Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah

Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hal. 131-138

ANALISIS TINGKAT KESUKARAN SOAL DAN DAYA PEMBEDA SOAL MATA


PELAJARAN SEJARAH KELAS XI SEMESTER GANJIL DI SMA NEGERI 5
BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2015-2016
Heppi Yuslita, Zulfan, M. Arifin
Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul Analisis Tingkat Kesukaran Soal dan Daya Pembeda Soal Mata
Pelajaran Sejarah Kelas XI Semester Genjil di SMAN 5 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2015-
2016. ini, bertujuan untuk mendeskripsikan kriteria item tets mata pelajaran sejarah di
SMAN 5 Banda Aceh dan menganalisis kesesuaian tingkat kesukaran item tets mata
pelajaran sejarah dengan kemampuan siswa di SMAN 5 Banda Aceh. Dalam penelitian
digunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam
penelitian ini seluruh siswa kelas XI SMAN 5 Banda Aceh yang mengikuti test ujian semester
genap. Sedangkan sampelnya ialah siswa kelas XI/IPS-1 yang terdiri dari 24 orang
siswa.Untuk mengumpulkan data digunakan teknik Tes, wawancara, dan dokumentasi. Untuk
menganalisis data yang dikumpulkan, penelitian ini menggunakan rumus = untuk
mencari tingkat kesukaran soal dan rumus DP = ,
untuk menghitung daya pembeda.
Berdasarkan hasil analisis soal buatan guru mata pelajaran sejarah kelas XI/IPS-1 SMAN 5
Banda Aceh jika ditinjau dari tingkat kesukarannya, butir-butir soal tergolong dalam
kategori soal mudah. Hal ini dapat diketahui bahwa dari 40 butir soal terdapat 9 (22%) soal
tergolong sukar, 12 (30%) soal tergolong sedang dan 19 (47%) tergolong mudah. Sedangkan
jika dilihat dari daya beda soal, dapat dikatagorikan kurang baik (jelek). Hal ini juga dapat
dilihat dari hasil analisis 40 butir soal, menunjukkan 24 (60%) soal termasuk katagori jelek,
14 (35%) berkatagori sedang atau cukup dan hanya 2 (5%) soal yang tergolong katagori
baik.

Kata Kunci: Analisis, Tingkat Kesukaran Item Test, Mata Pelajaran Sejarah.

PENDAHULUAN pergunakan untuk pencapaian misi/tujuan


Secara formal, bahwa pendidikan di yang dicita-citakan itu. Sehingga dalam
sekolah diselenggarakan oleh pemerintah. usaha pencapaian misi/tujuan itu perlu
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah itu diketahui apakah usaha yang dilakukan
sering lebih dikenal dengan pengajaran sudah sesuai/searah dengan tujuan. Jika ya,
dimana terjadi proses pembelajaran yang sudah sejauh mana ditempuh, adakah
melibatkan banyak faktor, baik pengajar faktor-faktor yang menghambat usaha itu
atauguru, pelajar atau peserta didik, bahan serta bagaimana mengatasinya, upaya itu
atau materi, fasilitas maupun lingkungan. menunjuk kepada evaluasi (Slameto,
Pengajaran dilaksanakan tidak hanya untuk 2001:1).
kesenangan atau bersifat mekanis saja Perbaikan mutu pendidikan dan
tetapi mempunya misi/tujuan itu semua pengajaran senantiasa harus tetap
kegiatan, fasilitas/dana dan daya di diupayakan dan dilaksanakan dengan jalan
131
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah
Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hal. 131-138

