(ITP)
IDIOPATIK TROMBOSITOPENI PURPURA
Diajukan guna melengkapi tugas Kepaniteraan Klinik
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah dr.SoedjatiPurwodadi
Disusun Oleh:
Melly Aji Ningrum
30101306993
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2017
1
LEMBAR PENGESAHAN
REFKAS
(ITP)
Oleh :
30101306993
Pembimbing,
2
KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : An. Rk
b. Usia : 9 th
IDENTITAS ORANGTUA
a. Nama Ayah : Tn. M
b. Usia : 30 th
c. Pekerjaan : Petani
d. Nama Ibu : Ny D
e. Usia : 29 th
f. Pekerjaan : Ibu rumah Tangga
a. ANAMNESIS
Dilakukan secara allo-anamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 3 November
2017 di bangsal Bougenville RSUD Rr Soedjati Purwodadi:
a. Keluhan Utama
Bercak kemerahan di kulit seluruh tubuh
3
e. Riwayat Sosial Ekonomi
Ayah seorang Petani. Ibu sebagai ibu rumah tangga. Menanggung 2 anak
yang belum mandiri. Biaya pengobatan ditanggung jamkesda. Pasien
kelas 3
g. Riwayat Persalinan
Anak Perempuan lahir dari ibu G1P1A0 , usia kehamilan 40 minggu, lahir
secara normal di rumah, menangis kuat, berat badan lahir 3500 gram,
panjang badan saat lahir ibu lupa, lingkar kepala dan lingkar dada saat lahir
ibu lupa.
4
Kesan : normal
Kesan : Normoweight
Perkembangan :
5
i. Riwayat Imunisasi
0-7 hari : Hb0
1 bulan : BCG dan Polio 1
2 bulan : DPT, HB, Polio 2
3 bulan : DPT, HB, Polio 3
4 bulan : DPT, HB, Polio 4
9 bulan : Campak
b. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : tampak purpura seluruh tubuh
Kesadaran : compos mentis
a. Tanda Vital
i. Nadi : 106 x/menit, reguler, isi tegangan cukup
ii. Pernapasan : 20 x/menit, reguler, adekuat
iii. Suhu : 36,8 0 C
iv. TD : 120/70 mmHg
b. Status Generalis
i. Kepala : kesan mesocephal, UUB datar, rambut hitam tidak mudah
dicabut.
ii. Mata : conjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata
cekung (-/-), reflek pupil (+/+), pupil isokor
iii. Telinga : normotia, low set ear (-), discharge (-)
iv. Hidung : secret (-), napas cuping hidung (-)
v. Mulut : bibir kering (-), lidah kotor (-), tepi hiperemis(-) lidah
tremor, pernapasan mulut (-) perdarahan gingiva (+)
vi. Kulit : hipopigmentasi (-), hiperpigmentasi (-), ptekie (+)
Purpura (+)
vii. Leher : pembesaran KGB (-), trachea terdorong (-)
viii. Thorax :
Inspeksi : Hemithorax dextra dan sinistra simetris inspirasi
dan ekspirasi, retraksi costa (-)
Palpasi : Areola mamae teraba, papilla mamae (+/+)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba dengan 1 jari dari ICS 5 linea
midclavikula 2 cm ke medial, pulsus parasternal (-),
pulsus epigastrium (-)
6
Perkusi :
Kanan jantung : ICS 5 linea sternalis dextra
Atas jantung : ICS 2 linea parasternal sinistra
Pinggang jantung : ICS 3 linea parasternalis sinistra
Kiri jantung :ICS 5 linea midclavicula 2 cm ke medial
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, bising (-)
Kesan: Normal
Paru
Inspeksi : Pengembangan hemithoraks simetris
Palpasi : Sterm fremitus simetris
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), Rhonki basah kasar (-/-),
Wheezing(-/-)
Kesan : Bronkopneumonia
ix. Abdomen
Inspeksi : Datar.
