Anda di halaman 1dari 34

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang di alami oleh individu dan

diterima sebagai ketentuan orang lain sebagai suatu keadaan yang negative atau

mengancam (Towsent alih bahasa,Daulima,1998).

Isolasi sosial adalah suatu keadaan dimana individu mengalami suatu

kebutuhan atau mengharapakan untuk melibatakan orang lain, akan tetapi tidak

dapat membuat hubungan tersebut (Carpenito,1995).

Gangguan hubungan sosial adalah suatu kepribadian yang tidak fleksibel

pada tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam

hubungan sosialnya (Depkes,1994).

Menarik diri adalah suatu usaha seseorang untuk menghindari interaksi

dengan lingkungan sosial atau orang lain, merasa kehilangan kedekatan dengan

orang lain dan tidak bisa berbagi pikiranya dan perasaanya (Rawlins,1993).

Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan

kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain. Isolasi

sosial merupakan keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang

lain dianggap menyatakan sikap negatif dan mengancam dirinya (Townsend,

M.C, 1998 : 52).

Individu merasa kehilangan teman dan tidak mempunyai kesempatan untuk

7
membagi pikiran, perasaan dan pengalaman serta mengalami kesulitan

berinteraksi secara spontan dengan orang lain. Individu yang demikian berusaha

untuk mengatasi ansietas yang berhubungan dengan kesepian, rasa takut,

kemarahan, malu, rasa bersalah dan merasa tidak aman dengan berbagai respon.

Respon yang terjadi dapat berada dalam rentang adaptif sampai maladaptif

(Stuart and Sudeen, alih bahasa Hamid,1998).

B. Rentang Respon Sosial

Rentang Respon Sosial

Respon adaptif Respon maladaptif

Solitut Kesepian Manipulasi

Otonomi Menarik diri Impulsif

Kebersamaan Ketergantungan Narkisme

Saling ketergantungan

Gambar.1.1 Rentang respon social, (Stuart and Sundeen, 1998).

Keterangan dari rentang respon sosial :

1. Solitut (Menyendiri)

Solitut atau menyendiri merupakan respon yang dibutuhkan seorang untuk

merenung apa yang telah dilakukan dilingkungan sosialanya dan suatu cara

8
untuk nmenentukan langkahnya.

2. Otonomi

Kemapuan individu untuk mentukan dan maenyampaikan ide, pikiran,

perasaan dalam hubungan social.

3. Kebersamaan (Mutualisme)

Perilaku saling ketergantungan dalam membina hubungan interpersonal.

4. Saling ketergantungan (Interdependent)

Suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana hubungan tersebut

mampu untuk saling memberi dan menerima.

5. Kesepian

Kondisi dimana seseorang merasa sendiri, sepi, tidak danya perhatian

dengan orang lain atau lingkunganya.

6. Menarik diri

Kondisi dimana seseorang tidak dapat mempertahankan hubungan dengan

orang lain atau lingkunganya.

7. Ketergantungan (Dependent)

Suatu keadaan individu yang tidak menyendiri, tergantung pada orang lain.

8. Manipulasi

Individu berinteraksi dengan pada diri sendiri atau pada tujuan bukan

berorientasi pada orang lain. Tidak dapat dekat dengan orang lain.

9. Impulsive

Keadaan dimana individu tidak mampu merencanakan sesuatu. Mempunyai

9
penilaian yang buruk dan tidak dapat diandalkan.

10. Narkisme

Secara terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan pujian.

Individu akan marah jika orang lain tidak mendukungnya.

(Townsend M.C,1998)

C. Penyebab

Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan negative

terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan

yang ditandai dengan adanya perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah

terhadap diri sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat, percaya

diri kurang dan juga dapat mencederai diri, (Carpenito,L.J, 1998)

1. Faktor predisposisi

Ada berbagai faktor yang menjadi pendukung terjadinya perilaku menarik diri

a. Faktor perkembangan

Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan dari masa bayi

sampai dewasa tua akan menjadi pencetus seseoarang sehingga

mempunyai masalah respon sosial menarik diri. Sistem keluarga yang

terganggu juga dapat mempengaruhi terjadinya menarik diri. Organisasi

anggota keluarga bekerja sama dengan tenaga profisional untuk

mengembangkan gambaran yang lebih tepat tentang hubungan antara

kelainan jiwa dan stress keluarga. Pendekatan kolaburatif sewajarnya

10
dapat mengurangi masalah respon social menarik diri.

b. Faktor Biologik

Faktor genetik dapat menunjang terhadap respon sosial maladaptive.

Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Kelainan

struktur otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan

volume otak serta perubahan limbik diduga dapat menyebabkan

skizofrenia.

c. Faktor Sosiokultural

Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini

merupakan akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap

orang lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak

produktif, seperti lansia, orang cacat dan berpenyakit kronik. Isolasi dapat

terjadi karena mengadopsi norma, perilaku, dan system nilai yang

berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas. Harapan yang tidak realitis

terhadap hubungan merupakan faktor lain yang berkaitan dengan

gangguan ini, (Stuart and sudden, 1998).

2. Faktor persipitasi

Ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan seseorang menarik

diri. Faktor- faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain:

a. Stressor sosiokultural

Stressor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam

membina hubungan dengan orang lain, misalnya menurunya stabilitas

11
unit keluarga, berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupanya,

misalnya karena dirawat di rumah sakit.

b. Stressor psikologik

Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan keterbatasan

kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang

terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhanya hal ini

dapat menimbulkan ansietas tinggi bahkan dapat menimbulkan seseorang

mengalami gangguan hubungan (menarik diri), (Stuart & Sundeen, 1998)

c. Stressor intelektual

1) Kurangnya pemahaman diri dalam ketidak mampuan untuk berbagai

pikiran dan perasaan yang mengganggu pengembangan hubungan

dengan orang lain.

2) Klien dengan kegagalan adalah orang yang kesepian dan kesulitan

dalam menghadapi hidup. Mereka juga akan sulit berkomunikasi

dengan orang lain.

3) Ketidakmampuan seseorang membangun kepercayaan dengan orang

lain akan persepsi yang menyimpang dan akan berakibat pada

gangguan berhubungan dengan orang lain

d. Stressor fisik

1) Kehidupan bayi atau keguguran dapat menyebabkan seseorang

menarik diri dari orang lain

2) Penyakit kronik dapat menyebabkan seseorang minder atau malu

12
sehingga mengakibatkan menarik diri dari orang lain

(Rawlins, Heacock,1993)

D. Tanda Dan Gejala

Menurut Towsend.M.C (1998:192-193) dan Carpenito,L.J.(1998:381) Isolasi

sosial: Menarik diri sering ditemukan adanya tanda dan gejala sebagai berikut :

kurang spontan, apatis, ekspresi wajah tidak berseri, tidak memperhatikan

kebersihan diri, komunikasi verbal kurang, menyendiri, tidak peduli lingkungan,

asupan makanan terganggu, retensi urine dan feses, aktivitas menurun, posisi

baring seperti fetus, menolak berhubungan dengan orang lain.

E. Mekanisme Koping

Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan

yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Kecemasan

koping yang sering digunakan adalah regresi, represi dan isolasi. Sedangkan

contoh sumber koping yang dapat digunakan misalnya keterlibatan dalam

hubungan yang luas dalam keluarga dan teman, hubungan dengan hewan

peliharaan, menggunakan kreativitas untuk mengekspresikan stress interpersonal

seperti kesenian, musik, atau tulisan, (Stuart and sundeen,1998:349)

F. Masalah Keperawatan

1. Isolasi sosial : menarik diri

13
2. Perubahan sensori persepsi : halusinasi

3. Kekerasan, resiko tinggi

4. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

5. Motivasi perawatan diri kurang

6. Defisit perawatan diri

7. Koping keluarga inefektif : ketidak mampuan keluarga untuk merawat klien

di rumah (Keliat,B.A,2005:201)

G. Pohon Masalah

Resiko perubahan sensori persepsi : Halusinasi

Isolasi sosial : Menarik diri Core problem

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

H. Diagnosa Keperawatan

1. Isolasi sosial : menarik diri

2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

3. Resiko perubahan persepsi sensori : Halusinasi

(Kelliat,2005)