meningkatkan kualitas pembelajaran. melakukan penelusuran dan pelacakan


Melalui peningkatan kualitas pembelajaran, dengan secara cermat,terhadap butir-butir
siswa akan semakin termotivasi dalam soal atau item yang merupakan bagian tidak
belajar, daya kreativitasnya akan semakin terpisahkan dari test hasil belajar sebagai
meningkat, semakin positif sikapnya, suatu totalitas.Penelusuran atau pelacakan
semakin bertambah jenis pengetahuan dan itu dilaksanakan oleh tester (guru) dengan
keterampilan yang dikuasainya, dan tujuan untuk mengetahui,apakah butir-butir
semakin mantap pemahaman terhadap item yang membangun test hasil belajar itu
materi yang dipelajari (Aqib Zainal, 2009: sudah dapat menjalankan fungsinya sebagai
28). Berdasarkan Undang-Undang No. 19 alat pengukur hasil belajar yang memadai
tahun 2005 Pasal 19 Ayat 3 mengatakan ataukah belum.
bahwa Setiap satuan pendidikan melakukan Identifikasi terhadap setiap butir
perencanaan proses pembelajaran, item tes hasil belajar itu dilakukan dengan
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian harapan akan menghasilkan berbagai
hasil pembelajaran, dan pengawasan proses informasi berharga,yang pada dasarnya
pembelajaran untuk terlaksananya proses akan merupakan umpan balik guna
pembelajaran yang efektif dan efisien. melakukan perbaikan,pembenahan dan
Teknik penilaian sebagaimana dimaksud penyempurnaan kembali terhadap butir-
pada ayat (1) dapat berupa tes tertulis, butir item yang telah dikeluarkan dalam test
observasi, tes praktek, dan penugasan hasil belajar,sehingga pada masa yang akan
perseorangan atau kelompok. datang test hasil belajar yang disusun atau
Salah satu tugas penting yang acap dirancang oleh tester (guru, dosen dll) itu
kali dan bahkan pada umumnya dilupakan betul-betul dapat menjalankan fungsinya
oleh staf pengajar terutama guru sebagai alat pengukur hasil belajar yang
diberbagaisekolah di Indonesia adalah memiliki kualitas yang tinggi. Rangkaian
tugas melakukan evaluasi terhadap alat kegiatan seperti yang telah di uraikan diatas
pengukur yang telah digunakan untuk itulah, yang sering dikenal dengan istilah
mengukur keberhasilan mengajar dari analisis item (Anas Sudijono, 2011:367).
peserta didik. Alat pengukur yang Guru yang sudahberpengalaman
dimaksud adalah test hasil belajar, yang mengajar dan menyusun soal-soal test, juga
sebagaimana telah kita maklumi,batang masih sukar menyadari bahwa testnya
tubuhnya terdiri dari kumpulan butir-butir masih belum sempurna. Oleh karna itu cara
soal atau item test (Anas Sudijono, yang paling baik adalah secara jujur
2011:367). melihat hasil yang diperoleh oleh
Salah satu cara mengantisipasi siswa.Secara teoritis,siswa dalam satu kelas
keadaan yang tidak normal itu adalah merupakan populasi atau kelompok yang
dengan jalan melakukan penganalisisan keadaannya heterogen. Dengan demikian
terhadap test hasil belajar yang telah maka apabila dikenal sebuah testakan
dijadikan alat pengukur dalam rangka tercermin hasilnya dalam suatu kurva
mengukur keberhasilan belajar dari para normal. Sebahagian besar siswa berada di
peserta test tersebut. Disini tester perlu daerah sedang, sebahagian kecil berada di

132
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah
Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hal. 131-138

