Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 MAKSUD
Maksud dari disusunnya laporan resmi Kimia Analitik ini adalah
untuk memahami dan mengerti percobaan percobaan kimia yang sudah
dilakukan di praktikum Kimia Analitik bagi mahasiswa jurusan Teknik
Geologi yang mengambil mata kuliah Praktikum Kimia Analitik.

Maksud diadakannya praktikum kimia analitik jurusan teknik


Geologi adalah untuk mengajarkan mahasiswa agar mengerti tentang cara
kerja di praktikum kimia analitik dan mempunyai ketrampilan dalam
melakukan percobaan percobaan kimia di laboratorium.

1.2 TUJUAN
Tujuan dari disusunnya laporan resmi praktikum Kimia Analitik ini
adalah untuk memenuhi syarat mengikuti responsi praktikum kimia
analitik. Selain itu juga dapat digunakan sebagai bahan bacaan bagi
mahasiswa lain yang mengambil praktikum kimia analitik.

Tujuan dari diadakannya praktikum kimia analitik adalah untuk


memberi bekal mahasiswa geologi di lapangan sehingga mempunyai
cukup bekal dalam menentukan kandungan suatu unsur dalam sebuah
singkapan atau batuan contohnya. Selain itu,dengan mempunyai
kemampuan penguasaan materi praktikum dapat digunakan di kehidupan /
lingkungan kerja nantinya sebagai seorang geologist yang handal tentunya.

1 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


BAB II
PERCOBAAN

2.1 PERCOBAAN 1

PENGENALAN ALATALAT PRAKTIKUM LABORATORIUM KIMIA


ANALIT.

2.1.1 DASAR TEORI

Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami


cara kerja serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari
kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-
masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna (Walton,
1998).
Alat-alat laboratorium merupakan alat yang kita butuhkan dalam proses
penelitian atau pun proses praktikum. Dalam praktikum pengenalan alat-alat
laboratorium dan alat-alat sterilisasi akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi
dan spesifikasi masing-masing alat tersebut. Sterilisasi adalah usaha untuk
membebaskan bahan-bahan dari mikroba yang tidak diinginkan (Anonim.2013).
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-
macam diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga,
segitiga perselin, kasa, gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselin dan
pinggan porselin). Selain itu juga digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan
alat-alat gelas harus diperiksa dan kemudian dibersihkan. Alat-alat gelas
diantaranya gelas wadah, sedangkan untuk mereaksikan zat digunakan gelas ukur,
labu ukur (labu takar), pipet ukur (pipet gondok dan pipet mohr), dan buret.
Sedangkan alat-alat lain seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer, corong, semprot,
kertas saring, timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan
dan fungsi masing-masing yang berguna untuk memudahkan praktikan dalam
melaksanakan praktikum (Subroto, 2000 : 110).
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat-alat
yang akan digunakan. Untuk alat-alat gelas dalam penggunaannya memerlukan
ketelitian dan kehati-hatian, misalnya praktikan memeriksa alat tersebut apa ada
yang cacat atau rusak. Untuk memindahkan zat-zat kimia yang berwujud cair kita
sering menghadapi suatu kesulitan yang mungkin disebabkan oleh tekanan biasa
yang mempengaruhi dalam menentukan volume cairan itu dengan tepat. Maka
dari itu dapat digunakan pipet dan buret yang gunanya untuk memindahkan
volume cairan (Arifin, 1996 : 9).

2 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat
kaca yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang
analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih tercemari oleh
lapisan tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air dituangkan dari dalam suatu
wadah yang tercemar, air tidak terbuang secara seragam dari permukaan kaca,
tetapi menyisakan tetesan yang kecil, yang merepotkan atau kadang-kadang
mustahil dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti bekker dan
erlenmeyer paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik. Pipet,
buret, atau labu volumetri mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa
benar-benar bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara
seragam, mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya
dapat memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan,
alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran, kemudian dengan sedikit
air suling, dan akhirnya mengering sendiri (Day dan Underwood, 1999 : 577-578)
Banyak sekali alat-alat praktikum yang harus kita kenal dan kita ketahui
agar dalam proses penelitian dan praktikum berjalan lancar tanpa ada masalah.
Pengenalan alat ini juga akan menambah wawasan dan pengetahuan bagaimana
cara kerja alat tersebut beserta fungsinya. Tentu dari sini kita bisa belajar
bagaimana penggunaannya agar dalam penelitian kita nanti mendapatkan
hasilyang akurat dan dapat dipercaya. Hasil penelitan tergantung dari proses
penelitian, jika penelitian baik dan penggunaan alatnya benar tentu hasil
pengamatan kita baik pula. Alat-alat laboratorium juga tidak bisa digunakan jika
tidak sesuai dengan fungsinya maka dari itu kita harus teliti dan mebutuhkan
pengetahuan. Maka bimbingan dari dosen dan asisten dosen sangat dibutuhkan
dalam proses penelitian.

2.1.2 ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN

1. Tabung Reaksi 9. Gelas Piala


2. Penjepit Tabung Reaksi 10. Erlenmeyer
3. Pengaduk Gelas 11. Labu Ukur
4. Corong 12. Pipet Gondok
5. Pipa Bengkok 13. Pipet Tetes
6. Gelas Arloji 14. Pipet Ukur
7. Buret 15. Pembakar Spirtus
8. Gelas Ukur 16. Statif

3 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


2.1.3 LAPORAN PERCOBAAN 1

TABUNG REAKSI PENJEPIT TABUNG REAKSI

Fungsi Fungsi
Untuk mereaksikan zat-zat kimia Untuk menjepit tabung reaksi pada
dalam jumlah sedikit. saat panas atau dipanaskan.
PENGADUK GELAS CORONG

Fungsi Fungsi
Pengaduk suatu campuran atau Memasukkan cairan kedalam botol,
larutan zat-zat kimia pada saat labu ukur, ataupun buret.
melakukan reaksi kimia.
Membantu untuk menuangkan
endapan pada waktu penyaringan.
PIPA BENGKOK BURET

Fungsi
Fungsi
Mengalirkan gas kedalam suatu
Tempat untuk larutan yang
tempat tertutup atau kedalam
menitrasi
larutan.

4 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


ERLENMEYER GELAS PIALA

Fungsi
Fungsi
Tempat larutan atau tempat
Tempat untuk pencampuran.
pencampuran.
Tempat untuk memanaskan, titrasi
Untuk memanaskan larutan zat zat
kimia yang fungsinya untuk
menguapkan.
GELAS UKUR LABU UKUR

Fungsi
Untuk mengukur volume zat kimia Fungsi
dalam bentuk cair. Untuk membuat larutan standar atau
larutan tertentu dengan volume yang
tepat.
Untuk pengenceran sampai volume
tertentu.
PIPET GONDOK PIPET UKUR

Fungsi Fungsi
Mengambil larutan dengan volume Digunakan untuk mengambil
tertentu dan tetap. laarutan dalam ukuran yang kecil.

