BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat kondisi yang tidak menentu K.H. Ahmad Dahlan muncul sebagai
salah seorang yang peduli terhadap kondisi yang dihadapi oleh masyarakat pribumi
Yogyakarta. Ayahnya seorang alim bernama K.H. Haji Abu bakar bin K.H. Haji
1
Achmad Jainuri, Ideologi Kaum Reformis (Surabaya: LPAM, 2002), 147.
2
Sutarmo, Muhammadiyah Gerakan Sosial Keagamaan Modernis (Yogyakarta : Suara
Muhammadiyah, 2005), 33.
3
Hamdan Hambali, Ideologi dan Strategi Muhammadiyah (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah,
2006), 1.
4
Ahmad Najib Burhani, Muhammadiyah Jawa (Jakarta: Al-Wasat, 2004),55.
2
putri Haji Ibrahim bin K.H. Haji Hassan, pejabat penghulu kesultanan. K.H. Ahmad
sendiri selanjutnya mengaji Bahasa Arab, Tafsir, Hadis dan Fikih kepada Ulama-
ulama di Yogyakarta.
belajar Ilmu Tauhid, Fikih, Tasawuf, Falah dan yang menarik hatinya adalah Tafsir
sebagaimana landasan aslinya yaitu Alquran dan hadis. Hal ini nampak seperti apa
yang dikatakannya :
Saya mesti bekerja keras, untuk meletakkan batu pertama daripada amal yang besar ini.
Kalau sekiranya saya lambatkan atau saya hentikan lantaran sakitku ini maka tidak ada
orang yang sanggup meletakkan dasar itu. Saya sudah merasa bahwa umur saya tidak akan
lama lagi. Maka jika saya sedikit itu, mudahlah yang dibelakang nanti untuk
meyempurnakannya. 5
Bagi K.H. Ahmad Dahlan, Islam hendak didekati serta dikaji melalui
kacamata modern sesuai dengan panggilan dan tuntutan zaman, bukan secara
tradisional. Ia mengajarkan kitab suci Alquran dengan terjemahan dan tafsir agar
5
Syarifuddin Jurdi, 1 ABAD Muhammadiyah - gagasan pembaharuan sosial keagamaan. (Jakarta
:PT. Kompas Media Nusantara, 2010), 15.
3
mempelajari Islam dari kulitnya tanpa mendalami dan memahami isinya. Sehingga
Dasar Muhammadiyah yang pertama, tahun 1912), yang kemudian baru disahkan
Muhammadiyah yang pertama itu, tanggal resmi yang diajukan ialah tanggal
organisasi wanita yaitu Aisyiyah pada tahun 1917. Organisasi ini merupakan wadah
Islam secara murni dan konsekwen. Berdirinya organisasi ini diawali dengan
sejumlah pengajaran yang dilakukan oleh Ahmad Dahlan mengenai perintah agama.
6
Arbiah Lubis, Pemikiran Muhammadiyah dan Muhammad Abduh (Jakarta: Bulan Bintang, 1989),
26
7
Tim Pembina Al-Islam dan KeMuhammadiyahan, Muhammadiyah Sejarah Pemikiran dan Amal
Usaha (Yogyakarta: PT TIARA WACANA YOGYA, 1990), 3.
4
Kursus tersebut diadakan dalam perkumpulan Sopo Tresno pada tahun 1914.
Dari sumber sejarah ini, semakin tampak wawasan pemikiran Ahmad Dahlan
bahwa sejak awal abad ke-20 M, masih di bawah penjajahan kolonial Belanda, dan di
tengah-tengah masyarakat yang masih berpikir tradisional, belum ada kemajuan, dan
emansipasi wanita, tetapi Ahmad Dahlan telah berfikir tentang kemajuan perempuan,
K.H.Ahmad Dahlan terhadap firman Allah surat An-Nisa ayat 82 dan surat
8
Alwi Shihab, Membendung Arus: Respon Gerakan Muhammadiyah Terhadap Penetrasi Misi
Kristen di Indonesia (Bandung: Mizan, 1998), 116.
9
Alquran, 4 (An-Nisa): 82.
10
Alquran, 33 (Muhammad): 24.
5
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari
perbuatan yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung. 11
Faktor objektif yang bersifat internal dan eksternal. Faktor objektif internal
pengamalan Islam karena tidak menjadikan Al-quran dan as-Sunah sebagai satu-
satunya rujukan oleh sebagian besar umat Islam Indonesia. Kemudian, lembaga
pendidikan yang dimiliki umat Islam belum mampu menyiapkan generasi yang siap
mengemban misi selaku khalifah Allah di atas bumi. Oleh karena itu,
pendidikan.
penyebaran agama Kristen di Indonesia 12. Dengan program ini akan didapat nilai
ganda yaitu di samping bernilai keagamaan dalam arti telah dapat menyelamatkan
11
Alquran, 3 (al-Imron): 104.
