Metabolisme Nitrogen
Protein makanan adalah sumber utama nitrogerr yang dimetabolis oleh tubuh
(Gbr.37.1). Asam amino, yang dihasilkan daripencernaan protein makanan,
diserap melalui sel epitel usus dan masuk ke dalam darah. Berbagai sel
mengambil asam amino iniyang kemudian masuk menjadi simpanan di da-
lam sel. Asam amino tersebut digunakan untuk membentuk protein dan
senyawa lain yang mengandung nitrogen, atau dioksidasi untuk menghasil- Protein makanan
kan energi.
Pembentukan protein, translasimRNA pada ribosom (lihat Bab 14), meru- I o"n."rnuun
+
pakan proses yang dinamik. Di dalam tubuh, protein secara terus menerus Asam amino dalam darah
dibentuk dan diurai, sehingga simpanan asam amino didalam sel naikturun.
Senyawa yang berasal dari asam amino antara lain adalah protein, hor-
mon (tiroksin, epinefrin, dan insulin), neurotransmitter, kreatin fosfat, hem
pada hemoglobin dan sitokrom, pigmen kulit melanin, dan basa purin dan
pirimidin pada nukleotida dan asam nukleat. Sebenarnya, semua senyawa Asam amino Protein
yang mengandung nitrogen di dalam tubuh disintesis dari asam amino. Ba-
nyak jalur tersebut dibahas pada Bab 41 dan 42.
Senyawa yang
Selain berfungsisebagai prekursor untuk membentuk senyawa yang me- mengandung N
ngandung nitrogen dan sebagai bahan baku untuk membentuk protein, asam Karbon
amino juga digunakan sebagai sumber energi. Asam amino dapat dioksidasi I
secara langsung, atau diubah menjadi glukosa dan kemudian dioksidasi atau I
I o
disimpan sebagai glikogen. Asam amino juga diubah menjadi asam lemak f il
dan disimpan sebagai triasilgliserol dalam jaringan adiposa. Dalam keadaan CO2 + H2O H2N-C-NH2
puasa, glikogen dan triasilgliserol mengalami oksidasi. Hati adalah tempat Urea
utama oksidasi asam amino. Namun, kebanyakan jaringan dapat mengoksi- dan produk ekskretorik lain
yang mengandung nitrogen
dasi asam amino rantai bercabang (leusin, isoleusin, dan valin).
Sebelum rangka karbon pada asam amino dioksidasi, nitrogen terlebih da- Lr,,n
hulu harus dikeluarkan. Nitrogen asam amino membentuk amonia, yang ber-
sifat toksik bagi tubuh. Di hati, amonia dan gugus amino dari asam amino di- Gbr.37.1. Ringkasan metabolisme asam ami-
ubah menjadi urea, yang bersifat nontoksik, larut air, dan mudah dikeluarkan no. Protein makanan dicerna menjadi asam
melalui urin. Proses pembentukan urea dikenal sebagaisiklus (daur) urea. amino yang kemudian diambil dan masuk ke
Walaupun urea adalah produk ekskresi nitrogen yang utama, nitrogen dalam sel. Asam amino digunakan untuk mem-
juga diekskresi dalam bentuk senyawa lain (Tabel 37.1). Asam urat adalah bentuk protein dan senyawa lain yang mengall-
produk penguraian basa purin, kreatin dihasilkan dari kreatin fosfat, dan amo- dung nitrogen. Rangka karbon pada asam ami-
nia dibebaskan dari glutamin, terutama oleh ginjaltempat amonia membantu nojuga dioksidasi untuk menghasilkan energi,
menjadi penyangga urin dengan cara bereaksi dengan proton untuk mem- dan nitrogen diubah menjadi urea dan produk
ekskretorik lain yang mengandung nitrogen.
bentuk ion amonium (NH,). Senyawa-senyawa ini terutama diekskresi me-
lalui urin, tetapi cukup banyak juga yang dikeluarkan melalui feses dan kulit.
Sejumlah kecil metabolit berisi nitrogen terbentuk dari penguraian neuro-
transmitter, hormon, dan produk khusus asam amino lainnya dan diekskresi
melalui urin. Sebagian produk penguraian ini, misalnya bilirubin (dibentuk dari
peng- uraian hem), terutama diekskresi melalui feses.
555
BAB 37 / PENCERNAAN PRoTEIN DAN PENYERAPAN ASAM AMINo 557
Urea' .12-20
g nitrogen urea
NH.' 140-1500 mg nitrogen amonia
Kreatinin . Pria: 14-26 mg/kg
Wanita: 11-20 mglkg
Asam urat 250-750
'Jumlah dinyatakan dalam satuan yang umum digunakan di laboratorium klinik. Perhatikan bahwa besaran untuk kreatin dan
asam urat adalah untuk senyawa keseluruhan, sedangkan angka untuk urea dan amonia adalah untuk kandungan nitrogen.
oPada
keadaan normal, sekitar 9oo/o nitrogen yang diekskresi di dalam urin adalah dalam bentuk urea. Namun, jumlah pasti
masing-masing komponen beruariasi, bergantung pada asupan protein makanan dan status fisiologis. [/isalnya, ekskresi NHa'
meningkat selama asidosis karena ginjal mensekresi amonia untuk mengikat protein dalam urin.
Sebelas dari dua puluh asam amino yang digunakan untuk membentuk
protein disintesis di dalam tubuh apabila jumlahnya di dalam makanan tidak
cukup (Tabel 37.2). sepuluh dari asam-asam amino tersebut dapat dihasilkan
dari glukosa; yang kesebelas, tirosin, disintesis dari asam amino esensial
fenilalanin. Perlu diperhatikan bahwa sistein, satu dari 1o asam amino yang
dihasilkan dari glukosa, memperoleh atom sul{urnya dari asam amino esen-
sial metionin.
sembilah asam amino adalah asam amino esensial untuk manusia. Esen-
sial berarti bahwa rangka karbon asam amino tersebut tidak dapat disintesis Orang dewasa sehat berada da-
sehingga asam tersebut diperlukan dalam makanan (Tabel 37.3). Asam lam keseimbangan nitrogen,
amino esensialjuga disebut asam amino yang tidak dapat digantikan (rndis- yaitu jumlah nitrogen yang diek-
pensable). skresi setiap hari (terutama dalam urin) se-
setelah nitrogen dikeluarkan dariasam amino, rangka karbon mengalami tara dengan jdmlah yang dikonsumsi (ter-
oksidasi (Gb(.37.2). sebagian besar karbon diubah menjadi piruvat, suatu utama sebagai protein makanan). Keseim-
bangan nitrogen yang negatif terjadi apa-
zat-antara pada siklus asam trikarboksilat (ATK), atau menjadi asetil KoA. Di
bila jumlah nitrogen yang diekskresi lebih
hati, terutama selama puasa, karbon-karbon inidapat diubah menjadi glukosa
besar daripada yang dikonsumsi, dan ke-
atau badan keton dan dibebaskan ke dalam darah. Jaringan lain kemudian seimbangan nitrogen yang positif terjadi
mengoksidasi glukosa dan badan keton. Akhirnya, karbon-karbon pada asam apabila jumlah yang diekskresi kurang dari
amino diubah menjadi CO, dan H,O. . yang dikonsumsi (lihat Bab 1).
558 BAGIAN VII / METABoLISME NITRoGEN
Lisin
lsoleusin
Leusin
Treonin
Valin
Triptofan
Fenilalanin
Metionin
Histidin
Ainin (tidak diperlukan oleh orang dewasa, tetapi diperlukan untuk tumbuh)
'Mneinonik Uembatan keledai): Little TV tonight (PM) - HA (LtL W To qM-HA)
Mnemonik lain yang sering digunakan oleh mahasiswa adalah Pvt. Tim Hatt.
E:-t.er"
i/
Glutation
Hem
Sintesis Nikotinamidu
senyawa- (NAD, NADP)
senyawa Serotonin
penting Melatonin
l.lorepinefrin
Histamin
Piruvat Melanin
--+Asetil Pirimidin
/ Purin
Transaminasi
Kreatin-P \.
OAA
--]_ Sitrat '
Badan
keton
(Ser, Thr, His)
Tiroksin i
NADH \\ Sfingosin
:
.nGln Asam urat
.I^^,(.
I
I
eiu )/ Kreatinin
(rangka karbon)
\+Nfti > NH;
cory'
(
Karbamoil P
,r4o^,r1
sitrulin sikrus l
o'o\
^::'^:")*
suksinat
Gbr. 37.2. Gambaran menyeluruh metabolisme nitrogen. Metabolisme satu jenis sel pun yang memiliki semuajalur ini. u,KG : d-ketoglutarat;
senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen diperlihatkan di sebelah OAA: oksaloasetat; G-6-P: glukosa 6-fosfat; G-l-P: glukosa l-
kanan, dan metabolisme glukosa dan asam lemak diperlihatkan di sebe- fosfat.
lah kiri. Gambar ini memperlihatkan sebuah sel hipotetis. Tidak ada
77 ' Pence rnaanProtein dan
Peny eraparl Asam Amino
Sissy Fibrosa, seorang anak kecil pengidap fibrosis kistik, telah mengalamr
bebirapa kali serangan bronkitis aktbat Pseudomonas aeruginosa. setiap
kali mendapat infeksi tersebut, respons tubuhnya terhadap antibiotik aero-
sol baik. Namun, malabsorpsi makanan yang dideritanya terus berlanjut sehingga
tin-
janya berjumlah banyak, berbau busuk, dan berkilap. Catatan pertumbuhannya mem-
p"rilttutt u.r pemrrunan. Ia sekarang berada di persentil ke-24 untuk tinggi dan per-
sentil ke-20 untuk berat. Ia sering gelisah dan rewel, serta mudah lelah. Setelah dokter
anak menjumpai bahwa kadar protein albumin serum, transferin, dan praalbumin
pengikat ho.-on tiroid (transtiretrin) rendah sampai normal (yang mengisyaratkan
malnutrisi protein), Sissy diberi mikrosfer enzim pankreas bersalut enterik' Dengan
cepat bent;k dnja Sissy berubah dan menjadi normal dan berat tubuhnya mulai me-
ningkat. Selama6 bulan berikutnya, kurva perhrmbuhannya memperlihatkan perbaik-
an dan ia tampak lebih cerah, le$ih aktif, dan tidak rewel'
Selama beberapa bulan setelah serangan kolik, saat itu ia mengeluarkan se-
buah batu ginjal, Cal Kulis mematuhi nasihat untuk minum banyak dan me-
L;i nqlan obat-obat yang diperlukan unfuk meningkatkan pH urin. Karena ia
mengidap sistinuria, tindakan ini diperlukan untuk meningkatkan kelarutan sistin
yung t"tduput dalam jumlah besar di dalam urinnya sehingga dapat dicegah pemben-
Lmn Uatu-ginjal (kalkulus) selanjutnya. Namun, seiring dengan waktu, ia mulai me-
lalaikan program pencegahan tersebut. Setelah tidak menelan obatnya selama sebu-
lan, ia kembali mengalami episode nyeri hebat kolik ginjal disertai urin yang mengan-
dung darah. Untungnya, batunya keluar secara spontan, dan setelah itu ia kembali me-
matuhi semua nasihat yang diberikan.
Ibunya mendengar bahwa beberapa asam amino makanan tidak diserap pada pa-
sien sistinwia dan bertanya apakah perubahan diet akan mengurangi kemungkinan
timbulnya batu ginjal Pada Cal.
559
560 BAGIAN vu / METABoLTSME NrrRocEN
Pencemaan protein berawal di lambung dan selesai di usus halus (Gbr. 37 .3). Enzim
yang mencernakan protein dibentuk sebagai prekursor inaktif (zimogen) yang ber-
ukuran lebih besar daripada enzim aktifrrya. Zimogen inaktif tersebut disekresikan
dari sel pembentuknya dan masuk ke dalam lumen saluran cerna. Di dalam lumen ter-
Lambung sebut, zimogen mengalami pemutusan untuk menghasilkan bentuk yang lebih kecil
dan memiliki aktivitas proteolitik (Gbr. 37.4). Enzim aktif ini memiliki spesifisitas
yang berbeda-beda; tidak ada satu enzim pun yangdapat mencemakan protein secara
pankreas sempuma. Namun, dengan bekerja bersama-sama, enzim-enzim tersebut dapat men-
cemakan protein makanan menjadi asam amino dan peptida kecil, yang kemudian
mengalami pemutusan oleh peptidase dari sel epitel usus.
Gbr. 37.3. Pencernaan protein. Enzim proteo- Pencernaan Protein oleh Enzim dari Pankreas
litik, pepsin, tripsin, kimotripsin, elastase, dan
karboksipeptidase, dibentuk sebagai zimogen Sewaktu masuk ke dalam usus, isi lambung bertemu sekret dari pankreas eksokrin.
yang diaktifkan melalui proses pemutusan se- Selain bikarbonat, yang menetralkan asam lambung, sekret tersebut mengandung se-
telah masuk ke dalam lumen saluran cerna (li- jumlah protease dalam bentuk proenzim yang tidak aktif (zimogen). Karena bentuk
hat Gbr. 37.4). aktif enzim-enzim ini dapat saling mencemakan satu sama lain, semua bentuk zimo-
gen tersebut harus diaktifkan dalam rentang waktu yang singkat. Hal ini dikerjakan
H+
'....---.','
Pepsinogen Peps;n
kan oleh sel brush border usus'halus. Tripsin mengkataiisis pemutusan yang meng- NH : plx)
I
ubah kimdtripsinogen menjadi enzim aktif kimotripsin, proelastase menjadi elastase, :iu;isrp H-C-R 'lj:{t
t"iu
1 |
dan prokarboksipeptidase menj adi karboksipeptidase. Dengan demikian, tripsin ber- t\*.@i?'i c=6 l-AsP
peran penting dalam pencemaan karena enzim ini menguraikan protein makanan dan
NH
mengaktifkan protease pencemaan lainnya yang dihasilkan oleh pankeas.
tflPsin lnrg
I
Tripsin, kimotripsin, dan elastase adalah protease serin (lihat Bab 9) yang bekerja
| "
H-C-R"lLYs ;
sebagai endopeptidase. Tripsin adalah enzim paling spesifik di antara ketiganya, dan \*t c=o
memutuskan ikatan peptida di tempat gugus karboksil (karbonil) berasal dari lisin
NH ; F:)t:r
atau arginin (lihat Gbr. 37.5). Kimotripsin kurang spesifik, tetapi cenderung memu- I
{:r'i7r:^rp1j'1 H_C_n ;*
tuskan residu yang mengandung asam amino hidrofobik atau asam. Elastase tidak saja lJrj
- I ;'llt
memutuskan elastin (sehingga diberi nama elastase) tetapi juga protein iain di ikatan ',""......_... _.."""....-.. _* _*--& C=O ii-i:.r
1
yang gugus karboksilnya dibentuk oleh asam amino dengan rantai sisi pendek (alanin, NH
glisin, atau serin). Kerja endopeptidase pankeas ini melaryutkan pencernaan protein i l-Rta
H-c-nlerv
makanan yang telah dimulai oleh pepsin di lambung. I lSer
Peptida lebih kecil yang dihasilkan oleh kerja tripsin, kimotripsin, dan elastase ke- C=o *
mudian diserang oleh eksopeptidase, yaitu protease yang memutuskan asam amino NH
I
satu persatu dari ujung rantai. Prokarboksipeptidase, zimogen yang dihasilkan oleh H-C-R
pankreas, diubah oleh tripsin menjadi karboksipeptidase yang aktif. oksipeptidase ini I
r/-(J
mengeluarkan asam amino dari ujung karboksil pad.a rantai peptida. Karboksipepti-
dase A terutama melepaskan asam amino hidrofobik, dan karboksipeptidase B mem-
rNH . L"*r.-.t..,
ttiit)oiriii- I plrlriiC*s* A
bebaskan asam amino basa (arginin dan tisin). *r:;*li*as* H-C-R lhi*rolobrki
I l. -,.i-...t"...
Terminal-C coo- i;r:;piiiles* I
j i/rr*,
Pencernaan Protein oleh Enzim dari Sel Usus 1." 1:y*j
Eksopepridase yang dihasilkan oleh sel usus bekerja di dalam brush borderdanjuga Gbr. 37.5. Kerja protease pencemaan. Pepsin.
di dalam sel. Aminopeptidase, yang terletak di brush border, memutuskan tripsin, kimotripsin, dan elastase adalah en-
asam dopeptidase; enzim-enzim ini menghidrolisis
amino satu per satu dari ujung amino suatu peptida. peptidase intrasel bekerja pada
ikatan peptida di dalam rantai. Yang lain ada-
peptida kecil yang diserap oleh sel.
lah eksopeptidase; aminopeptidase mengeluar-
Kerja terpadu enzim proteolitik yang dihasilkan oleh sel lambung, pankreas, dan kan asam amino di terminal-N, dan karbok-
usus tersebut memecah protein makanan menjadi asam amino. Enzim pencemaan sipeptidase mengeluarkan asam amino di
mencema diri mereka sendiri serta protein makanan. Enzim pencemaan juga mencer- terminal C. Untuk setiap enzim proteolitik, re-
nakan sel epitel yang secara teratur terlepas ke dalam lumen. Sel ini diganti oleh sel sidu asam amino yang terlibat dalam ikatan
yang matang dari sel prekursor di kriptus duodenum. Jumlah protein yang dicema dan peptida yang mengalami pemutusan dicantum-
diserap setiap hari dari getah pencernaan dan sel yang dibebaskan ke dalam lumen kan di samping gugus R pada bagian kanan
nama enzim.
usus mungkin setara dengan, atau iebih besar daripada, jumlah protein yang dikon-
sumsi dalam makanan (50-100 g).
Asam amino diserap dari lumen usus melalui transpor aktif sekunder yang dependen Pasien fibrosis kistik, seperti
Na*, melalui difusi dengan fasilitasi, dan melalui transpor yang dikaitkun d.ngun Sissy Fibrosa, menderita defek
siklus y-glutamil. genetik pada fungsi saluran klo-
rida yang terdapat di duktus sekretorik
pankreas. Duktus ini membawa enzim
pankreas ke dalam lumen usus halus. De-
Kotranspor Na'dan Asam Amino fek ini menyebabkan inspisasi (pengering-
an dan pengentalan) sekresi eksokrin pan-
Asam amino diserap dari lumen usus halus terutama oleh protein transpor semispesi- kreas, yang akhirnya menyebabkan pe-
fik yang dependen-Nan di membran luminal brush border sel usus nyum batan duktus tersebut. Salah satu
1dur. :z.o;-ro-
transpor Na* dan asam amino dari bagian luar membran apikal ke bagian dalam sel di- akibat dari gangguan ini adalah kekurang-
dorong oleh konsentrasi Na* intrasel yang rendah: Na* intrasel yang rendah timbul an enzim pankreas di dalam lumen usus
. untuk mencerna protein
makanan.
552 BAGIAN VII / METABOLISME NITRoGEN
37.'l : Mengapa pasien sistinuria akibat pemompaan Na* keluar sel oleh Na*,K*-ATPase di membran serosa. Proses ini
dan penyakit Hartnup meng- memungkinkan sel mengkonsentrasikan asam amino dari lumen usus. Asam amino
alami hiperaminoasiduria tanpa tersebut kemudian dibawa keluar sel ke dalam cairan interstisium terutama melalui
disedai hiperaminoasidemia? transporter fasilitatif di membran serosal (lihat Gbr. 37.6).
Paling sedikit terdapat enam macam pembawa asam amino dependen-Na* yung
terdapat. di membran brush border apikal sel epitel. Pembawa-pembawa ini memiliki
spesifisitas yang tumpang tindih untuk berbagai asam amino. Satu pembawa cende-
rung mengangkut asam amino netral, yang lain mengangkut prolin dan hidroksipro-
lin, yang ketiga cendemng mengangkut asam amino asam, dan yang keempat
Penyakit Hartnup adalah pe- mengangkut asam amino basa (lisin, arginin, zat antara siklus urea ornitin) dan sistin.
nyakit genetik dan bersifat rese- Selain oieh pembawa-pembawa yang dependen-Na* ini, sebagian asam amino diang-
sil autosorn yang relatif jarang kut oieh melintasi membran luminal via pengangkut transpor yang terfasilitasi. Ke-
dijumpai. Kelainan ini berupa defek pada banyakan asam amino ditranspor oleh lebih dari satu sistem transpor.
transpor asam amino netral melintasi sel Seperti pada transpor glukosa, pembawa dependen-Na* di membran apikal sel epi-
epitel usus dan ginjal. Gejala dan tanda-
tel usus juga terdapat di epitel ginjal. Namun, di membran sel jaringan yang berlainan
nya disebabkan, sebagian, oleh defisiensi
terdapat isozim yang berbeda pula. Di pihak lain, pembawa yang terfasilitasi di mem-
asam amino esensial (lihat Komentar
Klinis). Sistinuria dan penyakit Hartnup bran serosal sel epitel usus serupa dengan yang dijumpai di sel jenis lain dalam tubuh.
berkaitan dengan defek pada dua protein Pada saat kelaparan, epitel usus. seperti halnya sel lain tersebut, menyerap asam
transpor yang berbeda. Pada masing- amino dari darah. Dengan demikian, transpor asam amino melintasi membran serosal
masing kasus, defek terdapat di sel usus, bersifat dua arah.
yang menyebabkan malabsorpsi asam
amino dari produk pencernaan di lumen
usus, dan di sel tubulus ginjal, yang me- Siklus y-Glutamil
nyebabkan penurunan resorpsi asam ami-
no ini dari filtrat glomerulus. Siklus y-glutamil berperan dalam transpor asam amino ke dalam sel usus dan ginjal
(Gbr.31 .7). Dalam hal ini, asam amino ekstrasel bereaksi Cengan glutation (y-
glutamil-sisteinil-glisin) dalam reaksi yang dikatalisis oleh transpeptidase yang terda-
pat di membran sel. Terbenfuk sebuah asam amino 1-glutamil, yang melintasi mem-
bran sel dan melepaskan asam aminonya di dalam sel. Produk lain dari kedua reaksi
ini diubah kembali menjadi glutation.
Reaksi yang mengubah glutamat menjadi glutation dalam siklus y-glutamil adalah
Lumen reaksi yang sama dengan reaksi yang diperlukan untuk membentuk glutation. Enzim
usus untuk sintesis glutation, tetapi bukan transpeptidase, ditemukan di pebagian besarja-
Asam
amino Na* ringan. Glutation juga berperan mereduksi senyawa, misalnya hidrogen peroksida (1i-
hat Bab 2l).
Sisteinilglisin
) kanan.
Y
Sistein
fil v'var,ru parun suaru senyawa Namun anak yang mengidap penyakit Hartnup yang diidentifikasi dengan pemeriksa-
ting yang membantu menentukan kebutuhan asam amino tertentu dan protein total da-
lam diet.
Bacaan Anjuran
Argiles JF, Lopez-Soriano FJ. Intestinal amino acid transport an overview. lnt J Biochem 1990..22:931-
939.
Christensen HN. Role of amino acid transport and countertransport in nutrition and metabolism. Physiol
Rev 1990,70:43-77.
SOAL
1. Jelaskan mengapa defisiensi tripsin akan lebih merugikan daripada defisiensi pro-
tease pencemaan lainnya.
JAWABAN
2. Kwashiorkor disebabkan oleh diet yang rendah protein tetapi cukup kalori. Penya-
kit ini biasanya timbul saat anak disapih karena mempunyai adik lagi. Makanan sang
anak kemudian berubah menjadi tinggi karbohidrat tetapi rendah protein. Karbohidrat
dalam makanan diubah menjadi asam lemak dan triasilgliserol oleh hati. Namun,
karena terjadi defisiensi asam amino, pembentukan protein di hati berkurang. Pem-
bentukan apoprotein B VLDL berkurang dan terjadi penimbunan triasilgliserol di hati
karena menunxxnya pembentukan VLDL.
78 Nasib Nitrogen Asam
Amino: Siklus Urea
Dibandingkan dengan metabolisme karbohidrat dan lemak, metqbolisme asam
amino bersifat lebih komplel<s. Kira tidak saja harus memperhatikan nasib
atom
karbon pada asam amino tetapi juga nasib nitrogen. selama metabolismenya,
asam'
amino bergerak di dalam darah dari satujaringan kejaringan toin. ,lt flirnya,
se-
bagian besar nitrogen diubah menjadi urea di hati din kalonnya dioksidasi
men-
jadi CO2 dan H2O oleh sejumlah jaringan (Gbr. 3g.I).
setelah makan makanan yang mengandung protein, asam amino yang dibebas-
kan dari pencernaan menembus usus untuk masuk ke hati melalui vena porta
hepa-
tika (lihat Gbr. i8.2A). Pada makanan normar yang mengandung 60-100 g prolein,
sebagian besar asam amino digunakai untuk membentui proteii ai
Nitrogen
lroti dan di ja-
ringan lain. Kelebihan asam amino dapat diubah menjadi glukosa.
asam amino
selama puasa, protein otot diurai menjadi asam smino. sebagian asam
anrino
/\ mengalami olrsidasi parsial untuk menghasilkan energi (ihat Gbr. 3g.28).
seba-
?oo- il"i, gian asam amino tersebut diubah menjadi aranin dan grutamin, yang,
dengan asam amino lain, dibebaskan ke daram darah. Gtutamii
bersama
9Hr tr r1-Coz dilksidasr oleh
berbagaijaringan, termasuk usus dan ginjar, yang mengubah sebagian karbon
H-g;rvHr, dctn
coo-
\ Y sitt
nitrogennya menjadi alanin. Alanin dan asam omino lain menuju t t
ott, tempat
karbon diubah menjadi glukosa dan badan keton dan nitrogen diubah" meniadi
Aspartat \u" urea, yang kemudian diekskresikan oleh ginjal. Glukosa, yang dihasilkan
melalui
proses glukoneogenesis, kemudian diot<sidasi menjadi cb,
ain H2o oleh banyak
jaringan, dan badan keton dioksidasi oleh berbagaijaringan
misalnya otot dan
ginjal.
Beberapa enzim penting dalam proses interkonversi asam amino dan
daram
pengeluaran asam amino sehingga rangka karbon dapat diol<sidasi.
Enzim-enzim
Gbr. 38.1. Sumber nitrogen untuk sintesis ters ebut adalah trqnsaminas e, glutamat dehidrogenas e,
dan deaminas e.
urea. Satu nitrogen urea berasal dari NH+*, ni_ Perubahan nitrogen asam amino menjadi urea terutama berlangsung
trogen yang lain berasal dari aspartat.
, di hati.
urea terbentuk dalam siklus urea dari NHat, co, dan nitrogen palda aspartat (ri-
hat Gbr. 38.1).'Mula-mula NHf,, co2, dan ATp bereaksi mingiositkon
karbomoir
fosfat' yang akan bereaksi dengan ornitin untuk membentuk sltrutin. Asportat kemu-
dian bereal<si dengan sitrulin membentuk argininosul<sinat, yang memiebaskanfu-
maral dan membentuk arginin. Akhirnya arginin diuraikan olei arginase
untuk
membebqskan urea dan membentuk kembali ornitin.
555
BAB 38 / NASIB NITROGEN ASAM AMrNO: STKLUS UREA 557
A Protein makanan
ru
d&
M
VLDL
Asam
arnino lain
Otot,
Ginjal
\ \
CO2+ H"O LaKat
Gbr. 38-2. Peran berbagai jaringan dalam rnetabolisrne asarn arnino_ A. Sebagian lain rnengalarni oksidasi pasiatr dan diubah rnenjadi alanin
Daiam keadaan kenyang asam amino yang dibebaskan dari pencer- dan glutamin" yang masuk ke dalam darah. (Alanin.|uga dihasilkan dari
naan protein makanan rnengalir melalui vena porta hepdika ke hati gtrukosa). Di ginjal, glutarnin rnernbebaskan amoaia ke dalanr urin dan
tempat asam tersebut digur,mkan unfuk rnernbenfuk proteic, ter*talna diubah nrenjadi alanin dan serin. Di sel usus" glutarnin diubah rnenjadi
protein darah, misalnya albumin senrn_ Ketrebihan asam amino diubah alanin- Alanin (asam amino glukoneogenik utama) dan asam anaino
menjadi glukosa atau triasilgliserol yang dikemas dan disekresikan da- lain masuk ke dalarn hati. Di trati" nitrogen pada asarn-asaxr amfuro ter-
lam \II-DI-- Glukosa yang dibentuk dari asam arxrino pada keae*aan ke_ sebut diubah menjadi urea yang kernudian diekskresikan dalam urin"
nyang disirnpan sebagai glikogen atau dibebaskan ke daXarn daratr apa_ sedangkan lrbsn pada asarn-asarn annino ter.sebut diubah rnenladi glu_
bila kadar glukosa darah rendah. Asam arnino yang melewati hati kosa dan badan keton, yang dioksidasi oleh berhagai jaringan untuk
diubah menjadi protein di.iaringan lain. B" Setra^rna puasa, asam arnino menghasilkan energi.
dibebaskan dari prctein otct. Sebagian langsung masuk ke datam danah-
558 BAcTAN vrr / METABoLTsME NTTRoGEN
Ditegakkan diagnosis hepatitis virus tipe A akut, yang mungkin terjangkit melalui
makanan terkontarrinasi virus yang dinikmati Teresa sewaktu berlayar. Dokter men-
jelaskan bahwa tidak terdapat pengobatan spesifik untuk hepatitis virus tipe A dan ia
memberi perawatan sjmtomatik dan penunjang (suportif) serta pencegahan penularan
kepada orang lain melalui rute feses-oral. Teresa mendapat asetaminofen 3-4 kali se-
hari untuk menghilangkan demam dan arrralgia selama ia sakit.
Jean Ann Tonich adalah seorang artis komersial berusia 46 tahun yang
baru-baru ini kehilangan pekerjaannya akibat sering mangkir (absen).
Suami yang telah menikahinya selama 24 tahun meninggalkannya sejak l0
bulan lalu. Ia mengeluh kehilangan nafsu makan, rasa lelah, kelemahan otot, dan de-
presi emosi. Ia kadang-kadang merasakan nyeri di daerah hati, kadang-kadang diser-
tai mual dan rnuntah.
Pada pemeriksaan fisik, ia tampak agak kusut dan pucat. Dokter menemukan
adanya nyeri tekan pada hati dan sedikit asites (cairan di dalam rongga peritoneum di
sekitar organ abdomen). Batas bawah hati teraba sekitar 2 inci (0,5 cni) di bawah batas
iga, yang mengisyaratkan terjadi pembesaran hati, dan teraba agak lebih padat dan
nodular daripada normal. Limpa Jean Ann tidak teraba membesar. Diperkirakan ter-
dapat ikterus ringan (perubahan wama kuning akibat penumpukan bilirubrn) yang
mengenai sklera (bagian putih mata). Tidak dijumpai kelainan kognitif atau neurolo-
gis yang jelas
Setelah mencium bau alkohol pada napas Jean Ann, dokter mengajukan pertanya-
an mengenai kemungkinan penyaiahgunaan alkohol, yang mula-rnula disangkal oleh
pasien. Namun, dengan pertany aanyanglebih intensif, Jean Ann mengakui bahwa se-
jak.5 atau 6 tahun terakhir, selagi perkawinannya mulai retak, ia mulai minum gin
setiap hari denganjumlah sekitar 50-70 g etanol sedangkan makannya berkurang.
B Reaksi Transaminasi
coo- .l coo-
'"i"'; I
HgN:C-H C=O Transaminasi adalah proses utama untuk mengeluarkan nitrogen dari asam amino.
.' I I
cH" Umumnya, nitrogen dipindahkan sebagai gr.rgus amino dari asam amino asal ke g-ke-
CHz
I I toglutarat sehingga terbentuk glutamat, sementara asam amino semula berubah men-
coo- coo- jadi asam g-keto padanannya (Gbr. 38.3). Misalnya, asam amino aspartat dapat meng-
H
Aspartat Oksaloasetat
alami transaminasi membentuk asam a-keto oksaloasetat. Dalam proses ini, gugus
amino dipindahkan ke g-ketoglutarat, yang berubah menjadi asam amino glutamat.
coo-
I
coo-
,""";'i
Semua asam amino kecuali lisin dan treonin dapat mengalami reaksi transaminasi.
C=O
r
Enzim yang mengkatalisis reaksi ini dikenal sebagai transaminase atau aminotransfe-
:H3N*C-H
I '.--l rase. Untuk sebagian besar reaksi ini, cr-ketogh,rtarat dan glutamat berfungsi sebagai
cH" CHr
I t- salah satu pasangan asam cr-keto-asam amino. Kofaktornya adalah piridoksal fosfat
: CH2 cHo (Gbr.38.a).