5 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


PIPET TETES GELAS ARLOJI

Fungsi
Untuk mengambil zat yang Fungsi

bervolume sedikit atau tetesan. Untuk menimbang zat zat yang


berbentuk kristal.
STATIF PEMBAKAR SPIRTUS

Fungsi Fungsi
Untuk penjepit buret pada saat titrasi Sebagai sumber pemanas pada saat
memanaskan larutan dengan tabung
reaksi.

6 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


2.2 PENYARINGAN ENDAPAN DAN PENGENALAN BAU GAS AMONIA

2.2.1 DASAR TEORI

Penyaringan atau Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran


heterogen yang mengandung cairan dan partikel partikel padat dengan
menggunakan media filter yang hanya meloloskan cairan dan menahan
partokel partikel padat. Proses pemisahan dengan cara filtrasi dapat
dibedakan berdasarkan adanya tekanan dan tanpa tekanan.

Jenis Jenis Filtrasi


1. Proses filtrasi sederhana (tanpa tekanan) adalah proses penyaringan
dengan media filter kertas saring. Hal ini dilakukan dengan cara kertas
saring dipotong melingkar, kemudian lipat dua, sebanyak tiga atau
empat kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah
sehingga melekat pada corong pisah. Tuangkan campuran heterogen
yang akan dipisahakan, sedikit demi sedikit. Hasil filtrasi adalah zat
padat yang disebut residen dan zat cairnya disebut dengan filtrat.
2. Proses Filtrasi dengan tekanan, umumnya dengan cara divakumkan
(disedot dengan pompa vakum). Proses pemisahan dengan teknik ini
sangat tepat dilakukan, jika jumlah partikel padatnya lebih besar
dibandingkan dengan cairannya.
3. Proses Filtrasi dengan Membran merupakan proses saparasi dengan
menggunakan membran dengan ukuran pori 0,1 mikron. Prinsip
teknik filtrasi membran ini adalah dengan menyaring cairan sampel
melewati saringan yang sangat tipis dan yang terbuat dari bahan
sejenis selulosa.

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Proses Filtrasi


1. Debit Filtrasi
Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter
secara efisien, hal ini menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara
permukaan butiran media penyaring dengan air yang akan disaring.
Kecepatan aliran yang terlalu tinggi saat melewati rongga butiran
menyebabkan partikel pertikel yang terlalu halus yang tersaring akan
lolos.
2. Konsentrasi Kekeruhan
Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisien dari filtrasi.
Konsentrasi kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan
tersumbatnya lubang pori dari media.

7 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


3. Temperatur
Perubahan suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi,
menyebabkan massa jenis (density), viskositas absolut, dan viskositas
kinematis dari air akan mengalami perunbahn. Selain itu juga dipengaruhi
oleh daya tarik menarik diantara partikel halus penyebab kekeruhan,
sehingga terjadi perbedaan dalam ukuran besar partikel yang akan
disaring.
4. Kedalaman media, Ukuran, dan Material
Pemilihan media dan ukuran merupakan hal yang penting dalam
penyaringan. Tebal dan tipisnya media akan menentukan lamanya
pengaliran dan daya saring.

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Filtrasi


a. Luas permukaan kertas saring
b. Diameter pori pori kertas saring
c. Tebal kertas saring
d. Kepekatan larutan yang akan disaring
e. Volume larutan yang akan disaring

Penyaringan yang dilakukan di labolatorium biasanya menggunakan kertas


saring. Kertas saring memiliki pori-pori yang relatif kecil, sehingga akan
menahan partikel suspensi. Penyaringan akan menghasilkan residu dan filtrat.
Residu yaitu zat padat yang tertahan oleh kertas saring, edangkan filtrat yaitu
zat cair yang melewati kertas saring. Sublimasi dapat dilakukan untuk
memisahkan komponen yang dapat menyublim dari campurannya yang tidak
menyublim.

2.2.2 ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN

ALAT
1. Tabung Reaksi 5. Erlenmeyer
2. Kertas Saring 6. Gelas Ukur
3. Corong 7. Gelas Piala
4. Pipet Tetes 8. Pengaduk Gelas

BAHAN YANG DIGUNAKAN


PENYARINGAN ENDAPAN PENGENALAN BAU NH3
Asam Sulfat (H2SO4) Amonium Klorida (NH4Cl) 2%
Plumbum Asetat (Pb(CH3COO)2) Natrium Hidrksida (NaOH) 2%

8 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


2.2.3 CARA KERJA

PENYARINGAN ENDAPAN

1. Ambil 5 ml larutan Pb Asetat masukkan dalam tabung pereaksi.


2. Tambahkan H2SO4 amati apa yang terjadi dan catat (endapan dan warna).
3. Ambil kertas saring yang bebrbentuk lingkaran dan lipat menjadi
lingkaran, kemudian lipat lagi 2-3 kali lipatan.
4. Masukkan kertas saring dalam corongdan basahi sedikit dengan air suling
atau aquades, agar kertas menempel pada dinding corong.
5. Pasang corong yang berkertas saring tersebut diatas elemeyer untuk
menampung fitrat atau air larutan pada endapan dan air cucian endapan.
6. Tuangkan larutan yang akan disaring endapannya kedalam corong,
penuanggan dibantu dengan pengaduk gelas agar larutan mengarah ke
lubang corong.
7. Tuangkan sedikit demi sedikit dan hati-hati agar tidak jatuh keluar corong.

PENGENALAN BAU NH3 SERTA LAKMUS

1. Ambil 4 tetes larutan NH4Cl 2% masukkan kedalam tabung reaksi dan


tambahkan beberapa tetes NaOH.
2. Peganglah tabung reaksi dengan penjepit, lalu dipanaskan sambil di
goyang-goyang.
3. Arahkan mulut tabung ke tempat yang kosong, dan tabung agak
dicondongkan.
4. Setelah mendidih, angkat dari atas api jangan sampai larutan yang
didihkan tumpah.
5. Praktekan cara membau gas dengan cara mengipas-ngipas tangan diatas
mulut tabung ke arah hidung kita yang berjarak relatif jauh untuk membau
yang keluar.
6. Dekatkan lakmus merah ke mulut tabung, lihat apa yang terjadi pada
kertas lakmus merah tersebut dan simpulkan.

