk membuat pertimbangan dan keputusan.

Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas,


terperinci, dan ringka. Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan
(utama) terakhir dari suatu kegiatan ilmiah. Laporan ilmiah merupakan suatu
dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas,
dan tepat tentang prosedur, alat, dan hasil temuan serta implikasinya. Laporan
ilmiah merupakan media yang baik untuk komunikasi di lingkungan akademisi
atau sesama ilmuwan. Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi
ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan
ilmiah

2.2 Macam Laporan

Informasi yang disajikan dalam laporan itu dapat bermacam-macam, yaitu :


mungkin menyangkut pekerjaan yang sedang berlangsung atau yang sudah
selesai, mungkin menyangkut hasil uji atau analisis suatu varietas benda, mungkin
menyajikan hasil penelitian atau penyidikan. Karena besarnya jumlah variasi
laporan, yang sifat-sifatnya tidak menentu, maka tidak mungkin diadakan
4

klasifikasi, namun beberapa ahli condong untuk membagi macam-macam laporan


itu sebagai berikut:

1. Laporan Periodis

Laporan periodis diserahkan setiap periode regular dan dimaksudkan


untuk menyediakan informasi tentang status organisasi atau aktivitasnya.
Laporan bulanan, triwulan, atau catur wulan atau tahunan oleh Kepala Bagian,
Kepala Sekolah atau Pimpinan Pesero kepada pemegang pesero adalah
contoh-contoh laporan periodis.

2. Laporan Kemajuan

Laporan kemajuan diserahkan guna menyediakan informasi tentang


kemajuan suatu rencana usaha, seperti pembangunan bendungan, proyek
penelitian, dll.

3. Laporan Hasil Uji

Laporan hasil uji diserahkan guna menyediakan laporan tangan pertama


tentang pengetahuan suatu benda (biasanya berupa kesimpulan), seperti:
kondisi suatu bangunan, pabrik, atau sumber alam.

4. Laporan Rekomendasi

Laporan rekomendasi diserahkanguna menyediakan keterangan dasar atau


pujian terhadap sesuatu guna pertimbangan dalam tindakan berikutnya,
contoh: laporan tentang letak daerah atau lokasi pabrik atau gedung bioskop,
dan nasehat cara menaikkan efisiensinya.

5. Laporan Penelitian

Laporan penelitian diserahkan untuk memberi tahu tentang penemuan


yang tidak diketahui sebelumnya dan diperoleh dari percobaan, penyelidikan,
5

kuesioner, data akumulasi, dan sebagainya. Berbagai laboratorium lembaga


penelitian, universitas, stasiun pertanian, stasiun meteorologi, kantor
pemerintah, dan organisasi penelitian swasta secara tetap menerbitkan
laporan-laporan itu.

2.3 Ciri-Ciri Laporan

Mengingat tujuannya, selera pembacanya, bentuk dan sifatnya, laporan itu


berbeda dari prosa ilmiah lainnya dalam aspek-aspek sebagai berikut.

1. Pembacanya seorang atau sekumpulan orang tertentu. Laporan dibuat atas


permintaan atau perintah. Mungkin juga laporan itu diserahkan atas
prakarsa penulis untuk mendapat kritik dari ahli-ahli terkemuka.
Adakalanya laporan berbentuk buku dan ditujukan kepada pembaca
umum. Jika ditujukan kepada umum biasanya laporan berbentuk pamphlet
atau selebaran.
2. Bentuk laporan yang di sajikan atas permintaan atau perintah itu biasanya
berupa laporan panjang yang terdiri dari: halaman judul, surat
penyerahan, daftar isi, pedahuluan, uraian pokok, dan sering juga
lampiran. Laporan pendek biasanya terdiri dari judul pokok dan nomor-
nomor, dengan perlengkapan seperti biasa dalam surat-menyurat formal.
3. Laporan itu bersifat sangat objekti, maksudnya terutama untuk
menyajikan fakta. Jika ditarik kesimpulan itu berupa induksi berdasar atas
bukti spesifik. Jika dibuat suatu pujian atau rekomendasi maka pendapat
pribadi atau prasangka harus dihindari jauh-jauh. Bila data laporan itu tak
cukup atau bertentangan satu dengan yang lainnya maka pembaca
dipersilahkan untuk menyadari bahwa konklusi dan rekomendasi yang
disajikan bersifat tentatif.
4. Bahasa dan nandanya formal. Kata ganti orang harus dihindari. Titik berat
dan tekanannya tidak berdasarkan pendapat penyaji data atau asal bapak
6

senang yaitu agar pembaca terpenuhi seleranya. Seperti dalam karya tulis
ilmiah, dalam laporan harus tidak ada ungkapan pergaulan, bahasa kasar
atau makian, atau susunan kata dan ungkapan yang ceroboh.
5. Judul, sub-judul, dan sub-sub judul di susun dan di atur dengan
perancanaan yang mantik. Laporan yang disajikan dengan baik dapat
digunakan sebagai acuan.