bagian kiri, dan sebahagian kecil yang lain membuat siswa putus asa (Arikunto,
berada di bagian kanan kurva. Apabila Suharsimi, 2013:222). Untuk mendapatkan
keadaan setelah hasil tes dianalisis tidak tes yang baik dapat dilakukan dengan cara
seperti yang diharapkan dalam kurva mengukur tingkat kualitas soaltest. Hal ini
normal, maka tentu ada apa-apanya dengan perlu dilakukan untuk mengetahui
soal test tersebut (Daryanto, 2008:176). kelemahan-kelemahan pada soal test
Untuk mengetahui keberhasilan tersebut. Dengan mengukur kualitas
proses belajar mengajar serta untuk soal/tes yang dapat diketahui tingkat
mengetahui kemampuan siswa dalam kesukaran, validitas, reliabilitas dan daya
menjawab soal sejarah maka perlu pembeda, sehingga guru dapat melakukan
dilakukan evaluasi, sehingga guru perbaikan pada soal yang dibuat.Hasil
mengetahui tingkat kesukaran soal guna observasi awal yang penulislakukanpada
meningkatkan proses belajar mengajar yang butir-butir soal mata pelajaran sejarah yang
baik dan tepat. Evaluasi merupakan suatu diberikan oleh guru di SMA Negeri 5
kegiatan yang dilakukan secara terus Banda Aceh masih belum memenuhi
menerus dan sistematis dari awal sampai kriteria soal yang baik.Dugaan ini didasari
akhir proses belajar mengajar, hal ini pada nilai dari jawaban siswa yang masih
berguna untuk mendapatkan data di bawah nilai rata-rata yang diharapkan.
pembuktian yang menunjukkan sampai Informasi yang penulis dapatkan juga
dimana tingkat kemampuan dan bahwa soal ujian semester ganjil tahun
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pelajaran 2015-2016 SMA N 5 Banda Aceh
pembelajaran. khususnya pada mata pelajaran sejarah
Keberhasilan siswa dalam mencapai belum pernah diuji coba baik tingkat
tujuan pembelajaran dapat dilihat dari hasil kesukaran, maupun daya beda testnya,
test ujianyang dilaksanakan. Sebuah test sehingga belum diketahui kualitas soal
hasil belajar yang dinyatakan baik sebagai ujian semester pada mata pelajaran Sejarah
alat ukur haruslah memenuhi syarat-syarat di SMA Negeri 5 Banda Aceh tersebut.
test sehingga dengan test tersebut guru Guru bidang studi sejarah juga mengatakan
dapat mengetahui hasil belajar siswa bahwa terdapat banyaknya nilai yang
setelah rentang waktu mengikuti pelajaran diperoleh siswa dari hasil test tidak
tertentu. Dalam sebuah test ujian harus mencapai Ketuntasan Kredit Minimum
mempunyai tingkat kesukaran tertentu (KKM) yang telah di tetapkan oleh guru.
artinya dalam menyusun test jangan sampai Hal ini kemungkinan besar terjadi karna
test itu terlalu sukar atau terlalu mudah, adanya permasalahan yang terdapat pada
karena soal ujian yang baik adalah soal butir-butir soal item test yang
yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu belummemenuhi criteria item test yang
sukar. Dalam hal ini Arikunto menjelaskan baik.
bahwa, Soal yang baik adalah soal yang
tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar,soal yang mudah tidak merangsang
siswa untuk berusaha dan soal yang sukar

133
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah
Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hal. 131-138

METODE PENELITIAN keterampilan, pengetahuan intelegensi,


Pendekatan yang digunakan dalam kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
penelitian ini ialah pendekatan kuantitatif. individu atau kelompok (Suharsimi
Menurut Sugiyono (2012:14) bahwa Arikunto, 2006:32). Adapun dalam
penelitian secara kuntitatif ialah penelitian penelitian ini instrumen yang gunakan
yang digunakan untuk meneliti pada berupa soal bentuk objektif tipe pilihan
populasi atau sample tertentu, teknik berganda (multiple choice) yang terdiri 30
pengambilan sample biasanya dilakukan butir item soal yang diberikan kepada 28
secara random, pengumpulan data orang siswa kelas XI/IPS-1 sebagai kelas
mengunakan intrumen penelitian, analisis eksperimen. Setelah ujian selesai, maka
data bersifat kuantitatif/statistik dengan semua lembaran soal dan lembaran
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah jawaban dikumpulkan kembali untuk
ditetapkan. diadakan pemeriksaan dan pemberian skor
Metode yang dipakai dalam penelitia nilainya.
ini ialah metode deskriptif. Hadari Nawawi Kedua wawanacara, dimana
(2007:67), mengemukakan bahwa metode wawancara merupakan usaha
deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur mengumpulkan informasi dengan
pemecahan masalah yang diselidiki dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara
menggambarkan atau melukiskan keadaan lisan, untuk dijawab secara lisan pula.
subyek/obyek penelitian (seseorang, Secara sederhana wawancara diartikan
lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada sebagai alat pengumpul data dengan
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang mempergunakan tanya jawab antar pencari
tampak, atau sebagaimana adanya. informasi dan sumber informasi (Hadari
Yang menjadi populasi dalam Nawawi, 2007:118). Dalam hal ini, penulis
penelitian ini ialah seluruh siswa kelas XI mengadakan komunikasi langsung dengan
SMAN 5 Banda Aceh yang mengikuti test informan (dalam hal ini guru bidang studi
ujian semester genab. Untuk memudahkan sejarah) dengan serangkaian pertanyaan
penulis dalam mengadakan penelitian, wawancara yang telah ditetapkan. Hal ini
maka ditarik sample yang dapat mewakili penulis lakukan untuk mengetahui kendala
populasi. Adapun yang menjadi sample guru bidang studi sejarah di SMA N 5
dalam penelitian ini ialah siswa kelas Banda Aceh dalam proses menyusun item-
XI/IS-I. Pemilihan sample ini didasari oleh item test yang akan diberikan kepada
nilai dari lembaran jawaban yang diberikan peserta didik, serta apa saja pedoman
siswa rata-rata masih belum mencapai nilai selama ini yang dijadikan sebagai alat
rata-rata yang telah ditentukan oleh guru untuk membuat butir soal-soal. Wawancara
mata pelajaran sejarah di SMAN 5 Banda yang akan digunakan saat penelitian nanti
Aceh. adalah wawancara bebas, di mana
Adapun teknik pengumpulan data pewawancara bebas menanyakan apa saja
dengan cara: Pertama test, dimana mengenai masalah penelitian dengan
serentetan pertanyaan atau latihan serta alat terlebih dahulu mempersiapkan perangkat
lain yang digunakan untuk mengukur