9 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


2.2.4 LAPORAN PENYARINGAN ENDAPAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALIT


NAMA PRAKTIKAN : M.IQBAL HAKIM NO. MHS. : 410016008
ROMBONGAN : 2B LAPORAN PERTEMUAN KE : 2
---------------------------------------------------------------------------------------------------

TANGGAL PRAKTIKUM : : 6 April 2017

ACARA PRAKTIKUM : Penyaringan Endapan


ALAT : Tabung Reaksi, Kertas Saring, Corong, Pipet Tetes,
Erlenmeyer, Gelas Ukur, Gelas Piala, Pengaduk
Gelas.
BAHAN : Asam Sulfat (H2SO4) dan Plumbum Asetat
Pb(CH3COO)

NO PERCOB PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN


. AAN
1. Pb(CH3C Warna Pb(CH3CO Terdapat endapan
OO) 2 + Pb(CH3COO) O)2 +H2SO4 PbSO4 yang
(H2SO4) sebelum ditetesi PbSO4 + melayang layang
H2SO4 adalah 2CH3COO berwarna putih
putih bening. H
Setelah ditetesi,
warna menjadi
putih keruh.
Timbul endapan
putih.
2. Penyaring Warna larutan Terdapat endapan
an berubah dari di larutan yang
Endapan putih keruh disaring tadi dari
menjadi putih PbSO4 dan juga di

10 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


bening aquades.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALIT

NAMA PRAKTIKAN : M.IQBAL HAKIM NO. MHS. : 410016008


ROMBONGAN : 2B LAPORAN PERTEMUAN KE : 3
---------------------------------------------------------------------------------------------------

TANGGAL PRAKTIKUM : 11,APRIL 2017


ACARA PRAKTIKUM : Pengenalan dan Pembutan Bau Gas NH3 (Amonia)
setra pengenalan kertas lakmus
ALAT : Tabung Reaksi, Lakmus Merah, Penjepit Tabung,
Pipet Tetes, Korek api.
BAHAN : Amonium Klorida (NH4Cl) 2% dan Natrium
Hidrksida (NaOH)
NO PERCOBA PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
. AN
1. NH4Cl + Warna larutan NH4Cl + Warna larutan
NaOH bening. NaOH bening, terdapat
Terdapat NaCl + NH3 endapan.
endapan + H2O Endapan tersebut
berwarna putih yaitu NaCl
yang melayang
layang
2. NaOH + Saat dipanaskan, Bau yang muncul
NH4Cl di larutan tersebut yaitu bau dari gas
panaskan menimbulkan NH3
bau.

11 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


3. Kertas Kertas lakmus Apabila kertas
lakmus merah berubah lakmus berubah
diletakkan menjadi biru menjadi biru
diatas maka bersifat
tabung basa.
reaksi
2.3 ANALISIS ANION
2.3.1 DASAR TEORI
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion
dalam sampel. Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis
unsur atau ion yang terdapat dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara
kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta
jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel. Cara identifikasi anion
tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara
penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam
perak, garam-garam kalsium, barium dan seng. Selain itu ada cara penggolongan
anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel.
Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam
bariumnya, warna, kalarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya.Gilreath
menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd dan
garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada
proses yang digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan
asam dan identifikasi anion berdasarkan reaksinya dalam larutan. Identifikasi
anion yang menguap bila diolah dengan asam dibagi dua lagi yaitu anion
membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer, dan anion yang
membentuk gas atau uap bila diolah dengan H2SO4 pekat. Demikian pula
identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu anion yang
diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks.
Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat
asal dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil
analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada,
dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam
larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang
ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam
air panas. Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin.
Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya : Analisis
kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah.
Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam
larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis

12 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


semimikro dengan hanya modifikasi kecil. Reaksi ini terdapat beberapa macam
jenis, diantaranya :
1. Uji Manik fosfat
Digunakan garam mikroskomik, natrium ammonium hidrogen fosfat
tetrahidrat, manik tembus cahaya tak berwarna mengandung natrium
metafosfat.

2. Uji Nyala
Bagian terpanas nyala adalah pada zona pelelehan yang terletak pada kira-
kira sepertiga ketinggian nyala, daerah ini dimanfaatkan untuk menguji
kedapat lelehan zat dan juga melengkapi dalam menguji keatsirian relative
dari zat-zat atau campuran zat.

3. Uji Spektroskopi
Untuk memisahkan cahaya atau rona-rona komponennya dan
mengidentifikasikan kation yang ada oleh perangkat rona yang khas itu.

4. Pemanasan
Yaitu teknik dengan cara zat disimpan dalam sebuah tabung pengapian yang
dibuat dari pipa kaca lunak, dan dipanasi dalam sebuah nyala Bunsen, mula-
mula dengan lembut dan kemudian dengan lebih kuat.

5. Uji Manik natrium karbonat


Manik natrium karbonat disiapkan dengan melelehkan natrium karbonat
pada lingkaran kawat Pt dalam nyala Bunsen, diperoleh pantulan kecil tak
tembus cahaya, jika dibasahi, maka akan dibenamkan dalam kalium nitrat
dan sedikit mangan, sehingga terbentuk manik hijau natrium manganat.

6. Uji Pipa Tiup


Suatu nyala mengoksid diperoleh dengan memegang mulut pipa dengan
pipa itu kira-kira sepertiga kedalam nyala dan meniup dengan lebih kuat
dalam arah sejajar dengan puncak pembakar.

7. Uji Manik Borak


Manik dan zat yang menempel mula-mula dipanasi dalam nyala mereduksi
bawah, dibiarkan dingin dan warnanya diamati.Kemudian manik itu
dipanasi dalam nyala mengoksida bawah, biarkan dingin dan warnanya
diamati lagi (Atkins, Peter and Jones Lorette. 1997).

Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sesistematik seperti yang


digunakan untuk kation.Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah

13 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


skema yang kaku karena beberapa anion termaksud dalam lebih dari satu
golongan. Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Anion sederhana seperti O2,F- atau CN-.
b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.
c. Anion polimer okso seperti silikat, borad, atau fospat
terkondensasi.
d. Anion kompleks halide, seperti TaF6 dan kompleks anion yang
mengandung anion berbasa banyak seperti oksalat.
2.3.2 ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
ALAT BAHAN
1. Pipa Bengkok 1. Natrium Karbonat (Na2 (CO3))
2. Gelas Ukur 2. Asam Klorida (HCl)
3. Pengaduk Gelas 3. Barium Kloria (BaCl2)
4. Gelas Arloji 4. Air Kapur
5. Timbangan
6. Gelas Piala

2.3.3 CARA KERJA


Identifikasi anion karbonat (CO32)
Digunakan larutan Na2CO3 0,5 M
1. Tambahkan dengan larutan HCl encer
a. Ambil larutan Na2CO3 beberapa tetes masukkan ke dalam
tabung reaksi
b. Tambahkan beberapa tetes larutan HCl encer
c. Lihat apa yang terjadi, berbuih maka terjadi peruraian CO3-
dan gas CO2
Catatan : Gas CO2 dapat di identifikasi dengan menggunakan air kapur
atau air barit

2. Tambahkan larutan BaCl2


a. Ambil larutan Na2CO3 beberapa tetes masukkan ke dalam
tabung reaksi
b. Tambahkan larutan BaCl2 beberapa tetes
c. Amati apa yang terjadi, maka akan terbentuk endapan putih
dari BaCl2
d. Endapan akan larut jika ditambah dengan asam karbonat

Identifikasi hidrogen karbonat (HCO3-)

14 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


Digunakan larutan NaHCO3 0,5 M
1. Ambil larutan NaHCO3 beberapa tetes masukkan ke dalam tabung
reaksi kemudian panaskan
2. Lihat apa yang terjadi, natrium hidrogen karbonat akan terurai,
menjadi ion karbonat dan gas CO2
Catatan : Gas CO2 dapat di identifikasi dengan menggunakan air
kapur atau air barit

3. Ambil tabung reaksi yang baru, masukkan beberapa tetes larutan


NaHCO3 lalu tambahkan beberap tetes CaCl2
4. Amati apa yang terjadi, maka akan terbentuk endapan putih
kalsium karbonat