2.4 Persyaratan Bagi Pembuat Laporan


Pada galibnya persyaratan bagi pembuat laporan ilmiah itu sama seperti yang
bagi penulis ilmiah lainnya, yaitu:
1. Memiliki pengetahuan tangan pertama tentang hal yang dilaporkan.
Sering kali pengetahuan tangan pertama itu perlu dilengkapi dengan
pengetahuan dan pengalaman orang lain.
2. Memiliki sifat tekun dan teliti. Laporan yang baik tidak meninggalkan
pertanyaan tak terjawab bagi pembacanya. Semua kesimpulan yang dapat
ditarik dari pernyataan-pernyataan umum harus dibuat secara tepat. Bila
ada hal-hal yang tak lengkap, ia harus menyebutkan kekurangan-
kekurangan itu dan apa sebabnya. Semua fakta harus dicocokkan ulang.
Satu kali saja pembaca laporan menemukan pernyataan salah, maka ia
akan meragukan isi seluruh laporan. Pernyataan yang meragukan lebih
baik dibuang saja, atau dijelaskan bahwa meragukan. Data yang
menyakinkan tidak boleh dibuang.
3. Bersifat Objektif. Pernyataan yang dibuat harus menurut kenyataan;
kesimpulan dan rekomendasi dibenarkan oleh kenyataan, walaupun
konklusi dan rekomendasi itu berlawanan dengan yang diharapkan,
bahkan dapat berakibat merugikan bagi dirinya sendiri. Pembuat laporan
itu seperti sebuah mesin pemikir, yaitu bekerja tanpa nafsu dan
prasangka yang dapat mengelirukan pengertiannya atau pernyataanya
tenyang fakta.
7

4. Kemampuan untuk menganalisis dan menyamaratakan. Laporan itu


adalah sebuah analisis. Pembuat laporan membagi-bagi subjek,
memperlihatkan bagian-bagian yang berbeda, dan menunjukan kaitanya
satu dengan yang lain. Berdasar uraian itulah dengan cara induktif ia
sampai kepada kesimmpulan. Pelopor tidak boleh membuat kesama-rataan
berdasar beberapa data saja, atau membuang data yang dianggap tidak
mendukung konklusi yang diharapkannya, padahal data itu tidak
meragukan.
5. Kemampuan mengatur fakta secara sistematis. Penyajian laporan itu tidak
harus diatur sistematis, mantik, supaya pembacanya tidak meragukan
tentang suatu perencanaan dan penalarannya.
6. Pengertian akan kebutuhan pembaca. Laporan itu disajikan untuk dibaca
oleh seseorang atau beberapa orang (tim) yang spesifik. Apa yang
dilaporkan, apa yang dibuang, istilah apa yang dipakai, apa yang dapat
dianggap sebagai sudah semestinya, apa yang memerlukan lukisan dan
penjelasan dan bagaimana menyusunnya, semuanya itu tergantung
pembacanya. Prinsip utama yang harus dipegang teguh oleh penulis
laporan ialah bekerja secara konstan untuk menghemat tenaga mental
pembacanya. Laporan ilmiah disesuaikan dengan situasinya. Pelajari
segala sesuatunya terlebih dahulu untuk persiapan penulisan laporan
ilmiah.