134
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah
Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hal. 131-138

wawancara seperti buku catatan, dan alat Di mana: P = Proportion atau angka indek
perekam. kesukaran item, B = Banyaknya testee yang
Ketiga dokumentasi, dimana sumber dapat menjawab dengan betul terhadap
informasi dokumentasi memiliki peran butir item yang bersangkutan, dan JS =
penting,dan perlu mendapat perhatian bagi Jumlah testee yang mengikuti tes hasil
para peneliti. Data ini memiliki objektifitas belajar.
yang tinggi dalam memberikan informasi Mengenai bagaimana cara
kepada para guru sebagai tim peneliti. memberikan penafsiran terhadap angka
Informasi dari sumber dokumen sekolah indek kesukaran item penulis akan berujuk
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kepada apa yang dikemukakanoleh Robert
dokumen resmi dan dokumen catatan L. Thorndike dan Elizabeth Hagen juga
pribadi (Sukardi, 2013:47). Adapun dalam Anas Sudijono (2009: 372), sebagai
dokumen resmi yang penulis maksut dalam berikut:
penelitian ini berupa laporan atau catatan
pertemuan sekolah, silabus dan skema Besarnya P Interpretasi
kerja, tes evaluasi yang digunakan serta 1. Kurangdari 0,30 = Terlalusukar
2. 0,30- 0,70 = Cukup (sedang)
hasilnya, dan tulisan hasil pertemuan antara
3. Lebihdari 0,70 = TerlaluMudah
guru sekolah. Dalam kegiatan ini penulis
akan mengumpulkan data tertulis berupa Selain itu, ketentuan yang juga
dokumen seperti lembaransoal test sering diikuti, indek suntuk menilai tingkat
ujiantengahmatapelajaransejarah semester kesukaran soal diklarifikasikan sebagai
ganjil tahun pelajaran 2015-2016 SMAN 5 berikut:
Banda Aceh.
P= X 100 %
Untuk teknik analisa data dalam item
test yang buat oleh guru di SMAN 5 Banda
Aceh.Untuk mengetahui angka indek Keterangan: P = Tingkat kesukaran yang ingin
dicari, RH = Jumlah testee (peserta test) pada
kesukaran item, maka penulisakan
kelompok tinggi yang dapat menjawab betul
mengunakan rumus yang dikemukakan
dari kelompok rendah, RL = Jumlah testee
oleh Du Bois dalam Anas Sudijono (2009:
(peserta test) pada kelompok tinggi yang dapat
372), yaitu: menjawab benar dari kelompok pandai, NH =
N
P= Jumlah kelompok pandai, NL = Jumlah
N
kelompok tidak pandai, dan 100% =Jumlah jika
Di mana: P = Proportion = angka indek semua benar.
1. Kurangdari 0,30 = Terlalusukar
kesukaran item, NP = Banyaknya testee
2. 0,30- 0,70 = Cukup (sedang)
yang dapat menjawab dengan betul 3. Lebihdari 0,70 = TerlaluMudah
terhadap butir item yang bersangkutan, dan
N = Jumlah testee yang mengikuti tes hasil Adapun cara menentukan validitas
belajar. atau daya beda soal, maka penulis
Rumus lain: mengunakan rumus yang dikemukakan
B oleh Sukardi (2011:138) yaitu:
P=
JS
DP =
,

135
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah
Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hal. 131-138