Uji dengan air barit/air kapur


1. Siapakan dua buah tabung yang ada penghubung pipanya
2. Masukkan air kapur/ air barit ke dalam tabung yang terbuka kira
kira 10-15 ml
3. Masukkan kira-kira 3 gram CaCO3 padat kedalam tabung yang
tertutup
4. Tambahkan HCl encer kira kira 7-10 tetes kedalam tabung yang
berisi CaCO3 padat kemudian tutup
5. Panaskan tabung yang berisi CaCO3 padat yang telah ditambah
HCl dan hubungkan dengan pipa penghubung yang berisi air barit
6. Lihat yang terjadi pada tabung air barit akan menggelembung dan
keruh ini menunjukkan adanya gas CO2
7. Jika pemanasan dilanjutkan maka larutan akan menjadi jernih, itu
menunjukkan terbentuknya ion hidrogen karbonat

15 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


2.3.4 LAPORAN ANALISIS ANION
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALIT

NAMA PRAKTIKAN : M.IQBAL HAKIM NO. MHS. : 410016008


ROMBONGAN 2B LAPORAN PERTEMUAN KE : 4
---------------------------------------------------------------------------------------------------

TANGGAL PRAKTIKUM : 18,APRIL 2017


ACARA PRAKTIKUM : Analisa Kualitatif (identifikasi anion dan kation),
Anion CO32- (karbonat) dan HCO32- (hidrogen
karbonat)
ALAT : Pipa Bengkok, Gelas Arloji, Timbangan, Sendok,
Pengaduk Gelas, Gelas Piala, Gelas Ukur.
BAHAN : Natrium Karbonat (Na2 (CO3)), Asam Klorida
(HCl), Air Kapur, Barium Klorida (BaCl2)
NO PERCOB PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
. AAN
1. Na2CO3 + Larutan berwarna Na2CO3 + Berbui karena
HCl putih bening 2HCl peruraian CO3-
Terdapat 2NaCl + dan gas CO2
gelembung 2HCO3-
Terdapat endapan
putih
2. Na2CO3 + Larutan berwarna Na2CO3 + Adanya endapan
BaCl2 putih seperti susu BaCl2 dari BaCO3
Adanya endapan BaCO3 + berwarna putih.

16 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


warna putih. 2NaCl

3. Bubuk Air kapur menjadi Adanya gas CO2


kapur keruh yang mengalir
seberat 3gr Adanya endapan Adanya peruraian
+ HCl putih anion
encer 6ml Timbul gelembung
2.4 ANALISA KATION
2.4.1 DASAR TEORI
Analisis campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation secara
sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan masing-masing
golongan ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya. Pemisahan dalam
golongan didasarkan perbedaan sifat kimianya dengan cara menambahkan
pereaksi yang akan mengendapkan ion tertentu dan memisahkan dari ion-ion
lainnya. Sebagai suatu gambaran, penambahan HCl dalam larutan yang
mengandung semua ion hanya akan mengendapkan klorida dari ion-ion timbal
(Pb2+), perak (Ag+) dan raksa (Hg2+). Setelah ion-ion golongan ini diendapkan dan
dipisahkan, ion-ion lain yang ada dalam larutan tersebut dapat diendapkan dan
penambahan H2S dalam suasana asam. Setelah endapan dipisahkan perlakuan
selanjutnya dengan pereaksi tertentu memungkinkan terpisahnya golongan lain.
Jadi dalam analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan
dalam 5 golongan, berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa pereaksi
antara lain adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium
karbonat. Umumnya klasifikasi kation didasarkan atas perbedaan kelarutan dari
klorida, sulfida dan karbonat dari kation-kation tersebut. Skema di bawah ini
memperlihatkan pemisahan kation-kation dalam golongan I sampai dengan V
berdasarkan sifat kimianya. Setelah pemisahan dilakukan uji spesifik untuk
masing-masing kation (Vogel, 1985).
Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu
diantaranya:
1. Golongan I
Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion
golongan ini adalah Pb, Ag, Hg. Dalam suasana asam, klorida dan kation
dari golongan lain larut. Penggunaan asam klorida berlebih untuk
pengendapkan kation golongan I memiliki dua keuntungan yaitu
memperoleh endapan klorida semaksimal mungkin dan menghindari
terbenuknya endapan BIOCI dan SbOCI. Kelebihan asam klorida yang

17 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


terlalu banyak dapat menyebabkan AgCl dan PbCl2 larut kembali dalam
bentuk kompleks sedangkan klorida raksa (I), Hg, Cl2 , tetap stabil.

2. Golongan II
Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion
golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn. Kation golongan II dibagi
dalam dua sub-golongan yaitu sub golongan tembaga dan sub golongan
arsenik. Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam
ammonium polisulfida. Sementara sulfida dari sub golongan tembaga tidak
larut dalam regensia ini, sulfida dari sub grup arsenik melarut dengan
membentuk garam tio. Golongtan II sering disebut juga sebagai asam
hidrogen sulfida atau glongan tembaga timah. Klorida, nitrat, dan sulfat
sangat mudah larut dalam air. Sedangkan sulfida, hidroksida dan
karbonatnya tak larut.

3. Golongan III
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer (buffer
ammonium-amonium klorida). Namun kation ini membentuk endapan
dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation
golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn. Logam-logam diendapkan
sebagai sulfida, kecuali aluminium dan kromium, yang diendapkan sebagai
hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan
air.besi, almunium, dan mangan (sering disertai sedikit mangan) atau
golongan IIIA juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia
dengan adanya amonium klorida. Endapan hidroksida pada golongan ini
bermacam-macam. Kation golongan IIIB diendapkan sebagai garam
sulfidnya dengan mengalirkan gas H2S dalam larutan analit yang
suasananya basa (dengan larutan buffer NH4Cl dan NH4OH).

4. Golongan IV
Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini
membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya
ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan
ini adalah Ba, Ca, Sr.

5. Golongan V
Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia
golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation
golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+. Untuk menentukan adanya kation
NH4+ harus diambil dari larutan analit mula-mula. Untuk kotion-kation

18 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


Ca2+, Ba2+, Sr2+, Na+, dan K+. Identifikasi dapat dilakukan dengan uji nyala
(Harjadi, 1990).

Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian


larut maka setelah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua
kelompok campuran yang massa masing-masingnya kurang dari campuran
sebelumnya. Reaksi yang terjadi saat pengidentifikasian menyebabkan
terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat fisiknya.
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti
prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam
bentuk suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih zat pelarut yang cocok.
2.4.2 ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
ALAT PERCOBAAN BAHAN PERCOBAAN
1. Tabung Reaksi. Kalsium Klorida (CaCl2).
2. Pipet Tetes. Asam Sulfat (H2SO4).
3. Gelas Beker. Amonium Hidroksida (NH4OH).
Magnesium Klorida (MgCl2).
Natrium Hidroksida (NaOH).
Natrium Kabonat (Na2CO3).
Aquades (H2O).

