Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan
nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang
dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat. Menurut sumbernya,
pencahayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu sistem pencahayaan alami dan sistem pencahayaan
buatan.
i. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu:
o Variasi intensitas cahaya matahari
o Distribusi dari terangnya cahaya
o Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan
o Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung
Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah mewakili pemerintah, asosiasi profesi, konsultan,
kontraktor, supplier, pengelola bangunan gedung dan perguruan tinggi, menyusun standar "tata cara
perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung" yang selanjutnya dibakukan oleh
Badan Standardisasi Nasional menjadi : SNI 03-0000-2001.
Pencahayaan alami siang hari dapat dikatakan baik apabila :
1. Pada siang hari antara jam 08.00 sampai dengan jam 16.00 waktu seternpat terdapat cukup banyak
cahaya yang masuk ke dalam ruangan.
2. Distribusi cahaya di dalam ruangan cukup mer
Faktor pencahayaan alami siang had ditentukan oleh persamaan-persamaan berikut ini
keterangan :
L = lebar lubang cahaya efektif.
H = tinggi lubang cahaya efektif.
D = jarak titik ukur ke lubang cahaya
Keterangan :
(fl)p = faktor langit jika tidak ada penghalang.
Lrata-rata = perbandingan antara luminansi penghalang dengan luminansi rata-rata langit.
Tkaca = faktor transmisi cahaya dad kaca penutup lubang cahaya, besarnya tergantung pada jents kaca
yang nilainya dapat diperoleh dad katalog yang dikeluarkan oleh produsen kaca tersebut.
A = luas seluruh permukaan dalam ruangan
R = faktor refleksi rata-rata seluruh permukaan
W = luas lubang cahaya.
Rcw = faktor refleksi rata-rata dari langit-langit dan dinding bagian atas dimulaidari bidang yang
melalui tengah-tengah lubang cahaya, tidak termasuk dinding dimana lubang cahaya terletak.
C = konstanta yang besarnya tergantung dad sudut penghalang.
Rfw = faktor refleksi rata-rata lantai dan dinding bagian bawah dimulai dad bidang yang melalui
tengah-tengah lubang cahaya, tidak termasuk dinding dimana lubang cahaya terletak.
Langit Perancangan
a) Dalam ketentuan ini sebagai terang langit diambil kekuatan terangnya langit yang dinyatakan dalam
lux.
b) Karena keadaan langit menunjukkan variabilitas yang besar, maka syarat-syarat yang harus dipenuhi
oleh keadaan langit untuk dipilih dan ditetapkan sebagai Langit Perancangan adalah :
1. Bahwa langit yang demikian sering dijumpai.
2. Memberikan tingkat pencahayaan pada bidang datar di lapangan terbuka, dengan nilai dekat
minimum, sedemikian rendahnya hingga frekuensi kegagalan untuk mencapai nilai tingkat pencahayaan
ini cukup rendah.
3. Nilai tingkat pencahayaan tersebut tidak boleh terlampau rendah sehingga persyaratan tekno
konstruktif menjadi terlampau tinggi.
c) Sebagai Langit Perancangan ditetapkan :
1. Langit biru tanpa awan atau
2. Langit yang seluruhnya tertutup awan abu-abu putih.
d) Langit Perancangan ini memberikan tingkat pencahayaan pada titik-titik di bidang datar di lapangan
terbuka sebesar 10.000 lux. Untuk perhitungan diambil ketentuan bahwa tingkat pencahayaan ini
asalnya dari langit yang keadaannya dimana-mana merata terangnya (uniform luminance distribution).
Faktor Langit
Faktor langit (fl) suatu titik pada suatu bidang di dalam suatu ruangan adalah angka perbandingan
tingkat pencahayaan langsung dad langit di titik tersebut dengan tingkat pencahayaan oleh Terang
Langit pada bidang datar di lapangan terbuka.
Pengukuran kedua tingkat pencahayaan tersebut dilakukan dalam keadaan sebagai-berikut:
1. Dilakukan pada saat yang sama.
2. Keadaan langit adalah keadaan Langit Perancangan dengan distribusi terang yang merata di mana-
mana.
