5. Health Education
Pendidikan Pasien CAPD
Pasien diberi pengajaran untuk melkasanakan sendiri CAPD setelah kondisinya secara
medis dianggap stabil. Pelajaran dapat diberikan secara rawat jalan atau rawat inap.
Biasanya latihan CAPD memerlukan waktu 5 hari hingga 2 minggu.
1. Program Latihan
Selama periode latihan pasien diajarkan tentang materi anatomi dan fisiologi dasar
ginjal, proses penyakit; prosedur terapi pertukaran; komplikasi yang mungkin terjadi
serta respon yang tepat terhadap komplikasi tersebut; pemeriksaan tanda-tanda vital;
perawatan kateter, teknik membasuh tangan yang baik; dan yang paling penting, siapa
yang harus dihubungi jika timbul suatu masalah serta kapan menghubunginya. Karena
konsekwensi peritonitis, pasien yang keluarganya harus mendapatkan pelajaran tentang
tanda-tanda peritonitis, tindakan preventif dan strategi penangan dini.
2. Terapi Diet
Perawat, ahli gizi dan pekerja social harus menemui pasien berserta keluarganya
selama periode latihan pada saat-saat tertentu sesudahnya. Informasi dan instruksi tentang
diet harus diberikan. Meskipun diet pada pasien dengan terapi CAPD merupakan diet
yang bebas, ada beberapa rekomendasi yang perlu disampaikan. Karena protein akan
hilang pada dialysis peritoneal kontinyu, maka pasien dianjurkan untuk mengonsumsi
makanan yang tinggi protein dengan gizi yang baik dan seimbang. Mereka juga
dianjurkan untuk meningkatkan asupan serat setiap hari untuk membantu mencegah
konstipasi yang dapat menghambat aliran cairan dialisat ke dalam atau keluar cavum
peritoneal. Pasien sering mengalami pertambahan berat badan sebanyak 1 1/2 hingga 2 1/2
kg dalam waktu 1 bulan setelah terapi CAPD dimulai; oleh sebab itu, pasien dapat
diminta untuk mengurangi asupan karbohidratnya untuk menghindari kenaikan berat
badan yang berlebihan. Pembatasan kalium, natrium dan cairan biasanya tidak
diperlukan.
3. Asupan Cairan
Pasien biasanya kehilangan 2 L cairan lebih atau diatas 8 L cairan dialisat yang
dinfuskan dedalam rongga abdomen selama periode 24 jam; keadaan ini memungkinkan
asupan cairan yang normal bahkan pada pasien yang anefrik (pasien tanpa ginjal).
4. Perawatan Tindak Lanjut
Pasien diajari menurut kemampuannya sendiri dan tingkat pengetahuannya untuk
belajar; banyaknya materi yang diberikan harus dapat dipahami pasien tanpa merasa
terganggu atau dijejalkan informasi yang berlebihan. Perawatan tindak lanjut melalui
telepon, kunjungan pasien ke klinik rawat jalan serta perawatan di rumah yang kontinyu
akan membantu pasien untuk beralih kepada parawatan di rumah dan berperan aktif
dalam perawatan kesehatannya sendiri. Kemampuan pasien apakah pilihannya yang
berkenan dengan terapi dialysis atau pengendalian tekanan darah sudah tepat, atau hanya
untuk membicarakan suatu masalah sederhana sering masih bergantung pada perawat.
Pasien mungkin akan dikunjungi oleh tim CAPD dalam klinik rawat jalan sekali dalam
sebulan atau lebih jika diperlukan. Prosedur pertukaran yang dilakukan sendiri oleh
pasien harus dievaluasi pada saat itu untuk memastikan apakah teknik aseptic yang ketat
masih dipatuhi. Selang yang digunakan untuk meneteskan cairan dialisat dapat diganti
oleh perawat, tim CAPD setiap 48 minggu sekali. Sekarang sudah ada selang yang
dapat dipasang dalam waktu lama hingga penggantian selang dapat dilakukan sampai 6
bulan sekali. Penggantian selang yang tidak sering akan menurunkan resiko kontaminasi
yang mungkin terjadi. Hasil pemeriksaan kimia darah harus terus diikuti dengan ketat
untuk memastikan apakah terapi tersebut adekuat bagi pasien. Memberikan umpan balik,
memberikan kesempatan untuk bertanya dan mendapatkan pengajaran tambahan.
