Anda di halaman 1dari 25

Implementasi Sistem Pembiayaan Kesehatan

1. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)


Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah tata cara penyelenggaraan program
Jaminan Sosial oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial adalah bentuk perlindungan sosial untuk
menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang
layak. Dengan demikian, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan
di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme
Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang -
Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya
adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi,
sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang
layak.
a. Prinsip -prinsip SJSN
1) Prinsip kegotong-royongan
Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu
membantu peserta yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit
atau yang berisiko tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit. Hal ini
terwujud karena kepesertaan SJSN bersifat wajib untuk seluruh penduduk, tanpa
pandang bulu. Dengan demikian, melalui prinsip gotong royong jaminan sosial
dapat menumbuhkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2) Prinsip Nirlaba
Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
adalah nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented). Sebaliknya, tujuan
utama adalah untuk memenuhi sebesar besarnya kepentingan peserta. Dana yang
dikumpulkan dari masyarakat adalah dana amanat, sehingga hasil
pengembangannya, akan di manfaatkan sebesar -besarnya untuk kepentingan
peserta.
3) Prinsip Pportabilitas
Prinsip portabilitas jaminan sosial dimak sudkan untuk memberikan jaminan
yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan atau
tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4) Prinsip Kepesertaan Bersifat Wajib


Kepesertaan wajib dimaksudkan agar selu ruh rakyat menjadi peserta
sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh
rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan
pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program.

5) Prinsip dana amanat


Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada
badan -badan penyelenggara untuk dikelola sebaik -baik nya dalam rangka
mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.

6) Prinsip hasil pengelolaan Dana


Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan
untuk sebesar- besar kepentingan peserta.
Dapus : BUKU PEGANGAN SOSIALISASI Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional
(http://www.depkes.go.id/resources/download/jkn/buku-pegangan-sosialisasi-
jkn.pdf)
2. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan & perlindungan dalam memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran /
iurannya dibayar oleh Pemerintah.

1) Pembiayaan
Iuran Jaminan Kesehatan Nasional sejumlah uang yang dibayarkan secara
teratur oleh peserta, pemberi kerja dan / pemerintah untuk program Jamkes
(Perpres No. 12 thn 2013 tentang Jaminan Kesehatan)
Peserta PBI Jamkes dibayar oleh Pemerintah
Peserta pekerja penerima upah dibayar oleh pemberi kerja & pekerja
Iuran jaminan kesehatan bagi peserta pekerja bukan penerima upah &
peserta bukan pekerja dibayar oleh peserta yang bersangkutan

2) Lembaga Penyelenggara JKN


Jaminan Kesehatan Nasional diselenggarakan oleh BPJS kesehatan yang
merupakan badan hukum publik milik negara yang bersifat non profit dan
bertanggungjawab kepada Presiden. (Perpres no. 12 th 2013 tentang JKN)
Dapus:
(http://www.jkn.kemkes.go.id/attachment/unduhan/BAHAN%20PAP
ARAN%20JKN.pdf)
3. BPJS Kesehatan ( Badan Penyelenggara Jaminan Sosial )
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS ) Kesehatan adalah Badan
hukum yang di bentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan
(Depkes RI, 2012).

1) Kepesertaan
Peserta tersebut meliputi: Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN dan
bukan PBI JKN dengan rincian sebagai berikut:
a. Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir
miskin dan orang tidak mampu.
b. Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin
dan orang tidak mampu

Pembiayaan

3.3.1. Iuran

Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara


teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja, dan/atau Pemerintah untuk program
Jaminan Kesehatan (pasal 16, Perpres No. 12/2013 tentang Jaminan
Kesehatan).

3.3.2. Pembayar Iuran

a. bagi Peserta PBI, iuran dibayar oleh Pemerintah.


b. bagi Peserta Pekerja Penerima Upah, Iurannya dibayar oleh Pemberi
Kerja dan Pekerja.
c. bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan
Pekerja iuran dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.
d. Besarnya Iuran Jaminan Kesehatan Nasional ditetapkan melalui
Peraturan Presiden dan ditinjau ulang secara berkala sesuai dengan
perkembangan sosial, ekonomi, dan kebutuhan dasar hidup yang
layak.