3. Semua jendela atau lubang cahaya diperhitungkan seolah-olah tidak ditutup dengan kaca.
Umumnya lubang cahaya efektif dapat berbentuk dan berukuran lain daripada lubang cahaya itu sendiri.
Hal ini, antara lain dapat disebabkan oleh:
1. Penghalangan cahaya oleh bangunan lain clan atau oleh pohon.
2. Bagian-bagian dari bangunan itu sendiri yang karena menonjol menyempitkan pandangan ke luar,
seperti balkon, konstruksi "sunbreakers" dan sebagainya.
3. Pembatasan-pembatasan oleh letak bidang kerja terhadap bidang lubang cahaya .
4. Bagian dari jendela yang dibuat dari bahan yang tidak tembus cahaya.
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami.
Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau
saat pencahayaan alami tidak mencukupi. Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan
secara tersendiri maupun yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail serta terlaksananya
tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat
2. Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan aman
3. Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja
4. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata, tidak berkedip,
tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang-bayang.
5. Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi.
PENERANGAN BUATAN DIPERLUKAN BILA :
Tidak tersedia cahaya alami siang hari
Tidak tersedia cukup cahaya alami dari matahari
Cahaya alami matahari tidak dapat menjangkau tempat tertentu di dalam ruangan yang jauh dari
jendela.
Diperlukan cahaya merata pada ruang lebar
Diperlukan intensitas cahaya konstan.
Diperlukan pencahayaan dengan warna dan arah penyinaran mudah diatur.
Cahaya buatan diperlukan untuk fungsi khusus.
Diperlukan cahaya dengan efek khusus.
Disamping hal-hal tesebut di atas, dalam perencanaan penggunaan pencahayaan untuk suatu
lingkungan kerja maka perlu pula diperhatikan hal-hal berikut ini:
1) Seberapa jauh pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk menunjang dan melengkapi
pencahayaan alami.
2) Tingkat pencahayaan yang diinginkan, baik untuk pencahayaan tempat kerja yang memerlukan tugas
visual tertentu atau hanya untuk pencahayaan umum
3) Distribusi dan variasi iluminasi yang diperlukan dalam keseluruhan interior, apakah menyebar atau
tefokus pada satu arah
4) Arah cahaya, apakah ada maksud untuk menonjolkan bentuk dan kepribadian ruangan yang diterangi
atau tidak
5) Warna yang akan dipergunakan dalam ruangan serta efek warna dari cahaya
6) Derajat kesilauan obyek ataupun lingkungan yang ingin diterangi, apakah tinggi atau rendah.
Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat dibedakan atas 3 macam
yakni:
1. Sistem Pencahayaan Merata
Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan. Sistem pencahayaan ini
cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk melakukan tugas visual khusus. Pada sistem ini
sejumlah armatur ditempatkan secara teratur di seluruh langi-langit.
2. Sistem Pencahayaan Terarah
Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah tertentu. Sistem ini
cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek karena akan tampak lebih jelas. Lebih dari itu,
pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek tersebut berperan sebagai sumber cahaya sekunder
untuk ruangan sekitar, yakni melalui mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga digabungkan
dengan sistem pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi efek menjemukan yang mungkin
ditimbulkan oleh pencahayaan merata.
3. Sistem Pencahayaan Setempat
Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya tempat kerja yang
memerlukan tugas visual. Sistem pencahayaan ini sangat bermanfaat untuk:
Memperlancar tugas yang memerlukan visualisasi teliti
Mengamati bentuk dan susunan benda yang memerlukan cahaya dari arah tertentu.
Melengkapi pencahayaan umum yang terhalang mencapai ruangan khusus yang ingin diterangi
Membantu pekerja yang sudah tua atau telah berkurang daya penglihatannya.
Menunjang tugas visual yang pada mulanya tidak direncanakan untuk ruangan tersebut.