Auskultasi : Peristaltik (+), bising usus (+)
Perkusi : Tymphani di seluruh kuadran
Palpasi : Supel (+), nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba besar,
tugor kulit normal
Kesan: Normal
x. Ekstremitas
Superior Inferior
Edema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Capillary refill time < 2/ < 2 < 2/ < 2
Kesan: Normal
A. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi (02/11/2017)
Ht 36,2 35-47%
Kesimpulan : trombositopenia
7
Tanggal 3-11-2017
Kesimpulan : trombositopenia
Tanggal 4- 11-2017
Kesimpulan : trombositopenia
B. DAFTAR MASALAH
Anamnesis
Kemerahan dan gosong seluruh kulit
Gusi berdarah
Riwayat demam
Pemeriksaan Fisik
Perdarahan gingiva
Ptekie (+)
Purpura (+)
Px. Penunjang
Trombositopenia
C. DIAGNOSIS BANDING
- HSP
- DHF
D. DIAGNOSIS SEMENTARA
ITP
E. INITIAL PLANNING
Initial Plan Diagnosis:
Pemeriksaan sumsum tulang
Initial Plan Terapi:
Infus RL 15 tpm
Metilprednisolon 2 x tab
Kalinex 3 x 250 mg
8
Initial Plan Monitoring
Monitoring KU, kesadaran, suhu, frekuensi jantung, dan frekuensi
pernapasan.
Monitoring gejala klinis
Monitor lab darah
Monitoring respon terapi
Monitoring komplikasi
F. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
9
Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP)
A. PENDAHULUAN
Dalam tubuh seseorang yang menderita ITP, sel-sel darahnya kecuali sel darah
merah berada dalam jumlah yang normal. Sel darah merah (Platelets) adalah sel-sel
sangat kecil yang menutupi area tubuh paska luka atau akibat teriris/terpotong dan
kemudian membentuk bekuan darah. Seseorang dengan sel darah merah yang terlalu
sedikit dalam tubuhnya akan sangat mudah mengalamiluka memar dan bahkan
mengalami perdarahan dalam periode cukup lama setelah mengalami trauma luka.
Kadang bintik-bintik kecil merah (disebut Petechiae) muncul pula pada permukaan
kulitnya. Jika jumlah sel darah merah ini sangat rendah, penderita ITP bisa juga
mengalami mimisan yang sukar berhenti, atau mengalami perdarahan dalam organ
ususnya.(1)
10
konvensional dalam pengobatan ITP. Pengobatan akan sangat ditentukan oleh
keberhasilan mengatasi penyakit yang mendasari ITP sehingga tidak mengakibatkan
keterlambatan penanganan akibat pendarahan fatal., atau pun penanganan-penangan
pasien yang gagal atau relaps.(2)
B. DEFINISI
Trombosit berbentuk bulat kecil atau cakram oval dengan diameter 2-4m.
Trombosit dibentuk di sumsum tulang dari megakariosit, sel yang sangat besar dalam
susunan hemopoietik dalam sumsum tulang yang memecah menjadi trombosit, baik
dalam sumsum tulang atau segera setelah memasuki kapiler darah, khususnya ketika
mencoba untuk memasuki kapiler paru. Tiap megakariosit menghasilkan kurang lebih
4000 trombosit (Ilmu Penyakit Dalam Jilid II). Megakariosit tidak meninggalkan sumsum
tulang untuk memasuki darah. Konsentrasi normal trombosit ialah antara 150.000 sampai
350.000 per mikroliter. Volume rata-ratanya 5-8fl. Dalam keadaan normal, sepertiga dari
jumlah trombosit itu ada di limpa.
Jumlah trombosit dalam keadaan normal di darah tepi selalu kurang lebih konstan. Hal ini
disebabkan mekanisme kontrol oleh bahan humoral yang disebut trombopoietin. Bila
jumlah trombosit menurun, tubuh akan mengeluarkan trombopoietin lebih banyak yang
merangsang trombopoiesis. Di dalam sitoplasma trombosit terdapat faktor-faktor aktif
seperti : .(2)
1. molekul akin dan miosin, sama seperti yang terdapat dalam sel-sel otot, juga protein
kontraktil lainnya, yaitu tromboplastin, yang dapat menyebabkan trombosit
berkontraksi; .(2)
2. sisa-sisa retikulum endoplasma dan aparatus golgi yang mensintesis berbagai enzim
dan menyimpan sejumlah besar ion kalsium; .(2)
3. mitokondria dan sistem enzim yang mampu membentuk adenosin trifosfat dan
adenosin difosfat (ADP); .(2)
4. sistem enzim yang mensintesis prostaglandin, yang merupakan hormon setempat
yang menyebabkan berbagai jenis reaksi pembuluh darah dan reaksi jaringan
setempat lainnya; .(2)
5. suatu protein penting yang disebut faktor stabilisasi fibrin; .(2)
6. faktor pertumbuhan yang dapat menyebabkan penggandaan dan pertumbuhan sel
endotel pembuluh darah, sel otot polos pembuluh darah, dan fibroblas, sehingga dapat
11
menimbulkan pertumbuhan sel-sel untuk memperbaiki dinding pembuluh yang rusak.