2.5 Unsur-Unsur Kerangka Laporan Ilmiah

Kerangka adalah garis besar atau rancangan isi karangan yang dikembangkan
dari topik yang telah ditentukan. Ide-ide atau gagasan yang terdapat dalam
kerangka pada dasarnya adalah penjelas atau ide bawahan topik. Bentuk laporan
ilmiah itu berbeda-beda, untuk kepentingan militer bentuknya berbeda dari
8

laporan ilmiah formal dan sebagainya. Kerangka laporan ilmiah itu pada umumya
terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut:

1. Halaman judul

Halaman judul biasanya terdiri dari tiga atau empat bagian disusun dari
atas ke bawah sebagai berikut:

a. Judul laporan

Judul laporan terdiri terutama subyek saja, atau boleh juga didahului
dengan Laporan tentang, Laporan Kemajuan tentang, Laporan Tahunan
tentang, Penelitian tentang, dan sebagainya. Judul laporan berbeda dari
judul buku ialah: Judul laporan itu terutama dimaksudkan untuk memberikan
informasi, dan diusahakan sependek mungkin. Tetapi jika tidak dapat
memberi indikasi subjeknya, judul ditulis dengan beberapa kata bahkan boleh
dengan 40 atau 50 kata. Untuk laporan yang lebih dipentingkan ialah lengkap
dan bukan ringkas.

Apabila judul terlalu panjang untuk dapat dimuat dalam satu baris, maka
periksa ulanglah susunan kata-katanya, dan pisahkan tiap ungkapan penting
pada baris tersendiri.

Contoh misal judul laporan:

Laporan tentang

SURVAI PENDAHULUAN

PENGELOLAAN PASCA PANEN TANAMAN PADI

di daerah
9

KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Catatan: huruf L dalam laporan ditulis dengan huruf besar, sebab


sebagai permulaan. Huruf kata-kata penghubung yang bukan kata-
mula ditulis dengan huruf kecil (Contoh: di daerah)

b. Nama dan identitas penerima laporan

Unsur ini tidak selalu ditulis. Jika ditulis, maka sebelumnya didahului
dengan kata-kata Diserahkan kepada. Jika penerima laporan memiliki
kedudukan resmi, tulislah kedudukan itu.

Contoh misal:

Diserahkan kepada

Prof. Dr, Purnawirawan, Direktur

Perencanaan Tanaman Bahan Makanan Nasional

Nama dan identitas penerima laporan itu tidak ditulis bila laporan
ditujukan kepada masyarakat banyak dan tidak untuk pidato atau untuk
sesuatu organisasi.

c. Nama dan identitas penulis

Sebelum nama atau nama-nama penulis biasanya didahului dengan


perkataan Oleh dan diikuti gelar atau ungkapan identitas.

Contoh misal:

a) Oleh
Suyono Satroatmojo
Insinyur Konsultan
10

b) Oleh
Suyono Satroatmojo
Insinyur Konsultan
dan
Pramono Adisusanto
Insinyur Perencana

d. Tempat dan tanggal

Di bagian bawah halaman ditulis tempat dan tanggal dalam dua baris
terpisah. Contoh misal:

Mataram, N.T.B

17 April 1977

Jika semua contoh missal di atas disatukan dalam satu halaman judul,
maka bentuknya adalah sebagai berikut:
11

Laporan tentang

SURVAI PENDAHULUAN

PENGELOLAAN PASCA-PANEN TANAMAN PADI

di daerah

KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Diserahkan kepada

Prof. Dr. Purnawirawan, Direktur

Perencanaan Tanaman Bahan Makanan Nasional

di Jakarta

Oleh

Suyono Satroatmojo

Insiyur Konsultan

dan

Pramono Adisusanto

Insinyur Perencana

Mataram, N.T.B

17 April 1977
12

Kerangka halaman judul itu harus seimbang yaitu: sumbu unsur-unsur


halaman judul disusun vertikal dengan jarak antara secukupnya. Untuk
mencari sumbu unsur judul, hitunglah jumlah huruf dan spasinya, kemudian
tentukan tengah-tengahnya yaitu sumbu unsur. Sumbu unsur itu mungkin
jatuh pada suatu huruf atau tepat pada suatu spasi.

2. Surat pemberian kuasa

Atasan anda yang memberi perintah atau meminta agar anda membuat
laporan atau nasabah anda yang menghendaki anda menyerahkan sebuh
laporan ilmiah biasanya memberi surat kuasa kepada anda. Surat kuasa itu
tidak lain adalah sebuah surat instruksi yang harus dikerjakan. Surat tersebut
harus menyebutkan dengan jelas problem yang harus anda pecahkan atau
pernyataan yang harus anda jawab dalam suatu laporan tersebut. Surat
pemberian kuasa yang jelas dan lengkap, dapat dipakai sebagai petunjuk
memecahkan problem yang dihadapi ketika menulis laporan. Tulislah Surat
pemberian kuasa diatas surat tersebut untuk membedakan dari surat
penyerahan.