Tipe Penerangan Buatan
Menurut Siswanto (1993:18) penerangan yang digunakan dapat dibedakan menjadi 3 macam
sistem/tipe penerangan yaitu :
1. Pencahayaan Umum (General Lighting)
Sistem pencahayaan ini harus menghasilkan iluminasi yang merata pada bidang kerja dan bidang ini
biasanya terletak pada ketinggian 30-60 inchi diatas lantai. Untuk memenuhi persyaratan itu maka
armatur harus dipasang simetris, dan jarak lampu satu dengan lainnya perlu diperhatikan, dianjurkan
antara 1,5-2 kali jarak antara lampu dan bidang kerja.
Menurut Sumamur PK (1998:10) ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pencahayaan
buatan antara lain:
1. Pembagian lumensi dalam lapangan penglihatan
Lapangan penglihatan yang baik adalah dengan kekuatan terbesar ditengah pada daerah kerja yang
dilakukan. Perbandingan terbaik antara lumensi pusat, daerah sekitar pusat dan lingkungan sekitarnya
adalah 10:3:1. Kondisi penerangan dinyatakan baik atau tidak bila memenuhi syarat jika perbedaan
lumensi melebihi perbandingan 40:1 baik di lapangan penglihatan pekerjaan maupun terhadap
lingkungan luar.
2. Kesilauan
Terjadi bila perbedaan penyebaran luminensi melebihi perbandingan 40 :1, namun pada umumnya
terjadi karena keterbatasan kemampuan penglihatan.Kepekaan retina seluruhnya menyesuaikan dengan
luminensi rata-rata sehingga pda lapangan penglihatan dengan luminensi berbeda, retina terlalu peka
untuk luminensi yang tinggi, tetapi sangat kurang peka untuk daerah yang samar-samar.
3. Arah Cahaya
Sumber cahaya yang cukup jumlahnya sangat berguna dalam mengatur pencahayaan yang baik. Cahaya
dari berbagai arah dapat meniadakan gangguan oleh bayangan.
4. Warna Cahaya
Warna cahaya dan komposisi spektrumnya sangat penting dalam membandingkan dan
mengkombinasikan warna-warna dalam lingkungan kerja atau tempat kerja sebagai akibat pencahayaan
yang menentukan rupa dari lingkungan. Dengan adanya kombinasi tata warna dan dekorasi yang serasi
maka akan menimbulkan suasana kerja yang nyaman sehingga kegairahan kerja akan meningkat.
5. Panas akibat sumber cahaya.
Baik sumber pencahayaan alam maupun pencahayaan buatan dapat menimbulkan suhu udara di tempat
kerja. Pertambahan suhu yang berlebihan dapat mengakibatkan ketidaknyamanan bekerja dan akan
merupakan beban tambahan.
2. Lampu Pelepasan Listrik Bertekanan Rendah (Electric Dicharge Lamp atau Flourescen Lamp)
Lampu jenis ini lebih dikenal dengan nama lampu fluorescent atau lampu TL (Tube Lamp), cahayanya
berasal dari proses transformasi energi listrik menjadi ultra violet pada saat aliran listrik melalui gas-gas
misalnya Argon, Neon, uap Mercuri, tergantung dari zat-zat fluorescent maka lampu TL dapat dibuat
sehingga cahayanya menyerupai cahaya lampu pijar, cahaya matahari.
5 Sistem Penerangan
o Sistem penerangan langsung
o Penerangan semi langsung
o Penerangan diffus
o Penerangan semi tidak langsung
o Penerangan tidak langsung
Dari sistem penerangan tersebut ternyata ada yang diserap, direfleksikan dan ditransmisikan
Absorbsi
Sebahagian dari cahaya yang mengenai suatu permukaan akan diserap oleh permukaan itu.
Refleksi
Jumlah cahaya yang dipantulkan tidak ditentukan oleh mengkilatnya suatu permukaan, tetapi oleh sifat-
sifat dan permukaan bahannya.
Transmisi
Bahan tembus cahaya seperti kaca dan seluloida akan memantulkan atau menyerap hanya sebagian saja
dari cahaya yang mengenai.