I t-
coo- coo- Secara keseluruhan, pada reaksi transaminasi, gugus amino dari salah satll asam
c/.- Ketoglutaral Glutamat amino menjadi gugus amino pada asam amino kedua. Karena bersifat reversibel,
reaksi ini dapat digunakan untuk mengeluarkan nitrogen dari asam amino atau untuk
Gbr.38.3. Transaminasi. Gugus amino dari sa-
memindahkan nitrogen ke asam cr-keto untuk membentuk asam amino. Dengan de-
lah satu asam amino dipindahkan ke asam ami-
no lain. Dalam reaksi ini, terlibat pasangan mikian, reaksi tersebut berperan pada penguraian maupun pembentukan asam amino.
asam amino dan asam cr-keto padanannya. o-
Ketoglutarat dan glutamat biasanya adalah sa-
lah.satu pasangan tersebut. Reaksi ini, yang Pengeluaran Nitrogen Asam Amino sebagai Amonia
bersifat reversibel, menggunakan piridoksal
fosfat (PLP) sebagai kofaktor. Enzimnya dise- Sel di dalam tubuh dan bakteri di dalam usus membebaskan nitrogen dari asam amino
but transaminase atau aminotransferase. A. Re- tertentu sebagai amonia atau ion amonium (NHo*). Karena kedua bentuk nitrogen ini
aksi umum. B. Reaksi aspartat transaminase. dapat saling bertukar, kedua sebutan iersebut di atas kadang-kadang digunakan untuk
BAB 38 / NASIB NITROGEN ASAM AMINO: SIKLUS UREA 569
;i#
OH
OH membran sel yang rusak akibat proses
peradangan. Pada hepatitis virus akut, ka-
cHs
CHg dar ALT serum sering meningkat lebih
I
,.
t-.1 tinggi daripada peningkatan kadar AST.
t Kadar fosfatase alkali, yang terdapat pada
\ membran antara sel hati dan duktus bilia-
(" Il ris, dalam darah juga meningkat pada
hepatitis virus akut.
Fi"
l-
c-coo-
' ?1
c-coo-
. ll-,
Peningkatan bilirubin total serum ter-
jadi akibat hati yang terinfeksi tidak mam-
." 1l ',
]N; :N]
't' " pu melakukan konjugasi terhadap bilirubin
CH
CH dan akibat sumbatan total atau parsial
HrC.'r\OH duktus biliaris yang keluar dari hati oleh
,"1
.B'
ll\*r'^cu, ll
pembengkakan akibat peradangAn hati.
Pada gagal hati fulminan, kadar bllirubin
I serum dapat melebihi 20 mg/dl, suatu
H
H"c tanda prognostik yang buruk.
o
,.P_)
c- coo- I c-coo-
lt H il
o o
Piridoksamin
Asam cr-keto2 fosfat Asam o-keto1
Gbr.38.4. Fungsi piridoksal fosfat (PLP) dalam reaksi transaminasi. Urutan berlangsungnya
reaksi adalah dari I ke 4. Piridoksal fosfat (terikat ke enzim) bereaksi dengan asam aminol,
membentuk suatu basa Schiff. Setelah pergeseran ikatan rangkapnya, terjadi pembebasan asam
cx-keto1 dan terbentuk piridoksamin fosfat. Piridoksamin fosfat kemudian membentuk basa
Schiffdengan asam cr-keto2. Setelah pergeseran ikatan rangkapnya, terjadi pembebasan asam
amino2, dan terbentuk piridoksal fosfat yang terikat ke enzim. Hasil bersih adalah bahwa gugus
amino dari asam aminol dipindahkan ke asam amino2. Dalam semua reaksi lain yang membu-
Karena kemungkinan adanya
tuhkan piridoksal fosfat, gugus amino substrat membentuk basa Schiffdengan piridoksal fos-
hepatitis alkoholik ringan dan
fat. Reaksi-reaksi tersebut berbeda dalam hal tempat ikatan asam amino mana yang diputuskan
mungkin sirosis alkoholik kronik,
pada satu langkah selanjutnya.
dokter memintakan pemeriksaan fungsi
hati pada Jean Ann Tonich. Hasil peme-
riksaan tersebut memberi hasil berupa ka-
dar ALT 46 uniVL (rentang acuan = 5-30)
dan kadar AST 98 unit/L (rentang dcuon =
10-30). Kadar bilirubin total serum adalah
keduanya. Ion amonium melepaskan sebuah proton untuk membentuk amonia me- 2,4 mgldL (rentang acuan = 0,2-1,0 mg/
lalui reaksi yang memilikipKg,3 (Gbr. 38.6). Dengan demikian, pada pH faali, kese- dL). Kadar fosfatase alkali serumnya ada-
imbangan condong ke NHan dengan faktor sekitar 100/1. Namun, penting untuk di- lah 151 uniVl (rentang acuan untuk wanita
catat bahwa NH3 juga terdapat di dalam fubuh karena bentuk inilah yang dapat dewasa = 56-155). Pemeriksaan serologis
menembus membran sel. Misalnya, NH3 masuk ke dalam urin dari sel tubulus ginjal untuk hepatitis virus memberi hasil non-
dan menurunkan keasaman urin dengan mengikat proton dan membentuk NHa*. reaKif. Kadar hematokrit dan hemoglobin
Glutamat dapat mengalami deaminasi oksidatif melalui reaksi yang dikatalisis darahnya sedikit di bawah rentang normal.
Kadar folat, vitamin B,r, dan besi serum
oleh glutamat dehidrogenase yang menghasilkan ion amonium dan cr-ketoglutarat juga sedikit menurun. Kadar etanol serum-
(Gbr. 38.7). N,A,D* atau NADP* berfungsi sebagai kofaktor. Reaksi ini, yang ber- nya pada kunjungan pertama adalah 245
langsung di mitokondria sebagian besar sel, bersifat reversibel; reaksi ini dapat meng- mg/dl (kadar di atas 150 mg/dl dianggap
gabungkan amonia ke glutamat atau membebaskan amonia dari glutamat. Akibat mengisyaratkan pemabuk).
570 eactetr vtl I METABoLISME NITRocEN
Gbr. 38.5. Ringkasan sumber Nlla' untuk siklus urea. Semua reaksi di atas ireversibel kecuali
glutamat dehidrogenase (GDFf). Flanya reaksi dehidratase, yang menghasilkan Nga* dari serin
dan treonin' yang memerlukan piridoksal fosfat sebagai kofaktor. Semua reaksi, yang tidak
diperliha&an terjadi di otot dan usus, dapat terjadi di hati" tempat NIfu* yang dihasilkannya di-
ubah menjadi urea-
cot)- coo-
,*"-i-l t NAO(P)*
I
: H3N -C-H
..,* * I c=o
3'^.. -
CHz cFiz
I I
CHz CH" reaksi transaminasi, glutamat dapat memperoleh nitrogen dari asam amino lain dan
I I- melryaskan amoniarnelalui reaksi glutamat dehidrogenase. Proses ini rnerupakan sa-
coo- COO-
Iah safu sumber amonia yang masuk ke dalam siklus urea.
Gbr.3&7. Reaksi yang dikatalisis oleh gluta- selain glutamat, sejumlah asam amino membebaskan nitrogennya sebagai tIHa"
rnat dehidrogenase" Reaksi ini nrudah reversi- (lihat Gbr. 38.5). Histidin dapat secara langsung rnengalami deaminasi rnembentuk
bel dan dapat menggunakan NAD atau NADp NHa" dan urokanat. Deaminasi serin dan treonin adalah reaksi dehidrasi yang memer-
sebagai kofaktor. Oksigen pada ce-ketoglutarat lukan piridoksal fosfat dan dikatalisis oleh serin dehidratase. Serin mernbentuk piru-
berasal dari FI2O.
vat, dan treonin membentuk c.-ketoglutarat- pada kedua reaksi tersebut, terjadi pem-
bebasan NHa".
G,lutamin dan asparagin memiliki gugus amida yang dapat dibebaskan sebagai
NHa* melalui reaksi deamidasi. Asparagin nengalarni aeamidasi oleh asparaginase
dan rnenghasilkan aspartat dan NlI4*. Glutaminase bekerja pada glutamin, memben-
; Gejala defisiensl vitanrin B, ada- tuk glutamat dan NlI4*. Reaksi glutaminase sangat penting fi grnjal; reaksi tersebut
lah dennatitis; anemia mikrositik rnenghasilkan amonia yang menjadi penyangga bagi urin dan menurunkan keasam-
hipokromik; rasa lemah {malal- annya.
se); lritabilltas; dan pada beberapa kasus" Di otot dan otalq tetapi tidak di hati, siklus nukleotida purin memrmgkinkan NlIa"
kejang, Asarn xanturenat (produk degra- dibebaskan dari asarn arnino (lihat Gbr 38.5). Nitrogen diperoleh oleh gtutamat dari
dasi triptofan) dan senyawa lain muncul di
asam amino Iain melalui reaksi hansanninasi. Kemudian glutamat memindahkan gu-
urin akibat kelidakrnarnpuan tubuh mela-
gus aninonya kepada oksaloasetat rmtuk membentuk asparta! yang rnemberikan
kukan metabolisme asam amino secara ni-
sempuma. Penurunan kernampuan rnem- trogen ke siklus nukleotida purin {xihat Bab 42). Reaksi pada siklus ini membobaskan
bentuk hern dari glisin dapat nrrenimbulkan funnarat dan b,ltlr"-
anernia mlkositih dan penumnan dekar- secara ring&as, NrIa" yang Dftasuk ke daram siHus urea dibentuk di dalam firbuh
boksilasi asarn amlno urituk membentuk melalmi deaminasi atau deannidasi asam arnino (lihat Gbr. 3g.5). NilI4" datam jumlah
neurotFanssmitter mungkn nnerupakan p*, cukup besarjuga dihasilkan oleh bakteri yang hidup di dalam truraen saluran cema-
nyebab tinnbulnya lcejang- Amonia ini masuk ke dalam vena porta hepatika drn mengalir ke hati.
BAB 38 / NASIB NITROGEN ASAM AMINO: SIKLTJS IJREA 571
cr-Ketoslutarat
t;;-;;r o-Ketoglutarat
'ffi""",
( ,
*-".*.,o A Reaksi lain
transaminasi
Oksaloasetat
ct-Ketoglutarat lAsam amino ;
fi-Ketoglutarat
Mitokondria
Sitosol .."IUrin
-_:_"
CQ2 + Nt-t,
:/.. '.. '
Urea 6= g
.\--,*,
I :NHzl
karbamoil
fosfat
sintetase
(cPsr)
,^t:::) o CHTNH,
t-
cH"
t'
cH. l-
I t- CH,
H-C-NH" t-
t- cH^
, H2N ;C-O- P- O- cooH t'
"l H-C-NH2
o- Ornitin t-
cooH
Karbamoil
fosfat ) ;ril:Lrbamoirase Ornitin
,NH,
.t..-- J
]NH;
C=O 'll-t-.-.. COOH
t
I C a NH:-cH
cH2 - NH
cH2 - NH | '-"' I
I
CH"_ NH CH"
cH" t- t'
CHo
t- I cH-
t'
cooH
CH, 9H,
t- I
H-C-NH2 H-C*NH;
cooH
o
argininosuksinat
t-
CH,
H-C-NH"
t'
cooH
Sitrulin
sintetase cooH
Sitrulin
Argininosuksinat
cooH
."-'-'i I
:H2N?C-H
'-"---l
CHz
I
cooH
Aspartat
Gbr. 38.10. siklus urea. Langkah dalam s.ikrus ini diberi nomor l sampai 5
BAB 38 / NASIB NITROGEN ASAM AMINO: SIKLUS UREA 577
kan dan dibentuk oleh siklus urea. Aspartat bereaksi dengan sitrulin, senyawa yang Siklus urea diajukan pertama
menghasilkan karbamoil fosfat dan ornitin. Melalui dua reaksi yang berurutan, ter- kali pada tahun 1932 oleh Hans
bentuk arlinin. Pemutusan arginin oleh arginase membebaskan urea dan membentuk Krebs dan seorang mahasiswa
kembali omitin. kedokteran, Kurt Henseleit, berdasarkan
pengamatan laboratorium mereka. Siklus
ini semula diberi nama siklus Krebs-Hen-
PEMBENTUKAN KARBAMOIL FOSFAT seleit. Kemudian, Krebs menggunakan
konsep daur ulang metabolik ini untuk
menjelaskan proses kedua yang juga me-
Dalam langkah pertama siklus urea, NHa*, CO2, dan ATP bereaksi untuk membentuk
nyandang namanya, siklus Krebs (atau
karbamoil fosfat (lihat Gbr. 38.10). Diperlukan pemutusan 2 ATP untuk membentuk
ATK).
ikatan fosfat berenergi tinggi pada karbamoil fosfat. Karbamoil fosfat sintetase I
(CPSI), enzim yang mengkatalisis reaksi pertama siklus urea, terutama dijumpai di
mitokondria hati. Pemberian angka Romawi mengisyaratkan bahwa terdapat kar-
bamoii fosfat sintetase lain, dan memang, CPSI, yang terletak di dalam sitosol, Apabila terjadi defisiensi ornitin
menghasilkan karbamoil fosfat untuk biosintesis pirimidin, menggunakan nitrogen transkarbamoilase (OTC), kar-
dari glutamin. bamoil fosfat yang dalam ke-
adaan normal seharusnya masuk ke da-
lam siklus urea akan tertimbun dan mem-
banjiri jalur biosintesis pirimidin. Pada ke-
PEMBENTUKAN ARGININ OLEH SIKLUS UREA
adaan ini, terjadi kelebihan asam orotat
(orotic acid), suatu zat-antara pada biosin-
Karbamoil fosfat bereaksi dengan ornitin untuk membentuk sitrulin (iihat Gbr. tesis pirimidin, yang dikeluarkan melalui
38.10). Ikatan fosfat berenergi tinggi pada karbamoil fosfat menyediakan energi yang urin. Hal ini tidak menimbulkan efek meru-
diperlukan oleh reaksi yang berlangsung di mitokondria dan dikatalisis oleh ornitin gikan, tetapi mengisyaratkan bahwa terda-
transkarbamoilase ini. Produk sitrulin dibawa melintasi membran mitokondria dan pat masalah dalam siklus urea.
masuk ke dalam sitosol.
Omitin, yang memiliki peran analog dengan sitrat dalam siklus ATK, adalah suatu Karbamoil
losfat
asam amino. Namunn asam amino ini tidak ikut membentuk protein selama proses sin-
tesis protein karena tidak terdapat kodon genetik unhrk asam amino ini.
Di dalam sitosol, sitrulin bereaksi dengan aspartat, sumber nitrogen kedua bagi cPsil Jalur ketika
sintesis urea, untuk menghasilkan argininosuksinat (lihat Gbr. 38.10). Reaksi yang di- OTC defektif
katalisis oleh argininosuksinat sintetase ini digerakkan oleh hidrolisis ATP menjadi V
AMP dan pirofosfat. Transaminasi oksaloasetat menghasilkan aspartat. Orotat
Argininosuksinat diputus oleh argininosuksinase untuk membentuk fumarat dan
arginin (lihat Gbr. 38.10). Dari karbon argininosuksinatyang disediakan oleh aspar-
tat, dibentuk fumarat. Fumarat diubah menjadi malat, yang digunakan untuk mem- bl
bentuk glukosa melalui jalur glukoneogenik atau untuk regenerasi oksaloasetat oleh Pirimidin Urin
reaksi siklus ATK. Oksaloasetat mengaiami transaminasi untuk membentuk aspartat
yang membawa nihogen ke daiam siklus urea. Dengan demikian, karbon pada aspar-
tat dapat didaur ulang menjadi aspartat.
Hepatitis alkoholik ringan dan si- ketersediaan substrat ini merupakan ciri umum jarur pembuangan,
rosis hepatis dini yang terjadi misalnya siklus
urea' yang mengeluarkan senyawa toksik dari tubuh. pengaturan
pada Jean Ann Tonich tidak ini merupakan jenis
pengaturan umpan lanlut (feed-forward) yang merupakan
cukup parah atau kronik sehingga tidak kebalikan pengaturan
umpan balik(feedback) yangkhas bagi jaltu yutg
terjadi pirau (shunt) aliran metaboiit berni_ -"nghusilkan produk fungsionar.
dua jenis pengaturan rain yang mengontroi siklis
trogen yang terbentuk di usus ke sirkulasi ^_ fda urea: pengaktifan arosterik
sistemik. Akibatnya, otak Jean tidak terpa_ C?SI oleh //-asetilglutamat (NAG) dan induksi/represi sintesis
en'zim siklus urea.
jan anfonia dan neurotoksin potensial lain NAG dibentuk secara untuk mengaktifka; cpsl; sejauh yang diketahui,
dalam kadar toksik yang diperkirakan ber_
-khusus
senyawa ini tidak memiliki fungsi lain. pembentukan
NAG dari asetil KoA dan gluta_
peran dalam patogenesis ensefalopati he_ mat dirangsang oleh arginin (Gbr. 3g.l l).
patika. Induksi enzim siklus urea terjadi sebagai respons terhadap
keadaan yang memer-
lukan peningkatan metaborisme protein, misainyu diet
tinggi protein atau puasa
jangka panjang. Pada kedua keadaan fisiologis
tersebut, sewaktu karbon asam amino
di-ubah menjadi glukosa, nitrogen asam amino diubah menjadi
urea. Induksi pemben_
tukan enzim siklus urea pada keadaan ini tetap terjadi
walaupun kadar enzim saat be-
lum terinduksi jauh melebihi kapasitas yung dib,rtohkan.
Kemampuan diet tinggi pro-
tein meningkatkan kadar enzim siklus *rea adalah jenis
rain d# pengaturan umpan
lanjut.
Gbr. 38.12. Ekskresi nitrogen selama puasa. Beberapa orang mula-mula diberi glukosa intra-
vena (lV) sesuai indikasi, kemudian mereka berpuasa. Dilakukan pengukuran ekskresi nitrogen
total serta nitrogen dalam urea (daerah gefap). Didasarkan dari Ruderman NB, dkk. Gluconeo-
genesis and its disorders in man.Dalam: Hanson RW Mehlman MA (ed). Gluconeogenesls.- ils
regulation in mammalian species. New York: John Wiley, 1976'518.
Selain menghasilkan urea, re-
aksi dalam siklus urea juga ber-
fungsi sebagai jalur untuk bio-
sintesis arginin. Dengan demikian, asam
amino ini tidak diperlukan dalam makanan
dewasa; namun zat ini dibutuhkan dalam
diet untuk pertumbuhan.
KOMENTAR KLINIS. Duapenyulitpaling serius padahepatitis virus akut Urea tidak diputus oleh enzim
yang terjadi pada pasien seperti Teresa Livermore adalah nelrosis hati manusia. Namun, bakteri, ter-
malif yang menimbulkan gagal hati fulminan dan timbulnya hepatitis masuk bakteri yang terdapat da-
lam saluran cema manusia, dapat memu-
kronik. Keduh penyulit ini jarang terjadi pada hepatitis virus akut tipe A, namrm tok-
tuskan urea menjadi arnonia dan COr.
sisitas asetaminofen dipetkirakan berperan menimbulkan disfungsi hepatoselular be- (Urease, enzim yang mengkatalisis reaksi
rat dan ensefalopati hepatika. ini, merupakan enzim pertama yang dapat
Untungnya tirah baring, nutrisi parenteral, dan terapi 1rang ditu'rkan untuk dikristalisasi)
menurunkan pembentukan toksin dari degradasi substrat bemitrogen oleh bakteri di Sampai tahap terlentu, manusia meng-
dalam lumen usus (misalnya pemberian lakhrlosa yang menurunkan kadar amonia ekskresikan urea ke dalam usus dan air
usus melalui berbagai mekanisme, penggunaan enema dan antibiotik untuk menu- liur. Bakeri usus mengubah urea menjadi
runkan flora usus, diet rendah protein) mengharrbat perkembangan lebih lanjut ense- amonia. Amonia ini, serla amonia yang dF
falopati hepatika pada Teresa Livermore. seperti sebagian besar pasien yang dapat hasilkan oleh reaksi bakteri lain di dalam
usus, diserap masuk ke dalam vena porta
bertahan hidup dari episode gagal hati fuhninan, pemulihan ke kesehatan sebelurn
hepatika. Dalam keadaan normal, amonia
sakit memerlukan waltu sekitar 3 bulan. Hasil pemeriksaan fungsi hati rsresa kem- ini diekstraksi oleh hati dan diubah menjadi
bali ke normal dan biopsi hati tidak memperlihatkan adanya kelainan histologik. urca.
575 BAGIAN VII / METABOLISME NITROGEN
Gejala dan tanda pada Jean Ann Tonich serta profil laboratoriumnya sesuai untuk
adanya peradangan hepatoselular reversibel ringan akibat alkohol (hepatitis alkoho-
lik) yang timbul pada jaringan hati yang telah mengalami pembentukan jaringan parut
ireversibel (dikenal sebagai sirosis hati alkoholik/Laennec). Ia diperingati agar segera
menghentikan minum alkohol dan memperbaiki status gizinya. Selain itu, Jean Ann
dirujuk ke unit rehabilitasi obat dan alkohol untuk terapi psikologis yang diperlukan
dan konsultasi sosial suportif. Dokterjuga merencanakan kunjungan ulang setelah 2
minggu.
Penyakit hati alkoholik, suafu sekuele penyalahgunaan alkohol kronik yang sering
terjadi dan kadang-kadang fatal, dapat bermanifestasi daiam tiga bentuk; perlemakan
hati, hepatitis alkoholik, dan sirosis. Masing-masing dapat berdiri sendiri-sendiri atau
ketiganya dapat muncul dalam berbagai kombinasi pada seorang pasien. Sirosis alko-
holik dijumpai pada hampir 9Yo dari seluruh autopsi yang dilakukan di Amerika Seri-
kat, dengan insiden puncak pada pasien berusia 40-55 tahun.
Alkohol mengalami oksidasi menjadi asetaldehida terutama oleh alkohol dehidro-
genase sitosol (Gbr. 38.14). Asetaldehida mengalami oksidasi menjadi asetat oleh
asetaldehida dehidrogenase sitosol dan mitokondria. Asetat sebagian besar berdifusi
dari hati ke dalam darah dan diserap oleh otot danjaringan lain untuk dioksidasi dalam
siklus ATK. Alkohol juga mengalami oksidasi menjadi.asetaldehida oleh sistem
pengoksidasi etanol mikrosom(microsomql ethanol oxidizing systezz, MEOS), yang
merupakan bagian superfamili P450. MEOS memiliki Km untuk etanol yang jauh le-
bih tinggi daripada alkohol dehidrogenase, dan pembentukan MEOS diinduksi oleh
etanol dan oleh substrat untuk anggota lain dalam famili sitokrom P450. Dengah de-
mikian, pada pasien yang mengkonsumsi etanol dosis tinggi jangka lama, MEOS
mungkin melakukan oksidasi alkohol sampai 30%.
Sebagian besar kerusakan jaringan pada alkoholisme kronik diperkirakan dise-
babkan oleh asetaldehida, yang tertimbun di dalam hati dan dibebaskan ke dalam da-
rah setelah seseorang minum alkohol dalam jumlah besar. Asetaldehida sangat reaktif
dan berikatan secara kovalen dengan gugus amino, nukleotida, dan fosfolipid untuk
membentuk adduct. Protein yang terganggu antara lain hemoglobin, kalmodulin, ri-
bonuklease, dan tubulin. Protein di jantung dan jaringan lain juga terpengaruh selain
protein di hati.
Salah satu akibat dari pembentukanadducr-asetaldehida adalah menururulyapem-
bentukan protein yang membentuk partikel lipoprotein hati, dan berkuranglya sekresi
protein yang dependen-fubulin. Sebagai akibat gangguan mekanisme sekretorik, ter-
jadi penimbunan triasilgliserol dan protein di hati. Walaupun lipoprotein berdensitas
sangat rendah (VLDL), yang meningkat pembentukannya akibat inhibisi oksidasi
asam lemak, meningkat di dalam darah, juga terjadi penimbunan protein dan tri-
asilgliserol dalam jumlah bermakna di hati. Penimbunan protein menyebabkan in-
fluks air ke dalam hepatosit dan pembengkakkan hati ikut serta menimbulkan hiper-
tensi porta dan kerusakan arsitektur hati.
Konsekuensi lain pembentukan adduct asetaldehida adalah peningkatan peroksi-
dasi lemak dan percepatan kerusakan akibat radikal bebas. Asetaldehida berikatan
langsung dengan glutation dan menurunkan kemampuan glutation melindungi tubuh
terhadap H2O2 dan meningkatkan pembentukan radikal hidroksil. Induksi MEOS juga
meningkatkan pembentukan radikal bebas.
Kerusakan akibat asetaldehida bersifat semakin menguat sendiri karena kerusakan
protein dan lemak menghilangkan kemampuan mitokondria mengoksidasi NADH
dan asetaldehida. Akibatnya, kadar asetaldehida menumpuk semakin tinggi. Rasio
NADHAIAD* yang tinggi pada alkoholisme kronik dapat menimbulkan asidosis lak-
tat, ketoasidosis, dan hipoglikemia. Karena laktat dan badan keton mengganggu
ekskresi asam urat melalui ginjal, juga dapat terjadi hiperurisemia.
Timbulnya sirosis hati, atau pembentukan jaringan parut pada hati. terjadi pada
kurang dari20Yo individu yang mengkonsumsi etanol secara kronik, tetapijauh lebih
banyak yang mengalami beberapa kelainan biokimia pada penyakit hati alkoholik.
Timbulnya fibrosis hati setelah konsumsi etanol dikaitkan dengan stimulasi perkem-
bangan mitogenik sel Ito menjadi fibroblas, dan stimulasi pembentukan kolagen serta
fibronektin. Kerusakan akibat radikal bebas juga ikut berperan menimbulkan fibrosis.
BAB 38 / NASIB NITROGEN ASAM AMINO: SIKLUS UREA 577
Hepatosit
Ei'irr"r
Glukosa
Gbr. 38.14. Efek etanol pada hati. Etanol mengalami oksidasi menjadi demikian, asam lemak hanya mengalami oksidasi parsial dan diubah
asetaldehida terutama oleh alkohol dehidrogenase (ADH). Asetalde- menjadi badan keton, atau diubah menjadi triasilgliserol. Induksi
hida mengalami oksidasi menjadi asetat terutama oleh asetaldehida de- enzim MEOS dan enzim lain pada ER (misalnya asil lemak gliserol
hidrogenase mitokondria. Etanol pada konsentrasi tinggi juga dapat transferase) secara bersamaan semakin meningkatkan pembentukan
dioksidasi oleh MEOS di retikulum endoplasma (ER). ADH mengha- triasilgliserol. Akibat penimbunan triasilgliserol, terjadi perlemakan
silkan NADH. yang menghambat glukoneogenesis dengan mengubah hati. Asetaldehida berikatan dengan berbagai molekul dan mengham-
piruvat menjadi laktat. Penimbunan laktat menyebabkan asidosis lak- bat proses detoksifikasi radikal toksik. Asetaldehida juga menghambat
tat. Kadar NADH yang tinggi juga memperlambat siklus ATK. Dengan pembentukan dan sekresi protein.
Juga terdapat komponen genetik, yang mungkin melibatkan gen kolagen, enzim pada
metabolisme etanol, danlatau respons sel hati terhadap peradangan atau infeksi virus.
Apabila sirosis hati telah terjadi, sebagian besar fungsi hati hilang. Kapasitas hati
untuk membortuk urea terganggu, sehingga terjadi penimbunan NH4+ dan mungkin
ensefalopati hepatika. Pembentukan dan sekresi albumin, protein pembekuan darah,
dan protein serum lain oleh hati menurun.
Karena kasus Jean Ann ringan, penghentian konsumsi etanol seurnur hidup dan
gizi yang baik kiranya dapat mencegah perburukan fungsi hati. Sebenamya, karena
hati memiliki kapasitas untuk membentuk sel yang baru dan sehat, prognosis untuk
pemulihan fungsi hati yang normal adalah baik.
Burung, agar dapat terbang, harus memiliki berat tubuh yang lebih ringan daipada
hewan darat. Dengan demikian, burung mengekskresikan nitrogen sebagai asam urat
dan basa purin lain, dalam presipitat putih padatyanghanya sedikit mengandung air.
Syair berikut ini dari The Biochemists' Songbook oleh Harold Baum berhubungan
dengan masalah ini dan reaksi siklus urea. Perhatikan bahwa Inggris menggunakan
oksoglutarat untuk cr-ketoglutarat. GDH untuk glutamat dehidrogenase.
Mereka yang memperhatikan masalah politik harus memberikan perhatian khusus
untuk syair terakhir dan definisi kebebasan.
The endogenous repletion ofwater in the sea Two amino acid oddities now enter on the scene,
Lets nitrogenous excretion prbceed quite easily The essential commodities, ornithine and citrulline;
For ammonia though toxic is quickly washed away Ornithine starts in the cytosol, citrulline in mitos. free
Sofish excrete (4 times) the ammonotelic way (repeat). Then thqt exchange...electrogenically.
But new terrestrial creatures to survive where it was dry Carbamoylphosphate carmabilates the ornithine
Developed metabolic features in order to detoxifi, So we get a kind of steady state generating citrulline;
Since urea is quite soluble and it doesn't make you sick Citrulline now is qcported, the combined with aspmtate
l4/e each excrete (4 times) as a ureotelic (repeat). And generates...argininosuccinate.
When protein breakdown is in&tced (to make new glucose, say) That Schiff base condensation utilises AW
Amino ocids thus produced give nitrogen oway, But there is now elimination andfumarate's setfree;
Keto acids are acceptors; and oxaloacetate Fumarate through citric cycle yields oxaloacetate
Transaminstes..-giving rise to aspartatu. That then in tarn-..gives onother aspartate.
Glutamote too may be producedfrom oxoglutarate That cleavage mentioned just before also yielded arginine
And now that it's been introduced deamination is itsfate Andwhathispathway'scalledaqtcleforeannowreadilybeseen
For inside each mitochondrion af every liver ceII For arginire is lrytdrolysed regenerating ornithine
Is GDH-..(reducing NAD as wel\- Which con uchange...for another citrulline.
Ammonia that's thus set free combined with COz That arginase reaction then also yielded urea
Utilizing ATP (and an extra squiggle too) (Aspartate gave one nitrogen, onefrom ammonia)
The efector of the synthetase is acetyl glutamate, And we thus complete the cycle that lA us leave the sea,
The productformed...corbamoylphosphate. Sing urea...which set the peoplefree.
- Harold Baum
Dari Baum H. The Biorlrcmis/fs'Sangbon,k, ed. ke-2- l-ondon: Taylor & Francis, 1995:51-52.
BAB 38 / NASIB NITROGEN ASAM AMINO: SIKLUS UREA 579
Bacaan Anjuran
Brusilow S, Horwich A. Urea cycle enzymes. In: Scriver CR, Beaudet AL, Sly WS, Valle D, eds. The meta-
bolic and molecular bases of inherited disease, ed 7, vol I. New York: McGraw-Hill, 1995:629.
Goldin R. The pathogenesis ofalcoholic liver disease. J Exp Path 1994,75:7 l-76.
SOAL
Dilaporkan adanya penyakit defisiensi yang mengenai masing-masing dari lima en-
zim pada siklus urea. Manifestasi klinis dapat muncul pada masa neonatus. Bayi yang
mengalami gangguan pada empat enzim pertama biasanya tampak normal saat lahir,
tetapi setelah 24 jam mengalami letargi progresif, hipotermia, dan apnea. Kadar amo-
nia dalam darahnya meningkat dan otak mengalami pembengkakan. Salah satu ke-
rnungkinan untuk menjelaskan pembengkakan tersebut adalah efek osmotik penim-
bunan glutamin dalam otak yang dihasilkan dari reaksi amonia dengan a-ketoglutarat
dan glutamat. Defisiensi arginase tidak separah defisiensi enzim siklus urea lainnya.
Berdasarkan informasi mengenai lima bayi baru lahir yang tampak normal saat la-
hir tetapi mengalami hiperamonemia setelah 24 jam berikut ini, tentukan enzim siklus
urea mana yang tsrganggu pada masing-masing kasus. Semua bayi memperlihatkan
kadar nitrogen urea darah (B[IN) yang rendah. (Kadar sitrulin nolmal adalah 10-20
FM).
