Anda di halaman 1dari 26

PENCAHAYAAN ALAMI DAN BUATAN

Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan lingkungan yang aman dan
nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang
dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat. Menurut sumbernya,
pencahayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu sistem pencahayaan alami dan sistem pencahayaan
buatan.

SISTEM PENCAHAYAAN ALAMI SIANG HARI PADA GEDUNG


Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami
mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk
mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun
dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 dari pada luas lantai.
Dalam usaha memanfaatkan cahaya alami, pada selang waktu antara pukul 08.00 s/d 16.00, perlu
direncanakan dengan baik sedemikian sehingga hanya cahaya yang masuk ke dalam ruangan, sedangkan
panas diusahakan tidak masuk ke dalam ruangan. Panas yang masuk ke dalam ruangan selain akan
menyebabkan warna permukaan interior akan cepat pudar, juga akan menyebabkan bertambahnya
beban pendinginan dari sistem tata udara, sehingga tujuan penghematan energi tidak tercapai.
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan penggunaan pencahayaan
buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama
saat siang har

i. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu:
o Variasi intensitas cahaya matahari
o Distribusi dari terangnya cahaya
o Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan
o Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung
Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah mewakili pemerintah, asosiasi profesi, konsultan,
kontraktor, supplier, pengelola bangunan gedung dan perguruan tinggi, menyusun standar "tata cara
perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung" yang selanjutnya dibakukan oleh
Badan Standardisasi Nasional menjadi : SNI 03-0000-2001.
Pencahayaan alami siang hari dapat dikatakan baik apabila :
1. Pada siang hari antara jam 08.00 sampai dengan jam 16.00 waktu seternpat terdapat cukup banyak
cahaya yang masuk ke dalam ruangan.
2. Distribusi cahaya di dalam ruangan cukup mer

ata dan atau tidak menimbulkan kontras yang mengganggu

Faktor Pencahayaan Alami Siang Hari:


Faktor pencahayaan alami siang hari adalah perbandingan tingkat pencahayaan pada suatu titik dari
suatu bidang tertentu di dalam suatu ruangan terhadap tingkat pencahayaan bidang datar di lapangan
terbuka yang merupakan ukuran kinerja lubang cahaya ruangan tersebut. Faktor pencahayaan alami
siang hari terdiri dari 3 komponen meliputi :
1. Komponen langit (faktor langit-fl) yakni

komponen pencahayaan langsung dari cahaya langit.


2. Komponen refleksi luar (faktor refleksi luar - frl) yakni komponen pencahayaan yang berasal dari
refleksi benda-benda yang berada di sekitar bangunan yang bersangkutan.
3. Komponen refleksi dalam (faktor refleksi dalam frd) yakni komponen pencahayaan yang berasal dad
refleksi permukaan-permukaan dalam ruangan, dad cahaya yang masuk ke dalam ruangan akibat
refleksi benda-benda di luar ruangan maupun dad cahaya langit (lihat gambar).

Faktor pencahayaan alami siang had ditentukan oleh persamaan-persamaan berikut ini

keterangan :
L = lebar lubang cahaya efektif.
H = tinggi lubang cahaya efektif.
D = jarak titik ukur ke lubang cahaya

Keterangan :
(fl)p = faktor langit jika tidak ada penghalang.
Lrata-rata = perbandingan antara luminansi penghalang dengan luminansi rata-rata langit.
Tkaca = faktor transmisi cahaya dad kaca penutup lubang cahaya, besarnya tergantung pada jents kaca
yang nilainya dapat diperoleh dad katalog yang dikeluarkan oleh produsen kaca tersebut.
A = luas seluruh permukaan dalam ruangan
R = faktor refleksi rata-rata seluruh permukaan
W = luas lubang cahaya.
Rcw = faktor refleksi rata-rata dari langit-langit dan dinding bagian atas dimulaidari bidang yang
melalui tengah-tengah lubang cahaya, tidak termasuk dinding dimana lubang cahaya terletak.
C = konstanta yang besarnya tergantung dad sudut penghalang.
Rfw = faktor refleksi rata-rata lantai dan dinding bagian bawah dimulai dad bidang yang melalui
tengah-tengah lubang cahaya, tidak termasuk dinding dimana lubang cahaya terletak.

Langit Perancangan
a) Dalam ketentuan ini sebagai terang langit diambil kekuatan terangnya langit yang dinyatakan dalam
lux.
b) Karena keadaan langit menunjukkan variabilitas yang besar, maka syarat-syarat yang harus dipenuhi
oleh keadaan langit untuk dipilih dan ditetapkan sebagai Langit Perancangan adalah :
1. Bahwa langit yang demikian sering dijumpai.
2. Memberikan tingkat pencahayaan pada bidang datar di lapangan terbuka, dengan nilai dekat
minimum, sedemikian rendahnya hingga frekuensi kegagalan untuk mencapai nilai tingkat pencahayaan
ini cukup rendah.
3. Nilai tingkat pencahayaan tersebut tidak boleh terlampau rendah sehingga persyaratan tekno
konstruktif menjadi terlampau tinggi.
c) Sebagai Langit Perancangan ditetapkan :
1. Langit biru tanpa awan atau
2. Langit yang seluruhnya tertutup awan abu-abu putih.
d) Langit Perancangan ini memberikan tingkat pencahayaan pada titik-titik di bidang datar di lapangan
terbuka sebesar 10.000 lux. Untuk perhitungan diambil ketentuan bahwa tingkat pencahayaan ini
asalnya dari langit yang keadaannya dimana-mana merata terangnya (uniform luminance distribution).