2.4.3. CARA KERJA

KATION KALSIUM (Ca2+)


1. Masukkan larutan CaCl2 ke dalam tabung pereaksi dan ditambahkan
larutan H2SO4 encer, terjadi endapan putih CaSO4
2. Masukkan larutan CaCl2 ke dalam tabung pereaksi dan ditambahkan
larutan amonia, tak ada endapan karena kalsium hidroksida larut
cukup banyak (kelarutan yang cukup tinggi). Jika larutan basa itu
terkena udara luar, sedikit karbon dioksida akan terserap dan terjadi
kekeruhan yang ditimbulkan oleh kalsium karbonat.

KATION MAGNESIUM (Mg2+)


Digunakan larutan atau MgSO4.
Masukkan larutan tersebut ke dalam tabung pereaksi dan tambahkan
pereaksi berikut ini :
1. Larutan NaOH, maka akan terbentuk endapan putih Mg(OH)2.

19 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


2. Larutan amonia, terbentuk endapan parsial magnesium hidroksida
yang putih seperti gelatin.
3. Larutan natrium karbonat, terbentuk endapan putih bervolume
besar yaitu karbonat basa. Endapan mudah larut dalam asam dan
garam amonium tak larut dalam asam.

2.3.4 LAPORAN ANALISIS KATION


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALIT

NAMA PRAKTIKAN : M.IQBAL HAKIM NO. MHS. : 410016008


ROMBONGAN : 2B LAPORAN PERTEMUAN KE : 5
---------------------------------------------------------------------------------------------------

TANGGAL PRAKTIKUM : 25,APRIL 2017


ACARA PRAKTIKUM : Identifikasi anion dan kation, untuk kation Ca2+
kalsium
ALAT : Tabung Reaksi, Pipet Tetes.
BAHAN : CaCl2, H2SO4, NH4OH
NO PERCOBA PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
AN
1. CaCl2 + Larutan CaCl2 + Endapan berwarna
H2SO4 berwarna putih H2SO4 putih yang melayang
bening CaSO4 layang adalah
Timbul endapan + 2HCl CaSO4
berwarna putih
yang melayang
layang

20 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


2. CaCl2 + Larutan CaCl2 + Warna putih keruh
NH4OH berwarna putih 2NH4O CaOH larut cukup
keruh Ca(OH)2 banyak
Banyak endapan + 2NH4Cl
berwarna putih
Timbul bau
yang tidak
sedap

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALIT

NAMA PRAKTIKAN : : M.IQBAL HAKIM NO. MHS;410016008 :


ROMBONGAN : 2B LAPORAN PERTEMUAN KE : 5
---------------------------------------------------------------------------------------------------

TANGGAL PRAKTIKUM : Selasa, 10 Mei 2016


ACARA PRAKTIKUM : Identifikasi anion dan kation untuk kation Mg2+
(magnesium)
ALAT : Tabung Reaksi, Pipet Tetes, Gelas Beker.
BAHAN : MgCl2, NH4OH, NaOH, Na2CO3, H2SO4, H2O
NO PERCOBA PENGAMATAN REAKSI KESIMPULAN
. AN
1. MgCl2 + Larutan berwarna MgCl2 + Terdapat endapan
NaOH putih keruh 2NaOH putih yaitu
Timbul bau tidak Mg(OH)2 + (Mg(OH)2)
sedap 2NaCl koloid.
Adanya endapan

21 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


2a. MgCl2+ Larutan berwarna MgCl2 Adanya endapan
NH4OH putih keruh +2NH4OH berwarna putih
Timbul bau yang Mg(OH)2
tidak sedap + 2NH4Cl
Adanya endapan
putih
2b. MgCl2 + Terdapat endapan Endapan tidak
NH4OH + berwarna putih terlarut sempurna
H2O Setelah ditetesi
aquades, warna
menjadi putih
pudar
3a. MgCl2 + Larutan berwarna MgCl2 + Endapan MgCO3
NaCO3 putih susu 2NaCO3
Terdapat endapan Mg(CO3)2 +
putih 2NaCl
5. MgCl2 + Larutan yang Endapan terlarut
NaCO3 + semula berwarna sempurna
H2SO4 putih susu
menjadi putih
keruh
Tidak muncul
bau

22 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


2.5 PENGENCERAN DENGAN LABU UKUR
2.5.1 DASAR TEORI
Larutan didefinisikan sebagai campuran yang homogen antara 2 macam
zat ataupun lebih. Larutan terdiri dari pelarut dan zat terlarut. Umumnya zat
terlarut jumlahnya lebih sedikit dibanding pelarut. Sedangkan pelarut bisa berupa
air ataupun cairan organik seperti metanol, etanol, aseton dan lain-lain.
Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga
jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut
sesudah pengenceran. Dengan kata lain jumlah mol zat terlarut sebelum
pengenceran sama dengan jumlah mmol zat terlarut sesudah pengenceran atau
jumlah gram zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut
sesudah pengenceran.

Rumus sederhana pengenceran sebagai berikut :


M1.V1 = M2.V2
Dengan keterangan :
M1 = Molaritas larutan sebelum pelarutan
V1 = Volume larutan sebelum pelarutan
M2 = Molaritas larutan sesudah pelarutan
V2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan

Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan


cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika
suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah

23 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat
pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang
harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke
dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat
menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik.
Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Khopkar,
1990).
Pengenceran yaitu suatu cara atau metoda yang diterapkan pada suatu
senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai
yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa
dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa
yang dilarutkan/diencerkan (Brady,1999).
Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan
konsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi yang
sebenarnya perlu dilakukan standarisasi.standarisasi sering dilakukan dengan
titrasi. Zat-zat yang didalam jumlah yang relative besar disebut pelarut (Baroroh,
2004).
Dalam kimia, pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen
antara zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di
dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih
banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven (Gunawan,
2004.).
Teknik Pengenceran daat dicontohkan pada proses preparasi Boehmite
oleh hidrotermal dimana pengolahannya dibantu oleh sol-gel yang berasal dari
alumunium alkoksida. Teknik pengenceran tersebut dijelaskan secara lebih rinci
terutama pada proses hidrolisis. Untuk hidrolisis menggunakan hidrothermal,
alumunium alkoksida diencerkan dengan toluen kemudian ditampung dalam
wadah kaca. Wadah kaca tersebut kemudian diletakkan di sebuah baja stainless.
Alumunium alkoksida yang telah terhidrolisis kemudian akan berdifusi dengan air
menjadi larutan alumunium alkoksida pada kondisi hidrothermal. (Amin's dan
Mirzae, 2005)

2.5.2 ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN


ALAT BAHAN
1. Labu Ukur. 1. Asam Klorida (HCl) 0,2N
2. Gelas Ukur. 2. Aquades (H2O).