Bayi Orotat Urin Sitrulin Darah Arginin Darah Amonia Darah Enzim Defektif
-
= nilai tidak diukur: rerdah = di bawah normal; tinggi = di atas normal
JAWABAI\
Bayi I nnengalami defek pada karbamoil fosfat sintetase I (CPSD, dan bayi [V meng-
alami gangguan pada omitin karbamoilase (OCT)- Bayi dengan kadar arronia tinggi,
arginin rsndah, dan sitrulin rendah pasti mengalami defek pada enzim siklus urea so-
belum reaksi yang menghasilkan sitrulin" yaitu CPSI atau OTC- Apabila CPSI ber-
fimgsi dan terbentuk karbamoil fosfat tetapi tidak dapat mengalami mstabolisasi lebih
lanju! j 'mlah yang berubah arah ke jalur sintesis pirimidin lebih besar daripada nor-
mal sehingga muncul va,t-entara orotat dalam urin. Dengan demikian, bayi I meng-
alami dofek pada CPSI (sitrulin rendah dan orotat dalam urin kurang daripada nor-
mal). Bayi trV mengalami defek OTC; terbentuk karbamoil fosfat tetapi tidak dapat
diubah menjadi sitrulin, sehingga sitrulinnya rendah dan terdapat orotat di dalam urin.
Bayi tr dair V rnemiliki kadar sitrulin yang tinggi, tetapi kadar arginin rendah. De-
ngan demikian, keduanyatidak dapatrnembentukarginin dari situlin" fuginino$ksi-
natt sintetase atau argininosuksinase mengalarri gangguan- Kadar sitrulin yang sangat
meningkatpadabuyr ll mengisyaratkanbahwahambatannya terletak di argininosuk-
sinat sintetase. Pada buyt V" kadar sitrulin mengalami peningkatan sdang" yarig
mengisyaratkan bahwa sitrulin dapat diubah menjadi arginin dan bahwa defek terle-
tak di argininozuksinase. Dengan demikian" penimbrman zat antara dalam siklus urea
tsrdistribusi antara argininosuksinat dan sitrulin (keduanya dapat diekskresikan me-
lalui udn)- Kadm arginin yang tinggi dan hiperamonemia yang lebih moderat pada
bayi III mengisyaratkan bahwq dalam kasus ini, defeknya terletak di arginase-
79 Pembentukan dan
PenguraianAsam Amino
Terdapat kodon genetik untuk Karena masing-masing dari kedua puluh asqm amino umum memiliki struktur
dua puluh asam amino. Selama tersendiri,jalur metabolismenya pun berbeda-beda. Banyak di antaraialur terse-
proses pembentukan protein, but memiliki relevansi klinis. Dengan demikian, kami hendak mencoba membahas
hanya kedua puluh asam amino ini yang sebagian besarjalur pembentukan dan penguraian asam amino yang beraneka
dimasukkan ke dalam protein. ragam dalam tubuh manusia tersebut. Namun, agar tidak terlalu membebani
mahasiswa dengan hal-hal rinci, kami berusaha menyajikan seringkas mungkin.
Sebelas di antara dua puluh asam amino tersebut dapat dibentuk di dalam
tubuh (Gbr. 39.1). Sembilan asam amino lainnya harus tersedia dalam makanan.
Sepuluh dari sebelas asam amino yang nonesensial tersebut dapat dibentuk dari
glukosa, tentu saja, ditambah dengan sumber nitrogen. Asam amino nonesensial
kesebelas, tirosin, memerlukan satu asam amino esensial,fenilalanin, untukpem-
bentukannya.
Rangka karbon pada l0 asam amino nonesensial yang berasal dari glukosa
tersebut dihasilkan dari zat antara pada glikolisis dan siklus asam trikarboksilat
(ATK). Empat asam amino (serin, glisin, sistein, dan alanin) dibentuk dari glukosa
melalui komponen jalur glikolitik. Zat antara pada siklus ATK (yang dibentuk dari
glukosa) menyediakan karbon untuk sintesis enam qsam amino nonesensial lainnya.
Glukosa
,/\
,/\
r\
TA
<----+ Oksaloasetat Asetil KoA
\,/ Y
t
Sitrat
L"
v I Glutamin :
\-\
lsositrat
T4
1""
a-Ketoglutarat . t , 6fr*"i"1* e'utamat semialdehida
\*__,/1"""'""'"' / \
GDH iProlin; ;Arginin
Gbr.39.l. Gambaran umum sintesis asam amino nonesensial. Sepuluh Hanya sulfur sistein yang berasal dari asam amino esensial metionin;
asam amino dapat dibentuk dari glukosa melalui zat antara dalam gli- karbon dan nitrogennya berasal dari serin. Reaksi transaminasi (TA)
kolisis atau siklus ATK. Asam amino nonesensial kesebelas, tirosin, melibatkan piridoksal fosfat (PLP) dan pasangan asam amino/asam cr-
disintesis melalui proses hidroksilasi asam amino esensial fenilalanin. keto.
580
BAB 39 / PEMBENTUKAN DAN PENGURAIAN ASAM AMINO 58I
A
\i"Ar;;i;
I Serin )f
I
"""-"'""
Alanin '--9 Darah
rI --->
Treonin i--+ i Glisin sistein
:.Y
Piruvat
\
I
Asetit KoA
Arginin
L, Histidin
Glutamin
"?:qril .""
Metilmalonil KoA
A
Valin
. Treonin I
, il;;;;;"
r Metionin :
B
, l9Y:i1".,
II
Asetil KoA + Asetoasetil KoA -------> HMG KoA
l +
I
I
Asetoasetat
; Treonin i (badan keton)
I Lisin i
1 lsoleusin I t
: Triptofan | | Fenilalanin, Tirosin
Gbr. 39.2. Penguraian asam amino. A. Asam amino yang menghasil- yang menghasilkan asetil KoA atau badan keton. Asam amino ini di-
kan piruvat atau za| antara dalam siklus ATK' Asam amino ini diang- anggap ketogenik.
gap glukogenik karena menghasilkan glukosa di hati. B' Asam amino
a-Ketoglutarat adalah prekursoi untuk sintesis glutamat, glutamin, prolin, dan ar'
ginin. Karbon untuk sintesis aspartat dan arparagin disediakan oleh ol<saloasetat.
Nasib karbon asam amino tersebut bergantung pada status fisiologis individu
dan,jaringan tempat berlangsungnya penguraian. Misalnya, di hati selama puasa,
rangka karbon asam amino membentuk glukosa, badan keton, dan COz' Dalam
keadoan kenyang, hati dapat mengubah zat antara dalam metabolisme asam amino
menjadi glikogen dan triasilgliserol. Dengan demikian, nasib karbon pada asam
o*iro ,nroro dengan nasib karbon pada glukosa dan qsam lemak. Hati adalah
satu-satunya jaringan yang memiliki semua jalur untuk membentuk dan mengurai-
kan asam amino.
sewaktu asam amino mengalami penguraian, karbonnya diubah meniadi
(a) COz, (b) senyawa yang menghasilkan glukosa di hati (piruvat dan zat
qnlara
dalam siklus ATK, yaitu a-ketoglutarat, suksinil KoA, fumarat, dan ol<saloasetat),
dan (c) badan keton atau prekursornya (asetoasetat dan asetil KoA) (Gbr. 39.2)'
Agar lebih sederhana, asam amino dianggap glukogenik apabila rangka karbonnya
dapat diubah menjadi glukosa, dan dianggap'ketogenik apabila rangka karbonnya
dipat diubah menjadi asetil KoA atau asetoasetaL Sebagian asam amino mengan-
582 BAGIAN vrr / ME't'ABoLrsME NrrRocEN
dung karbon yang menghasilkan glukosa dan karbon lain yang menghasirkan
osetil KoA atau qsetoasetat. Asam-asam amino ini bersifat glukogenik dan
ketogenik. Asam amino yang menghasilkan piruvat dianggap glukogenik karena
hati mengubah piruvat menjadi glukosa selama puasa. Di hati pada keadaan
puasa, piruvat tidak membentuk asetil KoA (dan badan keton) karena piruvat
dehidro genas e tidak aktif.
Asam amino yang disintesis dari zat antara pada glikolisis menghasilkan
piruvat apabila mengalami penguraian Qihat Gbr. 39.r dctn 39.2A). Asam amino
yang dibentuk dari zot antara dctlam siklus ATK diubah kembali menjadi zat antara
tersebut selama degradasinya. Histidin, suatu asam amino esensial, memiliki 5 kar-
bon yang diubah menjadi glutamat sehingga menjadi zat antara pada siklus ATK,
a-ketoglutarat.
sebagian asam amino esensial (asam amino yang tidak dapat disintesis di
dalam tubuh) memiliki karbon yang diubah menjadi piruvat atau zat antara
dalam siklus ATK. Triptofan menghasilkan alanin, yang diubah menjadi piruvat.
Metionin, treonin, valin, dan isoleusin membentuk suksinil KoA, danfenilalanin
(setelah diubah menjadi tirosin) membentukfumarat. Kqrena di hati piruvat
dan zat antara pada siklus ATK menghasilkan glukosa, assm aminoini bersifat
glukogbnik.
sebagian asam amino esensial dengan karbon yang menghasilkan glukosa juga
memiliki karbon lainyang menghasilkan badan keton (Iihat Gbr. 39 2B). Triptofan,
isoleusin, dan treonin mmghasilkan osetil KoA; danfenilalanin menghasilkan .
yang dikenal sebagai osteoporosis) dan kadar metionin serta homosisteinnya dalam
darah tinggi tetapi sistin rendah.
Berdasarkan semua informasi ini, ditambah dengan bertambah panjangnya tulang
panjang pada ekstremitas Homer dan tulang belakang yang sedikit melengkung (sko-
t\
,.. /
,I
liosis), menyebabkan dokter mencurigai bahwa Homer mungkin mengidap gangguan 3* Fosfogliserat
meiabolisme bawaan.
tf--/z
;\ --+ //
I
, \ " +
""'
i \ /,.si"j"in"
\ / -./nr,"oo
"'- Piruvat
+
I
Terdapat empat asam amino yang disintesis dari zat antara dalam glikolisis. Serin, v
yang menghasilkan glisin dan sistein, disintesis dari 3-fosfogliserat, dan alanin diben-
,4r3ll,
tuk melalui transaminasi piruvat yang merupakan produk glikolisis (Gbr. 39.3). Apa-
bila asam-asam amino ini mengalami penguraian, semua diubah menjadi piruvat aiau Gbr. 39.3. Asam amino yang berasal dri z-at
antara dalam glikolisis, Asam amino ini dapat
menjadi zat antara di jalur glikolitik/glukoneogenik sehingga dapat menghasilkan
disintesis dari glukosa. Karbonnya dapat di-
glukosa atau dioksidasi menjadi CO2.
ubah kembali menjadi glukosa di hati.
Serin
Dalam biosintesis serin dari glukosa, 3-fosfogliserat mula-mula mengalami oksidasi
menjadi senyawa 2-keto (3-fosfohidroksipiruvat), yang kemudian mengalami trans-
aminasi membentuk fosfqserin (Gbr. 39.a). Fosfoserin fosfatase mengeluarkan fosfat
sehingga terbentuk serin.
Pada banyak hewan, serin mengalami penguraian oleh serin dehidratase, suatu en-
zim yang memerlukan piridoksal fosfat (PLP) dan menghasilkan NHa* dan piruvat.
Jalur ini tampaknya kurang penting pada manusia, dan serin umumnya diuraikan me-
lalui reaksi transaminasi menjadi hidroksipiruvat yang diikuti oleh reduksi dan fosfo-
rilasi untuk membentuk 2-fosfogliserat, suatu zat antara dalam glikolisis yang mem-
bentuk PEP dau, kemudian, membentuk piruvat.
Terdapat mekanisme pengatur yang mempertahankan kadar serin di dalam tubuh.
Apabila kadar serin tnenurun, pembentukan serin meningkat melalui induksi 3-
fosfogliserat dehidrogenase dan melalui pelepasan inhibisi umpan-balik fosfoserin
f'osfatase (yang disebabkan oleh kadar serin yang tinggi). Apabila kadar serin mening-
kal sintesis serin menurun karena dehidrogenase tertekan dan fosfalase terhambat (li-
hat Gbr. 39.4).
Glisin
Glisin dimetabolis melalui sejumlah jalur yang berbeda. Glisin dibenhrk dari serin
rnelalui reaksi reversibel yang rnelibatkan tetrahidrofolat (Gbr. 39.5). Glisin juga
memindahkan se uah atorn karbon {karbon 2} ke tetratridrofclat" yang rnembentuk
CO2, dan MIau" Terahidrofolat adatah koenzim yang memindahkan gugus satu-
karbon pada berbagai tahapan oksidasi. Senyawa ini borasal dari vitamin folat (iihat
Bab 40). walaupun treonin bukan surnber utama glisin, penguraian treonin dapat
menghasilkan glisin.
Glisin mengalami oksidasi oleh D-asarn amino oksidase (lihat Gbr. 39.5). pmduk
yang terbentuh glioksalat, diubah kembali menjadi glisin oleh reaksi transaminasi"
yang selanjutnya dioksidasi menjadi oksalat, atau dioksidasi menjadi co2 dan H2o.
cH2,-o -'l' t*
CHzOH
Glikolisis -H r'i;r O-C-H -----> PEP------> Piruvat
Glukosa ;'"j'.*.;;;"** HO- C
I
I
coo- coo-
2-Fosfogliserat
3'Fosfogliserat A
rl
.;'
NAD*- Y I
\f I 3-fosfogliserat
l/ ^DP
t
oor4
aunio,oo"nu"u l\nrp
..,,r''* [ I
coo-
'' cH, -o -t?)
:,, |.
c=o H-c -oH
I
I
I
coo- cH2OH
3-Fosfo' Gliserat
A
hidroksiPiruvat
,l NAD.*
I
Glutamat |
\:
);t
I l
cr-KetoSlutarat/ I
I
NADH
1
cH2-o-iD cH2OH
I
I
H-C-NH; C=O
I
I
coo.- coo-
HidroksiPiruvat
3-Fosfo't--serin
-t
tostosean t<\r
ri)<-. PLP 1
coo-
sennftr.!-yi H-c=o
|
oL/'
Oksalat
I
coo-
FH+ 5,1o-iH2-FH. coo* --
J::
NAD+ ,HKor.iliit#{..oo_
c-Kctoglutarat Glutdmat coo-
I I
H-C-OH
5,10-CH2-FH4 C=O
I I
cH" c=o
t'
CHo
I
cH"
--+-+COz + HeO
t- t'
coo- cHo
t-
a-Kelo- coo-
glutarat
o- Hidroksi.
p-ketoadlpat
Gbr. 39.5. Metabolisme glisin. Glisin membentuk serin atau CO2 dan juga membentuk gljoksilat, yang diubah menjadi oksalat atau menjadi
NHa* melalui reaksi yang memerlukan tetrahidrofolat (FHa). Glisin CO: dan HzO.
BAB 39 / PEMBENTUKAN DAN PENGURAIAN ASAM AMINO 585
dari metionin) untuk membentuk sistationin. Reaksi ini dikatalisis oleh sistationin sin-
39. 1 : Berdasarkan pemeriksaan
tase. PemrJtusan sistationin oleh sistationase menghasilkan sistein dan a-ketobutirat, kadar metionin, homosistein,
yang membentuk suksinil KoA melalui propionil KoA. Baik sistationin sintase mau- dan sistin, dokter yang mena-
pun sistationase membutuhkan PLP. Jalur ini berfungsi sebagai rute penguraian ngani Homer Sistine menyimpulkan bah-
metionin yang utama. wa Homer mengidap homosistinuria akibat
Sisteirl menghambat sistationin sintase sehingga mengatur pembentukan dirinya defisiensi suatu enzim. Apa dasar kesim-
sendiri. Karena sistein memperoleh sulfumya dari asam amino esensial metionin, sis- pulan ini?
tein menjadi esensial apabila kadamya rendah dalam diet dan asupan metionin tidak
adekuat untuk sintesis sistein. Di pihak lain, pasokan sistein yang adekuat dari makan-
an "menghemat" metionin, yaitu, jumlah yang harus diuraikan untuk membentuk sis-
Sistationuria, adanya sistationin
tein berkurang. dalam urin, relatif sering dijum-
Apabila sistein mengalami penguraian, nitrogennya diubah menjadi urea, karbon- pai pada bayi prematur. Seiring
nya menjadi piruvat, dan sulfumya menjadi sulfat, yang diekskresikan melalui urin dengan maturasi, kadar sistationase me-
'(lihat Gbr. 39.6; lihat jugaBab 42). ningkat dan kadar sistationin di dalam urin
berkurang.
Pada orang dewasa, defisiensi genetik
Alanin sistationase menimbulkan sistatiouria. ln-
dividu dengan sistationase yang secara
Alanin dibentuk dari piruvat oleh reaksi transaminasi yang dikatalisis oleh alanin genetik normal juga dapat mengalami sis-
transaminase (ALT) dan dapat diubah kembali menjadi piruvat melalui kebalikan dari tationuria apabila terjadi defisiensi piridok-
reaksi yang sama (lihat Gbr. 39.3). Alanin adalah asam amino glukogenik utama sin (vitamin B,). (Sistationase memerlukan
kofaktor PLP, yang berasal dari vitamin
karena asam ini dihasilkan di banyakjaringan untuk transpor nitrogen ke hati.
Bu). Pada individu dengan defisiensi sista:
tionase, tidak dijumpai adanya kelainan
klinis yang khas. Kelainan ini mungkin
AsAM'AMl[|ofnrue.Fenffir*fiN#'"..-.'j'*f . jinak.
Effi
'DENGAN"ZAT"AI$TAnh oAUeM SJKLTiSTfiil ' "r'
Terdapat dua kelompok asam amino yang disintesis dari zat antara dalam siklus ATK,
satu kelompok berasal dari cr-ketoglutarat dan yang lain dari oksaloasetat (lihat Gbr. Semua reaksi transaminasi
39.1). Saat penguraian, empat kelompok asam amino diubah m enjadi zatantara dalam yang terlibat dalam sintesis atau
siklus ATK o-ketoglutarat, oksaloasetat, suksinil KoA, dan fumarat (lihat Gbr. I- penguraian asam amino me-
merlukan
merluKan PLP, yangvano berasal dari piridok-
oiridok-
3e.2A).
sin (vitamin Bu).
Metionin
Homosistein dioksidasi menjadi -\
suatu disulfida, homosistin. Un-
tuk menandakan bahwa kedua i sHi
:.,1.,,.,r
senyawa ini sedang dibahas, maka digu-
CHz
nakan istilah homosist(e)in. I
CHe
Homosistein l+
H _C _NH"
coo- coo- t"
+l +l coo-
H3N- CH H3N- CH Homosistein
I I Serin
CHz CHz sistationin
I
PLP
I sintase
CHz
,.t".,
cHz --vA Hzo
ISH:
ts:
"-1."
:sH:
:li
is;
?'F- ' ""1-"
cH" cH"
I t' cHz
CHz cH" l+
l+ l+ H-C-NH3
H-C- NH" H- C- NH3 I
t" I coo- Suksinil KoA
coo-
Homosisteln
coo-
Homosistin Hzo\
Sistationin
I t
Metilmalonil KoA
Piruvat J
+
so5-
Sulfit
tI
soi-
Sulfat
I
39-'l: Apabila kadar rnetionin *
dan homosistein dalam darah Urin
sangat meningkat dan kadar
sistin rendah, mungkin teriadi defek pada Gbr" 39.5. Pembentukan dan penguraian sistein. Sistein disintesis dari karbon dan nitrogen
sistationin sintase, tetapi juga terdapat ke- serin dan sulfirr homosistein (yang berasat dari metionin)- Selama penguraian sistein" sulfirr
mungkinan delisiensi sistationase. Pada diubah menjadi sulfat dan diekskresikan melalui urin sedangkan karbon diubah'menjadi pi-
detisiensi salah satu dari kedua enzim ter- ruvat.
sebut, sistein tidak dapat disintesis" dan
kadar homasistein akan meningkat. Ho-
rnosbtein akan diubah menjadi metionin
oleh realcsiyang memerlukan vitamin 8,.
dan tetrahidrofolat (lihat Bab 4O), dan akan
dioksidasi menjadi homosistin, yang akan
muncul di dalarn urin. Kadar sistein (yang
diukur sebagai produk oksidasinya, sbtin)
akan rendah.
BAB 39 / PEMBENTUKAN DAN PENGURAIAN ASAM AMNO 587
I Histidin
/,/'..
:
""
,/
t/
Formiminoglutamat (FIGLU)
Asam y-aminobutirat
(GABA)
Gbr. 39.7. Asam amino yang terkait melalui glutapat. Asam amino ini mengandung karbon
yang dapat diubah kembali menjadi glutamat, yang di hati dapat diubah menjadi glukosa. Se-
mua asam amino ini kecuali histidin dapatdibentuk dari glukosa'
diubah kembali menjadi glutamat oleh enzim yang lain, glutaminase, yang sangat
penting untuk ginjal. Amonia yang terbenhrk masuk ke dalam urin dan memrrunkan
keasamannya (NHr + H* --+ NHa*).
PROLIN
+
NH"
" "Tli,""" -coo -cH2- cH2-
t"
t:1- CH2-CH-COO- cH - coo-
1""""1'
N- ,r:N; ATPyrGlutut"t
Histidin ADP +P1+/
I
-^"Ji.{O
tl.**;
histidase
,l=r,91":"91:,99"o"
NADP-A
N;7tr";
H-C-CH2- CH2-
Urokanat
o
t
I
Glutamat semialdehida
+ t
I Spontan
-ooc - cH - cHz - cH2 - coo- -
l-- +
: NHi
t -ll-
HoC-CHo
CH HCIpCH-Coo-
il
NH H
N-Formiminoglutamat A1- Pirrolin 5-karboksilat
(FTGLU)
Vrno
'
-^',,.-',''t
,gr,i{@ *.J
t NADP..1\
)t'oo'"
Ns-Formimino-FH4
I /:rao
l.truHi H.?-?H.
i
N5.Formil-FHl H2C-6rCH-COO-
H2
Gbr. 39.11. Penguraian histidin. Bagian histi-
Prolin
din yang diberi tanda membentuk glutamat.
Bagian molekul sisanya menghasilkan satu Gbr.39.9. Pembentukan dan penguraian prolin. Reaksi 1,3, dan 4 terladi di dalam mitokon-
karbon untuk simpanan tetrahidrofolat (FHa) dria. Reaksi 2 berlangsung di dalam sitosol. Pembentukan dan penguraian ini melibatkan enzim
(lihat Bab 40) dan membebaskan NHa*. yang berbeda. Reaksi pembentukan rantai siklik (pembentukan basa Schiffl bersifat nonenzi-
matik, yaitu spontan.
&n.
t"
H-C-CH"-CH"-CH-COO-
il'
o
Glutamat semialdehida
A
I
I ransamtnasl I
v+
I
NHs
*t
rtaN-OH2-CH2- CH2- CH - COO-
ornitin
1
\
Siklus t
urea I
_/
NH"
t-
H2N -C-CH2- CH2- CH2- CH - COO-
Arginin
Gbr. 39.10. Pembentukan dan penguraian arginin. Karbon pada ornitin berasal dari glutamat,
yang diubah menjadi glutamat semialdehida. Reaksi pada siklus urea mengubah ornitin menjadi
arginin. Arginase mengubah arginin kembali menjadi omitin dengan membebaskan urea.
|'
ASPARTAT \ ;NHi
asparagin Vasparaglnase
sintetase I
Walaupun rute utama pembuangan aspartat adalah pengubahan aspartat menjadi ok-
saioasetat. namun karbon pada aspartat dapat membentuk fumarat. Dalam siklus
urea, Glutamat
oil...""". ./ -*ro
aspartat bereaksi dengan sitrulin untuk membenhrk argininosuksinat, yang meng- CiNH,,
berasal I
alami pemutusan dan membentuk arginin dan fumarat. Karbon pada fumarat CHz
dari aspartat (lihat Gbr.38.l0)" H-C-NHl
I
Sebuah urutan reaksi yang analog terjadi pada siklus nukleotida purin.
Aspartat I
METIONIN
Beberapa jenis sel tumor, ter-
Metionin diubah menjadi s-adenosilmetionin (sAM), yang memberikan gugus metil- utama sel leukemia, memerlu-
nya ke senyawa lain melalui rangkaian reaksi yang menghasilkan homosistein (Gbr' kan asparagin dari darah' De-
39.13). Metionin dapat dibentuk kembali dari homosistein melalui reaksi yang me- ngan demikian, asparaginase digunakan
merlukan tetrahidrofolat maupun vitamin B12 (topik ini akan dibahas secara lebih sebagai obat antitumor. Obat ini bekerja
rinci di Bab 40). Selain itu, homosistein dapat menyediakan sulfur yang dibutuhkan dengan mengubah asparagin menjadi as-
untuk sintesis sistein melalui reaksi yang memerlukan PLP. Karbon pada homosistein partat di dalam darah, dan menurunkan
jumlah asparagin yang tersedia bagi per-
kemudian diubah menjadi suksinil KoA. Dengan demikian, penguraian metionin
tumbuhan sel tumor.
menghasilkan suksinil KoA (lihat Gbr' 39.13).
590 aacleN vl / METABoLTsME NrrRocEN
\
SAM
I
EI **;fg'r:l;;;d-tr#,
Dengan demikian, ia tidak menderita de_
fisiensi folat atau 8," makanan atau enzim
yang memindahkan gugus metil dari tetra_
hidrofolat rnenjadi homosistein untuk
mernbentuk metionin. Dalam hal ini, kadar
homosistein meningkat, tetapi kadar me_
tionin rendah.
Spesimen biopsi dari hati Homer Sis- Glukosa4--
tine dikirim ke laboratorium riset biokimia Gbr' 39.13. Pengubahan asam arnino menjadi suksinil KoA. Asam
annino metionin, treonin,
rumah sakit untuk pemeriksaan enzim- Ak- isoleusin, dan valin, yang semlranya membentuk suksinil
tivltas sistationin sintase dilaporkan T% dt-
KoA melalui metilmalonil KoA,
perlu terdapat delam rnakanan. Melaluijalur ini, karbon pada
serin diubah rnenjadi sistein dan
bandingkan aktivitas pada hati normal. tidak rnembentuk suksinil KoA. SAM - S-adenosilmetionin.
BAB 39 / PEMBENTUKAN DAN PENGURAIAN ASAM AMINO 59I
o-Ketoisovalerat
I
cr-Keto- p- metilvalerat
+
(x,- Ketoisokaproat
rantai bercabang mengalami gangguan.
Akibatnya, asam amino rantai bercabang
.* *it dan analog cr-keto-nya (yang dibentuk me-
Dekarboksilasi
oksidatif I
I
h ''F lalui reaksi transaminasi) menumpuk dan
(asam d-keto l\CO, l\co^ l'*.o, muncul di dalam urin sehingga urin berbau
seperti sirup maple.
dehidrogenase) I
I
+ t
2-Metilbutiril KoA
I
lsovaleril KoA
lsobutiril KoA
I I +
\ V-Coz
\\ I t
HMG KoA
+F-'"-'-"i'""-
e'"iiik"n :
\
\ I Asetoasetat ;
I fsygsnggu p6d3
penyakit
maple syrup uine
Metilmalonil KoA
+
Suksinil KoA
t
Glukoneogenik Ketogenik
Gbr.39.14. Penguraian asam amino rantai bercabang. Valin membentuk propionil KoA. lsole-
usin membentuk propionil KoA dan asetil KoA. Leusin membentuk asetoasetat dan asetil KoA.
amino aromatik (fenilalanin, tirosin, dan triptofan) diubah menjadi senyawa yang Sejumlah kecil pasien hipedenil-
menghasilkan glukosa dan asetil KoA atau asetoasetat (Gbr. 39.15). Leusin dan lisin alaninemia memperlihatkan pe-
tidak menghasilkan glukosa; keduanya menghasilkan asetil KoA dan asetoasetat. nurunan kadar fenilalanin dalam
plasma apabila jumlah asam amino ini da-
lam makanan dikurangi, namun meng-
alami gejala neurologis progresif dan ke-
Fenilalanin dan Tirosin jang dan biasanya meninggal dalam 2
tahun pertama kehidupan (hiperfenilalani-
Fenilalanin diubah menjadi tirosin, yang mengalami penguraian oksidatif (Gbr. nemia maligna). Bayi-bayi ini memperlihat-
39.16). Langkah terakhir dalam jalur tersebut menghasilkan fumarat dan badan keton, kan aktivitas fenilalanin hidroksilase (PAH)
asetoasetat. Defisiensi berbagai enzim dalam jalur ini menyebabkan fenilketonuria, yang normal tetapi mengalami defisiensi
tirosinemia. dan alkaptonuria. dihidropteridin reduktase {DHPR), suatu
Fenilalanin mengalami hidroksilasi menjadi tirosin oleh suatu oksidase yang enzim yang diperlukan untuk regenerasi
tetrahidrobiopterin (BH.), suatu kofaktor
memiliki fungsi campuran, fenilalanin hidroksilase (PAH), yang memerlukan mole-
untuk PAH (lihat Gbr. 39.17), Walaupun le-
kul oksigen dan tetrahidrofolat (Gbr. 39. l7). Kofaktornya, tetrahidrobiopterin, diubah
bih jarang, dapat ditemukan bahwa aktivi-
menjadi dihiilrobiopterin melalui reaksi ini. Tetrahidrobiopterin tidak disintesis dari tas DHPR berjalan normal tetapi biosinte-
vitamin; zat ini dapat disintesis di dalam tubuh dari GTP. Namun, seperti kofaktor sis BH" terganggu. Pada kedua kasus
lain, persediaannya di dalam tubuh terbatas. Dengan demikian, dihidrobiopterin harus tersebut, terapi diet memperbaiki hiperfe-
diubah kembali menjadi tetrahidrobiopterin agar reaksi tetap dapat menghasilkan nilalaninemia. Namun, BH" juga meru-
tirosin. pakan kofaktor untuk dua reaksi hidroksi-
lasi lain yang diperlukan dalam sintesis
neurotransmiter di otak hidroksilasi tripto-
fan rnenjadi S-hidroksitriptofan dan tirosin
Triptofan menjadi L-dopa (lihat Bab 41). Diperkira-
kan bahwa timbulnya defisit aktivitas neu-
Triptofan mengalami oksidasi untuk menghasilkan alanin (dari karbon non-cincin), rotransmiter di otak menyebabkan, paling
format, dan asetil KoA. Dengan derrikian, triptofan bersifat glukogenik dan ke- tidak sebagian, timbulnya manifestasi neu-
togenik (Gbr.39.18). rologis dan kematian pasien.
592 BAGTAN vrr / METABoLIsME NITRocEN
Format I
ft'
cH2-cH-coo-
\
\:r+ Fumarat -'+ ATK -".
Alanin 1t
Fenilalanin
+
I cturot"
Piruvat
t
I
I
Glukosa
Gugus
nikotinamida
NAD, NADP
Fenilpiruvat
co2
--tr/ \
\
v-"'
ft*tt,-coo- \ \
Fenilasetat \
\ Gbr. 39.15. Asam amino ketogenik. Sebagian dari asam amino ini (triptofan, fenilalanin. dan
cH tirosin) juga mengandung karbon yang dapat membentuk glutamat. Leusin dan lisin bersifat ke-
,.-\
(( );tt'-dH-coo- togenik semata-mata; keduanya tidak membentuk glukosa.
\4
Feniltaktat
NAD dan NADP dapat dibentuk dari struktur cincin rriptofan. Dengan demikian,
Contoh plasma Piquet dikirim ke labo-
triptofan "mengurangi" kebutuhan niasin dalam makanan. Semakin tinggi kadar
ratorium riset kimia khusus. Diketahui bah-
wa kadar aktivitas fenilalanin hidroksilase triptofan dalam makanan, semakin rendah kadar niasin yang diperlukan untuk mence-
(PAH) kurang dari 1'/" nilai pada bayi nor- gah timbulnya gejala defisiensi.
mal. Ditegakkan diagnosis fenilketonuria Karena reaksi yang mengubah triptofan menjadi NAD(P) memerlukan pl.p, de-
(PKU) klasik. fi siensi piridoksin dapat menimbulkan gejala mirip-pelagra.
