id
Disusun Oleh :
KHOIRUDDIN
M 0207039
SKRIPSI
SURAKARTA
commit to2012
Januari, user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KHOIRUDDIN
M0207039
Jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret Surakarta
ABSTRAK
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KHOIRUDDIN
M0207039
Physics Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Sebelas Maret University (UNS)
ABSTRACT
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iii
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................... iv
HALAMAN ABSTRACT ............................................................................. v
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 3
1.3. Batasan Masalah ..................................................................... 3
1.4. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 5
2.1. Energi Surya .......................................................................... 5
2.2. Sel Surya ............................................................................... 5
2.2.1. Gambaran Umum Sel Surya ..................................... 6
2.2.2. Prinsip Kerja Sel Surya ............................................. 7
2.2.3. Performa Sel Surya ................................................... 7
2.3. DSSC ..................................................................................... 9
2.3.1. Gambaran Umum DSSC............................................ 9
2.3.2. Prinsip Kerja DSSC .................................................. 10
commit to user
2.3.3. Material DSSC .......................................................... 12
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
Dalam skripsi ini dye alami sebagai sensitizer yang digunakan adalah
wortel (Daucus carota) yang memiliki kadar -carotene tinggi. -carotene ini
akan dikaji mulai dari proses ekstraksi -carotene, pengujian karakteristik optik
dan I-V dari dye -carotene, serta fabrikasi DSSC.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
DASAR TEORI
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
= . (2.1)
Dengan h adalah tetapan Planck (6,62 1034 J.s) dan c adalah kecepatan
cahaya vakum ( 3,00 108 m/s). Persamaan di atas juga menunjukkan bahwa
foton dapat dilihat sebagai partikel energi atau sebagai gelombang dengan panjang
gelombang dan frekuensi tertentu.
Gambar 2.1. Struktur sel surya silikon sambungan p-n (Halme, 2002)
commit toIII
p diperoleh dengan doping unsur golongan user
sehingga elektron valensinya defisit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
satu dibanding atom sekitar. Ketika dua tipe material tersebut mengalami kontak
maka kelebihan elektron tipe-n berdifusi ke tipe-p sehingga area doping-n akan
bermuatan positif sedangkan area doping-p akan bermuatan negatif. Medan
elektrik yang terjadi antara keduanya mendorong elektron kembali ke daerah-n
dan hole ke daerah-p. Pada proses ini telah terbentuk sambungan p-n. Dengan
menambahkan kontak logam pada area p dan n maka telah terbentuk dioda.
Gambar 2.3. Bentuk khusus dari kurva I-V solar cell (Makvart, 2003)
Gambar 2.3 memperlihatkan tegangan open-circuit (Voc), Arus short
circuit Isc, dan Maximum Power Point (MPP), dan arus tegangan pada MPP :
Impp,Vmpp. Ketika sel dalam kondisi short circuit, arus maksimum atau arus short
circuit (Isc) dihasilkan, sedangkan pada kondisi open circuit tidak ada arus yang
dapat mengalir sehingga tergangannya maksimum, disebut tegangan open-circuit
(Voc). Titik pada kurva I-V yang menghasilkan arus dan tegangan maksimum
disebut titik daya maksimum (MPP). Karaktersitik penting lainnya dari sel surya
yaitu fill factor (FF), dengan persamaan (Halme, 2002) :
.
= (2.2)
.
Dengan menggunakan fill factor maka maksimum daya dari sel surya
didapat dari persamaan (Halme, 2002) :
= . . (2.3)
= 100% (2.4)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
Nilai efisiensi ini yang menjadi ukuran global dalam menentukan kualitas
performansi sel surya. Efisiensi dari sel surya tergantung pada temperatur dari sel
dan yang lebih penting lagi adalah kualitas illuminasi. Misalnya total intensitas
cahaya dan intensitas spektrum yang terdistribusi. Oleh karena itu, standar kondisi
pengukuran harus dikembangkan sejalan dengan pengujian sel surya di
laboraturium. Kondisi standar yang telah digunakan untuk menguji solar sel
dengan intensitas cahaya 1000 W/m2, distribusi spektrum dari pancaran matahari
seperti Gambar 2.4, dan temperatur sel 25oC. Daya yang dikeluarkan solar cell
pada kondisi ini adalah daya normal dari sel, atau modul, dan dicatat sebagai
puncak daya (peak watt), Wp (Halme, 2002).