Hukum penerangan
Hukum Kuadrat
Rumus :
Catatan : rumus ini hanya berlaku untuk penerangan suatu titik tertentu dari bidang yang diterangi
Penyelesaian :
F = 1200 lumen
r = LB =
cos =
Jumlah ini dapat dibagi atas 3 deret pemasangannya, masing-masing 5 armatur. Penempatan meja
laboratorium harus diperhatikan dan sebaiknya meja dipasang 3 deret dan jumlahnya 15 buah.
Gambar layout penempatan lampu :
10
Perhitungan lanjutan
Berdasarkan perhitungan kebutuhan cahaya pada sebuah Rumah Kediaman diperoleh ;
Untuk jaringan kelompok I, melayani : Jaringan kelompok II, melayani :
1. R Tamu, TL 20 W = 20 W 1. Gang, Pijar = 4 x 15 W = 60 W
2. R Makan, TL 20 W = 20 W 2. Dapur, TL 10 W = 10 W
3. K Tidur, Pijar 15 & 5 W = 20 W 3. WC, Pijar 15 W = 15 W
4. KM/WC, Pijar 15 & 30 W = 45 W 4. K Pelayan, Pijar 5 W = 5 W
5. Teras, Pijar 30 W = 30 W 5. Garasi, Pijar 15 W = 15 W
6. K.K = 2 x 150 W = 300 W 6. K.K = 2x150 W = 300 W
Jumlah = 435 W Jumlah = 405 W
Rekapitulasi daya :
Kelompok Pijar TL KK/150W Jumlah
5 W 15 W 30 W 20 W 10 W
I 1 2 2 2 - 2 435 W
II 1 6 - - 1 2 405 W
IN1 = = 2,47 A; Isekering = 1,25 IN = 1,25 x 2,47 = 3,09 A 4A
IN2 = = 2,3 A; Isekering = 1,25 IN = 1,25 x 2,3 A = 2,87 A 4A
Untuk MCB IN Total = = 4,77 A
IMCB = 1,25 x IN = 1,25 x 4,77 A = 5,96 A 6A
6A
4A
4A
http://www.kajianpustaka.com/2013/12/sistem-pencahayaan-alami.html
Sistem pencahayaan dalam ruang dapat dibagi menjadi dua bagian besar berdasarkan sumber energi
yang digunakan, yaitu sistem pencahayaan alami dan sistem pencahayaan buatan. Kedua sistem ini
memiliki karakteristik yang berbeda, dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami
mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk
mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun
dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai.
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan penggunaan pencahayaan
buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama
saat siang hari. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat
keuntungan, yaitu:
Pencahayaan alami dalam sebuah bangunan akan mengurangi penggunaan cahaya buatan, sehingga
dapat menghemat konsumsi energi dan mengurangi tingkat polusi. Tujuan digunakannya pencahayaan
alami yaitu untuk menghasilkan cahaya berkualitas yang efisien serta meminimalkan silau dan
berlebihnya rasio tingkat terang. Selain itu cahaya alami dalam sebuah bangunan juga dapat
memberikan suasana yang lebih menyenangkan dan membawa efek positif lainnya dalam psikologi
manusi.
Agar dapat menggunakan cahaya alami secara efektif, perlu dikenali ke beberapa sumber cahaya utama
yang dapat dimanfaatkan :
Daylight, cahaya matahari yang sudah tersebar dilangit dan tingkat cahayanya rendah.
Berikut ini adalah lima strategi dalam merancang untuk pencahayaan matahari efektif (Egan & Olgyay,
1983):
Naungan (shade), naungi bukan pada bangunan untuk mencegah silau (glare) dan panas yang berlebihan
karena terkena cahaya langsung.
Pengalihan (redirect), alihkan dan arahkan cahaya matahari ketempat-tempat yang diperlukan.
Pembagian cahaya yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan adalah inti dari pencahayaan yang baik.
Pengendalian (control), kendalikan jumlah cahaya yang masuk kedalam runag sesuai dengan kebutuhan
dan pada waktu yang diinginkan. Jangan terlalu banyak memasukkan cahaya ke dalam ruang, terkecuali
jika kondisi untuk visual tidaklah penting atau ruangan tersebut memang membutuhkan kelebihan suhu
dan cahaya tersebut (contoh : rumah kaca).