Dafpus : PANDUAN PRAKTIS TENTANG KEPESERTAAN DAN


PELAYANAN KESEHATAN YANG DISELENGGARAKAN OLEH
BPJS KESEHATAN BERDASARKAN REGULASI YANG SUDAH
:(https://bpjs-
kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/a9c04aa825ffc12d24aeee668747f284.pdf)
1. Tarif Kapitasi dan Non Kapitasi
1.1 Definisi
Tarif kapitasi adalah besaran biaya perbulan yang dibayarkan/
ditanggungkan dimuka oleh bpjs kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama
dalam pelayanan kesehatan, meknismenya ialah berdasarkan jumlah
kepesertaan yang terdaftar pada faskes tingkat pertama tersebut tanpa
memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
Tarif non kapitasi adalah besaran biaya klaim yang dibayarkan oleh bpjs
kesehatan kepada faskes tingkat pertama berdasarkan jenis dan jumlah
pelayanan kesehatan yang diberikan.
1.2 Implementasi
Meruntut dalam Permenkes 52 th 2014 pasal (3) bahwasanya implentasi
tarif kapitasi dapat diberikan kepada FKTP yang melakukan pelayanan
sebagai berikut:
a) administrasi pelayanan;
b) promotif dan preventif;
c) pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
d) tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif
e) obat dan bahan medis habis pakai; dan
f) pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama.
Sedangkan pelayanan non kapitasi dapat diberikan kepada faskes tingkat
pertama yang memberikan pelayanan sebagai berikut:
a) pelayanan ambulans;
b) pelayanan obat program rujuk balik;
c) pemeriksaan penunjang pelayanan rujuk balik;
d) pelayanan penapisan (screening) kesehatan tertentu termasuk
pelayanan terapi krio untuk kanker leher rahim;
e) rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi medis;
f) jasa pelayanan kebidanan dan neonatal yang dilakukan oleh bidan
atau dokter, sesuai kompetensi dan kewenangannya; dan
g) pelayanan Keluarga Berencana di FKTP
1.3 Besaran Tarif Kapitasi
Besaran tarif kapitasi yang di tetapkan di faskes tingkat pertama
merupakan hasil kesepakatan antara BPJS kesehatan dengan Asosisai
pelayananan kesehatan setempat dengan mempertimbangkan sumber daya
manusia, kelengkapan sarana dan prasarana, lingkup pelayanan,dan
komitmen pelayanan.
Kriteria dan besaran pembayaran yang termasuk dalam jenis pembayaran
kapitasi adalah
a. puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara sebesar Rp3.000,00 -
Rp6.000,00 per peserta per bulan
b. rumah sakit Kelas D Pratama, klinik pratama, praktik dokter, atau
fasilitas kesehatan yang setara sebesar Rp8.000,00) - Rp10.000,00
per peserta per bulan
c. praktik perorangan dokter gigi sebesar Rp2.000,00 per peserta per
bulan.
1.4 Besaran Tarif Non Kapitasi
Pelaksanaan tarif non kapitsi ialah pembebanan tarif jasa pelayana di luar
tarif kapitsi, beberapa pelayanan dalam kategori pada pasal (3) diberikan
dengan memiliki jenis pelayanannya masing-masing yang tertuang dalam
bagian tiga:
Pasal (6) pelayanan ambulans : Penggantian biaya pelayanan diberikan
pada ambulans darat dan ambulans air bagi pasien dengan kondisi tertentu
antar fasilitas kesehatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penetapan tarif ditentukan oleh pemerintah daerah dan mengacu pada letak