24 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


2.5.3 CARA KERJA

PENGENCERAN DENGAN MENGGUNAKAN LABU UKUR


1. Tentukan dulu larutan standar HCl 0,1N yang akan dibuat sebanyak 100 ml,
hitung (N2 = 0,1 dan V2 = 100 ml). Kemudian hitung dengan rumus V1.N1 =
V2,N2 dari HCl 0,2 N yang di encerkan maka diperoleh volume HCl 0,2 N.
2. Ambil sejumlah larutan HCl 0,2N diatas yang sudah dihitung voulmenya
menggunakan gelas ukur. Perhatikan minikus (permukaan cekung dari zat
cair). Cara menggunakan pipet gondok setelah cairan yang masuk pas batas
skala maka tutup dengan telunjuk jari. Buka pelan pelan untuk memasukkan
cairan ke dalam labu.
3. Masukkan HCl tersebut kedalam labu ukur yang volume ukurannya seusai
dengan volume yang sudah ditentukan diatas (no 1)
4. Encerkan dengan air sampai batas skala labu ukur. Lakukan dengan hati hati
harus tepat pada garis batas skala labu.
5. Pada pengenceran diatas didapat hasil larutan standar HCl 0,1 N yang
diinginkan.

2.5.4 LAPORAN PENGENCERAN DENGAN LABU UKUR


LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Laporan Ke : 7

NAMA MAHASISWA : : M.IQBAL HAKIM NIM : 410016008


ROMBONGAN 2B
JURUSAN : Teknik Geologi
ACARA : Pengenceran Dengan Menggunakan Labu Ukur
BAHAN : HCl 0,2N, Aquades (H2O)
ALAT : Labu Ukur, Gelas Ukur

CARA KERJA : 1. Mementukan larutan standar HCl 0,1 N yang akan


dibuat. Menggunakan rumus V1.N1=V2.N2 dari HCl 0,2
N yang diencerkan menjadi 0,1 N
2. Ambil sejumlah larutan HCl 0,2N diatas yang sudah
dihitung volumenya dengan gelas ukur. Cara
menggunakan gelas ukur setelah cairan yang masuk pas
batas skala maka tutup dengan telunjuk jari.
3. Masukkan HCl tersebut ke dalam labu ukur
4. Encerkan dengan air sampai batas skala labu ukur
5. Didapatkan hasil larutan standar HCl 0,1 N

25 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


REAKSI HCl + H2O
PERHITUNGAN : Diket : N1 = 0,2 ; N2 = 0,1 : V2 = 100 ml
Ditanya : V1 ? V aquades?
V1.N1 = V2.N2
V1 . 0,2 = 100 . 0,1
100 .0,1
V1 = 0,2

V1 = 50 ml
Vair = V2 - V1
Vair = (100 - 50) ml
Vair = 50 ml
KESIMPULAN : Setelah dicampur 50 ml aquades dengan HCL 0,2 N sebanyak 50
ml di dalam gelas ukur ,kemudian di guncang maka dihasilkan hcl
0.1 N sebanyak 100ml.

2.6 ANALISA KUANTITATIF

2.6.1DASAR TEORI
Analisa kuantitatif adalah suatu analisa yang digunakan untuk mengetahui
kadar suatu zat (Svehla, 1985). Analisa kuantitatif berkaitan dengan penetapan
beberapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang
ditetapkan tersebut, yang sering kali dinyatakan sebagai konstituen atau analit,
menyusun sebagian kecil atau sebagian besar sampel yang di analisis (Day dan
Underwood, 2002).Pengertian lain dari analisa kuantitatif adalah analisa yang
bertujuan untuk mengetahui jumlah kadar senyawa kimia dalam suatu bahan atau
campuran bahan (Sumardjo, 1997).

Macam-Macam Analisa Kuantitatif


Secara garis besar metode yang digunakan dalam analisis kuantitatif
dibagi menjadi dua macam yaitu kimia analisis kuantitatif instrumental, yaitu
metode analisis bahan-bahan kimia menggunakan alat-alat instrumen, dan analisa
kimia konvensional. Metode dalam analisa kuantitatif dibedakan menjadi 2
bagian:
1. Metode gravimeter, yaitu penetapan kadar suatu unsur atau senyawa
berdasarkan berat, tetapnya dengan cara penimbangan. Cara dilakukan
dengan unsur atau senyawa yang diselidiki dan bahan yang menyusunnya.
Bagian terbesar yang dilakukan metode gravimetri adalah perubahan unsur

26 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


berat tetapnya. Berat senyawa selanjutnya dapat dianalisa berdasarkan
jenis senyawa (khoppar, 1990).
2. Metode volumetri, adalah analisa kuantitatif yang dilakukan dengan cara
menambahkan sejumlah larutan baru yang lebih diketahui kadarnya.
Dengan mengetahui jumlah larutan baru yang ditambahkan dan reaksinya
berjalan secara kuantitatif sehingga senyawa yang dianalisis dapat dihitung
jumlahnya (Sumardjo, 1997).

Volumetri merupakan suatu cara analisis kuantitatif dan reaksi kimia. Pada
analisis ini zat yang akan ditentukan kadarnya direaksikan dengan zat lainnya
telah diketahui konsentrasinya sampai tercapai suatu titik ekuivalensi hingga
kepekatan zat yang kita cari dapat dihitung. Larutan yang kita ketahui
konsentrasinya dengan teliti disebut larutan standar. Larutan ini biasanya
diteteskan dari buret ke dalam erlenmeyer yang mengandung reaksinya selesai.
Proses ini dinamakan titrasi. Titik dimana terjadi perubahan karena indikator
disebut titik titrasi. Titik ini seharusnya jatuh pada titik yang bersamaan, tetapi hal
ini sulit karena kesulitan dalam mencari indikator yang pH intervalnya mendekati
pH ekuivalen. Perbedaan antara titik ekuivalen dengan titik titrasi disebut
kesalahan titrasi (Day dan Underwood, 2002). Indikator adalah asam organik
lemah atau basa organik lemah yang dalam larutan akan terionisasi sebagian
dimana warna yang terionisasi berbeda dengan warna yang tak terionisasi
(Sumardjo, 1994).
Analisis volumetri merupakan suatu analisa untuk menentukan suatu
volume larutan yang konsentrasinya sudah diketahui. Biasanya untuk mengukur
volume larutan standar tersebut harus ditambahkan dengan melalui alat yang
disebut buret. Proses penambahan larutan standar ke dalam larutan yang
ditentukan sampai terjadi reaksi yang sempurna disebut titrasi (Lehninger, 1995).
Reaksi dalam volumetri dibedakan menjadi 3:
(1) Reaksi netralisasi adalah suatu proses terbentuknya garam dari reaksi
asam dan basa. Contoh reaksi: HCl + NaOH NaCl + H2O.
(2) Reaksi pengendapan atau pembentukan senyawa kompleks. Reaksi
meliputi pembentukan ion-ion kompleks atau pembentukan molekul
netral yang terdisosiasi dalam larutan (Khoppar, 1990).
Contoh reaksi: AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3,
(3) Reaksi oksidasi-reduksi (redoks). Oksidasi dan reduksi selalu
berlangsung secara serentak, dimana jumlah elektron yang dilepaskan
pada oksidasi harus sama dengan elektron yang didapatkan pada
reduksi, Contoh reaksi: 2FeCl3 + SnCl2 2FeCl2 + SnCl4. (Surakiti,
1989).