Efisiensi, gunakan cahaya secara efisien, denag membentuk ruang dalam sedemikian rupa sehingga
terintegrasi dengan pencahayaan dan menggunakan material yang dapat disalurkan dengan lebih baik
dan dapat mengurangi jumlah cahaya masuk yang diperlukan.
Intefrasi, integrasikan bentuk pencahayaan dengan arsitektur bangunan tersebut. Karena jika bukan
untuk masuk cahaya matahari tidak mengisi sebuah peranan dalam arsitektur bangunan tersebut, nukan
itu cenderung akan ditutupi dengan tirai atau penutup lainnya dan akan kehilangan fungsinya.
Untuk merancang pencahayaan dengan baik tidak cukup hanya memperhatikan strategi-strategi diatas
saja, tapi perhatikan dari mulai skala yang lebih besar yaitu dengan memperhatikan rancangan
bangunan, baru kemudian mengarah ke skala yang lebih kecil, seperti elemen dari bangunan tersebut.
Sebelum merancang bangunan seorang perancang harus mempelajari keadaan alam di tapak tersebut,
seperti sudut dan pergerakan matahari, kondisi langit, arah angin, iklim, dan sifat-sifat dari tapak
tersebut. Setelah memahami keadaan tapak perancangan bangunan dapat dilakukan dengan
mengsinkronisasi antara alam dengan bangunan. Jika bangunan sudah dirancang dan dibentuk sejalan
dengan alam, maka unsur-unsur seperti pengudaraan dan pencahayaan akan mengalir dan berjalan
denag baik. Maka dari itu, sebaiknya dipelajari faktor-faktor dalam bangunan yang perlu disesuaikan
dengan keadaan alam.
Merencanakan cahaya dalam ruangan, berarti juga harus memperhatikan unsur bayangan, yaitu bagian
yang tidak terkena sinar lampu namun hanya pendarannya saja. Penerimaan permukaan benda
tergantung pada besar kecilnya daya pancar dari lampu tersebut. Penting untuk diperhatikan, adalah
kualitas emosional
pencahayaan; cahaya perlu diatur untuk mencapai sebuah suasana tertentu.
Suasana tersebut, misalnya suasana 'romantis', atau 'terang', atau 'cozy'. Pikirkan suasana apa yang bisa
didapat dari jenis-jenis lampu tertentu.
Dalam desain pencahayaan, kualitas emosional yang didapat harus diperhatikan lebih dahulu.
Lighting desainer adalah spesialis dalam pencahayaan ruangan dan estetika pencahayaan untuk
mendapatkan karya desain interior yang sekreatif mungkin. Interior designer mungkin juga memiliki
banyak referensi dan inovasi baru untuk pencahayaan.
Bagian rumah yang paling banyak digunakan adalah kamar terutama di malam hari, setelah itu baru
ruang keluarga, ruang makan, ruang dapur, kamar mandi dan ruang tamu. Sedangkan untuk
pencahayaan yang harus selalu ada misalnya di area teras, balkon dan disekitar pintu dan
jendela. Lighting desain untuk ruang seperti kamar tidur harus diarahkan terutama untuk
kebutuhan suasana dan kenyamanan, yang dalam pencahayaan istilah berarti luminair. Secara
individual diaktifkan dan diatur untuk memenuhi berbagai
kebutuhan ruang dimana tiap ruang berbeda.
Penataan cahaya dapat lebih lanjut ditekankan untuk memperoleh suanana pencahayaan terbaik
dan menonjolkan cahaya tersebut pada tempat-tempat yang tepat, misalnya pada hiasan dinding, galeri
lukisan, meja kerja, dan sebagainya. Untuk meningkatkan kesan keseluruhan ruangan, kualitas desain
harus menjadi
prioritas ketika memilih jenis lampu, baik itu lampu tempel, lampu gantung, chandelier, ataupun lampu
pendar. Sebaiknya kita bisa memilih dan mengatur tingkat kecerahan dan penyebaran cahayanya dalam
ruangan sesuai dengan suasana hati, misalnya dengan memilih jenis lampu yang bisa diatur arahnya,
terang gelapnya dan intensitas cahayanya.