Pada permukaan membran sel trombosit terdapat glikoprotein yang menyebabkan
trombosit dapat menghindari pelekatan pada endotel normal dan justru melekat pada
dinding pembuluh yang terluka, terutama pada sel-sel endotel yang rusak, dan bahkan
melekat pada jaringan kolagen yang terbuka di bagian dalam pembuluh. Membran
juga mengandung banyak fosfolipid yang berperan dalam mengaktifkan berbagai hal
dalam proses pembekuan darah.
Masa hidup trombosit 8 sampai 12 hari, setelah itu proses kehidupannya berakhir.
Trombosit itu kemudian diambil dari sirkulasi, terutama oleh sitem makrofag
jaringan; lebih dari separuh trombosit diambil oleh makrofag dalam limpa.
Penyebab dari kekurangan trombosit tidak diketahui (idiopatik). Penyakit ini diduga
melibatkan reaksi autoimun, dimana tubauh menghasilkan antibodi yang menyerang
trombositnya sendiri. Meskipun pembentukan trombosit di sumsum tulang
meningkat, persediaan trombosit yang ada tetap dapat memenuhi kebutuhan tubuh.
Pada sebagian besar kasus, diduga bahwa ITP disebabkan oleh sistem imun tubuh.
Secara normal sistem imun membuat antibodi untuk melawan benda asing yang
masuk ke dalam tubuh. Pada ITP, sistem imun melawan platelet dalam tubuh sendiri.
Alasan sistem imun menyerang platelet dalam tubuh masih belum diketahui. .(2)
C. ETIOLOGI
Berdasarkan etiologi, ITP dibagi menjadi 2 yaitu primer (idiopatik) dan sekunder.
Berdasarkan awitan penyakit dibedakan tipe akut bila kejadiannya kurang atau sama
dengan 6 bulan (umumnya terjadi pada anak-anak) dan kronik bila lebih dari 6 bulan
(umunnya terjadi pada orang dewasa). .(2)
D. PATOFISIOLOGI
12
E. MANIFESTASI KLINIS
Hidung mengeluarkan darah atau pendarahan pada gusi. Ada darah pada urin dan
feses. Beberapa macam pendarahan yang sukar dihentikan dapat menjadi tanda ITP.
Termasuk menstruasi yang berkepanjangan pada wanita. Pendarahan pada otak jarang
terjadi, dan gejala pendarahan pada otak dapat menunjukkan tingkat keparahan penyakit.
Jumlah platelet yang rendah akan menyebabkan nyeri, fatigue (kelelahan), sulit
berkonsentrasi, atau gejala yang lain. .(2,3)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sumsum tulang biasanya memberikan gambaran yang normal, tetapi jumlah dapat
pula bertambah, banyak dijumpai megakariosit muda berinti meta megalialuriosit satu,
setoplasma lebar dan granulasi sedikit jarang ditemukan, sehingga terdapat malnutrition
arrest pada stadium megakariosit. .(4)
G. TERAPI
Terapi ITP lebih ditujukan untuk menjaga jumlah trombosit dalam kisaran aman
sehingga mencegah terjadinya pendarahan mayor. Selain itu, terapi ITP didasarkan pada
berapa banyak dan seberapa sering pasien mengalami pendarahan dan jumlah platelet.
Terapi untuk anak-anak dan dewasa hampir sama. Kortikosteroid (ex: prednison) sering
digunakan untuk terapi ITP. kortikosteroid meningkatkan jumlah platelet dalam darah
dengan cara menurunkan aktivitas sistem imun. Imunoglobulin dan anti-Rh
imunoglobulin D. Pasien yang mengalami pendarahan parah membutuhkan transfusi
platelet dan dirawat dirumah sakit .(2).