14
I. Rencana Tindakan Keperawatan

Tgl No Perencanaan
Dx keperawatan Intervensi
Dx Tujuan Kriteria Evaluasi

1 Isolasi sosial : Menarik diri Klien dapat Setelah di lakukan 1x interaksi,


berinteraksi dengan pasien menunjukan tanda-tanda
orang lain sehingga pecaya terhadap perawat dengan
tidak terjadi menarik menujukan:
diri
1. Klien dapat 1. Ekspresi wajah bersahabat, 1. Bina hubungan saling
membina menunjukan rasa tenang , ada percaya dengan
hubungan saling kontak mata, mau berjabat menggunakan prinsip
percaya tangan, mau menyebutkan nama, komunikasi terapeutik:
mau menjawab salam, mau a. Sapa klien dengan
duduk berdampingan dengan namabaik verbal maupun
perawat, mau mengutarakan non verbal
masalah yang dihadapi b. Perkenalkan diri dengan
sopan
c. Tanyakan nama lengkap

15
dan nama panggilan yang
disukai klien
d. Jelaskan tujuan
pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukan sikap empati
dan menerima klien apa
adanya
g. Berikan perhatian kepada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat 2. Klien dapat menyebutkan 2. Kaji pengetahuan klien
menyebutkan penyebab menarik diri yang tentang perilaku menarik
penyebab Menarik berasal dari: diri dan tandanya:
diri. a. Diri sendiri a. Dirumah klien tinggal
b.Orang lain dengan siapa
c. Lingkungan b. Siapa yang paling dekat
a. dengan klien
c. Apa yang membuat

16
klien dekat denganya
d. Dengan siapa klien tidak
dekat
e. Apa yang membuat
klien tidak dekat
3. Klien dapat 1. Klien dapat berinteraksi 1. Kaji pengetahuan klien
menyebutkan menyebutkan keuntungan dan tentang keuntungan
keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan memiliki teman
kerugian orang lain. Misalnya: 2. Beri kesempatan kepada
berinteraksi dengan a. Banyak teman klien untuk berinteraksi
orang lain b. Tidak sendiri dengan orang lain
c. Bisa diskusi,dll 3. Diskusikan bersama klien
tentang keuntungan
berinteraksi dengan orang
lain
4. Beri penguatan positif
terhadap kemampuan
mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan

17
berinteraksi dengan orang
lain
2. Klien dapat menyebutkan 1. Kaji pengetahuan klien
kerugian bila tidak berinteraksi tentang kerugian bila tidak
dengan orang lain. Misalnya: berinteraksi dengan orang
a. Sendiri lain
b. Tidak memiliki teman 2. Beri kesempatan kepada
c. Sepi,dll klien untuk
mengungkapakan perasaan
tentang kerugian bila tidak
berinteraksi dengan orang
lain
3. Diskusikan bersama klien
tentang kerugian tidak
berinteraksi dengan orang
lain
4. Beri penguatan positif
terhadap kempuan
mengungkapkan persaan

18
tentang kerugian tidak
berinteraksi dengan orang
lain
4. Klien dapat 4. Klien dapat mendemonstrasikan 1. Kaji kemampuan klien
melaksanakan interaksi sosial secara bertahap membina hubungan dengan
interaksi sosial antara: orang lain.
secara bertahap a. Klien-perawat 2. Bermain peran tentang cara
b. Klien-perawat-perawat lain berhubungan/berinteraksi
c. Klien-perawat-perawat lain- dengan orang lain.
klien lain 3. Dorong dan Bantu klien
d. Klien- untuk berinteraksi dengan
keluarga/kelompok/masyarak orang lain melalui tahap:
at a. Klien-perawat
b. Kien-perawat-perawat
lain
c. Klien-perawat-perawat
lain-klien lain
d. Klien-
keluarga/komunitas/masy

19
arakat
4. Beri penguatan positif
terhadap keberhasilan yang
telah dicapai
5. Bantu klien untuk
mengevaluasi keuntungan
menjalin hubungan sosial
6. Dikusikan jadwal harian
yang dapat dilakukan
bersama klien dalam
mengisi waktu, yaitu
berinteraksi dengan orang
lain
7. Motivasi klien untuk
mengikuti kegiatan ruangan
8. Beri penguatan positif atas
kegiatan klien dalam
kegiatan ruangan

20
5. Klien dapat 5. Klien dapat mengungkapkan 1. Dorong klien untuk
mengungkapkan perasaanya setelah berinteraksi mengungkapkan perasaanya
perasaanya setelah dengan orang lain untuk: bila berinteraksi dengan
berinteraksi dengan a. Diri-sendiri orang lain
orang lain b. Orang lain 2. Diskusikan dengan klien
tentang perasaan keuntungsn
berinteraksi dengan orang
lain
3. Beri penguatan positif atas
kemampuan klien
mengungkapkan perasaan
keuntungan berhubungan
dengan orang lain