geografis wilayah
Pasal (7) pelayanan obat rujuk balik : obat yg diberikan untuk penyakit
krionis seperti, diabetes, SLE, diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung,
asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), epilepsi, gangguan
kesehatan jiwa kronik, stroke. Dasar penetapan harga ditetpakan dari
pelayanan kefarmasian dikali harga obat E-catalog
Pasal (8) pelayanan penunjang : pelayanan yang diberikan oleh FKTP
meliputi pemeriksaan gula darah sewaktu; pemeriksaan gula darah puasa
(GDP); pemeriksaan gula darah Post Prandial (GDPP); pemeriksaan HbA1c;
pemeriksaan kimia darah
Pasal (9) pelayanan screening : pelayanan penunjang dengan melakuakan test
screening yang meliputi IVA, PapSmear dan gula darah.
Dapus : JUDUL?(
http://djsn.go.id/storage/app/uploads/public/58c/289/ae5/58c289ae5
6557376336337.pdf
)
1.5 Pemanfaatan Dana Kapitasi
Termuat dalalam Perpes 32 th 2014 pasal 12 menegaskan bahwa Dana
kapitasi dimanfaatkan seluruhnya untuk jasa pelayanan kesehatan dan
dukungan biaya operasional, sebesar 60 % dari total penerimaan dana
kapitasi ditetpkan untuk pembiayaan jasa pelayanan dan sisanya untuk
operasional, dukungan dana operasional meliputi biaya obat, alat kesehatan,
bahan medis habis pakai.
Dapus : (Judul?)
http://djsn.go.id/storage/app/uploads/public/58c/289/ae5/58c289ae5
6557376336337.pdf
2. INA-CBG
2.1 Deinisi:
INA-CBG merupakan sistem pembayaran dengan sistem "paket",
berdasarkan penyakit yang diderita pasien. Rumah Sakit akan mendapatkan
pembayaran berdasarkan tarif INA CBGs yang merupakan rata-rata biaya
yang dihabiskan oleh untuk suatu kelompok diagnosis.
2.2 Tarif:
Dasar pengelompokkan tarif dengan menggunakan :
a. ICD- 10 Untuk diagnose (14.500 kode)
b. ICD-9 Untuk prosedur/ tindakan (7.500 kode)
Tarif INA-CBGs terdiri dari 1.077 kode CBG yang terdiri dari 789 rawat
inap dan 288 rawat jalan dengan tiga tingkat keparahan. Untuk pelaksanaan
program JKN BPJS Kesehatan, Tarif INA-CBGs dikelompokan dalam 6
jenis RS, yaitu
1. Tarif RS kelas A,
2. Tarif RS B,
3. Tarif RS C, dan
4. Tarif RS D,
5. Tarif RS Umum Rujukan Nasional dan
6. Tarif RS Khusus Rujukan Nasional.
Tarif INA-CBGs juga disusun berdasarkan perawatan kelas 1, 2, dan 3.
Sebelumnya, dalam Jamkesmas yang ada hanya tarif INA-CBGs untuk kelas
3.Dengan sistem tersebut, pembiayaan kesehatan lebih efektif dan mutunya
meningkat.
Mengenai tarif baru, evaluasi dan penyesuaian tarif baru INA-CBGs pada
39 kelompok tarif sudah dilakukan Kementerian Kesehatan. Tarif pada 39
kelompok yang dinilai terlalu rendah itu lalu dinaikkan. Diantaranya, layanan
bedah ortopedi, bedah saraf, dan layanan rawat jalan dengan pemeriksaan
penunjang. Untuk mengompensasi kenaikan sebagian tarif itu, 60 kelompok
rawat inap yang dinilai terlalu tinggi diturunkan sehingga keseimbangan
pendapatan dan pembiayaan terjaga.
2.3 Kelebihan dan Kekurangan INA CBGs:
KELEBIHAN KEKURANGAN
Pembayaran lebih adil sesuai Kurangnya kualitas koding akan
komplesitas pelayanan menyebabkan ketidaksesuaian proses
Provider
Proses klaim cepat pengelompokan kasus