Faktor Langit
Faktor langit (fl) suatu titik pada suatu bidang di dalam suatu ruangan adalah angka perbandingan
tingkat pencahayaan langsung dad langit di titik tersebut dengan tingkat pencahayaan oleh Terang
Langit pada bidang datar di lapangan terbuka.
Pengukuran kedua tingkat pencahayaan tersebut dilakukan dalam keadaan sebagai-berikut:
1. Dilakukan pada saat yang sama.
2. Keadaan langit adalah keadaan Langit Perancangan dengan distribusi terang yang merata di mana-
mana.
3. Semua jendela atau lubang cahaya diperhitungkan seolah-olah tidak ditutup dengan kaca.

Lubang Cahaya Efektif


Bila suatu ruangan mendapatkan pencahayaan dad langit metalui lubang-lubang cahaya di beberapa
dinding, maka masing-masing dinding ini mempunyai bidang lubang cahaya efektifnya sendiri-sendiri
lihat gambar 4 ).

Umumnya lubang cahaya efektif dapat berbentuk dan berukuran lain daripada lubang cahaya itu sendiri.
Hal ini, antara lain dapat disebabkan oleh:
1. Penghalangan cahaya oleh bangunan lain clan atau oleh pohon.
2. Bagian-bagian dari bangunan itu sendiri yang karena menonjol menyempitkan pandangan ke luar,
seperti balkon, konstruksi "sunbreakers" dan sebagainya.
3. Pembatasan-pembatasan oleh letak bidang kerja terhadap bidang lubang cahaya .
4. Bagian dari jendela yang dibuat dari bahan yang tidak tembus cahaya.

SISTEM PENERANGAN BUATAN PADA GEDUNG

Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya selain cahaya alami.
Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau
saat pencahayaan alami tidak mencukupi. Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan
secara tersendiri maupun yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat secara detail serta terlaksananya
tugas serta kegiatan visual secara mudah dan tepat
2. Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan aman
3. Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja
4. Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara merata, tidak berkedip,
tidak menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang-bayang.
5. Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan prestasi.
PENERANGAN BUATAN DIPERLUKAN BILA :
Tidak tersedia cahaya alami siang hari
Tidak tersedia cukup cahaya alami dari matahari
Cahaya alami matahari tidak dapat menjangkau tempat tertentu di dalam ruangan yang jauh dari
jendela.
Diperlukan cahaya merata pada ruang lebar
Diperlukan intensitas cahaya konstan.
Diperlukan pencahayaan dengan warna dan arah penyinaran mudah diatur.
Cahaya buatan diperlukan untuk fungsi khusus.
Diperlukan cahaya dengan efek khusus.

Disamping hal-hal tesebut di atas, dalam perencanaan penggunaan pencahayaan untuk suatu
lingkungan kerja maka perlu pula diperhatikan hal-hal berikut ini:
1) Seberapa jauh pencahayaan buatan akan digunakan, baik untuk menunjang dan melengkapi
pencahayaan alami.
2) Tingkat pencahayaan yang diinginkan, baik untuk pencahayaan tempat kerja yang memerlukan tugas
visual tertentu atau hanya untuk pencahayaan umum
3) Distribusi dan variasi iluminasi yang diperlukan dalam keseluruhan interior, apakah menyebar atau
tefokus pada satu arah
4) Arah cahaya, apakah ada maksud untuk menonjolkan bentuk dan kepribadian ruangan yang diterangi
atau tidak
5) Warna yang akan dipergunakan dalam ruangan serta efek warna dari cahaya
6) Derajat kesilauan obyek ataupun lingkungan yang ingin diterangi, apakah tinggi atau rendah.

Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat dibedakan atas 3 macam
yakni:
1. Sistem Pencahayaan Merata
Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh ruangan. Sistem pencahayaan ini
cocok untuk ruangan yang tidak dipergunakan untuk melakukan tugas visual khusus. Pada sistem ini
sejumlah armatur ditempatkan secara teratur di seluruh langi-langit.
2. Sistem Pencahayaan Terarah
Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu arah tertentu. Sistem ini
cocok untuk pameran atau penonjolan suatu objek karena akan tampak lebih jelas. Lebih dari itu,
pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek tersebut berperan sebagai sumber cahaya sekunder
untuk ruangan sekitar, yakni melalui mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga digabungkan
dengan sistem pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi efek menjemukan yang mungkin
ditimbulkan oleh pencahayaan merata.
3. Sistem Pencahayaan Setempat
Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu misalnya tempat kerja yang
memerlukan tugas visual. Sistem pencahayaan ini sangat bermanfaat untuk:
Memperlancar tugas yang memerlukan visualisasi teliti
Mengamati bentuk dan susunan benda yang memerlukan cahaya dari arah tertentu.
Melengkapi pencahayaan umum yang terhalang mencapai ruangan khusus yang ingin diterangi
Membantu pekerja yang sudah tua atau telah berkurang daya penglihatannya.
Menunjang tugas visual yang pada mulanya tidak direncanakan untuk ruangan tersebut.
Tipe Penerangan Buatan
Menurut Siswanto (1993:18) penerangan yang digunakan dapat dibedakan menjadi 3 macam
sistem/tipe penerangan yaitu :
1. Pencahayaan Umum (General Lighting)
Sistem pencahayaan ini harus menghasilkan iluminasi yang merata pada bidang kerja dan bidang ini
biasanya terletak pada ketinggian 30-60 inchi diatas lantai. Untuk memenuhi persyaratan itu maka
armatur harus dipasang simetris, dan jarak lampu satu dengan lainnya perlu diperhatikan, dianjurkan
antara 1,5-2 kali jarak antara lampu dan bidang kerja.