Sampai ditemukannya terapi gen yang
dapat menggantikan gen PAH defektif de-
ngan gen normal padanannya, terapi uta- Treonin
ma pada PKU klasik adalah memperta-
hankan kadar fenilalanin dalam darah Di hati, melalui salah satu jalw penguraiannya, treonin menghasilkan glisin dan asetil
antara 3 dan 12 mg/dl dengan pemba- KoA, Asetil KoA dapat digunakan oleh hati untuk membentuk badan keton atau diok-
tasan asupan asam amino esensial ini dari sidasi menjadi CO2.
makanan.
lsoleusin
Isoieusin menghasilkan suksinil KoA maupun asetil KoA. Dengan demikian, di hati
asam amino ini menghasilkan glukosa dan badan keton (lihat Gbr. 39. l3-39. l5).
Leusin
Leusin menghasilkan hidroksimetilglutaril KoA (HMG-KoA), yang mengalami pe-
Apabila kadar niasin dan tripto-
mutusan untuk membentuk asetil KoA dan badan keton asetoasetat (lihat Gbr. 39.13
fan dalam makanan tidak cukup,
timbul kelainan yang disebut pe- dan 39. l5). Asam amino ini tidak menghasilkan senyawa yang dapat membentuk glu-
lagra. Gejala pelagra adalah dermatitis, di- kosa. Sebagian besar jaringan tempat asam amino ini dioksidasi dapat memanfaatkan
are, demensia, dan, akhirnya, kematian. badan keton.
BAB 39 / PEMBENTUKAN DAN PENGURAIAN ASAM AMINO
593
NHa
Alkaptonuria terjadi aPabila ho-
t- mogentisat, suatu zat-antara da-
ilH2-i:H-COO- lam metabolisrne tirosin, tidak
dapat dioksidasi lebih lanjut karena enzim
Fenilalanin berikutnya pada jalur ini, homogentisat ok-
I
sidase, terganggu. Terjadi penimbunan
PKU fi fenilalanin hidroksilase homogentisat yang kemudian mengalami
+ auto-oksidasi dan membentuk pigmen ge-
lap sehingga warna urin berubah dan po-
f-."o.
v
Tirosinemia sering dijumPai Pa-
da bayi baru lahir terutama Yang.
...*-.-.*-roH prernatur. UmumnYa kelainan ini
^t'r-\\, ' bersifat jinak, dan pembatasan protein da-
\U.z'
Ho)----c.j
-ilH2 - i;OO-
lam makanan akan mengembalikan kadar
tirosin ke tingkat normal. Defek biokimia
Homogentisat penyebabnya belum diketahui.
Tirosinemia jenis lain berkaitan dengan
I
Alkaptonuria ff homogentisar oksidase defek enzim spesifik (lihat Gbr' 39.16). Ti-
* rosinemia ll disebabkan oleh defisiensi ge-
I netik tirosin aminotransferase (TAT) dan
v mungkin menyebabkan kelainan mata dan
I
Tirosinemia I * fumarilasetoasetat hidrolase kulit serta gangguan saraf. Pasien diobati
dengan diet rendah tirosin rendah fenil-
I
/*:-1 *lOO-
-OO** ill-l:: ^/\ 3
Ct{3-;C-ilH2- ilOO-
alanin.
Tirosinemia I fiuga disebut tirosinosis)
disebabkan oleh defisiensi genetik fumaril-
Fumarat Asetoasetat
asetoasetat hidrolase. Bentuk akut me-
nyebabkan gagal hati, bau seperti kol, dan
Gbr. 39.16. penguraian fenilalanin dan tirosin. Karbon karboksil membentuk CO2, dan karbon
kematian dalam umur beberapa tahun per-
lain membentuk fumarat atau asetoasetat. Defisiensi enzim (ltw) menyebabkan
penyakit yang
tertulis di sebelahnya. PKU: fenilketonuria' tama.
Lisin
Lisin menga_ndung dua gugus amino, yang keduanya tidak dapat mengalami transami-
nasi iangsurig. Lisin mengalami penguraian melalui jalur yang kompleks, denganzat
antara sakaropin, cr-ketoadipat, dan krotonil KoA. Akhirnya, lisin menghasilkan
asetil KoA (lihat Gbr. 39.15).
GTP
+
biosintesis {
+
Triptofan
* NH"
t"
I ":(x:li._*_") cH2- cH- coo-
t--* Format
H oo- Fenilalanin
rinurlnin . A...rt
OH OH
Tetrahidrobiopterin
dihidropteridin (BHr)
,' redukase
fenilalanin
hidroksilase
Asam xanturenat
dan metabolit
urin lainnya
NADH + H*
Gbr. 39.17. Hidroksilasi fenilalanin. Fenilalanin hidroksilase (PAH) adalah suatu oksidase
Gbr. 39.18. Degradasi triptofan. Salah satu
yang memiliki fungsi campuran, yaitu"molekul oksigen (O2) memberikan satu atom ke air dan
karbon pada cincin menghasilkan format. Ba-
satu atom ke produknya, tirosin. Kofaktor, tetrahidrobiopterin (BHa), teroksidasi menjadi dihi-
gian yang di luar cincin membentuk alanin.
drobiopterin (BH2), dan harus direduksi kembali menjadi BHa agar fenilalanin terus dapat
Kinurenin adalah zat-antar4 yang dapat diubah
membentuk tirosin. BHa dibentuk di dalam tubuh dari GTP. PKU terjadi akibat defisiensi PAH
menjadi sejumlah produk yang diekskresi di
(bentuk klasik), dihidrobiopterin redukfase, atau enzim dalam jalur biosintesis BHa.
dalam urin (contoh, xanthurenat), yang dipe-
cah menjadi COz dan asetil KoA, atau diubah
menjadi gugus nikotinamid NAD dan NADP,
yang juga dapat dibentuk dari vitamin niasin.
Pasien PKU klasik biasanya tampak normal saat lahir. Apabila penyakit ini tidak
dikenali secara dini dan diobati dalam beberapa bulan pertama kehidupan, bayi terse-
but secara perlahanlahan akan menderita retardasi mental ireversibel (skor IQ sering
kurang dari 50), perlambatan pematangan psikomotorik, tremor, kejang, ekzema, dan
hiperaktivitas. Diperkirakan bahwa sekuele neurologis sebagian disebabkan oleh in-
teraksi kompetitif antara fenilalanin dengan sistem transpor asam amino di otak dan
inhibisi pembentukan neurotransmiter. Perubahan biokimia ini menyebabkan gang-
guan pembentukan mielin dan perlambatan perkembangan neuron sehingga timbul
Metabolisme triptofan yang ab- gambaran klinis seperti yang dijumpai pada Piquet Yuria. :
normal teriadi pada defisiensi vi- Untuk membatasi kadar fenilalanin dalam makanan, di Amerika Serikat tersedia
tamin 8". Zal-anlara kinurenin preparat semisinteJik khusus misalnya Lofenalac atau PKUaid. Penggunaan preparat-
pada penguraian triptofan tidak dapat di- preparat ini menurunkan asupan fenilalanin makanan menjadi 250-500 mg/hari sam-
putuskan karena kinureninade memerlu-
bil tetap mempertahankan asupan zat gizi makanan lainnya. Walaupun secara umum
kan PLP yang berasal dari vitamin B". Aki-
batnya, zat-antara ini masuk ke dalam jalur
disepakati bahwa diperlukan kepatuhan terhadap rejimen ini selama sepuluh tahun
minor metabolisme triptofan dan mengha- pertama kehidupan, penggunaan preparat ini seumur hidup masih diperdebatkan. Na-
silkan asam xanturenat yang dikeluarkan mun, bukti mengisyaratkan bahwa apabila tidak patuh seumur hidup terhadap diet
melalui uiin. terbatas-fenilalanin ini, pasien dewasa pun dapat mengalami sekuele neurologis PKU.
Wanita pengidap PKU yang hamil harus berhati-hati mempertahankan kadar plasma
fenilalanin selama kehamilannya untuk menghindari efek hiperfenilalaninemia yang
buruk padajaninnya.
Orang tua Piquet diberi instruksi terinci mengenai makanan, yang kemudian
mereka ikuti secara cermat. Walaupun dokter anaknya tidak terlalu optinis, diharap
kan bahwa kerusakan yang telah terjadi pada sistem saraf sebelum terapi diet masih
minimal sehingga perkembangan psikomotorik selanjutnya rnemungkirkan Piquet
menjalani kehidupan yang relatif normal di kemudian hari.
Gambaran biokimia yang paling khas pada kelainan yang mengenai Homer
Sistine, defisiensi sistationin sintase,.adalah adanya penirnbunan homosis(e)in dan
BAB 39 / PEMBENTUKAN DAN PENGURAIAN ASAM AMINO 595
efisien,
metionin di dalam darah. Karena reabsorpsi metionin di tubulus ginjal sangat
dalam urin. Reabsorpsi homosistin, disulfida
asam amino.ini mungkin tidak dijumpai
homosistein, kurangefisien dan dapat ditemukan jumlah lebih dari I mmol
per hari
dalam urin.
Pada jenis homosistinuria yang pasiennya mengalami defisiensi
sistation sintase,
disebabkan oleh meningkatnya kecepatan
naiknya kadarmetionin serum diperkirakan
metionin akibat peningkatan ketersediaan homosis-
f"*Uunun iomosistein menjadi
iein (lihat Gbr. 39. l3). Pada homosistinuria tipe II dan tipe III, yang pada keduanya
me-
terjadi defrsiensi sintesis metil kobalamin dan Ns-metiltetrahidrofolat (keduanya
merlukan metilasi homosistein untuk membentuk metionin), kadar homosistein se-
rum meningkat tetapi kadar metionin serum rendah (lihat Gbr' 39'13)'
Temuan patologis yang mendasari gambaran klinis Homer Sistine diperkirakan
(dan mung-
(tetapi belum terbutti) disebabkan oleh peningkatan kronik homosistein
metionin) dalam darah dan jaringan. Serat zonula yang da-
kin s"nyu*u tain, misalnya
lensa mata di tempatnya tampak berjumbai dan putus-
lam keadaan normal menahan
lensa. Tulang rangka mengalami pengurangan sub-
putus sehingga terjadi dislokasi
tulang (yaitu osteoporosis) yang dapat menjelaskan
stansi dasar-lground substance)
pan-
mengapa tulang belakang melengkung. Pemanjangan tulang panjang melebihi
yang telahditentukan oleh gen menyebabkan postur menjadi jangkung'
' -plr"oUu*
lang
pada hewan mengisyaratkan bahwa peningkatan konsentrasi homosis-
tein dan metionin di otak dapat menyebabkan adenosin terperangkap sebagai s-ade-
normal
nosilhomosistein, sehingga kadar adenosin berkurang. Karena dalam keadaan
depresan kerja otak, defisiensi zat ini dapat menyebabkan pe-
adenosin merupakan
nurunan ambang kejang serta penurunan fungsi kognitif'
(bekuan
Pada pasien s"pl*i-loi sering terjadi gangguan vaskular akut. Trombus
jauh di dalam
darah) dan embolus (bekuan yang terlepas dan mengalir ke tempat
dilaporkan terdapat pada hampir semua arteri dan vena besar serta
sistem pembuluh)
pada pembuluh yang iebih halus. Bekuan tersebut menimbulkan infark organ vital
miokardium (otot jantung), paru, ginjal, dan banyak jaringan lain. Wa-
misalnya hati,
laupun peningkatan kadarhomosistein dalam serummenyebabkan peningkatatrpeng-
pemben-
g,r*palun t otbosit dan kerusakan sel endotel vaskular (yang menyebabkan
vasku-
tukan bekuan dan aterosklerosis), belurn ada mekanisrne penyebab gangguan
lar ini yang dapat diterima secara umum.
. e""gouutu" ditu,iukan pada menurunkan kadar homosistein dan nnetionin dalam
darah y-*g meningkat. Seiain diet rendah metionin" pada beberapa
pasien defisiensi
yang sangat
sistationinsintase, pemberian piridoksin (vifamin 86) oral dengan dosis
plasma' ("Res-
tinggi menurunkan sebara bermakna kadar homosistein dan metionin
pasien ho-
poiJef',gen"tis terhadap pengobatan piridoksin adalah 50% dari seluruh
namun'
lnosistinuria tipe I). PLP berfungsi sebagai kofaktor tmttrk sistationin sintase;
tidak di-
sifat molekular enzirn defektif yang menyebabkau terapi vitamin tse efektif
ketahui.
bunfung yang tidak stabil. Protein ini tidak memiiiki regio terminal c, suatu peruba-
han struktural yang menyebabkan aktivitas pAH kurang dari lyo.
sejak penelitian awal tersebut, analisis DNA membuktikan adanya lebih dari l0p
mutasi (missense, nonsense, insersi, dan delesi) pada gen pAH, yang disertai oleh
hiperfenilalaninemia, baik PKU maupun non-pKU. Bahwa pKU adalah fenotipe
heterogen juga ditunjang oleh penelitian yang mengukur aktivitas pAH dalam sampel
biopsi jarum yang diperoleh dari hati sejumlah besar pasien hiperfenilalaninemia de-
ngan derajat yang bervariasi. Aktivitas PAH bervariasi dari kurang 1%o darinormal
pada pasien PKU klasik sampai 35o/' da;ir aktivitas normal pada hiperfenilalaninemia
non-PKU.
Istilah hipermetionemia, homosistinuria (atau homosistinemia), dan sistationuria
(atau sistationemia) menandakan kelainatr biokimia dan.bukan penyakit klinis spesi-
fik. Masing-masing dapat disebabkan oleh lebih dari satu defek genctik spesifik. Mi-
salnya, paling sedikit terdapat tujuh kelainan genetik yang menyebabkan penin$katan
ekskresi homosistin di dalam urin. Defisiensi ,sistationin sintase adalah penyebab
tersering homosistinuria; telah'diteliti lebih dari 600 kasus yang telah terbukti pen-
derita.
Bacaan Anjuran
Mudd s, Levy H, Skovby F. Disorders of transsulfuration. In: Scriver cR, Beaudet AL, Sly wS, valle D,
ed The metabolic and molecular bases of inherited disease. Ed 7, vol I. New york: McGraw-Hill,
1995:1279-1327.
Scriver C. Kaufman S, Eisensmith R, Woo S. The hyperphenylalaninemias. In: Scriver CR, Beaudet AL,
Sly WS, Valle D, ed. The metabolic and molecular bases of inherited disease. Ed 7, vol l. New york:
McGraw-Hill, 1995: I 0 I 5-1 075.
SOAL
L Mengapa PKU tidak diobati dengan eliminasi total fenilalanin dari makanan?
JAWABAN
1. Fenilalanin adalah asam amino esensial, Walaupun tidak dapat disintesis di dalam
tubuh, asam amino ini diperlukan untuk sinteris protein. Dengan demikian, asam
amino ini paling tidak harus terdapat dalam jumlah minimal dalam makanan, juga
pada makanan untuk pasien PKU.
BAB 39 / PEMBENTUKAN DAN PENGURAIAN ASAM AMINO 597
2. Dalam tubuh manusia, tirosin hanya dapat dibentuk dari fenilalanin. Apabila jum-
lah fenilalaain dalam makanan dibatasi, tirosin menjadi asam amino esensial. Tirosin
harus terdapat dalam makanan.
3.
Asupan gizi yang dianjurkan Gugus yang mengandung atom karbon tunggal dapat dipindahkan dari satu sen-
(RDA) untuk folat adalah sekitar yawa ke senyawa lain. Atom karbon ini dapat berada dalam sejumlah status
200 pg pada pria dewasa dan olcsidasi yang berbeda-beda. Bentuk yang paling terorcidasi, co.2, ditransfer oleh
pada wanita dewasa yang tidak hamiUme-
biotin. Gugus satu-karbon dengan tingkqt ol<sidasi yang lebih rendah daripada co2
nyusui. Diet standar AS mengandung 50-
dipindahkan melalui reaksi yang melibatkan tetrahidrofotat (FH), vitamin Bs dan
500 pg folat yang dapat diserap setiap
S - o deno sil meti on in (SA |t I).
hari. Apabila defisiensi asam folatnya pa-
rah, dapat diberikan suplemen dalam do- Tetrahidrofolat, yang dibentuk dari vitamin folat, memperoleh unit sotu-karbon
sis 1,2 mglhari. dari serin, glisin, formaldehida, dan format. sewal<tu melekat ke FH4, g,tgus satu-
karbon ini mengalami olsidasi dan reduksi. Namun, apabila tetah teridiksi, gugus
tersebut tidak dapat di-reol<sidasi. secara kolektif, gugus satu-karbon yang melekat
ke FHayang membawanya ini dikenal sebagai depot satu-karbon (one-carbon pool)
Sebenamya hampir semua ma- (Gbr.40.I).
kanan mengandung folat dalam Gugus satu-karbon yang dibawa oleh FHa dipindahkan ke basa pirimidin
jumlah yang cukup besar, ter-
pada deolciuridin monafosfat (duMp) untuk membentuk deoksitimidin *ono-
utama sayuran hijau segar. Benar bahwa
kata folat berkaitan dengan faitage (daun). fosfat (dTMP), ke asam amino glisin untuk membentuk serin, ke prekursor basa
Sumberlain vitamin ini adalah hati, ragi, le- purin untuk menghasilkan karbon serta c2 dan cs pada cincin purin, dan ke
guminosa, dan beberapa buah-buahan. vitamin Bp.
Namun, proses memasak yang lama ter- vitamin Beterlibat dalam dua realsi di dalam nbuh. vitamin ini berperan
hadap makanan tersebut dapat rnerusak serta dalam penwsunan ulang gugus metil pada metilmalonil KoA unruk memben-
hampir 90% folat yang terkandung di da-
lamnya.
fn*"
Produk II Serin
Purin
(-ar.'Cx.
Gbr. 40.1. Gambaran umum simpanan satu-karbon. FFIa o C 4s6rr4u1an tetrahidrofolat (THo)
yang mengandung unit satu-karbon yang berada dalam tingkat oksidasi formil"
metilerL atau
metil (lihat Gbr- 40.3).
598
BAB 40 / TETRAHIDROFoLAT, vtrAMrN B,,. DAN s-ADENOsILMETIoNIN 599
tuk suksinil KoA. Vitamin ini juga memindahkan sebuah gugus metil, yang diper- Karena ada kemungkinan efek
oleh dari tetrahidrofolat, ke homosistein untuk membentuk metionin. SAM, yang toksik langsung alkohol pada ja-
dihasilkan dari metionin dan ATP, memindahkan gugus metil ke prekursor yang ringan hematopoietik pada Jean
membentuk senyaw(i misalnya kreatin, fosfatidilkolin, epinefrin, melatonin. Ann Tonich, dilakukanlah aspirasi sum-
sum tulang. Aspiratnya mengandung pre-
kursor sel darah merah dan putih dalam
S6telah pengangkatan kanker di usus besar dan menyelesaikan kemoterapi jumlah yang lebih dari normal, yang se-
F! bagian besar berukuran lebih besar dari-
I 1' I pascaoperasi dengan 5-fluorourasil (5-FU), Colin Tuma kembali mengun-
pada normal (yaitu megaloblas). Dengan
LJ jungi dokter ahli gastroenterologi untuk kolonoskopi rutin untuk melihat
perkembangan. Kolonnya nonnal, tempat anastomosisnya mengalami penyembuhan demikian, Jean Ann mengidap anemia
megaloblastik, yang khas untuk defisiensi
sempurna. Dokter menyatakan rasa optimis mengenai kesembuhan Colin dari kega-
folat atau vitamin 8,,.
nasannya tetapi mengingatkan agar ia secara teratur menjalani pemeriksaan kolono- . Kadar asam folat serum Jean Ann ada-
skopi selama beberapa tahun. lah 3,1 ng/ml (rentang acuan = 6-15), dan
kadar vitamin 8,. serumnya 154 pg/ml
Fungsi ventrikel kiri Arlyn Foma secara perlahan-lahan membaik setelah (rentang acuan = 150-750). Kadarbesi se-
doksorubisin (adriamisin), suatu obat yang diketahui bersifat kardiotoksik, rumnya normal. Dengan demikian, jelas
ditarik dari rejimen kemoterapi multiobatnya. Walaupun obat lain, ter- bahwa anemia megaloblastik pada Jean
Ann disebabkan oleh defisiensi folat (wa-
masuk metotreksat, dilanjutkan, perkembangan limfoma Arlyn tetap progresif.
laupun kadar vitamin B,, berada dalam
rentang normal bagian bawah). Penatalak-
Profil laboratorium awal, yang diperiksa saat Jean Ann Tonich pertama sanaan defisiensi folat murni pada pasien
kali berobat dengan gejala hepatitis alkoholik dini, mencakup analisis he- alkoholik adalah penghentian alkohol dan
matologi yang memperlihatkan bahwa Jean Ann mengidap anemia. Hemo- diet kaya folat.
globinnya 11,0 g/dl (rentang acuan : 12-16 untuk wanita dewasa). Hitung eritrosit
(sel darah merah) 3,6 juta sel/mm3 (rentang acuan : 4,0-5,2 untuk wanita dewasa).
Volume rerata sel darah merahnya (volume korpuskel rerata, mean corpuseular volu-
melMCY) 108 fL (rentang acuan 80-100), dan laboratorium hematologi melaporkan
variasi yang mencolok unfuk ukuran dan bentuk sel darah merah dalam apusan darah
tepi. Inti leukosit granulositik dalam darah memperlihatkan peningkatan segmentasi
(neutrofil polisegmen). Karena temuan ini mengisyaratkan anemia makrositik (ukur-
an sel darah merah lebih besar daripada normal), dilakukanlah pemeriksaan kadar fo-
lat dan vitamin B12 (kobalamin) dalam serum.
|_ ::j::'_ :-:\':E+ki.1,B*ft4':
Singkatan fL berarti femtoliter.
LAT'(FH;}-'- riYl:sffT Satu fl sama dengan 'l 0'" mili-
liter (mL).
Tetrahidrofolat dihasilkan di dalam sel manusia melalui reduksi vitamin folat (Gbr,
40.2). Walaupun secara struktural sebanding dengan tetrahidrobiopterin (lihat Bab
30), FH4 berbeda secara fungsional yaitu bahwa senyawa ini tidak terlibat dalam
reaksi oksidasi campuran dan mengandung sebuah vitamin. Vitamin folat disintesis
oleh bakteri dan tumbuhan tinggi,dari cincin pteridin bisiklik, asamp-aminobenzoat
(PABA), dan glutamat. Sejumlah residu glutamat lain dapat berikatan dengan folat
melalui ikatan amida yang melibatkan gugus karboksil rantai sisi glutamat.
Enzim pada brush border sel epitel usus membuang semua residu kecuali satu re-
sidu glutamat dari folat makanan sebelum folat tersebut diserap. Kemudian folat
mengalami rtlduksi, pertama-tama menjadi dihidrofolat kemudian menjadi tetrahidro-
folat (lihat Gbr.40.2). Enzim yang mengkatalisis kedua reaksi reduksi ini adalah dihi-
drofolat reduktase, yang menggunakan NADPH sebagai kofaktor. Sewaktu tetrahi-
drofolat masuk ke dalam sel, terjadi penambahan 4 atau 5 residu glutamat tambah- an.
Turunan poliglutamat yang tereduksi ini adalah bentuk yang berperan sebagai kofak-
tor dalam reaksi biokimia.
Obat sulfa, yang digunakan un-
tuk mengobati infeksi bakteri,
adalah analog PABA. Obat ini
OKSIDASI DAN REDUKSI GUGUS SATU-KARBON menghambat pedumbuhan dan pembe-
TETRATIIDROFOLAT lahan bakteri dengan mengganggu pem-
bentukan folat. Karena kita tidak mensinte-
Gugus satu-karbon yang dipindahkan oleh FHa melekat ke nitrogen N5 atau Nto atau sis folat, obat sulfa,tidak mempengaruhi
membentuk jembatan antara N5 dan Nlo. Kumpulan gugus satu-karbon yang melekat .manusia.
6OO sacraN vrr / METABoLISME NITRocEN
-i*.0.* Sumber karbon untuk depot satu-karbon adalah serin, glisin, formaldehida, histidin,
dan format (Gbr. a0.4). Serin adalah sumber karbon utama. Gugus hidroksimetilnya
FAD\ dipindahkan ke FHa oleh reaksi reversibel yang memerlukan piridoksal fosfat dan
/'? S-Metit-FHo
menghasilkan N5,M0-metilen-FHa dan glisin (Tabel 40. I ). Karena serin dapat disinte-
Y sis dari glukosa, karbohidrat makanan berfungsi sebagai sumber karbon untuk depot
/\ satu-karbon.
/ \
FADH?/ \
,"e)Hz
-/"\ 'N-
-/N-
H
5\ lJ /10
/ro
NADP+I , IrcH,
or 6"2
5,10-Metilen-FHa
:cu
\*-
-,N/"- o f coo-l
'\H /'o rr lH I
ol-cHe clN-c-H
I
5,10-Metenil-FHn II ?*,1
cHrl
I
?
Folat
(F) [ 3oo J"
s,co t-rr.rnDPH
.-u* c. -.il_
I ainiarotolat reduklase
\r*oor.
{0-Formil.FH+ OH t
Gbr. 40.3. Unit satu-karbon yang dilekatkan ry/YU\-"'*;'il-*
ke FH+. A. Bentuk aktif FHa. Untuk definisi R,
lihat Gambar 40.2. B. Interkonversi unit satu
,r*\*,Jt-;1''
karbon FHa. Hanya bagian FHa dari Ns sampai
Dihidrofolat
Nto y*g diperlihatkan. Setelah gugus formil (FHz)
membentuk jembatan antara N5 dan Nro, dapat
terjadi dua reduksi. Perhatikan bahwa 5-metil-
FHa tidak :dapat direoksidasi.
Tetrahidrofolat
(FHr)
Gbr. 40.2. Reduksi folat menjadi tetrahidrofolat (FHa). Enzim yang sama, dihidrofolat reduk-
tase, mengkatalisis kedua reaksi di atas. Di dalam sel ditambahkan residu glutamat (n = 5).
Tumbuhan dapat membentuk folat, tetapi manusia tidak. Dengan demikian, folat adalah zat gizi
yang diperlukan dalam makanan. R adalah bagian molekul folat yang diperlihatkan di sebelah
kanan Nlo.
BAB 40 / TETRAHIDROFOLAT, VITAMIN BI2, DAN S-ADENOSILMETIONIN 50I
Glisin bereaksi dengan FHa unhrk membentuk NHo*, CO2, dan N'"M'0-metilen- 40.1: Karena tidak mudah dire-
FH4. NAD1 berfungsi sebagai kofaktor untuk reaksi ini. oksidasi, M-metil-FH" dapat me-
Formaldehida, yang dibentuk selama pengwaian gugus metil pada berbagai se- numpuk apabila gugus metil ti-
nyawa misalnya kolin atau epinefrin, juga bereaksi dengan FHa untuk membentuk dak dapat dipindahkan ke vitamin 8,,. Apa
.A/5,M0-metilen-FH+. Histidin, selama penguraiannya, membentuk formiminogiuta- efek yang ditimbulkan oleh defisiensi vita-
mat (FIGL!). FIGLU bereaksi dengan FHa, membentuk glutamat dan 5-formimino- min B,, pada metabolisme folat?
FHa, yang membebaskan NHa" dan menghasilkan 1/5,Nt0-metenil-FH+.
Formaldehida )
Reduksi M,M"- M-Metil Vitamin 8,, + Metil-8,,
metilen-FH.
t-,s
I sunrssr $
@T
L15: )ru*cH,
+.o
(Epinefrin)
Glukosa
@ - d{r,
H (Formaidehida)
s!"., ^:;;",(Format))
NADP+ NADPH
dTMP
o
''tjl'H
,,____,4,- \ Ser Gly
Homoslsleln Purin Prekursor
rr,,J"nin O Cs) purin
(C2 dan
sAH /
}- snn,l
(1\setilserotonin
.+ Melatonin "
Gbr. 40.4. Sumber karbon (1-5) untuk simpanan FHn dan penerima karbon (A-D) dari depot. FHa r Q : FHa yang membawa sebuah unit satu-
karbon. Turunan FH;yang berperan dalam masing-masing reaksi tercantum dalam Tabel 40.1. .
602 BAGIAN VII / METABOLISME NITROGEN
FH, diperlukan untuk memben- Format juga bereaksi dengan FHa untuk membentuk M"/Vr0-metenil-FH4. Format
tuk timin dan basa purin yang dibentuk misalnya dari penguraian triptofan (lihat Bab 39). Reduksi N5,Nr0-metilen-
g digunakan untuk menghasilkan FHa menghasilkan 1/i-metil-FH+.
prekursor untuk replikasi DNA. Dengan
demikian, FH" diperlukan untuk pembelah-
an sel. Hambatan pada sintesis timin dan
basa purin baik oleh karena defisiensi folat
Penerima Gugus Satu-Karbon
dalam makanan maupun oleh obat yang
mengganggu metabolisme folat akan me- Gugus satu-karbon pada FHa dapat dioksidasi atau direduksi kemudian dipindahkan
nurunkan kecepatan pembelahan dan per- ke senyawa lain (lihat Gbr. 40.3 dan Tabel 40.1). Pemindahan semacam ini berperan
tumbuhan sel. dalam sintesis glisin dari serin, sintesis basa timin yang diperlukan untuk sintesis
DNA, basa purin yang diperlukan untuk sintesis DNA dan RNA, dan pemindahan
gugus metil ke vitamin B12 (lihat Gbr. 40.4).
Karena pengubahan serin menjadi glisin bersifat reversibel, glisin dapat diubah
menjadi serin dengan mengambil karbon dari depot satu-karbon.
Basa timin dibentuk dari urasil melalui reaksi yang memetilasi dUMP untuk mem-
bentuk dTMP (Gbr. 40.5). Sumber karbon adalah M/Vt0-metilen-FHa. Dua atom hi-
drogen dari FH+ digunakan untuk mereduksi karbon ke tingkat metil. Akibatnya,
dibentuk FHz. Reduksi FH2 oleh NADPH dalam reaksi yang dikatalisis oleh dihidro-
folat reduktase kembali menghasilkan FHa.
Pemahaman yang lebih baik Selama pembentukan basa purin, karbon 2 dan karbon 8 diperoleh dari depot satu-
mengenai struktur dan fungsi karbon (lihat Bab 4l). Nto-Formil-FHa menyediakan karbon 2, dan N5,lvt0-metenil-
basa purin dan pirimidin serta FHa menlediakan karbon 8.
metabolisme folat mendorong diciptakan- Setelah direduksi ke tingkat metil, gugus karbon yang dibawa oleh FHa dipindah-
nya senyawa yang memiliki efek antimeta- kan ke vitamin B12.
bolik dan antifolat. Obat-obat ini berguna
untuk mengobati penyakit neoplastik. Mi-
salnya, tumor kolon Colin Tuma berhasil
diterapi dengan S-fluorourasil (5-FU) (lihat
Bab 17). 5-FU adalah analog pirimidin,
yang di dalam sel diubah menjadi nukleo- Struktur Vitamin 8,,
tida fluorodeoksiuridilat (FdUMP). FdUMP
rnenyebabkan "kematian akibat kehabisan Struktw vitamin B12 (juga dikenal sebagai kobalamin) bersifat kompleks (Gbr. 40.7).
timin" (thymineless death), terutama bagi Vitamin ini memiliki cincin corrin, yang serupa dengan cincin porfirin pada hem. Na-
sel tumor yang kecepatan pertukaran mur, cincin corrinberbeda derigan hem, karena dua dari empat cincin pirol disatukan
(turnover rate)-nya tinggi. Zat ini meng-
secara langsung dan bukan melalui jembatan metilen. Cirinya yang paling tidak lazim
hambat pertumbuhan sel kanker dengan
memutuskan reaksi timidilat sintetase, adalah adanya kobalt, yang terkoordinasi dengan cincrn corrin (serupa dengan besi
yaitu perubahan dUMP menjadi dTMP (li-
hat Gbr. 40.5).
