Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun dengan judul Stres dan Disiplin Pada Karyawan.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan


hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh
karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapatkan balasan yang
setimpal dari Allah SWT.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak terlepas dari kekurangan
kekurangan. Masih terdapat banyak sekali teori-teori yang relevan dengan pokok bahasan
makalah ini, yang pada kenyataanya tidak bisa dimuat semuanya. Hal ini semata-mata
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan waktu penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Terima
kasih.

Kendari, 26 Oktober 2016

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai. Dalam usaha mencapai
tujuan tersebut perusahaan tidak akan lepas dari kontribusi karyawan. Karyawan
merupakan kekayaan utama bagi setiap perusahaan. Karyawan menjadi perencana,
pelaksana dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam mewujudkan tujuan
perusahaan. Sebagai pelaku utama dalam mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan
mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan yang dapat mempengaruhi sikap-sikapnya
terhadap pekerjaannya. Sikap-sikap positif hendaknya dibina supaya memberikan efek
yang positif bagi perusahaan dan sikap-sikap negatif hendaknya dihindarkan supaya tidak
memberikan efek yang negatif bagi perusahaan. Sikap-sikap tersebut dapat berupa
kedisiplinan yang tinggi maupun rendah, stres, frustasi dan sebagainya. Kepuasaan kerja
yang tinggi juga akan memberikan kontribusi positif dalam mencapai tujuan perusahaan.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa itu konsep stress?

2. Apa dampak dari stress, baik secara positif maupun negatif?

3. Apa hubungan stress dengan SDM?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep stress

2. Untuk mengetahui dari stress, baik secara positif maupun negatif

3. Untuk mengetahui hubungan stress dengan SDM


BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Stress
Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir
dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang
untuk menghadapi lingkungan. Sebagai hasilnya, pada diri para karyawan berkembang
berbagai macam gejala stress yang dapat menggangggu pelaksanaan kerja mereka.
Gejala-gejala ini menyangkut baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Orang-
orang yang mengalami stress bisa menjadi nervous dan merasakan kekhawatiran kronis.
Mereka sering menjadi mudah marah dan agresif, tidakdapat rileks, atau menunjukan
sikap yang tidak kooperatip. Lebih lanjut, mereka melarikan diri dengan minum alkohol
(minuman keras) dan atau secara berlebihan. Disamping itu, mereka bahkan bisa terkena
berbagai penyakit phisik, seperti masalah pencernaan dan atau tekanan darah tinggi, serta
sulit tidur. Kondisi-kondisi tersebut meskipun dapat juga terjadi karena penyebab-
penyebab lain, tetapi pada umumnya hal itu merupakan gejala-gejala stress.
Cary Cooper dan Alison Straw mengemukakan gejala stress dapat berupa tanda-tanda
berikut ini:
1. Fisik, yaitu nafas memburu, mulut dan kerongkongan kering, tangan lembab,
merasa panas, otot-otot tegang.
2. Perilaku, yaitu perasaan bingung, cemas dan sedih, marah-marah, mudah salah
paham, tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah.
3. Intelektual, yaitu mudah lupa, kacau pikirannya, daya ingat menurun, sulit untuk
berkonsentrasi, suka melamun berlebihan, pikiran hanya dipenuhi satu pikiran saja.
4. Interpersonal, yaitu acuh dan mendiamkan orang lain, kepercayaan pada orang lain
menurun, mudah mengingkari janji pada orang lain, mudah berbohong.
Dari beberapa uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa stres merupakan suatu
kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang
dimana ia terpaksa memberikan tanggapan melebihi kemampuan penyesuaian dirinya
terhadap suatu tuntutan eksternal (lingkungan).
Stres dalam kerja dapat berdampak pada karyawan.Stress pada karyawan dapat timbul
akibat kepuasan kerja yang tidak terwujud. Masalah Stres kerja di dalam organisasi
perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk
efisien di dalam pekerjaan. Akibat adanya stres kerja tersebut yaitu orang menjadi
nervous, merasakan kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan pada emosi, proses
berfikir dan kondisi fisik individu. Gejala stres di tempat kerja, yaitu meliputi:
1. Kepuasan kerja rendah
2. Kinerja yang menurun
3. Semangat dan energi menjadi hilang
4. Komunikasi tidak lancer
5. Pengambilan keputusan jelek
6. Kreatifitas dan inovasi kurang
7. Bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif.
Penyebab stres kerja yang lain dapat dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara
karakteristik kepribadian karyawan dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan
dapat terjadi pada semua kondisi pekerjaan. Adanya beberapa atribut tertentu dapat
rnempengaruhi daya tahan stres seorang karyawan.