2. Pencahayaan Terarah (Localized General Lighting)


Pada tipe ini diperlukan bila intensitas penerangan yang merata tidak diperlukan untuk semua tempat
kerja tetapi hanya bagian tertentu saja yang membutuhkan tingkat iluminasi, maka lampu tambahan
dapat dipasang pada daerah tersebut.

3. Pencahayaan Lokal (Local Lighting)


Sistem pencahayaan lokal ini diperlukan khususnya untuk pekerjaan yang membutuhkan ketelitian.
Kerugian dari sistem pencahayaan ini dapat menyebabkan kesilauan, maka pencahayaan lokal perlu
dikoordinasikan dengan penerangan umum.

Menurut Sumamur PK (1998:10) ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pencahayaan
buatan antara lain:
1. Pembagian lumensi dalam lapangan penglihatan
Lapangan penglihatan yang baik adalah dengan kekuatan terbesar ditengah pada daerah kerja yang
dilakukan. Perbandingan terbaik antara lumensi pusat, daerah sekitar pusat dan lingkungan sekitarnya
adalah 10:3:1. Kondisi penerangan dinyatakan baik atau tidak bila memenuhi syarat jika perbedaan
lumensi melebihi perbandingan 40:1 baik di lapangan penglihatan pekerjaan maupun terhadap
lingkungan luar.
2. Kesilauan
Terjadi bila perbedaan penyebaran luminensi melebihi perbandingan 40 :1, namun pada umumnya
terjadi karena keterbatasan kemampuan penglihatan.Kepekaan retina seluruhnya menyesuaikan dengan
luminensi rata-rata sehingga pda lapangan penglihatan dengan luminensi berbeda, retina terlalu peka
untuk luminensi yang tinggi, tetapi sangat kurang peka untuk daerah yang samar-samar.
3. Arah Cahaya
Sumber cahaya yang cukup jumlahnya sangat berguna dalam mengatur pencahayaan yang baik. Cahaya
dari berbagai arah dapat meniadakan gangguan oleh bayangan.
4. Warna Cahaya
Warna cahaya dan komposisi spektrumnya sangat penting dalam membandingkan dan
mengkombinasikan warna-warna dalam lingkungan kerja atau tempat kerja sebagai akibat pencahayaan
yang menentukan rupa dari lingkungan. Dengan adanya kombinasi tata warna dan dekorasi yang serasi
maka akan menimbulkan suasana kerja yang nyaman sehingga kegairahan kerja akan meningkat.
5. Panas akibat sumber cahaya.
Baik sumber pencahayaan alam maupun pencahayaan buatan dapat menimbulkan suhu udara di tempat
kerja. Pertambahan suhu yang berlebihan dapat mengakibatkan ketidaknyamanan bekerja dan akan
merupakan beban tambahan.

Jenis Lampu Sumber Penerangan Buatan


Menurut Siswanto (1989:22) ada 3 jenis lampu sebagai sumber penerangan buatan yaitu:
1. Lampu Pijar (Incandescent Lamp)
Cahaya sebagian besar terdiri dari infra merah yang dapat mencapai 75- 80% sedangkan ultra violet
pada lampu pijar umumnya diabaikan. Pemanfaatan lampu pijar sebagai sumber penerangan buatan
mempunyai kerugian yaitu memancarkan radiasi dan suhu permukaan dapat mencapai 60 C atau lebih
sehingga ruangan terasa tidak nyaman dan lampu pijar memberikan kesan psikis hangat karena warna
cahayanya kuning kemerahan.

2. Lampu Pelepasan Listrik Bertekanan Rendah (Electric Dicharge Lamp atau Flourescen Lamp)
Lampu jenis ini lebih dikenal dengan nama lampu fluorescent atau lampu TL (Tube Lamp), cahayanya
berasal dari proses transformasi energi listrik menjadi ultra violet pada saat aliran listrik melalui gas-gas
misalnya Argon, Neon, uap Mercuri, tergantung dari zat-zat fluorescent maka lampu TL dapat dibuat
sehingga cahayanya menyerupai cahaya lampu pijar, cahaya matahari.

3 Lampu Pelepasan Listrik Bertekanan Tinggi (Mercury Vapor Lamp)


Secara prinsip lampu ini sama dengan lampu TL, tetapi dengan tekanan tinggi radiasi cahayanya
tergantung dari jenis gas dan tekanan yang diisikan. Pada lampu Mercuri memancarkan cahaya dalam
empat panjang gelombang yang berwarna ungu, biru, kuning, dan hijau.
Warna cahaya yang dipancarkan oleh lampu mercuri adalah tergantung oleh tekanan uapnya. Lampu
mercuri dapat dikombinasikan dengan lampu pijar atau lampu tabung mercuri diberi lapisan zat fosfor
untuk mengubah radiasi ultra violet menjadi cahaya yang berwarna merah. Lampu ini dapat menurun
sampai 30%. Bila mengalami kenaikan diatas 5% maka lampu akan rusak karena panas.
Menurut Achmad sujudi (1999:26) agar pencahayaan memenuhi persyaratan kesehatan perlu dilakukan
tindakan sebagai berikut :
1) Pencahayaan alami maupun buatan diupayakan agar tidak menimbulkan
kesilauan dan memiliki intensitas sesuai dengan peruntukannya.
2) Kontras sesuai kebutuhannya, hindarkan terjadinya kesilauan atau bayangan.
3) Untuk ruang kerja yang mempergunakan peralatan berputar untuk tidak
menggunakan lampu neon.
4) Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum dan
sering dibersihkan. Bola lampu yang mulai tidak berfungsi dengan baik segera
diganti.