21
6. Klien dapat 6. Keluarga dapat: 1. Bina hubungan saling
memberdayakan a. Menjelaskan perasaan nya percaya dengan keluarga:
system pendukung b. Menjelaskan cara merawat a. Salam,perkenalkan diri
atau keluarga klien menarik diri b. Jelaskan tujuan
c. Mendemonstrasikan cara c. Buat kontrak
perawatan klien menarik diri d. Eksplorasi perasaan klien
d. Berpartisipasi dalm perawatan 2. Diskusikan dengan anggota
klien menarik diri keluarga tentang:
a. Perilaku menarik diri
b. Penyebab perilaku
menarik diri
c. Akibat yang akan terjadi
jika perilaku menarik diri
tidak ditanggapi
d. Cara keluarga
menghadapi klien
menarik diri
3. Dorong anggota keluarga
untuk memberi dukungan

22
kepada klien dalam
berkomunikasi dengan
orang lain
4. Anjurkan anggota keluarga
untuk secara rutin
bergantian menjenguk klien
minimal satu kali seminggu
5. Beri penguatan positif atas
hal-hal yang telah dicapai
oleh keluarga
2 Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Pasien memiliki
Rendah konsep diri yang
positif
1. Pasien dapat Setelah dilakukan 1x interaksi, 1. Bina hubungan saling
membina pasien menunjukan: percaya dengan
hubungan saling 1. Ekspresi wajah bersahabat menggunakan prinsip
percaya 2. Menunjukan rasa senang terapeutik:
3. Ada kontak mata a. Sapa klien dengan ramah
4. Mau berjabat tangan b. Perkenalkan diri dengan

23
5. Mau menyebutkan nama soan
6. Mau menjawab salam c. Tanyakan nama lengkap
7. Pasien mau duduk dan nama panggialan
berdampingan dengan perawat yang disukai pasien
8. Pasien mau mengutarakan d. Jelaskan tujuan
masalah yang di hadapi pertemuan
e. Jujur dan menempati
janji
f. Tunjukan sikap empati
dan menerima pasien apa
adanya
g. Beri perhatian dan
perhatikan kebutuhan
dasar pasien
2. Pasien dapat Setelah 2x interaksi pasien dapat 1. Diskusikan dengan pasien
mengidentifikasi menyebutkan: tentang pasien tentang:
aspek positif dan a. Aspek positif dan kemampuan a. Aspek positif yang
kemampuan yang yang dimiliki pasien. dimiliki pasien, keluarga,
dimiliki b. Aspek positif keluarga lingkungan

24
c. Aspek positif lingkungan b. Kemampuan yang
dimiliki pasien
2. Bersama pasien buat daftar
tentang:
a. Aspek positif yang
dimiliki pasien, keluarga,
lingkungan
b. Kemampuan yang
dimilki pasien
3. Beri pujian yang realitis,
hindarkan memberi
penilaian negatif
3. Pasien dapat Setelah 3x interaksi pasien 1. Dilaksanakan pasien
membina menyebutkan kemampuan yang Diskusikan kemampuan
kemampuan yang dapat dilaksanakan pasien yang akan
dimiliki untuk dilanjutkan pelaksanaanya
dilaksanakan
4. pasien dapat Setelah 4x interaksi pasien dapat 1. Rencanakan bersama pasien,
merencanakan membuat rencana kegiatan harian aktivitas yang dapat

25
kegiatan sesuai dilakukan setiap hari sesuai
dengan kemmpuan kemampuan pasien
yang dimiliki 2. Tingkatkan kegiatan sesuai
kondisi pasien
a. Kegiatan mandiri
b. Kegiatan dengan
bantuan
3. Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan yang
dapat pasien lakukan
5. pasien dapat Setelah 5x interaksi pasien 1. Anjurkan pasien untuk
melakukan melakukan kegiatan sesuai jadwal melaksanakan kegiatan yang
kegiatan sesuai yang dibuat telah direncanakan
rencana yang 2. Pantau kegiatan yang
dibuat dilaksankan pasien
3. Beri pujian atas usaha yang
dilakukan pasien
4. Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan kegiatan setelah