Keterangan: untuk dianalisa tingkat kesukaran dan daya


DP = indeks daya beda pembedanya.Setelah semua lembaran soal
RH = Jumlahtestee (peserta test) pada dan jawaban tes terkumpul, kemudian
kelompok tinggi yang dapat
penulis periksa dan diberikan skor terhadap
menjawab betul
RL = Jumlah testee (peserta test) masing-masing jawaban siswa.
padakelompok rendah yang Berdasarkan hasil pelaksanaan ujian, maka
dapat menjawab salah tiap jawaban benar akan menghasilkan nilai
N = Total siswa yang mengikutites mentah. Nilai mentah ini didapatkan
melalui pemberian skor/nilai terhadap
Setelah diproses indeks daya beda
butir-butir soal. Satu soal yang benar
soal tersebut, maka angka tersebut
diberikan nilai 2,5. Angka 2,5 hasil
diinterpretasikan untuk mengetahui baik
pembagian antara 100 dengan 40 buah buitr
atau buruk daya beda soal, kriteria indeks
soal. Agar lebih jelah hasil perkalian
daya beda soal menurut Arikunto yaitu:
tersebut atau angka mentah yang diperoleh
DP = 0,00 0,20 = jelek masing-masing siswa kelas XI/IPS-1 dapat
DP = 0,21 0,40 = cukup dilihat pada tabel berikut:
DP = 0,41 0,70 = baik
DP = 0,71 1,00 = baiksekali
Tabel Daftar Nilai yang Diperoleh Siswa Kelas XI/IPS- dalam
DP = Negatif daya pembeda soal adalah Menjawab Soal-Soal Sejarah Semester I Tahun
sangat jelek (Arikunto Suharsimi, 2013 : Ajaran 2015-2016 SMAN 5 Kota Banda Aceh
232). NO NAMA JUMLAH NILAI
JAWABAN MENTAH
BENAR
HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Aulia Rizky 28 70
Dalam penelitian ini data 2 Afzan Maulana 22 55
3 Cut Maulina Lutfi 26 65
dikumpulkan selama 9 hari, sejak tanggal 1 4 Cul Ulfa Fajriana 31 77,5
Maret 2016 samapai dengan tanggal 9 5 Eva Arumma 20 50
6 Fitri Yanti 17 42,5
Maret 2016. Adapun data yang 7 Husnul Khotimah 27 67,5
dikumpulkan berupa apsen siswa, lembaran 8 Moulana Santi 24 60
9 Muhammad Agus S 24 60
soal kelas XI/IPS-1 semester ganjil tahun
10 Nafisah 19 47,5
pelajaran 2015-2016. Ada pun soal atau 11 Nanda Safutri 25 62,5
item tes semester ganjil tahun pelajaran 12 Qubailat Takbir 32 80
13 Rina Agustina 21 52,5
2013-2014 tersebut merupakan soal buatan 14 Rinaldi 18 45
guru mata pelajaran sejarah SMAN 5 15 Rizkya 35 87,5
16 Rizky Fakhullah 21 52,5
Banda Aceh. Yang kemudian dibagikan 17 Rizki Aulia Mualana 23 57,5
kepada siswa kelas XI/IPS-1 yang 18 Rommi Mauliadi 22 55
19 Septi Mellisa Sari 20 50
mengikuti ujian tegah semester/semester
20 Tinur Zalda 28 70
satu. Jumlah soal secara keseluruhan terdiri 21 Winda Zahara 24 60
dari 40 butir dalam bentuk pilihan berganda 22 Zharifah Mardhatillah 18 45
23 Zuhdi 16 40
(multiple choice) dengan jumlah option 24 Zulfahmi 22 55
sebanyak lima (A, B, C, D dan E).
Lembaran tes yang telah diujiankan
ini kemudian penulis mengumpulkan
kembali seluruh lembaran soal dan jawaban

136
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah
Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hal. 131-138