NADP+ NADPH
DNA
."0 4,f;/...*. ..4
t
Metotreksat
OH
40.1: Pada defisiensi vitamin +
H3N- CH2- COO- 5,10-Metilen
"s
B,r, sebagian besar folat dalam -FH4
Glisin
tubuh terperangkap secara ire-
versibei sebagai turunan metilnya, sehing-
ga tidak tersedia cukup banyak FHo bebas Deoksiribosa-P
untuk rnelaksanakan reaksi yang secara dUMP
normal diikutinya. Dengan demikian, de-
fisiensi vitamin B,, mencetuskan defisiensi Gbr. 40.5. Pemindahan unit satu-karbon dari serin ke dUMP untuk membentuk dTMP. Dalam
folat melalui mekanisme yang dikenal se- reaksi ini, FHa mengalami oksidasi menjadi FH2 (dihidrofolat). FH2 direduksi meniadi FHq oleh
bagai methyl trap theory (teori perangkap dihidrofolat reduktase. Persegi gelap menandakan reaksi tempat bekerjanya antimetabolit 5-FU
metil). dan rnetotreksat. Metotreksat menghambat dihidrofolat reduklase (lihat Gbr. 40.6).
BAB 40 / TETRAHiDRoFoLAT, vtrAMlN Br2, DAN s-ADENoSILMETIONIN 60l
cHs
cHg
Diet harian rerata di negara-ne-
gara Barat mengandung 5-30 pg
vitamin B,r; 5-15 pg di antaranYa
diserap ke dalam darah (RDA adalah seki-
tar 2 pg/hari). Konsentrasi total vitamin ini
Gbr,40.7. Vitamin Brz. X = deoksiadenosin dalam deoksradenosilkobalamin; X: CH: dalam dalam tubuh pada seorang dewasa adalah
metilkobalamin; X: CN dalam sianokobalamin (bentuk komersial yang terdapat dalam tablet sekitar 2-5 mg; 1 mg di antaranya terdapat
vitamin). di hati. Karena itu, defisiensi akibat keku-
rangan vitamin 8,, dalam makanan jarang
terjadi.
Walaupun Jean Ann relatif mengalami
malnutrisi akibat alkoholisme kronik, kadar
kobalamin serumnya masih berada dalam
yang terkoordinasi dengan cincin porfirin). Kobalt ini dapat membentuk ikatan de- rentang normal bagian bawah. Apabila ke-
adaan malnutrisi tersebut berlanjut, akhir-
ngan sebuah atom karbon. Di dalam tubuh, kobalt bereaksi dengan karbon sebuah gu-
nya akan terjadi defisiensi kobalamin.
gus metil, membentuk metilkobalamin, atau dengan karbon 5 deoksiadenosin, mem-
bentuk 5-deoksiadenosilkobalamin.
Walaupun dapat dihasilkan oleh bakteri, vitamin Br2 tidak dapat disintesis oleh
tumbuhan atau hewan tinggi. Manusia memperoleh sedikit vitamin B12 dari flora Anemia pernisiosa, suatu defi-
usus. Namun, sumber utama vitamin B12 adalah daging, telur, produk susu, ikan, ung- siensi faktor intrinsik, adalah ke-
gas, dan makanan laut dalam makanan. Hewan yang menjadi sumber makanan terse- lainan yang relatil sering ditemu-
but memperoleh vitamin B12 terutama dari bakteri dalam makanannya. kan dan disebabkan oleh malabsorpsi ko-
Faktor intrinsik, suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh sel parietal lambung, balamin makanan. Kelainan ini dapat ter-
jadi akibat defek herediter yang menye-
diperlukan untuk menyerap vitamin Brz (Gbr. 40.8). Faktor ini membentuk kompleks
babkan berkurangnya kemampuan sel pa-
dengan vitamin B12 (faktor ekstrinsik) dan mempermudah penyerapan vitamin ini
rietalis lambung menghasilkan faktor in-
oleh sel ileum, tepatnya segmen distal usus halus. Setelah diserap, vitamin disimpan trinsik atau akibat reseksi parsial lambung
di hati dalam jumlah cukup sehingga diperlukan waktu 3-6 tahun untuk dapat timbul atau ileum. Pembentukan faktor intrinsik
lagi gejala defisiensi kalau kita beralih dari diet yang adekuat ke diet yang sedikit atau sering menurun seiring dengan pertam-
tidak mengandung vitamin 812. bahan usia dan rendah pada orang tua.
5O4 BAGIAN VII / METABOLISME NITROGEN
Sel parietalis
Btz
I cH3;
,.4"
" ".
5
I
cH2
I-
cH.
I,
H-C-NH.
l"
coo-
Metionin
B coo-
""---. I
i CH3; C-H
I
C - SKoA Gbr. 40.8. Penyerapan, transpor, dan penyimpanan vitamin B12. Vitamin Brz dalam makanan
il berikatan dengan faktor intrinsik (IF), suatu glikoprotein disekresi oleh sel parietalis lambung.
o
B12 diserap di ileum dan dibawa oleh protein darah yang disebut transkobalamin (TC) ke hati
Metilmalonil KoA untuk disimpan.
I
I
I
lB''
I
FH41 CH3
\ctl-r'' baiknya diberikan kepada pa-
sien yang mengidap anemia
\
S-Adenosilmetionin (SAM)
pernisiosa?
|,,
e'"tu"o'
f+Cri.- proou*
/
S-Adenosilhgmosistein (SAH)
,/
Homosistein 4nd.no.in
SAM dibentuk dari metionin dan ATP. Setelah pemindahan gugus metilnya, SAM
membentuk S-adenosilhomosistein, yang mengalami pemutusan untuk membentuk
homosistein dan adenosin.
Metionin, yang diperlukan untuk sintesis SAM, diperoleh dari makanan, atau
dibentuk dari homosistein, yang menerima sebuah gugus metil dari vitamin B12 (lihat
Gbr. 40.10). Dengan demikian, gugus metil pada metionin dibentuk kembali. Bagian
metionin yang esensial dalam makanan adalah bagian homosisteinnya. Apabila kita
mendapat pasokan homosistein yang adekuat dari makanan, metionin tidak diperlu-
kan dalam makanan. Namun, tidak ada makanan yang banyak mengandung homo-
sistein.
Homosistein menyediakan atom sulfur untuk membentuk sistein (lihat Gbr. 39.6
dan 39. 13). Dalam hal ini, homosistein bereaksi dengan serin untuk membentuk sista-
tionin, yang kemudian mengalami pemutusan dan menghasllkan sistein dan cr-keto-
butirat. Reaksi pertama dalam rangkaian ini dihambat oleh sistein. Dengan demikian,
metionin, melalui homosistein, tidak digunakan untuk membentuk sistein kecuali
apabila kadar sistein di dalam tubuh lebih rendah daripada kebutuhan metabolik. De- Gangguan hematopoietik yang
ngan demikian, pasokan sistein yang adekuat dalam makanan dapat mengurangi ke- disebabkan oleh defisiensi 8,,
butuhan meiionin dalam makanan. identik dengan yang dijumpai
pada defisiensi folat, dan, sebenarnya, ter-
jadi akibat def isiensifolat yang disebabkan
KOMENTAR KLiNIS. Jean Ann Tonich mengalami defisiensi folat dan oleh defisiensi B,,. Pada pasien defisiensi
hampir mengalami defisiensi kobalamin (vitamin B12) akibat malnutrisi kobalamin, M-metilentetrahidrofolat tidak
derajat sedang-berat yang telah berlangsung cukup lama yang berkaitan de- dapat diubah menjadi FH. bebas (lihat
Gbr. 40.9). Pada dasarnya semua folat ke-
ngan alkoholisme kronik. Setelah terapi folat diberikan, dokter harus memastikan
mudian "terperangkap" sebagai turunan
bahwa anemia megaloblastiknya tidak disebabkan oleh defisiensi 812 murni atau de-
M-metil. Setelah simpanan FHo habis, ter-
fisiensi kombinasi folat dan B12. jadi defisiensi turunan tetrahidrofolat yang
Apabila folat tanpa kobalamin diberikan kepada pasien dengan dehsiensi B 12, obat dibutuhkan untuk biosintesis purin dan
tersebut hanya memperbaiki secara parsial anemia megaloblastik karena obat tersebut dTMP yang akhirnya menimbulkan ane-
akan memintas perangkap metil-folat dan hanya menyediakan koenzim FHa yang mia megaloblastik yang khas.
606 BAGIAN VII / METABoLISME NITROGEN
Defisit neurologis yang terjadi adekuat untuk konversi dUMP menjadi dTMP sehingga sintesis purin membaik. Aki-
pada defisiensi kobalamin diper- batnya, sintesis DNA normal, perbaikan DNA, dan pembelahan sel dapat berlang-
,kirakan berkaitan dengan reaksi sung. Namun, sindrom neurologis yang terjadi akibat inhibisi metilmalonil KoA mu-
metilmalonil KoA mutase (metilmalonil tase, dapat terus berlanjut kecuali apabila dokter yang merawat menyadari bahwa
KoA + suksinil KoA) di otak. Defisiensi 8,, diperlukan suplemen B12. Kasus Jean Ann, yang menunjukkan konsentrasi Brz serum
menyebabkan penimbunan metilmalonil berada pada ambang bawah dan riwayat makanan menunjang kemungkinan adanya
KoA, sehingga terbentuk asam metilmalo-
defisiensi B12, memerlukan terapi kombinasi suplemeh folat dan Brz untuk menghin-
nat (metilmalonat) yang kemudian di-
dari perangkap terapetik ini.
ekskresikan melalui urin.
Diajukan dua mekanisme untuk menje-
laskan patogenesis sekuele neurologis Colin Tuma tetap berada dalam keadaan sehat dan mematuhi pemeriksaan kolo-
pada delisiensi kobalamin. Apabila tertim- noskopi secara berkala. Perjalanan penyakit Arlyn Foma tidak terlalu menggembi-
bun, metilmalonil KoA dapat (a) menjadi rakan. Walaupun diberi kemoterapi agresif, keadaannya memburuk. Akhimya dicoba
inhibitor kompetitif malonil KoA dalam sin- terapi interferon tetapi kemudian Tn. Foma meninggal akibat invasi progresif sel
tesis asam lemak (lihat Bab 33) atau (b) kanker ke berbagai jaringan tubuhnya.
berfungsi sebagai pengganti malonil KoA
dalam pembenlukan asam lemak. Sfingoli-
pid pada selaput mielin mengalami per- KOMENTAR BIOKIMIA. Defisiensi folat menyebabkan menurunnya ke-
gantian (turnover) sangat cepat. lnhibisi tersediaan nukleotida purin dan timin yang b-erfungsi sebagai prekursor sin-
berat terhadap sintesis asam lemak atau tesis DNA. Penurunan konsentrasi prekursor-prekursor ini tidak saja mem-
inkorporasi metilmalonil KoA akhirnya me- pengaruhi pembentukan DNA selama replikasi sebelum pembelahan sel, tetapi juga
nyebabkan degenerasi mielin yang diser- pembentukan DNA dalam proses perbaikan kerusakan DNA.
tai dengan efek yang merugikan fungsi Penurunan metilasi deoksiuridinmonofosfat (dUMP) untuk membentuk deoksiti-
saraf.
midin monofosfat (dTMP), suatu reaksi yang memerlukan 1y'5'ro-metilen-tetrahidro-
Gambaran klinis klasik efek neurologis
defisiensi 8,. adalah rasa baal dan kese- folat sebagai koenzim (lihat Gbr. 40.5), menyebabkan naiknya rasio dUTP/dTTP in-
mutan simetris di tangan dan kaki, berku- trasel. Perubahan ini menyebabkan peningkatan penggabungan urasil ke daiam DNA.
rangnya sensasi getar dan posisi, dan tim- Walaupun sebagian besar urasil tersebut dapat dikeluarkan oleh enzim perbaikan
bulnya gangguan ayunan langkah berupa DNA, kurangnya ketersediaan dTTP akan menghambat reaksi perbaikan DNA yang
spastisitas. Pasien mungkin menjadi som- dikataiisis oleh DNA polimerase. Akibatnya terjadi fragmentasi DNA serta hambatan
nolen atau sebaliknya sangat mudah ma- replikasi normal DNA.
rah {megaloblastic madness). Akhirnya, Proses abnormal yang terjadi di inti ini merupakan penyebab timbulnya peng-
timbul bintik buta di bagian tengah lapang gumpalan dan polisegmentasi inti leukosit di dalam sumsum tulang dan darah perifer
pandang yang disedai gangguan fungsi
pasien anemia megaloblastik. Keadaan ini disebabkan oleh defisiensi folat primer
pengecapan (gustatorit<) dan penciuman
(olfaktorik). atau akibat defisiensi vitamin 812. Kelainan pada sintesis dan perbaikan DNA menye-
babkan kapasitas sel untuk membelah menghilang sehingga akhirnya sel mengalami
kematian.
Bacaan Anjuran
Alten RH. Megaloblastic anemias. In: Wyngaarden J, Smith L Jr, Bennett J, eds. Cecil textbook of medi-
cine. Philadelphia: WB Saunders, 1992:846-854.
Linder MC, ed. Nukition and metabolism of vitamins. In: Nutritional biochemistry and metabolism with
clinical applications. New York: Elsevier, 199 I : 137 - I 43.
SOAL
1. Reaksi atau proses apa yang akan terganggu oleh defisiensi metionin dalam
makanan?
2. Wanita hamil sering mengalami defisiensi folat. Reaksi folat apa yang sangat pen-
ting bagi janin?
40.3: Karena masalah pada
3. Nasihat mengenai asupan folat dan B12 seperti apayang sebaiknya diberikan oleh
anemia pernisiosa adalah tidak
adanya faktor intrinsik sehingga dokter kepada pasien vegetarian (orang yang hanya makan sayuran)?
saluran cerna tidak dapat menyerap vita-
min B,r, untuk mengobati kelainan ini B,, ti-
4. Seorang pasien anemia megaloblastik memiliki kadar asam metilmalonat serum
dak dapat diberikan per oral. Untuk itu, vi- 150 nM (rentang acuan : 70-270) dan kadar homosist(e)in (homosistein plus homo-
tamin 8,, biasanya diberikan melalui sistin) 200 prM (rentang acuan 5-16). Mungkinkah pasien ini mengidap defisiensi ko-
injeksi. balt atau folat?
BAB 40 / TETRAHIDROFOLAT, VITAMIN B12, DAN .g-ADENOSILMETIONIN 607
JAWABAN
l. Metionih, suatu asam amino esensial, penting untuk membentuk ^s-adenosilme-
tionin. SAM menyediakan gugus rnetil untuk sintesis epinefrin dari norepinefrin, fos-
fatidilkolin dari fosfatidiletanolamin, kreatin dari guanidinasetat, nukleotida bermetil
dar-i nr"rkleotida, dan melatonin dari serotonin. Tentu saja metionin juga diperlukan un-
tuk sintesis protein. sebenamya, asam amino ini tidak saja dijumpai di dalam rantai
protein, tetapi juga merupakan asam amino yang digunakan untuk mencetuskan sinte-
sis protein di ribosom (lihat Bab 14).
2. Folat diperlukan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel. Folat diperlukan untuk
membentuk timin (dUMP menjadi drMP), yang digunakan untuk sintesis DNA, dan
untuk sintesis purin, yang diperlukan untuk sintesis DNA maupunRNA dan, dengan
demikian, juga sintesis protein. FHa juga memindahkan gugus metil ke B12 /ang, pada
gilirannya, memindahkan gugus rnetii tersebut ke homosistein untuk membentuk
metionin. Metionin, sebagai SAM, menyediakan gugus metil untuk berbagai reaksi
yang penting bagi fr.mgsi tubuh.
3. Folat banyak terdapat di dalam sawran, dan vegetarian seharusnya tidak meng-
alarni defisiensi zat gizi ini. B 12, di pihak lain, disintesis oleh mikroorganisme, tetapi
tidak oleh tumbuhan tinggi. Kita memperoleh sedikit B12 dari bakteri di dalam usus,
tetapi sumber utama makanan kita berasal dari jaringan hewan, terutama hati tempat
vitamin ini disimpan. Para vegetarian ketat hanya makan tumbuhan sehingga tidak
memperoleh vitamin ini dari diet. Mereka mungkin perlu mempertimbangkan'suple-
men B12, terutama bagi wanita pada usia subur.
semua senyawa yang mengandung nitrogen dan disintesis di dalam tubuh berasal
dari asam amino. Dalam bab ini, kita membahas pembentukan dan penguraian
sebagian besar senyawa yang secara medis penting.
Glisin menyediakan karbon dan nitrogen untuk membentuk kreatin, hem, dan
basa purin. Kreatin disintesis dari glisin, arginin, dan s-:adenosilmetionin (sAM).
Zat ini bereaksi dengan ATP untuk membentuk lveatinfosfat, yang menyimpan dan
mengangkutfosfat berenergi tinggi di dalam sel. Kreatinfosfat secara spontan
membentuk struktur siklik menjadi lcreatinin, suatu produk iisa bernitrogen yang
diel<skresikan melalui urin. Kreatinin serum digunikan sebagai indikator
kecepiton
filtrasi glomerulus ginjal dan kreatinin urin sebagai uku:ran-untuk menilai kuantitas
senyawa lain yang diekslwesikan melalui urin.
Glisin bereaksi dengan sejumlah senyawa, membentuk konjugat yang lebih mu-
dah dielcslcresikan ke dalam urin karena peningkatqn kelarutan iatim
air. Glisin
membentuk glikokonjugat (misalnya glikokolat) dengan garam empedu,
serta de-
ngan metabolit lain dan obat, misalnya benzoat dan salisilat.
Hem dibentuk melalui ialur yang dicetuskan oleh kondensasi glisin dan supsinil
KoA untuk membentuk asam E-aminolevulinat (6-ALA). pirol, yang
berasal dari
6-ALA, berkondensasi membenruk cincin porJirin yang kemudiqn membentuk
kom-
pleks dengan besi (Fe2*) untuk menghasii*ai hem. Hem terdapat
di daram
sitokrom, mioglobin, dan hemoglobin. Besi, yang berfungsi sibagai komponen
hem dan metaloenzim tertentu, diserap dari saliranlrrio, aionfmt
dalam darah
di dalam transferin, dan disimpan di dalam sel sebagaiferitin.
Hem terurai menjadi bilirubin, yang diekskresikan melalui hati ke dalam
empedu sebagai diglukuronida (bilirubin terkonjugasi) dan
diubah olehflora usus
menjadi pigmen empedu lain dan kemudian dikeruarkan merarui
feses. Ikterus, yang
timbul akil'.,' penimbunan bilirubin dalam jaringan, disebabkan
oleh pembentukan
berlebihan rrtrirubin (misalnya pada anemia heiolitik), kegagalan
hiti metakukan
konjugasi bilirubin (misalnya pada hepatitis), atau gangguan elcskresi
bilirubin
(misalnya sumbatan duktus biliaris oleh kanker pankreiil.
Pada biosintesis purin, seluruh molekur glisin dimasukkan ke dalam
cincin.
Nitrogen lain disediakan oleh glutamin dan aspartat, dan karbon
sisanya berasal
dari Co2dan simpanan tetrahidroforat. purin-terurai menjadi asam urat, yang
sangat tidak larut. Asam ini dapat mengendap di sendi, menimbulkan
gout
(pirai).
cincin pirimidin dibentuk dari aspartat dqn karbamoil
fosfat. penguraian
pirimidin menghasilkan senyawa yang tidak berbahayo *iroinyo
rr"i, COr, don
H2O (Gbr.4l.5)
Seiumlah asam amino mengalami real<si dekarbolcsilasi
dan membentuk amina
yang berfungsi sebagai neurotransmiter dan/atau hormon,
misarnya asam
y-aminobutirat (GABA, suatu neurotransmiter inhibitorik),
histamin, serotonin,
dopamin, norepinefrin, dan epinefrin (Aspek rain pada metaborisme
asam amino
yang menghasilkan neurotransmiter dan hormon dijelaskan
di Bab 42 dan di
Bagian VIII.)
508
BAB 4I / PRODUK KHUSUS YANG BERASAL DARI ASAM AMINO 609
Michael Sichel tidak pemah mengalami krisis sel sabit selama 4 bulan ter-
akhir, namun setelah itu ia mengalami nyeri hebat rnenetap di abdomen ka-
nan atas yang menyebar ke bahu dan daerah skapula kanan. Sewaktu meng-
alami mual dan memuntahkan bahan kehijauan, ia menyadari bahwa gejala yang
sedang ia alami mungkin berkaitan dengan adanya batu empedu (kolelitiasis) yang
ditemukan sewaktu pemeriksaan sinar-X beberapa tahun yang lalu. Dokter di pusat
krisis sel sabit mendapatkan nyeri tekan lokal di kuadran kanan atas abdomen
Michael. Bising usus menghilang dan sklera (bagian putih mata) tampak kuning.
Warna urin seperti air teh dan tinja Michael berwama lebih muda daripada biasanya.
Pemeriksaan ultrasonografi (sonogram) pada abdomen memperlihatkan adanya be-
berapa batu empedu di dalam luinen kandung empedu dan sebuah batu yang menim-
bulkan sumbatan parsial di duktus koledokus bagian distal. Kadar bilirubin semmnya
6,7 mgldL (rentang acuan: 0,3-1,0) dan kadar bilirubin direk (atau terkonjugasi) 5,0
mg/dl (rentang acuan: 0,1-0,3). Kadar transaminase (ALT dan AST) serum hanya
sedikit meningkat, sedangkan kadar fosfatase alkali serum sangat meningkat yaitu
465 unit1L (rentang acuan : 30-120). Kadar amilase dan lipase (enzim pankreas)'se-
rum normal. Ditegakkan diagnosis ikterus obstruktif ekstrahepatik akibat batu di duk-
tus koledokus.
Masing-masing ginjal normalnya Katie Colamin, seorang perancang busana berusia 34 tahun, mengalamt
mengandung sekitar satu juta palpitasi janrung hebat sewaktu membungkuk untuk mengambil kucingnya.
unit glomerulus. Setiap unit di- Iajuga merasa nyeri kepala berdenyut dan berkeringat banyak. Setelah 5- 1 0
perdarahi oleh darah afteri melalui arteri- menit, gejala ini mereda. Satu minggu kemudian, instruktur aerobiknya. seorang pera-
arteri ginjal dan bedungsi sebagai "penya- wat, melihat bahwa Katie tampak sangat pucat dan gemetar. Instruktur tersebut me-
ring". Berbagai metabolit misalnya kreati- meriksa tekanan darah Katie yang temyata adalah 220 mmHg sistolik (normal sampai
nin keluar dari darah melalui pori-pori atau
140 pada keadaan istirahat) dan 132 mmHg diastolik (normal sampai 90 pada keadaan
salurari di kapiler glomerulus dan masuk
ke dalam cairan di dalam tubulus proksi- istirahat). Dalam 15 menit, Katie pulih dan tekanan darahnya kembali normal. Instruk-
mal ginjal untuk akhirnya dikeluarkan me- tur tersebut menyuruh Katie agar memeriksakan diri ke dokter esok harinya.
lalui urin. Apabila fungsinya utuh, jaringan Dokter mengatakan bahwa kompleks gejalayangdisertai hipertensi berat tersebul
glomerulus ini impermeabel terhadap se- mengisyaratkan adanya tumor di medula salah satu kelenjar adrenal (feokromosi-
mua protein kecuali protein terkecil. Na- toma) yang secara episodik mengeluarkan sejumlah besar katekolamin, misalnya
mun, apabila mengalami peradangan norepinefrin (noradrenalin) dan epinefrin (adrenalin). Tekanan darah Katie normal
akut, fungsi sawar ini hilang dan albumin sampai timbul tekanan sedang di sebelah kiri umbilikus yang mencetuskan serangan
atau protein lain dapat ditemukan di urin.
khas dan peningkatan tekanan darah mendadak. Ia segera dijadwalkan untuk pemenk-
Peradangan mencolok pada kapiler
saan magnetic resonance imaging (MRI) terhadap kelenjar adrenal. MRI memperli-
glomerulus yang menyedai glomerulone-
fritis pascastreptokokus menurunkan se- hatkan massa berukurun3,5 x 2,8 x 2,6 cm di kelenjar adernal kiri, khas untuk feokro-
cara bermakna aliran darah ke permukaan mositoma.
penyaring glomerulus. Akibatnya, kreati-
nin, urea, dan metabolit lain yang terdapat
dalam darah yang dalam keadaan normal
akan tersaring ke dalam urin dengan kece-
patan normal (angka filtrasi glomerulus
atau GFR) tidak dapat mencapai saringan
Pembentukan kreatin berawal di ginjal dan diselesaikan di hati. Pada langkah pertama
tersebut sehingga menumpuk di dalam
pembentukan kreatin, yang terjadi di ginjal, glisin bergabung dengan arginin untuk
plasma.
Kelainan ini menjelaskan profil labora- membentuk guanidinoasetat. Dalam reaksi ini, gugus guanidinium pada arginin (gu-
torium Rena Felya sewaktu mengalami gus yang juga membentuk urea), dipindahkan ke glisin, dan molekul arginin sisanya
penyakit peradangan glomerulus akut. dibebaskan sebagai omitin. Guanidinoasetat kemudian mengalami metilasi di hati
oleh S-adenosilmetionin (SAM) untuk membentuk kreatin (Gbr. 41.1).
Kreatin mengalir melalui darah ke janngan lain, terutama otot dan otak, tempatzat
ini bereaksi dengan ATP untuk membentuk kreatin fosfat yang berenergi tinggi.
Reaksi ini, yang dikatalisis oleh kreatin fosfokinase (CK, juga disingkat sebagai
CPK), bersifat reversibel. Dengan demikian, sel dapat menggunakan kreatin fosfat
untuk membentuk kembali ATP.
Kreatin fosfat, yang berfungsi sebagai simpanan fosfat berenergi tinggi (dalam
jumlah kecil) yang cepat menghasilkan ATP dari ADP, berperan penting dalam otot
yang berkontraksi. Senyawa ini juga membawa fosfat berenergi tinggi dari mitokon-
dria, tempat pembentukan ATP, ke filamen miosin, tempat ATP digunakan untuk
kontraksi otot.
Kreatin fosfat adalah senyawa yang tidak stabil. Kreatin fosfat membentuk struk-
tur cincin secara spontan menjadi kreatinin (lihat Gbr. 4l . 1). Kreatinin tidak dapat di-
metabolis lebih lanjut. Senyawa ini diekskresikan melalui urin. Pada individu dengan
diet terbatas, ekskresi kreatinin mencerminkan hilangnya senyawa yang menyediakan
gugus metil yang dipindahkan oleh SAM.
Jumlah kreatinin yang diekskresikan setiap hari bersifat konstan dan bergantung
pada massa otot. Dengan demikian, hal ini dapat digunakan sebagai perkiraan untuk
menentukan jumlah senyawa lain yang diekskresikan melalui urin. Volume urin sa-
ngat beragam bergantung pada waktu dan asupan air. Pada setiap saat tertentu, kon-
Sel otot dan otak memiliki se- sentrasi senyawa dalam spesimen urin tidak memberi perkiraan yang baik melgenai
jumlah besar kreatin fosfokinase jumlah total senyawa bersangkutan yang diekskresikan setiap hari. Namun, apabila
(CK), dan kerusakan sel-sel ini konsentrasi senyawa dibagi oleh konsentrasi kreatinin, hasilnya memberi perkiraan
menyebabkan enzim tersebut bocor ke da- yang lebih baik mengenai kecepatan ekskresi sebenamya.
lam darah. Untuk mendiagnosis dan
mengevaluasi pasien yang mengalami
stroke atau serangan jantung, dilakukan
pengukuran kadar CK serum. Adanya 5%
atau lebih CK dalam darah dalam bentuk
isoform MB mengisyaratkan serangan jan- Glisin membentuk konjugat dengan berbagai senyawa. Di Bab 34, dijelaskan reaksi
tung (lihat Bab 8 dan 9). yang menghasilkan konjugat glisin dan garam empedu. Garam empedu terkonjugasi
BAB 4I / PRODUK KHUSUS YANG BERASAL DARI ASAM AMINO 6II
o-
I
rc-P-NH
3 '(N-CH.
NH
t " -4=+
I' O=C I
nonenzimatik
j:",,**
*Urin
\a_N-"na
Ho\^tH2
I c
il
o
Kreatin fosfat
H2
Kreatinin
tersebut memiliki pK yang lebih rendah daripada garam empedu tidak terkonjugasi
Di hati, komponen makanan dan
sehingga berfungsi sebagai deterjen yang lebih baik dalam proses pen- cemaan lemak
aditif benzoat membentuk suatu
di lumen saluran cema. Banyak obat larut-lemak juga bereaksi dengan glisin untuk
konjugat dengan glisin yang di-
membentuk turunan yang lebih larut-air.
kenal sebagai asam hipurat (N-benzoilgli-
sin). Kemampuan hati membentuk asam
hipurat dahulu digunakan untuk mengeva-
luasi fungsi hati. Uji yang sekarang dilaku-
kan mengukur enzim spesifik misalnya
AST yang bocor ke dalam darah dari sel
Struktur hati yang rusak. Bentuk predominan
ekskresi aspirin dalam urin juga merupa-
Hem terdiri dari sebuah cincin porhrin yang berkoordinasi dengan sebuah atom besi
kan konjugat glisin yaitu salisilglisin (juga
(Gbr. al.2). Terdapat empat cincin pirol yang disatukan oleh jembatan metenil disebut salisilurat). Reaksi konjugasi tipe
(-CH-) untuk membentuk clncin porfirin. Delapan rantai sisi berfungsi sebagai ini, selain sistem P450 (lihat Bab 21), ber-
substituen pada cincin porfirin, dua rantai pada sisi masing-masing pirol. Rantai- fungsi sebagai alat untuk menyingkirkan
rantai sisi ini dapat berupa gugus asetil (A), propionil (P), metil (M), atau vinil (V). senyawa asing dari dalam tubuh.
Pada hem, urutan gugus-gugus tersebut (diberi nomor I sampai 6) adalah M V M V M
P P M. UrtrJan ini, dengan posisi gugus metil terbalik di cincin keempat, khas untuk
porfirin seri tipe III, yang jumlahnya paling banyak di alam.
Hem adalah porfirin yang paling banyak ditemukan di dalam tubuh. Senyawa ini Hem, yang benararna merah,
membentuk kompleks dengan protein untuk membentuk hemoglobin, mioglobin, dan merupakan penentu warna sel
sitokrom (lihat Bab 9 dan20), termasuk sitokrom P450 (lihat Bab 2l). darah merah dan otot yang me-
ngandung banyak mitokondria.
Klorofil, por.firin utama dalam tumbuh-
an, serupa dengan hem, kecuali bahwa
Pembentukan Hem senyawa ini berkoordinasi dengan magne-
sium bukan dengan besi serta mengan-
Hem disintesis dari glisin dan suksinil KoA (Gbr. 41.3),yangberkondensasi dalam
dung substituen cincin yang berbeda, ter-
reaksi awal membentuk asam 6-aminolevulinat (6-ALA). Enzimyang mengkatalisis masuk sebuah alkohol rantai panjang
reaksi ini, 6-ALA sintase, memerlukan piridoksal fosfat. Dalam reaksi ini, glisin (fitol). Karena perbedaan struKur ini, maka
mengalami dekarboksilasi. klorofil benvarna hijau.
612 BAGIAN VII / METABoLISME NITRoGEN
coo-
CH"
I
f;",
t' 9Hg
L-l
CH
CHr
t-
coo- Hc--l! !L"*
Suksinil KoA ll \*,/ ll cHs
+
-oOC-CH2-CH2 CH = CHe
H,c
:4"
- itH"
lcoo-;
Glisin cHz cHs
I
CHe
loo-
Gbr.4l.2'. Struktur hem. Rantai sisinya adalah MVMVMPPM. M: metil (cH3): V = vinil
coo- (-CH:CHr); P: propionil (-CHr-CH2_COO
I ).
CHz
I
cH"
t' Dalam reaksi kedua pada pembenhrkan hem yang dikatalisis
C=O oleh 6-ALA dehidra-
I tase, 2 molekul6-ALA menyatu untuk membentuk pirol porfobilinogen (Gbr. 41.4).
H2C * tiHs
Empat dari cincin-cincin pirol ini berkondensasi membeniuk
sebuah iantai linear dan
Asam 6-aminolevulinat kemudian serangkaian porfirinogen. Rantai-rantai sisi porfirinogen
(6-ALA)
ini mularmula
. rnengandung gugus asetil (A) dan propionil (p). Gugus asetil
menlalami dekarboksi-
lasi untuk membentuk gugus metil. Kemudian dua rantai
Gbr. 41.3. Pembentukan asam b-aminolevuli- sisi proplonil yang pertama
mengalami dekarboksilasi dan teroksidasi ke gugus vinil,
nat (6-ALA). PLP = piridoksal fosfat. membentukprotoporfirino-
gen' Jembatan metilen kemudian mengalami oksidasi
untuk membentuk proioporfirin
IX (lihat Gbr.41.5).