3. Surat penyerahan

Surat penyerahan itu adalah surat formal yang berisi unsur-unsur


konvensional surat biasa dengan judul Surat Penyerahan. Surat penyerahan
itu bukan bagian laporan itu sendiri. Surat itu semata-mata sebagai pengantar
dan menemani laporan, dan sifatnya perorangan. Anda boleh menulis ucapan
terima kasih, arti pentingnya sesuatu, tekanan pada hasil dan rekomendasi.

4. Daftar isi

Dalam daftar isi ditunjukkan garis besar judul, subjudul laporan yang
memberikan gambaran dan petunjuk topik apa saja yang dilaporkan dan
bagaimana susunannya. Dalam daftar isi tidak ditulis kata Daftar isi.
13

5. Pendahuluan

Fungsi pendahuluan dalam laporan itu sama seperti fungsi abstrak dalam
karya tulis ilmiah lainnya. Unsur-unsur dalam pendahuluan ialah: objek
laporan, abstrak, cara dan wawasan atau sumber informasi, konklusi dan
rekomendasi. Berbeda dari karya tulis ilmiah lain, dalam laporan unsur-unsur
laporan itu ditulis sebagai sub-judul, masing-masing ditulis secara lengjap
tetapi ringkas, terdiri dari satu atau dua kalimat, dengan diberi sub-judul atau
nomor-nomor saja di depan unsur-unsur itu.

Mulailah dalam pendahuluan itu pernyataan tentang obyek laporan atau


penelitian. Abstrak harus bersifat informatif dan bukan perian. Cara dan
wawasan penelitian ditlis secara ringkas kemudian secara singkat pula tulislah
pengakuan dan ucapan terima kasih. Akhirnya tulislah kesimpulan dan
rekomendasi secara singkat, jangan membuat ulangan-ulangan dalam
pendahuluan laporan.

6. Tubuh laporan

Isi tubuh laporan itu adalah sama seperti isi pendahuluan tetapi dijelaskan
secara terperinci dan jika perlu menggunakan bahasa teknis. Tidak ada
patokan dalam membuat garis besar rancangan tubuh laporan.

Seperti buku ilmu pengetahuan sebuah laporan itu dapat dipakai sebagai
acuan. Pembaca tidak perlu membaca dari permulaan samapi akhir. Oleh
sebab itu tubuh laporan terdiri dari judul dan sub-judul yang diatur secara
sistematis dan mantik sehingga hubungannya satu dengan yang lain jelas.

Tubuh laporan dapat juga berisi material tubuh laporan yang berupa tabel,
grafik, lukisan cara, dan sebagainya. Kadang-kadang dalam tubuh laporan
dicantumkan pula pernyataan pengakuan peminjaman informasi dan ucapan
terima kasih.
14

Berikut ini dijelaskan tentang kegunaan judul, sub-judul, dan sub-sub-


judul dalam tubuh laporan, kegunaan material laporan dan keharusan
mengakui meminjam informasi bagi penulis laporan ilmiah.

a. Pengunaan judul, sub-judul, dan sub-sub-judul


Jangan bimbang membuat banyak sub-judul atau sub-sub-judul, bila tiap
bagian memakai lebih dari 300 atau 600 kata. Jangan memakai judul laporan
sebagai sub-judul. Semua judul, sub-judul atau sub-sub-judul tidak boleh
digunakan sebagai antesiden atau sebagai kata pendahuluan suatu kalimat
dalam paragraf suatu introduksi.

Pada permulaan paragraf suatu introduksi, tiap sub-judul atau sub-sub-jdul


itu harus diulang kata-katanya, sebagai contoh: bila sub-judulnya Sususan
organisasi, tulislah ulang: Susunan organisasi Koperasi Unit Desa yang
diteliti . . . . , tetapi bukan: Seperti susunan organisasi K.U.D . . . . .

Contoh lain: Siklus hidup F.hepatica, harus ditulis ulang: Siklus hidup
F.hepatica itu adalah sangat majemuk . . . . tetapi jangan: Adalah sangat
majemuk . . . .

b. Pengunaan Tabel, Grafik, dan Lukisan cara


Untuk melengkapi informasi sebuah laporan ilmiah, maka anda dapat
mengunakan: grafik lukisan cara (diagram) di antara kalimat-kalimat atau
paragraf-paragraf. Tabel adalah perngkat pasangan angka-angka, tanda atau
perincian yang disusun sedemikan, biasanya dalam kolom-kolom sejajar,
untuk memudahkan dalam pemakaiannya sebagai acuan atau perbandingan.

