Anda di halaman 1dari 5

PENGERTIAN PENGEDOKAN KAPAL

[Advertisement]

PENGERTIAN PENGEDOKAN KAPAL


PENGEDOKAN KAPAL merupakan proses yang dilakukan untuk memindahkan kapal (ship) dari air atau
laut ke atas Dock dengan fasilitas bantuan pengedokan. BKI ( Biro Klasifikasi Indonesia ) dan Syah Bandar
telah menentukan periode-periode untuk perbaikan kapal diatas dock ( Pengedokan kapal ), Pengedokan
kapal dilihat dari aspek semuanya seperti umur kapal, jenis bahan yang digunakan untuk badan/body kapal
dan kebutuhan kapal itu sendiri. Dalam melakukan pengedokan kapal harus dilakukan dengan hati-hati dan
persiapan yang sangat matang karena spesifikasi bentuk kapal yang khusus dan berbeda.

Pengedokan kapal mempunyai banyak jenis pekerjaan yang dilakukan diatas Dock/galangan, untuk itu
silahkan simak jenis pekerjaan berikut ini.
JENIS-JENIS PEKERJAAN REPARASI KAPAL DIATAS
GALANGAN :

Penerimaan kapal di dermaga dock

Persiapan pengedokan

Pengedokan kapal (Docking)

Pembersihan badan kapal

Pemeriksaan ketebalan plat & kerusakan lambung/konstruksi lainnya


Pemeriksaan sistem di bawah garis air
Pelaksanaan pekerjaan (konstruksi, mesin, listrik dan lainnya)
Pengetesan hasil pekerjaan
Pengecatan lambung kapal
Pemasangan cathodic protection
Penurunan kapal dari atas dock (Undocking)
Penyelesaian pekerjaan diatas air
Percobaan/Trial
Penyerahan kapal kepada pemilik kapal
Sistematika Pengedokan

Secara umum proses sistematika dalam pengedokan tersendiri dapat diuraikan dalam beberapa
item sebagai berikut:

1. Perusahaan (Owner) Menghubungi perusahaan galangan kapal (dalam hal ini PT. Dok &
Perkapalan Kodja Bahari cabang Cirebon) guna minta antrian pengedokan perbaikan kapal.
2. PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari memproses berdasarkan data yang diberikan
oleh owner (dijelaskan lebih lanjut pada proses pengedokan)
3. Kemudian dilakukan langkah:

a. Docking Space
b. Repair list
c. Calculation
d. Pranegitiation
e. Contract
f. Dock Regulation
g. Draft Bill
h. Final Calculation
Pada langkah tersebut pihak owner diwakoli oleh OS (Owner Surveyor)
4. Setelah mencapai titik kesepakatan maka pihak owner maupun pihak galangan kapal,
menghubungi anak buah kapal untuk naik dok guna persiapan peralatan yang dibutuhkan dalam
proses pengedokan.

5. Selama kapal yang akan melakukan pengedokan (antri masuk dok) pihak PT. Dok &
Perkapalan Kodja Bahari cabang Cirebon melakukan floating Repair dengan tujuan untuk
efisiensi waktu yang digunakan dalam proses perbaikan kapal.
6. Setelah mooring quay habis, kapal mulai memasuki dok yang sebelumnya telah dipersiapkan
bantalan-bantalan yang telah disesuaikan peletakannya sesuai alur gading-gading utama kapal
yang akan melakukan pengedokan, dengan fasilitas-fasilitas yang telah dipersiapkan oleh PT.
Dok & Perkapalan Kodja Bahari caang Cirebon antara lain:
a. Diberikan asistensi tug boat untuk sandar atau datang dan saat kapal meninggalkan galangan
hal ini membutuhkan waktu sekitar 2 3 hari
b. Diberikan asistensi line handler saat kapal datang, naik turun dok serta saat kapal
meninggakan galangan.
c. Diberikan fasilitas sandar kade sebelum/sesudah docking.
d. Kapal dinaikkan diatas dock guna dilakukan pengerjaan dibawah garis air
e. Disupply aliran listrik kekapal untuk lampu penerangan/power consumption dikapal selama
perbaikan; 380V/50Hz, 3 Phase, 60A
f. Diberikan 2 buah selang air laut untuk pemadam kebakaran selama kapal dalam perbaikan

g. Diberikan 5 ton air tawar setiap hari untuk keperluan MCK ABK selama kapal dalam
perbaikan.
h. Diberikan 1 buah bak sampah dikapal selama kapal dalam proses perbaikan dan sampah
dibuang 3 hari sekali.

7. Setelah proses perbaikan dibawah garis air selesai maka kembali dilakukan floating
repair dengan tujuan effisiensi dock space, sehingga dok bisa digunakan kapal yang lainnya.
Proses Pengedokan

A. Proses persiapan kapal

1. Kapal ditambatkan di Dermaga dan mematikan semua mesin utama kapal.

2. Menurunkan barang-barang yang tidak dipelukan dalam proses perbaikan kapal, misalnya
drum dan barang lainnya yang mudah bergeser.

3. Memasukan alat-alat yang menonjol keluar kapal misalnya stabilisato kapal.

4. Kapal diusahakan tegak tidak dalam posisi miring ataupun nungging.

5. Kapal yang naik dock diusahakan dalam keadaan free gas demi keselamatan karyawan dalam
proses perbaikan.
6. Menyediakan tali temali, fender dan peralatan yang lain yang dapat digunakan sewaktu-waktu.
7. Menyediakan kapal tunda sebagai pemandu kapal.