Pengolahan Data Tabel Daftar Nilai yang Diperoleh Siswa Dalam


Menjawab Soal-Soal Sejarah Kelas XI IPS/1
Berdasarkan data yang Semester I Tahun Ajaran 2015-2016 SMAN 5
dipersiapkan, maka dapat dijelaskan bahwa Banda Aceh.
soal mata pelajaran sejarah kelas XI/IPS-1, NO NAMA NILAI MENTAH
1 Rizkya 87,5
SMAN 5 Banda Aceh berbentuk pilihan 2 Qubailat Takbir 80
berganda dengan tipe multiple choice yang 3 Cut Ulfa Fajriana 77,5
4 Aulia Rizky 70
terdiri 40 buah butir soal. Soal-soal itu 5 Tinur Zalda 70
penulis susun berdasarkan materi pada 6 Husnul Khotimah 67,5
7 Cut Aulia Lutfi 65
semester I (ganjil) tahun pelajaran
8 Nanda Safutri 62,5
2015/2016. Setiap butir soal tes objektif 9 Moulana Santi 60
yang digunakan dalam penelitian ini dapat 10 Muhammad Agus S 60
11 Wilda Zahara 60
dijawab benar oleh siswa, maka diberikan 12 Rizky Aulia Maulana S 57,5
nilai maksimun 2,5 (dua koma lima), dan 13 Rommi Mauliadi 55
14 Zulfahmi 55
tidak adanya denda apa bila terdapat soal 15 Afzan Maulana 55
yang dijawab salah. Artinya apabila satu 16 Rina Agustina 52,5
17 Rizky Fakhullah 52,5
soal dijawab dengan benar maka akan 18 Eva Arumma 50
mendapat nilai 2,5 dan apabila jawabannya 19 Septi Mellisa Sari 50
salah diberikan nilai nol (0). 20 Nafisah 47,5
21 Rinaldi 45
Data yang terdapat pada tabel 1 di 23 Zharifah Mardhatillah 45
atas, kemudian diolah sesuai dengan 23 Fitri Yanti 42,5
24 Zuhdi 40
kebutuhan dengan tujuan untuk dapat
menentukan jumlah skor yang diperoleh
Pembahasan
siswa setelah siswa mengikuti kegiatan
Berdasarkan hasil penelitian dan
tes.Dalam rangka penentuan tingkat
analisis data di atas, maka yang menjadi
kesukaran soal, maka terlebih dahulu nilai
pembahasan sebagai berikut:
mentah yang sudah diperoleh diolah untuk
Soal yang baik adalah soal yang tidak
menentukan rangking atau menentukan
terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.Soal
nilai tertinggi hingga yang terendah.
yang terlalu mudah tidak merangsang siswa
Adapun nilai tertinggi atau jawaban yang
untuk mempertinggi usaha
benar dari 40 buah butir soal yang
memecahkannya. Begitu juga sebaliknya
diberikan adalah 35, maka 35 x 2,5 yang
soal yang terlalu sukar akan menyebabkan
menghasilkan nilai mentah 87,5 dan siswa
siswa menjadi putus asa dan tidak
ini menduduki rangking 1 (satu).
mempunyai semangat untuk mencoba lagi
Sedangkan siswa yang paling rendah dia
karena di luar kemampuannya.
menjawab benar sebanyak 16 buah butir
Berdasarkan hasil analisis terhadap
soal maka 16 x 2,5 = nilai mentahnya 40.
naskah soal mata pelajaran sejarah Kelas
Maka siswa yang bersangkutan menduduki
XI/IPS-1 Semester I (ganjil) tahun
rangking ke 24. Untuk lebih jelas urutan
pelajaran 2015-2016 SMAN 5 Banda Aceh
nilai mentah siswa kelas XI/IPS-1 SMAN 5
yang diberikan /diuji oleh guru kepada
Banda Aceh tahun pelajaran 2015/2016
siswa, menunjukkan hasil tingkat
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
kesukaran soal, dimana dari 40 butir soal

137
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah
Volume 1, Nomor 1, Oktober 2016, hal. 131-138

tergolong dalam soal sukar sebanyak 9 Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur


buah soal (22,5%), soal sedang 12 (30%) Penelitian Suatu Pendekatan
dan soal dalam kategori mudah sebanyak Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
19 buah (47,5%).
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar
Kenyataan di atas menunjukkan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
bahwa soal-soal mata pelajaran sejarah Aksara.
kelas XI/IPS-1 Semester I tahun pelajaran
2015-2016 SMAN 5 Banda Aceh tergolong Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan.
mudah, sehingga tes-tes tersebut perlu Jakarta: Rineka Cipta.
ditinjau kembali untuk direvisi dan
Nawawi, Hadari. 2007. Metode Penelitian
ditingkatkan kualitasnya. Sehingga
Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah
kemampuan siswa dalam menjawab soal- Mada University Press.
soal dengan benar akan lebih meningkat.
Hal ini bisa terjadi kemungkinan Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan.
disebabkan oleh kurangnya perhatian Jakarta: PT. Bumi Aksara.
terhadap kaedah-kaedah/cara-cara
penyususnan soal yang baik dan benar. Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian


DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Aqib, Zainal. Dkk. 2009. Penelitian Alfabeta.
Tindakan Kelas Untuk Guru SMP,
SMA, SMK. Bandung: CV. Yrama Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan Prinsip
Widya. dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi
Aksara.

138

Anda mungkin juga menyukai