26
pulang
6. pasien dapat Setelah 6x interaksi pasien 1. Beri pendidikan kesehatan
memanfaatkan memanfaatkan system pendukung pada keluarga tentang cara
sistem pendukung yang ada di keluarga merawat pasien dengan
yang ada harga diri rendah
a. Beri alasan setiap
berinteraksi
b. Perkenalkan nama-
nama panggilan perawat
dan tujuan perawat
berkenalan
c. Tanyakan dan panggil
nama kesukaan pasien
d. Tunjukan sikap jujur
dan menepati janji
setiap kali berinteraksi
e. Tanyakan perasaan
pasien dan masalah
yang dihadapi klien

27
f. Buat kontrak interaksi
yang jelas
g. Dengarkan dengan
penuh perhatian
ekspresi perasaan klien
3 Gangguan sensori persepsi: Pasien dapat Setelah 5x interaksi pasien 1. Bina hubungan saling
Halusinasi mengontrol halusinasi meunjukan tanda-tanda percaya percaya dengan
(Lihat/dengar/penghidu/raba/kecap) yang dialaminya kepada perawat: menggunakan prinsip
1. Pasien dapat 1. Ekspresi wajah bersahabat komunikasi terapeutik:
membina 2. Menujukan rasa senang a. Sapa pasien dengan
hubungan saling 3. Ada kontak mata ramah baik verbal
percaya 4. Mau berjabat tangan maupun non verbal
5. Mau menyebutkan nama b. Tanyakan nama
6. Mau menjawab salam lengkap dan nama
7. Mau duduk berdampingan panggilan yang disukai
dengan perawat pasien
c. Buat kontrak yang jelas
d. Tunjukan sikap jujur
dan menepati janji

28
setiap kali berinteraksi
e. Tunjukan sikap empati
dan menerima apa
adanya klien
f. Beri perhatian kepada
pada pasien dan
perhatikan kebutuhan
dasar pasien
g. Tanyakan perasaan
pasien dan masalah
yang dihadapi pasien
1. Pasien dapat Setelah 5x interaksi pasien dapat 1. Adakah kontrak sering
mengenal menyebutkan: dan singkat secara
halusinasinya 1. Jenis halusinasi bertahap
2. Isi a. Observasi tinglah laku
3. Waktu pasien terkait dengan
4. Frekuensi halusinasinya
5. Respon dari klien terhadap b. Tanyakan apakah pasien
halusinasi mengalami

29
sesuatu/halusinasi
c. Jika pasien menjawab iya,
tanyakan pa yang sedang
dialaminya
d. Katakan bahwa perawat
percaya pasien mengalami
hal tersebut, namun
perawat sendiri tidak
mengalami apa yang
dirasakan klien
e. Katakan bahwa ada pasien
yang lain yang mengalami
hal yang sama
f. Katakan bahwa perawat
akan membantu pasien

Setelah 5x interaksi pasien 1. Jika pasien tidak mengalami


menyatakan perasaan dan responya halusinasi, klarifikasi
saat mengalami halusinasi: marah, tentang adanya pengalaman

30
takut, sedih, senang, cemas, jengkel halusinasi, diskusikan
dengan pasien:
a. Isi, waktu, frekuensi
b. Situasi dan kondisi yang
menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi
2. Pasien dapat Setelah 5x interaksi pasien 1. Identifikasi bersama klien
mengontrol menyebutkan: cara yang dilakukan jika
halusinasinya 1. Tindakan yang biasanya terjadi halusinasi
dilakukan untuk mengendalikan 2. Diskusikan cara cara yang
halusinasinya digunakan pasien:
2. Pasien dapat menyebutkan cara a. Jika cara yang
baru mengontrol halusinasinya diguanakan adaptif beri
3. pasien dapat memilih cara untuk pujian
mengendalikan halusinasinya b. Jika cara yang
4. pasien melaksankan cara yang digunakan maladaptive
dipilih untuk mengendalikan diskusikan kerugian
halusinasinaya cara tersebut
5. pasien mengikutsertakan terapi 3. Diskusikan cara baru untuk

31
aktivitas kelompok memutuskan/mengontrol
timbulnya halusinasi
a. Katakan pada diri sendiri
bahwa itu tidak nyata
(Saya tidak mau
dengar/lihat/penghidu/ra
ba/kecap pada saat
halusinasi terjadi)
b. Menemui orang lain atau
perawat/teman/anggota
keluarga untuk
menceritakan tentang
halusinasinaya
c. Membuat dan
melaksanakan jadwal
yang telah disusun
d. Meminta
keluarga/teman/perawat
untuk menyapa jika