2.3. DSSC
2.3.1. Gambaran Umum DSSC
DSSC sejak pertama kali ditemukan oleh Grtzel pada tahun 1991, telah
menjadi salah satu topik penelitian yang dilakukan intensif oleh peneliti di seluruh
dunia. DSSC bahan disebut juga terobosan pertama dalam teknologi sel surya
sejak sel surya silikon.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
Absorbsi cahaya dari DSSC dilakukan oleh molekul dye dan separasi
muatan oleh injeksi elektron dari dye pada TiO2 di permukaan elektrolit
semikonduktor. Dengan struktur pori yang nano maka permukaan dari TiO2
menjadi luas sehingga memperbanyak dye yang terabsorbsi dan akan
meningkatkan efisiensi Meskipun hanya selapis dye, dapat mengabsorbsi kurang
dari 1% dari cahaya yang datang (ORegan dan Grtzel, 1991). Saat
penyusunannya, molekul dye menjadi sebuah lapisan dye yang tebal. Lapisan
tersebut mampu meningkatkan kemampuan optis DSSC. kontak langsung antara
molekul dye dengan permukaan elektrode semikondutor dapat memisahkan
muatan dan berkontribusi pada pembangkit arus.
Prinsip kerja DSSC digambarkan dengan Gambar 2.6. Pada dasarnya
prinsip kerja dari DSSC merupakan reaksi dari transfer elektron. Proses pertama
dimulai dengan terjadinya eksitasi elektron pada molekul dye akibat absorbsi
foton. Elektron tereksitasi dari ground state (D) ke excited state (D*).
+ (2.5)
2+ + 3 3 + 2 (2.6)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
3 + 2 3 (2.7)
merupakan pilihan yang cocok karena tidak mengalami defect pada range
temperatur tersebut.
Gambar 2.4. Struktur anatase (a) dan rutile (b) (Soleh, 2002)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
wortel (Daucus carota) dalam jumlah banyak serta mudah diekstraksi ke dalam
pelarut alkohol (Wei Lin, 2007).
-Carotene merupakan pigmen yang tidak mantap. Mereka mudah
teroksidasi terutama bila terdedahkan di udara pada pelat KLT dan dapat juga
mengalami pengisomeran trans-cis selama ditangani. Larutan -Carotene harus
disimpan di tempat yang gelap dan ideal.
Spektrum -Carotene sangat khas antara 400-500 nm, dua puncak utama
di sekitar 450 nm dan biasanya ada dua puncak tambahan pada kedua sisi puncak
utama. Letak ketiga kamsimum yang tepat, beragam, bergantung pada pigmennya.
Sedangkan untuk pigmen -Carotene dapat dilihat pada gambar 2.8. Untuk -
Carotene biasanya identifikasinya adalah pada sinar tampak. Sedangkan pada
spektroskopi infra merah tidak ada gunanya, tetapi berharga untuk mendeteksi
cirri struktur tertentu, seperti gugus keto atau asetilena.
2.3.5 Elektrolit
Salah satu bagian dari DSSC adalah elektrolit. Elektrolit dalam DSSC
berfungsi untuk menggantikan kehilangan elektron pada pita HOMO dari dye
akibat eksitasi elektron dari pita HOMO ke pita LUMO karena penyerapan cahaya
tampak oleh dye. Elektrolit juga dapat menerima elektron pada sisi counter
electrode. Elektrolit terdiri dari pasangan redoks yang sangat penting dalam
menentukan karakteristik fotovoltaik dan daya tahan DSSC. DSSC menggunakan
pasangan elektrolit I- dan I3- sebagai elektrolit, karena sifatnya yang stabil dan
mempunyai reversibility yang baik (Wang et.al., 2005).