Grafik adalah diagram dan gambar yang dibuat berdasarkan data yang
dikumpulkan. Gambaran cara bisa berupa peta, sketsa, foto, yang menyajikan
penampakan aktual suatu objek, pemandangan dan sebagainya, yang berguna
untuk menambhkan efisiensi komunikasi.
15

Dengan bahasa yang baik dan digunakan secara benar kadang-kandang


komunikasi masih gagal juga. Bahasa adalah media yang sering tidak cukup
efisien sebagai alata komunikasi, oleh karena itu kadang-kdanag perlu dibantu
atau dilengkapi dengan tabel, grafik dan gambaran cara. Sebaliknya hampir
semua tabel, grafik dan gambarana cara itu memerlukan keterangan tertulis
untuk laporan tertulis, atau keterangan lisan untuk laporan lisan

c. Pengakuan peminjaman informasi dan ucapan terima kasih.


Pengakuan dan ucapan terima kasih itu biasanya merupakan bagian dari
tubuh laporan, jadi tidak ditulis sebagai jdul tersendiri. Meskipun demikian
sering pula pengakuan meminjam informasi dan ucapan terima kasih itu
ditulis di luar tubuh laporan. Dalam laporan seperti halnya dalam karya tulis
ilmiah yang lain, adalah perlu untuk menyatakan pengakuan dan ucapan
terima kasih atas informasi itu dalam uraian pokok atau dalam catatan bawah
atau dalam halaman tersendiri.

7. Kesimpulan

Isi kesimpulan itu sama seperti isi dalam pendahuluan, tetapi cara
penyampainnya dan kata-katanya berbeda, sebabnya ialah: pendahuluan
ditulis untuk pembaca yang sibuk yang tidak mempunyai waktu membaca
seluruh laporan, sedangkan kesimpulan ditulis untuk pembaca yang telah
membaca uraian pokok dan dianggap ia telah mengenal benar-benar uraian
pokok itu.

Konklusi dan rekomendasi dalan pendahuluan itu tanpa disertai bukti,


sedang dalam kesimpulan semua konklusi dan rekomendasi disertai bukti
fakta acuan dalam uraian pokok. Konklusi adalah penyama-rataan yang
diperoleh dari data penelitian dan menunjuk kepada hal-hal yang telah
lampau. Rekomendasi adalah penyataan tentang sesuatu yang harus
dikerjakan; jadi menunjuk kepada hal-hal yang akan datang,
16

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan mengenai menulis laporan ilmiah di atas, dapat diambil


kesimpulan bahwa laporan ilmiah pemecahan suatu problem atau jawaban
suatu pertanyaan, yang didukung oleh fakta yang diperoleh dari atau yang
dibuktikan benarnya oleh penulisnya. Macam-macam laporan ilmiah menurut
para ahli adalah sebagai berikut : laporan periodis, laporan kemajuan, laporan
hasil uji, laporan rekomendasi, dan laporan penelitian.

Untuk membuat suatu laporan ilmiah penulis harus memenuhi persyaratan


yang berlaku agar dapat membuat laporan ilmiah yang baik dan benar.
Kerangka laporan ilmiah itu pada umumya terdiri dari unsur-unsur sebagai
berikut: halaman judul, surat pemberian kuasa, surat penyerahan, daftar isi,
pendahuluan, tubuh laporan, dan kesimpulan.

3.2 Saran
Dari penulisan makalah ini, diharapkan dapat memberi suatu pandangan
untuk lebih belajar dan memahami tentang menulis laporan ilmiah, sehingga
dalam pembuatan laporan ilmiah menjadi mudah dan bisa menghindari
kesalahan penulisan laporan. Untuk penulisan laporan ilmiah yang baik dan
benar hendaknya memperhatikan kerangka penulisan laporan ilmiah.
17

DAFTAR PUSTAKA

Barnawi, dan M Arifan. 2016. Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Barnawi

Setiawati, Eti. 2000. Bahasa Indonesia Keilmuwan Dalam Karya Tulis Ilmiah.
Malang: Surya Pena Gemilang

Anda mungkin juga menyukai