Memberikan kesempatan dan semangat kepada pasien untuk mengungkapkan
keprihatinan, keraguan dan kecemasannya. (Brunner & Suddarth, 2001)
a. Pengkajian
b. Analisa Data
No Data Interpretrasi Masalah keperawatan
1 Ds : - Nyeri akut
Do :- CAPD
Post Operasi
Implus dibawa ke
kornudorsalis medulla
spinalis thalamus , korteks
serebri
Nyeri Akut
2 Ds : - Resiko Infeksi
CAPD
Do : -
Post
Operasi
Memudahkan
mikrorganisme luar
masuk ke dalam tubuh
Resiko Infeksi
3 Ds : - Defisiensi
Do : - CAPD Pengetahuan
Post Operasi
Defesiensi
pengetahuan
c. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko infeksi dengan faktor risiko prosedur invasive
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik ditandai dengan melaporkan
nyeri secara verbal, sikap melindungi area nyeri
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan ditandai dengan
pengungkapan masalah mengenai prosedur dan cara perawatan CAPD
Diagnosa Rencana Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan NIC Label : NIC Label : Pain Management
berhubungan keperawatan selama x 24 jam Pain Management 1. Mengetahui kualitas nyeri,
dengan agen diharapkan rasa nyeri kronis yang 1. Lakukan pengkajian nyeri mengetahui frekuensi, durasi
cedera fisik dirasakan pasien berkurang dengan secara komprehensif meliputi nyeri, intensitas atau
ditandai dengan kriteria hasil : lokasi, karakteristik, durasi, keparahan nyeri, dan cara
melaporkan nyeri frekuensi, kualitas, intensitas mengatasinya.
secara verbal, NOC Label : Pain Control atau keparahan nyeri dan faktor 2. Mengetahui tingkat nyeri
sikap melindungi 1. Pasien mampu mengenali nyeri presipitasi. misalnya dari ekspresi wajah
area nyeri (skala, intensitas, frekuensi, 2. Observasi reaksi nonverbal dari atau mimik pasien dan
lokasi dan lamanya nyeri ) ketidaknyamanan pasien. ketidaknyamanan pasien.
2. Pasien mampu menggunakan 3. Gunakan teknik komunikasi 3. Teknik komunikasi terapeutik
teknik non farmakologi yang terapeutik untuk mengetahui digunakan sebagai komunikasi
direkomendasikan pengalaman nyeri pasien. perawat dalam menggali
3. Pasien mampu mengatakan 4. Kontrol lingkungan yang dapat informasi mengenai riwayat
intensitas nyeri berkurang mempengaruhi nyeri seperti nyeri pasien
suhu ruangan, pencahayaan dan 4. Mengontrol lingkungan seperti
NOC Label : Pain Level kebisingan. suhu ruangan, pencahayaan
1. Skala nyeri pasien berkurang 5. Pilih dan lakukan penanganan dan kebisingan mampu
2. Rasa nyeri pasien berkurang nyeri (farmakologi, non mengurangi atau mencegah
ketika sedang melakukan farmakologi dan interpersonal) timbulnya rasa nyeri.
distraksi nyeri 6. Ajarkan tentang teknik non 5. Dengan memberikan pilihan
3. Pasien mampu mempertahankan farmakologis (distraksi dan dalam penanganan nyeri
tanda tanda vital dalam relaksasi) sehingga dapat menentukan
rentang normal ( T = 36,5-37,5 0 7. Berikan analgesik untuk manajemen nyeri yang tepat
C, TD = 120/80 mmHg, RR = mengurangi nyeri (sesuai untuk pasien
16-20x/menit, N = 60-100 instruksi dokter) 6. Dengan memberikan teknik
x/menit ) 8. Tingkatkan istirahat nonfarmakologis dapat
membantu mengalihkan
NIC Label : Analgesic
perhatian pasien terhadap rasa
administration
nyeri sehingga rasa nyeri
1. Mengetahui lokasi,
pasien akan terasa berkurang
karakteristik, kualitas, dan
misalnya latihan tarik nafas
derajat nyeri sebelum
dalam dan pengalihan seperti
memberikan pasien medikasi
menonton TV atau
2. Melakukan pengecekan
mendengarkan musik..
terhadap riwayat alergi
7. Analgesik adalah zat-zat yang
3. Memilih analgesik yang sesuai
mengurangi atau menghalau
atau kombinasikan analgesik
rasa nyeri tanpa
saat di resepkan analgesik lebih
menghilangkan kesadaran.
dari satu
Analgesik antiinflamasi
4. Memonitor tanda-tanda vital
diduga dapat bekerja
sebelum dan setelah diberikan berdasarkan penghambatan
analgesik dengan satu kali dosis sintesis prostaglandin
atau tanda yang tidak biasa (mediator nyeri)
dicatat perawat 8. Istirahat dapat membantu
5. Mengevaluasi keefektian dari meningkatkan kondisi pasien
analgesik menjadi lebih baik sehingga
rasa nyeri dapat berkurang.