Kualitas pelayanan baik Pengurangan kuantitas pelayanan


Pasien
Dapat memilih provider dengan Provider merujuk keluar/ RS lain
pelayanan terbaik
Terdapat pembagian risiko keuangan
dengan provider
Memerlukan monitoring pasca klaim
Pembayar Biaya administrasi lebih rendah
Mendorong peningkatan system
informasi

Pembayaran INA CBGs menjadi pilihan dalam implementasi JKN karena:


1. Mendorong pengendalian biaya
2. Mendorong pelayanan kesehatan tetap bermutu dan sesuai standar
3. Membatasi pelayanan kesehatan yang tidak diperlukan
4. Mempermudah administrasi klaim
5. Mendorong provider untuk melakukan pengendalian biaya

Peraturan Presiden Replubik Indonesia No. 27 Tahun 2014


Tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesian Case Base Groups
(INA-CBGs)
Pasal 1,2,3 Tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesian Case Base Groups
(INA-CBGs)
Petunjuk teknis Sistem Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs)
merupakan acuan bagi fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, BPJS Kesehatan
dan pihak lain yang terkait mengenai metode pembayaran INACBGs dalam
pembayaran penyelenggaraan Jaminan Kesehatan berlaku pada tanggal 1
Januari 2014. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita
Negara Republik Indonesia.
Bedasarkan UU Peraturan Presiden
No.12 tahun 2013: Pasal 39 Ayat
1,2,3 Cara Pembayaran Fakes
BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan
tingkat pertama secara praupaya berdasarkan kapitasi atas jumlah Peserta
yang terdaftar di Fasilitas Kesehatan tingkat pertama dengan rujukan tingkat
lanjutan berdasarkan cara Indonesian Case Based Groups (INA-CBGs).
Besaran kapitasi INA-CBGs ditinjau sekurang-kurangnya setiap 2 (dua)
tahun sekali oleh Menteri.

Dapus:
JUDUL: Perubahan Tarif INA CBgs Membuat Biaya Kesehatan Lebih Efektif
(https://bpjs-
kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/2b67b6556b028d910d2ee8df4245e886.p
df) JUDUL:Peraturan Presiden Replubik Indonesia No. 27 Tahun 2014
Tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs)
http://djsn.go.id/storage/app/uploads/public/58d/349/951/58d34995147dd874
167249.pdf JUDUL: Peraturan Presiden Replubik Indonesia No. 12 Tahun
2013 Tentang Jaminan Kesehatan
http://www.jkn.kemkes.go.id/attachment/unduhan/Perpres%20No.%2012%2
0Th%202013%20tt g%20Jaminan%20Kesehatan.pdf

=======================================================
============== KEBUTUHAN
TAMBAHAN
Semua anggota mencari sistem pembiayaan di luar negeri
=========================================================
============
Pembiayaan Kesehatan di Negara Lain Wujud Cinta Negara pada
Rakyatnya
Pembiayaan kesehatan sungguh tak bisa dipandang sebelah mata. Jika
tak dilakukan dengan benar dan teliti maka hanya akan membebani industri,
yang ujung-ujungnya, menghambat laju perputaran roda ekonomi.
Setidaknya, Amerika sudah membuktikannya. Sang Paman Sam kurang jeli
dalam menghitung pembiayaan kesehatan. Dalam White House Paper yang
dibacakan dalam upaya mewujudkan Health care Reform ini, Bill Clinton
berupaya melakukan upaya perbaikan akan tingginya biaya kesehatan meski
hingga pemerintahan Bush saat ini belum nampak benar hasilnya. Gara-gara
biaya kesehatan yang selangit menjadikan suramnya wajah dunia industri.
Jelas saja, betapa industri mobil Amerika toh musti rela disalip
Negeri Matahari Terbit, Jepang. Harga mobildari sisi komponen biaya
kesehatan karyawan ak-hirnya membuat jalanan Amerika tak pernah sepi dari
mobil-mobil buatan Jepang. Bagaimana tidak, Jepang mampu memproduksi
satu unit mobil dengan harga cuma US$ 600 saja sementara Amerika
mencapai US$ 1.200. Menurut dr. Sulastomo, MPH, Ketua Tim Sistem
Jaringan Sosial Nasional (SJSN), sistem pembiayaan kesehatan yang tidak
dilakukan dengan benar akan membebani industri. Seperti yang terjadi di
Amerika, tingginya komponen biaya kesehatan menjadikan barang produksi
negara tersebut tidak kompetitif
Amerika Serikat
Amerika menjadi satu-satunya negara yang menerapkan asuransi
kesehatan komersial bagi rakyatnya, di mana mereka bebas menentukan
pilihan, termasuk bebas tidak berasuransi. Meski akhirnya jumlah perusahaan
asuransi kesehatan menjamur namun biaya operasional sangat besar, premi
menukik tajam setiap tahun, tingginya unnecessary utilization karena system
pembiayaan fee for services maupun mutu pelayanan kesehatan yang
meragukan meski penggunaan teknologi canggih bukan lagi hal baru.
Tingginya biaya kesehatan yang mencapai 12% GNP menyebabkan biaya
kesehatan menjadi beban berat secara ekonomis. Biaya produksi barang dan
jasa menjadi tinggi karena tingginya biaya komponen kesehatan. Langkah
strategis pun dibuat. Tahun 1973 Pemerintah federal AS menerbitkan Health
Maintenance Organization (HMO-ACT), sebuah undang-undang yang
bermaksud mengerem pertumbuhan conventional health insurance. Tahun
1984 Ronald Reagan menetapkan pembayaran berdasarkan DRGs
(Diagnostic Related Groups) untuk program medicare dan medicaid.
Kemudian tahun 1992, Presiden Clinton melancarkan Health Care
Reformdalam upaya memenuhi janji kampanyenya, karena di Amerika isu
kesehatan memang paling laku dijual.
Korea Negeri Ginseng
Korea dianggap sebagai negara dengan perkembangan program
asuransi kesehatannya yang tumbuh sangat cepat. Kurang dari 20 tahun,
seluruh penduduknya tercakup program asuransi kesehatan sosial. Tahun
1973, dengan pendapatan per kapita US$1.000 per tahun, langkah Korea
diawali pada diwajibkannya pelaksanaan asuransi kesehatan melalui Dekrit
Presiden. Pendekatannya adalah pelaksanaan program asuransi kesehatan
secara bertahap dimulai dari kelompok tempat kerja dengan jumlah tenaga
kerja yang besar. Penyelenggaraan
program asuransi kesehatan ditangani Medical Insurance Society yang
berjumlah lebih dari 200 buah namun sejak tahun 1976 mereka semua
tergabung dalam National Federation of Medical Insurance.
India
Kualitas pembiayaan kesehatan memang menjadi satu hal penting
bagi negara berkembang, tak terkecuali India. Negeri cantik pemilik istana
Taj Mahal ini menganggarkan Rs
103.00 atau sekitar 5,2% dari GDP. Di sana, terdapat lima bentuk
pembiayaan kesehatan yaitu private insurance, social insurance, employer-
provider cover, community insurance schemes dan government healthcare
spend. Namun pada kenyataannya, lebih dari 60% masyarakat India yang
masih tergolong miskin menerapkan sistem out of pocket spending , di mana
pembiayaan kesehatan tidak dianggarkan sebelumnya dan menjadikannya
tidak efisien.