Terapi awal prednisoon atau prednison dosis 0,5-1,2 mg/kgBB/hari selama 2 minggu.
respon terapi prednison terjadi dalam 2 minggu dan pada umumnya terjadi dalam minngu
13
pertama, bila respon baik dilanjutkan sampai 1 bulan, kemudian tapering.
Imunoglobulin intravena (IgIV). Imunoglobulin intravena dosis 1g/kg/hr selam 2-3 hari
berturut-turutndigunakan bila terjadi pendarahan internal, saat AT(antibodi trombosit)
<5000/ml meskipun telah mendapat terapi kortikosteroid dalam beberapa hari atau
adanya purpura yang progresif. Pendekatan terapi konvensional lini kedua, untuk pasien
yang dengan terapi standar kortikosteroid tidak membaik, ada beberapa pilihan terapi
yang dapat digunakan . Luasnya variasi terapi lini kedua menggambarkan relatif
kurangnya efikasi dan terapi bersifat individual. .(2)
2. Metiprednisolon
Metilprednisolon dosis tinggi dapat diberikan pd ITP anak dan dewasa yang
resisten terhadap terapi prednison dosis konvensional. Dari hasil penelitian
menggunakan dosis tinggi metiprednisolon 3o mg/kg iv kemudian dosis
diturunkan tiap 3 hr samapi 1 mg/kg sekai sehari. .(2)
3. IgIV dosis tinggi
Imunoglobulin iv dosis tinggi 1 mg/kg/hr selama 2 hari berturut-turut, sering
dikombinasi dengan kortikosteroid, akan meningkatkan AT dengan cepat. Efek
samping, terutama sakit kepala, namun jika berhasil maka dapat diberikan secara
intermiten atau disubtitusi dengan anti-D iv.(2,5)
4. Anti-D iv
Dosis anti-D 50-75 mg/ka/hr IV. Mekanisme kerja anti-D yakni destruksi sel
darah merah rhesus D-positif yang secara khusus diberikan oleh RES terutama di
lien, jadi bersaingdengan autoantibodi yang menyelimuti trombosit melalui Fc
reseptor blockade. .(2,5)
5. Alkaloid vinka
Misalnya vinkristin 1 mg atau 2 mg iv, vinblastin 5-10 mg, setiap minggu selama
4-6 minggu. .(2)
6. Danazol
Dosis 200 mg p.o 4x sehari selama sedikitnya 6 bulan karena respon sering
lambat. Bila respon terjadi, dosis diteruskan sampai dosis maksimal sekurang-
kurangnya hr 1 tahun dan kemudian diturunkan 200mg/hr setiap 4 bulan.
7. Immunosupresif dan kemoterapi kombinasi.(2)
Imunosupresif diperlukan pada pasien yang gagal beresponsdengan terapi lainya.
Terapi dengan azatioprin (2 mg kg max 150 mg/hr) atau siklofosfamiddenga
sebagai obat tunggal dapat dipertimbangkan dan responya bertandng tertahan
sampai 5%..(2)
8. Dapsone
Dosis 75 mg p.o per hari, respon terjadi dalam 2 bulan. Pasien harus diperiksa
G6PD, karena pasien dengan kabar G6PD yang rendah mempunyai risiko
hemolisis yang serius. .(2)
14
H. PENCEGAHAN
Lakukan terapi yang benar untuk infeksi yang mungkin dapat berkembang.
Konsultasi ke dokter jika ada beberapa gejala infeksi, seperti demam. Hal ini penting
bagi pasien dewasa dan anak-anak dengan ITP yang sudah tidak memiliki limfa..(2)
DAFTAR PUSTAKA
1. ITP : Idiopathic Trombositopeni Purpura. American Academy of Family Physicians
(review/updated: 05/06).Available at : http://www.dranak.com
2. Idiopatik Trombositopeni Purpura (ITP). Available at
: http://www.anainformationcenter.com
3. Idiopatik Trombositopeni Purpura. Bahan kuliah Ilmu kesehatan Anak. Fakultas
Kedokteran Unhas. Makassar. 2004
4. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta. 1985.
5. Behrman RE., et.el. Platelet and Blood Vessel Disorders. Nelson Textbook of
Pediatrics 17th Edition Saunders.2004
15