Pada langkah terakhirjalur ini, besi (sebagai Fe2n) digabungkan
ke dalam proto_
porhrin IX dalam reaksi yang dikatalisis oleh ierokelatase
6ugia*enal sebagai hem
sintase).
coo-
coo-
I
cH" Sumber Besi
I I
CHz CH,
"-"",""-,.
I Besi' yang didapatkan dari makanan, memiliki nilai Recommended
OH, O=C
I
Dietary Al_
lowa,nce (RDA) I 0 mg untuk pria dewasa dan wanita pascamenopause,
t.:l::. ..;.- I serta l5 mg
H-C-H untuk wanita pramenopause. Makanan orang Ameriki rata-ratam.rrgurrourrg
_//-C=O to-i6
9H, l, / ]sb1i Namun, hanya l\-r|ohyang diserap, dan cukup sering didapikan
besi. Besi dalam daging berada dalam bentuk hem, yang muiah
defisiensi
NU, NH dis..ap. Besi non-
hem dalam tumbuhan tidak mudah diserap, sebagian karena
2 6-ALA tumbuhan seringkali me-
ngandung oksalat, fitat, tannin, dan senyawa fenolik lain yang
I membentuk kelat atau
s-lra I t presipitat dengan besi yang tidak dapat larut, sehinggu
rn"n"Jgur, penyerapannya. Di
dehidratase I pihak lain, vitamin c (asam askorbat) meningkatka., p"ny".u!un
l\; "'"
*
iri,or
"'" saluran cema. Penyerapan besi juga meningkat paia waktu
besi non-hem dari
dibutuhkan dengan
mekanisme yang belum dikgtahui. Besi diserap daram
bentuk fe.o 6er-i1cur .41,6).
coo- Karena bersifat toksik, di dalam tubuh besi bebas biasanya
' coo-
l1 L^, Gbr- 41.6). Besi diangkut di dalam darah (sebagai Fe3*)
terikat ke protein (lihat
otet protein, apotransferin.
Besimembentuk kompleks dengan apotransferin menjadi
QHz
tt
CHz transferin. Besi dioksrdasi
,ilil
c_c dan t'e"' menjadi Fe'- oleh feroksidase yang dikenal sebagai
yang mengandung tembaga). Tingkat sahrrasi transferin
serulopiasmin (enzim
ccH oleh besi tiasanya hanya
\t/ sepertiga. Kapasitas total darah mengikat besi, yang
dungan transferinnya, adalah sekitar 300 pgldl,.
terutama disebabkan oieh kan-
"6
lLl
NHz Penyimpanan besi terjadi di sebagian besar sel tetapi
terutama di hati, limpa, dan
Porfobilinogen sumsum tulang. Dalam ser-sel ini, protein penyimpan,
(suatu pirol) apoferitin, membentuk kom_
pleks dengan besi (Fe3n). yang dikenal sebagai ibritin.
Dalam keadaan normal, hanya
terdapat sedikit feritin di dalam darah. Namun, jumlah
Gbr. 4l.4.Dua molekul 6-,4LA berkondensasi ini meningkat seiring dengan
peningkatan simpanan besi. Dengan demikian, jumlah
untuk membentuk porfobil inogen. feritiir di lalam darah adalah
indikator paling peka mengenai jumrah besi yang tersimpan
di daram tubuh.
BAB 4I i PRODUK KHUSUS YANG BERASAL DARI ASAM AMINO 6II
Besi
makanan Kehilangan darah
. Perdarahan
" Haid
Feritin
(Fe3n)
lt
JI
Hemosiderin
Transferin
Kehilangan besi
Feses
Gbr 41.6. Metabolisme besi. Besi diserap dari makanan, diangkut da_ dan sel yang terlepas, keringat, urin, dan feses. Hemosiderin adalah
lam darah dalam bentuk transferin, disimpan dalam feritin, din
digu_ protein tempat kelebihan besi disimpan. Sejumlah kecil feritin
nakan untuk membentuk sitokrom, enzim yangmengandung masuk
besi, he_ ke dalam darah dan dapat digunakan sebagai ukuran tingkat kecukupan
moglobin, dan mioglobin. Besi keluar dari tubuh .ilului pirdarahan :
simpanan besi. RE retikuloendotel.
12ohN-
Mioglobin. I
\
---+clobin---+Asam i
.-V'/
a ', t-tz -12" ,/.l'
lUrobilinooen
Itr--r:r!
-. --"i' .""",
a' q
_.2,- Empedu
,
_1
<Bakteri
-Feses ?t')
- [
+
Sterkobilin
Krisis sel sabit yang disertai oleh
Gbr. 41.7. Gambaran umum penguraian hem. Hem diuraikan menjadi bilirubin, diangkut da- kerusakan intravaskular sel da-
lam darah oleh albumin, dikonjugasikan untuk membentuk diglukuronida di hati, dan diekskre- rah merah (hemolisis) yang di-
sikan dalam empedu. Besi dikembalikan ke simpanan besi tubuh. RES = sistem retikuloen- alami oleh pasien penyakit sel sabit, mi-
dotel; SDM: sel darah merah. salnya Michael Sichel, meningkatkan jum-
lah bilirubin tidak terkonjugasi yang diang-
kut ke hati. Apabila konsentrasi bilirubin ti-
dak terkonjugasi ini melebihi kemampuan
hepatosit mengkonjugasikannya menjadi
inrii diglukuronida yang lebih larut melalui in-
teraksi dengan UDP-glukuronat hati, kadar
bilirubin total dan tidak terkonjugasi dalam
Basa purin dan pirimidin ditemukan di dalam nukleotida dan dalam asam nukleat. darah akan meningkat. Akan lebih banyak
Basa-basa tersebut dibentuk de novo oleh jalur yang menggunakan asam amino seba-
bilirubin tidak terkonjugasi yang disekresi-
kan oleh hati ke dalam empedu. Pening-
gai prekursoi dan menghasilkan nukleotida. Sebagian besar sintesis de novo terjadi di
katan bilirubin tidak terkonjugasi (yang ti-
hati, dan basa bemitrogen serta nukleosida kemudian diangkut ke jaringan lain oleh
dak mudah larut dalam air) menyebabkan
sel darah merah. otak juga membentuk nukleotida dalam jumlah yang bermakna. pengendapan di dalam lumen kandung
empedu sehingga terbentuk batu empedu
berpigmen (kalsium bilirubinat).
Pembentukan Nukleotida Purin Sumbatan duktus empedu juga dapat
menyebabkan peningkatan bilirubin dalam
5-Fosforibosil-l-pirofosfat (PRPP) adalah sumber gugus ribosa. senyawa ini disinte- darah. Apabila tidak terjadi hemolisis teta-
sis dari ATP dan ribosa 5'-fosfai (Gbr. 41.9), yang dibentuk dari gluklsa melalui jalur
pi sudah terdapat batu empedu yang ke-
luar dari kandung empedu melalui duktus
pentosa fosfat (lihat Bab 28). Basa purin dibentuk pada gugus ribosa (Gbr. 41.10).
sistikus, batu tersebut dapat tersangkut di
Dalam reaksi pertama jalur, PRPP bereaksi dengan glutamin membentuk fosfori- dalam lumen duktus koledokus sehingga
bosilamin (Gbr. 41.1l). Reaksi ini, yang menghasilkan nihogen 9 cincin purin, dika- terjadi sumbatan aliran empedu di luar hati
talisis oleh PRPP glutamil amidotransferase, suatu enzim yang dihambat oleh tiga ke dalam duodenum. Asalkan fungsi hepa-
produk jalur, IMP, AMP, dan GMP. Ketiga nukleosida ini juga menghambat sintesis toselular normal, proses konjugasi bilirubin
PRPP sehingga memperlambat produksi nukleotida purin dengan menurunkan kadar tetap dapat berlangsung normal, tetapi
substrat PRPP. aliran bilirubin terkonjugasi tersebut ke da-
Dalam reaksi kedua, keseluruhan gugus glisin ditambahkan ke prekursor yang lam usus halus akan terbatas. Akibatnya,
sedang tumbuh. Glisin menyediakan karbon 4 dan 5 serta nihogen 7 pada cincin purin
terjadi "aliran balik" ke dalam sirkulasi sis-
temik yang akan meningkatkan konsentra-
(Gbr. 41.12).
si bilirubin terkonjugasi (dan bitirubin totat)
Kemudian, karbon 8 disediakan oleh metenil tetrahidrofolat, nitrogen 3 oleh gluta-
dalam darah. Dalam hal ini, subfraksi pre-
min, karbon 6 oleh co2, nitrogen 1 oleh aspartat, dan karbon 2 oleh formil tetrahidro- dominan dari bilirubin total dalam darah
folat. Gambar 41.10 memperlihatkan sumber masing-masing atom cincin purin. adalah bilirubin terkonjugasi.
616 sacraN vu / ME'rABoLrsME NrrRocEN
Fe2*
H
Biliverdin IXa
Ribosa S-fosfat I
I zNADPH
ATP
biliverdin I
reduktase I
l\runop*
AMP *
o
lt
rc-P-O-CH2
I
o- o'o
illt
-P-O-P-O-
tl
o- o- Bilirubin IXcr
5-Fosforibosil 1 -pirofosfat
(PRPP) Gbr. 41.8. Perubahan hem menjadi bilirubin. Terjadi pemutusar jembatan metilen,
dengan
membebaskan karbon monoksida (co) dan besi. Kemudian, jembatan
metilen bagian tengah
Gbr. 41.9. Pembentukan pRpp. Ribosa S-fos- mengalami reduksi.
fat dibentuk dari glukosa oleh jalur pentosa
fosfat. Pembentukan PRpp dihambat oleh
nukleotida purin dan pirimidin.
Nukleotida purin pertama yang dibenhrk oleh jalur ini adalah inosin
monofosfat
(IMP). Nukleotida ini mengandung basa hipoxantin yang disatukan
oleh ikatan i/-
glikosidat dari nitrogen 9 cincin purin ke kaibon t pada ribosa (Gbr.
41 . l 3).
IMP berfungsi sebagai titik cabang, serta nukleotida adenin dan guanin
dibentuk
dari IMP (lihat Gbr.4l.i0). Adenosin monofosfat (AMp)
berasal diri IMp melalui
penambahan sebuah gugus amino dari aspartat ke
karbon 6 cincin purin dalam reaksi
yang memerlukan GTP. Guanosin monofosfat (GMp)
berasal iari IMp melalui
pemindahan sebuah gugus amino dari amida glutamin
ke karbon 2 cincinpurin. Da-
lam hal ini, reaksi membutuhkan ATp. AMp dan GMp
masing-masing menghambat
pembentukannya sendiri dari IMp.
41.2: Defisiensi besi akan me- -. AMP dan GMP dapat mengalami fosforilasi ke tingkat difosfat dan trifosfat dan
digunakan untuk proses yang memerlukan energi di dalam
nyebabkan anemia mikrositik hi- sel. purin nukleosida tri-
fosfat juga
H pokromik. Seldarah merah akan 9isuyt11_stbagai
prekursor unruk sintesis RNA (lihat Gbr, 41.r0).
berbentuk'-,kecil dan pucat. Berbeda de- Untuk sintesis DNA, gugus ribosa harus direduksi menjadi deoksiribosa
(Gbr.
ngan dbfisiensi vitamin Bu, yang juga me- 41'.14). Reduksi ini terjadi di tingkat dinukleotida dan dikaralisis
oleh ribonukleotida
nimbulkan anemia mikrositik hipotiromik. reduktase, yang memerlukan protein tioredoksin. Deoksiribonukleosida
difosfat da-
pada anemia defisiensi besi simpanan be- pat mengalami fosforilasi ke tingkat trifosfat dan kemudian
digunakan sebagai pre_
si rendah. kursor untuk sintesis DNA (lihat Gbr, 4l . I 0).
BAB 41 / PRODUK KHUSUS YANG BERASAL DARI ASAM AMINO 617
A Glutamin + pRPP
t
l- Glisin
(
t
f- laetenir-rHo 1cr;
+
Gtutamin (Nr)
i[r-
17COr1cu1
I
Y
Aspartat (N1)
[-
t
y'rormitFHoGr)
t
IMP
GrP-i/a\,om
Asoartatr/
..i i......GMP
\"rutamin
AMP ",
ADP
+ t
GDP+GTP
dADP
\-___*-___+dATp
B coz Glisin
I
1.
Aspartat -* -,4tt<;-|t\ (P,:-o-qH,
(N) lt ,ul :
^B)* Metenit-FHa
,ort,,---Kl**l'*^
EU I I Glutamin D-o-(F)
t tt4 | Rp (N amida)
Glutamin
(N amida)
Gbr. 41.10. Biosintesis purin. A. Reaksi dalam jalur biosintesis. B. Asal atom pada basa purin. Hzo
RR = ribonukleotida reduktase; FH4= tetrahidrofolat.
Glutamin
PRPP glutamit
amidotransferase
Glutamat
IMP, AMP, GMP..".>(:) PPi
i
Penguraian Basa Purin .D-o-9Frz
Penguraian nukleotida purin (AMP dan GMp) terjadi terutama di hati (Gbr. 41.15).
AMP mula-mula mengalami deaminasi menjadi IMp. Kemudian IMp dan GMp
mengalami defosforilasi, dan ribosa diputuskan dari basa. Hipoxantin, basa yang
terbentuk dari pemutusan IMP, diubah oleh xantin oksidase menjadi xantin, dan gua- 5-Fosforibosilamin
nin mengalami deaminasi menghasilkan xantin. Jalur untuk penguraian adenin dan
guanin menyatu di titik ini. Xantin diubah oleh xantin oksidase menjadi asam urat, Gbr. 41.11. Langkah pertama dalam biosinte-
yang diekskesikan dalam urin. Xantin oksidase adalah suatu enzim yang memerlu- sis purin. Basa purin dibenfuk pada gugus ri-
kan molibdenum yang menggunakan oksigen molekular dan menghasilkan hidrogen bosa. Produk dari jalur ini (IMP, AMp, dan
GMP) menghambat (O) reaksi. Ketersediaan
peroksida (H2o2). Terdapat bentuk lain xantin oksidase yang menggunakan NAD* se-
sdbstrat PRPP adalah penentu utama kecepatan
bagai akseptor elektron (lihat Bab 21).
reaksi ini (Gbr. 41 . 10).
6t 8 BAGIAN VII I METABOLISME NITROGEN
(p)-o-8H,
OH OH
5-Fosforibosilamin
I
I
t
ATpl |
\l ^-NHi
r
fosforibosilglisrnamioak "tY
sintetase
I -"\o
. O_-
ADP + Pi rlrr
I cti"in
i'
,p -o-rp)-o],/roN"'"
'l
H.C'NHT
k "" ,
:9:"9<*,
dNDP
\-..?1
HO ,
aP:-o-H2c .Y_,:
Gbr. 41.14. Reduksi ribosa menjadi deoksiribosa. Reduksi berlangsung di tingkat nukleosida
difosfat. Ribonukleosida difosfat (NDP) diubah menjadi deoksiribonukleosida difosfat
OH OH (dNDP). Tioredoksin dioksidasi menjadi suatu disulfida, yang harus direduksi agar reaksi tetap
Glisinamida dapat menghasilkan dNDP. N : basa bernitrogen, biasanya adenin, guanin, atau sitosin'(lihat
ribosil S-fosfat Gbr. 41.9 dan 41.16).
Asam urat memiliki pK 5,4. Di dalam tubuh, senyawa ini mengalaml lonlsasl
membentuk urat. Urat tidak mudah larut dalam air. Jumiahnya di dalam tubuh manu-
sia normal sangat dekat dengan konstanta keiarutan.
-+
vo,
'
Aloor:rinol [xantin
Nt*"o.,
oksidase
Y"
oU
t-i*/\-N* pKa=5.4
I ll
o\r.rtl'l
)o-
H .n
Asam urat -----1 Urin Dalam keadaan normal, sewak-
tu sel mati maka nukleotida Pu-
Gbr. 41.15. Penguraian basa purin. Reaksi-reaksi yang dihambat oleh alopurinol ditandai. Ter- rin mengalami penguraian men-
dapat bentuk xantin oksidase yang kedua yang menggunakan NAD'menggantikan 02 sebagai jadi hipoxantin dan xantin yang kemudian
akseptor elektron. diubah menjadi asam urat oleh xantin oksi-
dase (lihat Gbr. 41.15). Alopurinol (suatu
analog struktural hipoxantin) adalah sub-
strat untuk xantin oksidase. Senyawa ini
Penguraian Basa Pirimidin diubah menjadi oksipurinol (juga disebut
aloxantin) yang tetap terikat erat ke enzim,
mencegah aktivitas katalitik selanjutnya (li-
Nukleotida pirimidin mengalami defosforilasi, dan nukleosida mengalami pemutusan
hat Bab 9). Dengan demikian, alopurinol
menghasilkan ribosa l -fosfat dan basa pirimidin bebas yaitu sitosin, urasil, dan timin. adalah inhibitor bunuh diri. Senyawa ini
Sitosin mengalami deaminasi membentuk urasil, yang diubah menjadi CO2, NHa*' menurunkan pembentukan asam urat se-
dan p-alanin. Timin diubah menjadi COz, NHa*, dan B-aminoisobutirat. Produk- hingga konsentrasi asam ini dalam darah
produk penguraian pirimidin ini diekskresikan dalam urin atau diubah menjadi CO2, dan jaringan (misalnya dinding sinovium
H2O, dan NHa* (yang membentuk urea). Produk-produk tersebut tidak menimbulkan sendi, seperti ibu jari kaki Yves Topaigne)
gangguan pada tubuh, berbeda dengan urat, yang dibenhrk dari purin dan dapat menurun. Terjadi penimbunan xantin dan
mengendap menimbulkan gout. hipoxantin sedangkan kadar asam urat tu-
run. Secara keseluruhan, jumlah purin
yang diuraikan disebarkan menjadi tiga
produk dan bukan menjadi satu produk
Penghematan Basa (asam urat), Dengan demikian, tidak satu-
pun dari ketiga senyawa tersebut yang
Sebagian besar sintesis de novo basa nukleotida berlangsurg di hati, dan sampai tahap konsentrasinya melebihi konslanta kela-
tertentu di neutrofil otak seria sel lain pada sistem imun. Di hati, nukleotida meng- rutan, sehingga tidak terjadi pengendapan
alami defosforilasi membentuknukleosida, yang sering mengalami pemutusanmeng- dan gejala gout secara bertahap reda.
620 encraN vrr / METABoLTSME NrrRocEN
Gbr. 41.16. Sintesis basa pirimidin. A. Reaksi dalam jalur. B. Sumber atom pada basa
pirimidin. CPS II : karbamoil fosfat sintetase II. RR: ribonukleotida reduktase; (+): dirang-
sang oleh; (-) = dihambat oleh; FHz dan FHa: bentuk folat.
: i
LASI ASAM AMINO*-, ..F.
.-o\r</-o 1
Banyak asam amino mengalami dekarboksilasi oleh reaksi yang memerlukan piridok- l
sal fosfat. Reaksi ini menghasilkan amin yang sering berfungsi sebagai neurotransmi-
, "-\cH, :
ter dan hormon (lihat Bab 42 danBagianVlll). Reaksi tersebut juga berfungsi sebagai
.t.t--cH :
*HrN- -COO-
reaksi awal dalam jalur yang menghasilkan poliamin, hem, dan sfingolipid.
Glutamat mengalami dekarboksilasi di karbon 1 untuk membentuk suatu amin Aspahat
(amina), GABA, yang berfungsi sebagai neurotransmiter di jalur inhibitorik (Gbr.
41.20).
HrT I
Omitin, suatu asam amino yang merupakan salah satu komponen siklus urea, +
mengalami dekarboksilasi membentuk putresin. Poliamin, spermin dan spermidin,
dibentuk dari putresin. Aktivitas ornitin dekarboksilase, enzim yang mengkatalisis
dekarboksilasi omitin, meningkat sebelum pembelahan sel.
Langkah awal pada pembentukan sfingolipid adalah dekarboksilasi serin sewaktu
zat ini berkondensasi dengan palmitoil KoA. Hasilnya diubah menjadi seramida, yang
merupakan asal dari sfingomielin, serebrosida, dan gangliosida (lihat Bab 33). De-
rnikian juga, langkah awal pada sintesis hem melibatkan dekarboksilasi glisin se- Karbamoil
aspartat
waktu zat ini berkondensasi dengan suksinil KoA untuk membentuk 6-ALA (lihat I
Y
Gbr.41.3). I
o'4r'rAcoo'
rl\ VVv?
:"y""""""_"""_i
j;F;H.Uip'U
Asam orotat
(orotat)
Serotonin, melatonin, dan gugus nikotinamida pada NAD dan NADP dibentuk dari
PRPP
triptofan (Gbr. 41.21). Dalam pembentukan serotonin, triptofan mula-mula meng- orotat-
fosforibosiF
alami hidroksilasi dalam reaksi yang memerlukan tetrahidrobiopterin (serupa dengan transferase PPi
hidroksilasi fenilalanin menjadi tirosin). Produk yang dihasilkan, 5-hidroksitripto-
fan, kemudian mengalami dekarboksilasi untuk membentuk serotonin.
Serotonin, selain berfungsi sebagai neurotransmiter, juga merupakan vasokon-
striktor kuat dan perangsang kontraksi otot polos. Serotonin mengalami asetilasi oleh HN A o
rl
asetil KoA, diikuti oleh metilasi oleh S-adenosilmetionin untuk membentuk mela-
tonin. Melatonil dihasilkan di kelenjar pineal sebagai respons terhadap siklus terang- A*Atot'--,
geiap, dan kadar melatonin dalam darah tinggi pada malam hari. Mungkin melalui n_5_(8,
melatonin inilah kelenjar pineal menyalurkan informasi mengenai siklus terang-gelap OMP
ke tubuh, mengatur irama musim dan sirkadian. Melatonin juga mungkin berperan da-
lam mengatur fungsi reproduksi. orotidin 5'-P
dekarboksilase
Triptofan dapat diubah menjadi gugus nikotinamida NAD dan NADP, walaupun
prekursor utama nikotinamida adalah vitamin niasin (asam nikotinat). Dengan de-
o
mikian, semakin banyak jumlah triptofan dalam makanan, semakin sedikit kebutuhan il
niasin dalam makanan, yaitu triptofan mengurangi kebutuhan akan niasin dalam -/i\-5il
HN3
makanan. Diet yang rendah triptofan dan niasin dapat menyebabkan pelagra (lihat
Bab 39). Ax)
t_. R-5-iP-)
UMP
Nukleosida
monofosfat o
il
-o-Pt-o-?Hg
ATP
o-
oo
ilil
o -P -O-P-O-
ADP tl
OH OH o- o-
Nukleosida 5-Fosforibosil 1 -pirofosfat
difosfat (PRPP)
ATP
I -r"."
I
kinase fosforibosiF
transferase I
ADP
Hro<4
Nukleosida
trifosfat
ot
ll^
Basa
Gbr. 41. 18. Fosforilasi nukleosida.
OH OH
Nukleotida
Sindrom Lesch-Nyhan disebab-
kan oleh gangguan pada hipo- Gbr. 41.19. Penghematan basa. Basa purin hipoxantin dan guanin bereaksi dengan PRPP untuk
xantin-guanin fosforibosiltrans- membentuk (berturut-turut) inosin dan guanosin monofosfat. Enzimnya adalah hipoxantin-
ferase (HGPRT) (lihat Gbr. 41.19). Pada guanin fosforibosiltransferase (HGPRT). Adenin membentuk AMP dalam reaksi yang dika-
kelainan ini, basa purin tidak dapat dihe- talisis oleh adenin fosforibosiltransferase. Basa pirimidin juga menjalani reaksi penghematan
mat. Basa tersebut mengalami penguraian serupa.
sehingga terjadi pembentukan asam urat
berlebihan. Penderita kelainan ini meng-
alami retardasi mental. Penderita juga
cenderung menggigit jarinya sendiri dan dihidroksifenilalanin (dopa). Dopa dapat diubah menjadi pigmen melanin atau men-
melakukan tindakan mutilasi-diri lain. jadi katekolamin (Gbr. 41.22).
Dalam melanosit kuiit, mata, dan rambut, dopa mengalami oksidasi menjadi kui-
Pada sindrom karsinoid malig- non yang mengalami polimerisasi membentuk pigmen melanin. Di dalam sel-sel ter-
na, sel argentafin usus ber- sebut, hidroksilasi tirosin menjadi dopa dikatalisis oleh isozim yang memerlukan tem-
ubah menjadi tumor yang mem- baga yang berbeda dengan isozim yang mengubah tirosin menjadi katekolamin di sel
bentuk serotonin secara berlebihan jenis lain.
Katekolamin dibentuk dari tirosin di dalam neuron dan di medula adrenal melalui
serangkaian reaksi. Tirosin hidroksilase, enzim yang mengubah tirosin menjadi dopa,
:coo-. serupa dengan fenilalanin hidroksilase dan memerlukan tetrahidrobiopterin sebagai
. "-j'"""-' kofaktor. Dekarboksilasi dopa menghasilkan neurotransmiter dopamin. Dopamin da-
+
H3N-C-H pat mengalami hidroksilasi pada rantai alifatiknya untuk membentuk neurotransmiter
I
CHz norepinefi:in. Dopamin hidroksilase memerlukan tembaga dan vitamin C, bukan tetra-
I
CHz'
hidrobiopterin.
I Di medula adrenal, norepinefrin mengalami metilasi menghasilkan hormon epine-
coo- frin. S-Adenosilmetionin menyediakan gugus metil untuk reaksi ini.
Glutamat
I
t
plp
:l" ft', ici,,
+
Mekanisme Kerja Umum
H"ti
"t
't GHe Banyak asam amino berfungsi sebagai neurotransmiter (misalnya glutamat, glisin)
CHz atau di- ubah menjadi senyawa lain yang berfungsi sebagai neurotransmiter (misalnya
I GABA dari glutamat, katekolamin dari tirosin, 5-hidroksitriptamin dan serotonin dari
CHz
I triptofan).
coo- secara umum, neurotransmiter dibentuk di terminal prasinaps akson. Banyak neu-
Asam y-aminobutirat rotransmiter mula-mula disimpan di dalam vesikel sampai kemudian dibebaskan aki-
(GABA)
bat adanya perubahan transien potensial listrik di sepanjang akson (Gbr. 4r.23). Neu-
Gbr. 4I.20. Pembentukan asam y-aminobutirat rotransmiter berikatan dengan reseptor di terminal pascasinaps, mencetuskan impuls
(cABA). saraf di neuron ini. Neurotransrniter.tersebut kemudian diserap oleh terminal pas-
BAB 4I / PRODUK KHUSUS YANG BERASAL DARI ASAM AMINO 623
ll ' -
Z-'-rr__------_r-611,
I\,r^r.r/
ll 300-
CH- flH3 Guous nikotinamida
H
Triptofan
or--la- eHo
nro<-'f->aH,
Y
5-HidroksitriPtofan
I
N-pco"
*-:"'
*QJcH2-cHz-fiH3
H
Serotonin
f- Asetil KoA
l.'tronsH
* 'd'""'
'"G-J cH2 - cH2 - r'rH ; f;''lr
H
IV-Asetilserotonin
snr"l
['-
l.+snH
+ o
il
cH2- cH2- NH- c- cH3
casinaps, atau oleh sel di dekatnya, misalnya sel astroglia. Katabolisme neurotransmi-
ter selanjutnya sering menghasilkan produk yang diekskresikan dalam urin. Kata-
bolisme newotransmiter yang berlangsung cepat memerlukan pasokan asam amino
yang terus-rhenerus sehingga sintesis dapat terus berjalan (llhatBab 42)'
tl-tt*, Albinisme
'oo.,,1t,." timsin
hidroksilase
(dependen-Cu)
o
r--Tirosin
Pada penyakit Parkinson, kadar Melanosit
dopamin di dalam sistem saraf
tirosin tl BHa
hidroksitasel_)
BH2
pusat menurun akibat defisiensi
sel yang menghasilkan dopamin (lihat Bab
21).
Dopa
ooP" I Pte
dekarboksilase
r{'6b;
I
v """
l
HO
Dokter yang merawat Katie Co- CH,-truH!
lamin memerintahkan pemerik- cH!
saan kadar plasma katekolamin
Dopamin
(epinefrin, norepinefrin, dan dopamin) dan
juga mengumpulkan spesimen urin 24 jam
untuk menentukan kadar katekolamin dan l"i:
I Vitamin c
produk degradasinya. Semua pemeriksa-
+
an tersebut menunjukkan peningkatan OH
konsentrasi senyawa tersebut yang jelas
dalam darah dan urin Katie. Katie diberi fe-
noksibenzamin, suatu antagonis reseptor
"o,2\
I ll cH^
adrenergik cr, dan cr, yang menghambat \r^El-, '.runi
efek larmakologis pe- ningkatan katekola- rgil
min pada reseptor-re- septor tersebut. Se- Norepinefrin
telah menyingkirkan kemungkinan adanya feniletanol- lz S-Adenosilmetionin
metastasis ke hati atau organ lain (pada amin N-metil- [
kasus Katie, tumornya ganas), doker transferase lt> S-Adenosilhomosistein
Neurotransmifter berikatan
dengan Protein di membran
neuron pascasinaPs' sentngga
saluran-saluran menjadi terbuka
dan impuls saraf daPat disalurkan
kemudian
dengan cepat mengalami
Hq)- oH
'
t">3H-cH,artrH,'
Norepinefrin
,or\orrlr
SAH\
*oF-.' oH :- o" j
,oi.o;_ OH
,rr1"o
Jo*",0",,
HO
Oksidasi
HO
Asam 3-metoksi-ldihidroksimandelat
(Asam vanililmandelat, VMA)
Gbr. 4l.24.Inaktivasi katekolamin. Metilasi dan oksidasi dapat terjadi di semua tingkatan.
Terbentuk turunan norepinefrin dan epinefrin yang mengalami metilasi dan oksidasi, dan pro-
duk akhirnya adalah asam 3-metoksi-4-hidroksimandelat. Senyawa ini diekskresikan dalam
urin. MAO = monoamin oksidase; COMT = katekol O-metiltransferase; SAM: S-adenosil-
metionin: SAH - S-adenosilhomosistein.
526 BAGTAN vu / METABoLISME NITRocEN
Selain itu. gugus hidroksil dapat mengalami metilasi oleh SAM dalam reaksi yang di-
katalisis oleh katekolamin O-metiltransferase (COMT). Reaksi ini menghasilkan gu-
gus -O-CH3. Reaksi rni dapat terjadi pada hampir semua tingkatan dan kombinasi, se-
hingga dari senyawa ini dihasilkan bermacam-macam produk ekskresi yang kemu-
dian dikeluarkan melalui urin. MAO juga menyebabkan inaktivasi serotonin.
Katekolamin mempengaruhi hampir setiap jaringan dan organ di dalam tubuh. Pe-
lepasan terintegrasi katekolamin dari ujung saraf sistem saraf simpatis (adrenergik)
berperan sangat penting dalam respons refleks terhadap perubahan mendadak ling-
kungan intemal dan ekstemal kita. Misalnya, dalam keadaan stres. katekolamin me-
nyebabkan peningkatan kecepatan denyut j antung, tekanan darah, kontraktilitas mio-
kardium (otot j antung), dan kecepatan hantaran j antung.
Sekresi katekolamin yang episodik, tidak sesuai, dan dalam jumlah farmakologis
seperti yang terjadi pada pasien feokromositoma (contohnya Katie Colamin), sering
menyebabkan timbulnya berbagai gejala dan tanda status hiperadrenergik yang mem-
bahayakan.
528 BAGTAN vr / METABoLTsME NrrRocEN
Walaupun sebagian besar gejala dan tanda yang berkaitan dengan kelebihan
katekolamin dapat ditutupi oleh fenoksibenzamin, suatu antagonis reseptor adrener-
gik ct1 dan a2 kerja-lama, yang digabung dengan penghambat reseptor adrenergik B1
dan B2 misalnya propranolol namun terapi farmakologis saja hanya diberikan kepada
pasien feokromositoma yang tidak dapat dioperasi (misalnya pasien dengan tumor ga-
nas disertai metastasis dan pasien dengan penyakitjantung parah). Karena pelepasan
katekolamin dari tumor ini dapat berjumlah besar. mendadak, tidak dapat diperkira-
kan, dan kadang-kadang mernbahayakan jiwa, maka terapi definitif adaiah pengang-
katan tumor secara bedah setelah persiapan praoperasi dengan obat-obat yang dise-
butkan di atas. Tumor Katie diangkat tanpa penyulit intraoperasi atau pascaoperasi.