3 Risiko infeksi Setelah diberikan asuhan NIC Label : Infection control NIC label: Infection Control
dengan faktor keperawatan selama x 24 jam 1. Observasi tanda-tanda 1. Mengetahui lebih awal
risiko prosedur diharapkan tidak terjadi tanda-tanda infeksi dan peradangan. apabila terdapat tanda
invasive infeksi : 2. Tingkatkan upaya infeksi
pencegahan dengan 2. Mencegah timbulnya
NOC Label: Risk control: mencuci tangan bagi semua infeksi nasokomial.
Infectious Process orang yang berhubungan 3. Mencegah terjadinya
1. Pasien bebas dari tanda dan dengan pasien, meskipun kontaminasi dari virus,
gejala infeksi pasien itu sendiri. bakteri dan jamur
2. Mendeskripsikan proses 3. Pertahankan teknik aseptik 4. Menurunkan kemungkinan
penularan penyakit, faktor yang prosedur invasif. terjadinya infeksi.
mempengaruhi penularan serta 4. Berikan perawatan kulit 5. Nutrisi optimal dan
penatalaksanaanya dengan teratur dan sungguh- keseimbangan cairan akan
sugguh, massage daerah menguatkan integritas
yang tertekan. Jaga kulit jaringan
tetap kering, linen tetap
kering dan kencang. NIC Label: Infection Protection
5. Perbaiki asupan nutrisi dan 1. Untuk mengetahui apakah
cairan yang adekuat terjadi tanda-tanda infeksi
pada pasien atau tidak
NIC Label: Infection Protection 2. Mengetahui tanda dan
1. Inspeksi kulit pasien dari gejala infeksi dapat
kemerahan, panas yang digunakan indikator dalam
ekstrim dan drainase menentukan penanganan
2. Ajarkan pasien dan yang tepat sebelum infeksi
keluarga mengenai tanda lebih meluas.
dan gejala dari infeksi serta
kapan harus melaporkan
pada perawat
3 Defisiensi Setelah dilakukan asuhan Nic Label : Teaching : Disease Process
pengetahuan keperawatan selama x 24 jam Teaching : Disease Process 1. Dengan Menggali level
berhubungan diharapkan pasien membaik 1. Kaji tingkat pengetahuan pengetahuan mengenai
dengan kurang dengan criteria hasil : pasien penyakit kepada pasien,
pajanan ditandai NOC Label : 2. Jelaskan tentang penyakit perawat dapat melakukan
dengan Knowledge: Disease Process yang dialami pasien intervensi yang tepat
pengungkapan Dengan kriteria hasil: (penyebab, faktor resiko, 2. Dengan menjelaskan
masalah mengenai a. Klien mengetahui penyebab dampak yang ditimbulkan, mengenai patofisiologi
prosedur dan cara dan faktor yang berkontribusi gejala dan tanda penyakit penyakit dan manifestasi
perawatan CAPD terhadap terjadinya penyakit 3. Tanya kepada pasien usaha klinis nya, diharapkan pasien
b. Mengetahui tanda dan gejala apa yang sudah dilakukan tidak bingung lagi mengenai
dari penyakit untuk memanajemen gejala penyakitnya
c. Klien mengetahui faktor risiko yang muncul 3. Usaha memanajemen gejala
d. Klien dapat menggunakan 4. Jelaskan kepada pasien gaya diperlukan sebelum muncul
strategi untuk meminimalisir hidup yang baik lagi gejala lainnya
laju penyakit 5. Jelaskan pilihan terapi yang 4. Gaya hidup merupakan salah
e. Dapat mengetahui dampak dapat pasien pilih satu faktor resiko munculnya
psikososial penyakit pada diri penyakit
sendiri dan keluarga 5. Dengan penjelasan terapi
pasien mampu memutuskan
untuk menaati pengobatan
yang dijalankan nantinya
e. Evaluasi
No Diagnose Evaluasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera S: Pasien mengatakan nyeri berkurang
fisik ditandai dengan melaporkan nyeri secara O: Skala nyeri pasien berkurang
verbal, sikap melindungi area nyeri A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan kondisi pasien serta
lanjutkan intervensi penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan
interpersonal)