I T I0 (2.8)
I
A log( ) Log (T ) lc (2.9)
I0
I
T 10 A 10 lc (2.10)
I0
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
1 I 1
ln ln(T ) (2.11)
l I0 l
Dengan
A = absorbansi
= koefisien absorbansi
T = trasmitansi
Io = daya cahaya datang (W.m-2)
I = daya cahaya keluar (W.m-2)
c = kosentrasi molar (mol. l-1)
l = tebal media (m)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
Persiapan
Karakteristik dasar
Didapatkan larutan
dye -carotene Absorbansi I-V
Pembuatan Counter
Elektroda
Fabrikasi DSSC
Pengujian Karakteristik
I-V
Perhitungan Efisiensi
3.3.1. Persiapan
Persiapan yang dilakukan adalah persiapan dan pembersihan alat-alat
ekstraksi. Proses persiapan untuk ekstraksi dilakukan dengan pembersihan alat
berupa gelas beker, corong, magnet stirrer. Alat-alat tersebut dibersihkan dengan
menggunakan methanol. Selain proses persiapan ekstraksi, dilakukan pula
pembersihan kaca konduktif (FTO) untuk pengujian sampel dengan methanol
menggunakan ultrasonic cleaner seperti ditunjukkan pada gambar 3.2.
Pembersihan kaca konduktif menggunakan ultrasonic cleaner agar kaca terbebas
dari material-material yang tidak mampu dibersihkan dengan air saja. Kaca
konduktif yang bersih mempengaruhi hasil pengujian dari sampel yang akan
dilapiskan pada kaca konduktif tersebut.
Dye yang akan digunakan kali ini menggunakan pewarna alami, yang
diekstraksi dari wortel menggunakan hidrolisis tidak langsung dengan metode
pemanasan. Pertama kali wortel dicuci dan dirajang kecil dengan ukuran 0,5 x 0,5
cm. Setelah itu wortel ditimbang sebanyak 3 variasi penimbangan yaitu 20 gr, 30
gr, dan 40 gr. Masing-masing diekstraksi dengan n-hexane dan diaduk dengan
magnet stirrer selama 30 menit pada suhu 45oC. Setelah itu dilakukan
penyaringan larutan tersebut sehingga didapatkan dye alami yang dibutuhkan
(Wei Lin, 2007).
dibandingkan antara dye yang dibuat dengan massa wortel yang berbeda sehingga
sebanding dengan perbedaan konsentrasi dye.
= .
R merupakan resistansi dalam , V adalah tegangan dalam volt dan I
adalah arus listrik yang mengalir dalam ampere (A). Skema pengukuran
ditunjukkan pada Gambar 3.6.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
commit to user
Gambar 3.7. Elkahfi-100 IV-meter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
commit
Gambar 3.10. FTO yang telahtoditutup
user dengan scotch tape
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
(a) (b)
Gambar 3.18. (a) Pengujian I-V pada DSSC dengan menggunakan
commit
Keithley 2602A to userPower Meter 1333R
(b) Solar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
Uji I-V pada kondisi gelap ditutup dengan kotak yang dilapisi dengan
alumunium foil. Sehingga setelah uji ini didapatkan perbedaan konduktivitas
antara uji DSSC pada kondisi terang yang disinari dengan cahaya dari OHP dan
pada kondisi gelap. Dari grafik karakteristik I-V kondisi terang yang didapatkan
dapat ditentukan nilai fill factor maupun efisiensinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
1.8 448
475 20 gr wortel + 50 ml n-hexane
1.6
30 gr wortel + 50 ml n-hexane
1.4
1.2 40 gr wortel + 50 ml n-hexane
S3
Absorbansi
1
0.8
S2
0.6
0.4 S1
0.2
0
350 450 550 650 750
Panjang Gelombang (nm)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
gambar 4.3. Tampilan dari perbandingan semua sampel larutan -Carotene saat
kondisi terang ditunjukkan pada Gambar 4.4.