Setelah pembedahan, ia bebas gejala dan tekanan darahnya kembali ke normal.
Bacaan Anjuran
Cryer PE. The adrenal medullae. In: Wyngaarden JB, Smith LH Jr, Bennett JC, ed. Cecil textbook of medi-
cine. Philadelphia: WB Saunders, 1988:1390-1393.
Scharschmidt BR. Bilirubin metabolism and hyperbilirubinemia. In: Wyngaarden JB, Smith LH Jr, Bennett
JC, ed. Cecil textbook ofmedicine. Philadelphia: WB Saunders, 1988:756-760.
Wyngaarden JB. Disorders of purine and pyrimidine metabolism. In: Wyngaarden JB, Smith LH Jr, Ben-
neft JC, ed. Cecil textbook of medicine. Philadelphia: WB Saunders, I 988: I I 07- l I I 5.
BAB 41 / PRODUK KHUSUS YANG BERASAL DARI ASAM AMINO 527
Katekoiamin mempengaruhi hampir setiap jaringan dan organ di dalam tubuh. Pe-
lepasan terintegrasi katekolamin dari ujung saraf sistem saraf simpatis (adrenergik)
berperan sangat penting dalam respons refleks terhadap perubahan mendadak ling-
kungan intemal dan ekstemal kita. Misalnya, dalam keadaan stres, katekolamin me-
nyebabkan peningkatan kecepatan denyut jantung, tekanan darah, kontraktilitas mio-
kardium (otot jantung), dan kecepatan hantaran janhrng.
Sekresi katekolamin yang episodik, tidak sesuai, dan dalam jumlah farmakologis
seperti yang terjadi pada pasien feokromositoma (contohnya Katie Colamin), sering
menyebabkan timbulnya berbagai gejala dan tanda status hiperadrenergik yang mem-
bahayakan.
528 BAGIAN vII / METABoLTsME NITRocEN
Walaupun sebagian besar gejala dan tanda yang berkaitan dengan kelebihan
katekoiamin dapat dihltupi oleh fenoksibenzamin, suatu antagonis reseptor adrener-
gik cr1 dan cr2 kerja-lama, yang digabung dengan penghambat reseptor adrenergik B1
dan p2 misalnya propranolol, namun terapi farmakologis saja hanya diberikan kepada
pasien feokromositoma yang tidak dapat dioperasi (misalnya pasien dengan tumor ga-
nas disertai metastasis dan pasien dengan penyakitjantung parah). Karenapelepasan
katekolamin dari tumor ini dapat berjumlah besar, mendadak, tidak dapat diperkira-
kan, dan kadang-kadang membahayakan jiwa, maka terapi definitif adalah pengang-
katan tumor secara bedah setelah persiapan praoperasi dengan obat-obat yang dise-
butkan di atas. Tumor Katie diangkat tanpa penyulit intraoperasi atau pascaoperasi.
Setelah pembedahan, ia bebas gejala dan tekanan darahnya kembali ke normal.
Bacaan Anjuran
Cryer PE. The adrenal medullae. In: Wyngaarden JB, Smith LH Jr, Bennett JC, ed. Ceciltextbook ofmedi-
cine. Philadelphia: WB Saunders, 1988: 1390-1393.
ScharschmidtBR. Bilirubin metabolism and hyperbilirubinemia. In: Wyngaarden JB, Smith LH Jr, Bennett
JC, ed. Cecil textbookofmedicine. Philadelphia: WB Saunders, 1988:756-760.
Wyngaarden JB. Disorders of purine and pyrimidine metabolism. In: Wyngaarden JB, Smith LH Jr, Ben-
nett JC, ed. Cecil textbook of medicine. Philadelphia: WB Saunders, I 988: I 1 07- I I I 5.
BAB 4I / PRODUK KHUSUS YANG BERASAL DARI ASAM AMINO 629
SOAL
2. Sewaktu Teresa Livermore terjangkit hepatitis virus akut, ia tampak ikterik. Jelas-
kan rnengapa kadar bilirubin serum meningkat pada kasus ini.
3. Seseorang mengidap defisiensi suatu enzim yang berperan dalam sintesis de novo
IMP. Mengapa pemberian inosin per oral akan bermanfaat pada kasus ini?
JAWABAN
l. Kembaran yang binaragawan akan menghasilkan lebih banyak kreatinin karena
jumlah kreatinin yang dibentuk per hari bergantung pada massa otot tubuh.
2. Pada hepatitis virus, kapasitas hati yang terinfeksi untuk melakukan konjugasi ter-
hadap bilirubin berkurang. Dengan demikian, terjadi peningkatan konsentrasi biliru-
bin tidak terkonjugasi di dalam darah dan jaringan yang menimbulkan ikterus.
3. Inosin (suatu nukleosida) atau basanya (hipoxantin) dapat digunakan oleh jaringan
untuk membentuk nukleotida purin. Hipoxantin melalui reaksi penyelamatar/peng-
hematan yang dikatalisis oleh HGPRT dapat membentuk IMP. Inosin juga dapat
mengalami fosforilasi membentuk IMP.
IMP dapat diubah menjadi AMP dan GMP yang kemudian dapat mengalami fosfori-
lasi ke tingkat difosfat dan trifosfat, menghasilkan ATP dan GTP untuk reaksi yang
memeriukan energi dan untuk sintesis RNA. Pada tingkat difosfat (yaitu ADP dan
GDP), terjadi reduksi gugus ribosa pada deoksiribosa. dADP dan dGDP dapat meng-
alami fosforilasi lebih lanjut menjadi dATP dan dGTP, yang merupakan prekursor
untuk sintesis DNA.
42 Hubungan Antarj artngan
dalam Metabolisrne
Asam Amtno
Tubuh mempertahankan simpanan asam amino bebas dalam jumlah yang relatif
besar, bahkan dalam keadaan puasa. Karena itu, jaringan selalu memiliki cadang-
an asam amino untuk membentuk protein dan turunan qsam amino esensial,
misalnya neurotransmiter. Simpanan asam amino ini juga dapat digunakan sebagai
substrat oleh hati untuk glukoneogenesis, dan digunakan oleh seljaringan lain se-
bagai sumber bahan bakar. Simpanan asam amino bebas berasal dari asam amino
makanan dan perputaran protein dalam tubuh. Setelah puasa semalam don dalam
keadaan hiperkatabolik, penguraian protein labil, terutama yang terdapat di otot
rangka, adalah sumber utama asam amino bebas.
Hati adalah tempat utama metabolisme asam amino di dalam tubuh dan tempat
utama sintesis urea. Hati juga merupakan tempat utama penguraian asam amino,
dan hati secara parsial mengoksidasi sebagian besar asam amino dengan meng-
ubah rangka karbonnya menjadi glukosa, badan keton, atau CO2. Kqrena amonia
bersifut tol<sik, hati mengubah sebagian besar nitrogen dari penguraian asam
amino menjadi urea, yang kemudian diekskresikan dalam urin. Nitrogen yang
berasal dari katabolisme asam amino di jaringan lain dibawa ke hati sebagai
alanin atqu glutamin dan diubah menjadi urea.
Asam amino rantai bercabang (valin, isoleusin, dan leusin) sebagian besar
diol<sidasi di otot rangka danjaringan lain, tidak di hati. Di otot rangka, rangka
karbon dan sebagian nitrogen diubah menjadi glutamin, yang kemudian dibebas-
kan ke dalam darah. Sisa nitrogen digabungkan ke dalam alanin, yang kemudian
diserap oleh hati dan diubah menjadi urea dqn glukosa.
Pembentukan dan pelepasan glutamin dari otot rangka dan jaringan lain
Protein-protein memiliki beberapafungsi. Di ginjal, NHa* yang dibawa oleh glutamin diekskresikan
fase akut ke dalam urin. Proses ini menyingkirkan proton yang terbentuk selama oksidasi
Urea hahan bakar dan membantu mempertahankan pH tubuh, terutama selama asidosis
metabolik. Glutamin juga menyediakan bahan bokar bagi ginjal dan usus. Pctda
sel yang cepat membelah (misalnya limfosit dan makrofag), glutamin digunakan
sebagai bahan bakar, sebagai donor nitrogen untuk reaksi biosintetik, dan sebagai
substrat untuk sintesis protein.
Gbr. 42.1. Fluks asam amino dalam keadaan
Selama sepsis, traumq, cedera, atau lukq bakar, tubuh masuk ke dalam keadaan
sepsis dan trauma. Pada sepsis dan cedera trau-
matik, terjadi pelepasan glutamin dan asam
katabolik yang ditandai oleh keseimbangan nitrogen yang negatif (Gbr. 42. I ).
amino lain dari otot rangka untuk diserap oleh Peningkatan penguraian protein di otot rangka meningkatkan ketersediaan gluta-
jaringan yang terlibat dalam respons imun dan min dan asam amino lain untuk pembelahan sel dan sintesis protein pada sel-sel
perbaikan jaringan, misalnya makrofag, limfo- yang berperan dalam respons imun dan penyembuhan luka. Pada keqdaan-keadaan
sit, fibroblas. dan hati. Ekskresi nitrogen seba- teriebut, ter.jadi peningkatan pelepasan glukokortikoid dari korteks adrenal yang
gai urea dan NHa'menyebabkan keseimbang- merangs ang proteolisis.
an nitrogen yang negatif.
670
BAB 42 / HUBUNGAN ANTAR}ARINGAN DALAM METABOLISME ASAM AMINO 57I
putih, silinder, dan protein. maka ia dirujuk ke ahii ginjal. Ahli ginjal memasukkan 42.1: Perubahan apa yang ter-
Rena ke rumah sakit karena kadar nitrogen urea darah (BU\) serta kreatinin se- jadi dalam kadar hormon dan
rumnya meningkat secara progresif. pH arteri darah dan elektrolit semm yang rendah metabolisme bahan bakar sela-
menunjukkan bahwa Rena mengalami asidosis metabolik. Biopsi ginjal memperlitrat- ma puasa satu malam?
kan cellular crescent (kumpulan endapan granular yang terdiri dari imunoglobulin,
komplemen, fibrinogen, fibrin, dan sel radang yang mengelilingi dan menekan berkas
kapiler glomerulus di kapsul Bowman) besarpada sekitar 65% glomerulus yang tam-
pak. Ditegakkan diagnosis glomerulonefritis progresif cepat sebagai penyulrt infeksi
streptokokus. Kemampuan Rena "membersihkan" kreatinin dari darahnya ke dalam
urin (kiirens keatinin) turun menjadi 20 ml/men 17,73m2 (rentang acuan : 88- 1 28).
Akibat penekanan terhadap glomerulus, volume urinnya menurun, dan ia tidak mam-
pu menyaring asam ke dalam filtrat glomerulus sehingga asidosis metaboliknya mem-
bumk. Ahli ginjal tersebut memutuskan untuk memulai terapi "denyut" (glukokor-
tikoid parenteral dosis tinggi untuk jangka pendek) dengan metiiprednisolon, serta
terapi prednison (glukokortikoid lain) per oral setiap hari untuk menghilangkan pera-
dangan dan penekanan glomeruiurs. Untungnya, setelah pemberian beberapa "denyut"
tersebut, volume urin Rena mulai meningkat, klirens kreatinin. BUN. dan kreatinin
serumnya membaik, dan asidosis metaboliknya secara bertahap berkurang' Dalam 4
buian, kesehatannya pulih kembali dan tidak lagi memerlukan terapi steroid atau anti-
hipertensi.
Tr"rbuh rnempertahankan simpanan asam amino bebas yang relatif banyak di dalam
darah, bahkan dengan tidak adanya asupan protein makanan. Simpanan asam amino
bebas yang berjumlah besar tersebut memastikan bahwa asam amino selalu tersedia
untuk sintesis protein, neurotransmiter, dan senyawa lain yang rnengandung nitrogen
(Gbr.42.L). Pada orang dewasa normal yang cukup makan, setiap hari diuraikan seki-
tar 300-600 g protein tubuh. Pada saat yang sama, sekitar 100 g protein dikonsumsi
dari makanan per hari, yang menambah simpanan asam amino bebas. Dari simpanan
632 BAGTAN vl / MEt'ABoLrsME NITRocEN
Pembentukan
protein baru
Protein
Purin, pirimidin, hem,
makanan
neu rotra n smitter, hormon,
vn f
?7h dan produk nitrogen
fungsional lainnya
Protein *?'
endogen
darah
Metabolit
'4 dalam urin
Ginial
sHi
Otak .A
$
f# &
adS
1
Otot
AARB {m
\ov Hati
\ +LaKat
,",",.,"t
\t/imun
Asam
Asam a-keto
Alanin
Gbr.42.3. Pertukaran asam amino antarorgan setelah puasa satu ma- rangka ke jaringan lain. Glutamin membawa NHa" ke ginlal untuk
lam. Setelah puasa satu maiam (fase pasca-absorptif). penggunaan ekskresi proton, dan berfungsi sebagai bahan bakar untuk ginjal, usus'
asam amino untuk sintesis protein, untuk bahan bakar, dan untuk sinte- dan sel sistem imun. Alanin memindahkan gugus amino dari otot
sis senyawa fungsional esensial terus berlanjut. Sirnpanan asam amino rangka, ginjal, dan usus ke hati, tempat gugus tersebut diubah menjadi
bebas terutama ditentukan oleh penguraian protein otot rangka. Gluta- urea untuk diekskresikan. Otak terus menggunakan asam amino untuk
min dan alanin merupakan pembawa asam amino bebas dari otot membentuk neurotransmiter.
tai bercabang (valin, leusin, isoleusin) untuk menghasilkan energi dan glutamin. Gu-
gus amino pada asam amino rantai bercabang (AARB), serta pada aspartat dan gluta-
mat, dipindahkan keluar otot rangka dalam alanin dan glutamin. Alanin dan glutamin
merupakan sekitar 500/o nitrogen cr-amino total yang dilepaskan oleh otot rangka
(Gbr.42.4).
Selama puasa satu malam, terjadi peningkatan pelepasan asam amino dari otot
rangka karena penurunan kadar insulin dan peningkatan kadar giukokortikoid dalam
darah. Insulin merangsang penyerapan asam amino dan sintesis protein secara keselu-
ruhan^ Mekanisme stimulasi sintesis protein di dalam otot rangka manusia belum di
pahami seluruhnya, tetapi mungkin melibatkan pengaktifan sistem A untuk transpor
asam amino (efek sedang), efek umum pada inisiasi translasi, dan inhibisi proteolisis
lisosom. Penurunan kadar insulin darah selama puasa satu malam menyebabkan pro-
teolisis dan pelepasan asam amino. Seiring dengan peningkatan glukokortikoid, juga
terjadi induksi sintesis ubikuitin dan peningkatan proteolisis dependen-ubikuitin.
Tempat utama penyerapan alanin adalah hati, yang membuang nitrogen amino de-
ngan menggabungkannya ke dalam urea (lihat Gbr. 42.3). Hati juga mengekstraksi
asam amino bebas, asam ct-keto, dan sebagian giutamin dari darah. Alanin dan asam
amino lain mengalami oksidasi dan sebagian besar rangka karbonnya diubah menjadi
glukosa. Glukagon dan glukoicortikoid merangsang penyerapan asam amino ke dalam
hati dan meningkatkan glukoneogenesis dan ureagenesis (Gbt. 42.5). Penyaluran
alanin ke hati dipacu oleh glukagon. Induksi sintesis enzim glukoneogenik oleh
634 BAGTAN vrr / METABoLTsME NrrRocEN
@l Asam amino yang dibebaskan dari glukagon dan glukokortikoid selama puasa satu maiam berkaitan dengan induksi
lengan bawah manusia berbagai enzirn dalam jalur penguraian asam amino (misalnya tirosin aminotransfe-
H Komposisi protein rata-rata rase), dan induksi enzimpada siklus urea (lihat Bab 38). Sintesis urea juga rneningkat
karena meningkatkan pasokan NHa- dari asam amino yang ciiuraikan di hati.
'E,
o
'F
E
zo METABCLISME ASAM AMINO DIJARINGAN I-AIN SELAMA PUASA
tr
tu- 15
6
Glukosa, yang dibentuk oleh hati, digunakan oieh otak dan laringan dependen-
o glukosa iainnya. misalnya limfosit, untuk menghasilkan energi. otot juga mengoksi-
"-
G
10 dasi sebagian glukosa ini menjadi piruvat, yang digunakan untuk membentuk rangka
karbon alanin (lihat Gbt.42.12).
5
Glutamin dihasilkan di otot rangka dari oksidasi AARB. dan oleh paru-paru dan
otak untuk mengeluarkan NHao yang terbentuk dari katabolisme asam amino atau
Alanin Glutamin Asam amino masuk dari darah. Ginjai, usus, dan se1 yang memiliki pe{putaran cepat misalnya sei
rantai sistem imun merupakan bagian tubuh yang paling banyak menyerap glutamin (lihat
bercabang
Gbr. 42.3). Eagi jaringan tersebut, glutamin berfungsi sebagai bahan bakar. sebagai
Gbr. 42.4. Asam amino dibebaskan dari otot donor nitrogen untuk sintesis purin, dan sebagai substrat untuk amoniagenesis di gin-
rangka. Beda arteriovenosa (konsentrasi dalam jal. Di jaringan tersebut, banyak nitrogen glutamin yang tidak digunakan dipindahkan
darah arteri dikurangi konsentrasi dalam darah ke piruvat untuk membentuk alanin, dan alanin membawa nitrogen yang tidak digu-
vena) berbagai asam amino di lengan bawah te-
nakan tersebut kembali ke hati.
lah diukur. Grafik ini membandingkan jumlah
otak bersifat dependen-glukosa tetapi, seperti banyak sel lain di dalam tubuh, da-
alanin. glutamin, dan AARB yang dibebaskan
pat menggunakan AARB sebagai sumber energi. AARB juga merupakan sumber ni-
terhadap komposisinya dalam protein rerata.
Alanin dan giutarnin memiliki persentase ni- trogen untuk sintesis neurotransmiter selama puasa" Asam amino lain yang dibebas-
irogen total yang dibebaskan yang lebih tinggi kan dari penguraian protein otot rangka juga berfungsi sebagai prekursor neuro,
daripada yang sebenarnya terdapat di dalarn transrniter"
protein yang mengalami penguraian. Hal ini
membuktikan bahwa keduanya disintesis di
otot rangka. AARB (leusin, valin, dan isoleu- Prinsip yang Mengatur FIuks Asam Amino
sin) dibebaskan dalamjumlah yangjauh lebih
kecil daripada yang terdapat di dalam protein Antarjaringan
yang diuraikan. yang membuktikan bahwa
AARB mengalami katabolisasi. Aspartat dan Pola fluks asam amino antarorgan sangat dipengaruhi oleh keadaan yang mengubah
glutamat juga memberi nitrogen untuk mem- pasokan bahan bakar (misalnya puasa satu malam, makan makanan campLlran, ma-
hentrrk alanin dan glutamin. kanan berprotein tinggi), dan oleh kondrsi yang meningkatkan kebutuhan akan asam
amino (asidosis rnetabolik, stres bedah, cedera traumatik. luka bakar, penyembuhan
Glukosa
".".ffill;,","
Gbr. 42.5. Pengaturan metabolisme asam amino di hati dalam keadaan pasca-absorptif oleh
hormon. @: pengaktifan enzim atau protein yang diperantarai oleh glukagon; t
dalam ling-
karan = induksi sintesis enzim yang diperantarai oleh glukagon Oan gtutJtortlkoid.
Induksi
enzim siklus urea terjadi selama puasa dan setelah makan makanan tinggi protein. Karena
banyak orang di Amerika Serikat dalam keadaan normal memakan mukanai-tinggi protein,
ka-
dar enzim siklus urea mungkin tidak terlalu berlluktuasi.
BAB 42l HUBLJNGAN ANTARJARINGAN DALAM METABOLISME ASAM AMINO 575
luka. dan sepsis). Fluks karbon dan nitrogen asam amino pada keadaan yang berbeda 42.2: Tubuh secara normal
tersebut ditentukan oleh beberapa hal: menghasilkan sekitar 1 mmol
proton per kilogram berat tubuh
1. Amonia (NH4.) bersifat toksik. Karena itu, senyawa ini diangkut antara jaringan per hari. Namun, dalam keadaan normal
pH darah dan cairan ekstrasel dipeda-
sebagai alanin atau glutamin. Alanin adalah pengangkut nitrogen asam amino
hankan antara 7,36 sampai 7,44. Rentang
yang utama dari jaringan lain kembali ke hati, tempat nitrogen diubah menjadi
yang sempit ini terutama dipeftahankan
urea dan kemudian diekskresikan ke dalam urin oleh ginjal. Jumlah urea yang oleh sistem penyangga/dapar bikarbonat
disintesis setara dengan jumlah karbon asam amino yang dioksidasi sebagai bahan (HCO.) dan fosfat (HPO") seda hemoglo-
hakar. bin, dan oleh ekskresi asam dalam jumlah
yang samadengan yang dibentuk. Ekskre-
2. Simpanan glutamin di dalam darah memiliki beberapa fungsi metabolik penting si proton oleh ginjal menghasilkan kembali
(Tabei 42.1). Glutamin menyediakan amonia untuk ekskresi proton di dalam urin bikarbonat, yang dapat kembali diserap
sebagai NHa*. Glutamin juga berfungsi sebagai bahan bakar untuk usus, ginjal. dari filtrat glomerulus.
dan sel sistem imun. Glutamin juga dibutuhkan oleh sel sistem imun dan sel lain Asam dihasilkan dari metabolisme nor-
mal bahan bakar. Asam yang utama ada-
yang cepat membelah dengan gugus amidanya digunakan sebagai sumber nitro-
lah asam karbonat, yang terbentuk dari air
gen untuk reaksi biosintetik. Di otak, pembentukan glutamin dari glutamat dan
dan CO, yang berasal dari siklus ATK dan
NHa- merupakan cara untuk membuang amonia dan memindahkan giutamat jalur oksidatif lainnya. Oksidasi asam ami-
antara sel di otak. Penggunaan simpanan glutamin dalam darah mendapat priori- no yang mengandung sulfur (metionin dan
tas. Selama asidosis metabolik ginjal menjadi tempat penyerapan glutamin yang sistein) akhirnya akan menghasilkan asam
predominan namun mengurangi penggunaan glutamin oleh janngan lain. Di pihak sulfat (H,SO.), yang terurai menjadi 2H' +
lain, selama sepsis, sel yang berperan dalam respons imun (makrofag, hepatosit) SOo'', dan proton serta sulfat diekskresi-
merupakan tempat penyerapan glutamin utama. kan. Hidrolisis ester fosfat menghasilkan
ekivalen asam fosfat. Asam apa lagi yang
3. AARB (valin, leusin, dan isoleusin) memiliki proprosi yang cukup signifikan pada muncul di dalam darah sebagai hasil me-
tabolisme?
protein umumnya, dan dapat diubah menjadi zat antara siklus asam trikarboksilat
(ATK) serta dapat digunakan sebagai bahan bakar oleh sebagian besar jaringan.
Asam amino tersebut juga merupakan prekursor utama glutamin. Kecuali AARB
dan alanin, aspartat, dan glutamat, katabolisme asain amino terjadi terutama di
hati.
Asam amino merupakan substrat glukoneogenik yang utama, dan sebagian besar
energi yang diperoleh dari oksidasi asam amino tersebut berasal dari oksidasi glu-
kosa yang terbentuk dari kerangka karbonnya. Sejumlah kecil karbon asam amino
diubah rnenjadi asetil KoA atau badan keton dan dioksidasi. Di otak dan jaringan
lain yang dependen-glukosa, penggunaan asam amino untuk membentuk glukosa
diatur oleh mekanisme hormonal homeostasis glukosa.
Pola fluks asam amino antara jaringan ditentukan oleh kebutuhan asam amino spe-
sifik berbagai jaringan sesuai perubahan aktivitas metaboiik dan oleh perubahan me-
tabolik dalam jaringan yang berfungsi sebagai sumber asam amino tersebut. Karena Tabel 42.1 . Fungsi glutamin
kebutuhan dan status diet berubah-ubah, pola fluks asam amino juga berubah-ubah. .'
Perubahan iiii dipermudah oleh respons hormon terhadap asupan makanan (insulin Sintesis protein
dan glukagon) dan terhadap stres fisiologis (glukokortikoid, epinefrin, dan triiodoti- Amoniagenesis untuk ekskresi proton
Donor nitrogen untuk sintesis
ronin). Kadar asam amino, asam lemak, glukosa, dan senyawa lain di dalam darah Purin
juga rnempengaruhi penggunaan asam amino oleh masing-masing jaringan. Pirimidin
NAD-
Gula amino
Asparagin
Senyawa lain
Donor glutamat untuk sintesis
riiiiiiiis;ir
Glutation
GABA
Ornitin
Arginin
Prolin
Karena jaringan memiliki fungsi fisiologis yang berbeda-beda, kebutuhan akan asam Senvawa lain
amino dan kontribusinya terhadap metabolisme nitrogen seluruh tubuh juga ber-
575 BAGTAN vrl / METABoLISME NrrRocEN
Perbedaan metabolisme asam lainan. Namun, semua jaringan membutuhkan asam amino esensial untuk memben-
amino di antara berbagai jaring- tuk protein, dan pefukaran protein adalah suafu proses yang berlangsung terus-
an ditentukan oleh jenis sefia menerus.
jumlah enzim dan protein transpor yang
terdapat di masing-masing jaringan dan
kemampuan masing-masing jaringan
berespons terhadap berbagai pesan regu-
latorik (sinyal hormon dan saraf). Ginjal
Salah satu peran utama nitrogen asam amino adalah untuk menyediakan amonia bagi
ginjal untuk ekskresi proton dalam urin. Terjadi pembebasan NH1* dari glutamin oleh
glutaminase dan oleh glutamat dehidrogenase, sehingga terbenfuk cr-ketoglutarat
Glutamin / '.^.ry"^ '\".,\
ot"'. (Gbr.42.6). a-Ketoglutarat digunakan sebagai bahan bakar oleh ginjal dan dioksidasi
arteri
Au:smin merqadi co2, diubah menjadi glukosa untuk digunakan oleh sel di medula ginjal, atau
diubah menjadi alanin untuk mengembalikan amonia ke hati unfuk membentuk urea.
t{*Kslo$lutairfii i Kecepatan penyerapan glutamin dari darah dan penggunaannya oleh ginjal terutama
A I
i
,d\r,t\
bergantung pada jumlah asam yang harus diekskresikan dari tubuh untuk memperta-
hankan pH normal dalam darah. Selama asidosis metabolik, ekskresi NHa. oleh ginlal
'Glukosa Ci s meningkat beberapa kali (Tabel 42.2). Karenanitrogen glutamin membenfuk sekitar
\-*/ dua-pertiga dari NHa* yang diekskresikan oleh ginjal, penyerapan glutamin oleh gin-
ilrin jal juga meningkat. Penggunaan glutamin ginjal untuk ekskresi pioton lebih diuta-
makan daripada penggunaan glutamin oleh jaringan lain.
Gbr. 42.6. Metabolisme glutamin ginjal. Sel- Amonia meningkatkan ekskresi proton dengan menyediakan penyangga untuk
sel tubulus ginjal cenderung mengoksidasi glu- proton yang dipindahkan ke dalam cairan tubulus ginjal (yang diubah menjadi urin se-
tamin. Selama asidosis metabolik, glutamin waktu melewati tubulus ginjal) (Gbr.42.7). Transporter spesif,rk di membran sel tubu-
adalah bahan bakar utama bagi ginjal. peng- lus ginjal memindahkan proton dari sel ini ke dalam lumen tubulus untuk ditukar de-
ubahan glutamin menjadi a-ketoglutarat ngan Na*. Proton di dalam cairan tubulus disangga oleh fosfat, oleh bikarbon ar, dan
menghasilkan NH4*. Ekskesi ion amonium
oleh amonia. Amonia (NH:), yang tidak bermuatan, masuk ke dalam urin dengan di-
ikut membentuk sistem penyangga terhadap
asidemia sistemik.
fusi bebas menembus membran sel. Amonia berikatan d'engan proton dalam cairan
dan membentuk ion amonium (NHo*), yang tidak dapat dipindahkan kembali ke da-
Iam sel dan diekskresikan dalam urin.
Tabel 42.3. Sumber Bahan Bakar Utama GLUTAMIN SEBAGAI BAHAN BAKAR BAGIGINJAL
untuk Ginjal
yc,eo, rola' r""t ilruilnf +rJ, Dalam keadaan kenyang normai, glutamin digunakan oleh ginjal sebagai bahan
" Berbagai Koadaan Fieiologi-s. bakar, dan penggunaan tersebut meningkat selama puasa dan asidosis metabolik (Ta-
bel 42.3). Rangka karbon membentuk cr-ketoglutarat, yang dioksidasi menjadi co2,
diubah menjadi glukosa, atau dibebaskan sebagai rangka karbon serin atau alanin
LaKat 45 20 15
Glukosa 25 200 (Gbr. a2.8). o,-Ketoglutarat dapat diubah menjadi oksaloasetat oleh reaksi siklus
Asam lemak 15 20 60 ATK, dan oksaloasetat diubah menjadi fosfoenolpiruvat (pEp) oieh pEp karboksiki-
Glutamin 15 40 25
nase. PEP kemudian dapat diubah menjadi piruvat dan kemudian asetil KoA, alanin,
-
'Glukosa yangidigunakan di medula ginjat dihasitkan di korteks
g jnjal.
Filtrat glomerulus
imbangan asam-basa, jumlah
netto asam yang diekskresikan
(jumlah H- yang terikat ke penyangga yang
di dalam lumen tubulus tersaring misalnya fosfat dan amonia) ha-
ginjal: H2O, urea,
H+
rus sama dengan jumlah asam yang ma-
so4, Poe; Hco3, suk ke dalam berbagai cairan tubuh dari
gula, asam amino
NHi.**J**"-NH3 semua sumber.
Asidosis metabolik Rena Felya terjadi
H*_--7y+H- akibat gangguan pada keseimbangan ini
1--\l--13* karena ginjalnya tidak mampu melakukan
NH; pengeluaran asam dalam jumlah yang me-
NH4 NHa . madai.
------:
difusi bebas
H"O + CO"
'i4<w'gdl
d
!
E
H2CO3
J,
)a.k,t "\
{t
HPO;
porta
Ke urin
Gbr.42.1 . Ekskresi amonia oleh ginjal. Amonia meningkatkan ekskresi proton dengan ber- Di ginjal, kecepatan penyerapan
kombinasi dengan proton membentuk ion amonium di dalam cairan tubulus ginjal. Ion amo- glutamin dari darah diatur oleh
nium kemudian berpindah ke dalam urin sewaktu melewati tubulus ginjal. Sewaktu darah difil- pH darah dan oleh kadar gluko-
trasi di .iaringan kapiler glomerulus, urea, gula, asam amino, ion, dan HzO masuk ke dalam kortikoid. Transpor glutamin ke dalam sel
cairan tubulus ginjal (filtrat glomerulus). Sewaktu cairan ini melewati bagian-bagian tubulus ginjal bersifat dependen-Na. dan dipenga-
(tubulus kontortus proksimalis, lengkung Henle, tubulus kontortus distalis, dan duktus pe- ruhi oleh potensial elektrokimia membran
ngumpul) dalam perjalanannya menjadi urin, berbagai komponen tersebut diserap kembali atau plasma. Sewaktu kadar proton di dalam
ditamb'ahkan ke dalam filtrat oleh sel epitel yang melapisi tubulus. Transporter spesifik di meningkat (pH menurun), potensial mem-
membran tubulus ginjal memindahkan proton ke dalam lumen tubulus untuk dipertukarkan de- bran berubah dan penyerapan glutamin
ngan Na* sehingga filtrat glomerulus menjadi lebih asam sewaktu berubah menjadi urin. Proton meningkat. Peningkatan kadar glukokor-
di dalam cairan tubulus disangga oleh fosfat, oleh bikarbonat, dan oleh NH3. Amonia, yang ti- tikoid darah akan meningkatkan kadar
dak bermuatan. mampu berdifusi menembus membran sel tubulus ginjal untuk masuk ke dalam mRNA glutaminase yang kemudian men-
urin. Amonia kemudian bergabung dengan proton dalam urin dan membentuk NHa*, yang tidak dorong penyerapan glutamin. Glutamina-
dapat dipindahkan kembali ke dalam sel. Pengeluaran proton sebagai NHa'menurunkan kebu- se memutuskan glutamin menjadi NH.-
tuhan ekskresi bikarbonat untuk menyangga urin. dan glutamat, sehingga kadar glutamin di
dalam sel menurun dan kecepatan penye-
rapan glutamin oleh sel meningkat.