5 Sistem Penerangan
o Sistem penerangan langsung
o Penerangan semi langsung
o Penerangan diffus
o Penerangan semi tidak langsung
o Penerangan tidak langsung

Dari sistem penerangan tersebut ternyata ada yang diserap, direfleksikan dan ditransmisikan
Absorbsi
Sebahagian dari cahaya yang mengenai suatu permukaan akan diserap oleh permukaan itu.

Refleksi
Jumlah cahaya yang dipantulkan tidak ditentukan oleh mengkilatnya suatu permukaan, tetapi oleh sifat-
sifat dan permukaan bahannya.
Transmisi
Bahan tembus cahaya seperti kaca dan seluloida akan memantulkan atau menyerap hanya sebagian saja
dari cahaya yang mengenai.

Secara keseluruhan, untuk suatu permukaan bahan berlaku ketentuan: a + r + t =1

Secara umum ada tiga jenis lampu yang beredar di pasaran :


1. Lampu pijar (incandescent), cahaya dihasilkan oleh filamen dari bahan tungsten (titik lebur > 2200 C)
yang berpijar karena panas.
2. Lampu fluorescent, cahaya dihasilkan oleh pendaran bubuk fosfor yang melapisi bagian dalam tabung
lampu.
3. Lampu HID (High-Intensity Discharge lamps), cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap zat
logam.

Satuan-satuan teknik penerangan


Steradian
Kandela
Fluk cahaya : Satuannya lumen (lm)
Rumus : Q = F x t
dimana : Q = jumlah cahaya
F = fluk cahaya
t = waktu
Intensitas cahaya
Satuannya kandela (Cd)
Rumus : = 4 steradian, maka F = 4 I lumen
Intensitas penerangan
Satuannya lux
Rumus :

Luminansi atau brightness


Satuannya cd/m2
Rumus :
1 cd/cm2 = 1 stilb = 10000 cd/m2

Hukum penerangan
Hukum Kuadrat
Rumus :

Catatan : rumus ini hanya berlaku untuk penerangan suatu titik tertentu dari bidang yang diterangi

Penyelesaian :
F = 1200 lumen

r = LB =

cos =

Intensitas penerangan titik B = = 0,764 lux

Contoh perhitungan penerangan suatu bangunan


Suatu ruangan laboratorium dengan ukuran 12 x 10 m dan tinggi lampu dari meja 2,6 m, yang akan
diberi penerangan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Tentukan jenis lampu dan armatur yang digunakan. Ruangan ini direncanakan armatur tipe TMX 200
dengan lampu 2 x TLD 36 W/54. Menurut standar Philip lampu TL 36 W warna putih fluk cahayanya 2 x
2500 lumen per armatur.
2. Tentukan faktor-faktor refleksi
rp = 0,7 rw = 0,5 rm = 0,3
3. Tentukan indeks bentuk ruangan
Lampu dipasang pada langit-langit dan bidang kerjanya berada pada kira-kira 0,90 m di atas langit maka
h = 2,6 m.

4. Tentukan efisiensi penerangan (tabel XIII) dengan nilai k = 2,1


Pada tabel, untuk k = 2 0,69
untuk k = 2,5 0,75
maka untuk k = 2,1
dilakukan interpolasi =
5. Intensitas penerangan (berdasarkan tabel), untuk labor = 350 lux

6. Hitung fluk cahaya yang diperlukan


F armatur = 2 x 2500 = 5000 lumen
7. Tentukan faktor depresiasi, pada contoh ini kalau lampu-lampu diperbarui setiap 2 tahun, maka d =
0,8 (tabel).
Jadi, jumlah armatur :

Jumlah ini dapat dibagi atas 3 deret pemasangannya, masing-masing 5 armatur. Penempatan meja
laboratorium harus diperhatikan dan sebaiknya meja dipasang 3 deret dan jumlahnya 15 buah.
Gambar layout penempatan lampu :
10

Menghitung Kebutuhan Cahaya (Penerangan Buatan) Dengan Metoda Lumen


Hitung kebutuhan cahaya, bila dirancang dua armatur (2 bh lampu) pada ruang tamu ukuran 3 x 4 M.
Direncanakan memakai lampu jenis SL
Jawab : Berdasarkan tabel intensitas cahaya (kuat penerangan) untuk R Tamu dibutuhkan
E (kuat penerangan) = 50 lux
Indeks ruangan k = = = 0,6
Menurut Tabel k, Eff = 0,38
Karena pengotoran ringan maka untuk faktor depresiasi masa 2 th pemakaian = 0,8
Jadi Flux Cahaya yang dibutuhkan :
= = = 1973,6 Lumen
Karena dirancang dua armatur dg 2 bh lampu, maka Flux cahaya tiap lampu
= = 986,8 lumen
Lihat tabel Flux cahaya; bagi lampu SL yang ada hanya 1050 Lumen untuk SL 25 W
Jadi dipakai SL 25 W sebanyak 2 buah lampu per Armatur

Perhitungan lanjutan
Berdasarkan perhitungan kebutuhan cahaya pada sebuah Rumah Kediaman diperoleh ;
Untuk jaringan kelompok I, melayani : Jaringan kelompok II, melayani :
1. R Tamu, TL 20 W = 20 W 1. Gang, Pijar = 4 x 15 W = 60 W
2. R Makan, TL 20 W = 20 W 2. Dapur, TL 10 W = 10 W
3. K Tidur, Pijar 15 & 5 W = 20 W 3. WC, Pijar 15 W = 15 W
4. KM/WC, Pijar 15 & 30 W = 45 W 4. K Pelayan, Pijar 5 W = 5 W
5. Teras, Pijar 30 W = 30 W 5. Garasi, Pijar 15 W = 15 W
6. K.K = 2 x 150 W = 300 W 6. K.K = 2x150 W = 300 W
Jumlah = 435 W Jumlah = 405 W
Rekapitulasi daya :
Kelompok Pijar TL KK/150W Jumlah
5 W 15 W 30 W 20 W 10 W
I 1 2 2 2 - 2 435 W
II 1 6 - - 1 2 405 W
IN1 = = 2,47 A; Isekering = 1,25 IN = 1,25 x 2,47 = 3,09 A 4A
IN2 = = 2,3 A; Isekering = 1,25 IN = 1,25 x 2,3 A = 2,87 A 4A
Untuk MCB IN Total = = 4,77 A
IMCB = 1,25 x IN = 1,25 x 4,77 A = 5,96 A 6A
6A
4A
4A