1. Kanada
Kanada merupakan satu Negara yang tergabung dalam Organisation
Economic Country Development (OECD) dengan jumlah penduduk pada
tahun 2007 sebesar 32.777.304 Jiwa, dengan income perkapita US $ 39.135.
Belanja kesehatan Kanada adalah 9,8% dari GDP. Kontribusi Pemerintah
Kanada dan membelanjakan dana kesehatan dibandingkan total belanja
kesehatan berturut-turut sebesar 70% (1.552/Kapita/tahun/WHO 2005).
Total belanja kesehatan Kanada per kapita adalah sebesar US $
3.173/kapita/tahun, dengan presentase belanja kesehatan Pemerintah Kanada
terhadap total belanja Pemerintah masing-masing sebesar 16%.
Kanada merupakan Negara federal dimana otoritas (kewanangan) dalam
pelayanan kesehatan berada di tingkat Provinsi agar Pemerintah pusat dapat
mendesak Pemerintah Provinsi untuk pendanaan kesehatan, maka Pemerintah
federal membuat Canadian Health Act.
Undang-Undang kesehatan menjelaskan bahwa tidak ada alasan
rakyat Kanada tidak mendapatkan pelayanan kesehatan walaupun mereka
tidak mempunyai uang untuk membayar pelayanan kesehatan
Bentuk jaminan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah kanda diberikan
dalam bebrapa bentuk model asuransi:
1. Jaminan Hari Tua (Old Age Security/OAS) ditujukan bagi mereka
yang berusia 65 tahun. Seorang warga negara atau penduduk
permanen Kanada yang telah tinggal di Kanada selama 40 tahun
setelah berusia 18 tahun memenuhi syarat untuk mendapatkan
pensiunan PAS secara penuh. Para pensiunan yang gajinya kecil
atau tidak memiliki gaji sama sekali dapat memenuhi syarat untuk
menerima Tambahan Gaji Terjamin ( Guaranteed Income
Supplement/GIS ). Jika berusia antara 60 hingga 64 tahun,
pasangan dari pensiun yang berpenghasilan rendah atau sudah
meninggal memenuhi syarat untuk menerima Tunjangan Suami
Istri (Spouses Allowance/SPA).
2. Asuransi pekerjaan