2.2 Dampak Stress


Dampak stress ada yang menguntungkan (positif) maupun merugikan (negatif) bagi
perusahaan. Dampak negatif stres kerja pada karyawan, yaitu reaksi terhadap stress dapat
merupakan reaksi bersifat psikis maupun fisik. Biasanya pekerja atau karyawan yang
stress akan menunjukkan perubahan perilaku yang diakibatkan oleh kepuasan kerja yang
tidak terwujud. Akibat adanya stres kerja tersebut yaitu orang menjadi nervous,
merasakan kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan pada emosi, proses berfikir
dan kondisi fisik individu. Secara singkat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh
stress kerja dapat berupa:
1. Kepuasan kerja rendah
2. Kinerja yang menurun
3. Semangat dan energi menjadi hilang
4. Komunikasi tidak lancar
5. Pengambilan keputusan jelek
6. Kreatifitas dan inovasi kurang
7. Bergulat pada tugas-tugas yang tidak produktif.
8. Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun operasional kerja
9. Menurunkan tingkat produktivitas
10.Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan. Kerugian finansial yang
dialami
Dampak stress juga dapat berakibatkan pada perusahaan. Dalam hal ini sebuah
organisasi dapat dianalogikan sebagai tubuh manusia. Jika salah satu dari anggota tubuh
itu terganggu, maka akan menghambat keseluruhan gerak, menyebabkan seluruh tubuh
merasa sakit dan menyebabkan individunya tidak dapat berfungsi secara normal.
Demikian pula jika banyak di antara karyawan di dalam organisasi mengalami stress
kerja, maka produktivitas dan kesehatan organisasi itu akan terganggu. Jika stress yang
dialami oleh organisasi atau perusahaan tidak kunjung selesai, maka sangat berpotensi
mengundang penyakit yang lebih serius. Bukan hanya individu yang bisa mengalami
penyakit, organisasi pun dapat memiliki apa yang dinamakan Penyakit Organisasi.
Namun pada taraf tertentu stress juga dapat berpengaruh yang menguntungkan bagi
perusahaan. Dalam hal ini, stress diharapkan akan rnemacu karyawan untuk dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan scbaik-baiknya. Reaksi terhadap stress dapat merupakan
reaksi bersifat psikis maupun fisik. Jika tidak ada stress, tantangan-tantangan kerja juga
tidak ada, dan prestasi kerja cenderung rendah. Sejalan dengan meningkatnya stress,
prestasi kerja cenderung naik, karena strees membantu karyawan untuk mengerahkan
segala sumber daya dalam memenuhi berbagai persyaratan atau kebutuhan pekerjaan.
Dalam hali ini, Stress merupakan suatu rangsangan sehat untuk mendorong para
karayawan untuk memberikan tanggapan pekerjaan. Biasanya pekerja atau karyawan
yang stress akan menunjukkan perubahan perilaku. Perubahan perilaku tcrjadi pada din
manusia sebagai usaha mengatasi stres. Usaha mengatasi stres dapat berupa perilaku
melawan stres (flight) atau freeze (berdiam diri). Dalam kehidupan sehari-hari ketiga
reaksi ini biasanya dilakukan secara bergantian, tergantung situasi dan bentuk stres.

2.3 Hubungan Stress dengan SDM


Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset utama yang sangat besar pengaruhnya
terhadap kemajuan perusahaan. Wuisan (2007: 128) mendefinisikan sumber daya manusia
adalah unsur yang sangat menentukan dalam aktivitas suatu perusahaan. Manajemen harus
memberi perhatian penting terhadap sumber daya manusia karena tanpa adanya sumber daya
manusia pihak manajemen tidak dapat melakukan usaha dalam meningkatkan produktivitas.
Kualitas sumber daya manusia dengan memperhatikan karyawan terutama segala
kebutuhannya dalam pencapaian hasil atau output yang maksimal dan berkualitas. Seperti
masalah-masalah yang muncul baik secara internal maupun eksternal karena hal ini akan
mempengaruhi cara karyawan dalam bekerja. Masalah yang sangat berkaitan dalam
mengurangi tekanan yang dialami karyawan, pemenuhan persepsi atau penilaian rasa puas
karyawan yang dapat menyebabkan tinggi rendahnya produktivitas kerja karyawan di suatu
organisasi. Stres yang dialami karyawan dalam organisasi muncul karena adanya sikap
karyawan dalam proses menyelesaikan pekerjaannya dikarenakan karyawan mengalami
gangguan baik secara fisik maupun psikologi yang berlebihan. Stres kerja dengan tingkat
tertentu akan menstimulasi tubuh untuk dapat meningkatkan kemampuannya untuk bereaksi.
Karyawan atau individu kemudian sering melakukan tugas mereka dengan lebih baik, lebih
intensif, atau lebih cepat. Stres kerja dengan kata lain pada taraf tertentu akan mampu
meningkatkan produktivitas karyawan namun bila dibiarkan berlarut dapat menurunkan
tingkat produktivitas kerja. Ardana, dkk (2009) dalam Faliza (2011: 32) menyatakan bahwa
salah satu alasan mengapa stres perlu untuk dipahami adalah stres berhubungan erat dengan
produktvitas. Karyawan yang mengalami stres kerja tidak dapat bekerja secara optimal
sehingga akan memberi dampak yang negatif pada hasil kerjanya atau dengan kata lain
karyawan tidak dapat mengoptimalkan hasil kerjanya. Hariandja (2002) dalam Wuisan
(2007: 132) mengemukakan bahwa stres kerja merupakan suatu situasi yang mungkin dialami
manusia pada umumnya dan karyawan pada khususnya di dalam organisasi atau perusahaan.
Stres menjadi masalah yang penting karena situasi itu dapat mempengaruhi kepuasan kerja
dan produktivitas kerja.
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir
dan kondisi seseorang.
2. Dampak stress ada yang menguntungkan (positif) maupun merugikan (negatif) bagi
perusahaan. Dampak negatif stres kerja pada karyawan, yaitu reaksi terhadap stress
dapat merupakan reaksi bersifat psikis maupun fisik. Namun pada taraf tertentu stress
juga dapat berpengaruh yang menguntungkan bagi perusahaan. Dalam hal ini, stress
diharapkan akan rnemacu karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan
scbaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA

http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/03/stres-dan-kepuasan-kerja.html

https://shandy07.files.wordpress.com/2010/12/kedisiplinan-stres-dan-kepuasan-kerja.pdf

http://ejournal.unesa.ac.id/article/5220/56/article.pdf

Anda mungkin juga menyukai