Analisa volumetri dapat dibedakan menjadi:

27 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


(1) Asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri: bila yang diketahui konsentrasi
asamnya. Alkalimetri adalah apabila konsentrasi basanya diketahui.
(2) Oksidimetri dibagi menjadi dua yaitu permanganametri dan
kromatometri. Permanganametri sebagai oksidatornya adalah KMnO4.
Reaksinya: MnO4- + 8H+ Mn2+ + 4H2O. Kromatometri bila kita
mamakai oksidator K2Cr2O7.
(3) Kalorimetri adalah titrasi dengan iodium secara tidak langsung.
Iodometri adalah titrasi dengan iodium secara langsung. (Day, dan
Underwood, 2002).

Standarisasi larutan NaOH dengan Asam Oksalat, standarisasi merupakan


analisa kuantitatif volumetri berdasasrkan reaksi netralisasi engan asidimetri
dipakai asam sebagai larutan standar. Analisa dilakukan dengan cara titrasi pada
titrasi basa terdapat asam bebas, sebagai hasil akhir diperoleh suatu garam.

2.6.2 ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN


ALAT BAHAN
1. Buret. 1. NaOH 0,1N.
2. Gelas Ukur. 2. HCl 0,1N.
3. Pipet Tetes. 3. Natrium Hidroksida (NaOH).
4. Pipet Gondok 4. Aquades atau Air Suling (H2O).
5. Corong. 5. Asam OKsalat (C2H2O4).
6. Elemeyer. 6. Asam Asetat (CH3COOH).
7. Labu Ukur. 7. Natrium Hidroksida (NaOH) 0,1N.
8. Timbangan. 8. Indikator Fenolphtalin (PP)
9. Pengaduk Gelas.

28 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


2.6.3 CARA KERJA

ANALISA KUANTITATIF TITRASI VOLUMETRI


1. Ambil buret yang bersih dan kering dimasukkan larutan NaOH
0,1N.
2. Ambil larutan HCl 0,1N dengan pipet tetes sebanyak 20 ml,
keludian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambah 3-4 tetes
indikator phenolphtalin (PP).
3. Bukalah kran buret teteskan pelan-pelan hingga titran masuk
kedalam erlenmeyer dan goyangkan zat yang dititrasi yang ada di
erlenmeyer secara perlahan-lahan.
4. Titran dihentikan jika zat yang dititran sudah merah muda yang tak
mau hilang pada penggoyangan.
5. Catat berapa ml volume titran yang ada di buret yang dibutuhkan
untuk menitrasi larutan hingga warna merah muda tidak hilang.
6. Hitung berapa normalitas larutan zat yang dititrasi menggunakan
+
rumus Vrata-rata = , Ny =
2

Keterangan : V = A = volume, Nx = konsentrasi hasil larutan x


[HCl], Ny = konsentrasi [NaOH] larutan y.

STANDARISASI LARUTAN NaOH DENGA ASAM OKSALAT

1) Timbang 0,63 gr asam oksalat (C2H2O4) dengan gelas arloji


(timbang gelas arloji tersebut tambahkan 0,63 gr asam okalat
diperoleh berat total = berat cawan + 0,63 gr asam oksalat),
masukkkan kedalam labu ukur 100 ml. Hitung konsentrsai asam
oksalat.
2) Tambahkan aquades sampai batas hingga volumenya tepat.
3) Ambil buret dan cuci bersih, kemudian masukkan asam okasalat
tersebut sampai batas.
4) Ambil dengan pipet 15 ml larutan NaOH masukkan kedalam
elemeyer, tambahkan 10 ml air suling dan 3 tetes indikator
fenolphtalin (PP).
5) Tttrasi basa tersebut dengan larutan asam oksalat gingga warna
merah jambu hilang.
6) Catat volume asam oksalat yang dibutuhkanuntuk titrasi.
7) Hitung konsentrasi NaOH dengan rumus :

29 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


1 + 2 630 2 100
V rata-rata = , Nk = . ,
2 25


Ny = 25

Keterangan V = A = Volume, Nk = Konsentrasi larutan k, Ny =


Konsentrasi larutan y.

PENENTUAN KADAR ASAM CUKA DENGAN LARUTAN


STANDAR NaOH

1) Ambil pipet 10 ml asam cuka masukkan pada labu ukur 500 ml.
2) Masukkan air suling 250 ml kedalam labu ukur sampai batas volume
250 ml
3) Goyang-goyang hingga menjadi homogen.
4) Ambil 40 ml dari larutan campuran tadi dengan pipet, masukkan ke
dalam erlenmeyer 200 ml.
5) Tambahkan 2 tetes indikator penolphtalein (PP) pada larutan yang
diambil 40 ml tadi.
6) Ambil buret dan bersihkan, kemudian isi dengan larutan NaOH 0,1N
yang sudah di standarisasi sampai batas.
7) Titrasi larutan tersebut dengan larutan standar NaOH sampai terjadi
perubahan warna.
8) Catat volume NaOH yang dibutuhkan.

9) Hitung konsentrasi atas kadar asam cuka dalam cuka (gram/100 ml)
menggunakan rumus :
100 250
Kosentrasi Asam Cuka = X X N NaOH X V NaOH X Mr Asam
10 40

Cuka

Keterangan : 100 = hasil dari gram per 100 kadar asam cuka
10 = hasil dari volume asam asetat,
250 = hasil dari volume air suling total
40 = hasil dari volume pencampuran yang diambil
N NaOH = konsentrasi NaOH
V NaOH = Volume NaOH
Mr Asam Cuka= jumlah Mr Asam asetat

30 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


2.6.4 LAPORAN ANALISIS KUANTITATIF

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK


KIMIA ANALITIK KUANTITATIF

Laporan Ke : 8

NAMA MAHASISWA : M.iqbal hakim NIM : 410016008


ROMBONGAN : 2B
JURUSAN : Teknik Geologi
ACARA : Analisa Kuantitatif Titrasi Volumetri
BAHAN : NaOH 0,1N, HCl 0,1N, Indikator Phenolphtalin (PP)
ALAT : Buret, Gelas Ukur, Pipet Tetes, Pipet Gondok, Corong,
Erlenmeyer,

CARA KERJA : 1. Ambil buret, masukkan larutan standar NaOH 0,1N


sebanyak 50 ml
2. Ambil larutan HCl 0,1N dengan Pipet tetes sebanyak 20
ml, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan
tambahkan 3 - 4 tetes indikator phenolphtalin (PP).
3. Tempatkan erlenmeyer dibawah buret, buka kran buret
teteskan pelan pelan titran ini ke dalam erlenmeyer,
dan goyangkan zat yang dititrasi
4. Titran dihentikan jika zat yang dititran sudah berwarna
merah muda
5. Catat berapa volume titran yang ada di buret yang
dibutuhkan untuk menitrasi larutan.