12
Alwi Shihab, Membendung Arus: Respon Gerakan Muhammadiyah Terhadap Penetrasi Misi
Kristen di Indonesia, 126.
6
domba-domba yang hilang, juga bernilai politis, karena hubungan antara agama
(Kristen) dengan pemerintahan (Hindia Belanda) sangat erat. Setelah penduduk bumi
putra masuk Kristen akan menjadi warga-warga yang loyal lahir dan batin terhadap
taqlid yang begitu membudaya dalam masyarakat Islam, khurafat dan syirik telah
bercampur dengan akidah, sehingga kemurnian akidah sudah tidak tampak lagi,
bidah yang terdapat pada pengamalan ibadah, kejumudan berfikir dan kebodohan
umat, sistem pendidikan yang sudah tidak relevan, timbulnya kelas elit intelek yang
bersikap sinis terhadap Islam dan orang Islam, rasa rendah diri di kalangan umat
Islam, tidak ada program perjuangan umat Islam yang teratur dan terencana
khususnya dalam pelaksanaan dakwah Islam, tidak ada persatuan umat Islam,
kemiskinan umat bila dibiarkan akan membahayakan karena mudah dirongrong oleh
golongan kafir yang kuat ekonominya. Politik kolonialisme Belanda yang menekan
dan menghambat hidup dan kehidupan umat Islam di Indonesia, politik kolonialisme
dorongan orang-orang Budi Utomo dan Syekh Ahmad Syurkati, K.H. Ahmad Dahlan
Dari data sejarah di atas, dapat dipahami bahwa setting sosial yang mengitari
Muhammadiyah. Dalam hal ini benarlah apa yang dikatakan oleh Ramayulis bahwa
Alquran juga tidak terlepas dari kondisi sosial masyarakat pada waktu itu.
belum membuat pembagian kerja yang jelas. Hal ini disebabkan wilayah kerjanya
hanya di Yogyakarta saja. Pada masa awal berdirinya Muhammadiyah K.H. Ahmad
bimbingan kepada masyarakat seperti shalat dan bantuan kepada fakir miskin.
organisasi, amal usaha dan etos amaliah yang tinggi sehingga Organisasi
menempatkan diri sebagai salah satu poros kepemimpinan sosial di luar sektor
pemerintahan.
13
Ahmad Najib Burhani, Muhammadiyah Jawa,58.
8
Di tengah perilaku sosial yang menyimpang dari ajaran agam Islam tersebut
yang cukup orisinal dari K.H. Dahlan dapat dirujuk pada pemahaman dan
Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang
menghardik anak yatim, Dan tidak menganjurkan memberi makan orang
miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-
orang yang lalai dari shalatnya,Orang-orang yang berbuat riya. Dan
enggan (menolong dengan) barang berguna. 14
Dalam surat ini Ia menekankan sekali tentang rasa beragama yang benardalam
kehidupan. Bahwa semua yang tertulis dalam ayat tersebut menjelaskan konsep
14
Alquran, 33 (al-Maun): 1-7.
9
betulkah kita sebagai orang Islam yang berani menyerahkan harta dan jiwa
contoh lain yang paling monumental dari pembaruan yang berorientasi pada amal
Umum (PKU) 15. Langkah monumental ini dalam wacana Islam kontemporer disebut
ajaran ritual, ibadah dan hablu min Allah (hubungan dengan Allah) semata, tetapi
dihadapi manusia. Inilah teologi amal yang tipikal (khas) dari K.H. Dahlan dan
awal kehadiran Muhammadiyah, sebagai bentuk dari gagasan dan amal pembaruan
15
Tim Pembina Al-Islam dan KeMuhammadiyahan, Muhammadiyah Sejarah Pemikiran dan Amal
Usaha, 20.
10
sebagai simbol manifestasi kesadaran kolektif dalam masyarakat. Selain itu juga
sosial yang bersifat nasionalistik. Dalam hal ini Muhammadiyah merupakan ideologi
merealisasikan ajaran Alquran dan sunah. Perealisasian ajaran Alquran dan sunah
tersebut ditujukan untuk mengurangi atau memerangi kesalahan aktual yaitu praktek-
praktek Animisme dan Dinamisme dalam masyarakat yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai dan asas Islam. Muhammadiyah berusaha membersihkan Islam dari segala
organisasinya. Bahkan pada tahun 1921 sudah dikenal di seluruh Indonesia, Cabang
utama dan pertama yang berdiri di luar pulau Jawa adalah Minangkabau sekitar
tahun 1923, Bengkulu, Banjarmasin dan Amuntai sekitar tahun 1927 dan Aceh
16
Achmad Jainuri, Ideologi Kaum Reformis, 24.