Posted by Ari at 7:40 PM

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

http://www.kajianpustaka.com/2013/12/sistem-pencahayaan-alami.html

Home Arsitektur Lingkungan Sistem Pencahayaan Alami

Senin, Desember 23, 2013 Arsitektur Lingkungan

Sistem Pencahayaan Alami

Sistem pencahayaan dalam ruang dapat dibagi menjadi dua bagian besar berdasarkan sumber energi
yang digunakan, yaitu sistem pencahayaan alami dan sistem pencahayaan buatan. Kedua sistem ini
memiliki karakteristik yang berbeda, dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami
mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk
mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun
dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai.

Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan penggunaan pencahayaan
buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama
saat siang hari. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat
keuntungan, yaitu:

Variasi intensitas cahaya matahari.

Distribusi dari terangnya cahaya.

Efek dari lokasi, pemantulan cahaya.

Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung.

Pencahayaan alami dalam sebuah bangunan akan mengurangi penggunaan cahaya buatan, sehingga
dapat menghemat konsumsi energi dan mengurangi tingkat polusi. Tujuan digunakannya pencahayaan
alami yaitu untuk menghasilkan cahaya berkualitas yang efisien serta meminimalkan silau dan
berlebihnya rasio tingkat terang. Selain itu cahaya alami dalam sebuah bangunan juga dapat
memberikan suasana yang lebih menyenangkan dan membawa efek positif lainnya dalam psikologi
manusi.

Agar dapat menggunakan cahaya alami secara efektif, perlu dikenali ke beberapa sumber cahaya utama
yang dapat dimanfaatkan :

Sunlight, cahaya matahari langsung dan tingkat cahayanya tinggi.

Daylight, cahaya matahari yang sudah tersebar dilangit dan tingkat cahayanya rendah.

Reflected light, cahaya matahari yang sudah dipantulkan.

Berikut ini adalah lima strategi dalam merancang untuk pencahayaan matahari efektif (Egan & Olgyay,
1983):

Naungan (shade), naungi bukan pada bangunan untuk mencegah silau (glare) dan panas yang berlebihan
karena terkena cahaya langsung.

Pengalihan (redirect), alihkan dan arahkan cahaya matahari ketempat-tempat yang diperlukan.
Pembagian cahaya yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan adalah inti dari pencahayaan yang baik.

Pengendalian (control), kendalikan jumlah cahaya yang masuk kedalam runag sesuai dengan kebutuhan
dan pada waktu yang diinginkan. Jangan terlalu banyak memasukkan cahaya ke dalam ruang, terkecuali
jika kondisi untuk visual tidaklah penting atau ruangan tersebut memang membutuhkan kelebihan suhu
dan cahaya tersebut (contoh : rumah kaca).

Efisiensi, gunakan cahaya secara efisien, denag membentuk ruang dalam sedemikian rupa sehingga
terintegrasi dengan pencahayaan dan menggunakan material yang dapat disalurkan dengan lebih baik
dan dapat mengurangi jumlah cahaya masuk yang diperlukan.
Intefrasi, integrasikan bentuk pencahayaan dengan arsitektur bangunan tersebut. Karena jika bukan
untuk masuk cahaya matahari tidak mengisi sebuah peranan dalam arsitektur bangunan tersebut, nukan
itu cenderung akan ditutupi dengan tirai atau penutup lainnya dan akan kehilangan fungsinya.

Sistem Pencahayaan Alami

Untuk merancang pencahayaan dengan baik tidak cukup hanya memperhatikan strategi-strategi diatas
saja, tapi perhatikan dari mulai skala yang lebih besar yaitu dengan memperhatikan rancangan
bangunan, baru kemudian mengarah ke skala yang lebih kecil, seperti elemen dari bangunan tersebut.

Sebelum merancang bangunan seorang perancang harus mempelajari keadaan alam di tapak tersebut,
seperti sudut dan pergerakan matahari, kondisi langit, arah angin, iklim, dan sifat-sifat dari tapak
tersebut. Setelah memahami keadaan tapak perancangan bangunan dapat dilakukan dengan
mengsinkronisasi antara alam dengan bangunan. Jika bangunan sudah dirancang dan dibentuk sejalan
dengan alam, maka unsur-unsur seperti pengudaraan dan pencahayaan akan mengalir dan berjalan
denag baik. Maka dari itu, sebaiknya dipelajari faktor-faktor dalam bangunan yang perlu disesuaikan
dengan keadaan alam.