Selama puasa semalam, pelePasan
serin, atau glukosa. Glukosa digunakan terutama.oleh sel medula ginjal, yang memi-
badan keton dan asam lain ke dalam tubuh
liki ketergantungan lebih besar terhadap glikolisis anaerobik karena pasokan oksigen meningkat. Dalam keadaan puasa berke-
dan kapasitas mitokondrianyayang lebih rendah. Laktatyang dibebaskan dari giiko- panjangan (kelaparan), pembentukan
lisis anaerobik di dalam sel ini diserap dan dioksidasi di sel korteks ginjal, yang asam-asam ini menyebabkan asidosis
memiliki kapasitas mitokondria dan pasokan darah yang lebih besar. metabolik ringan. Asidosis dan peningkat-
an kadar glukokortikoid meningkatkan pe-
nyerapan glutamin untuk mengkompensa-
si peningkatan asidosis.
Otot Rangka
Asidosis yang dialami oleh Rena Felya
terutama disebabkan oleh penurunan ke-
Pada manusia, otot rangka, karena massanya yang besar, adalah tempat utama pem-
cepatan filtrasi glomerulus akibat GNPS.
bentukan dan penguraian protein. Setelah makan makanan tinggi protein, insulin me-
Prolon dan amonia sulit masuk ke dalam
ningkatkan penyerapan asam amino tertentu dan merangsang sintesis protein. Selama filtrat glomerulus (yang kemudian diubah
puasa dan keadaan katabolik lainnya, terjadi penguraian netto protein otot rangka dan menjadi urin). Akibatnya, respons kom-
pembebasan asam amino (lihatGbr. 42.3). Penguraian netto protein juga mengenai pensasi terhadap asidosis metabolik yang
protein fungsional, misalnya miosin, yang dikorbankan untuk memenuhi kebutuhan terdapat pada orang sehat tidak mampu
akan asam amino yang lebih mendesak di jaringan lain. Selama sepsis, penguraian mengkoreksi asidosis metaboliknya.
678 BAGIAN VII / METABoLISME NITRoGEN
-
l
I
t-L-z"t'ruuut
Aselil Koe
;;;I I
i _,
'-KG
{ t --*-Glukosa
" remak
Asam Laktat Glikolisis
Gbr. 42.8. Metabolisme glutamin dan bahan bakar lain di ginjal. Untuk mengoksidasi secara
sempurna karbon glutamat menjadi CO2, glutamat harus masuk ke dalam siklus ATK sebagai
asetil KoA. Karbon yang masuk ke dalam siklus ATK sebagai cr-ketoglutarat (o-KG) keluar se-
bagai oksaloasetat, dan diubah menjadi fosfoenolpiruvat (PEP) oleh PEP karboksikinase. PEP
Untuk oksidasiAARB dan gluta- diubah menjadi piruvat, yang dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. PEP.juga dapat diubah men-
min diperlukan kemampuan un- : :
jadi serin, glukosa, atau alanin. GDH glutamat dehidrogenase; PEPCK fosfoenolpiruvat
tuk mengubah zat antara 4-kar- :
karboksikinase; TA transaminase; OA"{: oksaloasetat.
bon siklus ATK menjadi piruvat. Rangkai-
an reaksi ini memerlukan PEP karboksiki-
nase, atau malat dehidrogenase dalam
keadaan terdekarboksilasi (enzim malat).
Sebagian besar jaringan memiliki salah protein otot rangka dirangsang oleh glukokortikoid kortisol. Efek kortisoi timbul me-
satu atau kedua enzim tersebut. lalui pengaktivan proteolisis yang dependen-ubikuitin. Selama puasa, penurunan ka-
dar insulin darah dan peningkatan kadar kortisol darah meningkatkan penguraian
netto protein.
Otot rangka adalah tempat utama terjadinya pembentukan giutamin untuk me-
menuhi kebutuhan akan glutamin selama fase pasca-absorptif. selama asidosis meta-
bolik, dan selama trauma dan stres septik. Rangka karbon dan nitrogen pada giutarnin
terutama berasal dari metaboiisme AARB. Penguraian asam amino di otot rangka
juga disertai oleh pembentukan alanin, yang memindahkan gugus amino dari otot
rangka ke hati daiam siklus glukosa-alanin.
AARB memiliki peran khusus di otot dan sebagian besar jaringan lainnya karena
asam-asam tersebut merupakan asam amino yang dapat dioksidasi di jaringan di luar
hati. (Namun, semua jaringan dapat mempertukarkan asam amino dan zaI atftarc
siklus ATK melalui reaksi transaminbse, yaitu, alanin <+ piruvat, aspartat <+ oksalo-
asetat, din cr-ketoglutarat +> glutamat.) Realcsi pertama pada jalur tersebut, transami-
nasi AARB menjadi asam o-keto, terjadi terutama di otak, jantung, ginjal, dan otot
rangka. Jaringan-jaringan ini memiliki kandungan AARB transaminase yang tinggi
relatif terhadap kadar di hati yang rendah. Asam cr-keto pada AARB kemudian dibe-
baskan ke dalam darah dan diserap oleh hati, atau dioksidasi menjadi Co2 atau gluta-
min di dalam otot atau jaringan lain (Gbr. a2.9). Asam-asam tersebut dapat dioksidasi
oleh semua jaringan yang memiliki mitokondria.
Jalur oksidatif AARB mengubah rangka karbon menjadi suksinil KoA atau asetil
KoA (lihat Bab 39 dan Gbr. 42.9).Ialur tersebut menghasilkan NADH dan FAD(2H)
untuk sintesis ATP sebelum perubahan karbon menjadi zat antara siklus ATK, se-
hingga otot memperoleh energi. Leusin bersifat "ketogenik" karena diubah menjadi
asetil KoA dan asetoasetat. otot rangka, adiposit, dan sebagian besar jaringan lain
BAB 42 / HUBUNGAN AN fARJARINGAN DALAM METABOLISME ASAM AMINO 579
I gl W[.,*oorl
kadar amonia bebas di jaringan, pH darah,
dan pasokan AARB. Pada asidosis, pro-
. f>r'rnoH f-tr'rnon f--rnn1znl
porsi karbon AARB yang dibebaskan ke
dalam darah sebagai glutamin meningkat,
dan proporsi yang dibebaskan sebagai
[trnotzHr [trnotz'l.rn,ue{xon asam cr-keto menurun.
Gltrkosa
'*otu *\
'** \\*. <' AAsetoast
n""tf r.a .*--/'*asetoasetat Glukokorlikoid korlisol ikut menentu-
as"tfron
-^ t,ruu#-.-* \ \- 9666. kan peningkatan pembentukan glutamin
l<eton dengan menginduksi sintesis glutamin sin-
At*:rlr 4ts;"' / ,,-+sitrut tetase, dan dengan merangsang peng-
I/- |{ADPH oAA
17^\. uraian protein sehingga terjadi peningkat-
A*oo*
'^" lsositrat an ketersediaan AARB dan asam cr-keto
yang terbentuk melalui reaksi transami-
t
t11", siktus *oor,*\."o^
ArK nasi. Asam cr-keto dari salah satu AARB,
+i \
J
t.r-KG*".,
leusin, adalah aktivator bagi kompleks
asam amino rantai bercabang dehidroge-
(2H) rA
\>FAD r/ nase.
\
\ '-
NADHr
/>coz Kompleks asam o-keto rantai berca-
-----l) Suksinil KoAF liiljr# t ': bang dehidrogenase, enzim yang meng-
- NH" katalisis dekarboksilasi oksidatif AARB,
adalah enzim penentu kecepatan jalur ok-
,Asam cr-keto *iirtii|!'rii: sidatif (lihat Bab 39). Seperti kompleks pi-
tuk asetil KoA, suksinil KoA dioksidasi menjadi malat di dalam siklus ATK, dan ma-
lat kemudian diubah menjadi piruvat oleh malat dehidrogenase dekarboksilatif (malat
,>/ \
+ NADP* -+ piruvat + NADPH + H*) (lihat Gbr.42.9). Piruvat kemudian dapat diok- f. i*
Glu-(NH3)
sidasi menjadi asetil KoA. Cara lain, piruvat dapat membentuk alanin atau laktat.
Glu-(NHg) ,,-
glutamin tl/
\J.
\'o
sintetase
PENGUBAHAN ASAM AMINO RANTAI BERCABANG (ft.; H., ri 1
(tl Aso-(NH.)
MENJADI GLUTAMIN cturo- *J
kortikoid)
Siklus
Rute utama katabolisme valin dan isoleusin di otot rangka adalah masuk ke dalam nukleotida
Purin
siklus ATK sebagai suksinil KoA dan keluar sebagai cr-ketoglutarat untuk meny-
ediakan rangka karbon bagi pembentukan glutamin (lihat Gbr.42.9). Sebagian gluta- +l
NHs
min dan CO2 yang terbentulg, dari penguraian protein di otot rangka juga mungkin
berasal dari rangka karbon aspartat dan glutamat. Asam-asam amino ini mengalami Gbr.42.10. Pembentukan glutamin dari gugus
transaminasi, dan menjadi bagian dari simpanan zat antara 4-karbon siklus ATK. amino AARB. TA: transaminasi.
640 BAGIAN VII / METABoLISME NITROGEN
Siklus nukleotida purin ditemu- Nitrogen glutamin berasal terutama dari AARB (Gbr. a2.10). Gugus cr-amino
kan di otot rangka dan otak, tapi berasal dari reaksi transaminasi yang membentuk glutamat dari cr-ketoglutarat, dan
tidak terdapat di hati dan banyak
nitrogen amida dibentuk dari penambahan amonia bebas ke glutamat oieh glutamin
jaringan lain. Salah satu fungsinya pada
sintetase. Amonia bebas dalam otot rangka terutama berasal dari deaminasi glutamat
otot rangka adalah berespons terhadap
penggunaan ATP yang cepat selama latih- oleh glutamat dehidrogenase, atau dari siklus nukleotida purin.
an fisik. Saat latihan fisik, hidrolisis ATp Pada siklus nukleotida purin (Gbr. 42.11), deaminasi AMp menjadi IMp menye-
yang cpat meningkatkan kadar AMp, babkan pembebasan NH4*. AMp disintesis kembali dari gugus amino yang dise-
yang menyebabkan pengaktivan AMp diakan oleh aspartat. Gugus amino aspartat dapat berasal dari AARB melalui reaksi
deaminase (llhat Gbr. 42.11). Akibatnya, transaminasi.
konsentrasi IMP dalam sel meningkat, dan
terbentuk amonia. lMP, seperti halnya
AMP, mengakifkan fosforilase glikogen SIKLUS GLUKOSA-ALANIN
otot selama latihan fisik (lihat Bab 22).
Amonia yang terbentuk dapat membantu
Nitrogen yang timbul dari oksidasi AARB di otot rangka juga dapat dipindahkan
menyangga peningkatan pembentukan
asam laktat yang terjadi dalam otot rangka
kembali ke hati sebagai alanin pada siklus glukosa-alanin (Gbr.42.i). Gugus amino
selama latihan fisik yang berat. pada AARB pertama kali dipindahkan ke g-ketoglutarat untuk membentuk glutamat,
kemudian dipindahkan ke piruvat untuk membentuk alanin oleh reaksi transaminasi
sekuensial. Piruvat terutama timbul dari glukosa melalui jalur glikolitik. Alanin yang
dikeluarkan dari otot rangka diserap terutama oleh hati, tempat gugus amino diga-
bungkan ke dalam urea dan rangka karbonnya dapat diubah kembali menjadi glukosa
melalui glukoneogenesis. Meskipun jumlah alanin yang terbentuk beragam sesuai
asupan makanan dan keadaan fisiologis, pengangkutan nitrogen dari otot rangk4
ke
hati sebagai alanin terjadi hampir kontinu di sepanjang siklus harian puasa-makan.
Usus
Asam amino merupakan bahan bakar yang penting untuk sel mukosa usus setelah
makan makanan yang mengandung protein, dan pada keadaan kataboiik seperti ke-
adaan puasa atau trauma bedah (Gbr. 42.13). Selama berpuasa, glutamin merupakan
salah satu asam amino utama yang digunakan oleh usus. Karbon glutamin di usus
terutama mengalami oksidasi menjadi co2 dan diubah menjadi rangka karbon pada
laktat, sitrulin, dan omitin. Usus juga mengoksidasikan AARB. Nitrogen yang berasai
dari pemecahan asam amino diubah menjadi sitrurin, aianin, NH4, dan senyawa lain
yang dikeluarkan ke dalam darah dan diserap oleh hati. Meskipun sebagian
t\t: besar
Latihan I karbon dalam alanin ini berasal dari glukosa, oksidasi glukosa menjadi co2 bukan
fisik Pr jalur bahan bakar utama untuk usus. Asam remak juga bukan ,u-b".
bahan bakar
i
r. l\l)
Adenilat
I
I
kinase I
Y
Aliil' Al'lP
/ \ deaminase
Fumarat"-1/ \-+t*, ff otot '%.
qq
s.il*;".'-IMP+ l{
jJqkosar , ,.,. ;,:.''11
sui<sinat
f,---' ,,,,\,-, , , .
l ',Piruvat
: Asp
t
(ruH3)
+ /{T**,
)
I
AARB
(HHr) Y*i.,
k Asarn
H a1flinq rantal
Gbr, 42.11. Siklus nukleotida purin. pada otot %,.bercabanc i
Darah
rangka, siklus nukleotida purin dapat meng-
ubah gugus amino AARB menjadi NHa, yang
digabungkan ke dalam glutamin. Senyawa
yang mengandung gugus amino yang dilepas
pada siklus nukleotida purin diberi warna abu- Gbr.42,12. Siklus glukosa-alanin. Jarur pemindahan gugus amino dari AARB di otot rangka
abu ke urea di hati diperlihatkan dengan warna abu-abu.
BAB 42 / HUBLTNGAN ANTARJARINGAN DALAM METABOLISME ASAM AMINO 64I
[*i("-K""d;-l
II
pasca-makan
.:,.- ' ""
I
J. iF::"*;l EI:[J#]:1,1*,fft]fli'
Lumen usus Sel epitel intestinal nyerapannya oleh hati tidak memindahkan
Darah
karbon asam amlno netto ke hati untuk
Glutamin Glutamin glukoneogenesis. Namun, sebagian kar-
bon alanin berasal dari sumber bukan glu-
NH; kosa. Asam amino mana yang dapat me-
nyediakan karbon untuk pembentukan
Sitrulin, ornitin alanin? (Petunjuk: Lihat Gbr. 42.9.)
Glukosa
Alanin
AARB
Aspartat
Glutamat
Laktat
Badan keton
Gbr. 42.13. Metabolisme asam amino di usus. Jalur metabolisme glutamin di usus yang berasal
dari makanan (keadaan pascaprandial) dan dari darah (keadaan pascaabsorptif) sama. Sel usus
juga memetabolis aspartat, glutamat, dan AARB. Glukosa terutama diubah menjadi rangka kar-
bon alanin. a_KG = d_ketoglutarat; GDH: glutamat dehidrogenase; TA = transaminase.
yang bermakna untuk sel mukosa usus, meskipun asam iemak menggunakan badan
keton.
Setelah makan makanan yang mengandung protein, glutamin dalam makanan
menjadi bahan bakar utama untuk usus, dan produk metabolisme glutamin serupa de-
ngan produk pada keadaan pascaabsorpsi. Usus juga menggunakan aspartat dan gluta-
mat makanan, yang masuk ke dalam siklus ATK. Kolonosit (sel kolon) juga menggu-
nakan asam lemak rantai pendek, yang berasal dari kerja bakteri dalam lumen.
Pentingnya usus dalam metabolisme nitrogen di seluruh tubuh tampak dari kece-
patan pembelahan dan kematian sel mukosa usus yang tinggi, dan kebutuhan terus-
menerus untuk menyediakan asam amino bagi sel ini untuk mempertahankan kece-
patan sintesis protein yang tinggi yang diperlukan untuk pembelahan sel. Sel ini tidak
hanya penting untuk penyerapan zat gtzi, tapi juga sebagai pertahanan terhadap bak-
teri yang menyerang dari lumen usus, dan karena itu merupakan bagian dari sistem
pertahanan pasif. Akibat fungsinya yang penting ini, sel mukosa usus mendapat asam
amino yang diperlukan untuk sintesis protein dan oksidasi bahan bakar dari protein
otot rangka yang lebih cepat terurai.
Hati
Hati merupakan tempat metabolisme asam amino yang utama. Hati adalah tempat ka-
Penggunaan glutamin oleh usus
tabolisme asam amino utama, dan mengubah sebagian besar karbon asam amino men-
berkurang akibat asidosis meta-
jadi zat antarapada siklus ATK atau jalur glikolitik (yang dapat diubah menjadi glu-
bolik yang disamakan dengan
kosa atau dioksidasi menjadi CO2), atau menjadi asetil KoA serta badan keton. Hati keadaan pascaabsoptif atau pascapran-
juga merupakan tempat utama sintesis utea, dan dapat menyerap glutamin serta alanin dial. Selama asidosis metabolik, penye-
dan mengubah nitrogen menjadi urea untuk dibuang (lihat Bab 38). Jalur lain di hati rapan glutamin oleh ginjal meningkat, dan
membutuhkan asam amino yang luar biasa tinggi. Hati membentuk protein plasma, kadar glutamin darah turun. Akibatnya,
seperti albumin serum, transferin, dan protein pada jenjang pembekuan darah. Hati usus menyerap glutamin lebih sedikit.
6+2 BAGTAN vtr i METABoLTsME NTTRoGEN
Gbr. 12.14. Peran glutamin di otak. Glutamin berfungsi sebagai transporter nitrogen di otak
untuk membentuk neurotransmiter yang berbeda-beda. Berbagai neuron mengubah glutamin
menjadi asam 1-aminobutirat (GABA) atau menjacii glutamat. Glutamin juga mengangkut kele-
bihan NHa* dari otak ke dalam darah. AKRB : asam keto rantai bercabang: o.-KG : cx-ketoglu-
tarat.
merupakan tempat utama sintesis asam amino nonesensial, konjugasi senyawa xeno-
biotik dengan glisin, sintesis hem dan nukleotida purin, serta sintesis glutation.
Fungsi utama metabolisme asam amino di jaringan saraf adalah membentuk neuro-
transmiter. Diketahui terdapat lebih dari 40 senyawa yang berfungsi sebagai neuro-
transmiter, dan semuanya mengandnng nitrogen yang berasai dari asam amino pre-
kursor. Senyawa-senyawa ini adalah asam amino yang merupakan neurotransmiter
itu sendiri (misalnya glutamat. glisin), katekolamin yang berasal dari tirosin (dopamin
dan norepinefrin), serotonin (berasal dari triptofan), GABA (berasal dari glutamat),
asetilkolin (berasai dari asetil KoA dan koiin yang dibentuk di hati), serta banyak pep-
tida. Secara umum, neurotransmiter dibentuk di terminal prasinaptik akson dan disim-
pan di dalam vesikel sampai terlepas akibat perubahan sementara potensial elek-
trokimia di sepanjang akson. Katabolisme sebagian neurotransmiter selanjutnya
menyebabkan pembentukan suatu produk ekskresi urin. Metabolisme neurotransmi-
ter yang cepat memeriukan adanya simpanan asam amino prekursor yang terus-
menerus untuk pembentukan neurotransmiter de novo.
otak merupakan penghasil giutamin netto yang bergantung terutama pada glutamin
: 42.3: Sebagian alanin yang di- sintetase di sel astroglia. Glutamat dan aspartat dibentuk di sel ini dengan mengguna-
keluarkan dari otot rangka lang- kan gugus amino yang didapat dari AARB (terutama varin) dan zaI antarapada siklus
sung berasal dari pemecahan ATK yang terbentuk dari glukosa dan dari rangka karbon AARB (Gbr . 42 .l 4). Glr,rta-
protein. Rangka karbon valin, isoleusin,
mat diubah menjadi glutamin oleh glutamin sintetase, yang menggabungkan NHa'
aspadat, dan glutamat, yang diubah men-
jadi malat dan oksaloasetat pada siklus yang dilepaskan dari deaminasi asam amino dan deaminasi AMp pada siklus nukleo-
ATK, dapat diubah menjadi piruvat dan ke- tida purin di otak. Glutamin ini dapat mengalir keh.rar dari otak, dengan membawa ke-
mudian mengalami transaminasi menjadi lebihan NHo* ke dalam darah, atau berfungsi sebagai prekursor glutamat di sel neu-
alanin. Besarnya sumbangan karbon dari ronal.
asam-asam amino ini pada efluks alanin Glutamin yang dibentuk di sel astroglia adalah prekursor glutamat (suafu neuro-
beragam sesuai jenis otot..pada manusia. transmiter eksitatorik) dan GABA (suatu neurotransmiter inhibitorik) di sel neuronal
Asam-asam amino inijuga dapat berperan (lihat Gbr. 42.14). Glutamin diubah menjadi glutamat oleh suaru isozim glutaminase
pada efluks alanin dari usus.
neuronal. Di dalam neuron GABAergik, glutamat kemudian mengalami dekarboksi-
B.\B J] HUBL\G.\\ .{\T,{R-I.\RI\G.\\ DALA\I \IET-\BOLIS\fE ,\SA\1 AMINO 643
Makanan,Tinggi Protein
Setelah menelan makanan tinggi protein, usus dan hati menggunakan sebagian besar
Selama keadaan hiperamone-
asam amino yang diserap (Gbr. 42.l5). Glutamat dan aspartat digunakan sebagai ba- mia, amonia (NH.) dapat berdi-
han bakar oleh usus, serta sebagian kecil mesuk ke dalam vena porta. Ususjuga mung- fusi dari darah ke dalam otak.
kin nrenggunakan sebagian AARB. Hati mengambll60-70% asam amino yang terda- Amonia ini mampu menghambat isozim
pat di vena porta. Asam amino ini sebagian besar diubah menjadi glukosa dalam jalur glutaminase saraf, dengan demikian me-
glukoneogenik. nurunkan pembentukan amonia tambahan
Setelah makan makanan berprotein mumi, peningkatan kadar asam amino dari di otak dan menghambat pembentukan
glutamat sefta menghambat metabolisme-
makanan ini yang mencapai pankreas merangsang pengeluaran glukagon di atas ka-
nya lebih lanjut menjadi GABA. Efek amo-
dar puasa, dengan demikian rneningkatkan penyerapan asam amino ke dalam hati dan
nia ini mungkin berperan pada terjadinya
merangsang glukoneogenesis. Pengeluaran insulin juga dirangsang, tapi tidak menya- letargi akibat hiperamonemia yang ditemu-
mai kadar setelah makan makanan tinggi karbohidrat. Secara urtum, insulin yang .kan pada penderita penyakit hati.
644 BAGTAN vrr i MEr.ABoLrsME NrrRocEN
Derajat respons hiperkatabolik dikeluarkan setelah -1fT makanan tinggi protein cukup banyak sehingga merang-
tubuh bergantung pada berat sang penyerapan AARB ke dalam otot rangka dan sintesis protein netto, tapi gluko-
dan lamanya trauma atau stres. neogenesis di hati tidak terhambat. Makin tinggi kandungan
Setelah tindakan bedah sederhana pada karbohidrat dalam ma_
kanan, makin tinggi rasio insulin/glukagon dan makin
pasien sehat lain, keseimbangan nitrogen besar pergeseran asarn amino
dari glukoneogenesis ke jalur biosintetik di hati seperti pembentukan
negatif netto dapat dibatasi sampai sekitar proteinpiasma.
1 minggu. Kehilangan nitrogen ringan bia_ Sebagian besar nitrogen asam amino yang masuk ke dalam
sirkuiasi perifer sete-
sanya diganti oleh tambahan protein dari lah makan makanan tinggi protein atau makanan campuran
tampak sebagai AARB.
makanan seiring dengan pulihnya pasien. Karena kadar transaminase hati untuk asam amino ini iendah,
traii tiaat dapat rneng_
Bila luka traumatik atau stres septik makin oksidasinya secara bermakna dan asam amino ini masuk
ke dalam sirkulasi sistemik.
berat, tubuh dapat melakukan katabolisme diserap dengan perlahan oleh otot rangka dan jaringan lainnya.
protein tubuh dan lemak jaringan adiposa IA'ARB Jaringan non-
hepatik perifer ini menggunakan asam amino yang berasal
dalam jangka waktu lama, dan keseim_ dari makanan terutama
untuk pembentukan protein.
bangan nitrogen negatif mungkin tidak ter-
koreksi setama beberapa minggu.
Keadaan Hiperkatabolik
Pembedahan, trauma, luka-bakar, dan stres septik merupakan
contoh keadaan hiper-
katabolik yang ditandai oreh peningkatan penggunaan bahan
bakar dan keseimbangan
nitrogen yang negatif (Gbr.42.16). Mobilisasl cadangan protein,
lemak, dan karbohi-
drat tubuh berperan untuk mempertahankan fungsi jaringan yang
normal dengan
adanya masukan makanan yang terbatas, maupun ,rntut
menyotong kebutuhan
energi dan asam amino untuk respons kekebalan serta penyembuhan
luka. Keseim-
lnokulasi Pemaparan
106 r
cc l31r A
rie- rooi-
98.-
I \ .+
o
CD
o5
co (J
6a, *q
cD-
.g.g -'0
tr6
'o= c -lb
6
o
Y
10.
o
o)^ -i3-
^:J
-ryEi;:P:P-
96 r j
\-;..:;;J
'FO
cdl -30 i-
(ov !
o)=
-50
fi(!
EE -79
g-? I
V
{l} -90 I
I
I ...-...L...........-..-...,*
15 20 05101520 ' r
fase
Dokter ahli ginjal yang menangani Rena Felya khawatir bila Rena memasuki
progre-
penurunan fungsi ginpl deqgan cepat yang dikenal sebagai glomerulonefritis
pencarian
sif cepat (GNP-C). FrognoriJar pemilihan terapi yang tepat membutuhkan
disebab-
mekanisme yang mendasari GNPC melalui biopsi ginjal. Sekitar 40% GNPC
glomerulus (biasanya berkaitan dengan ke-
kan oleh teibentuknya kompleks imun
646 BAGTAN vn / METABoLTSME NITRocEN
lainan seperti GNPS). Temuan histologis bentuk bulan sabit glomerulus pada biopsi
ginjal Rena menyebabkan diberikannya terapi steroid, keputusan yang membawa pe-
mulihan sempurna bagi pasien.
Dokter dapat menentukan bila seorang pasien seperti Katta Bolic sedang me-
rnasuki respons fase akut terhadap suatu kerusakan, meskipun samar, dengan menen-
tukan apakah beberapa protein fase akut yang unik sedang disekresikan oleh hati atau
tidak. Protein C-reaktif, yang dinamakan demikian karena kemampuannya berinter-
aksi dengan C-polisakarida pneumokokus, dan protein A amrloid serum. yaitu suafr-r
prekursor fibril amiloid yang ditemukan pada amiloidosis sekunder, hanya terdapat
pada pasien yang mengalami respons fase akut dan tidak pada orang sehat. Protein
lain yang normalnya ditemukan dalam darah orang sehat terdapat dalam konsentrasi
yang meningkat pada pasien yang mengaiami respons fase akut. Yang termasuk di
sini antara lain haptoglobin, inhibitor protease tertenfu, komponen komplemen, seru-
loplasmin. dan fibrinogen. Peningkatan konsentrasi protein ini dalam darah mening-
katkan iaju endap darah (LED), yang merupakan pemeriksaan laboratorium lain
untuk mendeteksi respons fase akut.
Penurunan berat badan yang sering terdapat pada penderita sepsis terutama dise-
babkan oleh hilangnya nafsu makan akibat pengaruh sitokin tertentu pada pusat nafsu
makan medula. Penyebab lainnya adalah peningkatan pengeluaran energi oleh de-
mam, dan peningkatan proteolisis otot.
Bacaan Anjuran
Abumrad NN, Williams P, Frexes-Steed M, et al. Inter-organ metabolism of amino acids in vivo. Diabe-
teslMetabol Rev 1989;5:2 l3-226.
Beisel WR. Nutrition and infection, In: Linder MC, ed. Nutritional biochemistry and metabolism with
clinical applications.2nd ed. New York: Elsevier, l99l 507-542.
BAB 42 / HUBLNGAN ANTAzuARINGAN DALAM METABOLISME ASAM AMINO 647
/-\ -/ r
t ngan demikian, pasien dengan diabetes
/-t 1\- iR)u"*."on
melitus dapat membutuhkan kadar insulin
eksogen yang lebih tinggi selama sepsis.
,dF !^"'L,*".-'il,i
/^ \ ni
- /d**-J\
\dGrukason
: 4#*];
"'*il;F' \*/\
Uf..t..t rr\!tr rl-l
,,_1 rL-6
,,_h
\ xoffr." \ Glukokortikoid
TNF
\\-\: aArenat adrenal :-
*-":-
rnJutin I \'f,
Eoinefrin ",' / i
tfHati ;
f Gluko*kortikoid I ,/
;:\ Asam amino, atanin , t*--
Ambilan asam aminot
-*\-t'lutarllll
-\- GlutaminI protein
Sintesis t
Ambilan asam aminol -'-r Sintesis protein
faseakut tt
Sintesis protein t
Penguraian protein t
Gbr.42.17. Sitokin dan hormon yang memperantarai fluks asam amino selama sepsis. Produk
bakteri bekerja pada makrofag untuk merangsang pengeluaran sitokin dan pada otak untuk me-
rangsang respons simpatoadrenal. Hasilnya adalah perangsangan pengeluaran hormancounter-
regulatory insulin, yaitu epincfrin, glukagon, dan glukokortikoid. Glukokortikoid kortisol
mungkin merupakan mediator utama pada pemecahan protein otot selama sepsis. Sintesis pro-
tein hati. terutama protein fase akut, dirangsang baik oleh kortisol maupun sitokin. Me-
tabolisme asam amino di usus.juga mungkin dipengaruhi oleh glukokortikoid dan sitokin. Dise-
suaikan dengan izin dari Fisher J. Am J Surg 19911'16l:270.
Fischer J, Hasselgren P-O. Cytokines and glucocorticoids in the regulation ofthe "hepato-skeletal muscie
axis" in sepsis. Am J Surg L99l:l6l:226-271.
Skeie B, Kvetan V. Gil KM, et al. Branclr-chain amino acids:theirmetabolism and clinical utility. CritCare
Med lq90.l8:549-571.
SOAL :
2. Perubahan apa yang akan terdapat pada metabolisme asam amino penderita diabe-
tes melitus dependen insulin yang tidak diobati?
JAWABAN
tamin juga akan menjadi sumber energi bagi sel-sel ini. Sesungguhnya, banyak sel
yang dapat langsung menggunakan AARB sebagai sumber energi. Namun, AARB
yang diberikan bersama asam amino lain dalam distribusi normal, seperti tambahan
protein bermutu tinggi, tetap dapat memberikan semua keuntungan ini.
Beberapa masalah potensial yang akan timbul adalahyang berkaitan dengan keti-
dakseimbangan asam amino. Kadar AARB yang terlalu tinggi akan merangsang pe-
ngeluaran insulin dan menghambat proteolisis otot rangka, dengan demikian menye-
babkan kura4g tersedianya asam amino lain.
2. Meskipun mekanisme kerl'a insulin masih samar, diketahui bahwa insulin merang-
sang penyerapan asurm amino ke dalam otot rangka, meningkatkan pembentukan pro-
tein umum dengan merangsang translasi serta mekanisme lain, dan menghambat pe-
mecahan protein. Defisiensi insulin akan meningkatkan pemecahan protein netto,
dengan demikian meningkatkan pengeluaran glutamin, alanin, dan asam amino lain-
nya ke dalam darah. Peningkatan aliran masuk prekursor glukoneogenik ke dalam hati
menyebabkan terjadinya hiperglikemia diabetes melitus. Timbulnya ketoasidosis
pada penderita diabetes melitus dependen insulin akan mendorong terjadinya meka-
nisme reaksi terhadap asidosis, berupa peningkatan pengeluaran glutamin dari otot,
penihgkatan penyerapan glutamin oleh ginjal, dan peningkatan ekskresi NHa*. Ha-
silnya pada pasien adalah pengecilan otot.