________________________________________________
by Probo Hindarto
Copyright 2011 astudio Indonesia.
All rights reserved.
Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem pencahayaan
yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem pencahayaan di ruangan, termasuk di tempat kerja
dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu:
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistm ini
dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat
menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun
karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda yang ada
didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya
dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung
dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesiean
pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-90%
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangka sisanya
dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect
yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan
dan kesilauan masih ditemui.
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya
diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian
serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat
dikurangi.
Banyak faktor risiko di lingkungan kerja yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja salah
satunya adalah pencahayaan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002,
pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan secara efektif. Pencahayaan minimal yang dibutuhkan menurut jenis kegiatanya seperti
berikut:
TINGKAT
JENIS KEGIATAN PENCAHAYAAN KETERANGAN
MINIMAL (LUX)
United Nations Environment Programme (UNEP) dalam Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia
mengklasifikasikan kebutuhan tingkat pencahayaan ruang tergantung area kegiatannya, seperti berikut:
Pencahayaan
Keperluan Contoh Area Kegiatan
(LUX)
Sumber : www.energyefficiencyasia.org
Penerangan untuk membaca dokumen lebih tinggi dari pada penerangan untuk melihat komputer,
karena tingkat penerangan yang dianjurkan untuk pekerja dengan komputer tidak dapat berdasarkan
satu nilai dan sampai saat ini masih kontroversial. Grandjean menyusun rekomendasi tingkat
penerangan pada tempat-tempat kerja dengan komputer berkisar antara 300-700 lux seperti berikut.
Tingkat Pencahayaan
Keadaan Pekerja
(lux)
Sumber: Grandjean
Tulisan Terkait :
Sumber:
DENGARKAN
Probo Hindarto membacakan artikel ini:
Lampu Pijar (biasa)
Jenis lampu yang dikembangkan Thomas Alfa Edison ini memakai filamen tungsten yaitu semacam
kawat pijar didalam bola kaca yang diisi gas nitrogen, argon, kripton, hidrogen dan sebagainya. Lampu
ini membutuhkan lebih banyak energi dibandingkan lampu TL untuk mendapatkan tingkat terang yang
sama. Lampu pijar atau bohlam biasa ini hanya bertahan 1000 jam atau untuk rata-rata pemakaian 10
jam sehari semalam, hanya bertahan kira-kira 3 - 4 bulan, dan setelah itu kita harus membeli bohlam
baru.
Banyak orang menyukai menggunakan lampu pijar karena warna yang ditimbulkannya. Warna kuning
lampu pijar terasa hangat. Namun yang membeli lampu pijar karena harganya yang relatif murah juga
tidak sedikit. Sebaiknya kita memperhatikan bahwa lampu pijar memang murah, namun hanya bertahan
3-4 bulanan saja.
Lampu TL saat ini juga banyak memiliki varian dan bentuk seperti diatas dengan fitting ulir yang biasa
dipakai untuk lampu bohlam biasa.
Lampu TL yang banyak digunakan sejak dulu dengan fitting khusus untuk lampu TL yang panjang.
Dengan jumlah watt (energi listrik) yang lebih kecil, lampu TL atau neon lebih murah digunakan daripada
membeli lampu pijar biasa, dan saat ini jenis lampu TL juga bervariasi baik bentuk, fitting pemasangan,
serta warna cahayanya ada yang putih, kuning, dan warna lainnya. Dengan keseimbangan antara harga
dan lama pemakaian, lampu TL banyak digunakan untuk penerangan toko, mall, serta tempat-tempat
lain yang membutuhkan cahaya terang dan lebih hemat energi.
Lampu Halogen
lampu halogen biasanya memiliki reflektor (cermin dibelakangnya) untuk memperkuat cahaya yang
keluar. Fittingnya biasanya khusus, namun saat ini ada pula yang dengan jenis fitting biasa.