32
terjadi halusinasi
4. Bantu pasien memilih cara
yang sudah dinjurkan dan
latih untuk mencobanya
5. Beri kesempatan klien
untuk melakukan cara yang
sudah dipilih dan dilatih
jika berhasil diberi pujian
6. Anjurkan pasien mengikuti
terapi aktivitas kelompok
3. Pasien dapat Setelah 5x pertemuan keluarga 1. Buat kontrak dengan
dukungan dari menyatakan setuju untuk mengikuti keluarga untuk pertemuan
keluarga dalam pertemuan dengan perawat, (waktu, tempat dan topik)
mengontrol keluarga mempu menyebutkan 2. Diskusikan dengan keluarga
halusinasinya pengertian, tanda dan gejala,proses (pada saat pertemuan
terjadinya halusinasi keluarga/kunjungan rumah)
a. Pengertian halusinasi
b. Tanda dan gejala
halusinasi

33
c. Obat-obatan untuk
halusinasi
d. Cara yang dapat
dilakukan pasien dan
keluarga untuk
memutuskan halusinasi
e. Cara merawat anggota
keluaraga yang
halusinasi dirumah
(Beri kegiatan
berpergian bersama
serta pantau obat-
obatan dan cara
pemberianya untuk
mengatasi halusinasi)
4. Pasien dapat Setelah 5x interaksi pasien dapat 1. Diskusikan dengan pasien
memanfaatkan menyebutkan: tentang manfaat dan
obat dengan baik 1. Pasien dapat kerugian tidak minum obat
mendemonstrasikan ( Nama, warna, dosis, cara,

34
pengguanaan obat dengan efek terapi, dan efek
benar samping)
2. Pasien dapat menyebutkan 2. Pantau pasien pada saat
akibat berhenti minum obat minum obat
3. Beri pujian jika pasien
menggunakan obat dengan
benar
4. Diskusikan akibat berhenti
minum obat tanpa
konsultasi dengan dokter
5. Anjurkan pasien untuk
konsultasi kepada dokter
atau perawat jika terjadi hal
yang tidak diinginkan

35
J. STRATEGI PELAKSANAAN

Dx 1 : Isolasi sosial : Menarik diri

Pasien

SP I p

1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien

2. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan

orang lain

3. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan

orang lain

4. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang

5. Membimbing pasien memasukan kegiatan dalam jadwal kegiatan

harian

SP II p

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih pasien berkenalan dengan dua orang atau lebih

3. Membimbing pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

SP III p

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya

2. Melatih pasien berinteraksi dalam kelompok

3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

Keluarga

SP I k

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat psien

36
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi yang dialami pasien

beserta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien isolasi sosial

SP II k

1. Melatih keluarga mempraktikan cara merawat pasien dengan isolasi

sosial

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada psien

isolasi sosial

SP III k

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk

minum obat (discharge planning)

2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

Dx 2: Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Pasien

SP I p

1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien

2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat di

gunakan

3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai

kempampuan pasien

4. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih

5. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien

6. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

37
SP II p

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Melatih kemampuan kedua

3. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

Keluarga

SP I k

1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat

pasien

2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang

dialami pasien beserta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah

SP II k

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga

diri rendah

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien

dengan harga diri rendah

SP III k

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk

minum obat (discharge planning)

2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

Dx 3 : Resiko perubahan persepsi sensori : Halusinasi

Pasien

38
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien

2. Mengidentifikasi isi halusinasi pasien

3. Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien

4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien

5. Mengidentifikasi situasi yang menimbulakan halusinasi

6. Mengidentifikasi respons pasien menghardik halusianasi

7. Menganjurkan pasien memasukan cara menghardik halusinasi dalam

jadwal kegiatan harian

SP II p

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi

3. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

SP III p

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Melatih pasien mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan

(kegiatan yang biasa dilakukan oleh pasien)

3. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

SP IV p

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pengguanaan obat secara

teratur

3. Menganjurkan pasien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

39
Keluarga

SP I k

1. mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat

pasien

2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis

halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya

3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi

SP II k

1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien

2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien

halusinasi

SP III k

1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk

minum obat (discharge planning)

2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang

40

Anda mungkin juga menyukai