3.50E-05
S1-Gelap
3.00E-05 S2-Gelap
2.50E-05 S3-Gelap
2.00E-05
Arus (A)
1.50E-05
1.00E-05
5.00E-06
0.00E+00
0 2 4 6 8 10
Tegangan (V)
Gambar 4.3. Grafik karakteristik I-V larutan -Carotene pada kondisi gelap
dengan = 8 mm dan = 35 mm2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
9.00E-05
S1-Terang
8.00E-05
S2-Terang
7.00E-05
S3-Terang
6.00E-05
Arus (A)
5.00E-05
4.00E-05
3.00E-05
2.00E-05
1.00E-05
0.00E+00
0 2 4 6 8 10
Tegangan (V)
Gambar 4.4. Grafik karakteristik I-V larutan -Carotene pada kondisi terang
dengan = 8 mm dan = 35 mm2 pada intensitas 875 W/m2
9.00E-05 9.00E-05
Gelap Gelap
8.00E-05 (a) 8.00E-05
(b)
7.00E-05 Terang 7.00E-05 Terang
6.00E-05 6.00E-05
Arus (A)
Arus (A)
5.00E-05 5.00E-05
4.00E-05 4.00E-05
3.00E-05 3.00E-05
2.00E-05 2.00E-05
1.00E-05 1.00E-05
5.30E-19 5.30E-19
-1.00E-05 0 -1.00E-05 0 2 4 6 8 10
2 4 6 8 10
9.00E-05
8.00E-05 Gelap (c)
7.00E-05 Terang
6.00E-05
Arus (A)
5.00E-05
4.00E-05
3.00E-05
2.00E-05
1.00E-05
0.00E+00
0 2 4 6 8 10
Tegangan (V)
Gambar 4.5. Kurva I-V gelap-terang larutan -Carotene wortel (a) Sampel 1 (S1),
(b) Sampel 2 (S2), dan (c) Sampel 3 (S3)
Carotene saat kondisi disinari. Hal ini terjadi karena absorbansi yang semakin
tinggi menyebabkan aliran elektron di dalam larutan -Carotene semakin
meningkat. Sehingga menyebabkan sampel S3 mempunyai selisih arus yang
paling besar jika dibandingkan dengan S1 dan S2.
(110)
Intensitas
(211)
(101)
(111)
(220) (301)
(200) (210) (310)(221) (112)
20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80
2 (deg)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
Dalam pengukuran I-V ini DSSC bertindak seperti dioda. Sistem DSSC
tersebut dikatakan mati, apabila arus yang dihasilkan sistem saat tegangan 0 (Isc)
bernilai nol. Hal ini berarti bahwa di dalam sistem DSSC tidak terjadi aliran
elektron yang bisa menghasilkan arus listrik. Performa DSSC dipengaruhi oleh
konstruksi sistem DSSC itu sendiri, seperti elektroda kerja, elektroda lawan
(counter electrode) dan larutan elektrolit yang digunakan.