Pentingnya menata pencahayaan buatan (lampu) untuk kesan ruang

Diposting oleh Probo Hindarto di Senin, Mei 02, 2011 |


astudioarchitect.com Mata dan pikiran kita merespon secara emosional untuk kehadiran cahaya dan
menikmati secara intuitif perbedaan jenis atmosfer siang hari atau pencahayaan buatan pada malam
hari yang diciptakan oleh kehadiran cahaya buatan atau lampu. Jadi, di rumah, atau di manapun juga,
suasana pencahayaan tidak boleh dianggap enteng pengaruhnya. Seperti suasana resort atau hotel,
biasanya suasana visual dan dampak cahaya dapat direncanakan hingga ke detailnya. Sebuah tata
cahaya yang baik - apakah itu dirancang untuk membantu kita menikmati ruangan, atau ruang luar,
memberikan petunjuk atau arah, dan sebagainya - memainkan peran penting dalam membentuk
cara kita menilai pengalaman dalam ruangan, bahkan hingga tingkat bawah sadar.

Merencanakan cahaya dalam ruangan, berarti juga harus memperhatikan unsur bayangan, yaitu bagian
yang tidak terkena sinar lampu namun hanya pendarannya saja. Penerimaan permukaan benda
tergantung pada besar kecilnya daya pancar dari lampu tersebut. Penting untuk diperhatikan, adalah
kualitas emosional
pencahayaan; cahaya perlu diatur untuk mencapai sebuah suasana tertentu.
Suasana tersebut, misalnya suasana 'romantis', atau 'terang', atau 'cozy'. Pikirkan suasana apa yang bisa
didapat dari jenis-jenis lampu tertentu.

Dalam desain pencahayaan, kualitas emosional yang didapat harus diperhatikan lebih dahulu.
Lighting desainer adalah spesialis dalam pencahayaan ruangan dan estetika pencahayaan untuk
mendapatkan karya desain interior yang sekreatif mungkin. Interior designer mungkin juga memiliki
banyak referensi dan inovasi baru untuk pencahayaan.

Bagian rumah yang paling banyak digunakan adalah kamar terutama di malam hari, setelah itu baru
ruang keluarga, ruang makan, ruang dapur, kamar mandi dan ruang tamu. Sedangkan untuk
pencahayaan yang harus selalu ada misalnya di area teras, balkon dan disekitar pintu dan
jendela. Lighting desain untuk ruang seperti kamar tidur harus diarahkan terutama untuk
kebutuhan suasana dan kenyamanan, yang dalam pencahayaan istilah berarti luminair. Secara
individual diaktifkan dan diatur untuk memenuhi berbagai
kebutuhan ruang dimana tiap ruang berbeda.
Penataan cahaya dapat lebih lanjut ditekankan untuk memperoleh suanana pencahayaan terbaik
dan menonjolkan cahaya tersebut pada tempat-tempat yang tepat, misalnya pada hiasan dinding, galeri
lukisan, meja kerja, dan sebagainya. Untuk meningkatkan kesan keseluruhan ruangan, kualitas desain
harus menjadi
prioritas ketika memilih jenis lampu, baik itu lampu tempel, lampu gantung, chandelier, ataupun lampu
pendar. Sebaiknya kita bisa memilih dan mengatur tingkat kecerahan dan penyebaran cahayanya dalam
ruangan sesuai dengan suasana hati, misalnya dengan memilih jenis lampu yang bisa diatur arahnya,
terang gelapnya dan intensitas cahayanya.
________________________________________________
by Probo Hindarto
Copyright 2011 astudio Indonesia.
All rights reserved.

Sistem dan Standar Pencahayaan Ruang

Posted on Januari 6, 2009 by Prabu


59 Votes

Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem pencahayaan
yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem pencahayaan di ruangan, termasuk di tempat kerja
dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu:

A. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)

Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistm ini
dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat
menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun
karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda yang ada
didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan

B. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya
dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung
dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesiean
pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-90%

C. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)

Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangka sisanya
dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect
yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan
dan kesilauan masih ditemui.

D. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya
diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian
serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat
dikurangi.

E. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)


Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian
dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya,
perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan
bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada
permukaan kerja.

Banyak faktor risiko di lingkungan kerja yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja salah
satunya adalah pencahayaan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002,
pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan
kegiatan secara efektif. Pencahayaan minimal yang dibutuhkan menurut jenis kegiatanya seperti
berikut:

Tingkat Pencahayaan Lingkungan Kerja

TINGKAT
JENIS KEGIATAN PENCAHAYAAN KETERANGAN
MINIMAL (LUX)

Pekerjaan kasar 100 Ruang penyimpanan & ruang


dan tidak terus peralatan/instalasi yang
menerus memerlukan pekerjaan yang
kontinyu

Pekerjaan kasar 200 Pekerjaan dengan mesin dan


dan terus perakitan kasar
menerus

Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang kontrol,


pekerjaan mesin &
perakitan/penyusun

Pekerjaan agak 500 Pembuatan gambar atau bekerja


halus dengan mesin kantor, pekerjaan
pemeriksaan atau pekerjaan
dengan mesin

Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan


teksti, pekerjaan mesin halus &
perakitan halus

Pekerjaan amat 1500 Mengukir dengan tangan,


halus pemeriksaan pekerjaan mesin dan
Tidak menimbulkan perakitan yang sangat halus
bayangan
TINGKAT
JENIS KEGIATAN PENCAHAYAAN KETERANGAN
MINIMAL (LUX)

Pekerjaan terinci 3000 Pemeriksaan pekerjaan, perakitan


sangat halus
Tidak menimbulkan
bayangan

Sumber: KEPMENKES RI. No. 1405/MENKES/SK/XI/02

United Nations Environment Programme (UNEP) dalam Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia
mengklasifikasikan kebutuhan tingkat pencahayaan ruang tergantung area kegiatannya, seperti berikut:

Kebutuhan Pencahayaan Menurut Area Kegiatan

Pencahayaan
Keperluan Contoh Area Kegiatan
(LUX)

Pencahayaan 20 Layanan penerangan yang minimum dalam


Umum untuk area sirkulasi luar ruangan, pertokoan
ruangan dan area didaerah terbuka, halaman tempat
penyimpanan
yang jarang
digunakan 50 Tempat pejalan kaki & panggung

dan/atau tugas- 70 Ruang boiler


tugas atau
100 Halaman Trafo, ruangan tungku, dll.
visual sederhana
150 Area sirkulasi di industri, pertokoan dan
ruang penyimpan.