8. Pengosongan tangki, baik tangki bahan bakar, pelumas, ballast dll.

9. Menyediakan gambar yang dibutuhkan dalam proses pengedokan, seperti

a. General arrangement
b. Midshipman section
c. Lines plan
d. Shell expantion
e. Lainnya yang dibutuhkan.

10. Memperhatikan posisi waktu gelombang air (pasang/ surut) untuk proses pemasukan kapal
maupun pengeluaran kapal dari dock dengan dibantu kapal bantu dantug boat.

B. Persiapan Docking oleh Pihak Galangan

1. Pengosongan kolam dok dengan menutup pintu air (ponton) dimana pintu air ini sendiri
merupakan pintu berbentuk balok yang bagian tengahnya terdapat ruangan untuk air, dan
menyedot air yang ada dalam kolam dengan menggunakan pompa.

2. Setelah dok kolam kosong maka dilakukan pemasangan bantalan dudukan kapal,
peletakannya disesuaikan gading-gading utama daripada kapal itu tersendiri.

3. Kemudian dilakukan pengisian air kembali pada kolam setinggi water float dengan membuka
pintu induk .
4. Pengosongan air dalam ponton agar massa dalam ponton tersebut menjadi ringan sehingga
mengapung dan dapat dengan mudah dipindahkan. Dengan bantuan tali dan ditarik ke bagian
samping dok kolam.

5. Kapal dimasukkan dengan bantuan tali temali dan di tempatkan pas terhadap bantalan yang
telah di sediakan sebelumnya sesuai center line yang ada.

6. Penutupan ponton kembali dengan bantuan tali temali di paskan pada gerbang dan kembali
diisi air pada bagian dalamnya, dan kemudian dilakukan pengosongan kolam dengan bantuan
pompa.

C. Proses Pemasukan dan Pengeluaran Kapal dari Dok

a. Proses Pemasukan Kapal

Sebelum memasukkan kapal perlu kita perhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Mesin harus mati kecuali mesin winch


2. Kapal diatur supaya trim yang terjadi adalah trim minimum, dimana jarak antara trim haluan
dan buritan adalah 2 meter.

3. Kapal harus bebas dari muatan berbahaya dan gas

4. Kesiapan fasilitas sandar (bolder, tali, crew dock dll)


Selain memperhatikan hal-hal tersebut diatas perlu juga dipersiapkan hal-hal sebagai berikut:

1. Pengaturan keel block dan side block, pada side block mengacu pada docking line plan
2. Pada keel block 1 m terdiri dari beton cor setinggi 70cm dan bantalan kayu keras setinggi 30
cm.
3. Peninggian side block diatur sesuai bentuk gading-gading kapal.

4. Kapal-kapal dengan lebar sama atau lebih dari 16m dibuat side block antara, dimana jarak
antar block maksimal 2 m atau diatur tumpuan maksimal pada landasan graving tidak lebih.
5. Posisi bottom plug, peralatan elektronik dibawah kulit lambung, sea chest, dan sepatu kemudi
tidak boleh bertumpu pada stop block.
6. Jarak pengaturan lock sebagai berikut:
a. 4 buah keel block terdepan dan 5 buah paling belakang jarak antar stop blockmasing-masing
adalah 50 cm dan diikat masing-masing menjadi 1 unit agar saat kapal duduk susunan keel
block tidak bergeser pada pondasi.
b. Jarak antara keel block masing-masing 2 m
c. Jarak antara side block masing-masing 3 m, 3,5 m, 4 m tergantung masing-masing
jarak frame dan besar kapal.
d. Penempatan side block diletakkan dalam daerah setengah lebar R bilga
e. Penempatan side block antara, tergantung posisi side keel pada konstruksi kapal tersebut.
7. Penempatan keel block, side block dan side block antara diusahakan bertumpu pada wrang-
wrang double bottom, sekat melintang dan memanjang sekat melintang dan memanjang untuk
menghindari deformasi pada plat bottom.
8. Penandaan garis, titik, untuk posisi acuan pembentukan kapal.
9. Persiapan tug boat, dock master dan crew dock,batang stut ukuran, tali-temali, tangga dan lain-
lain.
10. Setelah pekerjaan persiapan selesai, kapaldapat dimasukkan, urutan sesuai dengan
proses docking.
b. Proses Pengeluaran Kapal dari Dock

Apabila proses perbaikan selesai, maka kapal telah siap dikeluarkan dan dapat melakukan
prises finising di dermaga. Adapun proses pengeluaran kapal dari dock adalah sebagai berikut:

1. Semua perlatan kerja dalam graving dock dikeluarkan semuanya terlebih dahulu, begitu pula
kotoran hasil reparasi.
2. Kran pintu induk dock dibuka sehingga air masuk ke dalam graving dock, setelah air yang
masuk setinggi permukaan air laut maka pintu ponton akan terangkat dengan sendirinya.
3. Pada waktu kapal mulai terapung side block yang terikat dengan tali ditarik dari posisinya
kemudian diletakkan disamping.
4. Stoot-stoot samping diambil dan kapal ditarik keluar dengan bantuan tug boat.

Anda mungkin juga menyukai