11
dalam segi pendidikan, ekonomi, sosial dan kesehatan. Hal itu disimak penulis dari
hasil wawancara dengan salah satu masyarakat Desa Sepanjang yang juga
bahwa organisasi Muhammadiyah telah berhasil. 17 Hal itu terbukti, dengan adanya
(BKIA) yang sekarang sudah menjadi besar dan berganti nama menjadi Rumah Sakit
Siti Khadijah. Itu yang merupakan hasil dari material. Ada lagi hasil ideologi,
sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
Sesuai judul di atas, maka yang menjadi lingkup pembahasan pada skripsi
17
Wawancara dengan Drs. H. Abdul Karim Baisa, M. Pd Kamis, 11 April 2013, di kantor Cabang
Muhammadiyah Sepanjang.
12
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penulisan skripsi ini antara
lain:
3. Menjelaskan pada masyarakat yang melaksanakan ajaran Islam tapi belum jelas
sumber yang digunakan. Atau dengan kata lain masyarakat yang taqlid buta
D. Kegunaan Penelitian
Sepanjang.
13
2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan atau
khususnya dan para pembaca dan pada umumnya dalam bidang sejarah.
mengungkapkan secara deskriptif sejarah dan perkembangan serta out put dari
Muhammadiyah Sepanjang.
F. Penelitian Terdahulu
Penulis telah melakukan pra penelitian, dan tidak menemukan judul skripsi
Skripsi oleh Mudayah Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel, 1996. Skripsi ini
pencerahan ajaran agama yang sesuai dengan nilai-nilai Syariat Islam yang
mana pada waktu itu masyarakat Brengkok masih kental dengan idiologi
Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel,. Skripsi ini membahas tentang. Sejarah
G. Metode Penelitian
masalah ini, perlu dimengerti masing-masing metode yang dipakai dalam skripsi
metode sejarah biasanya dibagi atas 4 (empat) kelompok kegiatan yaitu: heuristik,
18
Dudung Abdurrahman, Metode Penulisan Sejarah (Jakarta, PT. Logos Wacana Ilmu, 1999),55.
15
1. Heuristik
Cara pertama penulis tempuh dengan cara mencari sumber, baik sumber
primer maupun sekunder. Data primer yang penulis gunakan adalah hasil
Abdul Karim Baisa, M.Pd. tepatnya pada tanggal 11 April 2013 di kantor
sumber serta informasi yang berhubungan dengan penulisan skripsi ini. Dalam
pencarian sumber atau data ini, pada awalnya penulis sempat bingung karena
antara data yang satu dengan data yang lain kadang tidak sama sehingga
mendorong penulis untuk melakukan telaah ulang, dengan cara yang diantaranya
menghadiri Pengajian untuk mendapatkan data yang akurat. Selain itu penulis
2. Verifikasi
skripsi ini, penulis memilah-milah mana data yang sesuai dengan ruang lingkup
yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini. Yang dilakukan oleh penulis
16
disini ialah membandingkan antara data dan fakta serta menyelidiki keotentikan
sumber sejarah baik bentuk maupun isinya. Dengan demikian semua data yang
diperoleh harus diselidiki untuk memperoleh fakta yang valid. Sesuai dengan
di analisis.
3. Interpretasi
menafsirkan apa yang terdapat di data yang ditemukan oleh penulis. Selain itu,
penulis juga mengaitkan dengan menggunakan teori nalar antara peristiwa satu
dengan yang lain. Misalnya data dari Cabang Muhammadiyah Sepanjang dengan
data Ranting Muhammadiyah Sepanjang ada yang tidak sama. Walaupun pada
umumnya sama.
4. Historiografi
imajinasi masa lampau atau suatu sejarah dengan menggunakan dasar data yang
bentuk suatu kisah. 20Metode yang dilakukan oleh Nugroho Notosusanto di atas,
19
Louis Gottshalk, Mengerti Sejarah (Jakarta, UI-Press : 1995), 33.
20
Nugroho Notosusanto, masalah penelitian sejarah kontemporer (Bandung:Yayasan Idayu,
1975), 36.
17
a. Pengumpulan data
b. Penilaian data
c. Penafsiran data
d. Penyimpulan data 21
khusus, lalu dikaitkan satu sama lain, kemudian ditarik kesimpulan yang
sifatnya umum.
kesimpulanya. 22
21
Winanarno Surachman, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar: metode tekhnik (Bandung: Tarsito,
1989), 84.
22
Sutrisno Hadi, metodologi riserchI dan II (Yogyakarta: Andi Opsett, 1990), 2.
18
H. Sistematika Bahasan
Sistematika pembahasan dalam skripsi ini terbagi menjadi lima bab, untuk
Bab pertama, bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
Bab dua, bab ini berisi tentang keadaan masyarakat Sepanjang sebelum dan
Bab tiga, bab ini berisi tentang Muhammadiya di Desa Sepanjang : sejarah
perjjuangannya.
23
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
1993), 25.