Pencahayaan 200 Layanan penerangan yang minimum dalam


umum untuk tugas
interior
300 Meja & mesin kerja ukuran sedang, proses
umum dalam industri kimia dan makanan,
kegiatan membaca dan membuat arsip.

450 Gantungan baju, pemeriksaan, kantor


untuk menggambar, perakitan mesin dan
bagian yang halus, pekerjaan warna, tugas
menggambar kritis.

1500 Pekerjaan mesin dan diatas meja yang


sangat halus, perakitan mesin presisi kecil
Pencahayaan
Keperluan Contoh Area Kegiatan
(LUX)

dan instrumen; komponen elektronik,


pengukuran & pemeriksaan bagian kecil
yang rumit (sebagian mungkin diberikan
oleh tugas pencahayaan setempat)

Pencahayaan 3000 Pekerjaan berpresisi dan rinci sekali, misal


tambahan instrumen yang sangat kecil, pembuatan
setempat untuk jam tangan, pengukiran
tugas visual yang
tepat

Sumber : www.energyefficiencyasia.org

Penerangan untuk membaca dokumen lebih tinggi dari pada penerangan untuk melihat komputer,
karena tingkat penerangan yang dianjurkan untuk pekerja dengan komputer tidak dapat berdasarkan
satu nilai dan sampai saat ini masih kontroversial. Grandjean menyusun rekomendasi tingkat
penerangan pada tempat-tempat kerja dengan komputer berkisar antara 300-700 lux seperti berikut.

Rekomendasi Tingkat Pencahayaan Pada Tempat Kerja Dengan Komputer

Tingkat Pencahayaan
Keadaan Pekerja
(lux)

Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen 300


yang terbaca jelas
400-500
Kegiatan Komputer dengan sumber dokumen
yang tidak terbaca jelas 500-700

Tugas memasukan data

Sumber: Grandjean

Tulisan Terkait :

Dampak Pencahayaan (next update)

Sumber:

Talty, Industrial Hygiene Engineering, 1988

Grandjen, Occupational Ergonomic, 2000


Mengenal jenis-jenis lampu (Pijar, Halogen, TL, LED)

Diposting oleh Probo Hindarto di Senin, November 07, 2011 |

astudioarchitect.com Penerangan dengan lampu disebut juga


penerangan buatan, lampu menjadi elemen yang sangat vital untuk penerangan malam hari karena
kemudahan memakai lampu dibandingkan sumber cahaya lain seperti cempluk (lampu minyak), obor,
atau penerangan lain. Berbagai jenis lampu tersedia di pasaran dan masing-masing memiliki kelebihan
dan kekurangannya sendiri. Memilih jenis lampu hemat energi, misalnya, akan mempengaruhi keawetan
(lama waktu kita memakai lampu tersebut) serta biaya listrik operasional yang dibutuhkannya. Apa saja
jenis lampu dan kelebihan serta kekurangannya?

left picture: CC by Jinkazamah

DENGARKAN
Probo Hindarto membacakan artikel ini:
Lampu Pijar (biasa)
Jenis lampu yang dikembangkan Thomas Alfa Edison ini memakai filamen tungsten yaitu semacam
kawat pijar didalam bola kaca yang diisi gas nitrogen, argon, kripton, hidrogen dan sebagainya. Lampu
ini membutuhkan lebih banyak energi dibandingkan lampu TL untuk mendapatkan tingkat terang yang
sama. Lampu pijar atau bohlam biasa ini hanya bertahan 1000 jam atau untuk rata-rata pemakaian 10
jam sehari semalam, hanya bertahan kira-kira 3 - 4 bulan, dan setelah itu kita harus membeli bohlam
baru.

Banyak orang menyukai menggunakan lampu pijar karena warna yang ditimbulkannya. Warna kuning
lampu pijar terasa hangat. Namun yang membeli lampu pijar karena harganya yang relatif murah juga
tidak sedikit. Sebaiknya kita memperhatikan bahwa lampu pijar memang murah, namun hanya bertahan
3-4 bulanan saja.

Warna cahaya lampu pijar adalah kuning


derajat suhu warna 2'500 - 2'700 K (Kelvin)
Lampu TL (Fluorescent)
Jenis lampu ini juga dikenal dengan lampu neon. Dewasa ini lampu neon bentuknya macam-macam, ada
yang bentuknya memanjang biasa, bentuk spiral atau tornado, dan ada juga yang bentuk memanjang
vertikal dengan fitting (bentuk pemasangan ke kap lampu) yang mirip seperti lampu pijar biasa. Lampu
TL lebih hemat energi dibandingkan lampu pijar, karena lebih terang. Untuk lampu TL yang baik (merk
bagus), bisa bertahan 15.000 jam atau setara dengan 10 tahun pemakaian, harganya juga sekitar 10x
lampu pijar biasa. Sedangkan lampu TL yang berkualitas buruk mungkin bisa bertahan 4-6 bulan saja
(dewasa ini banyak bermunculan merk lampu 'hemat energi' yang murah, namun kualitasnya rendah).

Lampu TL saat ini juga banyak memiliki varian dan bentuk seperti diatas dengan fitting ulir yang biasa
dipakai untuk lampu bohlam biasa.