Lampu jenis ini merupakan lampu spot yang baik. Lampu spot adalah lampu yang cahayanya mengarah
ke satu area saja, misalnya lampu untuk menerangi benda seni secara terfokus. Lampu ini baik untuk
digunakan sebagai penerangan taman untuk membuat kesan dramatis dari pencahayaan terpusat
seperti menerangi patung, tanaman, kolam atau area lainnya. Jenis lampu ini sebenarnya merupakan
lampu filamen yang sudah berhasil dikembangkan menjadi lebih terang, namun juga kebutuhan energi
(watt) yang relatif sama.
Lampu LED
Lampu ini merupakan sirkuit semikonduktor yang memancarkan cahaya ketika dialiri listrik. Sifatnya
berbeda dengan filamen yang harus dipijarkan (dibakar) atau lampu TL yang merupakan pijaran partikel.
Lampu LED memancarkan cahaya lewat aliran listrik yang relatif tidak menghasilkan banyak panas.
Karena itu lampu LED terasa dingin dipakai karena tidak menambah panas ruangan seperti lampu pijar.
Lampu LED juga memiliki warna sinar yang beragam, yaitu putih, kuning, dan warna-warna lainnya.
Satu varian bentuk lampu LED, dimana bentuk lampu LED yang menggantikan bohlam bisa bermacam-
macam. Yang pasti adalah lampu LED merupakan lampu berisi kumpulan LED kecil dengan warna putih
atau kuning.
Lampu LED merupakan lampu paling hemat energi diantara jenis lampu lainnya, meskipun harganya
relatif mahal. Saat artikel ini dibuat, lampu LED 4 watt kualitas bagus yang setara dengan lampu pijar 25
watt, harganya masih sekitar Rp140an ribu. Meskipun demikian, lampu LED disarankan bagi Anda yang
memperhatikan bahwa energi (watt) yang dipakai sangat kecil sehingga menggunakan lampu LED sama
dengan menghemat listrik hingga 1/5 dari biasanya. Lampu LED juga bisa bertahan sangat lama hingga
20an tahun. Bila dibandingkan dengan menggunakan lampu pijar, maka dalam 20 tahun harus membeli
atau mengganti sekitar 60an lampu pijar. Dengan asumsi harga lampu pijar biasa adalah Rp6.000,-,
maka biaya yang harus dikeluarkan dengan menggunakan lampu pijar biasa adalah Rp360.000,-
tentunya lebih menarik untuk menggunakan lampu LED. Adapun saat ini, terdapat juga lampu LED
sekitar 3 watt setara bohlam 20an watt 'made in China' yang murah meriah seharga sekitar Rp 30an
ribu, namun jangka keawetannya belum dijamin dengan baik.
Warna cahaya lampu LED banyak meliputi semua warna, bisa merah, putih, hijau, biru, kuning, dan
sebagainya.
1. Penggunaan lampu
Kita sebaiknya memperhatikan lampu dipakai untuk tujuan penerangan yang seperti apa, apakah lampu
general (penerangan umum ruangan), penerangan setempat (misalnya lampu meja) atau lampu sorot
(misalnya untuk menerangi lukisan). Jenis lampu halogen mungkin lebih sesuai sebagai lampu sorot
dibandingkan lampu TL yang lebih sesuai untuk penerangan umum.
2. Fitting
Fitting merupakan cara memasang lampu berkaitan dengan tempat dudukan lampu. Lampu neon jaman
dulu dikenal bentuknya panjang yang hingga sekarang masih digunakan. Bentuk fitting lampu neon yang
khusus untuk lampu TL 10 watt, berbeda dengan lampu TL . Demikian juga fitting lampu halogen
berbeda dengan lampu bohlam biasa, karena fitting lampu halogen biasanya terdapat colokan khusus.
Dewasa ini fitting lampu banyak disesuaikan dengan fitting ulir yang biasa digunakan untuk lampu
bohlam biasa. Termasuk lampu neon bisa dipasang selayaknya memasang bohlam karena memakai
fitting ulir.
3. Warna cahaya
Apakah Anda lebih menyukai cahaya putih atau cahaya kuning? Dalam aspek efek cahaya, lampu putih
terlihat lebih terang daripada lampu kuning, namun lampu kuning memberi efek hangat dan lebih
romantis.