Karakterisasi I-V DSSC ini meliputi DSSC tanpa elektrolit dan DSSC
dengan elektrolit. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh elektrolit pada
struktur DSSC. Kurva pada gambar 4.8 merupakan perbandingan antara DSSC
menggunakan dye S1 dengan elektrolit dan tanpa elektrolit pada saat disinari
dengan lampu OHP dengan intensitas 1245 W/m2.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
2.50E-03
Arus (A)
Tanpa
Elektrolit
2.00E-03
S1-Dengan
ELektrolit
1.50E-03
1.00E-03
5.00E-04
0.00E+00
-0.5 -0.3 -0.1 0.1 0.3 0.5 0.7 0.9 1.1
-5.00E-04
Tegangan (V)
-1.00E-03
Gambar 4.8. Grafik perbandingan DSSC tanpa elektrolit dan dengan elektrolit
Dari kurva pada gambar 4.8 dapat dilihat bahwa terjadi perbedaan antara
DSSC yang menggunakan elektrolit dengan tanpa elektrolit. Dari kurva tersebut
dapat kita analisa bahwa elektrolit mempunyai peranan penting dalam pembuatan
DSSC. Fungsi dari elektrolit tersebut adalah untuk menggantikan kehilangan
elektron pada pita HOMO (Highest Occupied Molecular Orbital) dari dye akibat
eksitasi elektron dari pita HOMO ke pita LUMO (Lowest Unoccupied Molecular
Orbital) karena penyerapan cahaya tampak oleh dye. DSSC tanpa elektrolit
ternyata saat dikarakterisasi menggunakan Keithley 2602 A I-V meter tidak dapat
membentuk kurva seperti diode. Bahkan kurva yang terbentuk tidak mempunyai
pola keteraturan tertentu yang merupakan faktor yang berpengaruh dalam DSSC.
Untuk mengetahui performa DSSC yang telah dibuat, selanjutnya
karakterisasi I-V DSSC dengan dye S1, S2 dan S3. Karakterisasi ini juga
menggunakan Keithley 2602A I-V meter. Masing-masing DSSC di ukur pada
kondisi gelap dan kondisi disinari lampu OHP dengan intensitas 1245 W/m2. Dari
data yang diambil menggunakan Keithley 2602A I-V meter pada 3 DSSC dengan
dye S1, S2, dan S3 dapat diketahui Vpp, Ipp, Voc, dan Isc. Kurva pada gambar
4.10 menunjukkan hasil dari karakterisasi I-V DSSC yang menggunakan (a) dye
S1, (b) dye S2 dan (c) dye S3.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
. .
% = 100% = 100%
.
.
=
.
Gambar 4.9. Cara menentukan Voc dan Isc serta menghitung efisiensi.
Gelap
0.002 Terang
Ichy : 1245 W/m2
A : 2,0 104 m2
0.0015
Vm : 11,8 102 volt
0.001
Im : 2,0 105 ampere
0.0005
Voc : 17,8 102 volt
0
Isc : 3,0 105 ampere
-1 -0.5 0 0.5 1 1.5
-0.0005
Tegangan (V)
-0.001
(a)
0.0014 Dari data didapatkan :
Arus (A)
Gelap
0.0012 Ichy : 1245 W/m2
Terang
0.001 A : 2,0 104 m2
0.0008 Vm : 14,8 102 volt
0.0006
Im : 1,6 105 ampere
0.0004
Voc : 23,1 102 volt
0.0002
Isc : 2,6 105 ampere
0
-1 -0.5
-0.0002 0 0.5 1 1.5
Tegangan (V)
-0.0004 (b)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
Arus (A)
Gelap
Terang
Ichy : 1245 W/m2
0.002
A : 2,0 104 m2
0.0015
Vm : 14,8 102 volt
0.001 Im : 2,1 105 ampere
Voc : 23,9 102 volt
0.0005
Isc : 3,3 105 ampere
0
-1 -0.5 0 0.5 1 1.5
-0.0005 Tegangan (V)
(c)
Gambar 4.10. Grafik karakterisasi I-V DSSC dengan (a) dye S1, (b) dye S2 dan
(c) dye S3
1 DSSC dye S1 17,8 10-2 3,0 10-5 0,44 (9,5 0,7) 10-4
2 DSSC dye S2 23,1 10-2 2,6 10-5 0,39 (9,5 0,7) 10-4
3 DSSC dye S3 23,9 10-2 3,3 10-5 0,40 (12,5 0,9) 10-4
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
5.2. Saran
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
commit to user