Lampu TL yang banyak digunakan sejak dulu dengan fitting khusus untuk lampu TL yang panjang.
Dengan jumlah watt (energi listrik) yang lebih kecil, lampu TL atau neon lebih murah digunakan daripada
membeli lampu pijar biasa, dan saat ini jenis lampu TL juga bervariasi baik bentuk, fitting pemasangan,
serta warna cahayanya ada yang putih, kuning, dan warna lainnya. Dengan keseimbangan antara harga
dan lama pemakaian, lampu TL banyak digunakan untuk penerangan toko, mall, serta tempat-tempat
lain yang membutuhkan cahaya terang dan lebih hemat energi.

Warna cahaya lampu pijar adalah:


kuning (2'700 K - 3'000 K)
netral (3'500 K - 4'500 K)
putih (5'500 K - 6'500 K)

Lampu Halogen

lampu halogen biasanya memiliki reflektor (cermin dibelakangnya) untuk memperkuat cahaya yang
keluar. Fittingnya biasanya khusus, namun saat ini ada pula yang dengan jenis fitting biasa.

Lampu jenis ini merupakan lampu spot yang baik. Lampu spot adalah lampu yang cahayanya mengarah
ke satu area saja, misalnya lampu untuk menerangi benda seni secara terfokus. Lampu ini baik untuk
digunakan sebagai penerangan taman untuk membuat kesan dramatis dari pencahayaan terpusat
seperti menerangi patung, tanaman, kolam atau area lainnya. Jenis lampu ini sebenarnya merupakan
lampu filamen yang sudah berhasil dikembangkan menjadi lebih terang, namun juga kebutuhan energi
(watt) yang relatif sama.

Warna cahaya lampu halogen adalah:


halogen biasa: kuning 3'000 K
halogen high pressure: putih 6'000 K

Lampu LED
Lampu ini merupakan sirkuit semikonduktor yang memancarkan cahaya ketika dialiri listrik. Sifatnya
berbeda dengan filamen yang harus dipijarkan (dibakar) atau lampu TL yang merupakan pijaran partikel.
Lampu LED memancarkan cahaya lewat aliran listrik yang relatif tidak menghasilkan banyak panas.
Karena itu lampu LED terasa dingin dipakai karena tidak menambah panas ruangan seperti lampu pijar.
Lampu LED juga memiliki warna sinar yang beragam, yaitu putih, kuning, dan warna-warna lainnya.

Satu varian bentuk lampu LED, dimana bentuk lampu LED yang menggantikan bohlam bisa bermacam-
macam. Yang pasti adalah lampu LED merupakan lampu berisi kumpulan LED kecil dengan warna putih
atau kuning.

Lampu LED merupakan lampu paling hemat energi diantara jenis lampu lainnya, meskipun harganya
relatif mahal. Saat artikel ini dibuat, lampu LED 4 watt kualitas bagus yang setara dengan lampu pijar 25
watt, harganya masih sekitar Rp140an ribu. Meskipun demikian, lampu LED disarankan bagi Anda yang
memperhatikan bahwa energi (watt) yang dipakai sangat kecil sehingga menggunakan lampu LED sama
dengan menghemat listrik hingga 1/5 dari biasanya. Lampu LED juga bisa bertahan sangat lama hingga
20an tahun. Bila dibandingkan dengan menggunakan lampu pijar, maka dalam 20 tahun harus membeli
atau mengganti sekitar 60an lampu pijar. Dengan asumsi harga lampu pijar biasa adalah Rp6.000,-,
maka biaya yang harus dikeluarkan dengan menggunakan lampu pijar biasa adalah Rp360.000,-
tentunya lebih menarik untuk menggunakan lampu LED. Adapun saat ini, terdapat juga lampu LED
sekitar 3 watt setara bohlam 20an watt 'made in China' yang murah meriah seharga sekitar Rp 30an
ribu, namun jangka keawetannya belum dijamin dengan baik.

Warna cahaya lampu LED banyak meliputi semua warna, bisa merah, putih, hijau, biru, kuning, dan
sebagainya.

Pertimbangan khusus dalam memilih lampu


Pertimbangan dalam memilih lampu yang sesuai ditentukan oleh hal-hal berikut:

1. Penggunaan lampu
Kita sebaiknya memperhatikan lampu dipakai untuk tujuan penerangan yang seperti apa, apakah lampu
general (penerangan umum ruangan), penerangan setempat (misalnya lampu meja) atau lampu sorot
(misalnya untuk menerangi lukisan). Jenis lampu halogen mungkin lebih sesuai sebagai lampu sorot
dibandingkan lampu TL yang lebih sesuai untuk penerangan umum.
2. Fitting
Fitting merupakan cara memasang lampu berkaitan dengan tempat dudukan lampu. Lampu neon jaman
dulu dikenal bentuknya panjang yang hingga sekarang masih digunakan. Bentuk fitting lampu neon yang
khusus untuk lampu TL 10 watt, berbeda dengan lampu TL . Demikian juga fitting lampu halogen
berbeda dengan lampu bohlam biasa, karena fitting lampu halogen biasanya terdapat colokan khusus.
Dewasa ini fitting lampu banyak disesuaikan dengan fitting ulir yang biasa digunakan untuk lampu
bohlam biasa. Termasuk lampu neon bisa dipasang selayaknya memasang bohlam karena memakai
fitting ulir.
3. Warna cahaya
Apakah Anda lebih menyukai cahaya putih atau cahaya kuning? Dalam aspek efek cahaya, lampu putih
terlihat lebih terang daripada lampu kuning, namun lampu kuning memberi efek hangat dan lebih
romantis.

Anda mungkin juga menyukai