Pembayaran Asuransi Pekerjaan ( Employment Insurance/EI )


dilakukan dengan memotong gaji seseorang. Agar memenuhi
syarat, seseorang harus bekerja selama jangka waktu minimum
(jangka waktu yang diwajibkan bergantung pada tempat anda
tinggal dan tingkat pengangguran di wilayah tersebut) dan
kehilangan pekerjaan bukan karena kesalahan sendiri. Misalnya,
jika alasan menganggur adalah karena melahirkan atau
mengadopsi, masuk pada program pelatihan nasional, berbagai
kerja, atau pelatihan kerja Setelah jangka waktu tertentu, jika
seseorang belum bisa mendapatkan pekerjaan, tunjangan El akan
dihentikan dan orang tersebut harus menunjukkan permohonan
bantuan sosial.
2. Australia

Di australia sistem jaminan kesehatan diberikan kepada masyarakatnya


dalam beberapa betuk asuransi yang diberikan pemerintah untuk
menjamin derajat kesehatan warga negaranya, hal tersebut diberikan
pemrintah dalam dua jenis asuransi yang dapat diikuti oleh warga
negaranya, yaitu:
1. Medical care ( Medicare)
Sejak tahun 1973 dengan UU Asuransi Nasional Pemerintah Australia
memberikan jaminan pelayanan komprehensive kepada seluruh
penduduk baik yang berada di Australia maupun
negara tetangga disebut MEDICARE yang dikelola oleh Health
Insurance Commisioner di tingkat negara Federal.
Pemerintah Australia menyediakan bantuan untuk biaya medis,
optometri dan rumah sakit tertentu dan perawata gigi gratis ( perawatan
tertertentu) melalui sebuah program yang dikenal sebagai Medicare.
Persyaratan untuk Medicare, dapat mengunjungi kantor Australia
Medicare setempat dengan membawa paspor, surat perjalanan dan visa
tetap. Jika semua persyaratan dipenuhi, akan diberikan nomor kartu
Medicare sementara untuk digunakan sampai kartu pasien diterima
melalui pos dalam waktu kira-kira 3 minggu. Dalam kebanyakan hal,
Pasien akan harus membayar untuk perawatan medis dan kemudian
menerima manfaat dari Medicare.

Centrelink Health Care Card


Tunjangan asuransi yang diberikan kepada penduduk berpenghasilan
rendah yang terhitung selama delapan minggu masih memiiki pengahasilan
dibawah standar, maka mereka memenuhi syrat untk mendapatkan Centrelink
Health Care Card. Kartu ini akan memberikan hal untuk berbagai macam
konsesi, termasuk biaya obat-obatan dan layanan kesehatan (dokter, dokter
gigi, ambulans). Bahkan walaupun memiliki Health Care Card, masih perlu
menunjukkan Medicare card untuk semua perawatan dasar rumah sakit dan
obat-obatan dalam hubungannya dengan Health Care Card.
Penduduk yang dapat memenuhi syarat hanya jika total pendapatan di
bawah batas yang berlaku disetiap pembayaran dari Departemen Urusan
Veteran atau Departemen Human Services dapat dimasukkan untuk menilai
total pendapatan mereka. Batas penghasilan bervariasi tergantung pada
apakah penduduk lajang atau bermitra dan berapa banyak tergantung anak
yang mereka miliki.
.
Dapus:
JUDUL: TREND PEMBIAYAAN KESEHATAN DI BERBAGAI NEGARA
http://gamel.fk.ugm.ac.id/pluginfile.php/50333/mod_resource/content/1/Tren
d%20Pembiayaan% 20Kesehatan%20di%20Berbagai%20Negara.pdf
Sistem Kesehatan
http://www.health.qld.gov.au/multicultura
l/public/qld_ind.pdf

ini sepertinya sudah lengkap tapi kurang menggambarkan bagaimana


implementasi dari pembiayaannya

MONGGO KALAU ADA UNEG UNEG ISI KONTEN YANG PERLU


PENAMBAHAN ATAU PENGURANGAN DAPAT DIUTARAKAN DI
BAWAH INI ------------------------------------------------------------------------ vvvvvvvvvvvvvvvvvv
1. BRIAN : tidak ada ,,, mungkin hanya perlu disaring saja ini yang mau
dipakai untuk yang luar negeri yang negara mana...

Anda mungkin juga menyukai