PENGAMATAN : Pembacaan Buret 25 ml

Pembacaan Awal : putih jernih


Pembacaan Akhir : merah muda
REAKSI : HCl + NaOH NaCl + H2O
PERHITUNGAN : Diket : N1=0.1 N
V1=20 ML
V2=20+30=50ML

Ditanya : N2?
+
Jawab : V1.N1=V2.N2= 2

31 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


2
20.01=50 = 50
= 0.04 N

KESIMPULAN : Jadi untuk menitrasi larutan Naoh 0,1 N kita membutuhkan


HCL sebanyak 30 ml 0.1N dan indikator sebanyak 3-4 tetes
dan akan memghasilkan larutan berwarna pink.

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK


KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Laporan Ke : 9

NAMA MAHASISWA : M.IQBAL HAKIM NIM : 410016008


ROMBONGAN : 2B
JURUSAN : Teknik Geologi
ACARA : Standarisasi Larutan NaOH dengan Asam Oksalat
BAHAN : Natrium Hidroksida (NaOH), Aquades (H2O), Asam
OKsalat (C2H2O4), PP
ALAT : Buret, Erlenmeyer, Pipet Tetes, Corong, Gelas Ukur,
Gelas Arloji, Labu Ukur, Timbangan, Pengaduk Gelas

CARA KERJA : 1. Timbang 0,63 gr C2H2O4 dengan gelas arloji kemudian


masukkan kedalam labu ukur 100 ml.
2. Tambahkan aquades atau air suling sampai batas volume
tetap 100 ml.
3. Masukkan asam oksalat tersebut ke dalam buret sampai
batas.
4. Ambil larutan NaOH sebesar 15 ml, masukkan kedalam
erlenmeyer kemudian tambahkan 10 ml aquades dan 2
tetes PP
5. Titrasi basa tersebut dengan larutan asam oksalat hingga
warna merah jambu menghilang.
6. Catat volume asam oksalat yang dibutuhkan untuk
titrasi.

32 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


PENGAMATAN1: Pembacaan awal1=0
Pembacaan awal 2=11,1
Bacaan akhir 1 = 11,1
Bacaan Akhir 2 =23
REAKSI : C2H2O4+ 2H2O + 2NaOH Na2C2O4 + 4H2O
PERHITUNGAN : Diket : RUMUS=V1.N1=V2.N2
V1 (PENETRASI) =50 ml asam oksalat+100 ml aquades
V2 PENETRASI) =39 ml v2 =50-11=39ml
V1( zat yang di titrasi)=V1( Naoh)+AQUADES =15+10=25
0.63 0.05
KONSENTRASI OKSALAT=N = =0.05 M= = 10=0.5M
126

PEMBACA=V1=39 ml
V2=27 ml

1 + 2 11 + 12
Jawab : V rata-rata = = = 11,5 ml
2 2
630 2 100 126.000
Nk = = =
. 25 39.000
630 2 100
=3,1746
12,6 126 25
3,1746
Ny = x12,6=1,59 N
25

KESIMPULAN : Terjadi perubahan warna pada larutan yang dititrasi larutan


yang berwarna merah muda berubah menjadi putih /bening
(titik ekivalen tercapai)

33 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
KIMIA ANALITIK KUANTITATIF
Laporan Ke : 10

NAMA MAHASISWA : M.IQBAL HAKIM NIM : 410016008


ROMBONGAN : 2B
JURUSAN : Teknik Geologi
ACARA : Penentuan Kadar Asam Cuka Dengan Larutan Standar
NaOH
BAHAN : Asam Asetat (CH3COOH), Natrium Hidroksida
(NaOH) 0,1N, Air Suling (H2O), PP
ALAT : Buret, Elemeyer, Corong, Gelas Ukur, Pipet Tetes,
Labu Ukur

CARA KERJA : 1. Ambil dengan pipet 20 ml larutan asam cuka


2. Masukkan air suling 500 ml kedalam labu ukur
3. Campur kedua larutan tersebut di dalam labu ukur dan
kocok sampai homogen
4. Ambil larutan tersebut 40 ml, ditempatkan pada
erlenmeyer dan tambah 2 tetes indikator penolphtalein
(pp)
5. Ambil buret dan kemudian isi dengan larutan NaOH
0,1N sampai batas
6. Titrasi larutan tersebut demgan larutan standar NaOH
sampai terjadi perubahan warna
7. Catat volume NaOH yang dibutuhkan.

PENGAMATAN : Pembacaan Buret :


Bacaan Awal : 0
Bacaan Akhir : 50-30=20
REAKSI : CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
PERHITUNGAN : RUMUS = V1.N1=V2.N2
V1 Penetrasi=50 ml Asam cuka+250 ml Aquades
V2 Penetrasi=20 ml-V2 = 50-30=20 ml
V1 zat yang di titrasi = V.Naoh+ V Aquades=
50+250 =300 ml

34 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


Konsentrasi asam cuka=100x10x250/40x N NaOHx
V.NaOH x Asam cuka
=10.625x0.1x30.60
=11.250 mgram = 11,25 gram
=

KESIMPULAN : Pada penentuan kadar CH3COOH 40 ml di perlukan 30 ml


NaOH untuk mencapai titik ekivalen sehingga di peroleh
konsentrasi CH3COOH sebanyak 11,25 gram.

35 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


BAB III
KESIMPULAN

Peralatan dalam praktikum kimia sanagt diperlukan untuk menunjang


pereaksian. Peralatan kimia berguna untuk memberikan keamanan ketika
melakukan pereaksian. Maka dari itu, setiap praktikan perlu memahami nama alat
dan fungsinya untuk membantu dalam praktikum kimia. Setiap melakukan
percobaan perlu diperhatikan kebersihan alat-alat terlebih dahulu agar tidak
mempengaruhi kegiatan reaksi nantinya.
Pada dasarnya metode analisa kimia dibagi menjadi dua yaitu analisa
kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisa kualitatif yaitu analisa yang berhubungan
dengan identifikasi suatu zat yang belum diketahui zatnya. Analisa kuantitatif
yaitu analisa kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat tertentu yang ada di
dalam suatu sampel. Analisa kualitatif ada dua aspek penting yaitu pemisahan dan
identifikasi dimana kedua aspek ini didasari oleh kelarutan, sifat penguapan dan
ekstrasi.
Beberapa perubahan yang terjadi jika melakukan pereaksian kimia yaitu :
1. Terdapat endapan
2. Perubahan warna
3. Sering terdapat gelembung gelembung
4. Bau gas

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam percobaan : jika pereaksian asam


dan basa menghasilkan garam dan air, hasil reaksi dapat dilihat dalam bentuk :
(larutan berubah warna, endapan, bau gas, larutan menjadi keruh). Pada reaksi
kuantitatif terutama pada tittrasi volumetri, reaksi terjadi pada saat tercapai titik
ekivalen, titik ekivalen terjadi jika pada larutan yang dititrasi terjadi perubahan
warna yang mana perubahan warna terjadi disebabkan penambahan zat indikator
ke dalam larutan yang dititrasi.

36 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2016. Petunjuk Praktikum Kimia Analit. Yogyakarta : Laboratorium


Kimia Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

www. Wikipedia.com

http://www.scribd.com/doc/82774877/Analisis-Kualitatif-Kation-Dan-Anion

37 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik


LAMPIRAN

38 | Laporan Resmi Praktikum Kimia Analitik

Anda mungkin juga menyukai